Professional Documents
Culture Documents
Analisis Penguasaan Konsep Larutan Elektrolit-Nonelektrolit Siswa Menggunakan Siklus Belajar Hipotesis Deduktif
Analisis Penguasaan Konsep Larutan Elektrolit-Nonelektrolit Siswa Menggunakan Siklus Belajar Hipotesis Deduktif
2, Juli 2016
(Jurnal Kimia dan Pendidikan) e-ISSN 2502-4787
E-mail: rosmayadewi34@yahoo.com
Abstract: This research has purpose to describe students concepts of electrolyte and non-
electrolite solutions by hypothesis deductive learning cycle. The research method was
descriptive with the subjects were 30 first class Senior High School students in Bandung
Barat. The students were categorized into high, medium, and low categories. Instruments of
this research were written test and interview. Based on this research, the students with high
and medium category had good concepts in all of learning indicators, but the concepts of low
category students were bad. The best students concepts was classification of electrolyte and
non-electrolyte solution in daily activity with a good criteria, while the less students
concepts was explanation about solute particles in strong electrolyte, weak electrolyte, and
non-electrolyte solutions. Hypothesis deductive learning cycle helps students to understand
concepts related to daily activity.
Keywords: Concepts; electrolyte and nonelectrolyte solutions; learning cycle
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran penguasaan konsep siswa
pada pembelajaran larutan elektrolit dan non-elektrolit dengan siklus belajar hipotesis
deduktif. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan subyek penelitian
sebanyak 30 siswa kelas X salah satu SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat yang
dikategorikan ke dalam siswa kategori tinggi, sedang dan rendah. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah tes tertulis dan pedoman wawancara. Dari hasil penelitian diketahui
bahwa penguasaan konsep siswa kategori tinggi dan sedang untuk seluruh indikator
pembelajaran tergolong baik, sedangkan siswa kategori rendah tergolong kurang. Dari
seluruh indikator pembelajaran, konsep yang paling dikuasai siswa adalah konsep dari
indikator mengklasifikasikan larutan dalam kehidupan sehari-hari ke dalam kelompok
larutan elektrolit dan non-elektrolit dengan kriteria sangat baik sedangkan konsep yang
masih kurang dikuasai siswa adalah konsep dari indikator menjelaskan keadaan partikel-
partikel zat terlarut dalam larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non-elektrolit dengan
kriteria cukup. Pembelajaran dengan siklus belajar hipotesis deduktif dapat membantu siswa
dalam memahami konsep yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Kata kunci: Konsep; larutan elektrolit dan nonelektrolit; siklus belajar
98
99 EduChemia,Vol.1, No.2, Juli 2016 Dewi, Supriyanti, dan Dwiyanti
tiga tantangan besar, yaitu dampak krisis dipahami oleh siswa secara komprehensif
multi dimensi yang belum kunjung agar dapat diterapkan dalam kehidupan
Menurut Jalal dalam Syaodih (2009), terhadap ilmu kimia. Salah satu upaya
kondisi sumber daya manusia Indonesia tersebut adalah dengan memilih model
Inernational Mathematic and Science siswa secara aktif, menuntut siswa untuk
38 negara yang diteliti. Menurut laporan tersebut adalah model siklus belajar
Index (HDI), pada tahun 1998 Indonesia Siklus belajar merupakan suatu
menempati peringkat 108, pada tahun strategi mengajar yang muncul pertama
1999 Indonesia menempati peringkat kali pada akhir tahun 1960 ketika Robert
111 dari 174 negara yang diteliti dalam kurikulum sains tingkat dasar.
kualitas sumber daya manusia Indonesia lebih lanjut pada awal tahun 1990 dalam
salah satunya adalah melalui peningkatan proyek biologi tingkat dasar oleh komite
kualitas pendidikan termasuk dalam studi sains dan menunjukkan hasil yang
bidang pendidikan kimia. Imu kimia baik. Sejak pertama muncul, model siklus
e-ISSN 2502-4787
Analisis Penguasaan Konsep Larutan Elektrolit 100
e-ISSN 2502-4787
101 EduChemia,Vol.1, No.2, Juli 2016 Dewi, Supriyanti, dan Dwiyanti
penelitian dilakukan melalui tiga tahap diteliti adalah siswa kelas X di salah satu
e-ISSN 2502-4787
Analisis Penguasaan Konsep Larutan Elektrolit 102
e-ISSN 2502-4787
103 EduChemia,Vol.1, No.2, Juli 2016 Dewi, Supriyanti, dan Dwiyanti
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa lebih yakin terhadap suatu hal daripada
penguasaan konsep siswa pada masing- hanya menerima dari guru, memperkaya
masing indikator pembelajaran pengalaman, mengembangkan sikap
menunjukkan hasil yang berbeda. Untuk ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan
melihat perbedaan penguasaan konsep lebih lama dalam ingatan siswa
tersebut dapat dipermudah dengan (Rustaman 2005).
