68 104 1 SM PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

Jurnal IPTEKS PSP, Vol.

1 (2) Oktober 2014: 129-145 ISSN: 2355-729X

KERAGAAN BIOLOGI POPULASI IKAN CAKALANG (Katsuwonus


pelamis) YANG TERTANGKAP DENGAN PURSE SEINE PADA MUSIM
TIMUR DI PERAIRAN LAUT FLORES

Biological Performance Aspect of Skipjack Tuna (Katsuwonus


pelamis) Population Captured by Purse Seine in East Season at
Flores Sea

Achmar Mallawa1) , Faisal Amir1), Mukti Zainuddin1)


1) Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,
Universitas Hasanuddin, Makassar

Diterima : 30 Mei 2014; Disetujui: 12 September 2014

ABSTRACT
Biological performance of skipjack tuna has been done in the Flores Sea during the
southeast monsoon (June - August, 2013). The objective of the research was to analyze
biological performance of skipjack tuna captured by purse seine: including size composition,
age classes, growth rate, food habit, gonad maturity and suitable length for capture. The
data for length structure and age class, the growth rate, food habit, gonad maturity, and
volumetric fecundity estimation were analyzed using Bhattacharya, Von Bertalanffy,
propendance index, histological and volumentric methods, respectively. The results showed
that (1) the size structure and age class were different according to the fishing ground
location and the fishing season, (2) the average size of fishes captured in the western part of
Flores Sea was greater than the eastern one, (3) the average length of fishes catched by
purse seine without fish aggregation device (FAD, rumpon) was longer than that of with
FAD, (4) the growth rate of skipjack tuna was slow where the growth coefficient was less than
0,5 per year, and the asymptotic length was 106,0 cm FL, (5) the skipjack tuna achieved the
mature stage at 45 cm and at 50 cm length for female and male, respectively, and ready to
spawn at 55 cm and 60 cm for male and female , respectively, (6) it was more than 80 % of
fishes captured by fishermen in the Flores Sea which were not yet suitable size for fishing.

Keywords : Skipjack tuna, biological performance, purse seine-FAD, Flores Sea.

Contact person: Achmar Mallawa


Email : achmar_mallawa@yahoo.co.id

Mallawa dkk. 129


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 129-145 ISSN: 2355-729X

PENDAHULUAN plus rumpon lebih kecil dibanding hasil


Wilayah Pengelolaan Perikanan tangkapan huhate non rumpon, ukuran
Republik Indonesia (WPP-RI 713) yang ikan cakalang hasil tangkapan payang
meliputi Selat Makassar, Teluk Bone, Laut jauh lebih kecil dibanding hasil tangkapan
Flores dan Laut Bali menurut Komisi huhate dan pancing tangan. Ikan
Nasional Pendugaan Stok Ikan Laut cakalang yang tertangkap huhate plus
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia rumpon di perairan Teluk Bone memiliki
(1998) memiliki luas area 605.300 km2, ukuran yang relatif lebih kecil dibanding
dengan potensi biomas dan potensi dengan ikan yang tertangkap huhate
lestari ikan cakalang masing-masing melalui perburuan. Komisi Sains WCPFC
sebesar 56.888 ton dan 28.449 ton (2009) menjelaskan bahwa penggunaan
pertahun serta indeks kelimpahan 94 seine net seperti pukat cincin dan payang
kg/km2. Ikan cakalang (Katsuwonus yang dikombinasikan dengan rumpon
pelamis) di perairan ini telah dieksploitasi memberikan tiga konsekuensi utama
oleh nelayan sejak lama dengan yang dapat berimplikasi kepada
menggunakan berbagai jenis alat tangkap kelestarian sumberdaya ikan
yaitu huhate (pole and line), pancing tuna/cakalang, yaitu meningkatnya
tangan (hand line), pancing tonda kapasitas tangkap yang sulit dikontrol
(trolling line), payang (tradistional seine dan diukur, meningkatnya jumlah
net), jaring kolor (purse seine) dan jaring tangkapan juvenil ikan cakalang,
insang hanyut (drift gill net) dan kadang meningkatnya hasil tangkapan
tertangkap dengan alat tangkap bagan sampingan seperti juvenil tuna mata
Rambo (giant boat lift net). . besar dan tuna ekor kuning. Bromhead et
Perairan Laut Flores merupakan al (2003) dan WCPFC (2009) mejelaskan
salah satu daerah penangkapan ikan bahwa penggunaan alat bantu rumpon
cakalang oleh nelayan dari berbagai dalam penangkapan jenis ikan
kabupaten dengan menggunakan alat tuna/cakalang di perairan Pasifik dapat
tangkap seperti jaring kolor , jaring meningkatkan jumlah ikan muda
insang hanyut , pancing tangan dan dibandingkan dengan penangkapan
pancing tonda, di mana dalam melalui pemburuan gerombolan ikan
melakukan operasi penangkapan dan Berdasarkan uraian tersebut di atas
menemukan gerombolan ikan nelayan maka sangat penting melakukan
umumnya menggunakan alat bantu penelitian tentang keragaan biologi
rumpon. Penangkapan ikan cakalang populasi ikan cakalang yang tertangkap
dengan menggunakan alat bantu rumpon dengan purse seine di perairan Laut
member dampak terhadap kelestaian Flores, Sulawesi Selatan.
sumberdaya ikan seperti yang dijelaskan
oleh Mallawa dkk (2012) bahwa ikan
cakalang yang tertangkap di perairan
Teluk Bone memperlihatkan perbedaan
dalam hal kisaran panjang, panjang
dominan dan panjang rata-rata ikan
menurut teknologi penangkapan. Ukuran
ikan cakalang hasil tangkapan huhate

