Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 22

1

Kesulitan Pelaksanaan Model Bimbingan dan


Konseling Perkembangan, Faktor-Faktor yang Melatar
Belakangi, dan Alternatif Pengatasannya, Pada Guru-Guru BK
SMP di Kota Surakarta Tahun 2011 1)

Oleh: Soeharto dan Soetarno 2)

ABSTRACT

Soeharto, et.al. THE DIFFICULTY OF DEVELOPMENTAL GUIDANCE


AND COUNSELING IMPLEMENTATION, FACTORS THAT CAUSING,
AND THE ALTERNATIVES OF SOLUTION, ON GUIDANCE AND
COUNSELING THEACHERS IN SECONDARY SCHOOL AT SURAKARTA
CITY IN 2011.
The goals of this research are for: (1) to know the Guidance and Counseling
Teacher difficulties in implementing of Developmental Guidance and Counseling
model, (2) to know the factors causing it, and (3) formulate appropriate solution in
order to Guidance and Counseling Teachers be able good in implementing it.
The populations is all of Secondary School Guidance and Counseling Teacher
in Surakarta city, and the sample is a part of those populations that is 31 persons.
For collecting data is used questionaire as a mayor technique and interview as
supplement technique. And for data analysis is used the combination of statistics
technique-percentation and qualitative analysis.
The results of this research are: (1) about 50% of Secondary Scholl Guidance
and Counseling Teachers in Surakarta city has difficulties in implementing
Developmental Guidance and Counseling model, (2) the most difficulties is on
guidance basic services component, and followed the support system component,
responsive services, and individual planing component.
The factors that cause it are followes. Related to guidance basic service, are:
(1) no guidance material for each develomental task, (2) no special time for to do
it, (3) no guide for true administration, (4) monoton material, and (5) the guidance
material is heavy. Related to responsive services, are: (1) don't understand to
responsive services consept, (2) a little experience with true procedure in
counseling practice, (3) no student parent attentation for their. Related to the
individual planing, are: (1) don't understand to individual planing consept, (2) no
works paper (LKS) of individual planing. Related to support system, the
difficulties in implementing Guidance and Counseling model are: (1) don't
understand to support system consept, (2) no capasity to propose the guidance and
counseling budget to head of school for staffing development, facilities, etc (3) the
facilties not adequate, (4) school situation and condition not adequate, (5) no head
of school follow-up to guidance and counseling program. Relevan to those factors,
so solution alternative are: (1) the Guidance and Counseling Teachers neccesary
to know what Developmental Gauidance and Counseling proactively through
2

read, seminar/training about Developmental Guidance and Counseling, (2)


Educational office and Guidance and Counseling Teacher Groups neccesary to
built the cooperation with Guidance and Counseling Departement of Sebelas
Maret University in realizing the training of Developmental Guidance and
Counseling model.

Kata kunci: kesulitan, model bimbingan dan konseling perkembangan, melatar


belakangi, pengatasan
1. Hasil penelitian kelompok dengan biaya dari DIPA BLU FKIP UNS Tahun
Anggaran2011
2. Dosen pada Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan IP FKIP UNS

A. PENDAHULUAN atau layanan kurikulum bimbingan,


(2) layanan responsif, (3) layanan
Model Bimbingan dan
perencanaan individual, dan (4)
Konseling Perkembangan merupakan
dukungan sistem.
model bimbingan dan konseling
Sebelum model bimbingan
yang berorientasi pada layanan
dan konseling ini diterapkan,
kepada para siswa dalam mencapai
bertahun-tahun para Guru BK SMP
atau menguasai tugas-tugas
termasuk Guru BK SMP di Kota
perkembangannya. Model Bim-
Surakarta sudah terbiasa dengan
bingan dan Konseling ini relatif
layanan bimbingan dan konseling
belum lama diluncurkan oleh
yang lama yang biasa dinamai
pemerintah c.q. Direktorat Pen-
Bimbingan dan Konseling Pola 17.
didikan Dasar dan Menengah, yang
Istilah Pola 17 menunjuk pada
berarti pula relatif belum lama
program-program bimbingan dan
dilaksanakan oleh para Guru BK
konseling yang berjumlah 17. Para
(Konselor) khususnya SMP;
Guru BK sudah sangat familiar
termasuk oleh Guru BK SMP di
dengan pola 17, terlepas apakah
Kota Surakarta. Model Bimbingan
sudah dapat melaksanakannya secara
dan Konseling Perkembangan
baik atau belum.
memiliki 4 komponen program ,
Dari pengamatan secara
yakni komponen-komponen pro-
sekilas, masih dijumpai Guru-guru
gram: (1) layanan dasar bimbingan
BK SMP belum familiar dengan
3

model Bimbingan dan Konseling sekolah, guru, dan orang tua siswa
Perkembangan, bahkan ada yang dalam kerjasama yang merupakan
bertanya-tanya apakah program- suatu tim bimbingan dan
program bimbingan dan konseling konseling.
yang berjumlah 17 itu (pola 17) Dalam model Bimbingan dan
sudah tidak dilaksanakan lagi, dan Konseling Perkembangan me-
lain sebagainya. Dari fenomena kecil mungkinkan Guru Pembimbing atau
namun mendasar itulah pada Konselor untuk memfokuskan
akhirnya mendorong peneliti untuk perhatiannya tidak sekedar pada
melakukan penelitian tentang: gangguan emosional siswa,
Kesulitan pelaksanaan Model melainkan lebih mengupayakan
Bimbingan dan Konseling pencapaian tujuan dalam kaitannya
Perkembangan, faktor-faktor yang dengan tugas-tugas perkembangan
melatar belakangi, dan alternatif siswa, menjembatani tugas-tugas
pengatasannya, pada Guru-guru BK perkembangan yang muncul pada
SMP di Kota Surakarta tahun 2011. saat tertentu, dan meningkatkan
Bimbingan dan Konseling sumber daya serta kompetensi
Perkembangan adalah layanan konselor dalam memberikan bantuan
bimbingan dan konseling yang kepada upaya pencapaian tugas
dirancang dengan memfokuskan perkembangan siswa secara optimal.
pada kebutuhan, kekuatan/ Kebutuhan akan layanan bimbingan
kelemahan, minat, dan isue-isue dan konseling perkembangan di
yang berkaitan dengan tahapan sekolah, muncul dari adanya
perkembangan siswa dan merupakan karakteristik dan masalah-masalah
bagian penting dan integral dari perkembangan siswa. Pendekatan
keseluruhan program pendidikan. perkembangan dalam bimbingan dan
Bimbingan dan konseling per- konseling di sekolah dipandang
kembangan lebih mengutamakan sangat tepat, karena pendekatan ini
pertumbuhan aspek positif dari setiap lebih berorientasi pada pengem-
individu daripada orientasi pada bangan lingkungan atau ekologi
penanganan krisis. Dalam perkembangan siswa.
implementasinya melibatkan kepala
4

