Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

PROFIL PENDERITA DIABETES MELITUS YANG BEROBAT KE PENGOBAT

TRADISIONAL DI DKI JAKARTA, DI YOGYAKARTA, DAN SURABAYA

Siti Sapardiyah Santoso*,Imam Waluyo*,Kasnodihardjo*

ABSTRACT

THE PROFILE OF DIABETES MELITUS CASES COMING TO THE TRADITIONAL


HEALERS IN DKI JAXARTA, DI YOGUXARTA AND SURABAYA

A study on diabetes melitus was conducted in DKI Jakarta, DI Yogyakarta, and


Surabaya in 1998/1999. The respondents were the patients who went to the Traditional
Healers (Dukun Ramuan and Sinshe), at least twice. Data collection was conducted through
interview using questionnaire and also in depth interview to the respondents and Traditional
Healers. The symptoms of diabetes melitus based on WHO standard such as: excessive thirst,
polyuria, pruritus, and otherwise unexplained weight loss.
The results showed that most of the respondent S age were 50 years old, male,
graduated @om highschool. And 48.7% of respondent's income were ranging between
Rp 176,000.00 up to Rp 500,000.00. Generally, respondents visited the Traditional Healers by
their own car or motorcycle. Most of them did not believe that diabetes melitus was caused
either by black magic or curse of God. However 79,8% of the respondents hoped to be
recovered from their illness immediately. The greater part of the respondents visited the
Traditional Healers as suggested by their friend's.
While 73% of respondent's illness were diagnosed by health personnel. The major symptoms
of diabetes melitus were parasthesia, urinate more frequently at night, thirsty, losing weight,
and feeling weak. However about 58.1% respondents visited the Traditional Healers and the
health personnel for three years and 47.8% visited themjust for one year or less.
The reasons for visiting Traditional Healers were due to cheaper, sevices closer to their
homes, more confidence in traditional healers, side effects of modern treatment, and low
effectiveness of modern treatment.

PENDAHULUAN baik untuk mengobati sakit (upaya kuratif)


maupun untuk menjaga kesehatan (upaya
preventif).
Latar Belakang Masalah
Walaupun jangkauan pelayanan
Meningkatnya kesadaran masya- kesehatan modern makin lama makin
rakat akan pentingnya hidup sehat di merata sampai ke pedesaan, namun dalam
antaranya dapat dilihat melalui perilaku kenyataan cara pengobatan tradisional
pencarian pengobatan antara lain dapat masih mendapat tempat di masyarakat
berupa mencari obat modern maupun obat awam dan juga pada kalan an tertentu
tradisional, serta penggunaan health food termasuk kalangan intelektual1 P.

*
I
Puslit Ekologi Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan
Bul. Penelit. Kesehat. 27 (3&4) 199912000
Profil penderita diabetes mellitus . .. ..... . . . ...... Siti Sapardiyah Santoso et al

Menurut hasil Susenas 1995 modern di Indonesia. Masalah terhadap


penggunaan obat tradisional oleh masya- kesehatan akibat penyakit diabetes melitus
rakat untuk pengobatan di DKI Jakarta ini dapat menurunkan kualitas hidup
2,76%, di DI Yogyakarta 3,19%, di Jawa sehat5).
Timur 539%. Obat tradisional tersebut
dibuat oleh orang lain di DKI Jakarta Mengacu pada uraian di atas maka
0,48%, di DI Yogyakarta 3,77% dan di profil pasien diabetes melitus yang
Jawa Timur 1,81%2). berobat ke pengobat tradisional perlu
diteliti.
Pencarian pertolongan ke pengobat
tradisional dilakukan pula oleh penderita 'lhjuan Penelitian
diabetes melitus. Berdasarkan data dari
berbagai penelitian lainnya: hasil penelitian 1. Mengetahui karakteristik responden
pengobatan tradisional pada masyarakat (umur, jenis kelamin, pendidikan,
Betawi di Kelurahan Ciganjur dan pekerjaan)
penelitian pengobatan tradisional pada 2. Mengetahui pola perilaku pendu-
masyarakat pedesaan di Sumatera Barat duk yang berobat ke pengobat
yang dilakukan oleh Proyek Inventarisasi tradisional
Nilai-nilai Budaya Direktorat Sejarah dan 3. Mengetahui apa saja yang mendo-
Nilai Tradisional Direktorat Jenderal rong penderita diabetes melitus
Kebudayaan Departemen Pendidikan dan berobat ke Battra.
Kebudayaan, pada umurnnya para 4. Battra diharapkan dapat sebagai mitra
pengobat tradisional (Battra) dapat dokter spesialis untuk pengendalian
berperan sebagai motivator dan komuni- penyakit diabetes melitus.
+ ~pernbanynan
r kesehatan3).