Mallawa dkk. 130


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 129-145 ISSN: 2355-729X

DATA DAN METODE


Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) primer, gelombang dan sebagainya juga
bulan yaitu dari bulan Juni Agustus dikumpulkan saat operasi penangkapan
2013 di perairan Laut Flores, Sulawesi ikan.
Selatan. Bahan dan peralatan yang Data Sekunder seperti produksi
digunakan dalam penelitian ini dan tahunan ikan cakalang, unit upaya
kegunaannya disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan peralatan penelitian serta kegunaannya

Alat dan Bahan Penelitian Kegunaan


Digital thermometer Pengukuran suhu (unsitu)
GPS Penentuan lokasi penangkapan
Handrefractometer Pengukuran salinitas insitu
Current meter Pengukuran arah dan kecepatan arus insitu
Fish finder Pengamatan gerombolan ikan
Kapal/perahu motor Penangkapan ikan
Alat penangkap ikan Penangkapan ikan
Papan ukur ikan Pengukuran panjang ikan
Kamera Digital Dokumentasi
Bahan kimia Pengawetan/perlakuan sample
Ikan cakalang Pengamatan aspek biologi dan histology
Alat tulis Pencacatan data

Metode Pengambilan Data tahunan, lama musim penangkapan dan


Data primer dikumpulkan melalui : sebagainya akan dikumpulkan melalui
(1) experimental fishing dengan kapal desk studi dan penelusuran literatur.
purse seine milik nelayan setempat
dengan mengikuti nelayan dalam Analisis Data
melakukan penangkapan. Struktur ukuran ikan yang
Pengukuran ikan, pengambilan tertangkap dianalisis secara deskriptif
gonad, lambung ikan dilakukan sesaat yaitu membandingkan sebaran individu
setelah ikan tertangkap. Jumlah dan ikan dalam bentuk histogram. Sebaran
berat hasil tangkapan per ukuran ikan dianalisis menurut daerah
pemancingan dan per trip, lokasi penangkapan, purse seine plus rumpon
penangkapan, lama operasi per trip (trip dan non rumpon.
duration), lama waktu ril penangkapan Jumlah kelompok umur dan
ikan (actual fishing day), jumlah tenaga panjang rata-rata individu dalam
kerja per trip, dan kondisi oseanografis kelompok umur dianalisis dengan
daerah penangkapan seperti kecepatan metoda selisih frekuensi panjang
dan arah arus, kedalaman perairan, posisi Bhattacharya (Sparre, 1989) melalui
lintang dan bujur lokasi penangkapan, bantuan program ELEFAN-5 (Gayanilo et
suhu perairan, salinitas, produktivitas al., 1989). Distribusi frekuensi individu

Mallawa dkk. 131


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 129-145 ISSN: 2355-729X

dalam histogram dinormalkan dengan (vi x oi)


persamaan distribusi normal Hasselblad IP = --------- x 100 %
(Sparre at al, 1989). Kemudian dilakukan (vi x oi)
perbandingan secara deskriptif jumlah di mana
kelompok umur dan panjang rata-rata vi : peresentase bobot suatu jenis
individu dalam kelompok umur menurut makanan
daerah penangkapan, dan purse seine oi : presentase kehadiran (FK) suatu jenis
plus rumpon dan non rumpon. makanan
Pertumbuhan ikan cakalang sedang nilai oi diperoleh dengan
dianalisis dengan menggunakan persamaan :
persamaan pertumbuhan eksponential FK = (A/B) x 100 %
Von Bertalanffy (Sparre at al., 1989) yaitu : di mana
L(t) = L~ [ 1 e K(t to)] A : tingkat kehadiran makanan ke i
di mana, dalam lambung ikan
L(t) : panjang ikan pada umur t L~ B : total organisme dalam lambung
: panjang asimptot ikan
t : umur ikan
to : umur teoritis pada saat panjang Fenomena rantai makanan dianalisis
ikan 0 dengan menggunakan metoda Upside
K : koefisien laju pertumbuhan Down Ecosystem Simulation (Laevastu et
Pendugaan parameter laju al., 1991) yaitu suatu model untuk
pertumbuhan (K) dan panjang asimptot mendeterminasi siapa memakan apa, dan
menggunakan metoda ELEFAN-1 dengan berapa banyak yang dimakan. Kemudian
perangkat lunak FISAT-II (Gayanilo et al., dilakukan analisis perbandingan kebiasan
1989). Perkiraan umur ikan cakalang makanan dan rantai makanan menurut
dianalisis dengan menggunakan metoda daerah penangkapan, purse seine plus
Back Calculation (Mallawa, 2011). rumpon non rumpon.
Kemudian dilakukan analisis Fekunditas dihitung dengan
perbandingan model pertumbuhan menggunakan persamaan :
menurut daerah penangkapan, purse Q
seine plus rumpon dan non rumpon. F = ------ x n
Untuk mengetahui jenis makanan Q
ikan cakalang digunakan metoda Indeks
Relatif Penting (Yesaki, 1981) dengan dimana : F adalah fekunditas dalam butir,
persamaan : Q adalah bobot gonad dalam gram, dan
IRP = (% W ) x (% F) q adalah berat subsample gonad dalam
di mana % W adalah persentase berat gram, n adalah jumlah telur dalam
suatu jenis makanan dan, % F adalah subsample gonad.Tingkat kematangan
persentase kejadian suatu jenis makanan. gonad diamati secara histologi
Untuk mengetahui makanan utama menggunakan metoda Itano (2011) dan
ikan cakalang digunakan analisis yang ukuran layak tangkap dihitung
dikembangkan oleh Natarjan dan Jingram menggunakan metoda Mallawa (2012).
(1962) yaitu metoda Index of
Preponderance dengan persamaan :