Terkait dengan tugas aspek: pribadi, sosial, belajar, dan


perkembangan siswa, bahwa yang karir; atau terkait dengan
dimaksud dengan tugas per- pengembangan pribadi konseli
kembangan adalah suatu tugas yang sebagai makhluk yang berdimensi
muncul pada saat atau sekitar suatu biopsikososiospiritual (biologis,
periode tertentu dari kehidupan psikis, sosial, dan spiritual).
individu, yang jika berhasil dalam Dalam pelaksanaan bim-
pencapaiannya akan menimbulkan bingan dan konseling perkembangan,
kebahagiaan dan membawa Guru Pembimbing atau Konselor
keberhasilan dalam melaksanakan melibatkan tim kerja, bukan bekerja
tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi sendiri. Bimbingan dan konseling
kalau gagal, akan menimbulkan perkembangan dirancang dengan
ketidak bahagiaan, tidak diterima sistem terbuka, dengan demikian
oleh masyarakat, dan mengalami penyempurnaan dan modifikasi dapat
kesulitan dalam menghadapi tugas- dilakukan setiap saat sepanjang
tugas berikutnya (A developmental diperlukan. Bimbingan dan
tasks is a tasks which arises at or konseling perkembangan me-
about a certain periode in the life of ngintegrasikan berbagai pendekatan,
the individual, succesfull dan orientasinya multi budaya,
achievement of which leads to his sehingga tidak mencabut klien dari
happiness and to success with later akar budayanya. Tidak fanatik
tasks; while failure leads to menolak suatu teori, melainkan
unhappiness an the individual, meramu apa yang terbaik dari
disapproval by the society, and masing-masing teori.
difficulty with later tasks) (Havigurst, Muro & Kottman (1995:50 -
1953:2). 53) mengemukakan bahwa
Atas dasar itulah maka bimbingan dan konseling
implementasi bimbingan dan perkembangan adalah program
konseling di sekolah/madrasah bimbingan dan konseling yang
diorientasikan kepada upaya mengandung prinsip-prinsip sebagai
memfasilitasi perkembangan potensi berikut: (1) bimbingan dan konseling
individu/konseli, yang meliputi diperlukan oleh seluruh siswa. (2)
5

bimbingan dan konseling per- teori belajar, (11) bimbingan dan


kembangan memiliki fokus pada konseling perkembangan mempunyai
kegiatan belajar siswa, (3) Guru sifat fleksibel dan sekuensial.
Pembimbing atau Konselor dan Guru Model Bimbingan dan
adalah fungsionaris bersama dalam Konseling Perkembangan me-
program bimbingan dan konseling mungkinkan konselor untuk
perkembangan, (4) Kurikulum yang memfokuskan tidak sekedar terhadap
diorganisasikan dan direncanakan, gangguan emosional klien,
merupakan bagian penting dalam melainkan lebih mengupayakan
program bimbingan dan konseling pencapaian tujuan dalam kaitannya
perkembangan, (5) program dengan penguasaan tugas-tugas
bimbingan dan konseling perkembangan, menjembatani tugas-
perkembangan peduli pada tugas yang muncul pada saat
penerimaan diri, pemahaman diri, tertentu, dan meningkatkan sumber
dan peningkatan diri, (6) bimbingan daya dan kompetensi dalam
dan konseling perkembangan lebih memberikan bantuan terhadap pola
peduli pada pengembangan yang perkembangan yang optimal dari
terarah daripada akhir perkembangan klien (Blocher, 1987:79) Menurut
yang definitif, (7) bimbingan dan Myrick, dalam Muro dan Kottman
konseling perkembangan yang (1995:49), Bimbingan dan Konseling
berorientasi pada tim (team Perkembangan didasarkan pada
oriented) menuntut pelayanan dari asumsi bahwa sifat manusia secara
konselor profesional, (8) bimbingan invidual bergerak secara urut dan
dan konseling perkembangan peduli secara positif menuju peningkatan
dengan identifikasi awal akan diri (developmental guidance and
kebutuhan khusus siswa, (9) counseling are based on the premise
bimbingan dan konseling that human nature moves individuals
perkembangan peduli pada sequentially and positively toward
penerapan psikologi, (10) bimbingan self-enhancement). Model bimbingan
dan konseling perkembangan dan konseling ini juga memiliki
memiliki kerangka dasar psikologi asumsi bahwa potensi individu
anak, perkembangan anak, dan teori- merupakan aset yang berharga bagi
6

kemanusiaan. Dorongan dari dalam in school. Education may be


ini memerlukan kesepakatan dengan conceived as the effort of the society,
kekuatan dalam lingkungan. through the school, to help the
Pengembangan kemanusiaan individual echieve certain of
merupakan interaksi individual di developmental tasks. The second use
mana ia berpijak pada peraturan, of concept is the timing of
perundangan, dan nilai-nilai yang educational efforts. When the body is
saling melengkapi. ripe, and society requires, and the
Menurut Blocher (1974:5), self is ready to achieve a certain
asumsi dasar Bimbingan dan tasks, the teachable moment has
Konseling Perkembangan yaitu come.
perkembangan individu akan Mengacu pada dua alasan
berlangsung dalam interaksi yang Havighurst tersebut dan menurut
sehat antara individu dengan sudut pandang bimbingan dan
lingkungannya. Asumsi ini konseling, pemahaman akan tugas-
membawa dua implikasi pokok bagi tugas perkembangan siswa adalah
pelaksanaan bimbingan dan sangat berguna bagi pengembangan
konseling di sekolah, yakni: (1) program bimbingan dan konseling;
perkembangan adalah tujuan karena sangat membantu dalam: (1)
bimbingan dan konseling, (2) menemukan dan menentukan tujuan
interaksi yang sehat merupakan suatu program bimbingan dan konseling,
Iklim perkembangan yang harus (2) menentukan kapan upaya
dikembangkan oleh Guru bimbingan dan konseling dapat
Pembimbing (Konselor). dilakukan. Bimbingan dan Konseling
Pemahaman akan tugas-tugas Perkembangan bertolak dari asumsi
perkembangan siswa, sangat berguna bahwa penghargaan yang positif dan
bagi pendidik. Havighurst (1961:5) sikap respek terhadap martabat
mengemukakan dua alasan manusia (human dignity) merupakan
pentingnya pemahaman akan tugas- aspek yang amat penting dalam
tugas perkembangan bagi pendidik, masyarakat. Guru Pembimbing
yaitu: First, it helps in discovering (Konselor) mempunyai tugas untuk
and stating the purposes of education mengembangkan potensi dan
7

