Dampak Program Dana Bergulir Bagi Usaha Kecil Dan Menengah (UKM)

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Aset, September 2009, hal. 109-115 Vol. 11 No.

2
ISSN 1693-928X

Dampak Program Dana Bergulir


Bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

The Impact of Revulving Fund Program


To Small and Medium Enterprises
ACHMA HENDRA SETIAWAN
TRI WAHYU REJEKININGSIH

Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro


Jln. Erlangga Tengah No. 17 Semarang 50424
Tel. 024.8440841, e-mail achdrs@yahoo.com triwahyu_r@yahoo.com

Diterima 26 Juni 2009; Disetujui 30 Juli 2009

Abstract : The financial program to public sector was revolving fund by Department of
Cooperation and Small and Medium Enterprises can be improving incomes public sectors
and small and medium enterprises. Fragment, with revolving fund, small and medium enterprises
can absorb labor force. So, revolving fund must be continuing for small and medium enterprises.
By revolving fund, small and medium enterprises have to increase on employee (75%), capital
(35.71%), economic scale (50%) and profit (50.27%). Coefficient of correlation 0.8819 is
means that small and medium enterprises can be absorb of labor force. So, the revolving fund
for small and medium enterprises was continuing and more than before. Fragment, to purpose
employment and growing up of economy.

Keywords : revolving fund, small and medium enterprises.

secara lebih optimal.


PENDAHULUAN Berdasarkan data empiris, salah satu
permasalahan mendasar yang menghambat
Pemerintah meluncurkan program pengembangan kelompok usaha kecil menengah
penguatan finansial berbasis partisipasi (UKM) adalah rendahnya akses UKM terhadap
masyarakat melalui dana yang disalurkan dengan lembaga perbankan atau lembaga keuangan
po la bergulir. Pola bergulir adalah cara formal.
memanfaatkan bantuan kepada Koperasi Usaha Kajian Dampak Program Dana Bergulir ini
Kecil Menengah (KUKM). Tata caranya diatur bermaksud untuk menyediakan informasi tentang
dalam keput usan Menteri KUKM. Pola kemanfaatan atas penerimaan dana bergulir bagi
perguliran ini sudah dimulai sejak tahun 2000. UKM. Studi ini bertujuan mengetahui seberapa
Adanya dana bergulir diharapkan dapat besar dampak program dana bergulir KUMKM
bermanfaat dalam meningkatkan produksi dan terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat dan
penjualan sebagai implikasi dari peningkatan penyerapan lapangan kerja, sehingga dapat
kapasitas produksi, penyerapan tenaga kerja merumuskan kebutuhan pemberdayaan
yang lebih besar, serta stimulasi pemanfaatan KUMKM yang diperlukan di masa yang akan
sumber daya dan fakto r produksi datang.
110 REJEKININGSIH Aset