Rerdasarkan data dari berbagai METODOLOGI


penelitian epidemiologis di Indonesia
didapatkan prevalensi diabetes melitus Daerah Penelitian
sebesar 1,5 - 2,3% pada penduduk usia
di atas 15 tahun4). Berbagai penelitian Penentuan lokasi dilakukan secara
juga menunjukkan adanya peningkatan purposif di DKI Jakarta, DI Yogyakarta
prevalensi penderita diabetes melitus di dan Surabaya, karena di daerah tersebut
beberapa daerah, misalnya di Jakarta 1,7%, terdapat Pusat Sentra Pengembangan dan
pada tahun 1982 menjadi 5,7% pada tahun Penerapan Pengobatan Tradisional (Sentra
19934'. P3T) yang dibina oleh petugas kesehatan
lintas program maupun lintas sektor terkait
Meskipun penyakit diabetes meskipun tersedia banyak fasilitas pela-
melitus dapat menyerang segala lapisan yanan kesehatan canggih.
masyarakat (umur, sosial ekonomi) dan
biasanya timbul komplikasi, namun belum Penelitian ini merupakan penelitian
menjadi prioritas pelayanan kesehatv cross-sectional.

Bul. Penelit. Kesehat. 27 (3&4) 199912000


Profil penderita diabetes mellitus .... ............. Siti Sapardiyah Santoso et al

Responden (3). Jenis data yang dikurnpulkan:


a. Latar belakang ciri-ciri demografi:
(1). Pasien diabetes melitus yang menjadi umur, jenis kelamin, pendidikan,
responden penelitian mempunyai pekerjaan.
kriteria sebagai berikut : b. Faktor lainnya adalah keadaan
a. Pasien diabetes melitus yang sosial ekonomi, sosial budaya,
berobat ke Battra (dukun ramuan
informasi paling berpengaruh untuk
dan sinshe) minimum 2 kali.
b. Penentuan bahwa menderita berobat ke Battra, alasan ke Battra,
diabetes melitus adalah : lama keluhan, lama berobat ke
1) Dokter dan hasil laboratorium. Battra, tes glukosa darah, kun-
2) Dari Battra yang telah diberi jungan ke Battra, sarnpai saat
formulir isian oleh Tim Peneliti, penelitian harapan ke Battra.
dengan keluhan menurut WHO
sebagai berikut (minimum 2 (4). Cara pengurnpulan data:
keluhan): banyak kencing Pengurnpulan data dilakukan dengan 3
(polyuria), banyak makdlapar cara:
terus (polidipsi), banyak minuml a. Pengumpulan data kuantitatif
haus terus (exessive thirst), dilakukan dengan wawancara
gatal-gatal (pruritus), lainnya menggunakan kuesioner (pada
adalah berat badan turun,
teknik kuesioner telah dibuatkan
semutan, mata kabur, kulit
kering, gairah seks menurun. pertanyaan-pertanyaan yang akan
diajukan, jawaban dari pertanyaan
(2). Responden penelitian terdiri dari : tersebut ada yang sudah disedia-
a. 5 Battra (dukun ramuan) dan 2 kan, tinggal memilih dan ada
sinshe dari setiap lokasi penelitian, juga pertanyaan terbukalopen
Battra dan sinshe tersebut dipilih ended, pada wawancara meng-
dari Battra yang terddar dan tidak gunakan kuesioner interviewer
terdaftar di Sentra P3T di masing- memimpin pembicaraan) kepada
masing lokasi penelitian. 111 responden penderita diabetes
b. Responden pasien diabetes melitus melitus.
dipilih dari pasien Battra yang b. Wawancara mendalam (indepth
mempunyai keluhan seperti dalam
interview) dengan menggunakan
formulir isian. Ada juga yang telah
mempunyai hasil tes glukosa di atas pedoman yang telah ditentukan,
200 mgldl ymg sedang berobat ke kepada 10 penderita diabetes
Battra tersebut. melitus (di luar 111 responden), 15
c. Jurnlah responden pasien diabetes orang dukun ramuan, dan 6 orang
melitus didapat sebanyak 111 orang sinshe.
dengan perincian di DKI Jakarta 36 c. Pengambilan darah sesaat kepada
orang, di DI Yogyakarta 37 orang, pasien diabetes melitus dilakukan
di Surabaya 38 orang. oleh dokter dari Tim Peneliti.

Bul. Penelit. Kesehat. 27 (3&4) 199912000


Profil penderita diabetes mellitus . . . .. . . . . . . . . . . .. Siti Sapardiyah Santoso et al

d. Ethical clearance dikeluarkan oleh HASIL


Panitia Etik Badan Litbang
Kesehatan 1998. Dari hasil penelitian didapatkan
e. Pengambilan darah kapiler hanya responden pasien diabetes melitus di DKI
dilakukan oleh responden yang Jakarta 36 orang, di DI Yogyakarta 37
orang, di Surabaya 38 orang.
bersedia diambil darahnya (dari
penelitian ini dari 111 responden Karakteristik responden menurut
seluruhnya bersedia dilakukan umur, jenis kelamin, pendidikan,
pemeriksaan darah sesaat). pekerjaan, dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik Responden menurut Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan,


Penghasilan.

