Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Kompensasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior (Ocb) Dan Kinerja Karyawan
Pengaruh Kompensasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior (Ocb) Dan Kinerja Karyawan
Abstract
In the modern organization, compensation will influence the behavior of employees in performing
their duties. The main target of the reward program is to attract qualified individuals, motivate
employees to stay, and achieve higher performance. Organizational change efforts require the
participation of all employees, it would also be achieved if there is willingness and ability of each
individual employee. The behavior of employees is expected by the organization and the demands
not only the behavior of the organization in the role, but also the extra role behavior called
Organizational Citizenship Behavior (OCB) Improved performance of employees of an
organization preceded by an increase in job satisfaction and Organizational Citizenship Behavior
(OCB). Performance of nurses as a consequence of people's demand for excellent service or a
need for high quality services. The data of this study to get some important conclusions that the
compensation is very important for employees in an effort to improve employee performance, both
directly and indirectly.
Keywords: Compensation, Job Satisfaction, Organizational Citizenship Behavior (OCB), and
Performance Employee.
Abstrak
Di dalam organisasi modern, kompensasi yang diberikan akan mempengaruhi perilaku kerja
karyawan dalam menjalankan tugas. Sasaran utama dari program reward adalah untuk menarik
individu yang berkualitas, memotivasi karyawan agar tetap tinggal, dan mencapai kinerja yang
lebih tinggi. Usaha perubahan organisasi membutuhkan partisipasi dari semua karyawan, itu akan
tercapai bila juga ada kemauan dan kemampuan dari masing-masing individu karyawan. Perilaku
dari karyawan yang diharapkan oleh organisasi dan menjadi tuntutan organisasi tidak hanya
perilaku in role, tetapi juga perilaku extra role yang disebut Organizational Citizenship Behavior
(OCB) Peningkatan kinerja karyawan suatu organisasi didahului oleh peningkatan kepuasan kerja
dan OCB. Kinerja perawat sebagai konsekuensi tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan akan
pelayanan prima atau pelayanan yang bermutu tinggi. Data penelitian ini mendapatkan beberapa
kesimpulan penting bahwa kompensasi sangat penting bagi karyawan dalam upaya meningkatkan
kinerja karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kata Kunci: Kompensasi, Kepuasan Kerja, Organizational Citizenship Behavior (OCB), dan
Kinerja Karyawan.
- 12 -
Dini Fitrianasari, dkk. - Pengaruh Kompensasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) ..| 13
seperti memberikan pelayanan ekstra pada pasien 2. Untuk menjelaskan pengaruh kompensasi
di saat-saat pasien sangat membutuhkan, perawat terhadap Organizational Citizenship
juga bisa membimbing ritual keagamaan sesuai Behavior (OCB).
dengan keyakinan pasien, dan dalam kondisi 3. Untuk menjelaskan pengaruh kepuasan
sakaratul maut perawat berkewajiban kerja terhadap Organizational Citizenship
mengantarkan klien agar wafat dengan damai dan Behavior (OCB).
bermartabat. Selain itu, pada situsi dan kondisi 4. Untuk menjelaskan pengaruh
tertentu terkadang perawat juga harus bertukar Organizational Citizenship Behavior (OCB)
shift kerja dengan rekan perawat yang lain dan terhadap kinerja karyawan.
bahkan harus menggantikan rekannya dalam 5. Untuk menjelaskan pengaruh kompensasi
menjalankan tugas pekerjaannya (Fatdina, terhadap kinerja karyawan.
2009:77). 6. Untuk menjelaskan pengaruh kepuasan
Secara khusus ada beberapa hal yang kerja terhadap kinerja karyawan.
mendasari penelitian ini dilakukan di Rumah
Sakit Umum Darmayu. Pertama, Rumah Sakit
KERANGKA TEORITIS
Umum Darmayu baru berdiri pada tanggal 8
Agustus 1998 dengan ijin tetap Rumah Sakit
1. Kompensasi
Umum Darmayu tahun 2000, sehingga Rumah
Sakit Umum Darmayu hendaknya perlu Seseorang bekerja pada organisasi
melakukan perubahan-perubahan perbaikan dari berharap akan memperoleh penghasilan guna
sisi manajemen dalam memberikan pelayanan memenuhi kebutuhan hidupnya. Penghargaan
kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh organisasi terhadap waktu, tenaga, dan pikiran
masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat karyawan yaitu salah satunya dengan
kesehatan masyarakat. memberikan kompensasi.
