1.struktur J Januar Sudjati

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Volume 13, No.

1, Oktober 2014, 111

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KACA SEBAGAI


BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT HALUS
TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON
Johanes Januar Sudjati, Tri Yuliyanti, Rikardus
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jl. Babarsari 44, Yogyakarta 55281
email: januar@mail.uajy.ac.id

Abstract: Glass powder waste is usually dumped directly on the ground or in the river in large
amounts. It cause environment pollution, both land and water pollution. Glass powder will be used
as substitute material for fine aggregate in the concrete mix to reduce the volume of waste glass
powder. This research use cylindrical specimen with height of 300 mm and diameter of 150 mm
for test of compressive strength, modulus of elasticity and tensile strength, and beam with width of
100 mm, height of 100 mm and length of 500 mm for the flexural strength test. Concrete mix is
made with two values of water-cement ratio, there are 0.57 and 0.46. Tests include concrete
compressive strength test and modulus of elasticity, tensile strength test and flexural strength test
and performed at 28 days old specimen. Specimen with water-cement ratio of 0.46 shows the
compressive strength increase by an average of 21.13%, modulus of elasticity increase by an
average of 9.09%, tensile strength increase by an average of 14.02% and flexural strength increase
by an average of 19.35% compared to specimen with water-cement ratio of 0.57. Specimen with
10% and 20% glass powder and a water-cement ratio of 0.46 has compressive strength above 20
MPa so the concrete can be used for building structures.

Key words : glass powder, fine aggregate substitution, compressive strength, modulus of
elasticity, tensile strength, flexural strength

Abstrak: Limbah serbuk kaca biasanya dibuang langsung di tanah maupun di sungai dalam
jumlah yang cukup banyak. Hal ini tentu saja menyebabkan pencemaran lingkungan, baik pada
tanah maupun air. Salah satu upaya untuk mengurangi volume limbah serbuk kaca adalah dengan
memanfaatkannya sebagai substitusi agregat halus dalam campuran beton. Dalam penelitian ini
digunakan benda uji berbentuk silinder dengan ukuran tinggi 300 mm dan diameter 150 mm untuk
uji kuat tekan, modulus elastisitas dan kuat tarik belah, dan balok dengan ukuran lebar 100 mm,
tinggi 100 mm dan panjang 500 mm untuk uji kuat lentur. Campuran beton dibuat dengan dua nilai
faktor air semen yaitu 0,57 dan 0,46. Pengujian yang dilakukan meliputi: uji kuat tekan beton dan
modulus elastisitas, uji kuat tarik belah dan uji kuat lentur yang dilakukan saat benda uji berumur
28 hari. Dari hasil pengujian diperoleh hasil beton dengan faktor air semen 0,46 memperlihatkan
kenaikan kuat tekan sebesar rata-rata 21,13%, kenaikan modulus elastisitas sebesar rata-rata
9,09%, kenaikan kuat tarik belah sebesar rata-rata 14,02% dan kenaikan kuat lentur sebesar rata-
rata 19,35% dibanding beton dengan faktor air semen 0,57. Beton dengan serbuk kaca 10% dan
20% dan faktor air semen 0,46 masih memiliki kuat tekan di atas 20 MPa sehingga masih dapat
digunakan untuk struktur bangunan.

Kata kunci: serbuk kaca, substitusi agregat halus, kuat tekan, modulus elastisitas, kuat tarik belah,
kuat lentur

PENDAHULUAN sembarangan ke tempat-tempat pembuangan


sehingga menimbulkan potensi pencemaran
Latar Belakang lingkungan. Tempat pembuangan tersebut dapat
berupa lahan kosong, sungai maupun tempat
Limbah yang dihasilkan dari suatu proses pembuangan limbah sisa. Salah satu limbah
produksi dapat berupa limbah padat maupun yang banyak ditemukan di berbagai kota besar
cair. Limbah tersebut ada yang dapat diolah adalah serbuk kaca. Limbah serbuk kaca
kembali menjadi sesuatu yang berguna, tetapi tersebut biasanya dibuang langsung di tanah
ada pula limbah yang dibuang secara maupun di sungai dalam jumlah yang relatif