Mallawa dkk. 132


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 129-145 ISSN: 2355-729X

HASIL DAN PEMBAHASAN


Struktur Ukuran Hasil Tangkapan Baso (2011) menjelaskan bahwa Ikan
Ukuran terkecil, terbesar dan cakalang yang tertangkap dengan pole
panjang rata-rata ikan cakalang yang and line di perairan Teluk Bone memiliki
tertangkap di perairan Laut Flores adalah ukuran panjang total 14,0 86,0 cm,
masing-masing 17,5 cm, 69,5 cm dan 37,2 dengan frekuensi panjang terbesar pada
cm F. Ukuran ikan yang dominan kelas panjang 26,0 29,0 cm sebanyak
tertangkap berada pada kisaran panjang 132 ekor dan frekuensi panjang terkecil
24 29 cm FL dan 49,5 54,5 cm FL pada ukuran 83,0 86,0 cm sebanyak 7
(Gambar 1). ekor. Ikan cakalang di perairan Teluk
Suwartana (1986 dan 2003) Bone dapat mencapai ukuran yang lebih
menjelaskan bahwa kisaran panjang ikan panjang (86,0 cm) dibanding dengan
cakalang yang tertangkap di perairan perairan lainnya. Syamsuddin dkk (2008)
Maluku Tengah adalah 40,3 65,4 cm dan menjelaskan bahwa komposisi ukuran
di perairan Kupang adalah 29 58,9 cm ikan yang tertangkap di perairan Kupang
dan ukuran dominan 47,0 49,0 cm. Gafa berkisar 29,0 cm 58,9 cm. Jumlah
dkk (1987) menjelaskan bahwa ikan tangkapan terbanyak adalah ukuran 47,0
cakalang yang tertangkap di perairan cm 49,9 cm (17,90 %), dan disusul oleh
Sulawesi Tengah berkisar 27,1 57,7 cm. ukuran 44,0 46,9 cm (16,64%), dan
Anggrainy (1991) menjelaskan ukuran 38,0 40,9 cm (16,36%).
bahwa Ikan cakalang yang terangkap di
perairan Kepulauan Bacan berukuran
panjang total antara 31 60 cm , dan 41,6
77,6 cm (Djafar, 1991), di perairan
Mamuju Selat Makassar berukuran antara
14,0 74,0 cm (Hasmini ,2003), di
perairan Laut Flores berukuran antara 35
56 cm (Samad, 2002).

Gambar 1. Struktur ukuran panjang cagak ikan cakalang musim


Timur

Mallawa dkk. 133


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 129-145 ISSN: 2355-729X

Mallawa dkk (2012) menjelaskan


bahwa ikan cakalang yang tertangkap di Struktur ikan cakalang yang
perairan Teluk Bone berkisar antara 29 tertangkap oleh nelayan menggunakan
65 cm FL dengan panjang rata-rata 41,06 purse seine di perairan Laut Flores bagian
cm FL dan terdiri dari dua kelompok Barat memiliki kisaran panjang 19,5 cm
umur. Baso (2013) menjelaskan bahwa 69,5 cm FL dengan panjang rata-rata
hasil tangkapan pole and line di perairan individu 34,6 cm FL, dan ukuran dominan
Teluk Bone memiliki kisaran panjang 17, 2 berada pada kisaran panjang 24,5 cm
cm FL 72,5 cm FL, ukuran dominan 34,5 cm (Gambar 3).
berada pada kisaran panjang 24,5 32,5 Berdasarkan data Gambar 2 dan 3
cm FL, serta terdiri dari tiga kelompok dapat dijelaskan bahwa hasil tangkapan
umur. ikan cakalang di perairan Laut Flores
bagian Barat didominasi oleh ikan-ikan
Struktur Ukuran Hasil Tangkapan berukuran kecil sedang di perairan Laut
Berdasarkan Daerah Penangkapan. Flores bagian Timur didominasi oleh ikan-
Struktur ukuran ikan cakalang yang ikan relative berukuran besar. Hal ini
tertangkap dengan purse seine di disebabkan bahwa di perairan Laut Flores
perairan Laut Flores bagian Timur berada bagian Barat umumnya nelayan
dalam kisaran panjang 19,5 cm FL 59,5 melakukan penangkapan ikan
cm FL, ukuran panjang rata-rata individu menggunakan purse seine plus rumpon
41,9 cm FL, dan ukuran panjang dominan sedang di perairan Laut Flores bagian
berada pada kisaran panjang 19,5 24,5 Timur melakukan perburuan untuk
cm FL dan 45,5 cm 49,5 cm FL menangkap ikan.
(Gambar 2).