keunikan individu secara optimal yang menunjang pencapaian semua


dalam perubahan masyarakat yang tugas-tugas perkembangan siswa
menggelobal. Dalam program dalam semua indikatornya, melalui
Bimbingan dan Konseling Per- bimbingan informatif secara klasikal
kembangan atau Bimbingan dan atau kelompok. Layanan Responsif
Konseling yang komprehensif, pada dasarnya layanan intervensi
diharapkan siswa memperoleh yang berupa kegiatan menanggapi
ketrampilan yang penting dan siswa-siswa yang mengalami krisis
relevan untuk dapat memberikan dan yang memerlukan bantuan
kontribusi terhadap masyarakat yang khusus, serta pencegahan akan
memiliki aneka budaya. kemungkinan kesulitan dalam
Bimbingan dan Konseling membuat pilihan. Di samping itu,
Perkembangan memiliki 4 (empat) layanan ini juga berupa menanggapi
komponen program, yakni: layanan kepedulian dan kebutuhan siswa
dasar bimbingan atau layanan dalam jangka pendek yang terjadi
kurikulum bimbingan, layanan dan dirasakan pada saat ini. Dalam
responsif, layanan perencanaan layanan responsif ini, peranan Guru
individual, dan dukungan sistem Pembimbing (Konselor) adalah
(Gysbers & Henderson, dalam Muro memberikan layanan konseling
& Kottman, 1995:5). Layanan Dasar individual/kelompok; berkonsultasi
Bimbingan atau Layanan Kurikulum dengan guru, kepala sekolah, dan
Bimbingan adalah rencana personil sekolah lainnya, serta orang
bimbingan yang berisi hal-hal tua siswa berkaitan dengan penangan
umum yang perlu dikembangkan siswa; dan mengkoordinasikan
pada seluruh siswa melalui layanan berbagai strategi intervensi kepada
bimbingan dalam membantu siswa siswa; serta merujuk siswa ke ahli
mengembangkan ketrampilan hidup lain jika perlu. Adapun isi bimbingan
dan perilaku efektif. Adapun hal-hal yang dikemas ke dalam komponen
umum yang merupakan isi layanan responsif ini adalah topik-
bimbingan yang dikemas ke dalam topik selektif dan prioritas dari
komponen layanan dasar aspek-aspek tugas perkembangan
bimbingan ini adalah bimbingan yang tingkat ketercapaiannya masih
8

jauh dari optimal atau yang masih yang perlu diberikan ditujukan
sangat rendah. Layanan Perencanaan kepada: pengembangan program
Individual pada dasarnya merupakan bimbingan dan konseling termasuk
layanan bantuan untuk semua siswa pengelolaan anggaran, bahan-bahan,
dalam membuat dan melaksanakan dan fasilitas; pengembangan staf;
perencanaan pribadi, sosial, pemanfaatan sumber daya
pendidikan/belajar, dan karir. Tujuan masyarakat; dan pengembangan
utama layanan ini adalah membantu dan/atau penataan kebijakan,
siswa-siswa belajar memahami prosedur, dan petunjuk tertulis.
pertumbuhan dan perkembangannya, Terhadap program-program pen-
membuat perencanaan dan didikan lainnya, dukungan yang
melaksanakannya untuk menuju perlu diberikan ditujukan kepada:
tujuan perkembangan yang hendak perencanan perbaikan sekolah,
dicapainya. Dalam layanan penetapan pengelolaan tempat,
perencanaan individual ini, peranan kegiatan administratif yang
konselor adalah memandu seluruh berhubungan dengan bimbingan,
siswa dalam memahami, membuat kerjasama dengan program-program
perencanaan, dan melaksanakannya pendidikan vokasional dan
untuk mencapai tujuan per- pendidikan khusus. Dengan kata lain,
kembangan yang ditetapkannya, dukungan sistem ini diarahkan
dalam forum kegiatan bimbingan kepada upaya penataan sistem
kelompok atau klasikal. Komponen manajemen untuk meningkatkan
program dukungan sistem mem- kualitas layanan bimbingan dan
berikan bantuan kepada staf konseling.
Bimbingan dan Konseling di dalam Jadi, dalam meng-
melaksanakan tiga komponen implementasikan komponen-
layanan di atas, dan kepada personil komponen program Bimbingan dan
sekolah lainnya memberikan bantuan Konseling Perkembangan (layanan
di dalam melaksanakan program- dasar bimbingan, layanan reponsif,
program pendidikan lainnya di layanan perencanaan individual, dan
sekolah. Terhadap layanan dukungan sistem) tersebut,
bimbingan dan konseling, dukungan menggunakan strategi pelayanan
9

