Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 19

La Ode Hasiara

Pemahaman Akuntansi Anggaran Badan Pengelola


Keuangan dan Aset Daerah di Kabupaten Buton

La Ode Hasiara
Politeknik Negeri Samarinda

Abstract: The research objective seems to reveal the phenomenon of budget accounting in the Buton
Regency. Method of research will be grounded theory based on the phenomenon by using INTERPRETA-
TIVE approach. Grounded theory model should consider emic perspective approach by emphasizing the
ethic during the searching for meaning behind the social events, tax collection and local retribution, local
wealth, genuine local revenue, DAU and DAK, tax and non-tax sharing, and other tax as the object of
budget accounting. Phenomenology approach in this research has been used as the pattern or the design
to describe the interaction of the natural character, the social relationship between individuals related to
psychology science, the relationship between groups or between group and individual. BPKAD remains as
analysis unit covering secretariat, accounting, budget, treasury, BUD, and local asset. Data have been
collected through several methods like budget, deep interview with informants, and documentation. Main
instrument of this research may be the author supplemented by other instruments including notebook,
camera, and handy camera. Data validation in this research employs triangulation based on source and
time. The author finds some substances of budget accounting notification in the financial statement made by
the local government of Buton Regency. This becomes evident through the symbols used to give meaning
against budget accounting in the financial statement made by local government. The result of research
ensures the implementation of budget accounting in the financial statement of local government at Buton
Regency. It seems vary such as (1) mechanism of local revenue for Buton Regency; (2) local revenue of
central government; (3) local genuine revenue; (4) budget realization as the local financial accounting
practice; (5) budget operational as financial accounting practice by local government; and (6) the percep-
tion of officer against local financial accounting.

Keywords: understanding, budget accounting at Buton Regency.

Pengelolaan Anggaran Daerah telah menjadi mengakomodir berbagai tuntutan dan kebutuhan
perhatian utama bagi para pengambil keputusan dalam masyarakat yang terus berkembang. Mengingat
pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun daerah. kelancaran penyelenggaran tugas pemerintahan di
Sejauh ini berbagai perundang-undangan dan produk daerah sampai pada tingkat kecamatan sangat tergan-
hukum telah dikeluarkan dan diberlakukan dalam tung pada kemampuan aparatur pemerintah daerah,
upaya untuk menciptakan sistem pengelolaan ang- khususnya anggaran yang ada di Kabupaten Buton.
garan yang mampu memenuhi berbagai tuntutan dan Karena itu, dalam rangka pencapaian tujuan pemba-
kebutuhan masyarakat. Sejalan dengan perjalanan ngunan nasional, adalah mewujudkan masyarakat
waktu, berbagai perundang-undangan dan produk madani, yang taat hukum, peradaban modern,
hukum tersebut dirasakan sudah tidak mampu lagi demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi
diperlukan pegawai negeri yang merupakan unsur
aparatur pemerintah yang bertugas sebagai abdi
Alamat Korespondensi: masyarakat, bangsa dan negara harus menyelengga-
La Ode Hasiara, Jurusan Akuntansi Polnes Jln. Dr. Cipto- rakan pelayanan secara adil dan merata kepada
mangunkusumo Gunung Lipan Samarinda 75131. Phone: 0541- masyarakat dilandasi kesetiaan, dan ketaatan kepada
260355. HP.081347219767.
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Di samping

132 JURNAL EKONOMI


Nama Orang
BISNIS | TAHUN 14 | NOMOR
132 2 | JULI 2009
Pemahaman Akuntansi Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah di Kabupaten Buton