Gambar 2. Struktur ukuran panjang cagak ikan cakalang berdasar


DPI Selayar

Mallawa dkk. 134


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 129-145 ISSN: 2355-729X

Gambar 3. Struktur ukuran panjang cagak ikan cakalang DPI Tanah Beru .

Berdasarkan data Gambar 4 dan 5


Mallawa dkk (2012 dan 2013) bahwa terdapat perbedaan struktur
menjelaskan bahwa di perairan Teluk ukuran ikan cakalang hasil tangkapan
Bone ikan cakalang yang tertangkap di antara purse seine tanpa rumpon dan
daerah rumpon memiliki ukuran jauh purse seine plus rumpon, di mana
lebih kecil dibanding dengan ikan sebaran ukuran ikan pada hasil tangkapan
cakalang yang tertangkap di luar daerah purse seine tanpa rumpon jauh lebih luas
rumpon. Adam dan Sibert (2002) bahwa dibanding purse seine plus rumpon.
perbedaan struktur ukuran ikan cakalang Komisi Sains WCPFC (2009) menjelaskan
menurut perairan dapat disebabkan oleh bahwa penggunaan seine net seperti
kondisi oseanografis setempat. pukat cincin dan payang yang
dikombinasikan dengan rumpon
Struktur Ukuran Hasil Tangkapan memberikan tiga konsekuensi utama
Berdasarkan Teknologi yang dapat berimplikasi kepada
Penangkapan. kelestarian sumberdaya ikan
Struktur ukuran ikan cakalang yang tuna/cakalang, yaitu meningkatnya
tertangkap dengan purse seine di kapasitas tangkap yang sulit dikontrol
perairan Laut Flores tanpa rumpon dan diukur, meningkatnya jumlah
berada dalam kisaran panjang 19,5 cm FL tangkapan juvenile ikan cakalang,
69,5 cm FL, ukuran panjang rata-rata meningkatnya hasil tangkapan
individu 48,9 cm FL, dan ukuran panjang sampingan non target seperti juvenile
dominan berada pada kisaran panjang tuna mata besar dan tuna ekor kuning.
49,5 cm 59,5 cm FL (Gambar 4), Brommhead et al (2003) bahwa
Struktur ukuran ikan cakalang yang penggunaan alat bantu rumpon dalam
tertangkap purse seine plus rumpon di penangkapan jenis ikan tuna/cakalang di
perairan Laut Flores memiliki kisaran perairan Pasifik dapat meningkatkan
panjang 19,5 cm 49,5 cm FL, panjang jumlah ikan muda dalam hasil tangkapan
rata-rata individu 28,1 cm FL dan ukuran dibanding dengan penangkapan melalui
dominan berada pada kisaran 24,5 cm pemburuan gerombolan ikan Dempster
34,5 cm FL (Gambar 5) dan Taquet (2004 dan 2005) dan Hallier

Mallawa dkk. 135


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 129-145 ISSN: 2355-729X

Gambar 4. Struktur ukuran ikan cakalang tertangkap purse seine non-rumpon .

Gambar 5. Struktur ukuran panjang cagak ikan cakalang Purse Seine Rumpon

Mallawa dkk. 136


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 129-145 ISSN: 2355-729X

dan Gartner (2008) menjelaskan bahwa Pertumbuhan


penangkapan jenis ikan tuna termasuk Berdasarkan hasil perhitungan
cakalang dengan menggunakan alat persamaan Von Bertalanffy didapatkan
bantu rumpon dapat mengganggu pola bahwa pertumbuhan ikan cakalang
migrasi ikan, dapat merubah pola makan, cakalang di perairan Laut Flores bervariasi
pertumbuhan dan kelangsungan hidup, menurut daerah penangkapan., nilai
dan struktur ukuran. panjang asimptot (L) dan K di daerah
penangkapan Laut Flores Timur adalah
Kelompok Umur dan Panjang Rata- 100,0 cm dan 0,4 per tahun sedang di
Rata Individu Per Kelompok Umur Laut Flores Barat adalah 106,0 cm dan 0,4
Kelompok umur dan panjang rata- per tahun. Coan (2000) menjelaskan
rata individu per kelompok umur hasil bahwa ikan cakalang di perairan Pasifik
hasil tangkapan ikan cakalang di perairan Barat dapat tumbuh sampai panjang 108
Laut Flores disajikan pada Gambar 6 dan cm FL dengan berat 35 kg. Ikan cakalang
Tabel 2. Jumlah kelompok umur dalam masuk ke wilayah tangkap pada ukuran
hasil tangkapan umumnya sebanyak dua panjang sekitar 25 cm FL (berat 0,2 kg)
kelompok umur kecuali pada hasil dan umumnya panjangnya berkisar 80 cm
tangkapan purse seine plus rumpon FL (berat 12 kg). Rezkika (2011) bahwa
hanya memperlihatkan satu kelompok ikan cakalang di perairan Teluk Bone
umur. dapat mencapai panjang asimptot (L)
Rezkika (2011) menjelaskan bahwa ikan 151,7 cm dan laju pertumbuhan (K) 0,25
cakalang yang tertangkap dengan pole per tahun. Agus (2012) bahwa ikan
and line di perairan Teluk Bone terdiri dari cakalang di perairan Barru dapat
tiga kelompok umur dengan panjang mencapai panjang asimptot (L) 110 cm
rata-rata individu kelompok umur I 26,10 dan laju pertumbuhan (K) 0,41 per tahun,
cm, II 53,51 cm dan III 74,94 cm. Agus dan Fidyatul (2013) bahwa ikan cakalang
(2012) bahwa ikan cakalang yang di perairan Bulukumba dapat mencapai
tertangkap pole and line di perairan Barru panjang asimptot (L) 86,04 cm dan laju
Selat Makassar terdiri atas tiga kelompok pertumbuhan (K) 0,46 pertahun.
umur dengan panjang rata-rata individu
kelompok umur I30,27 cm, II 57,37 cm, Kebiasaan Makanan dan Rantai
dan III 75,31 cm. Fidyatul (2013) Makanan
menjelaskan bahwa ikan cakalang yang Hasil pengamatan terhadap isi
tertangkap dengan purse seine di lambung ikan cakalang yang tertangkap
perairan Bulukumba Sulawesi Selatan di perairan Laut Flores pada musim Timur
terdiri atas tiga kelompok umur dengan terdiri atas ikan pelagis kecil, krustasea
panjang rata-rata individu per kelompok Wouthuyzen et al. (1990) bahwa makanan
umur yaitu, kelompok umur I 30,71 cm, II alami utama ikan cakalang yang
51,23 cm dan III 64,13 cm. Perbedaan tertangkap di perairan sebelah selatan
jumlah kelompok umur dan panjang rata- Pulau Seram dan sekitar Pulau Nusa Laut,
rata individu dalam hasil tangkapan laut Banda ialah krustasea, moluska dan
sangat dipengaruhi oleh selektivitas alat ikan terutama pada tahap juvenil.
tangkap dan kondisi perairan setempat.

