Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

PERSPEKTIF DAN PERAN SOSIOLOGI EKONOMI

DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI MASYARAKAT

Perspective and Role of Economic Sociology in Economic Development

Ketut Gede Mudiarta


Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Jl. Tentara Pelajar No. 10 Bogor 16114

Naskah masuk : 25 April 2011 Naskah diterima : 6 Juni 2011

ABSTRACT

Economic sociology is a sociological perspective that explains economic phenomena, mainly related to
aspects of production, distribution, exchange, consumption of goods, services, and resources, aiming at
improving peoples welfare. Contribution of the sub-discipline of economic sociology improves along with the
various socio-economic problems in the society both in developed and developing countries where they try to
improve peoples welfare through its development programs. Progress of economic sociology cannot be
separated from the ideas of classical sociology and new thinking in economic sociology since 1980s. Economic
sociology studies in Indonesia showed that most of the studies are directed toward on how the community
alleviates poverty. Currently, economic sociology studies social capital, as well as structural problems, institutional
and national economic systems associated with welfare. The said national economic system is in accordance with
the countrys constitution. On the other hand, the impacts of national development are also the focus of the
studies since the development policies have not been able to realize a welfare society and inclusiveness in
national development. It is based on the construction of the welfare state model with the main indicator of
relatively equal development.

Key words: economic sociology, peoples welfare, social capital

ABSTRAK

Sosiologi Ekonomi merupakan perspektif sosiologis yang menjelaskan fenomena ekonomi, terutama
terkait dengan aspek produksi, distribusi, pertukaran, konsumsi barang, jasa, dan sumber daya, yang bermuara
pada bagaimana masyarakat mencapai kesejahteraan. Sosiologi Ekonomi menunjukkan perkembangan yang
eksplosif sejalan dengan berbagai permasalah sosial ekonomi masyarakat, baik di negara-negara maju maupun
di negara-negara berkembang yang sedang berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui
berbagai kebijakan pembangunan. Perkembangan studi Sosiologi Ekonomi tidak terlepas dari pengaruh
pemikiran tokoh sosiologi klasik dan aliran pemikiran baru dalam sosiologi ekonomi sejak dekade 1980-an. Hasil
kajian eksploratif yang pada tulisan ini melalui penelusuran atas perkembangan studi Sosiologi Ekonomi di
Indonesia, menunjukkan bahwa sebagian besar studi diarahkan kepada bagaimana masyarakat memenuhi
kebutuhan dan mencapai kemakmuran atau kesejahteraan yang erat kaitannya dengan masalah kemiskinan.
Saat ini studi Sosiologi Ekonomi lebih marak menganalisis tentang kapital sosial, serta masalah struktur,
kelembagaan dan sistem ekonomi nasional dikaitkan dengan kesejahteraan masyarakat. Sistem ekonomi
nasional yang dimaksud adalah yang sejalan amanat konsititusi kita. Pada sisi lain, dampak pembangunan
nasional terutama sejak masa orde baru juga banyak diteliti mengingat kebijakan pembangunan dinilai belum
mampu menciptakan kesejahteraan masyarakat, bahkan terkesan belum berhasil menciptakan inklusifitas dalam
pembangunan nasional, berlandaskan pembangunan model negara kesejahteraan (MNK) dengan indikator
utama berupa pemerataan pembangunan.

Kata kunci : sosiologi ekonomi, kesejahteraan masyarakat, kapital sosial

PERSPEKTIF DAN PERAN SOSIOLOGI EKONOMI DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI MASYARAKAT Ketut Gede Mudiarta

55
PENDAHULUAN dilakukan di Indonesia, serta (iii) memberikan
gambaran kebijakan pembangunan ekonomi di
Indonesia yang relevan dengan sosiologi
Perkembangan pemikiran Sosiologi ekonomi. Selanjutnya, ketiga tujuan spesifik itu
Ekonomi antara lain ditandai oleh berkem- dirangkaikan dengan dinamika pembangunan
bangnya pemikiran dan teori tentang ekonomi, nasional (pembangunan sosial ekonomi) di
yang melihat cara kerja sistem ekonomi Indonesia, yang memiliki tujuan utama mense-
dengan menekankan pula pada aspek non- jahterakan dan memakmurkan masyarakat.
ekonomi. Pada beberapa dekade belakangan
ini, perkembangan studi Sosiologi Ekonomi
semakin tumbuh dan berkembang sejalan TINJAUAN TEORITIS TENTANG
dengan fenomena ekonomi yang tentunya SOSIOLOGI EKONOMI
tidak terlepas dari cakupan aspek sosiologis
yang melingkupinya. Pada sisi lain, persoalan Keterkaitan Ekonomi dan Sosiologi.
ekonomi setiap waktu semakin kompleks dan
merambah segi kehidupan non ekonomi. Smelser dan Swedberg (2005) me-
ngemukakan definisi sosiologi ekonomi de-
Pada sisi lain, kecendrungan sosiolog ngan mengadopsi pendapat Weber maupun
memperluas fokus analisis pada bidang yang Durkheim, bahwa sosiologi ekonomi merupa-
menjadi tradisi kajian ekonomi melahirkan sub kan sub disiplin sosiologi yang memfokuskan
disiplin Sosiologi Ekonomi. Menurut Smelser bidang studi pada bagaimana aktor atau
dan Swedberg (2005) sosiologi ekonomi masyarakat memenuhi kebutuhan hidup
memfokuskan perhatian tentang fenomena mereka.
ekonomi, terutama yang terkait dengan aspek
produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi Economic sociology can be defined as the
barang dan jasa sebagai sumber daya yang sosciological perspective applied to economic
terbatas. Perspektif itu meliputi interaksi phenomena. A similar but more elaborate
personal, kelompok (grup), struktur sosial, version is the application of the frames of
kelembagaan, dan kontrol sosial termasuk reference, variables, and explanatory models
sanksi, norma, dan nilai. Dalam perkem- of sociology to that complex of activities which
bangan selanjutnya, kontribusi sub disiplin is concerned with the production, distribution,
Sosiologi Ekonomi menunjukkan perkembang- exchange, and consumption of scarce good
an yang eksplosif sejalan dengan berbagai and services.
permasalahan sosial ekonomi masyarakat, Definisi di atas, menjelaskan dua ter-
baik di negara maju maupun di negara ber- minologi tentang fenomena ekonomi, dan
kembang yang sedang berupaya meningkat- pendekatan sosiologis. Fenomena ekonomi
kan kesejahteraan masyarakatnya melalui yang menjadi fokus perhatian adalah menge-
berbagai kebijakan pembangunan. nai cara aktor memenuhi kebutuhan, dan di
Tulisan ini sengaja menetapkan topik dalamnya terkandung aspek produksi, distri-
kesejahteraan masyarakat ditinjau dari pers- busi, pertukaran, dan konsumsi sumberdaya
pektif sosiologi ekonomi, yang secara umum yang pada dasarnya bermuara pada kese-
bertujuan untuk berupaya menjelajahi tradisi jahteraan aktor. Sedangkan pendekatan sosio-
pemikiran para sosiolog dari tokoh klasik logisnya meliputi kerangka acuan, variabel dan
sosiologi maupun yang berkembang saat ini. indikator, serta model-model yang digunakan
Secara khusus tulisan ini bertujuan untuk sosiolog dalam memahami ataupun menjelas-
dapat memahami gagasan sosiologis dalam kan fenomena yang terjadi dalam masyarakat.
pembangunan ekonomi masyarakat, khusus- Dalam kerangka ini, terdapat perbedaan
nya di Indonesia. Secara spesifik penulisan ini pendekatan ataupun cara pandang dari sudut
bertujuan untuk: (i) mendiskripsikan perkemba- ekonomi dan sosiologi ekonomi terutama
ngan terkini (state of the art) teori sosiologi dalam memandang aspek produksi, distribusi
ekonomi dan menyelami indikator yang dan pertukaran, serta konsumsi sebagai
relevan; (ii) memberikan gambaran perkem- komponen kegiatan ekonomi masyarakat.
bangan studi sosiologi ekonomi yang telah