1
Sudjati, Yulianti, Rikardus / Pengaruh Penggunaan Serbuk Kaca / JTS, VoL. 13, No. 1, Oktober 2014, hlm 1-11

banyak. Hal ini tentu saja menyebabkan penelitian diperoleh kuat tekan beton tertinggi
pencemaran lingkungan, baik pencemaran pada pada umur 28 hari diperoleh pada variasi 20%
tanah maupun air secara tidak langsung serta sebesar 208,62 kg/cm2. Wibowo (2013)
mengganggu ekosistem yang ada. Salah satu melakukan penelitian dengan serbuk kaca
upaya untuk mengurangi volume limbah serbuk sebagai bahan pengisi (filler) campuran beton
kaca yang dibuang adalah dengan dengan persentase serbuk kaca 0%, 3%, 5% dan
memanfaatkannya sebagai substitusi agregat 7% terhadap berat semen.
halus dalam campuran beton.
Dari hasil penelitian diperoleh kuat tekan beton
Rumusan dan Batasan Masalah dengan serbuk kaca 3%, 5% dan 7% sebesar
33,76 MPa, 31,31 MPa dan 30,49 MPa. Nilai
Dalam penelitian ini limbah serbuk kaca kuat tekan ini lebih tinggi dibanding dengan
digunakan sebagai bahan substitusi sebagian beton normal yaitu 28,84 MPa. Dengan
agregat halus dalam campuran beton dan mengurangi jumlah air yang digunakan dan
kemudian ditinjau sifat mekanik dari beton memberikan bahan tambah Sikament LN
dengan melakukan pengujian kuat tekan, diperoleh kuat tekan beton yang lebih tinggi
modulus elastisitas, kuat tarik belah dan kuat lagi yaitu 42,95 MPa, 40,13 MPa dan 38,66
lentur beton. Campuran beton akan dibuat MPa untuk benda uji dengan serbuk kaca 3%,
dengan dua nilai faktor air semen (tanpa 5% dan 7%.
menggunakan bahan tambah superplastisizer
dan dengan menggunakan bahan tambah Kuat Tekan Beton
superplastisizer guna meningkatkan kuat tekan
beton). Nilai kuat tekan beton diperoleh dengan
memberikan beban tekan secara bertahap
Batasan masalah dalam penelitian ini sebagai terhadap benda uji silinder yang berukuran
berikut: kuat tekan beton rencana f`c = 25 tinggi 300 mm dan diameter 150 mm sampai
MPa, serbuk kaca yang digunakan dengan hancur. Kuat tekan beton dihitung dengan
ukuran gradasi menerus, variabel bebas berupa persamaan berikut:
substitusi agregat halus oleh serbuk kaca P
sebesar 0%, 10%, 20%, dan 30%, perencanaan f c' (1)
A
adukan beton menggunakan metode SNI T-15-
Keterangan: f`c = kuat tekan beton (MPa), P =
1990-03 dan pengujian terhadap benda uji
beban tekan maksimum (N), A = luas
dilakukan pada umur 28 hari.
penampang benda uji silinder (mm2)
Tujuan Penelitian
Modulus Elastisitas Beton
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kuat
tekan, modulus elastisitas, kuat tarik belah dan
Modulus elastisitas beton adalah kemiringan
kuat lentur dari benda uji beton yang
kurva tegangan regangan beton pada kondisi
menggunakan serbuk kaca sebagai substitusi
linier atau mendekati linier. Berbeda dengan
sebagian agregat halus serta meninjau kenaikan
baja, modulus elastisitas beton adalah berubah
kuat tekan, modulus elastisitas, kuat tarik belah
ubah menurut kekuatan. Biasanya nilai modulus
dan kuat lentur pada benda uji yang memiliki
elastisitas diambil pada saat tegangan tekan
faktor air semen yang lebih kecil.
mencapai 25%-50% dari kuat tekan maksimum
f`c (Wang & Salmon, 1986). Nilai modulus
LANDASAN TEORI elastisitas dihitung dengan persamaan berikut
ini:
Penelitian Terdahulu
0,25 f c'
E (2)
Setiawan (2006) melakukan penelitian dengan 0,25
menggunakan pecahan kaca sebagai agregat keterangan: E = modulus elastisitas beton
dalam campuran beton. Persentase kaca (MPa), = regangan pada saat tegangan
,
terhadap agregat kasar divariasi sebesar 0%, tekan mencapai 0,25 fc
10%, 20%, 30%, 50% dan 100%. Dari hasil