Kedua, Rumah Sakit Umum Darmayu Menurut Mondy (2008:4) kompensasi
merupakan rumah sakit swasta yang harus adalah total seluruh imbalan yang diterima para
memiliki keunggulan bersaing di antara beberapa karyawan sebagai pengganti jasa yang telah
rumah sakit yang berada di Ponorogo, mereka berikan. Simamora (2006:442)
dibutuhkan karyawan-karyawan yang memilki mengemukakan bahwa kompensasi merupakan
kapabilitas kerja yang baik dalam rangka apa yang diterima oleh para karyawan sebagai
melaksanakan pelayanan paripurna, professional ganti kontribusi mereka kepada organisasi.
dan menjunjung tinggi etika serta mengutamakan Terminologi kompensasi sering digunakan secara
keselamatan pasien/klien sesuai Standar Asuhan bergantian dengan administrasi gaji dan upah,
Keperawatan yang berlaku untuk meningkatkan kendatipun demikian terminologi kompensasi
derajat kesehatan pasien secara optimal demi sesungguhnya merupakan konsep yang lebih
kepuasan dan kesehatan pasien/klien. luas.
Ketiga, kinerja perawat sebagai 2. Kepuasan Kerja
konsekuensi tuntutan masyarakat terhadap
Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan
kebutuhan akan pelayanan prima atau pelayanan
hal yang bersifat individual. Setiap individu akan
yang bermutu tinggi menimbulkan adanya beban
memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda
kerja yang tinggi pula dan target penyelesaian
sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku
pekerjaan yang paripurna. Selain melaksanakan
pada dirinya. Ini disebabkan karena adanya
tugas keperawatan, perawat juga dibebani tugas
perbedaan pada masing-masing individu.
tambahan misalnya menangani tugas
Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan
administrasi. sehingga sering membuat perawat
yang sesuai dengan keinginan individu tersebut,
merasa belum menyelesaikan tugasnya.
maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang
Berdasarkan deskripsi latar belakang yang dirasakannya, dan sebaliknya (Asad, 2004:103).
telah dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik
Berdasarkan teori-teori di atas, penelitian
untuk mengadakan penelitian dengan beberapa
ini menggunakan konsep menurut Locke dalam
tujuan antara lain.
Luthans (2006:243) kepuasan kerja adalah
1. Untuk menjelaskan pengaruh kompensasi keadaan emosi yang senang atau emosi yang
terhadap kepuasan kerja. positif yang berasal dari penilaian pekerjaan atau
pengalaman seseorang.
Dini Fitrianasari, dkk. - Pengaruh Kompensasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) ..| 15
atau kamar bersalin akan mempunyai karakter dan sopan terhadap orang lain) (Y1.4), dan
yang berbeda. Pertimbangan ini adalah sangat Sportmanship (sportif) (Y1.5).
beralasan karena kompensasi yang diterima 4. Kinerja Karyawan
perawat adalah sama. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah sampling Kinerja karyawan (Y2) adalah hasil kerja
jenuh agar diperoleh keterwakilan data yang kuat. yang dicapai karyawan secara keseluruhan dalam
Menurut Sugiyono (2010:85) bahwa istilah lain ukuran dan waktu tertentu (Rivai, 2009:549) .
sampel jenuh adalah sensus, dimana semua Indikator variabel kinerja karyawan (Y2) menurut
anggota populasi dijadikan sampel. Alasan selain Mathis (2006:378) adalah kualitas (Y2.1),
yang menjadi pertimbangan karena jumlah setiap kuantitas (Y2.2), ketepatan waktu (Y2.3).
bagian tergolong kecil, dimana sumberdaya
peneliti memungkinkan untuk melibatkan seluruh Analisis Data
anggota populasi yang berjumlah 89 responden. Analisis statistik inferensial yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Definisi Operasional Variabel analisis jalur (path analysis). Model path
1. Kompensasi karyawan analysis digunakan untuk menganalisis pola
hubungan antar variabel dengan tujuan untuk
Kompensasi karyawan (X1) adalah total mengetahui pengaruh langsung maupun tidak
seluruh imbalan yang diterima oleh para langsung seperangkat variabel bebas (eksogen)
karyawan sebagai pengganti jasa yang telah terhadap variabel terikat (endogen). Model path
mereka berikan (Mondy, 2008:4) . Indikator analysis yang dibicarakan adalah pola hubungan
variabel kompensasi karyawan (X1) yaitu sebab akibat (Riduwan dan Kuncoro, 2008: 2).
kompensasi finansial (X1.1) dan kompensasi non
finansial (X1.2) (Mondy, 2008:4).
