Professional Documents
Culture Documents
Proposal CB Agama
Proposal CB Agama
Proposal CB Agama
Identitas Kelompok
NIM Nama
1901474492 Cynthia Kalidharma
1901513972 Aprilia
1901465960 Dimazmur Bongardo
1901465632 Nina Kumala Sari
1901471603 Rene Grinaldi
1901467524 William Harry Yohandy
Kelas LA 56
BINUS UNIVERSITY
2017
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL
Project Luar Kelas Character Bulidng Agama
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul...1
Lembar Pengesahan..2
Daftar Isi...3
BAB 1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.4
1.2 Permasalahan5
BAB 2. Metode Kegiatan
2.1 Tujuan Kegiatan6
2.2 Kegiatan6
BAB 3. Waktu dan Tempat Kegiatan9
Referensi..10
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Cacat mental adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang
mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Anak-anak yang
menderita cacat mental mengalami keterlambatan permanen dan menyeluruh di
dalam banyak aspek perkembangan mereka sebab intelegensi mereka rusak.
Seberapa tinggi intelegensia mereka biasanya dinyatakan di dalam
bentuk Intelligence Quotient (IQ). IQ normal berkisar antara 80 sampai 120.
Anak-anak cacat mental memiliki IQ dibawah 70. Sekitar 2.5 persen anak-anak
mengalami semacam cacat mental. Mereka yang IQ-nya antara 50 dan 70
dikatakan menderita cacat mental ringan, sedangkan yang di bawah 50 dikatakan
menderita cacat mental parah. Adakalanya kemampuan menggerakkan badan
dan anggota badannya normal, tetapi koordinasi, kemampuan berbahasa dan
sosialnya terhambat.
Autisme adalah gangguan perkembangan neurobiologi berat yang terjadi
pada anak sehingga menimbulkan masalah pada anak tersebut untuk
berkomunikasi dan berhubungan dengan lingkungan sekitarnya. Sedangkan
down syndrome adalah kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental
anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom.
4
1.2 Permasalahan
Penyebab dari gangguan tersebut sejauh ini masih dipahami sebatas faktor
genetik dan lingkungan sehingga menimbulkan pengelompokan yang bersifat
negatif terhadap penderitanya. Kedua penyebab tersebut seharusnya ditelaah
lebih dalam lagi. Salah satu pemahaman adalah tentang sifat gangguan ini yaitu
menular. Padahal, autisme dan down syndrome bukan sebuah penyakit menular.
Hal ini menimbulkan paradigma negatif yang disebabkan kurangnya
pengetahuan. Ini juga berdampak buruk terhadap kehidupan sosial penderita.
Untuk menghilangkan pandangan tersebut dalam masyarakat, khususnya
dalam lingkungan BINUS University, kami mahasiswa/i BINUS University akan
melakukan kunjungan panti atau yayasan autis dan down syndrome di Jakarta
dengan tujuan untuk menghilangkan paradigma negatif terkait autisme dan down
syndrome.
5
BAB 2
METODE KEGIATAN
Prosedur:
1. Para anggota akan membawa anak-anak ke aula untuk menonton film
bersama.
2. Para anggota akan membawa anak-anak ke dapur
3. Membagi kelompok untuk memasak agar-agar bersama sama anak-anak
lainnya.
prosedur :
1. kami akan mencetak berbagai macam gambar dan membagikan nya
kepada para anak
2. memberikan gunting dan mengajarkan cara memakai gunting dengan
benar
7
3. memberikan pola ( garis putus-putus) untuk memudahkan para anak
dalam menggunting kertas.
prosedur :
1. kami akan membagikan kertas origami berwarna-warni kepada setiap anak
2. selanjutnya kami akan mem praktekan cara melipat kertas origami
sehingga menjadi kerajinan tangan.
3. kami juga akan mengajak anak anak untuk ikut serta dan aktif dalam
penyelenggaraan games yang akan kami lakukan.
8
BAB 3
WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
9
Referensi
http://tri-asih.or.id/
http://sastranikychoysynyster.blogspot.co.id/2011/06/anak-cacat-
mental.html
10