Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 5, Nomor 1, Januari-Juni 2017

Isolasi dan identifikasi bakteri aerob yang berpotensi menyebabkan


infeksi nosokomial di Irina F ruangan intermediate care (IMC)
Bagian Neurologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

1
Fransiska E.A. Yobee
2
Fredine E.S. Rares
2
Heriyannis Homenta

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manadio
Email: donayobee@gmail.com

Abstract: Nosocomial infections are infections that occur in the hospital by bacteria
originating from the hospital itself This infection can occur within 48 hours after
hospitalization, or three days after hospitalization due to the usage of tools, or 30 days after
surgery. Nosocomial infections can occur in patients, healthcare workers, and everyone who
comes to the hospital. This study was aimed to obtain the microorganisms that could
potentially lead to nosocomial infections in the Irina F Intermediate Care (IMC) of
Neurology Department at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado. This was a descriptive
prospective study. The samples were taken from 14 swabs of furniture at the room, the
treatment room, and 8 samples of indoor air. Identification of the bacteria was performed by
isolation the bacteria in an agar medium, Gram staining, and biochemical tests. The results
showed 5 strains of bacteria, as follows: Enterobacter cloacae (55%), Neisseria sp. (20%),
Staphylococcus sp. (15%), Lactobacillius sp. (5%), and Enterobacter aerogenes (5%).
Conclusion: Enterobacter cloacae is the most commonly found bacteria in Irina F
Intermediate Care (IMC) room of Neurology Department at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital
Manado.
Keywords: nosocomial infections, patterns of aerobic bacteria

Abstrak: Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit oleh kuman yang
berasal dari rumah sakit. Infeksi ini dapat terjadi dalam waktu 48 jam setelah rawat inap,
atau tiga hari setelah pemakaian alat rumah sakit, atau 30 hari setelah operasi. Infeksi
nosokomial dapat terjadi pada penderita, tenaga kesehatan, dan setiap orang yang datang ke
rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mikroorganisme yang berpotensi
menyebabkan infeksi nosokomial di Irina F ruangan Intermediate Care (IMC) Bagian
Neurologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif
prospektif. Sampel diambil dari 14 usapan perabotan ruangan dan ruangan perawatan serta 8
sampel dari udara ruangan. Identifikasi bakteri dilakukan melalui isolasi pada media agar,
pewarnaan Gram dan uji biokimia. Hasil penelitian memperlihatkan 5 jenis bakteri yang
teridentifikasi, yaitu: Enterobacter cloacae (55%), Neisseria sp. (20%), Staphylococcus sp.
(15%), Lactobacillius sp. (5%), dan Enterobacter aerogenes (5%). Simpulan: Bakteri
Enterobacter Cloacae merupakan bakteri yang paling banyak ditemukan di Irina F ruangan
Intermediate Care (IMC) Bagian Neurologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Kata kunci: infeksi nosokomial, pola bakteri aerob

Infeksi nosokomial atau disebut juga terjadi di rumah sakit oleh kuman yang
infeksi rumah sakit, adalah infeksi yang berasal dari rumah sakit. Infeksi
Yobee, Rares, Homenta: Isolasi dan identifikasi bakteri aerob ...