Karakteristik
DM Jakarta DI Yogyakarta Surabaya Total
n % n % n % n 'YO
Umur
1. <30 1 2,s 1 0,9
2.30 - 39 2 5,6 3 8,1 4 10,5 9 8,1
3.40 - 49 6 16,6 3 8,1 4 10,5 13 11,7
4.50 - 59 27 75,O 31 83,8 30 79,O 88 79,3
Jumlah , 36 100,O 37 100,O 38 100,O 111 100,O
Jenis Kelamin
1. Laki-laki 19 52,8 21 56,8 16 42,l 56 50,5
2. Perempuan 17 47,2 16 43,2 22 57,l 55 493
Jumlah 36 100,O 37 100,O 38 100,O 111 . 100,O
Pendidikan
1 . Tidak sekolah 1 2,8 2 5,4 3 7,9 6 5,4
2. Tidak tamat SD 1 2,8 1 2,7 2 5 ,2 4 3,6
3. Tamat SD 3 8,3 1 2,7 5 13,2 9 8,l
4. Tamat SLTP 4 11,l 3 8,1 7 18,4 14 12,6
5. Tamat SLTA 12 33,3 13 35,l 14 36,8 39 35,1
6. Tamat Akademi 5 13,9 6 16,2 2 52 13 11,7
7. Tamat Perguruan Tinggi 10 27,8 11 29,7 5 13,2 26 23,4
Jumlah 36 100,O 37 100,O 38 100,O 111 100,O
Pekerjaan
1. PNS/TNI/BUMN 11 30,6 10 27,O 9 23,7 30 27,O
2. PengusahalWiraswasta 6 16,7 10 27,O 4 10,5 20 18,O
3. Pedagang 1 2,7 3 8,1 5 13,2 9 8,1
4. Pensiunan 11 30,6 9 24,3 9 23,7 29 26,l
, 5. Lainnya 7 19,4 5 13,5 11 28,9 23 20,7
Jumlah 36 100,O 37 100,O 38 100,O 111 100,0

Umur responden pasien diabetes melitus perguruan tinggi 23,4%. Pekerjaan


sebanyak 79,3% berumur antara 50 - 59 responden yang terbanyak adalah
tahun. Jenis kelamin laki-laki 50,5%, PNSITNIIBUMN 27,0% disusul oleh
perempuan 49,5%. Pendidikan responden pensiunan 26,1%.
umumnya tamat SLTA 35,196, tamat

336 Bul. Penelit. Kesehat. 27 (3&4) 199912000


Profil penderita diabetes ~iiellitus. . . . . . . . . . . . . . .. Siti Sapardiyah Santoso et a1

Tabel 2. Keadaan Sosial Ekonomi Responden.

DKI Jakarta DI Vogyakarta Surabaya Total


Sosial Ekonomi
n YO n YO n % n YO
Penghasilan
1. < Rp 175.000,- 4 11,l 2 5,4 10 26,3 16 14,4
2. Rp 176.000,- - Rp 500.000,- 15 41,7 18 48,6 21 553 54 48,7
3. Rp 501.000,- - Rp 1.000.000 9 25,O 12 32,4 5 13,2 26 23,4
4. > Rp 1.000.000 8 22,2 5 13,3 2 52 15 13,5
Jumlah 36 100,O 37 100,O 38 100,O 111 100,O
Kendaraan yang digunakan
ke Battra
1. Kendaraan sendiri 22 61,l 25 67,6 15 393 62 58,9
(mobil, motor)
2. Kendaraan umum 9 25,O 12 32,4 19 50,O 40 36,O
3. Jalan kaki 5 13,9 4 10,5 9 8,1
Jumlah 36 100,O 37 100,O 38 100,O 111 100,O

Penghasilan responden sebagian besar Sebagian besar responden berobat ke


berkisar antara Rp 176.000,- - Rp Battra menggunakan kendaraan sendiri
500.000,- per bulan sebanyak 48,7%. (58,9%).

Tabel 3. Penyebab Penyakit dan Kepercayaan Terhadap Battra.

DKI Jakarta Dl Yogyakarta Surabaya Total


Sosial Budaya
n % n % n % n YO
Penyebab Penyakit
1. Santet 36 100,O 23 62,2 38 100,O 97 87,4
2. Kutukan Tuhan 36 100,O 23 62,2 38 100,O 97 87,4
3. Roh haluslsetan 36 100,O 24 64,9 38 100,O 98 82,3
Kepercayaan terhadap
Battra
1. Sembuh 18 50,O 14 37,s 27 71,l 59 53,2
2. Agak sembuh 16 44,4 20 50,l 7 18,4 43 38,7
3. Tidak sembuh 1 2,7 1 2,6 2 1,s
4. Tidak tahu 2 5,6 2 5,4 3 7,9 7 6,3
Jumlah 36 100,O 37 100,O 38 100,O 111 100,O

Masyarakat di DI Yogyakarta masih sebanyak 5 3,2%. Dari hasil wawancara


mempunyai kepercayaan bahwa penyebab mendalam, responden percaya bahwa
penyakit diabetes melitus karena santet, Battra dapat mempercepat kesembuhan,
kutukan Tuhan, roh haluslsetan. merasa enak badan, dan banyak pantangan
Sebagian besar responden percaya bahwa yang harus diikuti.
bila berobat ke Battra akan sembuh

Bul. Penelit. Kesehat. 27 (3&4) 199912000


Profil penderita diabetes mellitus . .. . . . . . . . . . . .... Siti Sapardiyah Santoso et al

Tabel 4. Harapan ke Battra dengan Jumlah Kunjungan ke Battra.