itu, dalam pelaksanaan desentralisasi kewenangan merupakan suatu gambaran atau stimulus, yang diikuti
pemerintahan kepala Daerah, aparatur dan masya- dengan berbagai respon pemerintah maupun masya-
rakat berkewajiban untuk tetap menjaga kesatuan rakat. Respon tersebut merupakan harapan kegem-
bangsa, dan harus melaksanakan tugasnya secara biraan, baik pemerintah daerah maupun masyarakat-
profesional dan bertanggungjawab dalam menyeleng- nya, terutama bagi daerah-daerah yang memiliki PAD
garakan tugas pemerintahan dan pembangunan, serta dan kekayaan alam yang memadai.
bersi dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Sebagai ba- Pemerintah secara bersamaan menyempurna-
gian dari pembinaan aparatur perlu dilakukan dengan kan UU.No. 22 Tahun 1999, dan disempurnakan
sebaik-baiknya dengan berdasarkan pada perpaduan dengan UU.No.32 Tahun 2004, tentang Pemerintah
sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititik- Daerah dan UU.No.25 Tahun 1999, sebagaimana
beratkan pada sistem prestasi kerja. Hal ini dimaksud- telah disempurnakan dengan UU.No.33 Tahun 2004,
kan untuk memberi peluang bagi pegawai negeri sipil tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
yang berprestasi tinggi untuk meningkatkan kemam- Pusat dan Pemerintah Daerah sebagai dasar penye-
puannya secara profesional dan berkompetisi secara lenggaraan otonomi daerah yang diikuti dengan penga-
sehat. wasan atas penyelenggaraan kedua Undang-undang
Kemudian disusul dengan Undang-undang tersebut. Misi utama dari kedua Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1974, tentang Pokok-pokok Peme- tersebut adalah desentralisasi. Mardiasmo (2002)
rintahan di daerah, dengan memperhatikan kekhu- menyampaikan secara umum bahwa reformasi sektor
susan dan keragaman daerah. Keuangan merupakan pemerintah mencakup perubahan format lembaga,
salah satu penentu dalam meningkatkan pelayanan dan pembaharuan alat-alat yang digunakan untuk
umum, pemanfaatan sumber daya alam, termasuk mendukung berjalannya lembaga-lembaga pemerin-
sumber-sumber lainnya antara pemerintah pusat dan tahan di daerah secara ekonomis, efisien, efektif,
pemerintah daerah diatur serta dilaksanakan secara transparansi, dan akuntabel sehingga cita-cita refor-
adil berdasarkan Undang-undang. Era reformasi masi, yaitu menciptakan good governance dapat
ditandai dengan pergantian pemerintahan dari orde tercapai. Dimensi reformasi lembaga pemerintah
baru ke orde reformasi tahun 1998. Sejak pemerintah daerah dan lembaga di bawahnya dalam rangka pem-
mengumandangkan reformasi merupakan sebuah sti- berian pelayanan publik dengan memberikan otonomi
mulus dapat menimbulkan berbagai respon positif, baik dan desentralisasi tanggungjawab pemerintah daerah
pemerintah daerah maupun masyarakat yang ada di lebih diarahkan pada pemberian pelayanan kepada
daerah. Respon pemerintah dan masyarakat terhadap masyarakat secara umum.
stimulus dapat menaruh sejumlah harapan. Harapan Pada saat pemerintah menyelenggarakan otono-
pemerintah daerah terhadap reformasi adalah peru- mi daerah, maka peran keuangan (harta kekayaan)
bahan perbaikan struktur pemerintahan di daerah. daerah merupakan salah satu pilar utama penggerak
Sedangkan harapan masyarakat terhadap reformasi, jalannya roda pemerintahan di daerah. Sehingga tidak
disamping perbaikan struktur pemerintahan di daerah, terlepas dari pemahaman rencana anggaran, baik
juga ada perbaikan kehidupan masyarakat di daerah. rencana anggaran pemerintah pusat maupun peme-
Pemerintah mengeluarkan Ketetapan MPR-RI. rintah daerah. Untuk memberikan gambaran yang
No.XV/MPR/1998, tentang Penyelenggaraan Otono- jelas, maka anggaran yang akan dibahas dalam studi
mi Daerah, Pengaturan, Pembagian, Pemanfaatan ini sebatas anggaran pemerintah daerah. Basri dan
Sumber Daya Nasional yang Berkeadilan, serta Mulyadi (2005:33) yang mengatakan bahwa anggaran
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Dalam merupakan suatu daftar pernyataan yang terperinci
Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. tentang penerimaan dan pengeluaran negara/daerah
Seiring dengan bergulirnya reformasi pemerintah dalam waktu satu tahun. Sumber pembiayaan meru-
mengeluarkan UU. No.22 Tahun 1999, tentang pakan pengeluaran, seperti pembiayaan hutang pokok.
Pemerintah Daerah, dan UU.No.25 Tahun 1999, Jumlah pendapatan dianggarkan dalam APBD meru-
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah pakan perkiraan terukur secara rasional dapat dicapai
Pusat dan Daerah. Undang-undang tersebut untuk setiap sumber pendapatan. Jumlah belanja yang

