Pemanfaatan Serbuk Kayu Jati (Tectona Grandis L.) Yang Direndam Dalam Air Dingin Sebagai Media Tumbuh JAMUR TIRAM (Pleurotus Comunicipae)

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

1

PEMANFAATAN SERBUK KAYU JATI (Tectona grandis L.) YANG DIRENDAM


DALAM AIR DINGIN SEBAGAI MEDIA TUMBUH
JAMUR TIRAM (Pleurotus comunicipae)

Utilization of Cold Water Soaked Teakwood (Tectona grandis L) Sawdust as a Growth


Medium of Tiram Mushroom (Pleurotus comunicipae)

Baharuddin, Muh.Taufik Arfah, dan Syahidah

ABSTRACT

The growth responds of Pleurotus comunicipae to the use of cold water-soaked teakwood sawdust
as a growth medium was investigated. Teakwood sawdust was soaked in cold water during the time
periods of 1, 3, 5 and 7 days) with ten replications. Unsoaked teakwood sawdust was also prepared and
used as a control. Measurement variabels consisted of time required for a completely covering mycelial
growth, number of fruitbody, and fungal mass (green and dry weight). Results showed that P.
comunicipae placed on soaked teakwood sawdust medium had a better growth than control (without
soaking) medium. The medium with increased soaking period produced a good growth ability of P.
comunicipae. At teakwood sawdust soaked for 7 days, the average of mycelial growth to cover teakwood
sawdust medium, number of fruiting bodies, green weight and dry weight at the first harvesting were 52.6
days, 8.6 units, 100.5 grams and 13.4 grams, respectively.

Keywords: teakwoods sawdust, Pleurotus comunicipae, cold water soaking, growth ability

PENDAHULUAN ekstraktif, yang sebagian besar terakumulasi


dalam kayu teras. Komponen ini lebih mudah
larut dalam pelarut polar seperti metanol dan
Serbuk merupakan salah satu bentuk limbah etanol-air daripada pelarut non polar (Wang dan
industri penggergajian kayu jati dan belum banyak Hart, 1992). Zat ekstraktif bertanggung jawab
dimanfaatkan. Hasil penelitian pada beberapa terhadap ketahanan kayu terhadap jamur. Pada
industri penggergajian kayu jati di Sulawesi Selatan kayu jati terdapat zat ekstraktif tectoquinon yang
menunjukkan bahwa limbah yang dihasilkan rata- dianggap bersifat fungisida bagi pertumbuhan
rata 52,56% dari bahan baku jati yang digunakan jamur.
(Arif dan Sanusi, 2001), termasuk di antaranya Hasil penelitian Hawley et.al. (1924) dalam
bentuk serbuk. Selain pemanfaatan serbuk kayu Eaton dan Hale (1993) untuk melihat hubungan
secara komersil untuk pembuatan briket arang atau antara zat ekstraktif dan ketahanan alami kayu
charcoal (Hendra dan Darmawan, 2000), juga terhadap jamur menunjukkan bahwa ekstrak air
digunakan sebagai media tumbuh jamur tiram dingin dan air panas dari berbagai jenis kayu
Pleurothus sp., yang dikombinasikan dengan bahan daun lebar yang awet secara alami dapat
lain seperti bekatul dan CaCO3 (Marlina dan Siregar, menghambat pertumbuhan jamur Heterobasidion
2001). (Fomes) annosum pada malt agar, yang
Jamur adalah eukariotik berfilamen tanpa mengindikasikan ekstraktif kayu tersebut bersifat
klorofil yang melakukan pencernaan berbagai toksik terhadap jamur. Selain keberadaan zat
senyawa karbon secara eksternal (Zabel dan Morrel, ekstraktif yang bersifat menghambat
1992). Sumber karbon dapat diperoleh dari dalam pertumbuhan jamur, sejumlah faktor fisik juga
kayu, yang terdiri atas matrik yang komplek yaitu berperan dalam menunjang pertumbuhan jamur.
selulosa, lignin, dan hemiselulosa, sehingga Suhardiman (1995) menyatakan bahwa untuk
diperlukan perlakuan kimia dan/atau fisik untuk memanfaatkan serbuk kayu berat seperti jati
mendapatkan degradasi enzimatik selulosa kayu dibutuhkan perendaman yang lebih lama dalam
yang efektif (Watanabe, 1992 dalam Yoshimura, air dibandingkan kayu ringan seperti dadap dan
1995). Komponen lain dalam kayu yaitu zat