melihat Gambar 2. Pada Gambar 1 diketahui bahwa
konsep yang masih kurang dikuasai siswa
adalah konsep dari indikator 3 yaitu
menjelaskan keadaan partikel-partikel zat
terlarut dalam larutan elektrolit kuat,
elektrolit lemah dan nonelektrolit yang
diukur ketercapaiannya melalui soal
nomor 5 dan 6. Berdasarkan hasil
Gambar 2. Persentase Penguasaan Konsep wawancara, dapat diketahui bahwa siswa
Seluruh Siswa untuk Semua Indikator
Pembelajaran masih belum faham mengenai gambaran
sub-mikroskopis. Gambaran sub-
Pada Gambar 2 diketahui bahwa
mikroskopis bersifat abstrak sehingga
konsep yang paling dikuasai siswa adalah
meskipun sudah divisualisasikan, siswa
konsep dari indikator 5 yaitu
masih kesulitan untuk memahaminya.
mengklasifikasikan larutan dalam
Secara keseluruhan, rata-rata
kehidupan sehari-hari ke dalam
penguasaan konsep siswa untuk seluruh
kelompok larutan elektrolit dan non-
indikator pembelajaran menunjukkan
elektrolit yang diukur ketercapaiannya
kriteria baik. Hal ini dikarenakan dalam
melalui soal nomor 1 dan 9. Penguasaan
model siklus belajar, terdapat tiga tahap
konsep siswa sangat baik dikarenakan
yaitu (1) eksplorasi, yaitu siswa
siswa dibantu oleh adanya data mengenai
memperoleh pengalaman langsung
hantaran listrik larutan berdasarkan nyala
mengenai fenomena sains; (2)
lampu alat uji. Selain itu, pada proses
pengenalan konsep, yaitu siswa
pembelajarannya dilakukan eksperimen
membangun pemahaman konsep sains;
dari mulai membuat hipotesis, merancang
dan (3) aplikasi konsep, yaitu siswa
eksperimen dan melaksanakan
dituntut untuk dapat menerapkan
eksperimen sehingga siswa akan menjadi
pemahaman konsepnya terhadap situasi
e-ISSN 2502-4787
Analisis Penguasaan Konsep Larutan Elektrolit 104
atau masalah baru (Hanuscin & Lee Indikator 2: Membedakan kekuatan hantaran
listrik pada larutan elektrolit kuat, elektrolit
2008). Siswa memperoleh suatu konsep lemah, dan nonelektrolit.
Indikator 3: Menjelaskan keadaan partikel-
berdasarkan pengalaman langsung partikel zat terlarut dalam larutan elektrolit
sehingga melibatkan lebih banyak kuat, elektrolit lemah dan non-elektrolit.
Indikator 4: Memperkirakan derajat ionisasi
indera. Informasi yang masuk melalui larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan
nonelektrolit
beragam indera akan bertahan lebih lama Indikator 5: Mengklasifikasikan larutan dalam
kehidupan sehari-hari ke dalam kelompok
dalam pikiran siswa (Muslich 2007). larutan elektrolit dan nonelektrolit
e-ISSN 2502-4787
105 EduChemia,Vol.1, No.2, Juli 2016 Dewi, Supriyanti, dan Dwiyanti
belajar mengajar yang melibatkan melalui soal nomor 3 dan 4. Pada soal
eksperimen, siswa diberi kesempatan nomor 3, siswa diharapkan dapat
untuk mengalami sendiri atau melakukan membedakan kekuatan hantaran listrik
sendiri sehingga hasil belajar akan larutan HCN, CH2 O dan NaHSO 4
bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. berdasarkan pengamatan nyala lampu.
Pada soal nomor 2, penguasaan konsep Pada soal nomor 4, siswa diharapkan
siswa kategori tinggi dan sedang dapat menentukan larutan yang hantaran
menunjukkan kriteria kurang. listriknya lemah.
