Pengaruh Bermain Origami Terhadap Perkembangan Motorik Halus Di Kelompok BTK Dharmawanita Desa Wonokusumo Mojosari Mojokerto

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

PENGARUH BERMAIN ORIGAMI TERHADAP PERKEMBANGAN

MOTORIK HALUS DI KELOMPOK BTK DHARMAWANITA


DESA WONOKUSUMO MOJOSARI MOJOKERTO

Catur Prasastia Lukita Dewi,S.Kep.Ns.,M.Kes*


Nikmatul Dwi Latifah*

*Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto, Jawa
Timur

ABSTRACT

Origami is an art of paper folding resulting in a variety of shapes, for


example shapes of animals, flowers or transportation. Origami can hone fine
motor skills through the fingers of the hands of children while folding the paper.
The purpose of this research was to analyze the effect of play origami on the
development of motor skills in students in kindergarten Dharmawanita group B
Wonokusumo village Mojosari District of Mojokerto. This study design is pre
experiment with the approach of one group pretest-posttest design. Variable
research is giving the game origami as an independent variable and development
motoric skills of preschool children as the dependent variable. The research
population is the whole student group B TK Dharma Wanita Wonokusumo village
Mojokerto as many as 42 respondents. Samples were collected by use purposive
sampling as many as 26 children. Data collected use the instrument DDST, before
and afther to gived origami game, then analyzed editing, coding, scoring and
tabulating and tested with the Wilcoxon test. Wilcoxon test results showed =
0.05 and = 0,020 research results show that < so that H1 is accepted then
there is the effect of origami game to the development of development motoic
skills of preschool-aged children. Children who get a lot of stimulation or
stimulation given to improve child development well stimulation was obtained
from teachers or teachers of the facilities provided by the school, one of kind with
origami game that same as with age of children and can stimulate the
development of children with varians of models and form so that can train
children's ability to concentrate and kratifitas.