Jumlah 1 29 1 100,O 1 9 I lO0,O I 31 I l00,O 1 69 ( 100,O

Harapan penderita diabetes melitus menunjang pengobatan kedokteran, tidak


berobat ke Battra adalah ingin cepat jadi operasi (bila ada luka tidak sembuh di
sembuh sebanyak 79,8%. Sebanyak 92,7% kaki bisa diamputasi), bila rutin berobat
mengatakan bahwa berobat ke pengobatan maka obatnya manjur. Surnber informasi
tradisional bermanfaat. Alasan mengata- untuk berobat ke Battra ternyata sebanyak
kan bermanfaat karena cocok, gejala 48,6% tidak dipengaruhi oleh televisi dan
berkurang, badan terasa enak, sembuh, lain-lain.

Tabel 5. Manfaat ke Pengobat Tradisional Menurut Responden.

DKI Jakarta DI Yogyakarta Surabaya Total


Manfmt
n 1 % n 1 % n I % n l %
1. Ya 34 1 94,4 32 1 85,4 37 1 97,3 103 ( 92,7
2. Tidak 2 5,6 5 14,6 1 2,7 8 7,3
Jumlah 36 100,O 37 100,O 38 100,O 111 100,O

Tabel 6. Surnber Informasi untuk Pergi ke Battra.

Media EIektroniM DKI Jakarta DI Yogyakarta Surabaya Total


Media Cetak n 'YO n 'YO n % n %
1. Televisi 3 8,3 9 24,3 4 10,5 16 14,4
2.Radio 1 2,7 2 5,2 3 2,7
3. Koran 3 8,3 4 10,s 6 15,7 13 11,7
4.Majalah 4 10,s 3 8,o 7 6,3
5.lklan 3 8,3 1 2,7 1 2,6 5 4,s
6.Ceramah 3 8,3 7 19,O 3 8,o 13 11,7
7.Tidak dipengaruhi 24 66,s 11 29,7 19 50,O 54 48,6
TV, dl1
JumIah 36 I00,O 37 100,O 38 100,O 111 100,O

But. Penelit. Kesehat. 27 (3&4) 199912000


Profil penderita diabetes mellitus . .. . . . . .. . . . . . ... Siti Sapardiyah Santoso et a1

Tabel 7. Penentu Diagnosis Penyakit Pertama.

Pencntti d~agnosis DKI Jakarta 1 DIYogyakam Surabaya 'TMal ,;

pertama n YO n % n '36, ~t '2-40,


1. Tenaga Kesehatan 25 69,4 27 72,9 29 76,3 81 73,O
2. Battra 3 8,3 2 5,4 8 21,l 13 11,7
3. Tenaga Kesehatan 8 22,2 8 2 1,6 1 2,6 17 15,3
dan Battra
Jd& 36 100,O 37 100,O 38 100,O d El 100,O

Penentu diagnosis diabetes melitus yang penyakit sebanyak 4 responden adalah


pertama sebanyak 73,0% adalah tenaga dokter dan 6 orang responden adalah
kesehatan. Menurut hasil wawancara dokter dan tenaga kesehatan.
mendalam yang menentukan diagnosis

Tabel 8. Jenis dan Lama keluhan.

*?F$z
>3t&ul I-3tahun Total
Keluhan 1 '

n 1 % n I n
<ltahun
I
1. Badan lemas 34 1 45,9 9 1 39,l 7 1 50,O
2. Pusing 20 27,O 11 47,8 4 28,6
3. Haus 33 44,6 12 52,2 8 57,l
4. Banyak kencing 38 5 1,4 10 433 10 71,4
5. Rasa lapar 19 25,6 9 39,l 8 57,l
6. Berat badan 29 39,2 12 52,7 7 50,O
turun drastis
I 7. Rasa gatal 22 29,7 9 39,l 1 7,1
8. Semutan 39 52,7 16 69,6 8 57,l

7bMK":iFEYng
11. Gairah seks
31

27
41,2

36,5
9

8
39,l

34,8
1

4
7,1

28,6
I turun
Denominator n>3tahun=74 n 1-3 tahun = 23 n<Itahun=

Urutan persentase terbanyak semutan Menurut hasil wawancara mendalarn


56,6%, banyak kencing 52,3%, haus selarna menderita diabetes melitus badan
47,7%,berat badan turun drastis 40,5%. terasa lemas.

Tabel 9. Lama Keluhan dan Pencarian Pengobatan.

Pencarian > 3 tahun I 1-3tahun I < 1 tahun I Total


Pengobatan n % n 1 % n YO n YO
1. Tenaga Kesehatan
2. Tenaga Kesehatan
dan Battra
11 , 31
43 1 4 1,9
58,l 1 12
11 1
52,2
47,8 1 13 1 10b,0 1 43
67 1 39,l
60,9 1
fumlah 1 74 100,O f 23 100,O 13 ' 100,O " I10 , , H@,0
Missing data 1 orang.