2
Sudjati, Yulianti, Rikardus / Pengaruh Penggunaan Serbuk Kaca / JTS, VoL. 13, No. 1, Oktober 2014, hlm 1-11

Kuat Tarik Belah Beton dan balok dengan ukuran lebar 100 mm, tinggi
100 mm dan panjang 500 mm untuk uji kuat
Kuat tarik belah benda uji silinder ialah nilai lentur. Campuran beton dibuat dengan dua nilai
kuat tarik tidak langsung dari benda uji beton faktor air semen yaitu faktor air semen 0,57
berbentuk silinder yang diperoleh dari hasil seperti yang dihitung dari hasil mix design
pembebanan benda uji tersebut yang diletakkan (adukan beton tidak menggunakan Sikament
mendatar sejajar dengan permukaan meja LN) dan faktor air semen 0,46 dimana air dalam
penekan mesin uji tekan (SK SNI S-60-1990- campuran beton yang diperoleh dari hasil mix
03). Kuat tarik belah beton dihitung sebagai design dikurangi 20% dan diberikan bahan
berikut: tambah Sikament LN untuk menjaga tingkat
2P workability adukan beton. Jumlah benda uji
f ct' (3) dapat dilihat pada Tabel 1. Pengujian yang
LD
dilakukan meliputi: uji kuat tekan beton dan
keterangan: fct = kuat tarik belah (MPa), P = modulus elastisitas, uji kuat tarik belah dan uji
beban tekan maksimum (N), L = panjang benda kuat lentur yang dilakukan saat benda uji
uji (mm), D = diameter benda uji (mm) berumur 28 hari.
Kuat Lentur Beton Selanjutnya beton normal diberi kode BN,
beton dengan serbuk kaca 10% diberi kode BS
Kuat lentur beton adalah kemampuan balok 10%, beton dengan serbuk kaca 20% diberi
beton yang diletakkan pada dua perletakan kode BS 20% dan beton dengan serbuk kaca
untuk menahan gaya dengan arah tegak lurus 30% diberi kode BS 30%.
sumbu benda uji, yang diberikan padanya,
sampai benda uji patah dan dinyatakan dalam
HASIL PENELITIAN
satuan MPa (SK SNI 03-4154-1996). Kuat
lentur dihitung dengan persamaan:
Hasil Pemeriksaan Slump
3PL
f lt' (4)
2 b d2 Hasil pemeriksaan slump dari adukan beton
keterangan: flt = kuat lentur (MPa), P = beban dengan faktor air semen 0,57 (tidak
maksimum yang mengakibatkan keruntuhan menggunakan Sikament LN) dapat dilihat pada
balok uji (N), L = panjang bentang di antara Tabel 2. Sedangkan nilai slump dari adukan
kedua blok tumpuan (mm), b = lebar balok rata- beton dengan faktor air semen 0,46
rata pada penampang runtuh (mm), d = tinggi (menggunakan Sikament LN) dapat dilihat pada
balok rata-rata pada penampang runtuh (mm) Tabel 3. Dari nilai slump yang diperoleh dari
hasil pengujian tampak bahwa semakin banyak
METODE PENELITIAN serbuk kaca yang digunakan maka nilai slump
cenderung semakin kecil. Hal ini
Agregat kasar dan agregar halus yaitu split dan memperlihatkan bahwa adukan beton akan
pasir diperiksa dulu sebelum digunakan sebagai semakin kental dengan meningkatnya
bahan penyusun campuran beton. Pengujian persentase serbuk kaca. Hal ini karena serbuk
bahan untuk agregat halus meliputi kaca memiliki butiran yang lebih halus
pemeriksaan gradasi agregat, kadar lumpur, zat dibanding pasir sehingga memerlukan air yang
organik, kadar air, berat jenis dan penyerapan. lebih banyak pada tingkat workability yang
Pengujian bahan untuk agregat kasar meliputi sama. Bila menggunakan jumlah air yang sama
pemeriksaan kadar lumpur, kadar air, berat jenis maka adukan beton dengan serbuk kaca akan
dan penyerapan, dan abrasi/keausan. Rencana memiliki tingkat workability yang lebih rendah
campuran beton normal (mix design) dibuat (nilai slump yang lebih kecil) dibanding dengan
dengan menggunakan perancangan beton adukan beton normal. Namun nilai slump yang
menurut SNI T-15-1990-03. Benda uji yang diperoleh secara umum masih memenuhi batas
digunakan berbentuk silinder dengan ukuran nilai slump yang disyaratkan untuk struktur
tinggi 300 mm, diameter 150 mm untuk uji kuat pelat dan balok yaitu antara 7,5 cm 15 cm.
tekan, modulus elastisitas dan kuat tarik belah,