METODE BMT/Kopontren yang dilakukan sejak


tahun 2000 dengan plafon masing-masing
Dana Bergulir. Menurut Peraturan Menteri sebesar Rp 50 juta. Fokus pola ini adalah
Keuangan Nomor 99/PMK.05/2008 Tentang pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan.
Pedoman Pengelolaan Dana Bergulir pada Secara umum program dana bergulir
Kementerian Negara/Lembaga, dana bergulir bertujuan untuk meningkatkan aktivitas ekonomi
adalah dana yang dialokasikan oleh Kementerian pedesaan, meningkatkan volume usaha koperasi
Negara/Lembaga/Satuan Kerja Badan Layanan dan UKM, meningkatkan penyerapan tenaga
Umum untuk kegiatan perkuatan modal usaha kerja, meningkatkan semangat berkoperasi,
bagi koperasi, usaha mikro, kecil, menengah, dan meningkatkan pendapatan anggot a, dan
usaha lainnya yang berada di bawah pembinaan membangkitkan etos kerja. Perkuatan modal
Kementerian Negara/Lembaga. Program ini mempunyai pengertian bahwa dana tersebut
merupakan salah satu terobosan Kementerian digunakan untuk meningkatkan kemampuan
KUKM untuk membantu KUKM dalam rangka operasional/bisnis penerima dana bergulir.
mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Program dan pelaksanaan dana bergulir dimuat
melalui kebijakan pembinaan dan pengembangan dalam kebijakan Menteri Negara Koperasi dan
program KUKM (Panggabean, 2005). Usaha Kecil Menengah.
Program dana bergulir yang dikembangkan Dampak dana bergulir untuk bantuan
Kementerian KUKM didanai dengan dua sumber perkuatan UKM dapat dianalisis dari aspek-aspek
berikut : sebagai berikut :
1.KompensasiSubsidiBahanBakarMinyak a. Jumlah tenaga kerja dan kenaikan tenaga
(PKPS-BBM). kerja.
2. DanaAnggaran Pendapatan dan Belanja b. Modal usaha dan kenaikan modal usaha.
Negara (APBN). c. Omset penjualan dan kenaikan omset
Adapun kegiatan dana bergulir dibagi menjadi penjualan
empat pola pelaksanaan yaitu: d. Keuntungan dan kenaikan keuntungan usaha.
1. Pola Subsidi Pro gram Kompensasi Data. Data yang digunakan meliputi data
Pengurangan Subsidi BBM (PKPS-BBM) sekunder dan data primer. Data primer diperoleh
yang dilakukan sejak tahun 2000-2003. dengan menyebarkan 150 set kuesioner kepada
2. Pola Agribisnis yang meliputi dua subpola UKM penerima dana bergulir di Provinsi Jawa
yaitu : Tengah. Studi ini dilaksanakan di 34 Kabupaten/
a. Subpola Pengembangan Komoditas Kota di Provinsi Jawa Tengah selama periode
Unggulan dengan plafon dana masing- tahun 2000 sampai dengan 2006.
masing sebesar Rp 1 miliar yang Teknik Analisis. Analisis data dilakukan
dilakukan sejak tahun 2005. dengan menggunakan dua uji yaitu :
b. Subpola Peningkatan Produksi dengan 1. Uji Statistik Peringkat Bertanda Wilcoxon
plafon masing-masing sebesar Rp 50 juta Uji Wilcoxon t ermasuk uji tanda
yang dilakukan sejak tahun 2005. nonparametrik yang dapat diaplikasikan
3. Pola Modal Awal Padanan (MAP) untuk percobaan sebelum/sesudah. Tanda
merupakan stimulan terhadap UKM melalui peringkat + menunjukkan adanya
sentra-sentra produksi. Pola ini disalurkan peningkatan, sedangkan tanda peringkat -
melalui KSP dan telah dilaksanakan sejak menunjukkan adanya penurunan.
tahun 2000-2004 dengan besaran plafon Rp Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon (data
150 juta sampai Rp 250 juta. UKM diolah = 1.200), terdiri dari :
4. Pola Syariah yang dilakukan sejak tahun a. Usaha Mandiri (pinjaman koperasi dan
2003 sampai tahun 2004. Po la ini LKM lain) : 150 sampel x 4 variabel =
merupakan kelanjutan dari program 600 input data diolah.
eksP2KER melalui b. Bantuan Perkuatan (dari Pemerintah) :
Vol. 11 No.2, 2009 Aset 111

150 sampel x 4 variabel = 600 input data = 300) terdiri dari data UKM : 150 sampel
diolah. x 2 variabel = 300 input data yang diolah.
1. Uji Korelasi Parsial Jadi jumlah total input data (sampel) yang diolah
Dalam analisis korelasi parsial ada satu adalah sebanyak = (1.200 + 300) = 1.500 sampel
variabel tambahan yang berfungsi sebagai (input data yang diolah).
pengontrol dari dua variabel lainnya yang
berkorelasi. Dana bergulir dan bantuan HASIL DAN PEMBAHASAN
perkuatan (jumlah pinjaman) dijadikan
sebagai variabel pengontrol, sedangkan Informasi Pinjaman Usaha Mandiri
variabel-variabel SHU, keuntungan, dan UKM. Dari empat variabel pokok yaitu tenaga
tenaga kerja sebagai tolo k ukur dari kerja, modal usaha, omset penjualan, dan
pengaruh dana bergulir dan bant uan keuntungan, diketahui adanya perbedaan secara
perkuatan (jumlah pinjaman) terhadap signifikan dari keempat variabel tersebut sebelum
penanggulangan kemiskinan dan penciptaan menerima pinjaman dengan sesudah menerima
lapangan kerja (Mason dan Lind, 1996). pinjaman dari Koperasi.
Analisis Korelasi Parsial (data UKM diolah

Tabel 1
Hasil Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon untuk UKM
Sebelum dan Sesudah Menerima Pinjaman

No Variabel Rata-Rata Persentase


Sebelum Sesudah
1 Tenaga Kerja 4 orang 5 orang 25,00%
2 Modal Usaha Rp 21.000.000,00 Rp 27.000.000,00 28,57%
3 Omset Penjualan Rp 21.000.000,00 Rp 28.000.000,00 33,33%
4 Keuntungan Rp 3.853.300,00 Rp 5.787.370,00 50,19%

Sumber : data diolah.

Gambar 1
Perbandingan Tenaga Kerja, Modal Usaha,
Omset Penjualan, dan Keuntungan

60
50,19 %
50

40
33,33 %
28,57 %
30 25,00 %

20

10

0
Tenaga Kerja Modal Usaha Omset Penjualan Keuntungan

Sumber : data diolah.