Bul. Penelit. Kesehat. 27 (3&4) 199912000 339


Profil penderita diabetes mellitus . . . .. . . . . . . . . . . .. Siti Sapardiyah Santoso et a1

Dalam pencarian pengobatan sebagian 58,1%, demikian pula yang merasakan


besar penderita pergi ke tenaga kesehatan keluhannya kurang dari 1 tahun sebanyak
dan ke Battra sebanyak 60,9%. Yang 100,0%. Sedangkan yang merasakan lama
merasakan keluhan sakit diabetes melitus keluhannya antara 1 - 3 tahun sebagian
lebih dari 3 tahun sebagian besar berobat besar berobat ke tenaga kesehatan bersama
ke tenaga kesehatan dan Battra sebanyak Battra sebanyak 47,8%.

Tabel 10. Alasan ke Battra.

AIasan
t DKI Jakarta DI Yogyakarta Surabaya Total
n % n YO n YO n %
1. Dekat 2 5,6 2 5,3 4 3,6
2. Murah 3 7,9 3 2,7
3. Cocok 1 23 2 5,4 7 18,4 10 9,o
4. Sudah biasa ke Battra 1 2,8 1 0,9
5. Lebih percaya ke 2 5,3 2 1,8
Battra
6. Turun temurun 1 2,8 1 O,9
7. Takut efek samping 4 10,8 1 2,6 5 4,5
obat modem
8. Ke pelayanan modem 3 8,1 1 2,6 4 3,6
belumltidak sembuh
9. Kombinasi 1 - 8 14 38,8 8 2 1,6 15 393 37 33,3
10. Kombinasi 2 - 8 12 33,3 13 35,l 6 15,8 31 28,0
11. Kombinasi 7, 8 5 13,9 7 18,9 1 2,6 13 11,7

Jumiah 36 100,O 37 100,O 38 100,O 111 100,O

Alasan responden berobat ke Battra Dari hasil wawancara mendalam alasan


sebagian besar karena dekat, murah, cocok, responden berobat ke Battra karena ingin
biasa ke Battra, lebih percaya Battra, sudah cepat sembuh, menghilangkan keluhan,
turun temurun ke Battra, takut efek sam- obat non kimia, cocok, murah, kadar gula
ping obat modern, ke pelayanan modern cepat turun, merasa lebih tepat berobat ke
belumltidak sembuh sebanyak 33,3%. Battra.

Tabel 11. Lama Keluhan Sakit Diabetes Melitus dan Tes Glukosa Kapiler.

Hasil Tes Glukosa Kapiler


Lama
< 80 mgldl 80-200 mg/dl > 200 mg/dl Total
Keluhan
n Ya n % n YO n % ,

1. > 3 tahun 4 5,3 36 48,6 35 46,7 75 100,O


2. 1 - 3 tahun 1 4,3 14 60,9 8 34,8 23 100,O
3. < 1 tahun 1 7,7 8 61,5 4 30,8 13 100,O

Jumlah 6 5,4 58 52,3 47 42,3 111 100,O

340 Bul. Penelit. Kesehat. 27 (3&4) 199912000


Profil penderita diabetes mellitus . . . . . . . . . . . . . . .. S ~ t iSapardiyah Siultoso et al

Hasil tes glukosa kapiler 80-200 mgldl tahun (48,0%), keluhannya 1-3 tahun
merupakan persentase tertinggi baik untuk (60,9?4) dan keluharmya kurang dari 1
yang merasakan keluhannya lebih dari 3 tahun (61,5%).

Tabel 12. Saat Terakhir Rerobat ke Rattra dengan Hasil Tes Glukosa Kapiler.

Berobat ke Battra

I I I I

Missing Data 1 1 orang.

Lama berobat 1 - 2 bulan yang lalu dari berobat 3-4 bulan yang lalu sebanyak
saat penelitian terbanyak pada tes glukosa 63,6%. Pada terakhir berobat 5-6 bulan
kapiler antara 80-200 mgldl sebanyak yang lalu terbanyak pada hasil tes glukosa
53,5%, demikian pula pada terakhir kapiler lebih 200 mgldl sebanyak 5 1,4%.

Tabel 13. Jumlah Kunjungan ke Rattra sampai saat Penelitian dengan Tes Gula Darah.

Kunjungan Hasil Tes Gula Darah


Ke Battra < 80 mg/dl 80-200 mgldl 2 200 mgfdl . Total
n % n YO n YO n YO
1 . 2 - 4 kali 4 5,6 43 60,6 24 33,s 71 100,O
2. 5 - 8 kali 2 7,7 8 30,s 16 61,s 26 100,O
3. >8kali 1 33,3 2 66,7 3 100,O
Jumlah 6 6,o 52 52,O 42 42,O 100 100,O
Missing Data 1 1 orang.

