Download as docx or pdf
Download as docx or pdf
You are on page 1of 16
VI. INTEGRASI NUMERIK 6.1. umum| Integral suatu fungsi adalah operator matematik yang dipresentasikan dalam bentuk : b L= ff) de @1) a dan merupakan integral suatu fungsi f(x) terhadap variabel x dengan batas- batas integrasi adalah dari x=a sampaix=b. Seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 6.1, dan Persamaan (6.1), yang dimaksud dengan integral adalah nilai total atau Iuasan yang dibatasi oleh fungsi f(x) dan sumbu x, serta antara batas x=a dan x=b. Dalam integral analitis, Persamaan (6.1) dapat disclesaikan menjadi : 5 b Sfle) ax = [F@)] = Fe) - Fb) a a dengan F(¢) adalah integral dari f(z) sedemikian sehingga F ‘(x) = f(z). Seba- gai contoh : 3 SPae= [42 0 3 fe) 0 a 6 * Gambar 6.1. Integral suatu fungsi Integral analitis suatu fungsi telah banyak dipelajari dalam mata pela- jaran matematika atau kalkulus. Dalam buku ini akan dipelajari integral numerik yang merupakan metoda pendckatan dari integral analitis, Integral numerik dilakukan apabila : 1. integral tidak dapat (sukar) diselesaikan secara analitis, 2. fungsi yang diintegralkan tidak diberikan dalam bentuk analitis, tetapi secara numerik dalam bentuk angka (tabel). Metoda integral numerik merupakan integral tertentu yang didasarkan pada hitungan perkiraan. Hitungan perkiraan tersebut dilakukan dengan mendekati fungsi yang diintegralkan dengan fungsi polinomial yang diperoleh berdasar data tersedia. Bentuk paling sederhana adalah apabila tersedia dua titik data yang dapat dibentuk fungsi polinomial order satu yang merupakan garis lurus (linier). Seperti terlihat dalam Gambar 6.2.a., akan dihitung : b 1 Sf) ae yang merupakan Iuasan antara kurva f(x) dan sumbu x serta antara x=a dan x=b. Apabila nilai f(a) dan f(b) diketabui maka dapat dibentuk fungsi poli- nomial order satu fi(x). Dalam gambar tersebut fungsi f(x) didekati oleh fi(x), schingga integralnya adalah Iuasan antara garis f(x) dan sumbu x serta antara x=a dan x=b. Bidang tersebut merupakan bentuk trapesium yang luasannya dapat dihitung dengan ramus geomet, yaitu : 1=6-gf@210 a % > Gambar 6.2. Metode integral numerik Dalam integral numerik, pendekatan tersebut dikenal dengan metode trapesium. Dengan pendekatan ini integral suatu fungsi adalah sama dengan luasan bidang yang diarsir (Gambar 6.2), sedang kesalahannya adalah sama dengan luas bidang yang tidak diarsir. Apabila hanya terdapat dua data f(a) dan f(b) hanya bisa dibentuk satu trapesium, dan cara ini dikenal dengan metode trapesium satu pias. Jika tersedia lebih dari dua data dapat dilakukan pendekatan dengan lebih dari satu trapesium, dan luas total adalah jumlah dari trapesium-trapesium yang terbentuk. Cara ini dikenal dengan metode trapesium banyak pias. Seperti terlihat dalam Gambar 6.2.b. dengan tiga data dapat dibentuk dua trapesium, dan luas kedua trapesium (bidang yang diarsir) adalah pendekatan dari integral fungsi. Hasil pendekatan ini lebih baik daripada pendekatan dengan satu pias. Apabila digunakan lebih banyak trapesium hasilaya akan lebih baik. Fungsi yang diintegralkan dapat pula didekati olch fungsi polinomial dengan order lebih tinggi, sehingga kurva yang terbentuk tidak lagi linier, seperti dalam metode trapesium, tetapi kurva lengkung, Seperti ditunjukkan dalam Gambar 