2. Kepuasan Kerja Karyawan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kepuasan kerja karyawan (X2) adalah
keadaan emosi yang senang atau emosi yang Karakteristik Responden
positif yang berasal dari penilaian pekerjaan atau Data penelitian diperoleh dari kuesioner
pengalaman seseorang (Locke dalam Luthans, yang telah didistribusikan kepada responden.
2006:243). Indikator kepuasan kerja karyawan Jumlah responden yang terlibat pada penelitian
(X2) adalah perasaan senang terhadap ini berjumlah 89 responden perawat yang
pembayaran (pay) (X2.1), perasaan senang tersebar pada 11 bagian di rumah sakit.
terhadap terhadap pekerjaan (X2.2), perasaan Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri
senang terhadap kesempatan memperoleh atas jenis kelamin, pendidikan terakhir, usia,
promosi (X2..3), perasaan senang terhadap lama bekerja dan status perkawinan. Gambaran
suasana atau kondisi lingkungan kerja (X2..4), karakteristik responden berikut ini merupakan
perasaan senang terhadap rekan kerja (X2.5), sebuah representasi dari populasi yang ada.
(Gibson, 2003:198). Sedangkan keragaman karakteristik responden
bisa berperan menjadi sumber pembeda penilaian
3. Organizational Citizenship Behavior (OCB) terhadap keempat variabel yang diteliti.
Organizational Citizenship Behavior Karakteristik responden sebagian besar
(OCB) (Y1) adalah perilaku individu dalam responden adalah perempuan dengan jumlah 54
sebuah organisasi sebagai perilaku yang suka responden (60,7%), sedangkan untuk laki-laki
membantu atau mengutamakan orang lain, berjumlah 35 responden (39,3%). Hasil penelitian
disiplin atau patuh, berperilaku baik terhadap di lapangan untuk analisis deskriptif responden
organisasi, baik dan sopan terhadap orang lain berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa
dan sportif (Organ, 1988). Dimensi-dimensi sebagian besar responden adalah perawat dengan
dalam Organizational Citizenship Behavior jenis kelamin perempuan. Hal ini karena jenis
(OCB) (Morisson dalam Aldag & Resckhe, pekerjaan di rumah sakit membutuhkan
1997:4-5) adalah Altruisme atau perilaku kecermatan dan ketelatenan yang besar,
membantu orang lain (Y1.1), Conscientiousness keberanian dan keterampilan yang tinggi karena
atau kesadaran diri (Y1.2), Civic virtue atau aktifitas merawat orang sakit lebih banyak
kualitas perilaku yang tinggi terhadap fungsi- membutuhkan perhatian besar dari petugas
fungsi dalam organisasi (Y1.3). Courtesy (baik perawat. Tingkat pendidikan perawat didominasi
oleh pendidikan diploma III dengan jumlah
18 | J u r n a l P r o f i t V o l u m e 7 N o . 1
berpengaruh kuat terhadap kepuasan kerja, sportsmanship (sportif), courtesy (baik dan sopan
produktivitas, putaran perawat, dan proses santun terhadap orang lain) dan altruism
lainnya di dalam rumah sakit. Kompensasi dapat (membantu orang lain). Pada ketiga dimensi ini
meningkatkan ataupun menurunkan kepuasan respon perawat adalah lebih tinggi dibandingkan
kerja, oleh karena itu diperlukan perhatian rumah dengan conscientiousness (kesadaran diri) dan
sakit terhadap pengaturan kompensasi secara civic virtue (kualitas moral yang yang tinggi
benar dan adil, apabila para perawat memandang terhadap orang lain). Kesadaran diri untuk bisa
kompensasi mereka tidak memadai, maka bekerja melebihi ketentuan minimal memberikan
prestasi kerja maupun kepuasan kerja mereka perhatian yang cukup untuk mengangkat citra
akan menurun.. rumah sakit belum banyak dilakukan oleh
2. Hubungan Kompensasi terhadap perawat. Secara deskriptif, kompensasi yang
Organizational Citizenship Behavior diterima perawat dalam jumlah yang tidak sesuai
(OCB). harapan menyebabkan tingginya rasa enggan
untuk berbuat yang banyak. Tanggung jawab dan
Hipotesis yang menyatakan bahwa kewajiban minimal atas pekerjaan yang harus
kompensasi karyawan berpengaruh secara dilakukan akan diselesaikan dan keinginan untuk
langsung terhadap Organizational Citizenship bekerja lebih akan dilakukan pada situasi yang
Behavior (OCB) teruji. Hal ini dibuktikan oleh mendesak.