3
Sudjati, Yulianti, Rikardus / Pengaruh Penggunaan Serbuk Kaca / JTS, VoL. 13, No. 1, Oktober 2014, hlm 1-11

Tabel 1. Variasi benda uji

Kuat Tekan (Silinder) Kuat Tarik Belah Kuat Lentur


Faktor Air (Silinder) (Balok)
Semen (fas) Kadar Serbuk Kaca (%) Kadar Serbuk Kaca (%) Kadar Serbuk Kaca (%)
0 10 20 30 0 10 20 30 0 10 20 30
0,57 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
0,46 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Tabel 2. Nilai slump adukan beton dengan fas 0,57

Kode Nilai Slump Benda Uji Nilai Slump Benda Uji Nilai Slump Benda Uji
Benda Uji Kuat Kentur Kuat Tekan Kuat Tarik Belah
(cm) (cm) (cm)
BN 10,8 8,0 10,5
BS 10% 9,7 8,3 8,7
BS 20% 8,5 7,8 8,3
BS 30% 8,0 7,8 8,5

Tabel 3. Nilai slump adukan beton dengan fas 0,46

Kode Nilai Slump Benda Uji Nilai Slump Benda Uji Nilai Slump Benda Uji
Benda Uji Kuat Kentur Kuat Tekan Kuat Tarik Belah
(cm) (cm) (cm)
BN 10,5 10,9 10,3
BS 10% 9,2 9,1 9,0
BS 20% 8,8 8,7 8,3
BS 30% 8,3 8,2 7,5

2.45 2.4112
Berat jenis (gr/cm3)

2.4

2.35
2.2928
2.2807
2.3
2.2524
2.25

2.2

2.15
BN BS10% BS20% BS30%
Benda uji

Gambar 1. Berat jenis beton dengan fas 0,57.

4
Sudjati, Yulianti, Rikardus / Pengaruh Penggunaan Serbuk Kaca / JTS, VoL. 13, No. 1, Oktober 2014, hlm 1-11

2.44 2.4258
2.42

Berat jenis (gr/cm3)


2.3924
2.4 2.3733
2.38
2.36 2.3366
2.34
2.32
2.3
2.28
BN BS10% BS20% BS30%
Benda uji

Gambar 2. Berat jenis beton dengan fas 0,46.

Berat Jenis Beton persentase serbuk kaca yang digunakan. Kuat


tekan beton dengan serbuk kaca 10% menurun
Berat jenis beton dapat dilihat pada Gambar 1 sebesar 27,26% untuk fas 0,57 dan 15,88%
dan Gambar 2. Dari hasil yang diperoleh dapat untuk fas 0,46. Beton dengan serbuk kaca 20%
dilihat bahwa beton yang menggunakan serbuk mengalami penurunan kuat tekan sebesar
kaca memiliki berat jenis yang lebih kecil 32,50% untuk fas 0,57 dan 33,04% untuk fas
dibanding beton normal. Semakin tinggi 0,46. Kuat tekan beton dengan serbuk kaca 30%
persentase serbuk kaca yang digunakan maka mengalami penurunan sebesar 41,66% untuk
berat jenis beton cenderung semakin berkurang, fas 0,57 dan 42,20% untuk fas 0,46. Hal ini
hal ini terlihat jelas untuk benda uji beton disebabkan oleh butiran serbuk kaca yang
dengan faktor air semen 0,46. Untuk benda uji digunakan lebih halus dibandingkan pasir
beton dengan faktor air semen 0,57, benda uji sehingga mengurangi kekuatan beton. Namun
BS 10% dan BS 20% memiliki berat jenis yang dengan menggunakan faktor air semen 0,46 dan
sedikit lebih kecil dibanding benda uji BS 30%. memberikan bahan tambah Sikament LN agar
Hal ini dapat disebabkan oleh proses adukan beton tetap memiliki tingkat workability
pengadukan beton yang kurang sempurna yang baik, dapat dilihat beton dengan serbuk
karena pembuatan adukan beton dilakukan kaca 10% dan 20% masih memiliki kuat tekan
secara manual akibat rusaknya concrete mixer di atas 20 MPa. Batas kuat tekan 20 MPa
pada saat itu. merupakan nilai kuat tekan minimum yang
dapat digunakan untuk struktur bangunan tahan
Kuat Tekan Beton gempa. Pengurangan air sebesar 20% dapat
meningkatkan kuat tekan pada benda uji sebesar
Hasil kuat tekan beton pada umur benda uji 28 rata-rata 21,13% seperti yang dapat dilihat pada
hari dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4. Gambar 5. Kenaikan kuat tekan dengan cara
Kuat tekan beton dengan serbuk kaca mengurangi penggunaan air, terlihat lebih besar
cenderung menurun dengan semakin tingginya pada beton dengan serbuk kaca 10%