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 29 No. 1, Juli 2011 : 55 - 66

56
Konsep Aktor ekonomi relatif tidak memperhatikan aspek
Pada dasarnya starting point analisis power atau kekuasaan karena menurut sudut
ekonomi didasari individu. Hal ini dilandasi pandang ekonomi tindakan ekonomi dianggap
paham utilatirianisme dan ekonomi politik yang sebagai pertukaran diantara yang sederajat.
dalam menjelaskan transaksi ekonomi semua- Sedangkan menurut sosiologi tidaklah demiki-
nya dilandasi individualisme. Hal ini juga an, melainkan power ataupun kekuasaan
didasari pemikiran dari Adam Smith dalam dipandang sebagai salah satu dimensi yang
karyanya An Inquiry into the Nature and penting dalam menentukan tindakan ekonomi
Causes of The Wealth of Nations yang ditulis (Smelser dan Swedberg, 2005)
pada tahun 1776. Gagasan mengenai prinsip
individualisme dikemukakan dengan berpan- Hambatan Tindakan Ekonomi
dangan bahwa motif manusia melakukan
kegiatan ekonomi didasari oleh interes pribadi. Masih menurut Smelser dan
Motif kepentingan individu yang didorong Swedberg, 2005: 5), hal yang sangat men-
aliran pemikiran liberalisme akhirnya melahir- dasar bagi ekonomi dalam memandang ham-
kan sistem ekonomi pasar bebas yang ber- batan tindakan ekonomi seseorang adalah
kembang menjadi sistem ekonomi kapitalis. selera dan adanya kelangkaan sumber daya,
termasuk keterbatasan dalam penguasaan
Konsep utama dari Smith adalah teknologi. Dalam kerangka ini, ekonom mudah
laissez faier, yakni kurangnya intervensi untuk melakukan prediksi atas tindakan
pemerintah (negara) dalam sistem ekonomi ekonomi yang didasari prinsip memaksimalkan
masyarakat yang menciptakan adanya indivi- pemanfaatan (utilitas) dan keuntungan. Se-
dualisme ekonomi dan kebebasan ekonomi. mentara sosiologi lebih luas dari itu, yakni
Muara dari keseluruhan pemikiran itu adalah hambatan aktor dalam melakukan tindakan
terciptanya individu manusia ekonomis (homo ekonomi juga dibatasi oleh beberapa faktor
economicus) yang mengutamakan kepenting- seperti hubungan antar aktor, selain terbatas-
an individu dan sangat mengedepankan nya sumber daya.
rasionalitas penuh (Heilbroner, 1986). Semen-
tara, utilatirianisme (rasionalitas utilatirianisme)
itu sendiri menurut Lawang (2005) adalah Hubungan Ekonomi dan Masyarakat
prinsip utama dari ekonomi. Fokus perhatian utama dari ekonom
adalah aspek pertukaran ekonomi, pasar, dan
Tindakan Ekonomi ekonomi. Sementara masyarakat dipandang
sebagai sesuatu yang berada di luar itu dan
Ekonomi mengasumsikan bahwa se- dipandang sudah ada. Hal itu berbeda dari
tiap individu memiliki pilihan-pilihan ataupun sudut pandang sosiolog, yakni memandang
preferensi tertentu. Tindakan individu bertuju- masyarakat sebagai suatu sistem sosial dan
an untuk memaksimalkan utilitas dan keun- ekonomi merupakan bagian integral dari
tungan yang selanjutnya dalam ekonomi sistem masyarakat. Oleh karena itu, Smelser
disebut prinsip rasionalitas. Akan tetapi pan- dan Swedberg (2005) mengemukakan bahwa
dangan tersebut berbeda dari sudut pandang sosiologi ekonomi lebih banyak memfokuskan
sosiologi, yakni seperti yang dikemukakan perhatian pada: (i) analisis sosiologis tentang
Weber mengenai tindakan yang dalam sosio- proses-proses ekonomi, antara lain seperti
logi dibedakan menjadi tindakan rasional dan terbentuknya harga (kesepakatan) antara
tindakan tradisional (afektual). pelaku atau aktor ekonomi; (ii) analisis
Para ekonom cenderung menganggap hubungan interaksi antara ekonomi dan
bahwa tindakan ekonomi dapat ditarik dari institusi lain dalam masyarakat, antara lain
hubungan antara preferensi selera dengan dapat kita analisis hubungan antara ekonomi
harga ataupun jasa pada sisi lainya. Semen- dan agama, ataupun politik, birokrasi, dan
tara pandangan sosiolog memberi makna institusi lainnya; (iii) analisis mengenai dina-
tindakan aktor yang dikonstruksi secara his- mika kelembagaan dan parameter budaya
toris. Mengenai tindakan ekonomi, para yang menjadi landasan ekonomi masyarakat.

PERSPEKTIF DAN PERAN SOSIOLOGI EKONOMI DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI MASYARAKAT Ketut Gede Mudiarta