Keywords: development motoic skills, preschoolers origami

bentuk, misalnya bentuk hewan,


PENDAHULUAN bunga atau alat transportasi. Origami
Origami adalah suatu seni dapat mengasah kemampuan motorik
melipat kertas sehingga halus melalui ketrampilan jari-
menghasilkan berbagai macam jemari tangan anak saat melipat
kertas. Ketika keduatangan bergerak, masih menemui kendala antara lain
gerakan jari-jari otot tangan hambatan dalam konsentrasi,
mengirimkan sinyal ke sistem saraf cepatbosan, danmudah beralih, kaku
pusat memicu neuron melalui tangan dalam memegang Crayon, dan
(impuls motorik halus) mengaktifkan kurangnya koordinasi mata dan
bagian bahasa otak (Shalev, 2005 tangan.
dalam Rahmawati, 2012). Kreatifitas Perkembangan motorik halus
anak yang sudah terasah dengan baik dan kognitif menjadi bagian yang
akan berpengaruh terhadap tidak terpisahkan dalam kehidupan
perkembangan motorik halus. anak usia prasekolah. Anak usia
Menurut Susanto (2011) motorik prasekolah sering memiliki
halus adalah gerakan halus yang kebiasaan meniru tingkah laku orang
melibatkan bagian-bagian tertentu dewasa. Segala apa yang dilihat
saja yang dilakukan oleh otot-otot maka akan mudah diterima oleh
kecil saja, karena tidak memerlukan anak. Menurut Gordon dan Browne
tenaga. (1986) menyatakan bahwa
Namun begitu gerakan yang melaluibermain akan belajar
halus ini memerlukan koordinasi mengendalikan diri sendiri,
yang cermat. Semakin baiknya memahami kehidupan, memahami
gerakan motorik halus membuat dunianya (Mulyani, 2006). Bermain
anak dapat berkreasi, seperti merupakan cerminan kemampuan
menggunting kertas dengan hasil fisik, intelektual, emosional, dan
guntingan yang lurus, menggambar sosial . Permainan dapat mengasah
gambar sederhana dan mewarnai, ketrampilan dan kreatifitas anak agar
menggunakan kilp untuk tidak mengalami hambatan dalam
menyatukan dua lembar kertas, perkembangan salah satu bentuk
menjahit, menganyam kertas serta permainan yang dapat mengasah
menajamkan pensil dengan rautan ketrampilan motorik halus anak yaitu
pensil (Munandar, 2009).Kenyataan permainan origami
yang terjadi dalam melatih Menurut WHO gangguan
perkembangan motorik halus anak bicara dan bahasa dialami oleh 8%
anak usia pra sekolah. Hampir tanggal 12 November 2014 di TK
sebanyak 20% dari anak berumur 2 Dharmawanita Desa Wonokusumo
tahun mempunyai gangguan Kecamatan Mojosari Mojokerto
keterlambatan bicara dan gangguan terdapat sebanyak 42 siswa,
berbahasa. Keterlambatan bicara berdasarkan hasil observasi nilai
paling sering terjadi pada usia 3-16 raport pada 5 siswa diperoleh data 4
tahun. Pada umur 5 tahun, 19% dari siswa (80%) masih membutuhkan
anak-anak diidentifikasi memiliki bantuan ketika mereka melakukan
gangguan bicara dan bahasa (6,4% mewarnai gambar dan 1 siswa (20%)
kelemahan berbicara, 4,6% sudah mampu untuk melakukannya
kelemahan bicara danbahasa, dan 6% sendiri, sedangkan dari ketrampilan
kelemahan bahasa) (Judarwanto, melipat dan menggunting 4 siswa
2012).Berdasarkanpenelitian Roesli (80%) sudah mampu melakukan
(2010),tentang gambaran gangguan dengan baik hanya 1 siswa (20%)
motorik kasar pada balita yang yang memerlukan bimbingan dari
diperiksakan di Puskesmas I guru kelas.
Mranggen didapatkan bahwa balita Usia prasekolah adalah suatu
yang mengalami gangguan motorik masa ketika anak-anak belum
kasar sebanyak (31,2%), motorik memasuki pendidikan formal. Oleh
halus(14,3%), sedangkan yang sebab itu, pada rentang usia dini
mengalami gangguan perkembangan adalah saat yang tepat untuk
stimulasi bahasa (19,1%), dan yang mengembangkan kreativitas anak.
mengalami gangguan perkembangan Pengembangan kreativitas anak