ISSN: 0853-7283 133


La Ode Hasiara

dianggarkan dalam APBD merupakan batas tertinggi keempat konsep tersebut menuntut (1) adanya hu-
untuk setiap jenis belanja (Bratakusumah, 2002:109 bungan akuntabilitas antara (DPR) dan kepala depar-
110). Khusus dalam hal struktur APBD menjelaskan temen, (2) perbedaan antara outputs dan outcomes,
tentang belanja menurut organisasi masing-masing. (3) kontrol atas input resources, (4) perbedaan antara
Sekaligus penegaskan bahwa segala bentuk pe- purchase dan ownership interests dari pemerintah
ngeluaran di luar mekanisme pengelolaan keuangan daerah dalam lingkungan dinas terkait. Profesi akun-
tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam tansi tentunya harus dapat memfasilitasi gerakan
keseluruhan PP Nomor 110/2000 ini adalah bentuk transparansi dan akuntabilitas di bidang sektor peme-
pelanggaran yang sangat potensial diajukan kemuka rintahan, yaitu dengan mengembangkan akuntansi
pengadilan. Julnes dan Holzer (2001) dijelaskan dalam keuangan dan akuntansi keperilakuan. Hal ini dija-
Halim (2005) yang mengatakan bahwa ada beberapa barkan lebih luas oleh Mardiasmo (2002) yang me-
penelitian mengemukakan fakta bahwa ukuran kinerja ngatakan bahwa perhatian yang lebih luas terhadap
tidak dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan, praktik akuntan dilakukan oleh lembaga-lembaga
baik alokasi dana, maupun pemantauan program yang pemerintah saat ini telah memiliki tempat yang luas.
telah dilakukan. Swindell dan Kelly dalam Bastian Di Indonesia, usaha untuk melakukan pengembangan
(2002) menemukan hampir 75%, organisasi mengum- akuntansi keuangan pemerintah daerah sudah dimulai
pulkan data kinerja di Amerika Serikat tidak dipakai sejak tahun 1999. Ini ditandai dengan adanya forum
dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini berusaha diskusi Public Sector Accounting (PSA) yang
untuk mengadopsi praktik pengukuran kinerja di ins- dilakukan oleh IAI. Forum diskusi Public Sector
tansi pemerintah selain itu juga melihat unsur-unsur Accounting mengusulkan beberapa kegiatan, yaitu:
rasionalitas, politik dan budaya organisasi terhadap (1) pembentukan kompartemen akuntan sektor publik,
pengadopsian dan pengimplementasian suatu ukuran (2) pembentukan dewan standar akuntansi dan
kinerja tertentu, sehingga dapat merubah sikap mau- perumusan standar akuntansi sektor publik, (3) sosia-
pun perilaku apartur dalam mengimplementasikan lisasi tentang akuntansi sektor publik kepada masya-
akuntansi keuangan pemerintah daerah. Karena rakat luas melaui event pendidikan seperti pelatihan,
keuangan merupakan salah satu pilar dalam otonomi seminar, lokakarya, dsb, (4) riset tentang akuntansi
daerah, maka sistem akuntansi keuangan pemerintah sektor publik.
daerah merupakan, jantung, dari reformasi akuntansi Menurut peneliti dari sekian modal sebagaimana
keuangan daerah, dan sistem inilah yang dapat meng- telah disebutkan di atas, maka fondasi utama dan per-
hasilkan output yang sesuai dengan PP. Nomor 105 tama yang harus diletakkan dalam mengimplemen-
Tahun 2000. Sistem akuntansi yang selama ini digu- tasikan akuntansi keuangan pemerintah daerah
nakan adalah single entry, dengan basis pencatatan adalah pancaran agama sebagai rambu-rambu dalam
atas dasar kas (cash basis). menjalankan semua aktivitias organisasi pemerintah
Di era reformasi keuangan daerah yang meng- daerah secara menyeluruh. Kemudian tuntutan pe-
hendaki sistem pencatatan yang digunakan adalah ngusaaan ilmu pengetahuan juga sangat diperlukan,
sistem ganda (doble entry system) dengan dasar pen- bagaikan sisi mata uang dalam satu kesatuan keping
catatan atas dasar kas modifikasi (modified cash yang tidak terpisahkan. Ada sebuah ungkapan yang
basis) mengarah pada akrual basis, mengingat single mengatakan bahwa agama tanpa ilmu pengetahuan
entry tidak sesuai lagi dengan tuntutan reformasi. akan buta, dan ilmu pengetahuan tanpa agama akan
Karena single entry tidak dapat memberikan infor- lumpuh. Dari ungkapan tersebut dapat dipahami,
masi yang komprehensif tidak mencerminkan kinerja bahwa agama dan ilmu pengetahuan jalan berdam-
yang sesungguhnya serta tidak dapat menghasilkan pingan, saling menunjang antara satu sama lain.
laporan keuangan yang akuntable. Bahkan ada yang Pendapat senada Triyuwono (2006:174) mengatakan
membatasinya pada sektor pemerintah saja bahwa agama dan ilmu pengetahuan merupakan
Kurniawan (1999). Menurut (LAN, BPK, 1991) ada unsur-unsur yang saling melengkapi dalam pengem-
empat konsep yang merupakan komponen penting bangan ilmu pengetahuan itu sendiri, dan termasuk
dari rerangka kerja reformasi sektor pemerintah, pemahaman ilmu pengetahuan terhadap agama,