112 REJEKININGSIH Aset

Jumlah Tenaga Kerja. Ada perbedaan UKM sebelum dengan sesudah adanya pinjaman
secara signifikan antara jumlah tenaga kerja kredit yang berasal dari Koperasi.

Tabel 2
Jumlah Tenaga Kerja UKM Sebelum dan Sesudah Memperoleh Pinjaman

Keadaan Rata-Rata Jumlah Tenaga Nilai Z Nilai-p


Kerja (Orang/Unit UKM)
Sebelum 4 -6,767 0,000
Sesudah 5
Sumber : data diolah.
Gambar 2
Komposisi Jumlah Tenaga Kerja UKM
Sebelum dan Sesudah Memperoleh Pinjaman

2,66%

TKSESP < TKSEBP

54,67% 42,67% TKSESP > TKSEBP


TKSESP = TKSEBP

Sumber : data diolah.

Dari 150 UKM, 42,67 persen menunjukkan bahwa secara rata-rata produktivitas tenaga kerja
adanya peningkatan jumlah tenaga kerja, 2,66 UKM mengalami peningkat an setelah
persen justru mengurangi jumlah tenaga kerjanya memperoleh pinjaman kredit.
setelah memperoleh pinjaman kredit dan 54,67 Modal Usaha. Ada perbedaan secara
persen dinyatakan tidak ada perbedaan jumlah signifikan antara modal usaha UKM sebelum
tenaga kerja antara sebelum dengan setelah dengan sesudah adanya pinjaman kredit yang
memperoleh pinjaman kredit. Ini mengisyaratkan bersumber dari Koperasi.

Tabel 3
Modal Usaha UKM Sebelum dan Sesudah Memperoleh Pinjaman

Keadaan Rata-Rata Modal Usaha Nilai Z Nilai-p


(Rp/Unit UKM)
Sebelum 21.000.000 -9,352 0,000
Sesudah 27.000.000

Sumber : data diolah.


Vol. 11 No.2, 2009 Aset 113

Ada penambahan modal usaha sekitar 28,57 perput aran modal usaha tiap-tiap UKM
persen bagi setiap UKM sesudah memperoleh meningkat cukup berarti setelah memanfaatkan
pinjaman kredit. Ini membuktikan bahwa pinjaman kredit.

Gambar 3
Komposisi Modal Usaha UKM
Sebelum dan Sesudah Memperoleh Pinjaman

MOSESP < MOSEBP


80,67% 18,00% MOSESP > MOSEBP
MOSESP = MOSEBP

1,33%

Sumber : data diolah.


Dari 150 UKM, 80,67 persen di antaranya penurunanmodal usaha setelah memperoleh
menunjukkan adanya peningkatan modal usaha, pinjaman kredit.
18 persen menyatakan tidak ada perbedaan Omset Penjualan. Ada perbedaan secara
modal usaha antara sebelum dengan setelah signifikan antara omset penjualan sebelum
memperoleh pinjaman kredit dan sekitar 1,33 dengan sesudah adanya pinjaman yang berasal
persen UKM yang justru mengalami dari Koperasi.

Tabel 4
Omset Penjualan UKM Sebelum dan Sesudah Memperoleh Pinjaman

Keadaan Rata-Rata Omset Penjualan Nilai Z Nilai-p


(Rp/bulan)

Sebelum 21.000.000 -9,556 0,000


Sesudah 28.000.000

Sumber : data diolah.

Sesudah menerima pinjaman kredit, omset bahwa jumlah pelanggan bertambah banyak dan
penjualan setiap UKM rata-rata mengalami wilayah pemasaran UKM juga bertambah luas
peningkatan sebesar 33 persen. Hal ini berarti setelah memanfaatkan pinjaman kredit.
114 REJEKININGSIH Aset

Gambar 4
Komposisi Omset Penjualan UKM
Sebelum dan Sesudah Memperoleh Pinjaman

OMSESP < OMSEBP


12,67% OMSESP > OMSEBP
86,00%
OMSESP = OMSEBP
1,33%

Sumber : data diolah.


Ada sekitar 86 persen UKM mengalami sebelum dengan setelah memperoleh pinjaman
peningkatan omset penjualan dan 1,33 persen kredit.
mengalami penurunan omset penjualannya Keuntungan. Dari uji peringkat bertanda
setelah memperoleh pinjaman kredit. Namun ada Wilcoxon ada perbedaan secara signifikan antara
sekitar 12,67 persen UKM menyatakan tidak keuntungan sebelum dengan sesudah adanya
adaada perbedaan dalam omset penjualan antara pinjaman yang bersumber dari Koperasi.
Tabel 5
Keuntungan UKM Sebelum dan Sesudah Memperoleh Pinjaman
Keadaan Rata-Rata Keuntungan Nilai Z Nilai-p
(Rp/bulan)
Sebelum 3.853.300 -8,926 0,000
Sesudah 5.787.370
Sumber : data diolah.
Sesudah menerima pinjaman kredit, bahwasetelah memperoleh pinjaman kredit, rata-
keuntungan yang diperoleh setiap UKM rata-rata rata tingkat profitabilitas UKM lebih tinggi
meningkat lebih dari 50 persen. Hal ini berarti daripada sebelum memperoleh pinjaman kredit.