Jumlah kunjungan ke Battra sampai saat dan > 8 kali terbanyak pada hasil tes
penelitian sebanyak 2-4 kali terbanyak glukosa kapiler > 200 mgldl masing-
pada hasil tes glukosa kapiler 80-200 mgldl masing yaitu 6 1,5% dan 66,7%.
yaitu 60,6%. Jumlah kunjungan 5-8 kali

Bul. Penelit. Kesehat. 27 (3&4) 199912000


Profil penderita diabetes mellitus ................. Siti Sapardiyah Smtoso et a1

PEMBAHASAN berkisar antara Rp 176.000,- - Rp


500.000,-. Sebagian besar responden
Kelompok umur diabetes melitus datang ke pengobat tradisional secara
baik dari DKI Jakarta, DI Yogyakarta sendiri dan menggunakan kendaraan
maupun Surabaya yang berumur > 40 sendiri (baik dengan sepeda, motor,
tahun 91%. Bila dilihat dari kelompok maupun mobil). Meskipun penyakit
umur ini biasanya penderita diabetes diabetes melitus dapat menyerang segala
melitus berumur > 40 tahun, karena pada lapisan masyarakat, (umur, sosial ekonomi)
orang dewasa tua > 40 tahun, gejala dapat dan dampak negatif terhadap kesehatan
muncul tanpa disadari. Mereka umumnya yang bersifat menahun ternyata belum
baru mengetahui mengidap diabetes menjadi prioritas pelayanan kesehatan
melitus pada saat medical check-up atau "modern" di Indonesia. Darnpak kesehatan
pemeriksaan kesehatan rutin. Gejala awal akibat diabetes melitus ini adalah menu-
yang timbul pada penderita dewasa yang runnya kualitas hidup5).
lebih tua biasanya ringan sehingga mereka
tidak merasa perlu untuk berkonsultasi ke Di DKI Jakarta dan Surabaya
dokter6). ternyata masyarakat sudah tidak percaya
bahwa penyebab penyakit diabetes melitus
Hasil penelitian di Jawa Timur pada adalah karena santet, kutukan Tuhan, roh
tahun 1989 yang dilaporkan oleh Iskandar haluslsetan. Namun di DI Yogyakarta
Tjokroprawiro, penyakit diabetes melitus masih ada kepercayaan bahwa penyebab
merupakan penyakit kronis, dan pasien penyakit karena santet, kutukan Tuhan, roh
jenuh dengan penyakitnya maka mereka haluslsetan. Hal ini disebabkan penduduk
mencari pengobatan alternatif '). asli di DI Yogyakarta masih menganut
kepercayaan yang kuat tentang ha1
Jenis kelamin penderita pada
tersebut. DI Yogyakarta disebut kota
penelitian ini, ternyata perempuan
kerajaan karena merupakan bekas ibu kota
sebanyak 493% dan pada laki-laki 50,5%,
kerajaan. Pada zaman sekarang DI
tidak begitu berbeda banyak dengan
Yogyakarta tetap menjadi pusat
penelitian yang dilaksanakan Siti Fatimah
kebudayaan seni dan sastra Jawa. Orang
di Jawa Ten ah yaitu penderita perempuan
R
lebih banyak .
Jawa membedakan 2 golongan sosial:
(1). wong cilik (orang kecil) terdiri dari
Pendidikan responden di 3 daerah sebagian petani dan mereka yang
penelitan di atas 60% berpendidikan tinggi berpendapatan rendah di kota, dan
(tamat SLTA ke atas). Hal ini sesuai (2). kaum priyayi, termasuk pegawai dan
dengan penelitian Sentra P3T di Sulawesi kaum intelektual. Dari kalangan
Utara yang mengatakan bahwa pengobatan priyayi, secara tradisional banyak
tradisional ternyata masih banyak diminati berasal dari pengikut paguyuban, yaitu
oleh kelompok tingkat pendidikan atas kelompok yang mengusahakan ke-
(56,0%)~). sempurnaan hidup manusia melalui
praktek-praktek mistiklO).
Menurut sebagian besar responden Mereka pun mempunyai kepercayaan
diabetes melitus di 3 daerah penelitian bahwa kalau berobat ke pengobat
penghasilan mereka rata-rata setiap bulan tradisional akan cepat sembuh.

Bul. Penelit. Kesehat. 27 (3&4) 199912000


Profil penderita diabetes mellitus . . . .. . . . . . . . . . .. Siti Sapardiyah Santoso et al