57
Beberapa Aliran Pemikiran yang logi Kultural dan pemikiran-pemikiran kompa-
Mempengaruhi Sosiologi Ekonomi Saat ratif - historis.
Kini Aliran ini berkembang pertama kali
Studi mengenai tindakan aktor dalam saat mencetuskan beberapa proposisi utama
fenomena ekonomi pada dasarnya cenderung yang digagas antara lain oleh Harisson White
terfokus untuk menganalisis bagaimana ma- (dari Harvard University), dan murid-muridnya
syarakat bertahan hidup melalui pemenuhan seperti Garanovetter yang juga didukung
kebutuhan hidupnya serta peningkatan kese- Swedberg dan beberapa tokoh pemikir
jahteraan masyarakat. Secara historis perkem- Sosiologi Ekonomoi baru. Proposisi yang
bangan Sosiologi Ekonomi diawali dengan dimaksud adalah: (i) tindakan ekonomi adalah
perkembangan kehidupan ekonomi modern suatu bentuk dari tindakan sosial, (ii) tindakan
dengan ciri berkembangnya masyarakat ekonomi disituasikan secara sosial, dan (iii)
industri pasca masyarakat agraris yang meng- institusi-institusi ekonomi dikonstruksi secara
andalkan kegiatan pertanian sebagai dasar sosial. Ketiga proposisi tersebut bersumber
kegiatan perekonomian masyarakat. Pasca dari gagasan Weber mengenai tindakan sosial.
pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh sosiologi kla- Menurut Weber tindakan ekonomi tidak
sik khususnya Sosiologi Ekonomi, sejak semata-mata dipandang sebagai fenomena
dekade 1980-an muncullah aliran pemikiran stimulus-respon yang sederhana, melainkan
baru dalam sosiologi ekonomi (Smelser dan lebih kepada hasil dari suatu proses yang
Swedberg, 2005). Aliran pemikiran baru antara dilakukan oleh individu dalam hubungan sosial
lain terangkum dalam teori Granovetter (1985) yang berlangsung (Sukidin, 2009).
mengenai keterlekatan (embeddedness)
meletakkan jaringan sosial (network) sebagai Kekuatan dan Perkembangan Teori-teori
titik sentral pemikirannya. Lebih jauh dan yang Sosiologi Ekonomi
relatif terbaru dari Granovetter (2005) adalah
gagasan mengenai pengaruh struktur sosial Dilandasi grand theory yang dicetus-
terutama yang dibentuk berdasarkan jaringan kan tokoh-tokoh klasik sosiologi (Marx,
sosial (network), terhadap manfaat ekonomis Durkheim, Weber, dan Simmel), muncul teori-
teori pada tataran middle range theory bahkan
khususnya menyangkut kualitas informasi.
hingga melahirkan pemikiran teoritis di level
Kemudian, Semelser dan Swedberg mikro. Berikut ini akan dikemukakan beberapa
(2005; 4-5) juga lebih detail menjelaskan catatan ringkas mengenai perkembangan teori
peranan penting dari aliran pemikiran sosiologi Sosiologi Ekonomi yang dominan mempenga-
struktural bagi studi-studi Sosiologi Ekonomi. ruhi studi-studi sampai era kini. Mengingat
Proposisi utama dari aliran itu adalah bahwa sedemikian banyaknya teori yang berkembang
relasi aktor dan posisi aktor dalam struktur saat ini, maka pada bahasan ini disarikan
sosial merupakan hal yang krusial dalam beberapa teori penting yang memiliki kekuatan
proses-proses sosialnya. Kemudian berkem- dan pengaruh yang besar bagi perkembangan
bang lebih jauh studi-studi jaringan sosial di terkini (state of the art) studi-studi Sosiologi
pertengahan tahun 1970-an hingga tahun Ekonomi di Indonesia, antara lain teori pilihan
1990-an yang banyak memfokuskan perhatian rasional (Coleman), Teori Jaringan Sosial
pada jaringan kerja korporasi dan sektor dengan Ketertambatan Sosial (Granovetter),
industri yang erat pertaliannya dengan teori- dan teori New Institusionalism seperti berikut
teori organisasi dengan memfokuskan perhati- ini.
an pada keterkaitan antara korporasi dengan
lingkungan sosialnya. Terdapat tiga ranah
Teori Pilihan Rasional (James S Coleman
utama yang menjadi fokus perhatian studi
1988; 1990)
Sosiologi Ekonomi melalui penerapan teori
organisasi, yakni dalam ranah ketergantungan Teori pilihan rasional berada dalam
terhadap sumberdaya, ekologi kependudukan, tataran middle range theory yang berlandas-
dan new institutionlasm. Disamping itu, per- kan kepada teori umum (grand theory), yakni
kembangan Sosiologi Ekonomi baru saat ini tindakan rasional yang digagas oleh Max
turut dipengaruhi pula oleh penerapan Sosio- Weber. Berlandaskan grand theory dari Weber

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 29 No. 1, Juli 2011 : 55 - 66

58
mengenai rasionalitas atau lebih spesifiknya of Weak Ties yakni manfaat ekonomi, yang
adalah tindakan rasional, serta perspektif ternyata cenderung didapat dari jalinan ikatan
pilihan rasional pada tataran middle range yang lemah. Untuk hal ini ia menjelasakan
theory seperti yang dikemukakan oleh bahwa pada tataran empiris, informasi baru
Coleman, maka periode waktu terakhir ini misalnya, akan cenderung didapat dari
berkembang studi-studi yang mengkaji kapital kenalan baru dibandingkan dengan teman
sosial secara khusus, dan representasi kapital dekat yang umumnya memiliki wawasan yang
secara umum dari sudut pandang Sosiologi hampir sama dengan individu, dan kenalan
Ekonomi, dikaitkan dengan pengambilan baru relatif membuka cakrawala dunia luar
keputusan transaksi sosial ekonomi. individu.; (iii) The Importance of Structural
Oleh karenanya, berdasarkan penje- Holes, yakni adanya peran lubang struktural
lasan di atas maka dalam tindakan rasional diluar ikatan lemah maupun ikatan kuat yang
ada beberapa kata kunci yang harus dikaitkan ternyata berkontribusi untuk menjembatani
satu dengan yang lainnya, yakni aktor (yang relasi individu dengan pihak luar (outsider)
diasumsikan rasional); pilihan dari beragam dan (iv) The Interpenetration of Economic and
sumber yang tersedia; penguasaan atas Non-Economic Action yaitu adanya kegiatan-
sumber-sumber itu oleh si aktor; dan kepen- kegiatan non ekonomis yang dilakukan dalam
tingan pribadi. Dengan demikian timbul per- kehidupan sosial individu yang ternyata
tanyaan mengapa Coleman tidak mengacu mempengaruhi tindakan ekonominya. Dalam
kepada pemikiran Fungsionalisme Struktural hal ini Granovetter menyebutnya ketertam-
dalam menjelaskan teori pilihan rasional. Hal batan tindakan non ekonomi dalam kegiatan
ini tidak terlepas dari kritiknya terhadap aliran ekonomi sebagai akibat adanya jaringan
sosiologi dan aliran ekonomi, yakni dua aliran sosial.
yang berupaya menjelaskan kapital sosial
hingga dekade 1980-an. Teori New Institutionalism (Nee, 2005)
Kritik yang dikemukakan adalah Secara ringkas pemikiran Nee (2005)
mengenai cacat yang sangat fatal bagi per- mengenai new institutionalism diawali dengan
kembangan teori yang tidak mempertimbang- gagasannya untuk menjelaskan bagaimana
kan atau mengabaikan aktor yang memiliki instistusi berinteraksi dengan jaringan sosial
dalam tanda petik mesin tindakan. Kritik itu (social network) dan norma-norma sosial da-
ditujukan kepada aliran sosiologi yang lam mengarahkan tindakan-tindakan ekonomi.
menganggap aktor itu dibentuk oleh ling- Ia memulainya dengan menjelaskan pende-
kungan (sistem atau struktur), bersifat pasif, katan yang dikemukakan oleh Granovetter
serta tidak memiliki kekuatan dari dalam untuk dalam memandang jaringan sosial yang
menentukan tindakannya. Faktanya dalam menyatakan bahwa aktor ekonomi bukan atom
dunia sosial tidaklah demikian. Menurut (lepas dari konteks masyarakat), bukan pula
Coleman, individu manusia bukan hanya seke- sepenuhnya patuh pada aturan sosial; tingkah
dar tempat ataupun media bagi bekerjanya laku aktor melekat pada realitas relasi sosial
suatu struktur sosial. (concrete, on-going social relation); Hubungan
sosial bukan institusi; institusi makro melahir-
Teori Jaringan Sosial (Granovetter, 1985; kan trust dalam kegiatan ekonomi. Dalam hal
2005) ini pandangan New Institutionalism mengemu-
kakan bahwa Granovetter hanya menjelaskan
Granovetter mengetengahkan gagas- proximate causes tanpa menjelaskan large/
an mengenai pengaruh struktur sosial macro causes; Juga menurut Nee, Granovetter
terutama yang dibentuk berdasarkan jaringan tidak menjelaskan mengapa aktor decouple
sosial (network), terhadap manfaat ekonomis (terpisah/terlepas) dari hubungan sosial untuk
khususnya menyangkut kualitas informasi. Ia mengejar kepentingan ekonomi? Berlandas-
lebih lanjut menjelaskan empat prinsip utama kan kepada kritik terhadap pendekatan New
yang melandasi pemikiran mengenai adanya Institutional Economic dan mencermati pan-
hubungan pengaruh antara jaringan sosial dangan Garnovetter di atas, Nee mengemu-
(network) dengan manfaat ekonomi, yakni: (i) kakan model institusional baru dari perspektif
Norma dan densitas network; (ii) The Strength Sosiologi Ekonomi.

