In assessing the safety of a novel food, Health Canada compares its nutrient value and

composition with those of a traditional food.(6) When a new gene is introduced into
an organism, new protein(s) may be produced. Consequently, Health Canada also
reviews existing data to check for the presence of toxicants or anti-nutrients, and for
the potential allergenicity(7) of any proteins introduced into the food product.(8) Once
a food product has been deemed equivalent to its traditional counterpart according to
the substantial equivalence concept, Health Canada is ready to accept that it poses no
different risks, including the risk of long-term adverse effects. A novel food product
that does not have a traditional counterpart is assessed on the basis of its own unique
properties and composition.

Although guidelines have yet to be drafted for assessing the safety of products derived
from genetically modified animals, 1988 consultations on regulating bioengineered
livestock led to a recommendation that the substantial equivalence approach should
also be applied here.(9)

Plants have been genetically modified to increase their resistance to

broad-spectrum herbicides; to make them produce their own
pesticide and thus combat certain pests (insects or viruses); or to
delay the ripening process. The next generation of GMOs is
expected to have characteristics even more appealing to
consumers, such as improved nutrient value or medicinal properties,
which may ward off certain illnesses (as is the case with
nutraceuticals(15)).

c) a food that is derived from a plant, animal or microorganism that has been
genetically modified such that

i. the plant, animal or microorganism exhibits characteristics that were not previously
observed in that plant, animal or microorganism,

ii. the plant, animal or microorganism no longer exhibits characteristics that were
previously observed in that plant, animal or microorganism, or

iii. one or more characteristics of the plant, animal or microorganism no longer fall
within the anticipated range for that plant, animal or microorganism.
(6) For example, a variety of corn genetically modified to produce its
own insecticide in order to battle a particular pest can be compared
with a non-bioengineered variety of corn already used in human
food products

(15) Nutraceuticals ("functional foods") are foodstuffs containing

additives with specific properties for improving human health.

Tanaman telah dimodifikasi secara genetik untuk meningkatkan perlawanan mereka

terhadap herbisida spektrum luas; untuk membuat mereka menghasilkan pestisida
sendiri dan dengan demikian memerangi hama tertentu (serangga atau virus); atau
untuk menunda proses pematangan. Generasi berikutnya transgenik diharapkan
memiliki karakteristik yang lebih menarik bagi konsumen, seperti peningkatan nilai
gizi atau sifat obat, yang dapat menangkal penyakit tertentu (seperti halnya dengan
nutraceuticals (15)).

c) bahan makanan yang berasal dari tanaman, hewan atau mikroorganisme yang
telah dimodifikasi secara genetik sehingga

i. tanaman, hewan atau mikroorganisme menunjukkan karakteristik yang

sebelumnya tidak diamati dalam tanaman, hewan atau mikroorganisme,

ii. tanaman, hewan atau mikroorganisme tidak lagi menunjukkan karakteristik yang
sebelumnya diamati dalam tanaman, hewan atau mikroorganisme, atau

iii. satu atau lebih karakteristik dari tanaman, hewan atau mikroorganisme tidak lagi
jatuh dalam kisaran diantisipasi untuk itu tanaman, hewan atau mikroorganisme.

(6) Sebagai contoh, berbagai jagung rekayasa genetika untuk menghasilkan

insektisida sendiri dalam rangka untuk melawan hama tertentu dapat dibandingkan
dengan berbagai non-rekayasa genetika jagung sudah digunakan dalam produk
makanan manusia

(15) Nutraceuticals ("makanan fungsional") adalah bahan makanan yang

mengandung aditif dengan sifat tertentu untuk meningkatkan kesehatan manusia
 Genetically modified food memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan makanan
lain yang tanpa modifikasi. Karakteristik yang dimiliki oleh tiap bahan pangan rekayasa genetika
ini pun juga akan berbeda beda. Contoh genetically modified food yaitu golden rice, jagung,
kacang kedelai, dan kentang yang telah dimodifikasi.

Genetically modified food atau pangan rekayasa genetika telah dimodifikasi secara
genetik untuk mendapatkan bahan makanan dengan genetik yang lebih unggul dan karakteristik
yang lebih menarik serta diminati oleh konsumen. Contohnya penambahan dan peningkatan nilai
gizi yang terkandung dalam bahan makanan yang ingin dimodifikasi tersebut, atau memunculkan
sifat obat atau zat yang dapat menangkal penyatkit tertentu (seperti halnya dengan nutraceuticals
(makanan fungsional) yaitu bahan makanan yang mengandung zat aditif dengan sifat tertentu
untuk meningkatkan kesehatan manusia).

Golden rice

Sifat fisik : ukurannya tidak berbeda jauh dengan beras biasa, namun yang
membuat berbeda adalah warnanya yang kuning keemasan.

Sifat kimia : mengandung beta karoten yang tinggi yang tidak dimiliki beras
umumnya

Sifat mikrobiologi : pemanfaatan bakteri dari tanah Erwinia uridovora dengan

bakteri Agrobacterium Tumefaciens

Jagung Bt

Sifat fisik : tidak ada perbedaan dengan jagung non GMF hanya berbeda
ketahanannya saja pada bakteri

Sifat kimia : mengandung protein Cry1A.105 dan protein Cry2Ab2 yang

bertanggung jawab sebagai ketahanan terhadap serangga hama penggerek
jagung.

Sifat mikrobiologi : adanya penyisipan gen bakteri Bacillus thuringiensis agar

lebih tahan hama.

Pada dua contoh GMF tersebut, diketahui bahwa GMF bisa mengubah sifat
fisik, kimia, maupun mikrobiologi dari tanaman. Dari sifat fisik, kebanyakan
tidak ada perbedaan yang signifikan dengan tanaman non GMF, kecuali GMF
golden rice yang menjadi berwarna kuning. Produk GMF juga memiliki sifat
kimia yang sedikit berbeda, misal ada yang dibuat untuk mengandung zat
gizi lebih atau ketahanan tanaman yang lebih. Pembuatan GMF melibatkan
bakteri-bakteri, baik melalui penyisipan gen bakteri maupun penggabungan
gen.