personal sosial (11,5%). Berdasarkan secara terarah pada rentang usia
penelitian Amera (2012), didapatkan tersebut akan berdampak pada
hasil bahwa sekitar 16% dari anak kehidupannya dimasa depan. Tapi
usia dibawah lima tahun (balita) sebaliknya, jika orangtua tidak dapat
Indonesia mengalami gangguan memperhatikan pengembangan
perkembangan saraf dan otak mulai kreativitas anak secara benar dan
ringan sampai berat. Hasil studi terarah, bias jadi akan berakibat fatal
pendahuluan yang dilakukan pada terhadap kreativitas anak yang
sebenarnya (Aprilia, 2013). Salah bagi anak. Ada beberapa penyebab
satu bentuk kegiatan untuk melatih yang mempengaruhi perkembangan
motorik halus anakyaitu melipat motorik anak yaitu faktor genetik,
kertas (Yuningtias, 2012). kekurangan gizi, pengasuhan serta
Ketrampilan bermain origami latar belakang budaya (Munandar,
merupakan salah satu bentuk 2009). Gangguan perkembangan
kegiatan yang sesuai dengan pada anak yang tidak sesuai dengan
kurikulum pembelajaran di PAUD usianya dapat menyebabkan anak
karena rumusan belajar yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
dikembangkan di PAUD yaitu dasarnya. Anak akan menjadi
memiliki prilaku yang tergantung dan tidak mampu untuk
mencerminkan sikap beragama, mandiri. Anak juga tidak mampu
hidup sehat, rasa ingin tahu, berpikir memenuhi kebutuhan perawatan
dan bersikap kreatif, percaya diri, kesehatan dan sangat rentan
disiplin, mandiri, peduli. mengalami masalah-masalah
Kemampuan motorik halus belum kesehatan. Masa perkembangan pada
optimal dikarenakan guru tidak anak prasekolah yang terabaikan
membiarkan anak untuk membuat dapat mengakibatkan gangguan atau
origami sendiri, penyampaian saat hambatan perkembangan anak yaitu
mengajar yang terlalu cepat, media terjadinya penyimpangan
yang digunakan kurang menarik perkembangan anak (Imaniah, 2013).
bagi anak, serta kurangnya variasi Tujuan penelitian ini untuk
pembelajaran yang mengacu pada mengetahui pengaruh bermain
motorik halus anak (Wulandari, origami terhadap perkembangan
2014). Faktor lingkungan seperti motorik halus pada siswa kelompok B
keluarga dan sekolah dapat berfungsi di TK Dharmawanita Desa
sebagai pendorong dalam Wonokusumo Kecamatan Mojosari
mengembangkan kreativitas anak Mojokerto.
sehingga peran orangtua dan
pendidik sangat penting dalam METODE PENELITIAN
memberikan dorongan dan tuntutan
Desain penelitian yang tabulating serta diuji dengan uji
digunakan dalam penelitian ini wilcoxon.
adalah pra eksperimen one
group pre test-post test
design, dilakukan dengan
cara sebelum diberikan
perlakuan/treatmen, variabel HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik responden
diobservasi/diukur terlebih berdasarkan Perkembangan
dahulu (pre test) setelah itu sebelum diberikan origami
Perkembangan f %
dilakukan
Normal 13 50
treatmen/perlakuan dan Suspect 10 38,5
setelah treatmen dilakukan Unsteable 3 11,5
Total 26 100
pengukuran /observasi. Sumber : Data Primer, 2015
Variabel penelitian yaitu
Tabel 1 diperoleh data bahwa
pemberian permainan origami
setengahnya responden mempunyai
sebagai variabel independen dan
perkembangan normal sebelum
perkembangan motorik halus anak
diberikan permainan origami
usia prasekolah sebagai variabel
sebanyak 13 responden (50%)
dependen. Populasi penelitian yaitu
seluruh siswa kelompok B TK 2. Karakteristik responden
Dharma Wanita Desa Wonokusumo berdasarkan perkembangan
setelah diberikan origami
Kecamatan Mojosari Mojokerto Perkembangan F %
sebanyak 42 responden. Sampel Normal 18 69,3
Suspect 7 26,9
diambil dengan teknik purposive
Unsteable 1 3,8
samplingsebanyak 26 anak. Data Total 26 100
diambil dengan menggunakan Sumber : Data Primer, 2015