nosokomial dapat terjadi pada penderita, RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
tenaga kesehatan, dan setiap orang yang
datang ke rumah sakit.1 Infeksi ini dapat METODE PENELITIAN
terjadi dalam waktu 48 jam setelah rawat Jenis penelitian ini ialah deskriptif-
inap, atau 3 hari setelah pemakaian alat, prospektif yang dilakukan pada bulan
atau 30 hari setelah operasi.2 September-Desember 2015. Pengambilan
Kuman penyebab infeksi nosokomial sampel dilakukan di Irina F ruangan
yang tersering ialah Proteus sp., E.coli, Intermediate Care (IMC) Bagian Neurologi
S.aureus, dan Pseudomonas. Bakteri RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado.
penyebab infeksi nosokomial didapat dari Terdapat 22 sampel penelitian yang
dalam tubuh penderita (endogen) maupun diambil dari permukaan dinding,
dari luar tubuh penderita (eksogen).3 permukaan lantai, permukaan tempat tidur,
Penelitian di Amerika Serikat (AS) dan permukaan tabung oksigen dengan cara
melaporkan satu dari setiap 136 pasien swab menggunakan lidi kapas steril yang
sangat rentan terinfeksi nosokomial. Hal ini telah dicelupkan NaCl fisiologis.
setara dengan 2 juta kasus per tahunnya, Pengambilan sampel udara dilakukan
yang menyebabkan biaya tambahan sebesar secara pasif menggunakan media agar
4,5-5,7 milyar dollar dan sekitar 90.000 Nutrien dan media agar Mac Conkey.
kematian.4 Survei oleh WHO yang Pengelolaan sampel dilakukan di
mewakili 4 wilayah yakni Eropa, Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Pasifik Barat menunjukkan rata-rata 8,7% Manado dengan pewarnaan Gram dan
dari pasien memiliki infeksi nokosomial, dilanjutkan dengan uji biokimia, kemudian
dengan prevalensi Mediterania Timur dilakukan pengelolaan data.
11,8%, Pasifik Barat 9,0%, Eropa 7,7% dan
Asia Tenggara 10%.5 HASIL PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan Departemen Sampel yang diambil berjumlah 22
Kesehatan tahun 2004 melaporkan bahwa sampel yaitu 4 sampel dari usapan dinding,
prevalensi infeksi nosokomial di Indonesia lantai, dan tempat tidur; 2 sampel dari
banyak terjadi di rumah sakit pemerintah usapan tabung oksigen; dan 8 sampel dari
yaitu sebesar 35,8-55, yaitu 1% dari jumlah udara ambien di Irina F ruangan
pasien 991-527 orang dengan jumlah Intermediate Care (IMC) Bagian Neurologi
pasien berisiko sebesar 130.047-160.417 (Tabel. 1)
orang.6 Insiden infeksi nosokomial pada
rumah sakit di beberapa provinsi di Tabel 1. Uraian pengambilan sampel
Indonesia pada tahun 2004 yaitu Lampung Sampel Jumlah sampel
4,3%, Jambi 2,8%, Jawa Barat 2,2%, dan Dinding 4
DKI Jakarta 0,9%.7 Infeksi nosokomial di Lantai 4
RSUD Haji Makassar tahun 2012 sebesar Tempat Tidur 4
3,44%.8 Tabung O2 2
Pasien rawat inap berisiko sangat Udara 8
tinggi untuk terjadinya infeksi nosokomial Total 22
karena pasien rawat inap cenderung lebih
rentan terhadap infeksi akibat kondisi Tabel 2 menunjukkan distribusi
penyakit yang mendasari mereka. pertumbuhan bakteri dari 22 sampel yang
Sehubungan dengan hal tersebut maka diteliti. Pada agar Nutrien terdapat
penulis tertarik melakukan penelitian sebanyak 20 sampel, sedangkan pada agar
tentang identifikasi bakteri aerob yang Mac Conkey sebanyak 17 sampel.
berpotensi menyebabkan infeksi Tabel 3 menunjukan hasil pewarnaan
noksokomial di Irina F ruangan Gram. Bakteri Gram positif dan negatif
Intermediate Care (IMC) Bagian Neurologi didapatkan terbanyak yaitu 11 sampel
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 5, Nomor 1, Januari-Juni 2017