Jurnal Perennial, 2(1) : 1-5


2

kapuk sebelum dimanfaatkan sebagai medium Analisis Data


tumbuh jamur.
Data lama pertumbuhan sempurna
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
miselium, jumlah badan buah, dan massa jamur
pengaruh perendaman serbuk kayu jati terhadap (berat basah dan kering jamur dianalisis ragam
pertumbuhan jamur, agar dapat dimanfaatkan untuk melihat pengaruh perlakuan perendaman.
sebagai media tumbuh jamur tiram. Dalam Duta Faktor yang berpengaruh selanjutnya diuji lanjut
Rimba (2001) dinyatakan bahwa jamur tiram dengan Honesty Significant Difference Test (BNJ)
merupakan jamur yang dapat dikomsumsi yang untuk melihat taraf yang memberi pengaruh yang
telah dikembangkan sebagai usaha produktif dan berbeda terhadap respon.
sebagai jenis wirausaha.
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAHAN DAN METODE
Penutupan Miselium
Persiapan Media Tumbuh dan Inokulasi Jamur
Penutupan miselium secara sempurna
Serbuk kayu jati berukuran 60 mesh setelah inokulasi jamur tiram membutuhkan
dikeringudarakan beberapa hari untuk waktu dengan kisaran 51- 57 hari, dengan rata-
menyamakan kondisi awal sebelum perendaman rata untuk masing-masing perlakuan disajikan
sesuai dengan perlakuan yang dibuat. Sebanyak pada Tabel 1. Hasil sidik ragam menunjukkan
500 gram serbuk kering udara digunakan untuk perlakuan perendaman serbuk gergaji kayu jati
setiap perlakuan. Serbuk dicampur dengan bahan berpengaruh nyata terhadap cepatnya penutupan
tambahan, yaitu kapur dan bekatul dengan miselium, sedangkan hasil uji BNJ
perbandingan 81% : 1% : 18%, lalu dikomposkan memperlihatkan perbedaan perlakuan terhadap
selama 6 hari. Media yang telah dikomposkan respon seperti terlihat pada Tabel 1.
dimasukkan ke dalam kantong plastik lalu Perlakuan perendaman 7 hari memper-
disterilisasi pada suhu 95-100oC selama 4-5 jam. lihatkan penutupan miselium lebih cepat
Media yang telah disterilisasi didinginkan selama 24 dibandingkan perlakuan lainnya. Perlakuan
jam dan siap untuk diinokulasi jamur tiram. Media perendaman menyebabkan sebagian zat
yang telah diinokulasi jamur diberi cincin paralon ekstraktif larut air keluar dari dinding sel. Semakin
yang ditutup dengan kapas. lama serbuk direndam, semakin banyak zat
ekstraktif larut air keluar dari dinding sel yang
Pemeliharaan jamur menyebabkan ruang yang diisi oleh zat ekstraktif
Media yang telah diinokulasi jamur disusun tersebut menjadi kosong. Ruang kosong ini
pada rak penyimpanan yang ditempatkan pada mempermudah hifa jamur berpenetrasi masuk ke
dalam dinding sel dan menyebar ke seluruh
ruangan yang telah disemprot alkohol 70%. Suhu media. Bila dibandingkan dengan kontrol,
dan kelembaban ruangan dijaga dengan melakukan pertumbuhan penyebaran miselium pada seluruh
penyemprotan air setiap hari. Media disimpan media pada perendaman 7 hari hanya berbeda
selama beberapa minggu, yang diikuti dengan lebih kurang empat hari, meskipun demikian hal
pengamatan terhadap pertumbuhan miselium jamur. ini dipastikan akan berpengaruh pada
Pencatatan waktu dilakukan jika media telah pembentukan atau pemunculan awal primordia
badan buah serta masa panen jamur.
tertutup miselium secara sempurna, yang
Pada ekstraksi serbuk dengan air dingin,
dilanjutkan dengan pembukaan tutup media untuk meskipun tectoquinon yang menjadi antifungal
memberi ruang pada jamur untuk memunculkan tidak ke luar mengingat sifat pelarut yang non
tunas. Perhitungan jumlah badan buah per media polar, tetapi ternyata tidak memperlihatkan
dilakukan 5 hari setelah pemunculan badan buah, penghambatan pada pertumbuhan. Hal ini
lalu dilanjutkan dengan pemanenan dan ditandai oleh masih tumbuhnya jamur pada
penimbangan berat basah. Untuk berat kering, seluruh media sehingga dapat dikatakan bahwa
tanpa perlakuan perendaman pun serbuk kayu
jamur ditimbang setelah dikeringkan dalam oven
jati sebenarnya dapat dijadikan media tumbuh
bersuhu 60oC selama 48 jam. jamur tiram. Penambahan perlakuan perendaman

