Professional Documents
Culture Documents
Sima Lun Gun
Sima Lun Gun
ABSTRACT
One disease that can lead to death especially for children aged under five years old is diarrhea.Diarrhea is a health
problem caused by Mother and behavioral factors Factor Hygiene and sanitation. This study aimed to determine the
factors associated with occurrence of diarrhea in infants. This research is a descriptive, cross sectional design. The
population in this study are all Mothers who have children under five in the Village District Simanabun Silau
Kahean Simalungun District Year 2010. The sample is the total population of 85 persons. Data was analyzed with
chi-square test. The result of this study is the statistical test showed that there was a relationship between behavioral
factors Mother with diarrhea (p = 0.000), there is a relationship between factors and Sanitation Higine with
diarrhea (p = 0.006). For that suggest the need for intensive counseling by health professionals regarding the
factors that cause diarrhea, so that people realize this bad habit during the conflict with healthy lifestyles, which
can cause diarrheal illness in infants. With the holding of this extension is expected to increase knowledge and
awareness of healthy living.
1. Faktor Perilaku Dari tabel 1.5 diatas, dapat diketahui bahwa dari
4,7 % perilaku baik tidak ada yang menderita
Tabel 1.2
Distribusi Frekuensi Perilaku Ibu Yang Berhubungan
diare, sedangkan dari 95,3% perilaku cukup
Dengan Kejadian Diare Di Desa Simanabun Kecamatan yang menderita diare yaitu 88,2%.
Silau Kahean Kabupaten SimalungunTahun 2010
N Faktor Perilaku F % 2. Faktor Higiene Dan Sanitasi
o
1 Baik 4 4,7 Tabel 1.6
2 Cukup 81 95,3 Tabulasi Silang Faktor Higiene Dan Sanitasi Ibu Yang
3 Kurang - - Berhubungan Dengan Kejadian Diare Di Desa
Total 85 100 Simanabun Kecamatan Silau Kahean
Dari tabel 1.2 menunjukkan bahwa mayoritas Kabupaten Simalungun Tahun 2010
perilaku ibu cukup, yaitu 95,3%. Faktor Tidak
Menderi
Higiene Menderit Total
N ta Diare
Dan a Diare
2. Faktor Higiene Dan Sanitasi o
Sanitas F % F % F %
i Ibu
1 Baik 0 0 0 0 0
2 Cukup 0 0 1 1,2 1 1,2 yang tidak dicuci dapat menyebabkan kuman
3 Kurang 75 88, 9 10, 84 98, berkembang biak dan hal ini dapat beresiko
2 6 8
tinggi terhadap kejadian diare.
Total 75 88, 10 11, 85 100
2 8 Hasil Penelitian Aswita, 2006 tercatat 40
Df = 1 P = 0,006` % Ibu yang masih menyimpan makanan pada
Dari tabel 1.6 diatas dapt diketahui bahwa tidak saat panas-panas kelemari makan alasannya
ada responden yang hygiene dan sanitasi baik, karena waktu yang singkat dan harus cepat-cepat
sedangkan dari 1,2 % hygiene dan sanitasi yang berangkat kerja. Beberapa Ibu banyak juga
cukup, tidak ada terjadi diare. Dan hygiene menyebutkan bahwa mereka menyimpan
sanitasi kurang yang menderita diare sebanyak makanan pada kulkas dengan alasan supaya
88,8%. makanan tersebut tidak basi dan dapat dipanasi
sebelum di konsumsi.
Pembahasan Air minum yang sangat baik bagi balita
adalah yang sudah mendidih sampai 100 C
1. Hubungan Faktor Perilaku Dengan Kejadian karena jika tidak resiko tinggi terjadinya diare
Diare Pada Balita Di Desa Simanabun Kec. terutama pada balita. Hasil penelitian dari
Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun Ratnawati, 2009 di Semarang menyebutkan
2010 bahwa masih ada 20 % masyarakat yang masih
menggunakan air sungai sebagai air minum,
Dari hasil penelitian, dapat diketahui mandi dan mencuci.
bahwa mayoritas perilaku ibu cukup. Banyak hal Cuci tangan sangat efektif untuk
yang mempengaruhi perilaku cukup tersebut, mencegah penyebaran shigella, kuman penyebab
yaitu pendidikan. Menurut notoadmodjo 2003, diare. Orangtua dapat mencegah melindungi
menyebutkan bahwa semakin tinggi pendidikan anak mencegah diare dengan mempraktekkan
seseorang, maka semakin banyak juga cara-cara kebersihan tertentu, namun yang lebih
pengethauan yang didapatkannya baik dari penting adalah cuci tangan. Hasil penelitian dari
lingkungan pendidikan maupun dari lingkungan Ratnawati menyebutkan bahwa masih hampir
luar sehingga perilaku seseorang juga semakin 70% Ibu mencuci tangan tanpa sabun setelah
baik. buang air besar, alasannya karena mereka
Faktor perilaku ibu yang cukup beranggapan bahwa dengan mencuci tangan saja
berhubungan dengan kejadian diare, hal ini dapat membuat tangan mereka bersih.