Mallawa dkk. 137


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 129-145 ISSN: 2355-729X

(a)

(b)

(c)

Gambar 6. Kelompok umur ikan cakalang tertangkap dengan purse seine. (a) hasil
tangkapan Laut Flores; (b) hasil tangkapan Laut Flores bagian timur; (c) hasil
tangkapan Laut Flores bagian barat.

Mallawa dkk. 138


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 129-145 ISSN: 2355-729X

(a)

(b)

Gambar 7. Kelompok umur ikan cakalang tertangkap dengan purse seine. (a) hasil
tangkapan purse seine tanpa rumpon; (b) hasil tangkapan purse seine
menggunakan rumpon.

Tabel 2. Jumlah kelompok umur dan panjang rata-rata individu per kelompok umur

No Daerah Penangkapan Jumlah Panjang Rata-Rata Individu


Kelompok Umur Per Kelompok Umur
1 Laut Flores Dua I = 29,15 cm ,
II = 53,59 cm
2 Laut Flores Bagian Barat Dua I = 23,37 cm
II = 50,92 cm
3 Laut Flores Bagian Timur Dua I = 29,59 cm
II = 56,21 cm
4 Laut Flores (Purse Seine tanpa Dua I = 25,02 cm
rumpon) II = 59,5 cm
5 Laut Flores (Purse Seine plus Satu I = 28,05 cm
rumpon)

Mallawa dkk. 139


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 129-145 ISSN: 2355-729X

Kebiasaan Makanan dan Rantai Manik (2007) menjelaskan bahwa


Makanan hasil pengamatan makanan pada 249 isi
Hasil pengamatan terhadap isi lambung didapat tiga komponen utama
lambung ikan cakalang yang tertangkap makanan ikan cakalang yaitu ikan dari
di perairan Laut Flores pada musim Timur famili Leiognathidae, Trichiudae,
terdiri atas ikan pelagis kecil, krustasea Exocoeetidae dan Mulidae, krustasea dari
Wouthuyzen et al. (1990) bahwa makanan famili Pandalidae, Stomatopoda dan
alami utama ikan cakalang yang Amphipoda, dan moluska dari famili
tertangkap di perairan sebelah selatan Loliuginidae.
Pulau Seram dan sekitar Pulau Nusa Laut, Coan (2000) menjelaskan bahwa
laut Banda ialah krustasea, moluska dan makanan utama ikan cakalang adalah
ikan terutama pada tahap juvenil. berbagai jenis ikan, krustasea, moluska.
Manik (2007) menjelaskan bahwa Hasil analisis isi lambung ikan cakalang di
ikan cakalang yang tertangkap di perairan perairan Pasifik Barat bahwa makanan
Laut Banda tidak selektif dalam memilih ikan tersebut terdiri atas kepiting
makanannya, akan memakan apa saja permukaan (59 %), ikan (37 %), dan cumi-
yang dijumpai di perairan dan bahkan cumi (3 %). Ada kecenderungan bahwa
akan memakan sejenisnya. Ada tiga ikan cakalang ukuran besar lambungnya
komponen utama yang merupakan berisi lebih banyak jenis krustasea dan
makanan ikan cakalang yaitu ikan, sedikit ikan. Rantai makanan ikan
krustasea dan moluska. Kelompok ikan cakalang sangat pendek yaitu plankton
terdiri dari ikan umpan (Stolephorus spp), ikan kecil cakalang, yang berarti bahwa
dan jenis ikan lainnya adalah dari famili jenis ikan ini memanfaatan energi secara
Leiognathidae, Trichiudae, Stomatopoda efisien.
dan Amphipoda. Untuk kelompok Berdasarkan jenis makanan yang
moluska hanya cumi-cumi dari famili ada didalam lambung maka dapat
Loliginidae. Selanjutnya dikatakan bahwa diprediksi rantai makanan ikan cakalang
berdasarkan nilai IRP, setiap jenis adalah sebagai berikut :
makanan yang dimakan komposisinya Phytoplankton zooplankton berbagai
bervariasi setiap bulan, dan dapat diduga ikan pelagis kecil cakalang
bahwa ikan cakalang tidak mempunyai Phytoplankton zooplankton krustasea
preferensi dalam kebiasaan makanan ikan pelagis kecil cakalang
(food habit). Phytoplankton zooplankton
Mardijah (2008) menjelaskan bahwa (crustacean) ikan pelagis kecil - cakalang
komposisi makanan ikan cakalang yang
tertangkap di perairan Laut Sulawesi Fekunditas
berubah-ubah di mana di dalam isi Hasil perhitungan fekunditas
lambungnya didapatkan berbagai jenis dengan metoda gravimetrik dapat
ikan pelagis kecil seperti ikan kembung diketahui bahwa jumlah telur pada ikan
(Rastrelliger sp.), ikan layang malalugis cakalang diperkirakan sebanyak
(Decapterus macarellus), ikan sardine 1.256.760 butir. Mallawa dkk (2012)
(Clupea sp.) dan kepiting (Portunidae) di melaporkan bahwa fekunditas ikan
mana makanan yang dominan adalah cakalang di perairan Teluk Bone berkisar
ikan layang (57 %). 900.000 1.500.000 butir. Baso (2013)