(50%), kemudian diikuti bakteri Gram Tabel 6 menunjukkan Enterobacter


positif 6 sampel (27%), dan bakteri Gram cloacae memiliki distribusi sebanyak 2
negatif (22,73%). sampel (50%), kemudian Neisseria sp. dan
Enterobacter aerogenes masing-masing 1
Tabel 2. Distribusi pertumbuhan bakteri sampel (25%).
Pertumbuhan Nutrient MacConkey Tabel 6. Distribusi pertumbuhan bakteri di
Agar Agar lantai
Ada 20 17
Tidak ada 2 5 Bakteri Jumlah (%)
Total 22 22 Neisseria sp. 1 25
Enterobacter cloacae 2 50
Tabel 3. Hasil pewarnaan Gram Enterobacter aerogenes 1 25
Total 4 100
Bakteri Jumlah (%)
Bakteri Gram positif 6 27 Tabel 7 menunjukkan distribusi bakteri
Bakteri Gram negatif 5 22,73 terbanyak di tempat tidur ialah
Bakteri Gram positif 11 50 Enterobacter cloacae sebanyak 3 sampel
dan negatif
(75%) sedangkan Neisseria sp. sebanyak 1
Total 22 100
sampel (25%).
Tabel 4 memperlihatkan 5 spesies Tabel 7. Distribusi pertumbuhan bakteri di
bakteri yang didapatkan yaitu Enterobacter tempat tidur
cloacae sebanyak 11 sampel (55%),
Neisseria sp. 4 sampel (20%), Bakteri Jumlah (%)
Staphylococcus sp. sebanyak 3 sampel Neisseria sp. 1 25
Enterobacter cloacae 3 75
(15%), Lactobacillus sp. 1 sampel, dan
Total 4 100
Enterobacter aerogenes 1 sampel (5%).
Tabel 8 menunjukkan distribusi
Tabel 4. Hasil identifikasi secara keseluruhan pertumbuhan bakteri di tabung O2 ialah
Bakteri Jumlah (%) Staphylococcus sp. 1 sampel (50%) dan
Staphylococcus sp. 3 15 Enterobacter cloacae 1 sampel (50%).
Lactobacillius sp. 1 5
Neisseria sp. 4 20 Tabel 8. Distribusi Pertumbuhan Bakteri di
Enterobacter cloacae 11 55 Tabung O2
Enterobacter aerogenes 1 5 Bakteri Jumlah (%)
Total 20 100
Staphylococcus sp. 1 50
Enterobacter cloacae 1 50
Tabel 5 menunjukkan dissstribuuusi Total 2 100
bakteri di dinding ialah Staphylococcus sp.,
Lactobacillius sp., Neisseria sp., dan Tabel 9 menunjukkan distribusi
Enterobacter cloacae dengan jumlah pertumbuhan bakteri di udara yaitu
distribusi yang sama yaitu 1 sampel (25%). Enterobacter cloacae 4 sampel (66,66%),
serta Staphylococcus sp. dan Neisseria sp.
Tabel 5. Distribusi pertumbuhan bakteri 1 sampel (16,67%).
kategori dinding
Tabel 9. Distribusi Pertumbuhan Bakteri di
Bakteri Jumlah (%)
Udara
Staphylococcus sp. 1 25
Lactobacillius sp. 1 25 Bakteri Jumlah (%)
Neisseria sp. 1 25 Staphylococcus sp. 1 16,67
Enterobacter cloacae 1 25 Neisseria sp. 1 16,67
Total 4 100 Enterobacter cloacae 4 66,66
Total 6 100
Yobee, Rares, Homenta: Isolasi dan identifikasi bakteri aerob ...