5
Sudjati, Yulianti, Rikardus / Pengaruh Penggunaan Serbuk Kaca / JTS, VoL. 13, No. 1, Oktober 2014, hlm 1-11

30 26.74

25

Kuat tekan (MPa)


19.45 18.05
20 15.6
15
10
5
0
BN BS10% BS20% BS30%
Benda uji
Gambar 3. Kuat tekan beton dengan fas 0,57.

35 31.3
30 26.33
Kuat tekan (MPa)

25 20.96
18.09
20
15
10
5
0
BN BS10% BS20% BS30%
Benda uji
Gambar 4. Kuat tekan beton dengan fas 0,46.

35
30
Kuat tekan (MPa)

25
20
15
10
fas 0,57
5 fas 0,46
0
BN BS10% BS20% BS30%
Benda uji
Gambar 5. Perbandingan kuat tekan beton.

6
Sudjati, Yulianti, Rikardus / Pengaruh Penggunaan Serbuk Kaca / JTS, VoL. 13, No. 1, Oktober 2014, hlm 1-11

25,000.00 22,705.49 21,964.72

Modulus elastisitas (MPa)


19,958.46
18,525.45
20,000.00

15,000.00

10,000.00

5,000.00

0.00
BN BS10% BS20% BS30%
Benda uji

Gambar 6. Modulus elastisitas beton dengan fas 0,57.

30,000.00 25,865.88
Modulus elastisitas (MPa)

23,453.51
25,000.00 21,510.44
19,988.68
20,000.00

15,000.00

10,000.00

5,000.00

0.00
BN BS10% BS20% BS30%
Benda uji
Gambar 7. Modulus elastisitas beton dengan fas 0,46.

Modulus Elastisitas Beton kaca 20% mengalami penurunan modulus elas-


tisitas sebesar 12,10% untuk fas 0,57 dan
Modulus elastisitas beton pada umur benda uji 16,84% untuk fas 0,46.
28 hari dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gam-
bar 7. Karena nilai kuat tekan beton yang cen- Modulus elastisitas dengan serbuk kaca 30%
derung menurun dengan penambahan serbuk mengalami penurunan sebesar 18,41% untuk
kaca maka nilai modulus elastisitas beton juga fas 0,57 dan 22,72% untuk fas 0,46. Bila di-
akan menurun. Hal ini dapat dilihat dari hasil bandingkan maka modulus elastisitas pada ben-
pengujian baik untuk benda uji dengan faktor da uji dengan fas 0,46 meningkat rata-rata
air semen 0,57 maupun dengan faktor air semen 9,09% dibanding modulus elastisitas benda uji
0,46. dengan fas 0,57 seperti yang terlihat pada Gam-
bar 8. Dengan mengurangi penggunaan air ke-
Modulus elastisitas dengan serbuk kaca 10% naikan nilai modulus elastisitas pada beton
menurun sebesar 3,26% untuk fas 0,57 dan dengan serbuk kaca terlihat lebih kecil diband-
9,33% untuk fas 0,46. Beton dengan serbuk ing beton normal.

7
Sudjati, Yulianti, Rikardus / Pengaruh Penggunaan Serbuk Kaca / JTS, VoL. 13, No. 1, Oktober 2014, hlm 1-11

30,000.00

Modulus elastisitas (MPa)


25,000.00

20,000.00

15,000.00

10,000.00
fas 0,57
5,000.00
fas 0,46
0.00
BN BS10% BS20% BS30%
Benda uji

Gambar 8. Perbandingan modulus elastisitas.