yang sesuai diantara berikut ini: (1) Penelitian ini bertujuan


layanan orientasi, (2) layanan untuk: (1) mengetahui kesulitan-
informasi, (3) layanan penempatan kesulitan yang dialami oleh para
dan penyaluran, (4) bimbingan Guru BK dalam melaksanakan
klasikal, (5) bimbingan kelompok, model Bimbingan dan Konseling
(6) konseling individual, (7) Perkembangan, (2) mengetahui
konseling kelompok, (8) bimbingan faktor-faktor yang melatar belakangi
teman sebaya, (9) kunjungan rumah, timbulnya kesulitan tersebut, dan (3)
(10) konferensi kasus, (11) merumuskan alternatif pengatasan
pengembangan media, (12) yang sesuai agar para Guru BK
instrumentasi, (13) penilaian nantinya dapat melaksanakannya
individual atau kelompok, (14) dengan baik.
kolaborasi guru, (15) kolaborasi
B. METODE PENELITIAN
orang tua, (16) kolaborasi ahli lain,
(17) konsultasi, (18) akses informasi
Penelitian ini dilaksanakan di
dan teknologi, (19) sistem
SMP Negeri dan Swasta di Kota
manajemen, (20) evaluasi,
Surakarta yang peneliti yakini telah
akuntabilitas, (21) pengembangan
mengimplementasikan model
profesi; menurut kesesuaiannya
Bimbingan dan Konseling Per-
(Ditjen PMPTK Depdiknas, 2007).
kembangan. Informasi ini diperolah
Dengan demikian, masalah
dari Musyawarah Guru BK (MGBK)
dalam penelitian ini adalah: (1)
yang secara routin me-ngadakan
kesulitan apa yang dialami oleh para
pertemuan membahas hal-hal yang
Guru BK dalam melaksanakan
berhubungan dengan tugas mereka
model Bimbingan dan Konseling
sebagai Guru Bimbingan dan
Perkembangan? (2) Faktor-faktor apa
Konseling (Konselor).
saja yang melatar belakangi kesulitan
Sebagai subyek penelitiannya
tersebut? (3) Alternatif pengatasan
adalah Guru-Guru Bimbingan dan
kesulitan apa saja yang tepat
Konseling (Konselor) di sekolah-
dilakukan agar para Guru BK
sekolah tersebut yang secara
tersebut dapat melaksanakannya
keseluruhan (populasi) berjumlah
dengan baik?
100 orang , sedangkan yang djadikan
10

responden adalah sebagian dari Perkembangan maupun yang baru


populasi (sampel) sebanyak 31 saja, dan lain-lain.
orang. Adapun sampling yang Untuk mengumpulkan data
digunakan adalah purposive tersebut di atas dipergunakan teknik
sampling. pengumpulan data yang disebut
Data yang dikumpulkan angket sebagai teknik utamanya dan
dalam penelitian ini adalah kesulitan- interviu sebagai teknik
kesulitan yang dialami Guru pelengkapnya. Angket yang
Bimbingan dan Konseling dalam digunakan adalah angket jenis
melaksanakan model Bimbingan dan terbuka-tertutup, yaitu bentuk angket
Konseling Perkembangan, terutama yang susunannya di samping sudah
kesulitan dalam meng- disediakan alternative - alternatif
implementasikan setiap komponen jawabannya juga memberi
programnya, yakni komponen kesempatan kepada responden untuk
program: layanan dasar bimbingan memberikan jawaban lain yang
atau layanan kurikulum bimbingan, berbeda dengan alternatif jawaban
layanan responsif, layanan yang telah disediakan. Ini semua
perencanaan individual, dan dimaksudkan agar responden dapat
dukungan sistem serta faktor-faktor lebih leluasa dalam memberikan
yang melatar belakangi timbulnya jawaban sesuai dengan keadaan yang
kesulitan-kesulitan tersebut. sebenarnya, sesuai dengan alasan
Sedangkan sumber datanya adalah yang senyatanya tanpa dibatasi oleh
dari Guru Bimbingan dan Konseling alternatif jawaban yang disediakan.
(Konselor) itu sendiri dengan segala Teknik interviu digunakan untuk
kondisinya, seperti: yang latar mengkonfirmasi jawaban-jawaban
belakang pendidikannya dari dalam angket yang kurang jelas atau
bimbingan dan konseling maupun meragukan.
yang bukan, yang pengalaman Data yang terkumpul dari
kerjanya sudah banyak maupun yang penggunaan teknik angket yang
belum banyak, yang sudah agak lama dilengkapi dengan teknik interviu,
mengimplementasikan model dianalisis dengan perpaduan antara
Bimbingan dan Konseling teknik analisis kuantitatif yakni
11

statistik-persentase dengan teknik Angket yang terdiri atas


analisis kualitatif. Dalam sejumlah pertanyaan tersebut untuk
penggunaan teknik analisis ini, memperoleh informasi tentang
peneliti menghitung berapa banyak Kesulitan Pelaksanaan Model
jenis kesulitan yang sama dibagi Bimbingan dan Konseling
dengan jumlah responden dikalikan Perkembangan yang mencakup
100 %, pada setiap komponen komponen program (1) Pelayanan
program BK Perkembangan. Atas Dasar, (2) Pelayanan Responsif, (3)
dasar persentase setiap jenis Perencanaan Individual, dan (4)
kesulitan, lalu disimpulkan jenis Dukungan Sistem.
kesulitan yang paling banyak atau Angket yang telah diisi oleh
kesulitan pada umumnya dan jenis para responden dan dikirim kembali
kesulitan lainnya yang persentasenya kepada peneliti menghasilkan data
di bawahnya. berwujud jawaban responden tentang
kesulitan pelaksanaan model
C. HASIL PENELITIAN DAN
bimbingan dan konseling per-
PEMBAHASAN
kembangan, kususnya di Sekolah
Menengah Pertama Kota Surakarta.
Pengumpulan data penelitian
Jumlah Angket yang dikirim kembali
ini digunakan teknik angket yang
kepada peneliti sejumlah 31 buah
terdiri atas sejumlah pertanyaan yang
dari sejumlah angket yang dikirim
harus dijawab oleh responden.
kepada responden.
Responden penelitian ini adalah
Bedasarkan sejumlah angket
Guru Bimbingan dan Konseling atau
yang diterima kembali peneliti yang
Konselor Sekolah Menengah
berisi jawaban responden, yaitu Guru
Pertama Kota Surakarta.
Bimbingan dan Konseling Sekolah
Berdasarkan kesepakatan dengan
Menengah Pertama Kota Surakarta
Musyawarah Guru Bimbingan dan
tentang kesulitan yang dialami dalam
Konseling (MGBK) Sekolah
pelaksanaan model bimbingan dan
Menengah Pertama Kota Surakarta
konseling perkembangan untuk
angket dikirim kepada para guru dan
setiap komponen program dapat
kemudian dikembalikan kepada
dideskripsikan sebagai berikut: (1)
peneliti melalui Pengurus MGBK.
12