hasil uji koefisien jalur dengan probabilitas (p)
yang bernilai lebih kecil dari 0,05 yang berarti Seharusnya masalah kompensasi yang
signifikan. Artinya kompensasi mempunyai diterima perawat, harus mendapatkan perhatian
pengaruh yang bermakna terhadap yang cukup besar dari manajemen rumah sakit,
Organizational Citizenship Behavior (OCB). karena 55% karyawan berasal dari unsur perawat.
Besarnya koefisien path (beta) sebesar 0,281 Saat ini dimensi Organizational Citizenship
mengindikasikan pengaruh kompensasi bagi Behavior (OCB) yang telah terbentuk kuat antara
perawat terhadap Organizational Citizenship lain bersumber dari sportmanship, courtesy dan
Behavior (OCB) adalah positif. Artinya persepsi altruism. Perawat memiliki perilaku membantu
terhadap kompensasi terkait dengan kesesuaian orang tertentu, mengikuti perkembangan dan
gaji yang mendapat tanggapan positif akan dapat bertoleransi dengan rekan kerja lainnya.
menjadi faktor pendorong semakin kuatnya Organizational Citizenship Behavior (OCB)yang
Organizational Citizenship Behavior (OCB). kuat dimotivasi oleh dua daya dorong. Pertama,
berkaitan dengan motif kesan manajemen, seperti
Hasil penlitian ini sejalan dengan yang melakukan hal-hal hanya untuk terlihat baik di
telah dilakukan oleh Becker, and Huselid, Mark depan rekan kerja dan atasan. Kedua, keinginan
A (1998), Lawler III, Edward E (2000), Gupta perawat untuk membantu organisasi atau rekan
and Delery dalam Garay (2006) serta Becton and kerja berdasarkan pertukaran sosial atau karena
Giles (2007) bahwa kepuasan gaji menjadi bukti kepribadian mereka. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagai pendorong menguatnya Organizational perawat terlibat dalam Organizational
Citizenship Behavior (OCB) karyawan. Citizenship Behavior (OCB) karena merupakan
Terbentuknya OCB yang kuat sangat dibutuhkan motivasi intrinsik. Garay (2006) telah
rumah sakit, karena pada dasarnya kinerja mengemukakan bahwa hubungan antara sistem
perawat akan terbagi atas kinerja extra role dan kompensasi dengan kinerja extra-role adalah
kinerja in role. Organizational Citizenship motivasi. Setiap individu pada dasarnya memiliki
Behavior (OCB) sendiri merupakan perilaku kebutuhan yang harus dipenuhi dan untuk
perawat yang tidak berkaitan secara langsung memenuhi kebutuhan tersebut, akan muncul
dan terang-terangan dengan sistem reward yang motivasi dalam diri individu untuk bersedia
formal, bersifat sukarela bukan merupakan melakukan suatu pekerjaan tertentu apabila ia
tindakan yang terpaksa terhadap hal-hal yang mempersepsikan bahwa hasil yang diperolehnya
mengedepankan kepentingan rumah sakit, dan nanti dapat memenuhi kebituhan. Oleh karena itu
merupakan perilaku individu sebagai wujud dari pemilihan sistem kompensasi atau reward yang
kepuasan berdasarkan performance, tidak tepat dapt mendorong tumbuhnya kinerja extra-
diperintahkan secara formal. role.