134 JURNAL EKONOMI


Nama Orang
BISNIS | TAHUN 14 | NOMOR 2 | JULI 2009
Pemahaman Akuntansi Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah di Kabupaten Buton

sehingga agama dan ilmu pengetahuan akuntansi Setting Lokasi Penelitian


keuangan daerah dan merupakan hal bergandengan Penelitian ini dilakukan pada kabupaten Buton,
dengan otonomi daerah.
yang terletak di bagian Timur Indonesia, pada Badan
Syamsi (1998:199) menemukan ukuran keber- Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
hasilan otonomi yaitu: (1) Kemampuan struktural Buton di Pasarwajo.
organisasinya.(2) Kemampuan aparatur pemerintah
daerah.(3) Kemampuan mendorong partisipasi
Analisis dan Kriteria Informan
masyarakat.(4) Kemampuan keuangan daerah. Pen-
dapat senada Kaho (1998:60) menemukan bahwa Unit analisis Badan keuangan dan Pengelola dan
unsur-unsur penunjang dalam pelaksanaan otonomi Kekayan Daerah, adalah Bidang Anggaran, yaitu: (1)
daerah adalah: (a) manusia pelaksananya harus baik, Kepala Bidang Anggaran, dan Ka.Sub. Anggaran.
(b) keuangan harus cukup dan baik, (c) peralatannya (2) Sekretariat, dibantu oleh salah satu Staf yang dapat
harus cukup dan baik, (d) organisasi dan manajemen- dipercaya. (3) Kepala Bidang Akuntansi Keuangan
nya harus baik. Sedangkan Sen (1979) mengatakan Daerah, dibantu oleh Ka.Sub. Bagian Akuntansi
bahwa perkembangan suatu daerah sangat ditentukan Keuangan Daerah. (4) Kepala Bid. Perbendaharaan,
oleh berbagai hal, seperti: (a) sumber daya manusia, dan dibantu oleh Ka.Sub. Bidang Perbendaharaan.
(b) keuangan yang baik, (c) alat yang cukup dan baik, (5) Bidang Kekayaan Daerah, dan dibantu oleh Ka.
(d) organisasi dan manajemen yang baik. Dan Sub.Bidang Kekayaan Daerah. (6) Bendaharan
Mamesah (1995:23) menambahkan bahwa kehidupan Umum Daerah. Jumlah informan kunci dalam pene-
suatu negara, sangat ditentukan keuangan negara. litian sekitar sembilan orang. Kesembilan orang ini
Makin baik keuangan suatu daerah semakin stabil merupakan kunci dalam mencari berbagai sumber in-
kedudukan pemerintahan dalam daerah itu. Sebalik- formasi sensasi dan persepsi aparatur dalam akuntansi
nya, kalau keuangan daerah itu kacau maka pemerin- keuangan daerah di Kabupaten buton.
tah akan menghadapi berbagai kesulitan dan hambatan
dalam menyelenggarakan kegiatan pemerintahan di Data Penelitian
daerah. Data penelitian ini diperoleh dari interpretasi
Bagi Pemerintah daerah keuangan merupakan fenomena.Peneliti dapat mencermati melalui penga-
masalah penting baginya dalam mengatur, mengurus matan, menelaahan, berdasarkan fenomena yang
rumah tangga daerah. Pentingnya keuangan dan pe- dapat diamati, misalnya: (a) hasil observasi, (2)
ngelolaan keuangan daerah, Wajong (1985:81) menga- wawancara mendalam dengan berbagai nara sumber,
takan bahwa: (1) Pengendalian keuangan mempunyai (3) dokumentasi, baik dokumen pribadi, maupun
dampak yang begitu besar kemudian hari. (2) Kepan- dokumen resmi berupa laporan keuangan akuntansi
daian mengendalikan daerah tidak akan memberikan keuangan pemerintah daerah, maupun dokumen
hasil yang memuaskan dan abadi tanpa cara pengen- pendukung lainnya.
dalian keuangan yang baik.(3) Anggaran adalah alat
utama dalam pengendalian keuangan daerah. Instrumen Penelitian
METODE Instrumen utama dalam penelitian ini, adalah
peneliti sendiri dan dilengkapi dengan instrumen lain,
Penelitian ini menggunakan grounded theory seperti: (1) buku catatan, (2) kamera, (3) handycam,
berdasarkan fenomena, pendekatan interpretatif. dan (4) radio tape dan lain-lain instrumen yang dapat
Model grounded theory lebih mengarah pada pende- digunakan sebagai penunjang dalam perolehan data
katan perspektif emic, dari pada pendapat peneliti. di lapangan. Menurut, Harun (2007) alat untuk meru-
Perspektif emic, lebih memperhitungkan kebenaran muskan permasalahan dan fokus serta tujuan peneli-
informan kunci, tentang bagaimana memandang se- tian, peneliti sebagai instrumen utama dan dibantu oleh
suatu dengan berdasarkan penafsiran atas fenomena, informan kunci.
ketimbang memaksakan pandangan peneliti.