dipengaruhi oleh kecenderungan ibu tidak Anak-anak sering terinfeksi dengan
membersihkan botol susu dan tidak merendam kuman usus dan tinjanya biasanya merupakan
pada air panas setelah 5-10 menit setelah sumber infeksi bagi orang lain. Keadaan ini
pemberian susu botol, tidak memanaskan terjadi baik pada yang diare maupun infeksi lain,
makanan yang sudah 2 jam dimasak sebelum oleh karena itu pembuangan tinja anak
memberikan pada bayi, tidak mencuci tangan merupakan aspek penting untuk pencegahan
sebelum memberi anak makan dan mengizinkan diare. Pada observasi yang di lakukan oleh
anaknya jajan sembarangan. Ratnawati menyebutkan bahwa Ibu masih
Dari hasil tabulasi silang dan uji banyak menggunakan pampers dan membuang
statistik, diperoleh nilai P = 0,000 yang sembarangan sehingga hal tersebut secara tidak
menunjukkan bahwa ada hubungan factor langsung dapat menjadi resiko terjadinya diare.
perilaku dengan kejadian diare. Maka kesimpulannya adalah faktor
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori perilaku berhubungan dengan kejadian diare,
Soegeng Soegijanto, 2009 menyebutkan bahwa yaitu tidak memberikan ASI secara penuh, tidak
faktor perilaku yang dapat menyebabkan diare mencuci tangan, botol susu yang tidak bersih,
aadalah tidak memberikan ASI dan MP-ASI membiarkan anak BAB sendirian. Selain hal
secara penuh sampai umur 6 bulan, penggunaan diatas pendidikan, sosil ekonomi, status gizi juga
susu botol yang tidak steril, menyimpan pada berhubungan dengan kejadian diare.
suhu kamar, menggunakan air minum yang
tercemar, tidak mencuci tangan sesudah buang 2. Hubungan Faktor Higiene Dan Sanitasi
air besar dan tidak membuang tinja dengan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa
benar. Simanabun Kecamatan Silau Kahean
Menurut penelitian Aswita, 2006 Kabupaten Simalungun Kabupaten
menyebutkan bahwa resiko terjadinya diare pada Simalungun Tahun 2010
bayi yang tidak mendapatkan ASI penuh sampai
umur 6 bulan mencapai 30 kali lipat lebih sering Dari hasil penelitian dapat diketahui
daripada bayi yang mendapatkan ASI penuh bahwa mayoritas hygiene dan sanitasi ibu
sampai umur 6 bulan. kurang dan dapat menyebabkan terjadinya diare.
Perilaku pemberian makanan Hygiene dan sanitasi yang kurang tersebut
pendamping ASI yang tidak bersih juga dapat disebabkan oleh jenis jamban yang digunakan
menyebabkan diare terutama pada bayi yang adalah WC umum, keadaan WC yang tidak
rentan dan daya tahan tubuh masih lemah. bersih, jarak tempat pembuangan sampah dari
Menurut penelitian Aswita, 2006 menyebutkan rumah yang dekat, sistem pembuangan limbah
bahwa masi banyak Ibu yang tidak yang terbuka dan kondisi rumah yang kotor.
membersihkan botol susu tersebut karena Higiene dan sanitasi yang kurang tersebut dapat
beranggapan bahwa botol susu tersebut hanya menyebabkan resiko tinggi penyakit diare.
digunakan untuk membuat susu, padahal botol
Dari hasil tabulasi silang dan uji statistic KESIMPULAN DAN SARAN
diperoleh nilai P = 0,006 yang menunjukkan
bahwa ada hubungan fackor hygiene dan sanitasi Kesimpulan
dengan kejadian diare. Setelah melakukan penelitian terhadap 85
Hasil penelitian ini sejalan dengan responden dapat disimpulkan bahwa :
penelitian Soegeng Soegijanto, 2009 1. Ada hubungan antara faktor perilaku
menyebutkan beberapa faktor higine dan sanitasi dengan kejadian diare pada balita di
yang dapat menyebabkan diare yaitu kurangnya Desa Simanabun Kecamatan Silau
penyediaan air minum yang memenuhi Kahean Kabupaten Simalungun
persyaratan kesehatan, kurangnya tempat 2. Ada hubungan antara faktor higiene dan
pembuangan kotoran yang memenuhi sanitasi dengan kejadian diare pada
persyaratan kesehatan, keadaan rumah yang balita di Desa Simanabun Kecamatan
umumnya tidak sehat dan pembuagan limbah di Silau Kahean Kabupaten Simalungun
daerah pemukiman yang kurang baik.