Berdasarkan hasil wawancara dapat Pada siswa kategori tinggi,
diketahui bahwa siswa menjawab salah penguasaan konsep untuk soal nomor 3
karena siswa belum mengetahui kekuatan dan 4 menunjukkan kriteria sangat baik.
nyala lampu alat uji beberapa larutan Pada siswa kategori sedang, penguasaan
yang terdapat dalam opsi soal. konsep untuk soal nomor 3 menunjukkan
Pada siswa kategori rendah, kriteria baik sedangkan untuk soal nomor
penguasaan konsep siswa untuk soal 4 menunjukkan kriteria kurang.
nomor 1 dan 2 menunjukkan kriteria Berdasarkan hasil wawancara diketahui
kurang serta untuk soal nomor 9 bahwa siswa belum mengetahui zat
menunjukkan kriteria cukup. Berdasarkan terlarut yang terdapat pada larutan-
hasil wawancara, dapat diketahui bahwa larutan yang ada pada opsi soal sehingga
pada soal nomor 1 dan 2, siswa siswa membuat perkiraan dalam
menganggap pada pengujian larutan menentukan larutan yang daya hantar
elektrolit, lampu alat uji hanya menyala listriknya lemah.
terang sedangkan apabila lampu menyala Pada siswa kategori rendah,
redup, tidak termasuk larutan elektrolit. penguasaan konsep untuk soal nomor 3
Pada soal nomor 9, siswa kategori rendah dan 4 menunjukkan kriteria sangat
sudah mengetahui bahwa pada pengujian kurang. Berdasarkan hasil wawancara
hantaran listrik larutan nonelektrolit, diketahui bahwa siswa belum bisa
lampu alat uji tidak menyala. menganalisis soal dengan teliti. Selain
Pada indikator 2 (membedakan itu, siswa juga belum memiliki
kekuatan hantaran listrik pada larutan pengetahuan dasar seperti arti lambang
elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan > adalah lebih dari. Menurut pendapat
nonelektrolit), penguasaan konsep setiap Yusuf (2009), salah satu faktor yang
kategori siswa diukur ketercapaiannya mempengaruhi keberhasilan individu
e-ISSN 2502-4787
Analisis Penguasaan Konsep Larutan Elektrolit 106
e-ISSN 2502-4787
107 EduChemia,Vol.1, No.2, Juli 2016 Dewi, Supriyanti, dan Dwiyanti
e-ISSN 2502-4787
Analisis Penguasaan Konsep Larutan Elektrolit 108
sedangkan siswa kategori rendah yang paling dikuasai siswa adalah konsep
menunjukkan kriteria kurang. Umumnya dari indikator mengklasifikasikan larutan
siswa kategori rendah belum dapat dalam kehidupan sehari-hari ke dalam
menganalisis soal dan belum mengetahui kelompok larutan elektrolit dan
pengetahuan dasar dengan baik. nonelektrolit yang menunjukkan kriteria
sangat baik sedangkan konsep yang
KESIMPULAN masih kurang dikuasai siswa adalah
Berdasarkan hasil penelitian dan konsep dari indikator menjelaskan
pembahasan yang telah diuraikan keadaan partikel-partikel zat terlarut
sebelumnya, maka dapat disimpulkan dalam larutan elektrolit kuat, elektrolit
bahwa penguasaan konsep seluruh siswa lemah dan nonelektrolit yang
untuk seluruh indikator pembelajaran menunjukkan kriteria cukup.
larutan elektrolit dan nonelektrolit Penelitian ini harus dikembangkan
dengan siklus belajar hipotesis deduktif lebih lanjut karena model siklus belajar
menunjukkan kriteria baik. Adapun hipotesis deduktif memiliki tahapan-
penguasaan konsep siswa kategori tinggi tahapan pembelajaran yaitu eksplorasi,
dan sedang untuk seluruh indikator pengenalan konsep, dan aplikasi konsep
pembelajaran menunjukkan kriteria baik yang dapat membantu siswa dalam
sedangkan siswa kategori rendah memahami konsep yang berkaitan
menunjukkan kriteria kurang. Konsep dengan kehidupan sehari-hari.
DAFTAR RUJUKAN
e-ISSN 2502-4787
109 EduChemia,Vol.1, No.2, Juli 2016 Dewi, Supriyanti, dan Dwiyanti
e-ISSN 2502-4787