Mallawa dkk. 140


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 129-145 ISSN: 2355-729X

melaporkan bahwa ikan dengan TKG III di Samudera Hindia nilai fekunditas ikan
memiliki telur sebanyak > 600.000 butir cakalang yang panjang 41,3 70,3 cm FL
dan ikan cakalang TKG IV memiliki telur berkisar antara 87.000 1.977.000 sel
sebanyak >960.000 butir. Manik (2007) telur, dan di Samudera Atkantik nilai
menjelaskan bahwa hasil perhitungan fekunditas cakalang yang panjangnya
fekunditas (TKG III) ikan cakalang 46,5 80,9 cm FL berkisar antara 141.000
berukuran 45,9 55,6 cm FL berkisar 1.331.000 sel telur.
90.000 348.000 butir. Wouthuyzen
(1990) yang melakukan penelitian di Tingkat Kematangan Gonad (TKG)
lokasi yang sama mendapatkan bahwa Hasil pengamatan pendahuluan
ikan berukuran 43,3 65,5 cm FL memiliki TKG ikan cakalang secara histologi
fekunditas sebesar 186.000 718.000 memperlihatkan bahwa pada betina
butir . Wilson (1982) bahwa ikan di berukuran 54 cm FL didapatkan telur
perairan Papua New Guniea dengan dengan berbagai fase kematangan yaitu
ukuran 43,7 72 cm FL mempunyai telur yang belum matang (immature) dan
fekunditas 120.000 1.450.000 butir. telur matang fase previtelogenetik (fase
Suhendrata dan Merta (1986) 3) dan vitelogenetik, (fase 4) sedang pada
menjelaskan bahwa ikan cakalang yang ikan cakalang jantan berukuran 55 cm FL
tertangkap di perairan Sorong pada ikan telah ditemukan secara jelas spermatozoa
47,6 cm FL memiliki fekunditas 120.000 dominan atau fase 4 dan fase 5 (siap
570.000 butir. Matsumoto et al (1984) mijah) (Gambar 8).
menjelaskan bahwa di Samudera Pasifik
nilai fekunditas ikan cakalang yang
panjangnya 43 87 cm FL berkisar antara
100.000 2.000.000 sel telur,