Responden diabetes melitus di 3 Selama menderita sakit responden


daerah penelitian berobat ke pengobat sebagian besar berkunjung ke tenaga
tradisional sebagian besar tidak dipenga- kesehatan dan pengobat tradisional
ruhi oleh media cetak maupun elektronika, (50,9%), kebanyakan berobat ke tenaga
tetapi sebagian besar dipengaruhi oleh kesehatan 3 tahun. Dari wawancara
teman yang telah berobat ke Battra dan mendalam pun responden menyatakan
merasakan ada hasilnya. berobat ke tenaga kesehatan > 3 tahun
dan belurn sembuh. Bila berobat ke
pengobat tradisional hams diet ketat.
Responden sebagian besar menge-
tahui penyakitnya dan pemeriksaan oleh Di negara-negara dengan sistem
tenaga kesehatan yang didukung oleh hasil perawatan kesehatan yang sangat
pemeriksaan laboratorium, ada juga yang berkembang, banyak orang pada kondisi-
menentukan penyakitnya dari tenaga kondisi tertentu akan bergabung pada
kesehatan dan Battra. Dari hasil bentuk-bentuk pengobatan yang bersifat
wawancara mendalam, responden menya- non lembaga seperti ahli cheropractic
takan bahwa penerktu penyakitnya adalah penyembuhan kebatinan dan ahli ramuan.
dokter. Bentuk kesehatan alternatif dapat
memenuhi kebutuhan dari segi sosial,
Keluhan yang dirasakan > 3 tahun psikologi dan mungkin pula organik yang
dari pasien diabetes melitus sebagian besar bagi beberapa orang paling sedikit ber-
hasil diperoleh dari dokter maupun dari
merasa semutan, haus, banyak kencing
pelayanan kesehatan yang berkaitanl l'.
pada malam hari, pusing, badan lemas, rasa Dalam penyembuhan pasien yang tidak
gatal, mata kabur, rasa lapar. Sedangkan mau diamputasi kesembuhannya cende-
keluhan yang dirasakan < 1 tahun rung memilih ke pengobatan tradisional 7).
kebanyakan keluhannya banyak kencing,
semutan, rasa lapar, haus, badan lemas, Alasan berobat ke pengobat
berat badan turun. Lama keluhan yang tradisional menurut responden di 3 daerah
dirasakan baik yang < 1 tahun, 1-3 tahun, penelitian, sebagian besar karena murah,
> 3 tahun bila dikaitkan dengan 12 kriteria cocok, pelayanan baik, biasa ke pengo-
diabetes melitus yang tidak pernah ada batan tradisional, takut ke pelayanan
gejalanya adalah kulit kering, tetapi untuk kesehatan modern, takut efek samping obat
keluhan yang lain paling banyak adalah modern, ke pelayanan pengobatan modern
semutan, banyak kencing, haus, badan belum sembuh. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh De artemen
lemas, berat badan turun. Keiuhan-keluhan
Pendidikan dan Kebudayaan 1991 . J:
tersebut sama dengan tanda dan gejala
yang sering dikeluhkan pada buku ramuan Dari hasil wawancara mendalam di
tradisional untuk pengobatan diabetes DKI Jakarta alasan berobat ke pengobat
melitus antara lain rasa haus, banyak tradisional karena takut operasi, ingin cepat
kencing, rasa lapar, badan terasa lemas, sembuh, menghilangkan keluhan, bila
berat badan turun, kesemutan, mata kencing malam hari > 10 kali, rasa haus
kabur6). berkurang, gairah seks menurun.

Bul. Penelit. Kesehat. 27 (3&4) 199912000


Profil penderita diabetes mellitus . . . .. .. . . . . . . . ... Siti Sapardiyah Santoso et a1

Dari hasil wawancara mendalam dengan Rudi Salan dalam Aspek Penelitian dari
responden DI Yogyakarta alasan ke Proses Penyembuhan dan Pengobatan
pengobat tradisional adalah obatnya non Tradisional disebutkan bahwa harapan
kimia, dan untuk merangsang syaraf. pasien yang berada dalam peran sakit akan
diperoleh dari pengobatan itu. Beberapa
Lama keluhan, terakhir berobat ke hal yang mempengaruhi pemulihan, antara
Battra, jurnlah kunjungan ke Battra bila lain internalisasi dari arti penyakit dalam
dikaitkan dengan hasil tes glukosa kapiler individu tersebut, serta konsep dan
ternyata tidak ada hubungan yang pengertian tentang sebab dan akibat
bermakna (Tabel 11, 12, 13). Jumlah penyakit yang dideritanya12).
kunjungan ke Battra sampai saat penelitian,
5-8 kali dan lebih 8 kali kebanyakan Dalam masyarakat, pasien berpa-
dilakukan oleh penderita diabetes melitus ling pada waktu membutuhkannya,
yang hasil tes glukosa kapilernya > 200 pengobatan tradisional adalah harapan
mgldl. Sebanyak 92,7% responden masyarakat terakhir. Pasien mengharapkan
mengatakan bahwa berobat ke Battra bahwa penyembuh adalah orang yang
bermanfaat dengan alasan gejala ber- melebihi orang lain, lebih mampu, lebih
kurang, badan terasa enak, sembuh, tramPil1').
menunjang pengobatan kedokteran, bila
berobatnya rutin obatnya manjur, tidak jadi
operasi. Menurut wawancara mendalam KESIMPULAN
dengan pasien diabetes melitus manfaat
berobat ke Battra karena rasanya sembuh, 1. Motivasi penderita diabetes melitus
badan tidak lemah, harga obat terjangkau, berobat ke pengobat tradisional dengan
berobat ke dokter saja tidak puas, berobat harapan ingin cepat sembuh 79,9%.
ke Battra saja tidak puas maka hams
kombinasi, obat dokter mahal. Secara 2. Biasanya berobat ke pengobat
subyektif memang bagi pasien yang tradisional dan ke pelayanan kesehatan
modern sebanyak 60,9%.
berobat ke Battra merasa sembuh, merasa
diperhatikan oleh Battra sehingga pasien 3. Alasan ke pengobat tradisional karena
merasakan beban keluhan penyakitnya murah, cocok, pelayanan baik, sudah
berkurang, bahkan pada upacara-upacara biasa ke pengobat tradisional, turun
penyembuhan mempunyai efek psikoterapi temurun, takut ke pelayanan kesehatan
terhadap pasien12).Tenaga Battra mungkin modern, takut efek samping obat
bisa dimanfaatkan sebagai mitra dokter modern, ke pelayanan modem belum
spesialis seperti halnya dengan dukun tentu sembuh.
bersalin.
4. Battra (pengobat tradisional) masih
Responden d u i ketiga daerah banyak diminati oleh kelompok tingkat
penelitian berobat ke pengobatan tradi- pendidikan atas 70,2%.
sional karena mempunyai harapan ingin
cepat sembuh, ada juga yang ingin lepas 5. Battra mungkin bisa digunakan sebagai
dari penderitaan penyakitnya. Menurut mitra dokter spesialis penyakit diabetes