6.2.c, tiga data yang ada dapat digunakan untuk membentuk polinomial order tiga, Metode, Simpson merupakan metode integral numerik yang menggunakan fungsi polinomial dengan order lebih tinggi. Metode Simpson 1/3 menggunakan tiga titik data (polinomial order dua) dan Simpson 3/8 menggunakan empat titik data (polinomial order tiga). Jarak antara titik data tersebut adalah sama. 6.1. Metode Trapesium Metode trapesium merupakan metode pendekatan integral numerik dengan persamaan polinomial order satu. Dalam metode ini kurva lengkung dari fungsi f(z) digantikan oleh garis lurus. Seperti terlihat dalam Gambar 6.2. luasan bidang di bawah fungsi f(x) antara x=a dan x=b didekati oleh luas satu trapesium yang terbentuk oleh garis lurus yang menghubungkan f(a) dan f(b) dan sumbu x serta antara x=a dan x=b. Pendekatan dilakukan dengan satu pias (trapesium). Menurut ru- mus geometri, luas trapesium adalah lebar kali tinggi rerata, yang berbentuk : I=- fo (62) Seperti terlihat dalam Gambar 63. penggunaan garis lurus untuk mendekati garis lengkung menyebabkan terjadinya kesalahan sebesar Iuasan yang tidak diarsir. Besarnya kesalahan yang terjadi dapat diperkirakan dari persamaan berikut : Lin E=-sf"®@@-4) (63) dengan £ adalah titik yang terletak di dalam interval a dan b. x fb) fa) a 6 * Gambar 6.3. Metode trapesium Persamaan (6.3) menunjukkan babwa apabila fungsi yang diintegralkan adalah linier, maka metode trapesium akan memberikan nilai eksak karena turunan kedua dari fungsi linier adalah nol. Sebaliknya untuk fungsi dengan derajad dua atau lebih, penggunaan metode trapesium akan memberikan kesalahan. Contoh 1 4 Gunakan metode trapesium satu pias untuk menghitung/ = f e* de. 0 Penyelesaian Bentuk integral di atas dapat diselesaikan secara analitis : 4 4 I=Séde=[e™]=(e*—e°) = 53,598150 7 0 Hitungan integral numerik dilakukan dengan menggunakan Persamaan (6.2) : 0 4 Tx @~ a fOALO « (4 — y= 1111968 Untuk mengetahui tingkat ketelitian dari integral numerik, hasil hitung- an numerik dibandingkan dengan hitungan analitis. Kesalahan relatif terhadap nilai eksak adalah : 53,598150—111,1963 = ene % = = & 53,598150 x 100 % 107,46 % Terlihat bahwa penggunaan metode trapesium satu pias memberikan kesalahan sangat besar (lebih dari 100%). 63, Metode Trapesium Dengan Banyak Pias Dari Contoh 1 terlihat bahwa pendekatan dengan menggunakan satu pias (trapesium) menimbulkan keSalahan sangat besar. Untuk mengurangi kesalahan yang terjadi maka kurva lengkung didckati oleh sejumlah garis lurus, sebingga terbentuk banyak pias (Gambar 6.4). Luas bidang adalah jumlah dari luas beberapa pias tersebut. Semakin kecil pias yang digunakan, hasil yang didapat menjadi semakin teliti Dalam Gambar 6.4. panjang tiap pias adalah sama yaitu Ax. Apabila terdapat n pias, berarti panjang masing-masing pias adalah : b-a ” Ar= , fe) mea! a St ar Gambar 6.4. Metode trapesium dengan banyak pias Batas-batas pias diberi notasi : XO = G,X1,22, 000s n= Integral total dapat ditulis dalam bentuk : xt x x0 T= J fede+S feeder ...... + S fle) dx (4) Xa] Substitusi Persamaan (6.2) ke dalam Persamaan (6.4) akan didapat : 1a ne LEDALED gg MED g 4 gy add atau Ar act T= 5 (flee) +22 fox) + fen)] (65) =1 atau : Ax act 1=F1f@) +f) +2 2 fee) (66) Besarnya kesalahan yang terjadi pada penggunaan banyak pias adalah : 2 Ba- = (- a) f"@) 67) yang merupakan kesalahan order dua. Apabila kesalahan tersebut diper- hitungkan dalam hitungan integral, maka akan didapat hasil yang lebih teliti. Bentuk persamaan trapesium dengan memperhitungkan koreksi adalah : Av Co ae 4 1= > [s@) +f) +2 2 fee) - Fy - OF" - O14”) im (68) Untuk kebanyakan fungsi, bentuk f "(£) dapat didekati oleh : £'@) -f@-L) (69) @ Substitusi Persamaan (6.9) ke dalam Persamaan (6.8) didapat : nai 2 Aeaeeraer 1=FUf@ +/0) +2 Z fey-F'®-/'@] (6.10) iat Bentuk Persamaan (6.10) disebut dengan persamaan trapesium dengan koreksi ujung, karena memperhituigkan korcksi pada ujung interval a dan b. Metode trapesium dapat digunakan untuk integral suatu fungsi yang diberikan dalam bentuk numerik pada interval diskret. Koreksi pada ujung- ujungnya dapat didekati dengan mengganti diferensial f(a) dan f '(b) dengan diferensial beda hingga. Contoh 2 Gunakan metode trapesium empat pias dengan lebar pias adalah Ax=1 untuk menghitung : 4 T=fe ae ° Penyelesaian Metode trapesium dengan 4 pias, sehingga panjang pias adalah : Ars ea 5 eo =1 Luas bidang dihitung dengan Persamaan (6.6) : = r= (fa) +f) +22 fee) iat = gle te 26! +e? + 6°)] = 57,991950 Kesalahan relatif terhadap nilai eksak : 53,598150 — 57,991950 Sain X100% = ~ 8.2% Apabila digunakan metode trapesium dengan koreksi ujung, maka inte- gral dihitung dengan Persamaan (6.10). Dalam persamaan tersebut koreksi ujung mengandung turunan pertama dari fungsi. Apabila f(x) = e*, turunan pertamanya adalah f’=e"; schingga : i a=1 iz 7 =F U@ +f) +22 fel - FO -/'@1] int =F orde2e +P 48)]- Set - 2) =57,991950 = 57,991950 — 4,466513 = 53,525437 Kesalahan relatif terhadap nilai eksak: _ 53,598150 — 53,525437 oe e= Saar 100 % = 0,14 % Program 6.1. adalah program untuk menghitung integral numerik de- ngan menggunakan metode trapesium banyak pias dengan data berupa fungsi seperti diberikan dalam Contoh 2. Contoh 3 Diberikan tabel data berikut : x 0 1 2 3004 fee) a 3.9 19 (33 Hitung luasan di bawah fungsi f(z) dan di antara x=0 dan x=4 dengan menggunakan metode trapesium dan trapesium dengan koreksi ujung. Penyelesaian Integral numerik dihitung dengan Persamaan (6.6): Ar i 1 =F Le) +f) + 22 fox) = 5 [143342 +9419) ] = 48 it Apabila digunakan metode trapesium dengan koreksi ujung, integral dihitung, dengan Persamaan (6.10) : a-1 2 1= 2 y@) +0) +22 fe -LV'O-F'@) ini Turunan pertama pada ujung-ujung dihitiing dengan diferensial beda hingga : Poe AE AOA £(én)-flen—1) _ f(4)-f(B) _ 33-19 _ f'Ga=! 14 Xn-Xn-1 4-3 1= 5 [14334249429] — 3 04-2) =48-1=47 Program 6.2. adalah program untuk menghitung integral numerik de- ngan menggunakan metode trapesium banyak pias dengan data berupa tabel seperti diberikan dalam Contoh 3. 6.4, Metode Simpson Di samping menggunakan rumus trapesium dengan interval yang lebih kecil, cara Jain untuk mendapatkan perkiraan yang lebih teliti adalah meng- gunakan polinomial order lebih tinggi untuk menghubungkan titik-titik data. Misalnya, apabila terdapat satu titik tambahan di antara f(a) dan f(b), maka ketiga titik dapat dibubungkan dengan fungsi parabola (Gambar 6.5.a). Apa- bila terdapat dua titik tambahan dengan jarak yang sama antara f(a) dan f(b) maka keempat titik tersebut dapat dihubungkan dengan polinomial order tiga (Gambar 6.5). Rumus yang dihasilkan