Data empiris yang diperoleh pada
penelitian ini mendapatkan gambaran bahwa
OCB memiliki keunggulan dari dimensi
20 | J u r n a l P r o f i t V o l u m e 7 N o . 1
mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap merupakan sesuatu yang bersifat individual.
kinerja perawat. Besarnya koefisien path (beta) Setiap perawat akan memiliki tingkat kepuasan
sebesar 0,270 mengindikasikan pengaruh yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai
kompensasi terhadap kinerja perawat adalah yang berlaku pada dirinya. Makin tinggi
positif. Artinya persepsi terhadap kompensasi penilaian terhadap pekerjaan dirasakan sesuai
terkait dengan kesesuaian imbalan finansial dan dengan keinginan perawat, maka makin tinggi
non finansial yang mendapat tanggapan positif kepuasannya terhadap pekerjaan tersebut.
akan menjadi faktor pendorong semakin Dengan demikian, kepuasan merupakan evaluasi
tingginya kinerja perawat. yang menggambarkan seseorang atas perasaan
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang sikapnya senang atau tidak senang, puas atau
telah dilakukan oleh Widyamini dan Hakim tidak puas dalam bekerja. Tingkat kepuasan yang
(2008) serta Lewa (2005) kompensasi adalah dirasakan oleh perawat sangat sensitif
salah satu faktor penentu kinerja. Secara khusus hubungannya dengan kinerja. Dalam beberapa
pada penelitian Lewa (2005) juga menerangkan kajian teori faktor gaji menjadi komponen
bahwa selain kompensasi, kepemimpinan dan penting untuk mengukur kepuasan perawat.
lingkungan kerja fisik juga berkontribusi Mediasi kepuasan kerja terhadap kinerja
signifikan untuk meningkatkan kinerja. karyawan yang bersumber dari kompensasi
Beberapa kebijakan yang ditetapkan oleh manarik. Hasil analisis koefisien path pengaruh
manajemen rumah sakit antara lain, perawat akan kompensasi terhadap kinerja karyawan melalui
mendapatkan tunjangan tunjangan dan kepuasan kerja karyawan diperoleh dari hasil kali
jaminan-jaminan sosial bagi perawat antara lain antara koefisien path pengaruh langsung antara
yang diberlakukan dalam organisasi rumah sakit variabel kompensasi terhadap kepuasan kerja
antara lain : karyawan dengan koefisien path pengaruh
langsung antara variabel kepuasan kerja
Tunjangan jabatan karyawan terhadap kinerja perawat. Karena
Kesehatan ( pegawai opname, istri kedua pengaruh langsung adalah signifikan,
melahirkan) maka path pengaruh tidak langsung juga
6. Hubungan Kepuasan Kerja terhadap signifikan. Maka terdapat cukup bukti empiris
Kinerja Karyawan. untuk menerima hipotesis bahwa kompensasi
Hipotesis yang menyatakan bahwa berpengaruh secara tidak langsung terhadap
kepuasan kerja berpengaruh secara langsung kinerja karyawan melalui kepuasan kerja
terhadap kinerja karyawan teruji. Hal ini karyawan.
dibuktikan oleh hasil uji koefisien jalur dengan Perawat selalu menginginkan sistem
probabilitas (p) yang bernilai lebih kecil dari 0,05 pembayaran dan kebijakan promosi yang adil,
yang berarti signifikan. Artinya kepuasan kerja tidak bermakna ganda dan sesuai dengan harapan
mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap mereka. Ketika pembayaran dipandang adil
kinerja perawat. Besarnya koefisien path (beta) berdasarkan tuntutan pekerjan, level ketrampilan
sebesar 0,172 mengindikasikan pengaruh individu dan standar upah yang berlaku maka
kepuasan kerja terhadap kinerja perawat adalah kepuasan yang tinggi akan muncul. Para perawat
positif. Artinya persepsi terhadap kepuasan kerja akan mencari kebijakan dan praktik promosi
terkait dengan rasa senang pada berbagai aspek yang adil. Promosi memberikan peluang untuk
pekerjaan yang mendapat tanggapan positif akan pertumbuhan pribadi, peningkatan tanggung
menjadi faktor pendorong semakin tingginya jawab, dan kenaikan status sosial. Jika seluruh
kinerja perawat. perawat menganggap keputusan promosi jabatan
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dalam manajemen rumah sakit dibuat secara
telah dilakukan oleh Muhadi (2007) dan Syaiin terbuka dan adil, maka akan berpeluang untuk
(2008) bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif meraih kepuasan dalam pekerjaan mereka.