Jurnal Perennial, 2(1) : 1-5


3

Table 1. Time required for mycelial growth to mungkin saja menjadi penghambat sudah
completely cover teakwood sawdust dikeluarkan.
medium Selain itu, pertumbuhan miselium juga
Average of mycelial dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan,
Treatments khususnya suhu dan kelembaban. Pada saat
covering (days)*
Control (without soaking) 56.4 a penelitian, suhu berkisar 27-32oC dengan
1 day soaking 55.6 ab kelembaban relatif 59 96% sehingga menjadi
3 days soaking 54.4 bc faktor pendukung pertumbuhan miselium.
5 days soaking 53.2 cd
Jumlah Tunas
7 days soaking 52.6 d
*) Values followed by different letter in a column Jumlah tunas (badan) buah yang terbentuk
indicates significant differences at = 5% pada saat panen berkisar 6-10 batang, dengan
rata-rata untuk masing-masing perlakuan
ternyata dapat membantu penyebaran miselium disajikan pada Tabel 2. Jumlah ini sebenarnya
lebih cepat sebagai akibat banyaknya ekstraktif sangat sedikit karena badan buah yang dihitung
larut air yang ke luar dari dinding sel. hanya yang cukup besar dan relatif seragam
Pengembangan dinding sel dapat terjadi karena ukurannya, sedangkan badan buah yang kecil
gugus hidroksil (-OH) pada komponen kimia dan yang baru saja muncul tidak dihitung. Hasil
dinding sel mengikat molekul air yang digunakan sidik ragam menunjukkan perlakuan perendaman
untuk merendam, sekaligus air tersebut digunakan serbuk gergaji kayu jati yang digunakan sebagai
sebagai media difusi dari enzim selulase yang media berpengaruh nyata terhadap banyaknya
dikeluarkan oleh jamur, sehingga mempercepat badan buah yang terbentuk, sedangkan hasil uji
proses degradasi serbuk. Produk degradasi yang BNJ memperlihatkan perbedaan perlakuan
dihasilkan dapat digunakan oleh jamur sebagai terhadap respon dapat dilihat pada Tabel 2.
sumber nutrisi untuk perkembangan dan Data pada Tabel 2 menunjukkan rata-rata
pembentukan badan buah. badan buah pada kontrol berbeda nyata dengan
Pada dasarnya kayu jati termasuk kayu berat perlakuan perendaman 7 hari tetapi berbeda
dengan kerapatan rata-rata 0,70 g/cm3 (Pika, 1981), tidak nyata dengan perlakuan perendaman 1 hari,
sehingga diperlukan perlakuan tertentu untuk perendaman 3 hari, dan perendaman 5 hari.
membuka kapiler-kapiler kayu untuk memudahkan Banyaknya tunas yang terbentuk dipengaruhi
hifa jamur masuk ke dalam dinding sel dan oleh pemunculan awal primordia badan jamur.
mendegradasi komponen kimia dinding sel. Seperti Pemunculan ini dapat disebabkan oleh aktivitas
yang dijelaskan Suhardiman (1995) bahwa pertumbuhan miselium di dalam media, yang
pemanfaatan serbuk kayu berat seperti jati sebagai antara lain dipengaruhi oleh faktor lingkungan
media tumbuh jamur memerlukan proses seperti suhu, kelembaban, kadar air, dan
perendaman yang lebih lama dibandingkan kayu cahaya. Pertumbuhan miselium yang baik akan
ringan seperti dadap dan kapuk. Dengan
perendaman, zat ekstraktif kayu yang bersifat larut Table 2. Number of produced fruiting bodies with
air dapat dikeluarkan, salah satu di antaranya the use of teakwood sawdust as a
adalah zat warna. Biasanya zat warna pada kayu growth medium
tertentu bersifat penolak bagi mikroorganisme Average number
perusak kayu. Oleh karena itu, dengan Treatments of Fruiting bodies
perendaman kemungkinan zat penghambat dapat (unit)*
larut dalam air. Hasil pengamatan terhadap air Control (without soaking) 7.0 a
rendaman, warna ekstrak serbuk cenderung lebih 1 day soaking 7.4 ab
gelap dengan bertambahnya lama perendaman, 3 days soaking 8.0 ab
artinya zat warna kayu jati yang terbentuk pada 5 days soaking 8.2 ab
kayu teras dikeluarkan lebih banyak dengan 7 days soaking 8.6 b
semakin lamanya perendaman. Hal ini dapat
menyebabkan pertumbuhan miselium pada *) Values followed by different letter in a column
perlakuan perendaman yang lebih lama menjadi indicates significant differences at = 5
lebih cepat penyebarannya karena zat yang