BAHASAN Gram positif dengan diameter 0,5-1,5m,


Pengambilan sampel dilakukan di Irina berkelompok seperti buah anggur.11 Pada
F ruangan Intermediate Care (IMC) Bagian penelitian ini, Staphylococcus sp.
Neurologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou ditemukan pada sampel dinding dan udara
Manado. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 3 sampel (15%). Berbeda dengan
sebanyak 22 buah berupa usapan dinding, penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan
lantai, tempat tidur, dan tabung O2. infeksi nosokomial yang disebabkan oleh
Pemeriksaan untuk identifikasi bakteri Staphylococcus aureus sebanyak 40%.12
dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Keadaan udara sangat memengaruhi
Fakultas Kedokteran Universitas Sam terjadinya infeksi nosokomial. Suhu dan
Ratulangi Manado. kelembaban memengaruhi angka kuman di
Berdasarkan hasil yang didapatkan, udara.13
bakteri yang tumbuh pada agar Nutrien Lactobacillius sp. merupakan organis-
sebanyak 20 sampel, sedangkan pada Mac me anaerob yang dapat bersifat atoleran
Conkey hanya 17 sampel. Hasil koloni dan -hemolitik, kadang-kadang menyeru-
yang bertumbuh dilakukan pewarnaan pai bentuk kokobasil yang serupa dengan
Gram dan kemudian dilakukan identifikasi Streptococcus viridans. Lactobacillius sp.
dengan pemeriksaan secara mikroskopik jarang menyebabkan penyakit.14 Pada
dan dilanjutkan dengan uji biokimia. Pada penelitian ini Lactobacillius sp. ditemukan
uji biokimia ditemukan bakteri yang sebanyak 1 sampel (5%) pada dinding,
berpotensi menyebabkan infeksi noso- sedangkan pada ruangan Neonatal
komial yaitu Enterobacter cloacae 11 Intensive Care Unit (NICU) RSUP Prof.
sampel (55%), Neisseria sp. 4 sampel Dr. R. D. Kandou Lactobacillius sp.
(20%), Staphylococcus sp. 3 sampel (15%), ditemukan sebanyak (10%) pada sampel
serta Lactobacillius sp. dan Enterobacter dinding dan suction.15.
aerogenes masing-masing 1 sampel ( 5%). Enterobacter aerogenes hanya
Enterobacter cloacae merupakan jenis ditemukan sebanyak 1 sampel (5%) pada
Enterobacter yang paling umum lantai. D Rumah Sakit Universitas Saint
menyebabkan penyakit pada manusia. Pierre di Brussels Belgia sebanyak 45
Bakteri ini tersebar luas di dalam air, sampel infeksi nosokomial yang
limbah, tanah, dan lingkungan rumah sakit. disebabkan oleh Enterobacter aerogenes
Bakteri ini juga dapat ditemukan pada yang dikumpul dari 33 pasien dari unit
berbagai infeksi seperti endokarditis, berbeda selama setahun. Sampel tersebut
ventrikulitis, meningitis, arthritis, osteo- diambil dari 19 sampel dahak, 13 sampel
mielitis, infeksi saluran kemih, dan pus, 7 sampel darah, 4 sampel urin, 1
pneumonia.9 Enterobacter cloacae sampel dari kateter, dan 1 sampel dari botol
merupakan bakteri yang paling banyak heparin.16
ditemukan dalam penelitian ini yaitu Penelitian yang dilakukan di rumah
sebanyak 11 sampel (55%). Berbeda sakit pendidikan Iran Utara melaporkan
dengan penelitian yang dilakukan di bakteri penyebab infeksi nosokomial yang
ruangan perawatan Intensif anak pada paling banyak ditemukan ialah
rumah sakit yang sama, infeksi yang Pseudomonas aeruginosa (42,10%),
disebabkan oleh Enterobacter cloacae Acinetobacter sp. (21,05%), Staphylo-
hanya sebanyak 2 sampel (6,67%).10 coccus aureus (12,28%), Klebsiella
Neisseria sp. terdapat pada 4 sampel sp.(6,14%), Escherchia coli (5,26%),
(20%), yaitu pada ruang perawatan dan Enterobacter sp. (5,26%), Staphylococcus
perabotan ruangan namum bakteri ini tidak epidermidis (2,63%) dan Streptococcus
dilanjutkan ke pemeriksaan lebih lanjut pyogenes (2,63%).17 Pada penelitian ini
karena itu tidak dapat ditemukan spesies bakteri yang banyak ditemukan ialah
dari bakteri ini. Enterobacter cloacae (55%), Neisseria sp.
Staphyloccocus sp. adalah bakteri (20%), Staphylococcus sp. (15%),
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 5, Nomor 1, Januari-Juni 2017