instrument lembar DDST sebelum Tabel 2 diperoleh data bahwa


dan sesudah diberikan permainan sebagian besar perkembangan
origami, kemudian dianalisa secara responden setelah diberikan
editing, coding, scoringdan permainan origami adalah
perkembangan yang sesuai dengan
usia anak sebanyak 18 responden 1. Perkembangan Motorik Halus
anak usia prasekolah sebelum
(69,3%).
diberikan permainan origami
Terdapat perbedaan Hasil penelitian menunjukkan
perkembangan motorik halus pada tabel 1 diperoleh data bahwa
sebelum dan sesudah diberikan hampir setengahnya perkembangan
permainan origami dimana anak sebelum diberikan permainan
perkembangan sebelum diberikan origami adalahsetengahnya
origami terdapat 13 responden responden mempunyai
mempunyai perkembangan normal perkembangan normal sebelum
dan setelah diberikan origami diberikan permainan origami
terdapat 18 responden, pada sebanyak 13 responden (50%).
Menurut Erikson dalam
perkembangan suspect sebelum
Nuryanti (2008) tahap kedua dalam
diberikan permainan origami
perkembangan psikososial adalah
terdapat 10 responden dan setelah
otonomi versus rasa malu dan
diberikan permainan origami
keragu-raguan ini terjadi selama
terdapat 7 responden, sedangkan
masa kanak-kanak awal, sekitar usia
untuk perkembangan yang unsteable
2-sampai 4 tahun. Anak-anak yang
sebelum diberikan origami terapat 3
mendapatkan pengasuhan yang baik
responden dan setelah diberikan
akan mengembangkan rasa yakin
permainan origami terdapat 1
akan kemampuannya mampu.
responden.
Upaya untuk melatih
Hasil uji Wilcoxon
perkembangan motorik halus anak
menunjukkan = 0,05 dan = 0,020
masih menemui kendala antara lain
hasil penelitian menunjukkan bahwa
hambatan dalam konsentrasi, cepat
< sehingga H1 diterima maka ada
bosan, dan mudah beralih, kaku
pengaruh pemberian permainan
dalam memegang Crayon, dan
origami terhadap perkembangan
kurangnya koordinasi mata dan
motorik halus anak usia prasekolah.
tangan. Mengingat kondisi dan
hambatan perlu mengembangkan
PEMBAHASAN
kemampuan gerak motorik halus
anak agar memiliki kemampuan
motorik halus yang lebih baik. Salah 2. Perkembangan Motorik Halus
anak usia prasekolah setelah
satunya bentuk kegiatan untuk
diberikan permainan origami
melatih motorik halus anak yaitu Hasil penelitian tentang
melipat kertas (Yuningtias, 2012). permainan origami terhadap
Perkembangan anak dapat
perkembangan motorik halus anak
dilatih atau dirangsang agar
diperoleh data sebagian besar
perkembangan sesuai dengan usia
perkembangan responden setelah
anak, dimana stimulasi adalah
diberikan permainan origami adalah
perangsangan yang datang dari
perkembangan yang sesuai dengan
lingkungan luar anak antara lain
usia anak sebanyak 18 responden
berupa pelatihan atau bermain.
(69,2%).
Stimulasi merupakan hal yang sangat Perkembangan motorik halus
penting dalam tumbuh kembang anak menurut departemen
anak karena anak yang banyak pendidikan nasional (2007) yaitu
medapatkan stimulasi yang terarah pada usia 4 tahun kemampuan
akan cepat berkembang motorik halus anak mulai mengalami
dibandingkan dengan anak yang kemajuan dan gerakannya sudah
tidak mendapatkan stimulasi. lebih cepat. Walaupun demikian pada
Stimulasi ini juga berfungsi sebagai usia ini anak masih mengalami
penguat yang bermanfaat bagi kesulitan dalam menggunakan
perkembangan anak.Stimulasi harus koordinasi gerakan motorik
dilaksanakan dengan penuh perhatian halusnya. pada usia 5 tahun ke
dan kasih sayang (Elzha, 2013). atas koordinasi gerakan motorik
Bentuk stimulasi perkembangan halus anak berkembang pesat dan
yang diberikan di tempat penelitian sudah sudah lebih sempurna lagi.
ini berupa bentuk permainan seperti Karena anak sudah mulai
puzzle, bermain ayunan, permainan mengkoordinasikan gerakan mata
konstruksi, tetapi jumlahnya terbatas dengan tangan, lengan dan tubuh
tidak sama dengan jumlah siswa, secara bersamaan. Anak juga mampu
sehingga kesempatan siswa bermain membuat dan melaksanakan kegiatan
tidak terlalu banyak.
yang lebih majemuk, seperti dalam 3. Pengaruh pemberian
kegiatan proyek. permainan origami terhadap
Salah satu manfaat dari perkembangan motorik halus
anak usia prasekolah
permainan origami adalah mengasah Hasil penelitian menunjukkan
atau melatih perkembangan motorik pada tabel 1 diperoleh data bahwa
halus anak.Permainan origami hampir setengahnya perkembangan
merupakan seni melipat kertas, yang anak sebelum diberikan permainan
terkenal berasal dari dan berkembang origami adalahsetengahnya
di Jepang. Sebagai hobi origami responden mempunyai
memang terlihat sepele, tapi jika perkembangan normal sebelum
dilihat sebagai sesuatu yang diberikan permainan origami
mendidik, origami akan bermakna sebanyak 13 responden (50%)
sangat besar. Ada berbagai macam Hasil penelitian tentang