PERSPEKTIF DAN PERAN SOSIOLOGI EKONOMI DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI MASYARAKAT Ketut Gede Mudiarta

59
Model ini memandang mekanisme pemerataan proses, yang mulai membedakan
institusional memiliki penyebab yang lebih faktor status sosial, suku, pendidikan, agama
dalam karena sangat menentukan insentif. dan kondisi ekonomi. Sedangkan pemerataan
Dalam pandangan New Institusional Sosiologi distribusi output cenderung melihat bagaimana
Ekonomi, norma-norma yang ada akan ber- keberhasilan seseorang dalam mengakomo-
interaksi dengan formal rules dalam merea- dasikan kesempatan-kesempatan pemerataan
lisasikan kepentingan individu. Pada intinya, yang telah diberikan untuk meningkatkan
Nee (2005) mengemukakan adanya mekanis- kualitas hidupnya.
me integrasi hubungan formal dan informal Sepanjang penelusuran atas perkem-
pada setiap level kausal, yakni pada tataran bangan studi-studi Sosiologi Ekonomi di
mikro (individu), meso (kelompok ataupun Indonesia, dapat dikemukakan bahwa sebagi-
organisasi), dan tataran makro berupa an besar studi diarahkan terhadap bagaimana
lingkungan kebijakan (policy environment), masyarakat memenuhi kebutuhan dan menca-
termasuk ketentuan dalam pengembangan pai kemakmuran atau kesejahteraan. Topik itu
sistem dan usaha agribisnis. sering tidak terpisahkan dengan topik-topik
kemiskinan yang menjadi fokus perhatian studi
APLIKASI SOSIOLOGI EKONOMI DALAM Sosiologi Ekonomi, hingga mengarah pada
MENGANALISIS SUATU FENOMENA model pembangunan ekonomi nasional di
SOSIAL Indonesia. Pada sisi lain, dampak pembangun-
an nasional terutama sejak masa orde baru
juga banyak diteliti mengingat kebijakan
Pokok Perhatian pembangunan hingga saat ini dilihat belum
Fenomena sosial seperti kemiskinan mampu menciptakan kesejahteraan masyara-
merupakan salah satu fokus perhatian peneliti kat, bahkan terkesan belum berhasil mencip-
ataupun akademisi dari sub disiplin Sosiologi takan inklusifitas dalam pembangunan di
Ekonomi. Dasar pemikirannya adalah bahwa segala sektor. Adapun teori yang digunakan
pembangunan suatu negara tidak hanya dilihat sebagian besar menerapkan teori-teori atau-
dari sisi pertumbuhan ekonomi saja, melainkan pun konsep Kapital Sosial, teori pilihan rasio-
juga harus dilihat dari segi pemerataan nal, dan teori-teori kelembagaan. Jumlah studi
pembangunan itu sendiri sebagai tolok ukur ini secara kuantitatif relatif banyak, bahkan
keberhasilan pembangunan suatu negara. telah menghasilkan sekian banyak disertasi.
Ketidakmerataan dalam suatu pembangunan Pada beberapa waktu terakhir mulai
nasional sesungguhnya tidak terbatas dari marak diteliti mengenai tindakan ekonomi
masalah kemiskinan saja. Golongan masyara- aktor dalam dinamika pembangunan nasional,
kat miskin muncul sebagai akibat perubahan tentunya dengan aplikasikan Sosiologi Eko-
struktur ekonomi menuju modern yang tidak nomi. Studi Sosiologi Ekonomi mulai meram-
seimbang. Bila dalam suatu pembangunan bah ke sektor tenaga kerja, sektor industri
mengabaikan pemerataan ekonomi maka terutama industri tekstil yang pernah menjadi
dampak yang timbul dari pembangunan harapan perekonomian masyarakat, dan tentu-
tersebut adalah masalah-masalah kemiskinan nya studi-studi Sosiologi Ekonomi yang
dan kesenjangan sosial. Dalam hal ini tentu menganalisis struktur dan kelembagaan eko-
sangat erat pertaliannya dengan masalah nomi petani, mengingat masyarakat Indonesia
struktur ataupun kelembagaan penyediaan yang sebagian besar masih tergantung sektor
input produksi, proses produksi, hingga pada pertanian. Berlatar belakang dari hal tersebut,
distribusinya. pada bagian ini akan diuraikan secara ringkas
Pemerataan input merupakan usaha beberapa studi-studi yang mengaplikasikan
untuk mendistribusikan kesempatan-kesem- Sosiologi Ekonomi, antara lain meliputi studi-
patan dalam segala sektor kehidupan masya- studi kemiskinan dan kesejahteraan, studi-
rakat dengan seadil-adilnya dengan mengusa- studi bidang ketenagakerjaan, kelembagaan
hakan program-program penunjang sebagai ekonomi masyarakat, serta studi-studi kebijak-
suatu proses awal. Kemudian berlanjut pada an pembangunan.

