Professional Documents
Culture Documents
PROGNOSI1
PROGNOSI1
PROGNOSI1
Prognosis yang buruk, apabila terjadi keterlambatan diagnosis dan pengobatan, jika
hasil kultur darah yang memperlihatkan penyebab bacterial organisme multiple, tidak
dilakukan drainase terhadap abses, adanya ikterus, hipoalbuminemia, efusi pleural
atau adanya penyakit lain.13
1 Wordpress. Abses Hepar [online]. 2012 [cited on 2012 Jan 4]. Available from:
http://panmedical.wordpress.com/2010/04/10/abses-Hepar/
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Umur : 23 tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
No. RM : 246160
Alamat : Jl. Kalumpang No.24
Ruangan : Baji Dakka I kamar 309
Tanggal Masuk RS : 8 Mei 2012
ANAMNESIS TERPIMPIN :
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut kanan atas sejak 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan hilang timbul dan tembus ke belakang. Nyeri
dipengaruhi perubahan posisi, nyeri berkurang bila duduk atau baring. Nyeri tidak
dipengaruhi oleh makanan. Riwayat demam yang dirasakan sejak 2 minggu yang lalu,
demam naik turun, lebih tinggi pada malam hari. Menggigil (+) disertai keringat banyak,
pasien kalau berjalan sering membungkuk dan memegang perut kanan atas.
Mual (-), muntah (-), riwayat sesak (-), batuk (-),nyeri dada (-), nafsu makan berkurang (-)
BAB : lancar, konsistensi padat, tidak ada darah
BAK : lancar, warna kuning teh
RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA :
Penatalaksanaan Awal :
Diet lunak / Diet Hepar
IVFD RL 20 tpm
Metronidazole 500 mg/ 8 jam/ drips
Sistenol 3 x 1
Rencana Pemeriksaan :
Darah rutin
LED
SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, gula darah sewaktu, bilirubin total, bilirubin direk, PT,
APTT, Albumin, HbSAg, Anti HCV
USG abdomen
Foto Thoraks
Pemeriksaan Laboratorium:
8 Mei 2012
Ureum 62,9 10 50
Kreatinin 0,96 < 1,1
TKK
Asam
Urat
Negatif
WIDAL Negatif
DDR
Radiologi
RT :
Spinchter mencekik
Mucosa licin
Ampulla kesan kosong
Feces darah (-)
USG abdomen
kesan : Abses hepar ukuran SOL
3,72 cm
WBC : 9700
PLT : 440.000
HB : 13,6
- VCT non-reaktif
RESUME:
Seorang laki-laki umur 23 tahun masuk rumah sakit dengan nyeri perut kanan atas sejak
2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan hilang timbul dan tembus ke
belakang. Nyeri dipengaruhi perubahan posisi, nyeri berkurang bila duduk atau baring. Nyeri
tidak dipengaruhi oleh makanan. Pasien juga mengeluh demam yang dirasakan sejak 2
minggu yang lalu. Demam naik turun, lebih tinggi pada malam hari. Menggigil(+) disertai
keringat banyak. pasien kalau berjalan sering membungkuk dan memegang perut kanan atas.
Riwayat demam (+) sejak 2 minggu yang lalu, BAB lancar, BAK lancar warna kuning teh.
Riwayat penyakit sebelumnya : Riwayat pergi ke daerah endemis disangkal, alkohol (+)
selama 3 tahun, baru berhenti sejak 2 bulan yang lalu, merokok (+) sekitar bungkus/hari.
Dari pemeriksaan fisis didapatkan gambaran umum: SS/GL/CM. Tanda vital: TD =
120/70 mmHg; N = 80 x/i; P = 24 x/i; S = 37,8oC . Pada pemeriksaan abdomen, didapatkan
kesan perut datar, NT (+) di regio hipokondrium dextra, peristaltik (+) kesan normal. Dari
pemeriksaan USG Abdomen pada tanggal 19 April 2012 didapatkan abses lobus kanan hepar
ukuran SOL 3,72 cm. Sedangkan pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan
leukosit dan enzim Hepar.
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisis dan hasil laboratorium serta
pemeriksaan penunjang lainnya, maka pasien didiagnosis dengan Abses Hepar amebik.
DISKUSI
Pasien masuk dengan keluhan utama demam dan nyeri perut kanan atas. Banyak
penyakit yang dapat menimbulkan demam dan nyeri perut kanan atas, antara lain abses hepar,
kolecystitis, dan lain lain. Pada kasus ini, diketahui bahwa pasien mengalami nyeri perut
kanan atas yang hilang timbul, tembus ke belakang. Dari pemeriksaan fisis, khususnya pada
abdomen didapatkan NT (+) di regio hipokondrium dextra, hepar dan lien tidak, peristaltic
(+) kesan normal.
Pada pemeriksaan USG Abdomen pada tanggal 19 April 2012 didapatkan abses lobus
kanan hepar ukuran SOL 3,72 cm. Ginjal, lien, gall bladder, pankreas dan vesica urinaria
normal. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan leukosit dan enzim Hepar.
Sehingga pada pasien ini, diagnosis lebih diarahkan pada abses hepar. Selanjutnya,
pemeriksaan yang menjadi baku emas untuk penegakan diagnosis abses hepar adalah
pemeriksaan feses atau melalui kultur darah yang memperlihatkan bakteri penyebab. Pada
pemeriksaan pus, bakteri penyebab seperti Proteus vulgaris, Pseudomonas aeroginosa bisa
ditemukan. Namun, pemeriksaan ini sulit dilakukan karena pengambilan pus dari hepar akan
sangat menyakitkan bagi pasien.
Berdasarkan hasil laboratorium yang ditemukan pada pasien terdapat peningkatan
enzim enzim Hepar (SGOT, SGPT) yang menunjukkan telah terjadinya gangguan hepar.
Adanya proses infeksi dapat memicu peningkatan produksi enzim enzim Hepar sehingga
kadar enzim enzim tersebut tinggi di dalam darah. Leukositosis sendiri muncul sebagai
akibat dari proses infeksi, sebagai salah satu upaya sistem imun untuk melawan
mikroorganisme penyebab infeksi. Pada pemeriksaan fisis, didapatkan nyeri pada
hipokondrium dextra, hal ini disebabkan oleh peregangan kapsula Glison pada hepar sebagai
akibat adanya abses.
Pengobatan pada pasien dilakukan dengan pemberian infus Asering 20 tpm sebagai
penyeimbang elektrolit. Pada pemberian antibiotik diberikan Metronidazole 500 mg/ 8 jam/
iv sebagai antibiotik untuk bakteri anaerob dan amebisid jaringan, selain itu pasien juga
diberi obat pulang berupa Metronidazole tablet 3 x 500 mg dan Curcuma 3 x 1