ISSN: 0853-7283 135


La Ode Hasiara

Teknik Pengumpulan Data anggaran telah disahkan dan dioperasikan maka saat
Teknik pengumpulan data paling sesuai adalah itu akuntansi anggaran mulai berfungsi sebagaimana
mestinya. Hal itu terjadi mengingat dasar filosofi
(1) Menggunakan Observasi, (2) Menggunakan
wawancara, (3) Menggunakan dokumentasi, (4) Tri- akuntansi menyatakan bahwa segala sesuatu yang
angulasi. Keempat teknik pengumpulan data tersebut terjadi, baik berhubungan dengan nilai keuangan mau-
akan dijelaskan masing-masing dari teknik pengum- pun tidak hendaknya harus dilakukan pencatatan.
pulan data berikut ini. Sekaligus triangulasi dapat digu- Pencatatan tersebut merupakan rangkaian pekerjaan
nakan untuk menguji keabsahan data. Tujuan triangu- yang tidak boleh diabaikan oleh bagian akuntansi di
lasi adalah mensinkronkan ketiga sumber informasi, SKPD masing-masing badan, dinas maupun kantor
Observasi, wawancara, dokumentasi. sebagai pengguna anggaran maupun barang di selu-
ruh jajaran pemerintah daerah di Kabupaten Buton.
Besarnya anggaran yang disahkan pada tahun terten-
Tahapan pengumpulan data
tu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
Pengumpulan, dilakukan dalam tiga tahapan, ta- luasnya penggunaan anggaran, pada masing-masing
hap pertama dilakukan pendekatan dengan melakukan badan, dinas maupun kantor sesuai dengan usulan
pengamatan dari jauh, tahap kedua melakukan penga- yang diajukan oleh masing-masing SKPD. Dengan
matan dan wawancara mendalam dengan informan banyaknya SKPD-SKPD, baik pada tingkat badan,
kunci, dan tahab ketiga adalah melakukan diskusi dinas, kantor, kecamatan, maupun UPTD-UPTD
tentang temuan diperoleh melalui tahap pertma, kedua yang tersebar di seluruh kecamatan maka penyaluran
dan ketiga sebagai pelengkap informasi lapangan. dana atau anggaran secara otomatis dapat dilakukan
oleh badan pengelola keuangan dan aset daerah Kabu-
Analisis Data paten Buton. Sejak penyaluran dana di sini fungsi
Proses analisis data dengan menggunakan akuntansi mulai berperan sesuai dengan amanat
refleksi diri, yaitu semacam gerakan di luar kemauan undang-undang.
sebagai jawaban terhadap sesuatu hal yang datang Tentu anggaran yang disetujui bisa dioperasikan
dari luar, atau bisa juga dari masyarakat sekeliling. dalam pelaksanaan berbagai aktivitas pemerintah di
Proses data melalui imajinasi, yaitu proses analisis daerah. Anggaran inilah dapat disalurkan ke berbagai
data dengan menggunakan daya pikir untuk memba- SKPD-SKPD dalam wilayah Kabupaten Buton. Sejak
yangkan atau menciptakan gambar-gambar, lukisan, itulah masing-masing pihak mulai menjalankan kewa-
karangan, kejadian berdasarkan kenyataan atau jiban untuk melakukan pencatatan, baik badan penge-
pengalaman seseorang. Proses data melalui akal, yaitu lola keuangan dan aset daerah (BPKAD) maupun
proses analisis data menggunakan daya pikir, untuk semua SKPD harus melakukan pencatatan sehingga
memahami dan menyelesaikannya dengan baik. Pro- pelaksanaan anggaran dapat terpantau dengan baik
ses analisis data menggunakan intuitif, yaitu proses oleh badan pengelola keuangan dan aset daerah.
analisis data menggunakan daya atau kemampuan
untuk memahami, mengetahui sesuatu tenpa dipikir- Mekanisme Penerimaan Daerah Kabupaten
kan atau dipelajari melalui bisikan hati (Lihat Kamus Buton
Besar Bahasa Indonesia, 1989:325337). Mekanisme merupakan prosedur/cara-cara yang
harus ditempuh oleh pemerintah daerah dalam mela-
HASIL kukan berbagai penerimaan daerah. Penerimaan dae-
Anggaran yang dapat membentuk praktik akun- rah Kabupaten Buton dapat dikelompokkan menjadi
tansi keuangan daerah adalah terealisasinya anggaran dua bagian. Pertama, penerimaan daerah yang berasal
pendapatan dan belanja daerah setelah mendapat dari pemerintah pusat dikelompokkan menjadi tiga jenis
persetujuan dari dewan perwakilan rakyat (DPR), penerimaan daerah yang berasal dari pemerintah dae-
kemudian disahkan pemerintah, dan dilengkapi dengan rah, yaitu (1) dana alokasi umum, (2) dana alokasi
aturan penjabaran pelaksanaan APBD sehingga khusus, dan (3) dana bagi hasil pajak dan bukan pajak.
anggaran tersebut dapat dioperasional-kan. Ketika Kedua, penerimaan daerah yang berasal dari