manfaat yang diperoleh dari seni permainan origami terhadap

lipat-melipat ini (Marni, 2012). perkembangan motorik halus anak


Hasil penelitian ini diperoleh data sebagian besar
menunjukkan bahwa perkembangan perkembangan responden setelah
motorik halus responden pada diberikan permainan origami adalah
penelitian mengalami perubahan perkembangan yang sesuai dengan
dimana pada perkembangan anak usia anak sebanyak 18 responden
yang sesuai dengan usia terdapat (69,2%).
sebanyak 20 responden. Keadaan Ini Terdapat perbedaan

menunjukkan bahwa stimulasi perkembangan motorik halus

perkembangan bermanfaat untuk sebelum dan sesudah diberikan

mengasah dan melatih permainan origami dimana

perkembangan anak, dimana dengan perkembangan sebelum diberikan

pemberian permainan origami dapat origami terdapat 13 responden

meningkatkan ketrampilan mempunyai perkembangan normal

perkembangan motorik anak. dan setelah diberikan origami


terdapat 18 responden, pada
perkembangan suspect sebelum
diberikan permainan origami
terdapat 10 responden dan setelah tubuh secara bersamaan. Anak juga
diberikan permainan origami mampu membuat dan melaksanakan
terdapat 7 responden, sedangkan kegiatan yang lebih majemuk,
untuk perkembangan yang unsteable seperti dalam kegiatan proyek.
Perkembangan anak dapat
sebelum diberikan origami terdapat 3
dilatih atau dirangsang agar
responden dan setelah diberikan
perkembangan sesuai dengan usia
permainan origami terdapat 1
anak, dimana stimulasi adalah
responden.
Hasil uji Wilcoxon perangsangan yang datang dari
menunjukkan = 0,05 dan = 0,020 lingkungan luar anak antara lain
hasil penelitian menunjukkan bahwa berupa pelatihan atau bermain.
< sehingga H1 diterima maka ada Stimulasi merupakan hal yang sangat
pengaruh pemberian permainan penting dalam tumbuh kembang
origami terhadap perkembangan anak karena anak yang banyak
motorik halus anak usia prasekolah. medapatkan stimulasi yang terarah
Perkembangan motorik halus
akan cepat berkembang
anak menurut departemen
dibandingkan dengan anak yang
pendidikan nasional (2007) yaitu
tidak mendapatkan stimulasi.
pada usia 4 tahun kemampuan
Stimulasi ini juga berfungsi sebagai
motorik halus anak mulai
penguat yang bermanfaat bagi
mengalami kemajuan dan
perkembangan anak. Stimulasi harus
gerakannya sudah lebih cepat.
dilaksanakan dengan penuh perhatian
Walaupun demikian pada usia ini
dan kasih sayang (Elzha, 2013).
anak masih mengalami kesulitan
.
dalam menggunakan koordinasi
KESIMPULAN
gerakan motorik halusnya. pada
Terdapat pengaruh pemberian
usia 5 tahun ke atas koordinasi
permainan origami terhadap
gerakan motorik halus anak
perkembangan motorik halus anak
berkembang pesat dan sudah lebih
usia prasekolah yang dibuktikan
sempurna lagi karena anak sudah
dengan hasil uji wilcoxon dengan
mulai mengkoordinasikan gerakan
nilai = 0,05 dan = 0,020 hasil
mata dengan tangan, lengan dan
penelitian menunjukkan bahwa < 3. Promosi kesehatan tentang
sehingga H1 diterima hal ini perkembangan hendaknya dapat
menunjukkan bahwa anak yang lebihd tingkatkan oleh tenaga
memperoleh banyak stimulasi atau kesehatan melalui memberikan
rangsangan yang diberikan untuk pelatihan pada guru tk atau kader
meningkatkan perkembangan anak desa tentang screening
baik rangsangan itu diperoleh dari perkembangan mengunakan
para guru pengajar atau dari fasilitas KPSP, DDST sehingga pihak
yang disediakan oleh pihak sekolah. sekolah dan kader mampu untuk
melakukan penilaian