Menurut penelitian dari Ratnawati pada Saran
tahun 2009 menyebutkan bahwa di Semarang
masih ada 20 % masyarakat yang menggunakan Adapun saran-saran yang diusulkan oleh penulis
sumber air dari sungai untuk minum, mandi dan sebagai berikut :
mencuci, padahal terbukti dan uji klinis bahwa 1. Untuk Masyarakat/ Khusunya ibu Yang
air ungai tersebut banyak mengandung E-coli Memiliki Balita agar dapat memperbaiki dan
yang dapat menyebabkan diare. meningkatkan perilaku yang baik melalui
Beberapa sumber air yang di gunakan di konsultasi atau penyuluhan dari petugas
masyarakat adalah PAM, sumur, sungai dan Air kesehatan sehingga dapat melakukan asuhan
hujan, tetapi dari sumber air tersebut menurut yang baik kepada balita.
penelitian yang lebih banyak menyebabkan diare
adalah air sungai yang sudah terkontaminsai 2. Kepada petugas Puskesmas agar
oleh kotoran dan limbah dari pabrik. Jarak memberikan penyuluhan intensif
sumber air sangat mempengaruhi penyediaan / kepada ibu-ibu balita mengenai
penyimpanan air, jarak sumber jauh, maka hanya faktor-faktor yang menyebabkan
dapat di angkut dalam jumlah yang terbatas, diare, sehingga masyarakat
sehingga air hanya dapat di gunakan untuk menyadari perlunya perilaku yang
mencuci alat dan sebagainya. baik dan menerapkan higiene dan
Menurut WHO tahun 2002 diharapkan sanitasi yang baik di dalam keluarga
setiap rumah yang memenuhi syarat sehat adalah dan lingkungan sehingga kejadian
mpunyai jamban untuk tempat BAB minimal 1. diare tidak terjadi
Hal ini belum bisa di terapkan di masyarakat
Indonesia khususnya pada masyarakat yang 3. Keapada pihak pemerintah daerah
ekonomi lemah karena selain pembuatan jamban setempat agar menyediakan
yang reatif mahal, juga kurangnya pengetahuan fasilitas dan sarana yang
masyarakat tentang hygine. Menurut penelitian dibutuhkan oleh mmasyarakat
Wiku Adisasmito tahun 2009 menyebutkan jenis seperti tempat pembuangan
tempat pembuangan tinja yang ada di Indonesia sampah, limbah, dan sarana air
adalah leher angsa, wc cemplung. bersih serta fasilitas lainnya,
Beberapa penelitian menyebutkan lantai sehingga kasus-kasus kesehatan
rumah dari tanah menjadi resiko tinggi dapat dikurangi atau dicegah.
terjadinya diare karena debu dari lantai tersebut
dapat hinggap (Widioyono, 2008). Hasil
penelitian dari Wiku adisasmito menyebutkan DAFTAR PUSTAKA
bahwa masih banyak masarakat terutama
ekonomi lemah yang mempunyai lantai tanah. Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian
Beberapa sarana lantai rumah yang di gunakan Suatu Pendekatan Praktek, PT Rineka
di masyarakat adalah keramik, semen, semen Cipta: Jakarta.
kasar dan tanah. Alimul,Aziz. 2006. Ilmu Keperawatan Anak,
Beberapa sarana pembuangan air limbah Salemba Medika : Jakarta
yang di gunakan pada masyarakat adalah Buchari Alma, Prof, Dr, H. 2006. Belajar
Resapan, Got/parit, sungai dan sembarangan Mudah Penelitian Untuk Guru
tempat. Dari hasil penelitian Ratnawati tahu Karyawan dan Peneliti Pemula.
2009 menyebutkan bahwa sekitar 23% Alfabeta: Bandung
masyarakat membuang limbah ke sungai dan DepKes Sumut, 2009. Prevalensi Penyakit
masih banyak masyarakat yang belum peduli Diare Pada Balita di Sumatera Utara.
terhadap dampak pembuangan limbah www.google.com diakses Januari 2010
(Widiyono, 2008). DepKes RI 2009. Prevalensi Penyakit Diare
Maka kesimpulan diatas adalah faktor Pada Balita di Indonesia. www.
higiene dan sanitasi dapat berhubungan dengan Google. Com. Di akses Januari 2010.
kejadian diare yaitu, kebersihan jamban yang Notoadmodjo, 2005. Metodologi Penelitian
tidak bersih, jarak pembuangan sampah yang Kesehatan, Rineka Cipta. Jakarta.
dekat, dan kondisi kebersihan rumah. Koeswara. Motivasi Teori dan Penelitiannya.
Angkasa: Bandung
Ramaiah. 2007. Faktor-Faktor Yang Pada Balita. www.google.com . Di
Berhubungan Dengan Kejadian akses Januari 2010.
Diare. www.google.com Di akses Widioyono, 2008. Penyakit Tropis
Januari 2010 Epidemiologi, Penularan, Pencegahan
Ratnawati, 2009 Faktor- Faktor Yang dan Pemberantasan Diare, Erlangga,
Berhubungan Dengan Kejadian Jakarta.
Diare. www. Google.com. Di akses
Januari 2010. Wiku Adisasmito. 2007,Faktor-Faktor Yang
Soegijanto, Soegeng.2009. Infeksi Penyakit Berhubungan Dengan Kejadian Diare
Tropis. Sagung Seto: Jakarta Pada Balita. www. Google. Com. Di
Sudjana, 2002. Metode Statistika, Edisi akses Januari 2010.
6,Tarsito: Bandung.
Ummualiya,dkk. 2008. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Diare