Jurnal Perennial, 2(1) : 1-5


4

berpengaruh pada kecepatan pembentukan badan perendaman 3 hari, dan perendaman 5 hari.
buah karena tahapan pembentukan buah diawali Berat segar dan berat kering sangat ditentukan
dengan pembentukan miselium. oleh banyaknya badan buah yang terbentuk.
Pada perlakuan perendaman 7 hari rata-rata Pada perlakuan perendaman 7 hari berat segar
badan buah yang terbentuk lebih banyak daripada dan berat kering lebih tinggi dibandingkan
perlakuan lainnya dan kontrol yang paling sedikit. perlakuan lain karena jumlah badan buah yang
Hal ini terkait langsung dengan pembentukan dihasilkan memang lebih banyak.
miselium secara sempurna pada media yang lebih Pembentukan sel-sel badan buah yang
cepat pada perlakuan perendaman 7 hari. Oleh banyak tidak terlepas dari keberadaan
karena itu, pemunculan badan buah pada kandungan senyawa yang dibutuhkan oleh jamur
perlakuan tersebut lebih cepat terjadi dan terus pada media tumbuh dalam jumlah yang cukup
menambah percabangan badan buahnya banyak. Nutrisi yang dibutuhkan bagi
membentuk rumpun lebih banyak sampai saat pertumbuhan miselium dan perkembangan badan
panen dilakukan. Sebaliknya bila penutupan buah jamur tiram adalah komponen utama
miselium secara sempurna terlambat terjadi, maka dinding sel yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin
pemunculan badan buah pun lebih lambat sehingga serta protein. Setelah terdekomposisi senyawa
pada saat panen percabangan badan buah yang ini akan menghasilkan nutrisi yang dibutuhkan
terbentuk pun lebih sedikit. oleh jamur. Ini berarti bahwa media tumbuh
berperan aktif untuk mensuplai bahan yang
Berat Jamur Tiram dibutuhkan, dimana enzim-enzim yang di
keluarkan dapat melakukan metabolisme
Pada saat panen, jamur tiram yang komponen dinding sel.
dihasilkan memiliki berat segar dan berat kering
masing-masing berkisar 93,5-105,5 g dan 10,2-14,5 KESIMPULAN
g, dengan rata-rata untuk masing-masing perlakuan
disajikan pada Tabel 3. Hasil sidik ragam Berdasarkan hasil penelitian yang telah
menunjukkan perlakuan perendaman serbuk diperoleh dapat ditarik beberapa kesimpulan
gergaji kayu jati yang digunakan sebagai media sebagai berikut:
berpengaruh nyata terhadap massa segar dan 1. Jamur tiram tumbuh dengan baik pada
massa kering jamur yang dihasilkan. Adapun hasil medium serbuk gergaji kayu jati yang telah
uji BNJ memperlihatkan perbedaan perlakuan direndam.
terhadap respon dapat dilihat pada Tabel 3. 2. Semakin lama perendaman serbuk kayu jati
Data pada Tabel 3 menunjukkan rata-rata yang digunakan sebagai media pertumbuhan
massa jamur pada kontrol berbeda nyata dengan jamur maka semakin baik pertumbuhan, baik
perlakuan perendaman 7 hari tetapi berbeda tidak lama penutupan miselium, jumlah badan
nyata dengan perlakuan perendaman 1 hari, buah maupun massa jamur.