3
Kuat tarik belah (MPa)

2.5787 2.5749
2.2914
2.5 2.1254

2
1.5
1
0.5
0
BN BS10% BS20% BS30%
Benda uji

Gambar 9. Kuat tarik belah beton dengan fas 0,57.

3.5 3.0774
Kuat tarik belah (MPa)

3 2.6968 2.5733 2.544


2.5
2
1.5
1
0.5
0
BN BS10% BS20% BS30%
Benda uji

Gambar 10. Kuat tarik belah beton dengan fas 0,46.

8
Sudjati, Yulianti, Rikardus / Pengaruh Penggunaan Serbuk Kaca / JTS, VoL. 13, No. 1, Oktober 2014, hlm 1-11

Kuat Tarik Belah Beton mi penurunan kuat tarik belah sebesar 11,14%
untuk fas 0,57 dan 16,38% untuk fas 0,46. Kuat
Gambar 9 dan Gambar 10 memperlihatkan nilai tarik belah dengan serbuk kaca 30% mengalami
kuat tarik belah yang diperoleh dari hasil pen- penurunan sebesar 17,58% untuk fas 0,57 dan
gujian. 17,33% untuk fas 0,46. Perbandingan kuat ta-
rik belah adukan beton dengan fas 0,57 dan fas
Seperti halnya hasil uji kuat tekan maka kuat 0,46 dapat dilihat pada Gambar 11. Dengan
tarik belah beton dengan serbuk kaca juga cen- menggunakan faktor air semen 0,46 dan mem-
derung menurun dengan semakin tingginya per- berikan bahan tambah Sikament LN agar adu-
sentase serbuk kaca yang digunakan. Kuat tarik kan beton tetap memiliki tingkat workability
belah dengan serbuk kaca 10% menurun sebe- yang baik, kuat tarik belah beton meningkat
sar 0,15% untuk fas 0,57 dan 12,37% untuk fas rata-rata 14,02% dibanding kuat tarik belah be-
0,46. Beton dengan serbuk kaca 20% mengala- ton yang menggunakan fas 0,57.

3.5
Kuat tarik belah (MPa)

3
2.5
2
1.5
1
fas 0,57
0.5
fas 0,46
0
BN BS10% BS20% BS30%
Benda uji

Gambar 11. Perbandingan kuat tarik belah.

3.7237
4
3.1949
Kuat lentur (MPa)

2.9195
2.7365
3

0
BN BS 10% BS 20% BS 30%
Benda uji

Gambar 12. Kuat lentur beton dengan fas 0,57.

9
Sudjati, Yulianti, Rikardus / Pengaruh Penggunaan Serbuk Kaca / JTS, VoL. 13, No. 1, Oktober 2014, hlm 1-11

4.1 4.0196

Kuat lentur (MPa)


4
3.9
3.7441
3.8
3.7 3.5795
3.5267
3.6
3.5
3.4
3.3
3.2
BN BS10% BS20% BS30%
Benda uji

Gambar 13. Kuat lentur beton dengan fas 0,46.

Kuat Lentur Beton buk kaca 10% menurun sebesar 21,60% untuk
fas 0,57 dan 6,85% untuk fas 0,46. Beton den-
Hasil uji kuat lentur beton dapat dilihat pada gan serbuk kaca 20% mengalami penurunan
Gambar 12 dan Gambar 13. Semakin tinggi kuat lentur sebesar 26,51% untuk fas 0,57 dan
persentase serbuk kaca yang digunakan mem- 10,95% untuk fas 0,46.
perlihatkan nilai kuat lentur beton yang juga
semakin menurun. Untuk benda uji dengan fas Kuat lentur dengan serbuk kaca 30% mengala-
0,57 terlihat hasil yang agak menyimpang kare- mi penurunan sebesar 14,20% untuk fas 0,57
na kuat lentur beton meningkat kembali pada dan 12,26% untuk fas 0,46. Perbandingan kuat
benda uji dengan serbuk kaca 30%. Namun hal lentur beton dengan fas 0,57 dan fas 0,46 dapat
ini disebabkan oleh pembuatan benda uji yang dilihat pada Gambar 14. Pengurangan air sebe-
kurang sempurna untuk variasi serbuk kaca sar 20% (faktor air semen 0,46) dapat mening-
10% dan 20% sehingga kuat lenturnya menjadi katkan kuat lentur beton rata-rata 19,35% di-
lebih rendah dibanding kuat lentur beton den- banding kuat lentur beton yang menggunakan
gan serbuk kaca 30%. Kuat lentur dengan ser- fas 0,57.

