Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

A Page from A Girl's Diary

Tuesday, September 30th, 2008

It was takbiran night. It was also my birthday, and nothing


happened. Or I had thought nothing would happen, but I
was wrong.

That night, I was watching television with my family when


I heard someone lit fireworks in my front yard.
I peeped through my window glass but could see nothing.
It was very dark outside. Then I thought it had to be my
cousins who lit the fireworks. Then I plopped down on my
sofa again and tried to concentrate on the television since
my mind raced with disappointment that no one gave
something special on my birthday.

I shrugged, it was almost the end of the day and I became


pessimist. Five minutes later my mobile beeped. It was a
text from my friend asking me to come out. Wondering
what was going on, I grabbed my jacket and hurried to the
front door. I was surprised to see her bring a bag full of
firework and fire drills. Next I was surprised to see my
other friend come out from the darkness. She brought a
beautiful birthday cake on her hands. Oh my God!
I shrieked. Then they gave the cake to me who was too
stunned to say anything. I realized I was blushing
furiously because my whole family was watching. Not to
mention my neighbors too!

A plain day, or I thought it was before, turned out to be


one of the greatest moment in my life. I didnt even know
how to describe what I felt. Happy was the simplest word.
Halaman dari Buku Harian Seorang Gadis
Ditulis oleh Pratama Lysa Hapsari

Selasa, 30 September 2008

Malam itu takbiran. Itu juga hari ulang tahunku, dan tidak ada yang terjadi. Atau
saya pikir tidak akan terjadi apa-apa, tapi saya salah.

Malam itu, saya menonton televisi bersama keluarga saya ketika saya mendengar
seseorang menyalakan kembang api di halaman depan saya. Aku mengintip melalui
kaca jendela tapi tidak melihat apa-apa. Di luar sangat gelap. Lalu kupikir pastilah
sepupuku yang menyalakan kembang api. Kemudian saya menjatuhkan diri ke sofa
lagi dan mencoba berkonsentrasi di televisi karena pikiran saya berlomba dengan
kekecewaan karena tidak ada yang memberi sesuatu yang spesial pada hari ulang
tahun saya.

Aku mengangkat bahu, hampir akhir hari dan aku menjadi pesimis. Lima menit
kemudian ponsel saya berbunyi. Itu adalah teks dari teman saya yang meminta
saya untuk keluar. Bingung apa yang sedang terjadi, aku meraih jaketku dan
bergegas ke pintu depan. Saya terkejut melihat dia membawa tas penuh kembang
api dan latihan api. Selanjutnya saya kaget melihat teman saya yang lain keluar
dari kegelapan. Dia membawa kue ulang tahun yang indah di tangannya. Ya Tuhan!
Aku menjerit. Kemudian mereka memberikan kue itu kepada saya yang terlalu
tertegun untuk mengatakan apapun. Saya menyadari bahwa saya tersipu malu
karena seluruh keluarga saya menonton. Belum lagi tetangga saya juga!

Suatu hari yang polos, atau saya pikir itu sebelumnya, ternyata merupakan momen
terbesar dalam hidup saya. Aku bahkan tidak tahu bagaimana menggambarkan apa
yang kurasakan. Bahagia adalah kata yang paling sederhana.

You might also like