Komponen Program Pelayanan kesulitan ada 23 responden atau


Dasar yang menyatakan mengalami 74%, dan yang blank atau tidak
kesulitan ada 13 dari 31 responden memberi jawaban ada 3 responden
atau 42 %, yang menyatakan tidak atau 10 %; dan (4) Komponen
mengalami kesulitan 18 dari 31 Program Dukungan Sistem yang
responden atau 58 %; (2) Komponen menyatakan mengalami kesulitan ada
Program Pelayanan Responsif yang 19 dari 31 responden atau 61 %,
menyatakan mengalami kesulitan ada yang menyatakan tidak mengalami
18 dari 31 responden atau 58 %, kesulitan ada 11 responden atau 35
yang menyatakan tidak mengalami %, dan yang tidak memberi jawaban
kesulitan 10 responden atau 32 %, atau blank ada 1 responden atau 3 %.
dan yang blank atau tidak memberi Rekapitulasi data jawaban
jawaban ada 3 responden atau 10 %; pertanyaan angket dari responden
(3) Komponen Program Perencanaan tentang Kesulitan Pelaksanaan
Individual yang menyatakan Model Bimbingan dan Konseling
mengalami kesulitan ada 5 dari 31 Perkembangan adalah sebagai
responden atau 16 %, yang berikut:
menyatakan tidak mengalami

Tabel 1: Rekapitulasi Jawaban Responden tentang Kesulitan Pelaksanaan Model


Bimbingan dan Konseling Perkembangan

Jawaban
Ya Tidak Blank
Komponen
1. Pelayanan Dasar 42 % 58 % 0%
2. Pelayanan Responsif 58 % 32 % 10 %
3. Perencanaan Individual 16% 74% 10%
4. Dukungan Sistem 61% 35% 3%

Berdasarkan data jawaban menunjukan bahwa secara umum


responden tentang kesulitan yang ditunjukkan oleh rata-ratanya,
pelaksanaan model bimbingan dan yaitu terdapat 44.25 Guru BK SMP
konseling perkembangan tersebut kota Surakarta menyatakan
13

mengalami kesulitan, dan 49.75 % bimbingan dan konseling, (f)


menyatakan tidak mengalami kekurangan waktu dalam
kesulitan; sedang yang lain tidak melaksanakan bimbingan masal atau
memberi jawaban. klasikal, (g) tidak tersedianya
Komponen Program Bim- media bimbingan, (h) berbenturan
bingan dan Konseling Perkembangan waktu dengan pelaksanaan
yang paling banyak kesulitan pembelajaran dengan Guru Mata
pelaksanaannya menurut para Pelajaran, dan (i) belum adanya buku
responden adalah Komponen panduan baku layanan bimbingan
Program Dukungan Sistem, diikuti dan konseling perkembangan, (2)
Pelayanan Responsif, Pelayanan Komponen Program Pelayanan
Dasar, dan paling kecil dinyatakan Responsif jenis kesulitan yang
ada kesulitan pelaksanaan yang dialami adalah: (a) menetapkan
dialami responden adalah Komponen model konseling yang tepat untuk
Program Perencanaan Individual. dilaksanakan, (b) melaksanakan
Adapun jenis Kesulitan dari model konseling yang telah saya
setiap Komponen Program tetapkan, (c) saat diberikan layanan
Bimbingan dan Konseling bimbingan aktif mengikuti, tetapi
Perkembangan dapat dipaparkan belum dilaksanakan dalam
sebagai berikut: (1) Komponen kehidupan sehari-hari, dan (d)
Program Pelayanan Dasar jenis konsultasi dan kolaborasi dengan
kesulitan yang dialami adalah: (a) orang tua tidak lancar, (3)
memilih strategi penyampaian materi Komponen Program Perencanaan
bimbingan untuk setiap tugas Individual, jenis kesulitannya adalah:
perkembangan, (b) mencari waktu (a) mendisain format Perencanaan
yang tepat untuk melaksanakan Individual setiap siswa, (b) memilih
secara terjadwal, (c) meng- strategi untuk melaksanakan, (c)
administrasikan layanan bimbingan tidak tersedianya atau kekurangan
dan konseling, (d) kekurangan waktu tempat/ruang pelaksanaan, (4)
untuk melakukan kegiatan Komponen Program dukungan
pemahaman individu, (e) membuat Sistem, jenis kesulitan yang dialami
Laporan pelaksanaan kegiatan adalah: (a) mewujudkan program
14

tersebut secara konkrit dan rumah kurang perhatian orang tua,


operasional, (b) melakukan (3) Faktor penyebab kesulitan
koordinasi dengan pihak-pihak pelaksanaan Komponen Program
terkait, (c) tidak ada fasilitas, (d) Perencanaan Individual adalah: (a)
adanya komplain dari Guru Mata tidak/kurang memahami konsep
Pelajaran kepada Guru BK, dan layanan Perencanaan Individual
Kesalahan paham pihak terkait. siswa, (b) tidak/belum disediakan
Mengenai faktor penyebab Lembar Kerja Siswa (LKS)
kesulitan Guru Bimbingan dan Perencanaan Individual, (4) Faktor
Konseling melaksanakan Model penyebab kesulitan pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling Komponen Program Dukungan
Perkembangan untuk setiap Sistem adalah: (a) tidak/kurang
komponen program dinyatakan oleh memahami konsep layanan
para responden sebagai berikut: (1) Perencanaan Individual, (b) tidak
Faktor penyebab kesulitan berani mengajukan usul ke Kepala
pelaksanaan Komponen Program Sekolah tentang anggaran BK,
Pelayanan Dasar adalah: (a) tidak/ pengembangan staf BK, penyediaan
belum tersedia materi bimbingan fasilitas dll, (c) pendanaan dana
untuk setiap tugas perkembangan, (b) operasional, (d) fasilitas belum
tidak tersedia waktu khusus untuk memadai, (e) situasi dan kondisi
me-laksanakannya secara klasikal, sekolah belum memungkinkan, (6)
(c) tidak ada panduan cara Belum ada tindak lanjut dari pihak
mengadministrasikan yang benar, (d) sekolah.
materi menjadi monoton, dan (e) Terkait dengan jenis dan
materi bimbingan berat, (2) Faktor faktor kesulitan pelaksanaan setiap
penyebab kesulitan pelaksanaan Komponen Program Bimbingan dan
Komponen Program Pelayanan Konseling Perkembangan yang
Responsif adalah: (a) tidak/kurang dialami oleh para Guru BK SMP
memahami konsep layanan Kota Surakarta, upaya yang telah
responsif, (b) kurang berpengalaman dilakukan untuk mengatasi kesulitan
melaksanakan konseling sesuai setiap Komponen Program adalah
prosedurnya, (c) kebiasaan siswa di sebagai berikut: (1) Upaya mengatasi
15