4.5
4
Kuat lentur (MPa)

3.5
3
2.5
2
1.5
fas 0,57
1
0.5 fas 0,46
0
BN BS10% BS20% BS30%
Benda uji

Gambar 14. Perbandingan kuat lentur beton.


.
10
Sudjati, Yulianti, Rikardus / Pengaruh Penggunaan Serbuk Kaca / JTS, VoL. 13, No. 1, Oktober 2014, hlm 1-11

ulus elastisitas sebesar rata-rata 9,09%, kenaik-


an kuat tarik belah sebesar rata-rata 14,02% dan
KESIMPULAN kenaikan kuat lentur sebesar rata-rata 19,35%
dibanding beton dengan faktor air semen 0,57.
Beton dengan serbuk kaca 10% mengalami pe-
nurunan kuat tekan sebesar 27,26% untuk fas DAFTAR PUSTAKA
0,57 dan 15,88% untuk fas 0,46, penurunan
modulus elastisitas sebesar 3,26% untuk fas SK SNI S-60-1990-03, 1990, Metode Pengujian
0,57 dan 9,33% untuk fas 0,46, penurunan kuat Kuat Tarik Belah Beton, Yayasan Badan
tarik belah sebesar 0,15% untuk fas 0,57 dan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.
12,37% untuk fas 0,46, penurunan kuat lentur SK SNI T-15-1990-03, 1990, Tata Cara Pem-
sebesar 21,60% untuk fas 0,57 dan 6,85% untuk buatan Rencana Campuran Adukan Beton
fas 0,46. Beton dengan serbuk kaca 20% men- Normal, Yayasan Badan Penerbit Peker-
galami penurunan kuat tekan sebesar 32,50% jaan Umum, Jakarta.
untuk fas 0,57 dan 33,04% untuk fas 0,46, pe- SK SNI 03-4154-1996, 1996, Metode Pengu-
nurunan modulus elastisitas sebesar 12,10% jian Kuat Lentur Beton Dengan Balok Uji
untuk fas 0,57 dan 16,84% untuk fas 0,46, pe- Sederhana yang Dibebani Terpusat Lang-
nurunan kuat tarik belah sebesar 11,14% untuk sung, Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan
fas 0,57 dan 16,38% untuk fas 0,46, penurunan Umum, Jakarta.
kuat lentur sebesar 26,51% untuk fas 0,57 dan Setiawan, B., 2006, Pengaruh Penggunaan
10,95% untuk fas 0,46. Beton dengan serbuk Agregat Kaca pada Beton Ditinjau dari
kaca 30% mengalami penurunan kuat tekan Segi Kekuatan dan Shrinkage, Surabaya,
sebesar 41,66% untuk fas 0,57 dan 42,20% un- Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Univer-
tuk fas 0,46, penurunan modulus elastisitas se- sitas Kristen Petra.
besar 18,41% untuk fas 0,57 dan 22,72% untuk Wang, C. K., dan Salmon, C. G., 1986, Disain
fas 0,46, penurunan kuat tarik belah sebesar Beton Bertulang, Edisi Keempat, Penerbit
17,58% untuk fas 0,57 dan 17,33% untuk fas Erlangga, Jakarta.
0,46, penurunan kuat lentur sebesar 14,20% Wibowo, Levin, 2013, Pengaruh Penambahan
untuk fas 0,57 dan 12,26% untuk fas 0,46. Be- Serbuk Kaca dan Water Reducing High
ton dengan serbuk kaca 10% dan 20% dan fak- Range Admixtures Terhadap Kuat Tekan
tor air semen 0,46 masih memiliki kuat tekan di dan Modulus Elastisitas Pada Beton,
atas 20 MPa sehingga masih dapat digunakan Yogyakarta, Tugas Akhir Program Studi
untuk struktur bangunan. Beton dengan faktor Teknik Sipil Universitas Atma Jaya
air semen 0,46 memperlihatkan kenaikan kuat Yogyakarta.
tekan sebesar rata-rata 21,13%, kenaikan mod-

10

You might also like