PROGNOSI1

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

PROGNOSIS

Prognosis yang buruk, apabila terjadi keterlambatan diagnosis dan pengobatan, jika
hasil kultur darah yang memperlihatkan penyebab bacterial organisme multiple, tidak
dilakukan drainase terhadap abses, adanya ikterus, hipoalbuminemia, efusi pleural
atau adanya penyakit lain.13

Peningkatan umur, manifestasi yang lambat, dan komplikasi seperti reptur


intraperikardi atau komplikasi pulmonum meningkatkan tiga kali angka kematian.
Hiperbilirubinemia juga termasuk faktor resiko, dengan reptur timbul lebih sering pada
pasien-pasien yang jaundice.13
DAFTAR PUSTAKA

1 Wordpress. Abses Hepar [online]. 2012 [cited on 2012 Jan 4]. Available from:
http://panmedical.wordpress.com/2010/04/10/abses-Hepar/

2 Keshav S. Gastrointestinal system infections. The Gastrointestinal system at a glance.


USA: Blackwell-Science; 2004. p.77.
3 Bukhari AJ, Abid KJ. Amebic liver abscess: Clinical Presentation and Diagnostic
Difficulties. Kuwait Medical Journal. 2003. p.183-186.
4 Brailita DM. Amebic hepatic abscess [online]. 2012 [cited on 2011 Jan 4]. Available
from: http://emedicine.medscape.com/article/183920-overview#shGLall
5 InfoKedokteran. Diagnosis dan penatalaksanaan amebiasis [online]. 2012 [cited on
2012 Jan 4]. Available from: http://www.infokedokteran.com/info-obat/diagnosis-dan-
penatalaksanaan-amebiasis.html
6 Wordpress. Abses Hepar amuba [online]. 2012 [cited on 2012 Jan 4]. Available from:
http://www.irwanashari.com/1384/abses-Hepar-amuba.html
7 Sharma MP, Ahuja V. Amoebic liver abscess. Indian Academy of Clinical Medicine.
2003. p.107-111.

8 Fauci, Braunwald, Kasper, Hauser. Intraabdominal infection and abscess. Harrison


principle of internal medicine. 17th edition. USA: The Mc Graw Hill Company; 2008.
Chapter 121.
9 Haque R, Mollah NU, Ali IK, et all. Diagnosis of amebic liver abscess and intestinal
infection with the techlab Entamoeba Histolytica II antigen detections and antibody
test .Journal of Clinical Microbiology. 2000. p.3235-3239.
10 Anonymous. Abses Hepar Piogenik [online]. 2012 [cited on 2012 Jan 5]. Available
from: http://www.dokterirga.com/abses-Hepar-piogenik/
11 Wordpress. Hepatoma [online]. 2012 [cited on 2012 Jan 5]. Available from:
http://paketlever.wordpress.com/2008/07/19/hepatoma/
12 Wordpress. Penatalaksanaan abses Hepar amuba [online]. 2012 [cited on 2012 Jan 4].
Available from: http://www.utakatik.info/417/penatalaksanaan-abses-Hepar-
amuba.html
13 Simple Machines. Abses Hepar(liver abscess) [online]. 2012 [cited on 2012 Jan 5].
Available from: http://www.forumsains.com/kesehatan/abses-Hepar-(-liver-
abscesses)/

LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. A
Umur : 23 tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
No. RM : 246160
Alamat : Jl. Kalumpang No.24
Ruangan : Baji Dakka I kamar 309
Tanggal Masuk RS : 8 Mei 2012

CATATAN RIWAYAT PENYAKIT

KELUHAN UTAMA : Nyeri perut kanan atas

ANAMNESIS TERPIMPIN :

Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut kanan atas sejak 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan hilang timbul dan tembus ke belakang. Nyeri
dipengaruhi perubahan posisi, nyeri berkurang bila duduk atau baring. Nyeri tidak
dipengaruhi oleh makanan. Riwayat demam yang dirasakan sejak 2 minggu yang lalu,
demam naik turun, lebih tinggi pada malam hari. Menggigil (+) disertai keringat banyak,
pasien kalau berjalan sering membungkuk dan memegang perut kanan atas.
Mual (-), muntah (-), riwayat sesak (-), batuk (-),nyeri dada (-), nafsu makan berkurang (-)
BAB : lancar, konsistensi padat, tidak ada darah
BAK : lancar, warna kuning teh
RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA :

Riwayat pergi ke daerah endemis disangkal


Riwayat alkohol (+) selama 3 tahun, baru berhenti sejak 2 bulan yang lalu
Riwayat merokok (+), sekitar bungkus/hari
Riwayat sakit kuning (-)
Riwayat DM (-), riwayat hipertensi (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat konsumsi obat anti nyeri (-)
Riwayat kencing batu (-)
Riwayat diare (-)
Sakit typhus(-)
PEMERIKSAAN FISIK :
Status Present:
SS/GL/CM
BB = 70 kg; TB = 165 cm; IMT = 25,71 kg/m2
Tanda Vital:
TD = 120/70 mmHg; N = 80 x/i; P = 24 x/i; S = 37,8oC
Kepala:
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, bibir tidak sianosis
Mulut:
Lidah tidak kotor dan tidak ditemukan bercak bercak putih pada rongga mulut
Leher:
Tidak didapatkan massa tumor, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar leher.
DVS R-2 cmH2O.
Thoraks:
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, ikut gerak napas, bentuk normochest
Palpasi : Tidak ada massa tumor, tidak ada nyeri tekan, vocal fremitus
Simetris kiri dan kanan
Perkusi : Sonor kedua lapangan paru, batas paru hepar sela iga VI anterior
Dextra
Auskultas : Bunyi pernapasan bronkovesikuler, tidak didapatkan bunyi tambahan
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS VI linea medioklavikularis sinistra
Perkusi : Pekak, batas jantung kesan normal (batas jantung kanan terletak pada linea
sternalis kanan, batas jantung kiri sesuai dengan ictus cordis terletak pada
sela iga 5 6 linea medioklavikularis kiri)
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni reguler, bunyi tambahan (-)
Abdomen :
Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Palpasi : MT (-), NT (+) di regio hipokondrium dextra, Murphy sign (-)
Hepar teraba
Lien tidak teraba
Perkusi : Tympani
Ekstremitas : Edema (-)/(-)
Diagnosis Sementara:
Susp. Abses hepar
DD/
- Cholelithiasis
- Hepatitis
- Hepatoma

Penatalaksanaan Awal :
Diet lunak / Diet Hepar
IVFD RL 20 tpm
Metronidazole 500 mg/ 8 jam/ drips
Sistenol 3 x 1

Rencana Pemeriksaan :

Darah rutin
LED
SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, gula darah sewaktu, bilirubin total, bilirubin direk, PT,
APTT, Albumin, HbSAg, Anti HCV
USG abdomen
Foto Thoraks

Pemeriksaan Laboratorium:

8 Mei 2012

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


DARAH WBC 13.6 x 103 5 - 10 x 103
RUTIN RBC 4,8 x 106 4,5 - 5,5 x 106
HBG 14,6 13 - 16
HCT 40,8 % 40 - 48%
MCV 84.2 82 - 92
MCH 30.1 27 - 31

MCHC 35,7 32 -37


PLT 343 x 103
LED 69 mm/jam 0 10 mm/jam
KIMIA SGOT < 37
24
DARAH
SGPT 30 < 42

Ureum 62,9 10 50
Kreatinin 0,96 < 1,1
TKK
Asam
Urat

Negatif
WIDAL Negatif
DDR

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


HbsAg Non-reaktif Non-reaktif
Anti Hcv Non-reaktif Non-reaktif

Radiologi

USG ABDOMEN (8 Mei 2012)


- Abses pada lobus kanan hepar, ukuran SOL 3,72 cm
- Ginjal, Lien, Gall Bladder, Pankreas dan Vesica urinaria normal
FOLLOW UP

Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter

8/05/2012 Perawatan Hari I IVFD RL 20 tpm


S:Nyeri perut kanan atas, mual(-), Metronidazol 500 mg/8jam/drips
T : 120/70 muntah(-), demam (+), sesak napas
Sistenol 3 x 1
mmHg
(-),BAB lancar , BAK lancar warna
N : 80 x/i
kuning tua
P : 24 x/i O: SS/GL/CM
S : 37,80C Kep: Anemis (-), ikterus (-), sianosis
(-) Usul :
Thorax: BP vesikuler, Rh (-), Wh (-), Kontrol DR, SGOT, SGPT, ureum,
VF simetris kiri kanan kreatinin, gula darah sewaktu, bilirubin

Cor: BJ I/II murni reguler total, bilirubin direk, PT, APTT,


Abd: datar, ikut gerak Albumin, HbSAg, Anti HCV.
napas,hepatomegali (-), splenomegali
(-), NT (+) di regio hipokondrium
dextra
Peristaltik kesan normal
Ext: edema (-/-)