oleh integral di bawah polinomial tersebut dikenal dengan metode (aturan) Simpson. | fe) | i) ; @ bx 4 © 2 Gambar 6.5. Aturan Simpson 64.1. Aturan Simpson 1/3 Di dalam aturan Simpson 1/3 digunakan polinomial order dua (persa- maan parabola) yang melalui titik f(xi1), ea) danf(x+1)untuk mendekati fungsi, Rumus Simpson dapat diturunkan berdasarkan deret Taylor. Untuk itu, dipandang bentuk integral berikut ini. IQ) = f fe) ae (6.11) Apabila bentuk tersebut didiferensialkan terhadap x, akan menjadi : 11) = HO = 59 2) Dengan memperbatikan Gambar 6.6. dan Persamaan (6.12) maka per- samaan deret Taylor adalah av 3 UGsis1) = Heit Ax) = Tea) +x fexi)t ZF '@)+Gr FG) ax’ F°"Gs)+O(A) 33) 2 Ga) ~ Ax fiz) +976 +E f'"G)-O(ds") (6.4) TGi-1) = Toi—Ax) Seperti terlihat dalam Gambar 6.6. nila /(r.+2) adalah Iuasan di bawah fungsi fs) antara batas a dan x.+1. Sedangkan nilai /(xj-1) adalah Ivasan antara batas @ dan /(x\-1). Dengan demikian luasan di bawah fungsi antara batas x;—1 dan x,+1, yaitu (Ai), adalah luasan 1(xi+1) dikurangi (xi) atau Persamaan (6.13) dikurangi (6.14), Gambar 66. Penurunan metode Simpson Aj = Iei+1) — LGi-1) atau a? 5, Ai = 2dx fo) + Ff") +0(A) (6.15) Nilaif "(x)) ditulis dalam bentuk diferensial terpusat : f@i-1)- aes) +f) Ae Se) = + O(a?) Kemudian bentuk di atas disubstitusikan ke dalam Persamaan (6.15). Untuk memudahkan penulisan, selanjutnya notasi f(x) ditulis dalam bentuk fi, sehingga Persamaan (6.15) menjadi : 3 A= Deft Z Gia 2h + fit o(ar tocar’) = SG + 4fi + fis) tO(ar’) (6.16) Persamaan (6.16) dikenal dengan metode Simpson 1/3. Diberi tambah- an nama 1/3 karena Ax dibagi dengan 3. Pada pemakaian satu pias, Ax sehingga Persamaan (6.16) dapat ditulis dalam bentuk : A= Ao +470) +/00)1 1p dengan titik c adalah titik tengah antara a dan b. Kesalahan pemotongan yang terjadi dari metode Simpson 1/3 untuk satu pias adalah : LAS pum daw prg) Oleh karena Ax = 7 maka B= - ea £"®) Contoh 4 4 Hitung J = f e* de dengan aturan Simpson 1/3. . Penyelesaian Dengan menggunakan Persamaan (6.17) maka Iuas bidang adalah : A= 28a) +440) |= “ZOE 4462 +e = 56,7696 Kesalahan terhadap nilai eksak : 53,598150—56,7696 = 53,598150= 56,7696 = Ey $3,598150 100 % = 5917 % Terlihat bahwa pada pemakaian satu pias, metode Simpson 1/3 memberikan hasil lebih baik dari rumus trapesium. 6.42. Aturan Simpson 1/3 Dengan Banyak Pias Seperti dalam metode trapesium, metode Simpson dapat diperbaiki de- ngan membagi Iuasan dalam sejumlah pias dengan panjang interval yang sama (Gambar 66) : Ax = 2% n dengan n adalah jumlah pias. Gambar 6.7. Metode Simpson dengan banyak pias Luas total diperoleh dengan menjumlahkan semua pias, seperti terlibat dalam Gambar 6.7. b S f@) de =A +Agt....-- +An-1 (6.18) a Dalam metode Simpson ini jumlah interval adalah genap. Apabila Per- samaan (6.16) disubstitusikan ke dalam Persamaan (6.18) akan diperoleh : bd S foyer = (+ sith) + Sat sprn) + ee * + Eat Aleit he) > =1 m2 + Sie) a= 5 [flay +4(0y+4= Fei)+2 fer) | (6.19) a ist ins Seperti terlihat dalam Gambar (6.7), dalam penggunaan metode Simp- son dengan banyak pias ini jumlah interval adalah genap. Dalam Persamaan (6.19) suku 4 f(x) adalah untuk nilai i ganjil (f= 1,3, 5, ...), sedang 2 fon) adalah untuk nilai i genap (=2, 4, 6, . .). Perkiraan kesalahan yang terjadi pada aturan Simpson untuk banyak