344 Bul. Penelit. Kesehat. 27 (3&4) 199912000


Profil penderita diabetes rnellitus ... ..... . .... . . .. Siti Sapardiyah Santoso et a1

melitus, karena masyarakat mempunyai DAFTAR RUJUKAN


kepercayaan tinggi pada Battra dan
terbatasnya tenaga dokter spesialis. 1. Rustandi (1988). Penelitian Pengobatan Tradisional
di Jawa Barat.
Prosiding Lokakarya tentang Penelitian Pengobatan
6. Perlu pembinaan terhadap Battra oleh Tradisional.
instansi terkait, karena Battra mem- 2. Statistik Kesehatan (Health Statistic) (1995). Biro
berikan ramuan obat tradisional untuk Pusat Statistik Jakarta Indonesia: Sumber/Source:
pengendalian penyakit diabetes melitus, Susenas 1995
maka perlu adanya rasionalisasi ramuan 3. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat
obat tradisional, karena selama ini Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai
Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Pembinaan
ramuan obat tradisional hanya Nilai-nilai Budaya (1991). Penelitian Pengobatan
berdasarkan pengalaman (budaya) Tradisional pada Masyarakat Betawi di Kelurahan
nenek moyang (empiris/pengalaman) Ciganjur.
menjadi ilmiah yang didukung oleh 4. Perkumpulan Endokrinologi Indahesia (Perkeni)
hasil penelitian dan literatur. (1998). Pengelolaan Diabetes Melitus Indonesia
5. Technical Report Series 727, WHO Geneva (1985).
6. Dalimartha, Setiawan (1996). Ramuan Tradisional
UCAPAN TERIMA KASIH Untuk Pengobatan Diabetes Melitus.
7. Tjokrowardoyo, A Sri Kardjati. Hendromartono
Penelitian ini dibiayai dari anggaran (1997). Masalah Gizi dan Penyakit Kardiovaskular
pembangunan Badan Litbangkes Tahun Anterosklerotik (sepuluh petunjuk hidup sehat).
Semiloka Prawidya Nasional Pangan dan Gizi.
199811999. Semarang November 1997

Penulis mengucapkan terima kasih 8. Siti Fatimah-Muis (1994). Prevalensi Karakteristik


dan Pola Makan Penderitan Diabetes Melitus daerah
kepada Kepala Dinas Kesehatan DKI dari Urban Jawa Tengah. Medika Indonesia, Vol 33
Jakarta, Kepala Kanwil Depkes DI Tahun 1998.
Yogyakarta, Kepala Kanwil Depkes Jawa 9. Sentra P3T Sulawesi Utara (1997). Efektivitas
Timur, atas kerjasamanya sehingga Pengobat Tradisional Patah Tulang di Sulawesi Utara
penelitian ini dapat berjalan dengan baik. (Kabupaten Minahasa). (Laporan akhir)
10. Suseno, Frank Magnis (1988). Etika Jawa, Sebuah
Demikian pula kepada Biro Sospol Analisa Falfasi Tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa.
Penerbit PT. Gramedia, Jakarta.
Departemen Dalam Negeri, Pemda DKI
Jakarta, Pemda DI Yogyakarta dan Pemda 11. AndersonPeter (1986). Kemungkinan Peranan bagi
Penyembuhan Tradisional. UI Press. (Penterjemah
Jawa Timur atas izin penelitian ini, serta Priyanti Pahan S, Mutia Hatta Suwasono).
kepada semua pihak yang telah membantu
12. Rudy Salan (1988). Aspek Penelitian dari Proses
dan memberikan sumbangan pemikiran Penyembuhan dan Pengobatan Tradisional. Prosiding
dalam pelaksanaannya. Lokakarya tentang Penelitian Pengobatan Tradisional.

Bul. Penelit. Kesehat. 27 (3&4) 199912000

You might also like