dan signifikan terhadap kinerja, hal ini 7. Implikasi Teoritis
mengandung pengertian bahwa kinerja dapat
Penelitian ini mengembangkan dan
ditingkatkan apabila kepuasan kerja atas
menjelaskan pola hubungan, kompensasi
pekerjaan perawat dirasakan telah terpenuhi.
terhadap kepuasan kerja perawat, Organizational
Sehingga kepuasan kerja merupakan variabel
Citizenship Behavior (OCB) dan kinerja yang
yang mempunyai pengaruh terhadap kinerja
terkait dengan manajemen sumber daya manusia.
perawat. Kepuasan kerja pada dasarnya
22 | J u r n a l P r o f i t V o l u m e 7 N o . 1
Model konseptual penelitian ini dikembangkan perawat maka akan semakin tinggi pula
dalam upaya meningkatkan implementasi kepuasan kerja yang dirasakan perawat .
kebijakan dalam suatu organisasi bisnis. 2. Kompensasi finansial maupun non finansial
Penelitian ini mendukung beberapa penelitian yang dirasakan sesuai dengan harapan
sebelumnya. Hasil penelitian ini diharapkan perawat akan dapat menguatkan
dapat memperkuat teori-teori yang berasal dari Organizational Citizenship Behavior (OCB)
perilaku organisasi maupun sumber daya perawat. Artinya perilaku perawat dalam
manusia, menjalankan kerja di rumah sakit tertanam
8. Keterbatasan Penelitian rasa ingin membantu atau mengutamakan
orang lain, berdisiplin atau patuh, berperilaku
Ada beberapa keterbatasan dalam baik terhadap organisasi, baik dan sopan
penelitian ini, meliputi: terhadap orang lain dan sportif akan semakin
1. Penelitian ini hanya melibatkan karyawan menguat apabila kompensasi yang diterima
dari bagian medis terbatas pada perawat, sesuai dengan harapan. Hubungan dua
sedangkan dokter, penunjang medis dan non variabel ini mempunyai arah positif dimana
medis tidak diteliti. Kinerja rumah sakit semakin tinggi kompensasi yang diterima
secara keseluruhan akan ditunjang oleh perawat maka akan semakin kuat
ketiga bagian ini. Organizational Citizenship Behavior (OCB)
2. Tidak semua responden memperoleh perawat .
penjelasan secara mendetail dari peneliti, 3. Perasaan senang atas pembayaran, pekerjaan,
sehingga jawaban yang dipersepsikan oleh proses promosi, kondisi lingkungan kerja
responden atas kuisioner yang diberikan serta rekan kerja yang mencerminkan
dimungkinkan dapat menimbulkan bias kepuasan kerja perawat akan menguatkan
tertentu dalam penelitian. Organizational Citizenship Behavior (OCB)
3. Masih terdapat konstruk atau variabel lain perawat perawat. Artinya kepuasan kerja
yang berpengaruh berkaitan dengan dengan berpengaruh secara bermakna terhadap
kepuasan kerja perawat, Organizational Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Citizenship Behavior (OCB) dan kinerja perawat. Kepuasan kerja dan Organizational
perawat yang perlu dipertimbangkan untuk Citizenship Behavior (OCB) perawat
kajian lebih lanjut. berhubungan positif yang artinya semakin
4. Penelitian ini hanya dilakukan di rumah sakit tinggi kepuasan kerja perawat maka semakin
umum swasta yang mungkin tidak dapat kuat pula Organizational Citizenship
mewakili rumah sakit lain secara Behavior (OCB) perawat. Terdapat dua
keseluruhan, karena keterbatasan waktu dan faktor penentu Organizational Citizenship
dana yang dimiliki peneliti. Behavior (OCB) perawat yaitu kompensasi
dan kepuasan kerja, pengaruh dominan
bersumber dari kepuasan kerja perawat.