pias adalah : 5 o-% Ee a). yen 180n dengan} ’’”’ adalah rerata dari turunan keempat untuk setiap interval, Contoh 5 4 Hitung / = f e* de dengan metode Simpson dengan Ar 0 Penyelesaian Dengan menggunakan Persamaan (6.19) maka Iuas bidang adalab : rahfoad+ A(e! +e) + 2e? | = 53,863846 Kesalahan terhadap nilai eksak : _ 53,598150—53,863846 _ Ey 33, x 100% = 0,5 % 6.4.2. Metode Simpson 3/8 Metode Simpson 3/8 diturunkan dengan menggunakan persamaan polinomial order tiga yang melalui empat titik. > > T=J fayar~J fa@)de Dengan cara yang sama seperti dalam penurunan aturan Simpson 1/3, akhirnya diperoleh : 1 = 33 [stan + 3 fen) + 3,0) +f) ] (629) Persamaan (6.20) disebut dengan metode Simpson 3/8 karena Ar dikalikan dengan 3/8. Metode Simpson 3/8 dapat juga ditulis dalam bentuk : = =o) Lead + 3ste) +34) + 9) a Metode Simpson 3/8 mempunyai kesalahan pemotongan sebesar = = aspen B= ~ gy AE F"E) 62a) : b-a Mengingat Ar = 75, maka: 7 B= 2 r'® (622) Metode Simpson 1/3 biasanya lebih disukai karena mencapai ketelitian order tiga dan hanya memerlukan tiga titik, dibanding metode Simpson 3/8 yang membutuhkan empat titik. Dalam pemakaian banyak pias, metode Simpson 1/3 hanya berlaku untuk jumlah pias genap. Apabila dikehendaki jumlah pias ganjil, maka dapat digunakan metode trapesium. Tetapi metode ini tidak begitu baik karena adanya kesalahan yang cukup besar. Untuk itu kedua metode dapat digabung, yaitu sejumlah genap pias digunakan metode Simpson 1/3 sedang 3 pias sisanya digunakan metode Simpson 3/8. Contoh 6 Dengan aturan Simpson 3/8 hitung, fe é* dx . Hitung pula integral tersebut dengan menggunakan gabungan darimetode Simpson 1/3 dan 3/8, apabila digunakan 5 pias dengan Ax = 0,8. Penyelesaian a. Metode Simpson 3/8 dengan satu pias. Integral dihitung dengan menggunakan Persamaan (6.21) : 13333 2,667 1=(44 eae ail ve. 55,0798 Besarnya kesalahan adalah : _ 53,598150 ~ 55,07798 - 53,59815 b. Apabila digunakan 5 pias, maka data untuk kelima pias tersebut adalah : f0)=e=1 f(2,4) = e** = 11,02318 108) = 2 = 2,20554 J2) = 8? x 100 % = -2,761 % = 24,53253 16 £016) = eh = 4.95303 fla) =e! = 54,59815 Integral untuk dua pias pertama dihitung dengan metode Simpson 1/3 (Persamaan 6.17) : I= Ba + 4Xx2,22554 + 4,95303) = 3,96138 Tiga pias terakhir digunakan aturan Simpson 3/8 : = 74 (495308 + 31,0318 - 3X24, 53253 + 5459815) _ yo ssa Integral total adalah jumlah dari kedua hasil di atas : T= 3,96138 + 49,86549 = 53,826873 Kesalahan terhadap nilai eksak : _ 53,598150 — 53,826873 : e= Bort X 100 % = —0,427 % 65. Integral Dengan Panjang Pias Tidak Sama Beberapa rumus yang telah dipelajari di depan didasarkan pada titik data yang berjarak sama. Di dalam praktek sering dijumpai suatu keadaan di mana diperlukan pembagian pias dengan panjang tidak sama, seperti terlihat dalam Gambar 628. Pada kurva yang melengkung dengan tajam diperlukan jumlah pias yang lebih banyak sehingga panjang pias lebih kecil dibanding dengan pada kurva yang relatif datar. y 0 * ™ ™ Gambar 6.8. Integral dengan panjang pias tidak sama Di antara beberapa aturan yang telah dibicarakan, yang dapat digunakan untuk keadaan ini adalah metode trapesium dengan banyak pias, dan bentuk persamaannya adalah : 1 br tien) isa + Ae, Meh) 5 covet Ay Hn) tflen=1) “so (6.23) dengan Ax = x — xj-1. .

You might also like