Gambar 10
Komposisi Kenaikan Keuntungan UKM
Sebelum dan Sesudah Memperoleh Bantuan Perkuatan

2,00%

KUSESB < KUSEBB


74,00% 24,00% KUSESB > KUSEBB
KUSESB = KUSEBB

Sumber : data diolah.


Vol. 11 No.2, 2009 Aset 115

Dari 150 UKM, 74 persen menyatakan sebelum maupun setelah memperoleh bantuan
bahwa kenaikan keuntungannya lebih besar dan perkuatan.
24 persen menyatakan kenaikan keuntungannya Analisis Korelasi Parsial. Hasil korelasi
justru lebih kecil setelah memperoleh bantuan parsial atas variabel keuntungan dan tenaga kerja
perkuatan. Ada 2 persen UKM menyatakan tidak UKM dengan variabel kontrol jumlah pinjaman
ada perubahan kenaikan keuntungan baik adalah sebagaimana tabel berikut :
Tabel 11
Koefisien Korelasi Parsial Variabel Keuntungan dan Tenaga Kerja UKM
dengan Variabel Kontrol Jumlah Pinjaman

No Variabel Kontrol Korelasi Koefisien Korelasi


1 Jumlah Pinjaman Keuntungan Sebelum 0,7603
Keuntungan Sesudah
2 Jumlah Pinjaman Tenaga Kerja Sebelum 0,8819
Tenaga Kerja Sesudah
Sumber : data diolah.
Koefisien korelasi 0,7603 berarti bahwa hal tersebut, kegiatan monitoring dan evaluasi
semakin besar jumlah pinjaman maka keuntungan terhadap pelaksanaan program dana bergulir
UKM akan semakin meningkat. Adapun perlu ditingkatkan. Di samping itu, juga
koefisien korelasi 0,8819 berarti bahwa semakin diperlukan pembinaan dan pendampingan
besar jumlah pinjaman akan meningkatkan kontinyu kepada penerima program dana
kemampuan UKM dalam menyerap tenaga kerja. bergulir untuk kesuksesan program. Program
dana bergulir dianggap sukses jika mencapai
SIMPULAN sukses penyaluran, sukses pemanfaatan, sukses
pengembalian, serta terwujudnya peningkatan
Berdasarkan analisis dalam kajian ini dapat dan pengembangan usaha ekonomi produktif
disimpulkan bahwa bantuan pinjaman atau dana masyarakat.
perkuatan bagi usaha mandiri UKM mampu
menambah jumlah tenaga kerja, modal usaha, DAFTAR PUSTAKA
omset penjualan, dan keuntungan. Dari keempat
variabel tersebut, kenaikan tenaga kerja memiliki Keller, Gerald, 2005, Statistics For Management
perbedaan yang paling besar antara sebelum dan and Economics, seventh edition, USA :
sesudah menerima bantuan perkuatan. Thomson Brooks/Cole.
Selain itu, diketahui bahwa dana bergulir Kementerian Negara Koperasi dan UKM RI, 2008,
dan bantuan dana perkuatan berimplikasi positif Program Bantuan Perkuatan (PBP) Kepada
Koperasi dan UKM di Propinsi Jawa Tengah
terhadap penanggulangan kemiskinan dan
Tahun 2000 2007.
penciptaan lapangan kerja. Analisis korelasi Mason, Robert D, Douglas A. Lind, 1996. Statistical
menunjukkan bahwa semakin besar jumlah Techniques in Business and Economics, nineth
pinjaman akan meningkatkan keuntungan UKM edition, Richard D. Irwin Inc.
dan meningkatkan kemampuan UKM dalam Panggabean, Riana. 2005. Efektivitas Program Dana
menyerap tenaga kerja. Bergulir Bagi Koperasi dan UKM. Infokop No.
Mengingat manfaat program dana bergulir 26 Tahun XX.
bagi UKM, maka program tersebut masih harus Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
diselenggarakan atau bahkan ditingkatkan No.99/PMK.05/2008 Tentang Pedoman
sehingga mampu menciptakan lapangan kerja Pengelolaan Dana Bergulir Pada Kementerian
dan dapat mempercepat perkembangan ekonomi Negara/Lembaga.
masyarakat pada umumnya. Sejalan dengan

You might also like