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 29 No. 1, Juli 2011 : 55 - 66

60
Studi Kemiskinan Proposisi kedua adalah pencapaian
Orientasi utama studi-studi mengenai kondisi kemakmuran masyarakat mempra-
kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat syaratkan kondisi keadilan dalam alokasi
adalah cita-cita kemerdekaan Indonesia sumber daya ekonomi. Dalam konteks ini jelas
seperti yang diamanatkan Pembukaan UUD sekali dimensi ruang-ruang inklusif menjadi
1945, yaitu terciptanya masyarakat yang adil salah satu fokus perhatian dalam studi-studi-
dan makmur. Meskipun banyak studi-studi nya Sajogyo. Gambaran inklusifitas dikemuka-
mengenai kemiskinan yang telah dilakukan di kan dengan menganjurkan konsepsi delapan
Indonesia, pada pembahasan ini penulis jalur pemerataan yang saat pemerintahan
mengemukakan pendapat Sitorus (1999) orde baru menjadi salah satu andalan dalam
mengenai bagaimana ia menyarikan hasil-hasil melaksanakan kebijakan pembangunan yang
penelitian Sajogyo yang terkenal dengan teori tertuang dalam GBHN (Garis-garis Besar
garis kemiskinan (1971) dan pemikiran lain- Haluan Negara) sebagai amanat dari UUD
nya yang lahir dari studi-studi yang dilakukan 1945 sebelum diamandemen.
hingga penghujung tahun 2000-an, mengenai Propisisi ketiga tentang transformasi
bagaimana pembangunan pertanian mampu menuju struktur kemakmuran menemukan
memakmurkan masyarakat petani. pola idealnya dalam gerakan masyarakat yang
Pertanian sebagai salah satu kegiatan dijiwai moral solidaritas sosial seperti yang
ekonomi masyarakat Indonesia perlu menda- digagas Durkheim, baik solidaritas mekanik
pat perhatian karena seperti diketahui bahwa maupun sebaliknya solidaritas organik yang
pertanian adalah dasar pengembangan sarat dengan pamrih. Gerakan sosial yang
kegiatan ekonomi masyarakat. Berdasarkan mesti digagas adalah mengembangkan dan
itu, Sitorus (1999) mengemukakan beberapa memberdayakan kelompok-kelompok kecil
proposisi yang disarikan dari hasil penelitian- keswadayaan dan mengembangkan hubungan
penelitian Sajogyo mengenai kemisikinan di kemitraan antara elit dan masyakat, dan juga
Indonesia, khususnya masyarakat pedesaan hubungan antar aktor di setiap lapisan
yang sebagian besar menggeluti kegiatan masyarakat.
ekonomi usahatani. Proposisi pertama bahwa Proposisi keempat adalah bahwa
kondisi kemiskinan adalah hasil konstruksi gerakan masyarakat berorientasi kemakmuran
yang bersifat struktural. Kemiskinan secara memprasyaratkan adanya ruang sosial otonom
kuantitatif diukur dengan Indeks Mutu Hidup yang bebas dari dominasi struktural kekuatan
yang terdiri dari indikator-indikator komposit politik supra lokal. Dalam hal ini dampaknya
seperti tingkat melek huruf, pendidikan, tingkat mulai menunjukkan perubahan yang berarti
kematian bayi, harapan hidup, dan fertilitas sejak masa reformasi yang mengedepankan
yang mencerminkan ukuran sosiologis, bukan aspek demokrasi dan desentralisasi terutama
seperti indikator lainnya yang lebih bersifat dengan didukung undang-undang mengenai
ukuran ekonomi. otonomi daerah (UU. No. 22 tahun 1999).
Di Indonesia, perkembangan studi Sementara itu, terdapat pula studi yang
mengenai kesejahteraan pada beberapa waktu mengkaitkan kemiskinan dengan kapital sosial
terakhir ini masih relatif tertinggal jika diban- seperti yang dilakukan Prayitno (2004). Studi
dingkan pada dekade 1980-an yang relatif untuk disertasinya itu salah satunya mengung-
marak melalui studi kemiskinan, ataupun studi kapkan bahwa keluarga miskin yang memiliki
kemakmuran dan pemerataan pembangunan, ketahanan ekonomi dicirikan dengan adanya
termasuk studi mengenai kualitas hidup kapital sosial.
masyarakat yang sudah tentu sangat terkait
dengan kesejahteraan masyarakat. Pada Studi-studi Bertemakan Kapital Sosial.
perkembangannya, tingkat kesejahteran tidak
hanya diukur berdasarkan indikator fisik, Di Indonesia, studi-studi sosiologi eko-
melainkan telah mulai digagas mengenai nomi yang berkembang pesat saat ini adalah
indikator non fisik seperti peran kebijakan studi yang mengambil topik kapital sosial
negara maupun ketersediaan potensi kapital, dikaitkan dengan kesejahteraan dan pengem-
terutama kapital sosial (Castelli et al., 2009). bangan ekonomi wilayah, termasuk yang
banyak diinisiasi oleh World Bank. Beberapa

PERSPEKTIF DAN PERAN SOSIOLOGI EKONOMI DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI MASYARAKAT Ketut Gede Mudiarta

61
hasil studi yang dituangkan dalam disertasi mengembangkan ranah akademis, khususnya
antara lain dilakukan oleh Ibrahim (2002) yang untuk sub disiplin Sosiologi Ekonomi.
memusatkan perhatiannya pada aspek kehi- Topik mengenai kelembagaan ekono-
dupan berorganisasi sebagai modal sosial mi, seperti lembaga koperasi, perbankan,
komunitas, kemudian Nurnayetti (2006) yang
lembaga pemasaran, hingga lembaga keuang-
menganalisis kapital sosial dan pember-
an yang sangat mendukung kegiatan ekonomi
dayaannya dalam pengelolaan irigasi di
masyarakat, relatif masih belum banyak
Sumbar; dan masih banyak studi lainnya,
mendapat perhatian para akademisi atau
termasuk studi kuantitatif yang dilakukan oleh
peneliti dari sub disiplin Sosiologi Ekonomi.
Vipriyanti (2007) yang menganalisis bagai-
Dalam kerangka ini, Rintuh dan Miar (2003)
mana keterkaitan antara kapital sosial dengan
mengemukakan pandangan bahwa pem-
pembangunan ekonomi wilayah. Selain itu,
studi mengenai kapital sosial juga dilakukan bahasan mengenai pentingnya penguatan
atas inisiasi World Bank yang antara lain kelembagaan mesti menjadi salah satu fokus
dilakukan Grootaert (1999) yang menganalisis studi mengingat kelembagaan merupakan
mengenai kepadatan jaringan sosial. penggerak pembangunan dan ekonomi rakyat.
Kelembagaan yang dimaksud meliputi kelem-
Studi-studi itu secara umum memiliki bagaan yang terbentuk akibat ikatan sosial,
persamaan dalam hal konsep yang digunakan, maupun sebagai hubungan ekonomi dalam
ataupun indikator dan metode pengukuran masyarakat. Koperasi sebagai salah satu
yang digunakan. Indikator kapital sosial masih kelembagaan ekonomi relatif banyak menda-
bertumpu pada norma, aspek kepercayaan, pat perhatian, disamping kelembagaan lainnya
dan jaringan sosial, dengan perkembangan seperti kelembagaan pasar, kelembagaan
pada aspek detailnya pengukuran indikator pendidikan dan penyuluhan, kelembagaan
seperti yang ditunjukkan oleh Vipriyanti (2007) pembangunan lokal, dan kelembagaan per-
dengan mengukur tingkat trust (meliputi modalan atau keuangan.
general trust, thin trust, dan thick trust),
demikian juga pengukuran jaringan sosial Hal yang terakhir ini, telah relatif
dengan menambahkan indeks kepadatan banyak menjadi fokus perhatian peneliti,
jaringan kerja dan indeks partisipasi dalam seperti halnya yang telah dilakukan oleh Sira
analisisnya, selain menganalisis kuat lemah- (2009) yang melakukan studi mengenai
nya ikatan sosial (strong and weak ties) dalam lembaga keuangan mikro yang berdasar
indikator jaringan sosial. syariah. Penelitian ini pada intinya mengkaji
secara sosiologis lembaga keuangan mikro
berbasis syariah. Studi ini secara ringkas
Penelitian Ketenagakerjaan dan dapat menjelaskan bagaimana sistem bagi
Kelembagaan. hasil dalam sistem keuangan syariah (tradisi)
Satu hal lagi yang ingin dikemukakan bersifat hybrid karena merupakan kelembaga-
mengenai studi yang relevan dengan sub an sosial informal yang diadopsi dan
disiplin Sosiologi Ekonomi adalah topik strategi dikontekstualisasikan dalam sebuah makna
nafkah atau mata pencaharian yang juga dan kondisi tertentu sebagai sistem kelem-
sudah barang tentu sangat erat pertaliannya bagaan keuangan yang khas. Pada sisi lainya,
dengan kesejahteraan, dan juga aspek harus disadari bahwa studi-studi mengenai
konsumsi dalam segi pemenuhan kebutuhan kelembagaan ekonomi masih perlu digeluti
hidup masyarakat. Strategi nafkah masyarakat secara mendalam, terutama mengkaji menge-
yang dihubungkan dengan konteks transfor- nai kelembagaan koperasi sebagai basis
masi struktur agraria adalah salah satu topik ekonomi kerakyatan di Indonesia, serta
yang sampai kini masih banyak dilakukan kelembagaan pemasaran yang kita yakini akan
terutama oleh kalangan akademisi ataupun relatif mampu memberikan arah bagi pengem-
sosiologi pertanian di Indonesia (Dharmawan, bangan ekonomi masyarakat. Selain itu, aspek
2007). Dalam kerangka itu, topik-topik yang kelembagaan keuangan terutama dalam pem-
juga erat hubungannya dengan itu adalah bangunan ekonomi pedesaan telah banyak
mengenai sistem okupasi dan ketenaga- diteliti oleh Pusat Analisis Kebijakan Sosial
kerjaan yang juga masih banyak digeluti dalam Ekonomi Pertanian, yang antara lain dilakukan