RT :
Spinchter mencekik
Mucosa licin
Ampulla kesan kosong
Feces darah (-)

USG abdomen
kesan : Abses hepar ukuran SOL
3,72 cm

A: - Abses hepar amuba

9/05/2012 Perawatan Hari II Diet lunak


S:Nyeri perut kanan atas, mual(-), IVFD RL 20 tpm
T : 120/60 muntah(-), demam (-), sesak napas
Metronidazol 500 mg/8jam/drips
mmHg
(-),BAB lancar , BAK lancar warna
N : 72 x/i
P : 24 x/i kuning tua
S : 37,1 0C O: SS/GL/CM
Kep: Anemis (-), ikterus (-), sianosis - Tunggu Hasil lab
(-)
Thorax: BP vesikuler, Rh (-), Wh (-),
VF simetris kiri kanan
Cor: BJ I/II murni reguler
Abd: datar, ikut gerak
napas,hepatomegali (-), splenomegali
(-), NT (+) di regio hipokondrium
dextra
Peristaltik kesan normal
Ext: edema (-/-)
A: Abses hepar amuba

Perawatan Hari III Diet lunak


10/05/2012 S:Nyeri perut kanan atas berkurang, IVFD RL 20 tpm
T : 120/50 mual(-), muntah(-), demam (-), sesak Inj. Metronidazol 500 mg/8 jam/drips
mmHg
napas (-),BAB lancar, BAK lancar Inj. Ketorolac 1 amp/ iv (bila nyeri hebat)
N : 70 x/i
P : 22 x/i warna kuning tua
S : 36,70C O: SS/GL/CM
Kep: Anemis (-), ikterus (-), sianosis
(-)
Thorax: BP vesikuler, Rh (-), Wh (-),
VF simetris kiri kanan
Cor: BJ I/II murni reguler
Abd: datar, ikut gerak
napas,hepatomegali (-), splenomegali
(-), NT (+) di regio hipokondrium
dextra
Peristaltik kesan normal
Ext: edema (-/-)

WBC : 9700
PLT : 440.000
HB : 13,6

A: Abses hepar amuba

11/05/2012 Perawatan Hari IV


KU: Nyeri perut kanan atas IVFD Asering 20 tpm
T:120/60 S:Nyeri perut kanan atas berkurang, Metronidazole 500 mg/ 8 jam/drips
mmHg
mual(+), muntah(-), demam (-), sesak Curcuma 3x1
N : 72 x/i
P : 24 x/i napas (-),BAB lancar , BAK lancar
S : 36,60C warna kuning tua
O: SS/GL/CM
Kep: Anemis (-), ikterus (-), sianosis
(-)
Thorax: BP vesikuler, Rh (-), Wh (-),
VF simetris kiri kanan
Cor: BJ I/II murni reguler
Abd: datar, ikut gerak
napas,hepatomegali (-), splenomegali
(-), NT (+) di regio hipokondrium
dextra
Peristaltik kesan normal
Ext: edema (-/-)

SGOT 42,51 UI/l


SGPT 93,57
Ureum 30,25
Creatinin 1,18
Glukosa 91,05

A: - Abses hepar amuba

12/05/2012 S:Nyeri perut kanan atas berkurang,


mual(-), muntah(-), demam (-), sesak IVFD Asering 20 tpm
T :120/80 napas (-), BAB lancar, BAK lancar Metronidazole 500 mg/ 8 jam/drips
mmHg
warna kuning tua Curcuma 3x1
N : 72 x/i
P : 24 x/i O: SS/GL/CM
S : 36,60C Kep: Anemis (-), ikterus (-), sianosis
(-)
Thorax: BP vesikuler, Rh (-), Wh (-),
VF simetris kiri kanan
Cor: BJ I/II murni reguler
Abd: datar, ikut gerak
napas,hepatomegali (-), splenomegali
(-), NT (+) di regio hipokondrium
dextra
Peristaltik kesan normal
Ext: edema (-/-)

- VCT non-reaktif

A: - Abses hepar amuba

RESUME:

Seorang laki-laki umur 23 tahun masuk rumah sakit dengan nyeri perut kanan atas sejak
2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan hilang timbul dan tembus ke
belakang. Nyeri dipengaruhi perubahan posisi, nyeri berkurang bila duduk atau baring. Nyeri
tidak dipengaruhi oleh makanan. Pasien juga mengeluh demam yang dirasakan sejak 2
minggu yang lalu. Demam naik turun, lebih tinggi pada malam hari. Menggigil(+) disertai
keringat banyak. pasien kalau berjalan sering membungkuk dan memegang perut kanan atas.
Riwayat demam (+) sejak 2 minggu yang lalu, BAB lancar, BAK lancar warna kuning teh.
Riwayat penyakit sebelumnya : Riwayat pergi ke daerah endemis disangkal, alkohol (+)
selama 3 tahun, baru berhenti sejak 2 bulan yang lalu, merokok (+) sekitar bungkus/hari.
Dari pemeriksaan fisis didapatkan gambaran umum: SS/GL/CM. Tanda vital: TD =
120/70 mmHg; N = 80 x/i; P = 24 x/i; S = 37,8oC . Pada pemeriksaan abdomen, didapatkan
kesan perut datar, NT (+) di regio hipokondrium dextra, peristaltik (+) kesan normal. Dari
pemeriksaan USG Abdomen pada tanggal 19 April 2012 didapatkan abses lobus kanan hepar
ukuran SOL 3,72 cm. Sedangkan pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan
leukosit dan enzim Hepar.
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisis dan hasil laboratorium serta
pemeriksaan penunjang lainnya, maka pasien didiagnosis dengan Abses Hepar amebik.

DISKUSI

Pasien masuk dengan keluhan utama demam dan nyeri perut kanan atas. Banyak
penyakit yang dapat menimbulkan demam dan nyeri perut kanan atas, antara lain abses hepar,
kolecystitis, dan lain lain. Pada kasus ini, diketahui bahwa pasien mengalami nyeri perut
kanan atas yang hilang timbul, tembus ke belakang. Dari pemeriksaan fisis, khususnya pada
abdomen didapatkan NT (+) di regio hipokondrium dextra, hepar dan lien tidak, peristaltic
(+) kesan normal.

Pada pemeriksaan USG Abdomen pada tanggal 19 April 2012 didapatkan abses lobus
kanan hepar ukuran SOL 3,72 cm. Ginjal, lien, gall bladder, pankreas dan vesica urinaria
normal. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan leukosit dan enzim Hepar.

Sehingga pada pasien ini, diagnosis lebih diarahkan pada abses hepar. Selanjutnya,
pemeriksaan yang menjadi baku emas untuk penegakan diagnosis abses hepar adalah
pemeriksaan feses atau melalui kultur darah yang memperlihatkan bakteri penyebab. Pada
pemeriksaan pus, bakteri penyebab seperti Proteus vulgaris, Pseudomonas aeroginosa bisa
ditemukan. Namun, pemeriksaan ini sulit dilakukan karena pengambilan pus dari hepar akan
sangat menyakitkan bagi pasien.
Berdasarkan hasil laboratorium yang ditemukan pada pasien terdapat peningkatan
enzim enzim Hepar (SGOT, SGPT) yang menunjukkan telah terjadinya gangguan hepar.
Adanya proses infeksi dapat memicu peningkatan produksi enzim enzim Hepar sehingga
kadar enzim enzim tersebut tinggi di dalam darah. Leukositosis sendiri muncul sebagai
akibat dari proses infeksi, sebagai salah satu upaya sistem imun untuk melawan
mikroorganisme penyebab infeksi. Pada pemeriksaan fisis, didapatkan nyeri pada
hipokondrium dextra, hal ini disebabkan oleh peregangan kapsula Glison pada hepar sebagai
akibat adanya abses.

Pengobatan pada pasien dilakukan dengan pemberian infus Asering 20 tpm sebagai
penyeimbang elektrolit. Pada pemberian antibiotik diberikan Metronidazole 500 mg/ 8 jam/
iv sebagai antibiotik untuk bakteri anaerob dan amebisid jaringan, selain itu pasien juga
diberi obat pulang berupa Metronidazole tablet 3 x 500 mg dan Curcuma 3 x 1

Penanganan operatif/drainase belum dipertimbangkan karena indikasi drainase suatu


abses hepar, salah satunya yaitu bila respon terhadap medikamentosa setelah 5 hari tidak ada.
Pada kasus ini, dapat dikatakan bahwa pasien berespon terhadap antibiotik yang diberikan
karena gejala gejala yang dirasakan oleh pasien, seperti nyeri perut berkurang dan
penurunan leukosit setelah pemberian antibiotik selama + 2 hari dan setelah pemberian
antibiotik selama + 6 hari keluhan nyeri perut sudah tidak ada.

You might also like