136 JURNAL EKONOMI


Nama Orang
BISNIS | TAHUN 14 | NOMOR 2 | JULI 2009
Pemahaman Akuntansi Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah di Kabupaten Buton

pemerintah daerah, yaitu (1) pajak daerah dan (2) masuk ke kas daerah antara satu dengan lainnya saling
retribusi daerah. Sebetulnya ketentuan mengenai pa- menopang sesuai dengan prioritas anggaran oleh
jak daerah dan retribusi daerah diarahkan untuk mem- masing-masing SKPD, Pasal 10 (Ayat: 12), UU
berikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah No.33/2004. Hal ini dapat memberikan motivasi kepa-
daerah untuk melakukan pemungutan pajak dan retri- da pemerintah daerah bahwa pencantuman dana
busi daerah. Ketentuan dalam penetapan tarif pajak perimbangan dalam APBN dapat memberikan
dan retribusi daerah diisyaratkan berdasarkan pasal kepastian pendanaan kepada daerah.
8 UU.No.33/2004. Pemberian kebebasan kepada Berdasarkan informasi dari hasil wawancara
pemerintah daerah yang dimaksud di sini karena pajak dengan H. La Zani, S.E., 23 Juli 2008, sebagai kuasa
daerah dan retribusi daerah umumnya diatur berdasar- BUD menyatakan bahwa penerimaan dari pemerintah
kan peraturan daerah (perda) setempat. pusat biasanya masuk ke kas daerah paling lambat
setiap tanggal 2 Januari tahun yang bersangkutan, itu
Penerimaan Daerah dari Pemerintah Pusat sudah ada pemberitahuan dari pemerintah pusat yang
Berbicara tentang penerimaan daerah, berarti menunjukkan jumlah anggaran daerah untuk tahun
kita berbicara dana perimbangan antara pemerintah yang berkenaan. Jumlah penerimaan tersebut dike-
pusat dengan pemerintah daerah. Dana perimbangan lompokkan menjadi empat bagian, yaitu (1) jumlah
pemerintah pusat yang dialokasikan ke pemerintah DAU, (2) jumlah DAK, dan (3) jumlah bagi hasil pajak,
daerah, itu dikaji dalam beberapa aspek. Secara dan (4) jumlah penerimaan dari hasil bukan pajak.
umum, dihitung berdasarkan perkalian dari jumlah Semua jenis penerimaan dari pemerintah pusat biasa-
dana alokasi umum bagi seluruh daerah dengan bobot nya direalisasikan secara otomatis dan tidak bersa-
daerah yang bersangkutan, kemudian dibagi dengan maan masuk di kas daerah. Dana yang masuk setiap
jumlah masing-masing bobot seluruh daerah yang ada tanggal 2 Januari tahun yang bersangkutan adalah
hanya dana alokasi umum (DAU). Selama ini peneri-
di Indonesia. Dana perimbangan merupakan sumber
pendapatan asli daerah yang berasal dari APBN. maan DAU dan DAK bagi hasil pajak maupun
Tujuannya adalah untuk mendukung pelaksanaan penerimaan bagi hasil bukan pajak melalui KPKN
pemerintahan di daerah. Salah satu pelaksanaan baru masuk ke kas daerah. Tetapi sejak tahun 2007
pemerintahan di daerah adalah untuk meningkatkan penerimaan tersebut langsung masuk ke kas daerah
pelayanan dan kesejahteraan kepada masyarakat. Kabupaten Buton (hasil wawancara dengan H. La
Untuk mencapai pelayanan dan kesejahteraan kepada Zani, S.E., tanggal 23 Juli 2008) beliau adalah kuasa
masyarakat, tentu harus ada dukungan pendanaan BUD Kabupaten Buton.
yang memadai sehingga kemungkinan pelayanan Dana alokasi umum (DAU) memiliki perbedaan
prima ikut berperan. yang mendasar dibandingkan dengan dana alokasi khu-
Salah satu pendanaan untuk meningkatkan sus (DAK), dana bagi hasil pajak, maupun penerimaan
pelayanan dan kesejahteraan masyarakat adalah sum- dana bagi hasil bukan pajak tentang jadwal pencairan
ber dana dari pemerintah pusat dalam bentuk APBN. yang tidak sama. Perbedaan DAU dan DAK hanya
Komponen penerimaan daerah yang bersumber dari terletak pada penyampaian laporan anggaran penda-
pemerintah pusat adalah (1) dana alokasi umum, (2) patan daerah APBD ke pusat. Ini hanya ada pada
dana alokasi khusus, (3) dana bagi hasil pajak, (4) DAK, sedangkan pada DAU tidak demikian. Begitu
dana bagi hasil bukan pajak (sumber daya alam), (5) pula pada dana bagi hasil pajak maupun penerimaan
dana transfer pusat dana penyesuaian, dan (6) trans- dana bagi hasil bukan pajak, juga tidak pasti, biasanya
fer dari pemerintah provinsi yang berupa pendapatan terakhir setelah yang lain. Namun tidak pasti, baik
bagi hasil pajak. dari tanggal masuknya ke kas daerah maupun jumlah
pagu yang disediakan. Simak ungkapan informan kun-
Pendanaan pelaksanaan desentralisasi, alokasi
anggaran tidak dapat dipisahkan satu sama lain, kare- ci berikut ini. Beriku kutipan hasil wawancara dengan
na masing-masing jenis dana perimbangan tersebut Bpk. H. Lazani, S.E. pada hari Rabu, 28 Januari 2009
saling mengisi dan melengkapi. Saling melengkapi beliau mengatakan bahwa DAU 2009 masuk ke kas
dalam pengertian ini adalah dana tersebut ketika daerah pada tanggal 2 Januari 2009, itu hanya dana