kesulitan Komponen Program Surakarta serta upaya yang dilakukan


Pelayanan Dasar adalah: untuk mengatasi kesulitan tersebut
(a) mengupayakan administrasi nampaknya jenis kesulitan dalam
seminim mungkiun sesuai pelaksanaan Komponen Program
kemampuan, dan (b) mencari materi Pelayanan Dasar merupakan jenis
ke internet, bacaan, dan buku, (2) pelayanan yang banyak jenis
Upaya mengatasi kesulitan kesulitannya, disusul dengan
Komponen Program Pelayanan Komponen Program Dukungan
Responsif adalah: (a) berusaha Sistem, kemudian Pelayanan
memahami model-model konseling, Responsif dan kemudian baru
(b) berusaha memberi layanan yang Perencanaan Individual.
positif, (3) Upaya mengatasi Bilamana diurutkan derajad
kesulitan Komponen Program kesulitannya, pelaksanaan
Perencanaan Individual adalah: Komponen Program Pelayanan
mencari tahu dari bacaan, buku dan Dasar merupakan komponen
internet, (4) Upaya mengatasi program yang jenis kesulitan
kesulitan Komponen Program pelaksanaannya paling banyak,
Dukungan Sistem adalah: (a) diikuti dengan pelaksanaan
memanfaatkan fasilitas yang telah Komponen Program Dukungan
ada, (b) bersama-sama dengan Guru Sistem, kemudian Pelayanan
BK dan Guru-guru lain, (c) mencari Responsif dan baru kemudian
info kesekolah lain, (d) mencari info Perencanaan Individual.
ke MGBK, (e) Usaha secara Mengenai faktor penyebab
kelompok Guru BK untuk memenuhi kesulitan pelaksanaan Model
kekurangan, (f) Usul kepada Kepala Bimbingan dan Konseling
Sekolah untuk memenuhi fasilitas, Perkembangan ternyata faktor-faktor
(g) berusaha menjelaskan kepada yang terkait dengan pelaksanaan
pihak-pihak terkait tentang Komponen Program Dukungan
mekanisme layanan BK. Sistem paling banyak macamnya,
Mencermati jenis kesulitan, disusul dengan faktor-faktor yang
faktor penyebab kesulitan yang terkait dengan pelaksanaan
dialami oleh Guru BK SMP Kota Komponen Program Pelayanan
16

Dasar, kemudian Pelayanan Dengan demikian maka Model


Responsif, dan Perencanaan Bimbingan Konseling Perkembangan
Individual. Selanjutnya upaya yang dapat terlaksana sesuai harapan,
telah dilakukan oleh oara Guru BK paling tidak telah ada dukungan dari
SMP Kota Surakarta untuk masyarakat sekolah dengan Kepala
mengatasi kesulitan dengan faktor- Sekolah sebagai penanggung jawab
faktor penyebabnya adalah upaya pembinaan terselenggaranya Pro-
mengatasi kesulitan pelaksanaan gram Bimbingan dan Konseling
Komponen Program Dukungan sesuai ketentuan/peraturan yang
Sistem mendapat prioritas, disusul berlaku. Sebab bagaimanapun,
dengan mengatasi kesulitan Bimbingan dan Konseling pada jalur
pelaksanaan Komponen Program pendidikan formal telah memiliki
Pelayanan Dasar, Pelayanan legalitas sebagai bagian integral
Responsif, dan baru kemudian Sistem Pendidikan Nasional
Perencanaan Individual. (Undang-undang Nomor 2 tahun
Terkait dengan upaya 1989, Bab I, pasal 1, ayat 1), dengan
mengatasi kesulitan dalam petugas pelaksana bimbingan dan
hubungannnya dengan faktor-faktor konseling sekolah telah ditetapkan
penyebabnya, para Guru BK SMP sebagai profesi, yaitu konselor yang
Kota Surakarta cukup cerdik karena sama dengan guru, dosen,
upaya yang dilakukan untuk widyaiswara, pamong belajar,
mengatasi kesulitan diprioritaskan faslitator dan instruktur (Undang-
dalam hal pelaksanaan Komponen undang Nomor 20 tahun 2003, bab 1,
Program Dukungan Sistem. pasal 1, ayat 6), disusul dengan
Barangkali harapan mereka adalah Peraturan Pemerintah Nomor 74
bahwa pengembangan pro- tahun 2008 yang menetapkan Guru
fesionalisme diri atau Guru BK perlu Bimbingan dan Konseling atau
diupayakan mendapat dukungan dari Konselor (Bab III, pasal 15 butir 3-f
sekolah dengan Kepala Sekolah dan pasal 24 butir 7-g) sebagai
sebagai penanggung jawab dan pelaksana atau profesional bim-
pembina Guru dalam pelaksanaan bingan dan konseling di sekolah.
Program Bimbingan dan Konseling.
17

Berdasarkan analisis data mengalami kesulitan pelaksanaan.