Lactobaillius sp. (5%) dan Enterobacter Prevention of hospital-aquired


aerogenes (5%). Hal ini dapat disebabkan infections, a practical guide (2nd ed).
oleh berbagai hal, antara lain suhu dan Malta: WHO, 2002; p. 1-3. [cited
kelembaban ruangan, ruangan dan 2009 Jan 21]. Available from:
peralatan yang diambil sebagai sampel, dan www.who.int/csr/resources/publicatio
ns/drugesist/en/whocdscsreph200212.
cara pengambilan sampel, pdf
Ruangan IMC ini memang terlihat 6. Angga IL, Prenggono MD, Budiarti LY.
bersih tetapi dari hasil penelitian ditemukan Identifikasi jenis bakteri kontaminan
berbagai bakteri yang dapat menyebabkan pada tangan perawat di bangsal
infeksi nosokomial. Disarankan agar pihak Penyakit Dalam RSUD Ulin
rumah sakit dapat meningkatkan Banjarmasin periode Juni-Agustus
kebersihan udara, ruangan, dan peralatan 2014. Berkala Kedokteran.
yang digunakan. 2015;11;11-8.
7. Purwanti E, Karim P, Nauli FA.
SIMPULAN Hubungan tingkah pengetahuan dan
sikap petugas kesehatan dengan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap
penerapan teknik mencuci tangan
bakteri aerob yang berpotensi menyebab- yang benar [Skripsi]. Riau:
kan infeksi nosokomial di Irina F ruangan Universitas Riau; 2014.
Intermediate Care (IMC) Bagian Neurologi 8. Abdullah K, Sidin AI, Pasinringi SA.
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Hubungan pengetahuan, motivasi,
didapatkan bakteri Staphylococcus sp, dan supervisi dengan kinerja
Lactobacillius sp., Neisseria sp., pencegahan infeksi nosokomial di
Enterobacter cloacae, dan Enterobacter RSUP Haji Makassar [Skripsi].
aerogenes. Enterobacter cloacae Makassar: Universitas Hasanuddin;
merupakan bakteri yang terbanyak 2014.
ditemukan. 9. Grimont F, Grimont PAD. The genus
enterobacter. Prokaryotes. 2006;6:
197-214.
SARAN 10. Baharutan A, Rares FES, Soeliongan S.
Disarankan untuk penelitian lanjut Pola bakteri penyebab infeksi
dengan uji sensitivitas bakteri terhadap nosokomial pada ruangan perawatan
antibiotik. intensif anak di BLU RSUP Prof. Dr.
R. D Kandou Manado. e-Bm. 2015;3.
DAFTAR PUSTAKA 11. Harris LG, Foster SJ, Richards RG. An
1. Staf Pengajar Fakultas Kedokteran introduction to Staphylococcus
Universitas Indonesia. Mikrobiologi Aureus, and techniques for
Kedokteran (Edisi revisi). Tangerang: identifying and quantifying S. Aureus
Binaputra Aksara, 1993; p. 75. adhesins in relation to adhesion to
2. Revelas A. Healthcare associates: a public biomaterials: review. European Cells
health problem. Nigeria Medical and Materials. 2002;4:39-60.
Journal. Available from: 12. Ginting M. Infeksi nosokomial dan
http://www/ncbi.nlm.gov/pmc/articles manfaat pelatihan ketrampilan
/PMC3530249/ perawat terhadap pengendaliannya di
3. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Setiati ruang rawat inap Penyakit Dalam
S. Ilmu Penyakit Dalam (5th ed). RSUP H. Adam Malik Medan tahun
Jakarta: Internal Publishing, 2009; p. 2001. Jurnal Ilmmiah PANMED.
2906-8. 2006;1(1):44-9.
4. Memoire A. Improved hand to prevent 13. Oktarini M. Angka dan pola kuman pada
health care-associated infections. dinding, lantai dan udara di ruangan
2007 May. Available from: ICU RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
http://www.who.int/patientsafety/solu Surakarta: Universitas
tions/patientsafety/PS-Solution9.pdf Muhammadiyah; 2013.
5. Dulce G, Fabry J, Nicolle L, editors. 14. Brokkos GF, Butel JS, Morse SA.
Yobee, Rares, Homenta: Isolasi dan identifikasi bakteri aerob ...

Mikrobiologi Kedokteran Jawetz, epidemiological study of nosocomial


Melnick, Adelberg (23rd ed). enterobacter aerogenes isolates in a
Jakarta: ECG, 2007; p. 247. Belgian hospital. Microbiology.
15. Saleh M, Rares F, Soeliongan S. Pola 1998;36:1846-52.
bakteri aerob penyebab infeksi 17. Babamahmoodi F, Ahang AF, Davoudi
nosocomial pada ruangan neonatal A. Hospital-aquired infections,
intensive care (NICU) BLU RSUP bacterial causative agents and
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado antibiotic resistance pattern in
[Skripsi].Manado: Universitas Sam Intensive Care Units at Teaching
Ratulangi; 2015. Hospital. Int J Med Invest. 2015;4:
16. Jalaluddin S, Davaster JM, Scheen R, 152-160.
Gerard M, Butzler JP. Molecular

You might also like