ISSN: 0853-7283 137


La Ode Hasiara

alokasi umum (DAU), sedangkan DAK, dana bagi Pada umumnya, setiap tanggal 2 sampai dengan
hasil pajak, dan dana bagi hasil bukan pajak belum tanggal 10 tahun yang bersangkutan telah kelihatan
cair. Untuk dapat memberikan gambaran yang mema- besarnya pagu anggaran yang ditransfer setiap bulan
dai tentang mekanisme penerimaan dana yang ber- dari pusat. Dana yang ditransfer hanya berasal dari
sumber dari dana anggaran pendapatan dan belanja DAU, sementara DAK belum jelas jumlah yang
negara, yaitu Dana Alokasi Umum (DAU), Dana dialokasikan ke Kabupaten Buton kecuali DAU. Dari
Alokasi Khusus (DAK), dana bagi hasil pajak maupun total anggaran disetujui pemerintah pusat seperti DAU
penerimaan dana bagi hasil bukan pajak, melalui ditransfer 1/12 dari pagu anggaran khususnya DAU
mekanisme sebagai berikut. maka jumlah yang akan dicairkan nanti hanya sebesar
1/12 untuk semua dinas terkait di Kabupaten Buton.

DIPA

3 Dinas ada
2 1
Badan ada Badan
Bank Rek. 4 Daerah/BPKAD 5
Kantor ada

Rumah Sakit
6
Bag.Sek.

SMAN/SMKN

SMPN. Kab

UPTD. Diknas

Gambar 1. Mekanisme Penerimaan DAU, DAK, Pajak, dan bukan Pajak di Kabupaten Buton
Keterangan:
Mata panah 1 menunjukkan konfirmasi dari daerah ke pusat, menanyakan berbagai informasi mengenai penerimaan DAU,
DAK, penerimaan pajak, dan penerimaan bukan pajak.
Mata panah 2 menunjukkan jawaban dari pusat ke daerah yang memuat informasi tentang dana alokasi umum dan dana alokasi
khusus.
Mata panah 3 pusat memberi jawaban bahwa DAU telah ditransfer ke bank atau kas daerah.
Mata panah 4 bendahara umum daerah melakukan konfirmasi ke bank menanyakan apakah DAU, DAK, penerimaan pajak, dan
penerimaan bukan pajak telah masuk ke kas daerah.
Sedangkan mata panah 5, setelah DAU masuk ke kas daerah melalui bank pembangunan daerah maka masing-masing SKPD
dapat mengajukan permintaan dana sesuai plafon anggaran masing-masing SKPD dengan menggunakan formulir SPP, dan SPM.
Sedangkan mata panah 6, bendahara umum daerah/BPKAD, memenuhi permintaan dana masing-masing SKPD dengan
menggunakan SP2D.