menunjukan bahwa perbandingan Dengan demikian dapat ditafsirkan
diantara sejumlah Guru Bimbingan bahwa untuk pelaksanaan Model
dan Konseling Sekolah Menengah Bimbingan dan Konseling
Pertama Kota Surakarta dalam Perkembangan perlu ada upaya lebih
melaksanakan Model Bimbingan dan intensif dari pihak yang berwenang
Konseling Perkembangan berimbang untuk meningkatkan pemahaman
antara yang mengalami kesulitan dan Guru Bimbingan dan Konseling
yang tidak mengalami kesulitan, tentang Model Bimbingan dan
yaitu 44,25 % menyatakan Konseling Perkembangan beserta
mengalami kesulitan dan 49,75 % pembinaan pelaksanannya. Hal ini
ternyatakan tidak mengalami didasarkan kenyataan bahwa para
kesulitan; walaupun ada Guru Bimbingan dan Konseling yang
kecenderungan secara umum menyatakan tidak mengalami
mengarah kepada tidak mengalami kesulitan pada umumnya tidak
kesulitan. Ini dapat ditafsirkan bahwa menegaskan faktor apa
para Guru Bimbingan dan Konseling pendukungnya dan upaya yang telah
sebagian telah memahami Model dilakukan sehingga mereka tidak
Bimbingan dan Konseling mengalami kesulitan dalam
Perkembangan, sebagian yang lain melaksanakan Model Bimbingan dan
belum memahaminya, dengan Konseling Perkembangan itu.
kecenderungan lebih banyak yang Ditilik dari komponen
telah memahami. Namun demikian program bimbingan dan konseling
walaupun ada kecenderungan perkembangan yang dialami banyak
sebagian besar Guru Bimbingan dan kesulitan dalam pelaksanaannya
Konseling telah memahami Model adalah komponen program
Bimbingan dan Konseling Dukungan Sistem. Hal ini dapat
Perkembangan, dari responden yang diartikan bahwa upaya peningkatan
menyatakan tidak mengalami pengembangan profesionalisme Guru
kesulitan dalam pelaksanaannya ada Bimbingan dan Konseling yang
kecenderungan tidak merata; mendukung pelaksanaan secara
demikianpun yang menyatakan profesional program bimbingan dan
18

konseling belum terlaksana sesuai kepada seluruh peserta didik melalui


harapan. Hal ini terbukti telah program penyiapan pengalaman
berdampak pada kesulitan terstruktur secara klasikal dan
pelaksanaan Model Bimbingan dan kelompok disajikan secara sistematis
Konseling komponen program dalam mengembangkan perilaku
berikutnya, yaitu komponen program jangka panjang sesuai tahap dan
Pelayanan Responsif. Hal ini tugas perkembangan belum dapat
memberi isyarat bahwa Guru terlaksana sesuai harapan. Sehingga
Bimbingan dan Konseling dalam tidak menutup kemungkinan bahwa
melaksanakan Pelayanan yang strategi layanannya tidak terlaksana
langsung dibutuhkan oleh para sebagiman mestinya.
peserta didik banyak mengalami Dilihat dari jenis kesulitan
kesulitan, yang tidak menutup yang dialami para Guru Bimbingan
kemungkinan secara umum bahwa dan Konseling dalam melaksanakan
program Bimbingan dan Konseling Model Bimbingan dan Konseling
untuk memberi bantuan kepada Perkembangan paling banyak
peserta didik yang menghadapi dialami pada komponen program
kebutuhan dan memecahkan masalah Pelayanan Dasar. Hal ini dapat
yang memerlukan pertolongan diartikan bahwa dalam melaksanakan
dengan segera agar peserta didik pelayanan dasar para Guru
tidak terganggu pencapaian tugas- Bimbingan dan Konseling banyak
tugas perkembangan tidak dapat mengalami kesulitan yang
terlaksana secara optimal. dampaknya pada pelaksanaan jenis
Dampaknya pada peri laku pesetta komponen program Pelayanan
didik yang memerlukan penanganan Responsif. Karena untuk dapat
dengan segera tidak dapat terlayani. memberikan pertolongan dengan
Dampak kesulitan selanjutnya segera, Guru Bimbingan dan
pada pelaksanaan komponen Konseling memerlukan dukungan
program Pelayanan Dasar yang dapat data, informasi yang cukup baik dari
diartikan bahwa untuk melaksanakan peserta didiknya sendiri maupun dari
pelayanan dasar yang pada pihak lingkungan melalui strategi
hakekatnya sebagai pelayanan pengumpulan data dan aplikasi
19

instrumentasi. Disamping itu dapat program Pelayanan Dasar. Sehingga


ditafsirkan pula bahwa para Guru apabila hal tersebut berlarut-larut
Bimbingan dan Konseling tidak tidak ada penanganan melalui
dapat melaksanakan strategi pembinaan dari instansi yang
pelayanan dasar yang diharapkan berwenang, tidak menutup
dapat membantu peserta didik kemungkinan bahwa program
mengembangkan perilaku jangka bimbingan dan konseling di sekolah
panjang. Dampak selanjutnya ialah tetap stagnan tidak terlaksana
bahwa peserta didik tidak sebagaiman mestinya; dan
memperoleh pelayanan untuk dampaknya pada perilaku peserta
mampu megembangkan diri yang didik tidak terbina dan visi misi
mendasari pencapaian tugas-tugas bimbingan dan konseling tidak
perkembangan. Pengembangan diri terwujud. Hal ini disebabkan oleh
yang kemungkinan tidak dapat karena para Guru Bimbingan dan
terlayani adalah pengembangan self Konseling tidak mampu
esteem, motivasi berprestasi, mengembangkan diri ke arah
keterampilan pengambilan peningkatan profesionalisme.
keputusan, keterampilan me- Akibatnya pelayanan bimbingan dan
mecahkan masalah, keterampilan konseling tidak profesional.
hubungan antar pribadi atau Namun demikian disisi lain
berkomuni-kasi, penyadaran ke- nampaknya para Guru Bimbingan
ragaman budaya, dan perilaku dan Konseling tidak tinggal diam,
bertanggungjawab. artinya ada upaya yang dilakukan
Nampaknya hal tersebut ada dalam rangka pelaksanaan model
kaitan dengan faktor penyebab Bimbingan dan Konseling Per-
kesulitan pelaksanaan model kembangan sesuai dengan
Bimbingan dan Konseling harapan, utamanya harapan yang
perkembangan terbanyak pada tersurat dan tersirat di dala visi dan
faktor-faktor yang terkait dengan misi bimbingan dan konseling.
komponen program Dukungan Upaya-upaya tersebut yang
Sistem yang diikuti dengan faktor- dominan adalah upaya terkait dengan
faktor yang terkait dengan komponen kompenen program Dukungan
20