KESIMPULAN DAN SARAN 4. Perilaku perawat dalam menjalankan kerja di
rumah sakit dengan perasaan yang sangat
Kesimpulan kuat untuk membantu atau mengutamakan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai orang lain, berdisiplin atau patuh, berperilaku
pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja, baik terhadap organisasi, baik dan sopan
OCB dan kinerja karyawan di Rumah Sakit terhadap orang lain dan sportif akan semakin
Umum Darmayu Ponorogo dapat diperoleh meningkatkan kinerja perawat. Hubungan
beberapa kesimpulan sebagai berikut: dua variabel ini mempunyai arah positif
dimana semakin tinggi kompensasi yang
1. Kompensasi finansial maupun non finansial
diterima perawat maka akan semakin kuat
yang dirasakan sesuai dengan harapan
Organizational Citizenship Behavior (OCB)
perawat akan dapat meningkatkan kepuasan
perawat . Terdapat tiga faktor penentu kinerja
kerja perawat. Artinya kompensasi
perawat yaitu kompensasi, kepuasan kerja
berpengaruh secara bermakna terhadap
dan Organizational Citizenship Behavior
kepuasan kerja perawat. Hubungan dua
(OCB) perawat, pengaruh dominan
variabel ini mempunyai arah positif dimana
bersumber dari Organizational Citizenship
semakin tinggi kompensasi yang diterima
Behavior (OCB) perawat.
Dini Fitrianasari, dkk. - Pengaruh Kompensasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) ..| 23
5. Kompensasi finansial maupun non finansial melibatkan variabel dan indikator yang
yang dirasakan sesuai dengan harapan belum tercakup sehingga bisa menambah
perawat akan dapat meningkatkan kinerja hasanah ilmu pengetahuan khususnya
perawat. Artinya kompensasi berpengaruh dibidang pengembangan sumber daya
secara bermakna terhadap kinerja perawat. manusia.
Kompensasi dan kinerja perawat
berhubungan positif yang artinya semakin
tinggi kompensasi yang dirasakan perawat DAFTAR PUSTAKA
maka semakin tinggi pula kinerja perawat. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian
6. Perasaan senang atas pembayaran, pekerjaan, Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V.
proses promosi, kondisi lingkungan kerja Rineka Cipta. Jakarta.
serta rekan kerja yang mencerminkan Asad, Moh. 2004. Psikologi Industri. Edisi ke empat.
kepuasan kerja perawat akan meningkatkan Liberty. Yogyakarta.
kinerja perawat. Artinya kepuasan kerja
Becker, B. E. and Huselid, M. A.. 1998. High
berpengaruh secara bermakna terhadap
Performance Work Systems and Firm
kinerja perawat. Kepuasan kerja dan kinerja Performance: A Synthesis for Research and
perawat berhubungan positif yang artinya Managerial Implications. In G.R. ferris (Ed),
semakin tinggi kepuasan kerja perawat maka Research in Personnel and Human Resources
semakin tinggi pula kinerja perawat. Management. Vol. 16: 53-101. Greenwich, CT:
JAI Press.
Saran Fatdina. 2009. Peran Dukungan Organisasi yang
Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa dirasakan Karyawan sebagai Mediator Pengaruh
saran yang dapat dikemukakan pada tesis ini Keadilan Prosedural terhadap Perilaku
adalah: Kewarganegaraan Organisasi. Humanitas. Vol. 6
No. 1.
1. Dalam upaya peningkatan kinerja pada
perawat di Rumah Sakit Umum Foote, David A and Li, Ping Tang Thomas. 2007. Job
Satisfaction and Organizational Citizenship
Darmayu Ponorogo, kompensasi perlu
Behavior (OCB), Does Team Commitment make
lebih ditingkat lagi karena dengan a Vitterene in Self Directed Teams?. Journal
kompensasi yang telah dirasakan tinggi of. Management Decision. Vol 46. No 6. P.P.
akan lebih meningkatkan kinerja 933-947. www.emeraldinsight.com/0025-
perawat. Evaluasi kompensasi terutama 1747.htm.
pada kompensasi finansial baik dari gaji Garay, Hannah dara Vanzuela. 2006. Kinerja Extra
maupun insentif dan tunjangan agar bisa Role dan Kebijakan Kompensasi. Kajian Bisnis
dianggarkan untuk dinaikkan. Kebijakan dan Manajemen Sinergi. Vol 8 No 1.
terkait kompensasi finansial bisa
Gibson, J.L. 2003. Struktur Organisasi dan
dirumuskan kembali sehingga dapat
Manajemen Erlangga. Jakarta.
melingkupi azas keadilan dan kelayakan
kompensasi. Kelana, Ludy. 2000. Pengaruh Kepuasan Kerja dan
2. Kepuasan perawat perlu dipertahankan Komitmen Organisasi terhadap Organizational
Citizenship Behavior (OCB). Sinergi, Kajian
bahkan perlu ditingkatkan karena
Bisnis dan Manajemen, vol. 11, No. 1, Hal. 59-
kepuasan perawat terbukti akan 75.
meningkatkan kinerja perawat. Pimpinan
bisa mengadakan pembinaan lebih baik Luthans, Freed and Stajkovic, Alexander D. 1999.
lagi sehingga kepuasan perawat yang Reinforce for Performance: The Need to go
Beyond Pay and Even Rewards. The Academy of
dimiliki perawat akan dapat
Management Executive. Vol 13. No2. P.P 49-57.
meningkatkan kinerja perawat.