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 29 No. 1, Juli 2011 : 55 - 66

62
oleh Ashari (2006) mengenai lembaga berikut: (i) Adanya peranan negara yang
keuangan mikro di perdesaan. sedemikian luas, bersih dan kredibel yang
mampu melaksanakan politik redistribusi
kekayaan antara lain melalui kebijakan pajak
PENERAPAN SOSIOLOGI EKONOMI progresif. Ciri ini tentu erat kaitannya dengan
DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI bagaimana suatu negara melalui pemerin-
MASYARAKAT: Tinjauan Atas Pemerintah- tahannya mampu menciptakan ruang inklusi-
Swasta-Masyarakat dalam Pembangunan fitas dalam pembangunannya; (ii) Terdapat
Ekonomi Masyarakat kebebasan pers dan politik yang luas dengan
mekanisme pasar yang sehat, dengan meli-
Kebijakan Pembangunan Ekonomi di batkan peran swasta yang juga luas mengacu
Indonesia pada peraturan dan perundang-undangan
yang dijalankan secara konsekuen dan kon-
Pembahasan pada bagian ini perlu sisten; (iii) Berkembangnya peran masyarakat
diawali dengan mengemukakan pendapat yang diindikasikan dari pentingnya peran
Rahardjo (2009) mengenai teori pemba- serikat pekerja, peran berbagai organisasi dan
ngunan Dunia Ketiga, mengingat hal ini profesi dalam bingkai masyakat madani (civil
penting untuk menggambarkan bagaimana society); (iv) Terdapat peran penting koperasi
dinamika kebijakan pembangunan sosial dalam mewujudkan keadilan ekonomi dan
ekonomi di Indonesia yang senyatanya sosial masyarakat seperti yang ditunjukkan da-
ditujukan untuk kesejahteraan masyarakatnya. lam perekonoian di negara-negara Skandinivia
Menurutnya di Dunia Ketiga berkembang dua yang berhasil mencapai tingkat kesejahteraan
perspektif dan pendekatan. Pertama perspektif masyarakat pada level tertinggi karena keber-
kapitalisme pasar bebas dengan pendekatan hasilan pengembangan koperasinya.
kapital, dan yang kedua adalah perspektif
sosialis dengan pendekatan sumber daya Dalam kerangka pelaksanaan model
manusia. negara kesejahteraan, terdapat satu hal yang
perlu mendapat perhatian lebih serius dari
Kegagalan dua perspektif itu mengha- para peminat dan pemikir Sosiologi Ekonomi di
silkan perspektif yang bersifat alternatif, yaitu Indonesia, yakni sejauh mana studi-studi
aliran sosial demokrasi di dunia maju dan mengenai koperasi sebagai bentuk soko guru
aliran strukturalis di Dunia Ketiga. Di Indonesia perekonomian masyarakat yang berlandaskan
sendiri pendekatan strukturalis melahirkan kekeluargaan dapat dijadikan wadah untuk
alternatif aksiologi menuju perekonomian man- berusaha mencapai kesejahteraan dengan
diri yang terjadi setelah terpenuhinya kebu- tetap mempertimbangkan kondisi sosiologis
tuhan pokok masyarakat dan terbangunnya dan sumberdaya lokal. Pada sisi lain, sistem
prasarana dan ketersediaan tekonologi tepat kapitalisme mesti diantisipasi dengan tetap
guna, tentu dengan catatan dapat dimanfaat- bersandar pada kerangka ideologis perekono-
kan dan diberdayakan secara merata dan adil mian Indonesia seperti yang diamanatkan
bagi masyarakat. UUD 1945.
Sementara pendapat Damanhuri Senyatanya terdapat satu pelajaran
(2009) mengemukakan bahwa selaras dengan penting untuk dicermati mengenai kegagalan
sumber normatif pembangunan perekonomian kapitalisme atau oleh Achwan (2009) disebut
nasional seperti yang tercantum dalam bebe- sebagai superkapitalisme yang berkembang
rapa pasal UUD 1945, maka secara ideologis saat ini, yakni dengan munculnya fenomena
jelas posisi kebijakan-kebijakan pembangunan krisis keuangan global akhir-akhir ini.
yang diambil sangat dekat dengan aliran atau Superkapitalisme itu dicirikan oleh dominasi
mazhab sosial demokrat dengan melaksana- sistem keuangan dalam menggerakkan sistem
kan model negara kesejahteraan / MNK keuangan dan sistem ekonomi dunia. Lebih
(Welfare State Model). lanjut diutarakan bahwa sistem superkapitalis-
Model negara kesejahteraan ini mem- me juga ditandai oleh hilangnya hubungan
bangun sistem perekonomian masyarakatnya sosial antara pemerintah, swasta dalam hal ini
melalui beberapa ciri-ciri dari MNK seperti pemilik saham, dan masyarakat konsumen.