Sistem. Hal ini merupakan upaya bilamana berhasul diharapkan dapat


yang strategis, maksudnya ialah berdampak pada pelaksanaan
bahwa dengan dukungan sistem yang komponen program yang lain.
merupakan komponen pelayanan dan Upaya lain dari Guru
kegiatan manajemen, tata kerja, infra Bimbingan dan Konseling yang telah
struktur, dan pengembangan dilakukan adalah terkait dengan
kemampuan profesional konselor komponen program Pelayanan
secara berkelanjutan, program Rsponsif, yaitu adanya upaya untuk
pelayanan bimbingan dan konseling memahami dan melaksanakan
diharapkan dapat terlaksana model-model konseling sesuai
sebagaimana mestinya. Hal ini dapat dengan prosedur yang benar. Hal ini
ditafsirkan bahwa para Guru berarti bahwa Guru Bimbingan dan
Bimbingan dan Konseling menyadari Konseling berusaha meningkatkan
sepenuhnya bahwa dapat atau profesionalismenya agar dapat
tidaknya program pelayanan memberikan pelayanan dan
bimbingan dan konseling di sekolah melaksanaka program bimbingan dan
sesuai dengan visi misi bimbingan koseling secara profesional. Hal ini
dan konseling memerlukan dukungan pula memerlukan dukungan dari
dari masyarakat sekolah, kususnya manajemen kepala sekolah, sehingga
manajemen kepala sekolah, para Guru Bimbingan dan Konseling
disamping juga atas keprofesioalan dalam usaha untuk meningkatkan
Guru Bimbingan dan Konseling di dan mengembangkan diri menuju ke
sisi lain. Keprofesionalan Guru arah peningkatan keprofesionalannya
Bimbingan dan Konseling mendapat perhatian dan dukungan
peningkatannya juga tergantung dari dari masyarakat sekolah atas
manajemen kepala sekolah, manajemen kepala sekolah .
disamping atas aktifitas Guru
Bmbingan dan Konseling sendiri. D. KESIMPULAN DAN SARAN
Oleh karena itu upaya Guru
Bimbingan dan Konseling terkait Berdasarkan hasil penelitian
dengan komponen program yang teruraikan pada Hasil Penelitian
Dukungan Sistem yang dilaksanakan dan Pembahasan dapat disimpulkan
21

bahwa: (1) Guru Bimbingan dan Perencanaan Individual. Upaya yang


Konseling Sekolah Menengah dilakukan oleh Guru Bimbingan dan
Pertama Kota Surakarta telah Konseling untuk mengatasi kesulitan
melaksanakan Model Bimbingan dan tersebut secara strategis pada upaya
Konseling Perkembangan dengan yang terkait dengan komponen
kondisi yang masih terdapat program Dukungan Sistem,
kesulitan dalam pelaksanaannya, (2) kemudian diikuti dengan Pelayanan
secara umum terdapat keseimbangan Dasar, Pelayanan esponsif, dan
diantara Guru Bimbingan dan Perencanaan Individual.
Konseling yang mengalami kesulitan Berdasarkan atas kesimpulan
dan yang tidak mengalami kesulitan hasil penelitian dapat diajukan saran
dalam pelaksanaan Model sebagai berikut: (1) model
Bimbingan dan Kondeling Bimbingan dan Komseling perlu
Perkembangan, (3) kesulitan yang terus ditingkatkan pelaksanaannya,
dialami oleh para Guru Bimbingan karena Bimbingan dan Konseling
dan Konseling dalam melaksanakan Perkembangan pada dasarnya
Model Bimbingan dan Konseling merupakan Model Bimbingan dan
Perkembangan terbanyak pada Konseling yang diharapkan oleh
komponen program Pelayanan Sistem Pendidikan Nasional, (2)
Dasar, kemudian diikuti dengan Guru Bimbingan dan Konseling
Dukungan Sistem, Pelayanan perlu memahami konsep bimbingan
Responsif dan Perencanaan dan konseling perkembangan secara
Individual. mendalam dan aplikasinya, (3)
Faktor penyebab kesulitan manajemen Kepala Sekolah
pelaksanaan Model Bimbingan dan diupayakan untuk mendukung
Konseling Perkembangan yang pelaksa-naan Model Bimbingan dan
dialami oleh Gufu Bimbingan dan Konseling Perkembangan, mengingat
Konseling adalah faktor-faktor yang bahwa model inilah yang sesuai
terkait dengan pelaksanaan dengan misi pendidikan nasional
komponen Dasar Dukungan Sistem, Indonesia, dan Bimbingan dan
diikuti dengan Pelayanan Dasar, Konseling merupakan bagian integral
Pelayanan Responsif, dan terakhir sistem pendidikan nasional, (4)
22

Kementerian Pendidikan sampai bidang keahlian bimbingan dan


dengan Dinas Pendidikan tingkat konseling dalam hal ini Program
propinsi dan kabupaten serta UPTD Studi Bimbingan dan Konseling
Pendidikan tingkat kecamatan perlu perlu memberikan bantuan kepada
dan wajib memberikan pembinaan para Guru Bimbingan dan Konseling
secara kontinyu dan dukungan atas untuk meningkatkan profesionalisme
terlaksananya bimbingan dan Guru Bimbingan dan Konseling,
konseling pada jalur pendidikan kususnya membantu meningkatkan
formal, kususnya Model Bimbingan pemahaman konsep Bimbingan dan
dan Konseling Perkembangan, (5) Konseling Perkembangan dan
Perguruan Tinggi yang membina aplikasinya.

DAFTAR PUSTAKA Muro, James J & Kottman, Terry.


(1985). Guidance and
Counseling in the Elementary
Blocher, Donald H. (1974). and Middle Schools, A
Development Counseling. Practical Approach.Wisconsin:
Second Edition. New York: Wm.C. Brown
John Wiley & Sons. Communication, Inc.

Havighrust, Robert J. (1953). Human Sutrisno Hadi. (1981). Statistik Jilid


Development and Educational. II. Yogyakarta: Yayasan
New York: David McGraw- Fakultas Psikologi UGM
Hill, Inc
Syamsu Yusuf LN dan Juntika
Hurlock, Elizabeth B. (1980). Nurihsan. (2003). Penyusunan
Developmental Psychology, A Program Bimbingan dan
Life- Span Approach. New Konseling Berbasis
York: McGraw-Hill, Inc. Perkembangan. Bandung:
Universitas Pendidikan
Indonesia.

You might also like