Keterbatasan manajemen rumah sakit Mathis, Robert L and Jackon, John H. Human
dalam menyediakan kompensasi finansial Resource Management-Manajemen Sumber Daya
Manusia. Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta.
yang sesuai harapan perawat bisa
diimbangi dengan penyediaan sarana Mondy, R Wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya
prasarana lingkungan kerja yang Manusia. Edisi ke sepuluh Jilid 2. Erlangga.
menyenangkan. Jakarta.
3. Bagi peneliti berikutnya disarankan agar Muhadi. 2007. Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja
mengembangkan penelitian ini dengan terhadap Komitmen Organisasional dalam
24 | J u r n a l P r o f i t V o l u m e 7 N o . 1
Mempengaruhi Kinerja Karyawan (Studi pada Sharma, Jai Prakash and Bajpai, Naval. 2011. Salary
karyawan Administrasi Universitas Diponegoro). Satisfaction as an Antecedent of Job Satisfaction:
Tesis tidak diterbitkan. Universitas Diponegoro. Development of a Regression Model to
Murphy, Gregory and Athanasou, James. 2001. Job Determine the Linearity between Salary
Satisfaction and Organizational Citizenship satisfaction and Job Satisfaction in a Public and a
Behavior, a Study of Australian Human Service Private Organization. European Journal of Social
Professionalis. Journal of Managerial Sciences. Vol 18. No 3.
Psychology. Vol 17. No 4. P.P 287-297. Shokrkon, H and Naami, A. 2006. The Relationship of
www.emeraldinsight.com/0268-3946.htm. Job Satisfaction with Organizational Citizenship
Nawab, Samina and Bhatti, Komal Khalid. 2011. Behavior and Job Performance in Ahvas Factory
Influence of Employee Compensation on Workers. Journal of Education and Psychology.
Organizational Commitment and Job Satisfaction vol. 3, No. 2, PP. 39-52.
: a Case Study of Educational Sector of Pakistan. Simamora, Henry. 2006. Manajemen Sumber Daya
International Journal of Business and Social Manusia. Edisi III. Bagian Penerbitan STIE
Science. Vol. 2. No.8. Ekonomi YKPN. Yogyakarta.
Organ, D.W. 1988. Organizational Citizenship Swaminathan, Samanvitha dan Jawahar, P.
Behavior. Lexington, MA: Lexington Books.
Swanburg, R. C. 2000. Kepemimpinan dan
Podsakoff, P.M, Mackenzie, S.B, et al. 2000. Manajemen untuk Perawat Klinis. Alih bahasa
Organizational Citizenship Behavior. A Critical Suharyati Samba. EGC. Jakarta.
Review of Theoretical Emprical Literatrure and
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif,
Suggestions for Future Research. Journal of
Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Managemant, 26 (3): 513-563.
Sutrisno,Edy. 2009. Manajemen Sumber daya
Riduwan, dan Kuncoro, Engkos Achmad. 2008. Cara
Manusia. Kencana Perdana Media Group.
Menggunakan dan Memaknai Anaisis Jalur Path
Jakarta.
Analysis. Alfabeta. Bandung.
Widyatmini dan hakim, Luqman. 2008. Hubungan
Rivai, H. Veithzal. 2009. Manajemen Sumber Daya
kepemimpinan, Kompensasi dan Kompetensi
Manusia untuk Perusahaan: Dari Teori ke
terhadap Kinerja Pegawai Dinas Kesehatan Kota
Praktik. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Depok. Jurnal Ekonomi Bisnis No. 2 Nol. 13.
Robbins, Stephen P. 2008. Perilaku Organisasi
Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja. Edisi Ketiga. PT.
Organizational Behavior. Buku 1. Salemba
Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Empat. Jakarta.