Gambar 8. Tingkat kematangan gonad berdasarkan pengamatan histologi

Mallawa dkk. 141


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 129-145 ISSN: 2355-729X

Mallawa dkk (2012) berdasarkan Hasil ukuran 56 cm pada betina dan 60,0 cm
pengamatan histologi terhadap gonad pada jantan, sehingga dapat dikatakan
betina (ovari) bahwa ikan cakalang yang bahwa ukuran layak tangkap ikan
berukuran panjang 41,5 cm FL belum cakalang Teluk Bone adalah ikan dengan
matang (immature gonad) yang ditandai panjang > 56 cm FL untuk betina dan >
dengan belum jelasnya keberadaan telur 60 cm FL untuk jantan. Oleh karena
yang mengandung kuning telur (yolked pembedaan antara jantan dan betina
oosit). Demikian pula pada ikan yang sangat sulit dilakukan di lapangan dan
berukuran 51,5 cm FL. Pada ikan tidak mungkin akan dipilah-pilah maka
berukuran 55,1 cm, ovari mengandung untuk faktor keamanan dan keberlanjutan
oosit yang mulai berisi kuning telur populasi (population safety) atau
(partially yolked oosit) dan oosit yang keberlanjutan populasi (population
penuh kuning telur (fully yolked oosit) , sustainability) maka sebaiknya ukuran
namun demikian dalam ovari masih layak tangkap ditetapkan pada ikan
dijumpai oosit yang baru berkembang berukuran 60 cm FL. Berdasarkan
(unyolked oosit). Kondisi ovari yang panjang tersebut didapatkan bahwa > 75
demikian dikategorikan matang dan siap % ikan hasil tangkapan nelayan belum
mijah (reproductive active). Selanjutnya layak tangkap.
bahwa pada ikan cakalang yang
berukuran 56 cm, ovarinya mengandung KESIMPULAN
oosit yang penuh kuning telur dan juga Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil
terdapat telur yang baru berkembang, penelitian ini adalah sebagai berikut:
kemungkinan ikan ini sudah melepaskan (1) struktur ukuran hasil tangkapan ikan
telurnya yang matang dan menyisakan cakalang di perairan Laut Flores
telur yang tidak matang. Itano (2011) berbeda menurut daerah
menyatakan bahwa secara histologi ovari penangkapan dan teknologi purse
jenis ikan cakalang dikategorikan matang seine yang digunakan,
dengan ciri antara lain ovari berisi oosit (2 individu dalam hasil tangkapan terdiri
sebagian berisi kuning telur (partially atas dua kelompok umur dengan
yolked oosit) dan oosit penuh kuning panjang rata-rata individu per
telur (fully yolked oosit) dan siap mijah kelompok umur berbeda menurut
dengan ciri berisi lebih banyak oosit daerah penangkapan dan teknologi
penuh kuning telur (fully yolked oosit) penangkapan,
dan lebih 50 % atresia oosit penuh kuning (3) pertumbuhan populasi ikan cakalang
telur. Berdasarkan hasil pengamatan di perairan Laut Flores tidak jauh
histologi, peneliti menyatakan bahwa berbeda dengan pertumbuhan
ikan cakalang betina matang gonad pada populasi ikan cakalang di perairan
ukuran panjang 55 FL dan pertama kali lain,
mijah pada ukuran 56 cm. (4) kebiasaan makan dan rantai makanan
Ukuran Layak Tangkap ikan cakalang di perairan Laut Flores
Hasil pengamatan secara histologi identik dengan populasi ikan
didapatkan bahwa ikan cakalang cakalang di perairan lainnya, di mana
mencapai fase siap mijah pada ukuran ikan pelagis kecil sebagai makanan
55,5 cm dan diperkirakan memijah pada utama,

Mallawa dkk. 142


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 129-145 ISSN: 2355-729X

(5) ikan cakalang di perairan Laut Flores


telah matang gonad pada ukuran > 51 Bromhead D, Foster J, Attard R, Findlay J,
cm dan siap mijah pada ukuran > 55 and Kalish,J., 2003. A review of the
cm pada betina dan > 60 cm pada impact of fish aggregating
jantan, (6) ukuran layak tangkap ikan devices (FADs) on tuna fisheries.
cakalang di perairan Laut Flores adalah Final Report to the Fisheries
60 cm, di mana sebagian besar ikan Resources.
cakalang yang tertangkap (> 75 % )
belum layak tangkap. Coan, A.L..Jr., 2000. Californias living
marine resources and their
DAFTAR PUSTAKA utilization eastern Pacific skipjack
Adam, M.S. and Sibert J.R., 2002. tuna. NOAA/NMFS Southwest
Population dynamics and Fisheries Science Center, California,
movement of skipjack tuna USA. 10 p
(Katsuwonus pelamis) in the
Maldivian fishery : analysis of Dempster T and Taquet M., 2004. Fish
tagging data from an advection- aggregation devices (FAD)
diffusion-reaction model. J. Aquat. research; Gaps in current
Living Resour. Elsevier 15 : 13 23. knowledge and future directions
for ecological studies. Reviews in
Anggarainy, L., 1991. Estimasi potensi Fish Biology and Fisheries; 14 : 21
cakalang berdasarkan parameter 41.
biologi di perairan Kepulauan
Bacan Kabupaten Maluku Utara. Dempster T and Taquet, M., 2005.
Makassar 45 hal. FADbase and Future Direction
for Ecological Studies of FAD.
Agus,N.A., 2012. Studi Beberapa Aspek Fisheries Newsletter, 112 : 18 19.
Dinamika Populasi dan Tingkat
Eksploitasi Ikan Cakalang Fidyatul,M.T., 2013. Studi Beberapa
(Katsuwonus pelamis) di Perairan Parameter Dinamika Populasi
Kabupaten Barru, Sulawesi Ikan Cakalang (Katsuwonus
Selatan. Makassar.83 hal. pelamis) di Perairan Bulukumba
Sulawesi Selatan. Makassar 53 hal.
Anonim, 1998. Potensi dan penyebaran
sumberdaya ikan laut di perairan Gafa, B., T. Sufendrata dan J.C.B. Uktolseja.
Indonesia. Komisi Nasional 1987. Penandaan Ikan Cakalang
Pengkajian Stok Sumberdaya dan Madidihang di Sekitar
Ikanm Laut. LIPI. Edit. Widodo dkk, Rumpon Teluk Tomini - Sulawesi
Jakarta, 245 hal. Utara . Jurnal Penelitian Perikanan
Laut No. 43 Tahun 1987. Balai
Baso, H., 2013. Kajian biologi populasi Penelitian Perikanan Laut, Jakarta. P.
ikan cakalang (Katsuwonus : 67-74.
pelamis) di perairan Luwu Teluk
Bone. Tesis, PPs UnHas. Makassar Gayanilo, F., D. Pauly, and M. Soriano.
123 hal. 1989. A Draft Guide to the