SARAN pekembangan anak dengan lebih

1. Bagi peneliti berikutnya dapat tepat dan baik.


4. Hendaknya tempat penelitian
mempergunakan hasil penelitian
dapat menyediakan fasilitas yang
ini sebagai data awal penelitian
dapat merangsang dan
atau dapat juga menambahkan
menunjang perkembangan anak
variabel yang lain seperti faktor
dengan cara memodifikasi alat
yang mempengaruhi
permainan yang sesuai dengan
perkembangan motorik anak,
usia anak dan dapat membantu
populasi yang berbeda sehingga
dalam menstimulasi
hasil penelitian dapat lebih
perkembangan
mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi DAFTAR PUSTAKA
keperawatan khususnya Aprilia.2013. Efektifitas
Penggunaan Kertas Lipat
keperawatan anak
(Origami) Dalam
2. Diharapkan orang tua dapat
Meningkatkan Kreativitas
memberikan stimulasi Pada Anak. jurnalFakultas
perkembangan yang tepat seperti Psikologi Universitas Ahmad
Dahlan
memberikan alat permainan yang
Departemen Pendidikan Nasional.
bersifat mendidik atau edukatif 2007. Pedoman
dan sesuai dengan usia anak Pembelajaran Bidang
Pengembangan Seni Di
Taman Kanak-kanak. Keperawatan. Jakarta :
Jakarta : Depdikbud. Salemba Medika
Dewi.2010. Asuhan Keperawatan Nuryanti. 2008. Psikologi Anak.
Neonatus dan Bandung : PT. Macanan Jaya
Anak.Yogyakarta : Nuha Cemerlang
Medika Potter, Patricia A., Perry, Anne G.
Fauziah.2011. Pengaruh 2005. Fundamental
Penggunaan Media Play Keperawatan: Konsep Proses
dan Praktik. (Ed. 4). Jakarta:
Dough Terhadap
EGC
Kemampuan Motorik Halus Saryono. 2011. Metodologi
ANak Kelompok A di TK Penelitian Kebidanan.
Dharma Wanita I Desa Jakarta : Nuha Medika
Pulorejo Dwarblandong Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan
Mojokerto. Jurnal PG PAUD Riset Keperawatan.
Fakultas Ilmu Pendidikan Yogyakarta : Graha Ilmu
Universitas Negeri Surabaya. Sutirna. 2013. Perkembangan dan
Hidayat. 2009. Ilmu Pengantar Pertumbuhan Peserta Didik.
Keperawatan Anak. Jakarta : Yogyakarta : Andi Offset
Salemba Medika Wahyudin.2011. Perbedaan Tingkat
Hidayat.2009. Metode Penelitian Kreatifitas Figural antara
Kebidanan dan Teknik Anak Usia Dini Ditinjau dari
Analisis Data.Jakarta : Jenis
Salemba Medika Kelamin.JurnalPenelitianPsi
Munandar,U.2005.Mengembangkan kologi.Vol.1No.2.Hal44-58.
Bakatdan Kreativitas Anak Wulandari.2014. Pengaruh
Sekolah:PetunjukBagi Guru Permainan terhadap
dan Orang Tua.Jakarta: perkembangan anak. Ijurnal
GramediaWidiasarana. Psikologi Universitas Ahmad
Nicky.2012. Origami. Tersedia Dahlan Yogyakarta
dihttp://www.wordpres.com Zulkifli. 2009. Psikologi
diakses tanggal 16 Maret Perkembangan. Bandung :
2015 PT. Remaja Rosdakarya
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.
Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nursalam. 2013. Metodologi
Penelitian Ilmu

You might also like