PERSPEKTIF DAN PERAN SOSIOLOGI EKONOMI DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI MASYARAKAT Ketut Gede Mudiarta

63
Peran Tripartit Pemerintah-Swasta- elemen-elemen pembangunan. Kedua, adalah
Masyarakat elemen swasta atau korporasi yang memiliki
Hubungan dan peran antara negara ruang gerak pada area publik melalui produksi
(pemerintah), korporasi (swasta), dan masya- hingga transaksi jual-beli barang dan jasa
rakat sering menjadi topik menarik dalam yang berorientasi pada keuntungan. Dunia
menganalisis teori-teori pembangunan sosial usaha ini baik langsung maupun tidak
ekonomi masyarakat. Hal ini banyak disoroti langsung memiliki peran yang sedemikian
oleh Martinussen (1997), dalam bukunya penting bagi pembangunan sosial ekonomi
Society, State, & Market: A Guide to nasional.
Competing Theories of Development. Pem- Pada perkembangan terkini, sorotan
bahasan mengenai peran pemerintah, swasta yang relatif tajam sering tertuju pada peran
dan masyarakat yang pada sebagian besar dunia usaha yang dianggap mementingkan
studi-studi belakangan ini disebut sebagai orientasi maksimalisasi keuntungan dan
hubungan tripartit, senyatanya melihat bagai- melupakan falsafah moral maupun tanggung
mana peran masing-masing kekuatan tripartit jawab sosial. Aspek yang terakhir ini
tersebut dalam pembangunan, hingga meng- berkembang dan sering dikaji sebagai suatu
kaji juga pola hubungan dan dominasi peran pembahasan yang memunculkan paradigma
elemen-elemen pembangunan tersebut. baru Corparate Social Responsibility/CSR
Sementara itu, dalam pembangunan yang mengutamakan keberlanjutan dan
pertanian di Indonesia yang merupakan bagian kesejahteraan sosial dalam pembangunan
dari pembangunan sosial ekonomi nasional, sosial ekonomi nasional.
peran pemerintah, swasta dan masyarakat Elemen Ketiga, adalah masyarakat
juga dikemukakan oleh Arifin (2005) terutama yang berinteraksi pada ruang publik atas dasar
untuk menyoroti paradigma kebijakan dan tata nilai dan perilaku sosial tertentu, yang saat
strategi revitalisasi pertanian nasional. Menu- ini tidak lagi hanya menjadi obyek pem-
rutnya, pengembangan industrialisasi per- bangunan, melainkan bergeser perannya se-
tanian dengan menerapkan strategi kemitraan bagai subyek yang menentukan pembangunan
pemerintah-swasta-masyarakat adalah suatu sosial ekonomi bangsa. Peran dan hubungan
strategi yang baru berkembang pada beberapa simteris dari ketiga elemen pembangunan itu,
waktu belakangan ini. merupakan prasyarat utama dalam strategi
Lebih lanjut Arifin (2005) mengemu- pencapaian tujuan-tujuan pembangunan, se-
kakan elemen pertama dalam kemitraan perti yang banyak diungkapkan dalam bebe-
tripartit adalah negara ataupun pemerintah rapa hasil studi belakangan ini.
yang merupakan lembaga publik dengan Di Chili, Campana (2000) mengemu-
fungsi menyelenggarakan dan menciptakan kakan bahwa kemitraan (partnership) antara
kesejahteraan umum, yang antara lain pemerintah, swasta, dan institusi multilateral
dilakukan dengan kegiatan-kegiatan pemba- yang berkembang dalam komunitas lokal
ngunan. Pada kerangka ini, peran pemerintah ternyata mampu menekan angka kemiskinan
(negara) dalam falsafah kemitraan tripartit masyarakat di pedesaan Chili, melalui
bergeser dari yang semula sebagai penggerak program-program pembangunan pertanian
utama pembangunan, ke arah peran sebagai yang diinisiasi pemerintah Chili. Dalam kon-
fasilitator dan dinamisator pembangunan so- teks operasionalisasi program pembangunan
sial ekonomi. pertanian, keterlibatan dan dukungan lembaga
Peran tersebut meliputi perumusan swadaya masyarakat (NGOs) sangat kental
kebijakan, fasilitasi infrastruktur, penyediaan terutama melalui inisiatifnya dalam mengem-
dan pengembangan inovasi teknologi, du- bangkan demokratisasi proses pembangunan
kungan subsidi, anggaran pembangunan yang yang diawali dari perencanaan dan desain
berprinsip berkeadilan dan dukungan politik program hingga kontrol terhadap pelaksanaan
bagi pengembangan usaha pertanian. Lemba- pembangunan pertanian di Chili.
ga ini memiliki kekuasaan yang bersifat Hubungan antara komunitas desa me-
regulatif yang berperan dalam mengatur lalui organisasi-organisasi sosial desa dengan
kehidupan bersama. Dalam aspek ini, dapat LSM pertanian maupun dengan pemerintah
dijelaskan fungsi negara sebagai pengatur sedemikian kuat terutama dalam proses

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 29 No. 1, Juli 2011 : 55 - 66

64
transfer teknologi, sehingga mampu mening- pun penganut aliran sosial demokrat dalam
katkan kinerja pembangunan pertanian di mengatasi ketimpangan sosial. Masalah
pedesaan Chili. Hasil studi lainnya juga dike- ketimpangan sosial senyatanya telah menjadi
mukakan oleh Jiwa (2005) yang mengemu- fokus perhatian dalam operasionalisasi kebi-
kakan mengenai model hubungan tripartit jakan pembangunan disegala sektor, dengan
dalam mendukung usaha produksi madu di upaya peningkatan sinergitas peran dan
Kenya. Pada intinya, Jiwa (2005) meng- hubungan antara negara (pemerintah), kor-
gambarkan Honey Cares Tripartite Model porasi (swasta), dan masyarakat. Hal ini sering
antara pemerintah-sektor swasta-komunitas menjadi topik menarik dalam menganalisis
desa mampu mempromosikan usaha kecil ke teori-teori pembangunan sosial ekonomi ma-
arah pengembangan komunitas berkelanjutan. syarakat kita saat ini.