Mallawa dkk. 143


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 129-145 ISSN: 2355-729X

Compleat ELEFAN Software Mallawa, A., 2012. Aspek perikanan dan


Package Version 1.0. ICLARM. tangkapan per unit upaya huhate
Manila. (pole and line) diperairan Luwu,
Teluk Bone. Prosiding Seminar
Hallier J-P and Gartner D., 2008. Drifting Tahunan Perikanan dan Kelautan VII
fish aggregation devices could Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
act as ecological trap for tropical
tuna species. Marine Ecology Mallawa, A., Musbir, Amir,F dan
Progress Series 353 : 255 264 Marimba,A.A, 2012. Analisis
Struktur Ukuran Ikan Cakalang
Hildayani, 2012. Kajian daerah potensil (Katsuwonus pelamis) Menurut
penangkapan ikan cakalang di Musim, Daerah dan Teknologi
perairan Kolaka, Teluk Bone Penangkapan Ikan di Perairan
Sulawesi Tenggara. Thesis S2 Ilmu Luwu Teluk Bone, Sulawesi
Perikanan PPs Universitas Selatan. J. Sains dan Teknologi
Hasanuddin. Makassar. Balik Diwa vol. 3 no. 2 :29 38.

Itano,D.G., 2011. The Reproductive Mallawa, A., Musbir, Amir,F dan


biology of yellowfin tuna Marimba,A.A, 2013. Analisis
(Thunnus albacore) in Hawaian Tekanan Teknologi Terhadap
waters and teg western tropical Populasi Ikan Cakalang
Pacific ocean. Project summary, (Katsuwonus pelamis ) di perairan
Joint Institute for Marine and Teluk Bone. Makalah disajikan
Atmospheric Research and NOAA, pada Seminar Perikanan Tangkap V,
75 p IPB, Bogor

Lewison RL., Freeman SA, Crowder LB., Manik, N., 2007. Beberapa Aspek
2004. Quantifying the effect of Biologi Ikan Cakalang
fisheries on threatened species. (Katsuwonus pelamis) di Perairan
Ecology Letters, 7 : 221 231. Sekitar Pulau Seram Selatan dan
Pulau Nusa Laut. Jurnal
Mallawa, A., Syafruddin dan Palo, M., Oseanologi dan Limnologi
2009. Analisis daerah potensil Indonesia 33 : 17 - 25 .
penangkapan ikan cakalang
(Katsuwonus pelamis) perairan Mardijah, S., 2008. Analisis Isi Lambung
Luwu Raya Teluk Bone. Laporan Ikan Cakalang (Katsuwonus
Penelitian Stranas, UnHas, Makassar pelamis) dan Ikan Mnadidihang
(Thunnus albacares) yang
Mallawa, A., Syafruddin dan Palo, M., didaratkan di Bitung, Sulawesi
2010. Aspek perikanan dan pola Utara. J.Lit Perikanan Indonesia Vol
distribusi ikan cakalang 14 no 2 : 227 235
(Katsuwonus pelamis) di perairan
Teluk Bone, Sulwesi Selatan. J. Samad, F., 2002. Studi beberapa
Ilmu Kelautan dan Perikanan vol 20 parameter dinamika populasi
no 1 : 17 24.

Mallawa dkk. 144


Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: 129-145 ISSN: 2355-729X

ikan cakalang di perairan Laut Branch. Dept. Of Primaty Industry,


Flores. Makassar. 63 hal. Port Moresby, PNG : 23 p.

Sparre, P., E. Ursin and S.C. Venema, 1989. Wouthuyzen, S., Peristiwady, T, Manik, N.,
Introduction to tropical fish stock Djoko, S dan Hukom, F.D, 1990.
assessment. Part I. Manual. FAO, Makanan dan Aspek Reproduksi
Rome Ikan Cakalang (Katsuwonus
pelamis) di Laut Banda, Suatu
Syamsuddin, Mallawa, A., Najamuddin Studi Perbandingan. Perairan
dan Sudirman, 2003. Analisis Maluku dan Sekitarnya, Balai
pengembangan perikanan ikan Penelitian dan Pengembangan
cakalang (Katsuwonus pelamis Sumberdaya Laut Pusat Penelitian
Linneaus) berkelanjutan di dan Pengembangan Osenaologi
perairan Kupang Nusa Tenggara Lembaga Ilmu Pengetahuan
Timur. J. Electronik PPs UnHas. Indonesia, Ambon
http://pasca.unhas.ac.id.

Rezkika, S.F., 2011. Pendugaan Beberapa


Parameter Dinamika Populasi
Ikan Cakalang (Katsuwonus
pelamis) di Perairan Teluk Bone,
Kabupaten Luwu Sulawesi
Selatan. Makassar.47 hal.

Takashima, F dan Hibiya, T., 1995. An


Atlas of Fish Histology, normal
and phatological features. Second
Edition. Kodansha Ltd. Tokyo

University of Hawai., 2008. The


Associative Dynamics of Tropical
Tuna to a Large Scale Anchored
FAD Array. The Pelagic Fisheries
Research Program. Hawai.

WCPFC., 2009. Summary Report-


Scientific Committee Fifth
Regular Session. Port Vila Vanuatu.

Wilson, M.A., 1982. A reproductive and


feeding behaviour of skipjack
tuna (katsuwonus pelamis) in
Papua New Guniea Waters.
Fisheries Research and Survey

Mallawa dkk. 145

You might also like