Table 3. Fungal mass produced by the use of teakwood sawdust as a growth medium
Fungal mass (grams)*
Treatments
Fresh weight Dry weight
Control (without soaking) 96.0 a 11.3 a
1 day soaking 97.1 ab 11.8 ab
3 days soaking 98.9 ab 12.6 ab
5 days soaking 99.6 ab 12.9 ab
7 days soaking 100.5 b 13.4 b
*) Values followed by different letter in a column indicates significant differences at = 5%

Jurnal Perennial, 2(1) : 1-5


5

DAFTAR PUSTAKA pengendalian hama penyakit, Kanisius,


Yogyakarta.
Arif, A. dan D. Sanusi, 2001. Pengembangan Pika, 1981. Mengenal sifat-sifat kayu Indonesia
pengolahan kayu jati (Tectona grandis L.) di dan penggunaannya. Kanisius. Yogyakarta.
Propinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmiah
Flora Fauna, 1 (2): 52-60. Suhardiman, P. 1995. Jamur kayu. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Duta Rimba. 2001. Usaha mandiri SWB
Pekalongan Timur, Duta Rimba 248/XXV- Wang, S. and J. H. Hart, 1992. Heartwood
Februari 2001, Perum Perhutani, Jakarta extractives of Maclura pomifera and their Role
in decay resistance. Wood and fiber science
Eaton, R. A. dan M.D.C. Hale, 1993. Wood: 15(4): 290-301.
Decay, pest and protection. Chapman and
Hall, Cambridge. Pp.313-314. Yoshimura, T., 1995. Contribution of the protozoa
fauna to nutritional physiology of the lower
Hendra, D. dan S. Darmawan, 2000. Pembuatan termite, Coptotermes formosanus Shiraki
briket arang dari serbuk gergajian kayu (Isoptera: Rhinotermitidae). Disertation
dengan penambahan tempurung kelapa. (Unpublished), Kyoto University, Kyoto.
Buletin Penelitian Hutan, 18 (1): 1-9.
Zabel, R. A and J. J. Morrel, 1992. Wood
Marlina, N. D dan A. D. Siregar, 2001. Budidaya microbiology: Decay and its preservation.
jamur tiram: Pembibitan, pemeliharaan dan Academic Press, Inc. San Diego.

Diterima : 1 Desember 2005

Baharuddin
Lab. Hasil Hutan Bukan Kayu, Jurusan Kehutanan, Universitas Hasanuddin
Kampus Tamalanrea, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10, Makassar 90245
Telp./Fax. 0411-585917. Indonesia

Muh. Taufik Arfah


Alumni Jurusan Kehutanan, Universitas Hasanuddin

Syahidah
Lab. Teknologi Hasil Hutan, Jurusan Kehutanan, Universitas Hasanuddin
Kampus Tamalanrea, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10, Makassar 90245
Telp./Fax. 0411-585917. Indonesia

Jurnal Perennial, 2(1) : 1-5

You might also like