PENUTUP DAFTAR PUSTAKA

Kecendrungan sosiolog memperluas Achwan, R. 2009. Sosiologi dan Krisis Keuangan


fokus analisis pada bidang yang menjadi Global. OPINI: Harian KOMPAS tanggal 2
tradisi kajian ekonomi melahirkan sub disiplin April 2009.
Sosiologi Ekonomi. Perspektif sosiologis yang Ashari. 2006. Potensi Lembaga Keuangan Mikro
digunakan atau diterapkan dalam fenomena dalam Pembangunan Ekonomi Pedesaan
ekonomi, terutama yang terkait dengan aspek dan Kebijakan Pengembangannya. Anali-
produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi sis Kebijakan Pertanian. Vol. 4 No.2.
2006: 146-164. PSEKP. Bogor.
barang dan jasa, yang bermuara pada
bagaimana masyarakat mencapai kesejah- Ashari. 2009. Peran Perbankan Nasional dalam
teraannya. Kontribusi sub disiplin Sosiologi Pembiayaan Sektor Pertanian di Indone-
Ekonomi menunjukkan perkembangan yang sia. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Vol.
27. No.1 2009. PSEKP. Bogor.
eksplosif sejalan dengan berbagai permasa-
lahan sosial ekonomi masyarakat, baik di Arifin, B. 2005. Pembangunan Pertanian: Para-
negara-negara maju maupun di negara-negara digma Kebijakan dan Strategi Revitalisasi.
PT. Grasindo. Jakarta
berkembang yang sedang berupaya mening-
katkan kesejahteraan masyarakatnya melalui Bourdieu, P. 1986. The Forms of Capital. Dalam
berbagai kebijakan pembangunan. J Richardson, ed. Handboooks of Theory
and research for Socoiology of Education.
Sepanjang penelusuran atas perkem- Westport, CT:Greenwood Press.
bangan studi-studi Sosiologi Ekonomi di Campana, P. 2000. Tripartite Partnerships for
Indonesia, hingga saat ini fokus studi masih Poverty Alleviation and Food Security
banyak menganalisis struktur, kelembagaan through Projects and Programmes.
dan sistem ekonomi nasional yang ditujukan International Fund for Agricultural
untuk kesejahteraan masyarakat. Sistem Development Latin America and The
ekonomi nasional yang dimaksud adalah yang Caribbean Division. Rome.
sejalan amanat UUD 1945, yang bercirikan (1) Castelli, A., Jacob R., and Goddard M. 2009.
APBN dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi Exploring the Impac of Public Services on
kemakmuran rakyat, (2) penciptaan kesem- Quality of Life Indicators. CHE Research
patan kerja penuh, (3) sistem perekonomian Papaer 46. University of York. United
yang berdasarkan kekeluargaan dengan me- Kingdom.
nolak free fight liberalism dalam era globalisasi Coleman, J.S. 1988. Social Capital in The Creation
ekonomi dunia saat ini dan (4) melaksanakan of Human Capital. American Journal of
prinsip negara kesejahteraan (welfare state). Sociology. Volume 94.
Keberhasilan negara-negara penganut Coleman, J.S. 1990. Foundation of Social Theory.
model negara kesejahteraan sangat nyata bila Cambridge MA. Belknap
ditinjau dari indikator pembangunan ekonomi. Damanhuri, D.S. 2009. Indonesia: Negara, Civil
Hal itu terlihat dari pemerataan pembangun- Society dan Pasar dalam Kemelut
an sebagai obsesi utama dari negara-negara Globalisisasi. Lembaga Penerbit Fakultas
Ekoonomi, Univesitas Indonesia. Jakarta.
penganut model negara kesejahteraan atau-

PERSPEKTIF DAN PERAN SOSIOLOGI EKONOMI DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI MASYARAKAT Ketut Gede Mudiarta

65
Nee, Victor, The New Institutionalisms in
Dasgupta P dan Serageldin I. 2002. Social Capital: Economics and Sociology, in Smelser J.
A Multi Faceted Perspective. Worl Bank, Neil and Richard Swedberg (eds), in the
Washington. Handbook of Economic Sociology.
Princeton University Press, 2005.
Davis, J. dan Goldberg, R. 1957. A Concept of
Agribusiness. Harvard University, Boston, Prayitno, U.S. 2004. Modal Sosial dan Ketahanan
USA dalam Syahyuti. 2006. 30 Konsep Ekonomi Keluarga. Disertasi. FISIP.
Penting dalam Pembangunan Pedesaan Universitas Indonesia.
dan Pertanian. PT. Bina Rena Pariwara. Putnam, R. 1993. Making Democracy Work: Civic
Jakarta. Tradition in Modern Italy. Princeton
Dharmawan, A.H. 2007. Sistem Penghidupan dan University Press.
Nafkah Pedesaan: Pandangan Sosiologi Rahardjo, M.D. 1984. Transformasi Pertanian,
Nafkah (Livelihood Sociology). Industrialisasi, dan Kesempatan Kerja.
SODALITY: Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Komunikasi, dan Ekolog Manusia. Vol. 01. Jakarta.
No. 02. 2007. Departemen Komunikasi Rahardjo, M.D. 2009. Menuju Kemandirian Ekonomi
dan Pengembangan Masyarakat. IPB. Indonesia. PRISMA (Majalah Pemikiran
Bogor. Sosial Ekonomi). Vol. 28 No.2, Oktober
Granovetter, M. 2005. The Impact of Social 2009. LP3ES. Jakarta.
Structure on Economic Outcomes. Journal Rintuh, C. dan Miar. 2003. Kelembagaan dan
of Economis Perspectives. Vol. 19. Ekonomi Rakyat. PUSTEP. Universitas
Number 1. Gadjah Mada. Yogyakarta.
Grootaert, C. 1999. Social Capital, Houshold Ritzer, G. dan Goodman D.J, 2003. Modern
Welfare and Poverty in Indonesia. World Sociological Teory. Mc.Graw-Hill.
Bank Working Paper, unpublished
Roth, G. dan Wittich. 1978. Max Weber: Ecomony
Heilbroner, R.L. 1986. The Nature and Logic and Society. University of California Press.
Capitalism. WW. Norton & Co. Inc. Berkeley.
(Revised Edition).
Rothstein B. Social Trust and Honesty in
Ibrahim, L.D. 2005. Kehidupan Berorganisasi Goverment: A Causal Mechanisms
sebagai Modal Sosial Disertasi. Universitas Approach. New York. Palgrave Macmillan.
Indonesia. Jakarta.
Sira, M. A. 2009. Institusionalisasi Syariah pada
Jiwa, F. 2005. Honey Care Africas Tripartite Model: Lembaga Keuangan Mikro. Disertasi.
An Innovative Approach to Sustainable FISIP, Program Sosiologi. Universitas
Beekeping in Kenya. APIACTA. Kenya Indonesia.
Johnson , D.P. 1988. Teori Sosiologi Klasik dan Sitorus, M.T.F. 1999. Menuju Sosiologi Kemak-
Modern (Diindonesiakan oleh Robert M.Z. muran: Mencari Kerangka untuk Pemikiran
Lawang). Penerbit PT. Gramedia. Jakarta. Sajogyo. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian.
Lawang, R.M.Z. 2005. Kapital Sosial dalam Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi, IPB.
Perspektif Sosiologik. (Cetakan Kedua). Bogor.
FISIP UI Press. Depok. Smelser J. Neil and Richard Swedberg. 2005
Lawson, T., Jones, M., dan Moores R. 2000. (Introducing Economic Sociology) (eds),
Advanced Sociology Through Diagrams. in the Handbook of Economic Sociology.
Oxford University Press. Oxford New York Princeton University Press.
Levitte, Y. 2004. Bonding Social Capital in Sukidin. 2009. Sosiologi Ekonomi. Center foe
Enterpreneurial Developing Communities- Society Studies . Jember.
Survival Networks or Barriers?. Journal of Vipriyanti, N.U. 2007. Studi Sosial Ekonomi Tentang
the Community Development Society. Keterkaitan Antara Modal Sosial dan
Columbus:2004. Vol.35. Pembangunan Wilayah: Disertasi Pasca-
Martinussen, J. 1997. Society, State, & Market: A sarjana IPB.Bogor
Guide To Competing Theories of Woolcock M. dan Narayan D. 2000. Social Capital:
Development. Danish Association for Implication for Development Theory,
International Co-operation. Copenhagen. Research, and Policy. The World Bank
Lin, N. 2000. Inequality in Social Capital. Research Observer. Vol.15.No.2 (Agustus
Contemporary Sociology. Washington: Nov 2000).
2000. Vol. 29.

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 29 No. 1, Juli 2011 : 55 - 66

66

You might also like