138 JURNAL EKONOMI


Nama Orang
BISNIS | TAHUN 14 | NOMOR 2 | JULI 2009
Pemahaman Akuntansi Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah di Kabupaten Buton

Sedangkan DAU, DAK, penerimaan bagi hasil menempuh dua cara. Pertama, BUD menerbitkan
pajak, maupun bukan pajak tidak dilakukan pentrans- cek, khusus bendahara pengeluaran untuk SMAN/
feran sekaligus dari pemerintah pusat, melainkan seca- SMKN, SPMN, dan UPTD-UPTD pada wilayah
ra bertahap, terpisah antar penerimaan DAU, DAK, tertentu. Pemberian cek tunai ini hanya berlaku pada
penerimaan bagi hasil pajak maupun penerimaan daerah di luar Pulau Buton, yaitu wilayah Buton yang
bukan pajak. Simak kutipan hasil wawancara dengan berada di Pulau Muna dan Buton Kepulauan. Kedua,
informan kunci (BUD) sebagai berikut. Pengajuan BUD dapat menerbitkan bilyet giro untuk pihak ketiga
SP2D tersebut harus ditandatangani kepala SKPD sehingga cukup mencantumkan rekening pihak ketiga
masing-masing, baru diajukan kepada badan pengelola dan tidak perlu pencairan dalam uang tunai.
keuangan dan aset daerah (BPKAD).
Aparatur yang mengajukan SP2D tersebut mela- Penerimaan Pendapatan Asli Daerah
lui beberapa tahapan evaluasi dan verifikasi yang Penerimaan pendapatan asli daerah Kabupaten
dilakukan bidang perbendaharaan di BPKAD untuk Buton dilakukan oleh masing-masing dinas yang ber-
dilakukan verifikasi kelengkapan dokumen pendu- wenang untuk melakukan penagihan pada masing-
kungnya. Jika bagian verifikasi telah menyatakan sah masing objek pajak daerah maupun retribusi daerah.
atas kelengkapan dokumen pendukung, berarti telah Untuk meningkatkan penerimaan pendapatan asli
memenuhi persyaratan maka dinas yang mengajukan daerah oleh aparatur terkait harus dilakukan berbagai
LPJ tersebut membuat SPP dan SPMU sebagai upaya, seperti penyuluhan secara kontinu pada objek
kelengkapan surat permintaan pencairan dana pajak dan retribusi sehingga wajib pajak dan retribusi
(SP2D). Jika kelengkapan dokumennya terpenuhi dapat memahami tentang fungsi pajak dan retribusi
akan dilakukan proses lebih lanjut, tetapi jika tidak terhadap pembangunan daerah, dalam hal ini daerah
lengkap, maka tidak akan diproses. Kabupaten Buton.
Jika kelengkapan dokumen yang diajukan oleh
Dalam konteks ini, sejak dilakukan perencanaan
bendahara pengeluaran LPJ-nya terpenuhi maka akan pendapatan asli daerah (PAD) sudah menyinggung
diteruskan kepada kepala badan pengelola keuangan dan berbicara dengan angka-angka yang tercantum
dan aset daerah selaku kepala satuan kerja pengelola dalam anggaran pendapatan asli daerah dan merupa-
keuangan daerah. Setelah SP2D ini ditandatangani kan wujud akuntansi keuangan daerah. Hal ini banyak
oleh kepala BPKAD maka dikembalikan kepada dijumpai, baik masih status sebagai anggaran maupun
kepala perbendaharaan untuk diberi nomor. Setelah sudah merupakan realisasi. Sebagai contoh realisasi
pemberian nomor selesai akan diteruskan ke bagian anggaran yang tecermin dalam realisasi anggaran
sistem informasi manajemen keuangan daerah pendapatan, belanja, dan pembiayaan tahun anggaran
(simda) untuk menerbitkan pengantar ke BUD. Sete- 2007 adalah sebagai berikut. (1) Pendapatan asli dae-
lah surat pengantar terbit, masing-masing bendahara rah dikelompokkan menjadi: (a) pendapatan pajak dae-
pengeluaran dari dinas terkait, meneruskan ke benda- rah, (b) pendapatan retribusi daerah, dan (c) pendapat-
hara umum daerah untuk menerbitkan cek yang akan an hasil pengelolaan kekayaan daerah yang tidak
diberikan kepada masing-masing bendahara penge- dipisahkan. (2) Lain-lain pendapatan asli daerah yang
luaran di SKPD masing-masing. sah.
Setelah cek terbit/keluar dari bendahara umum Bapak Tadjuddin Noor menyampaikan bahwa
daerah, maka masing-masing bendahara pengeluaran dari 19 dinas pemungut PAD, dinas pendapatan
ke bank persepsi yang ditunjuk untuk mencairkan daerahlah yang ditunjuk oleh pemerintah daerah
dana sesuai permintaan instansi terkait. BUD saat sebagai koordinator pemungutan PAD. Hal itu telah
ini telah mempertimbangkan segala risiko yang ditim- dibahas pada bagian di atas tentang dinas cukup
bulkan dari pencairan dana dengan menggunakan cek
banyak memberikan kontribusi penerimaan PAD. Ada
tunai maka ada jalan lain ditempuh oleh pemerintah 13 dinas yang ikut berpartisipasi dalam pemungutan/
daerah untuk menghindari hal-hal yang tidak diingin- penerimaan dan pertanggung-jawaban PAD. Semen-
kan. Untuk menghindari perampokkan maupun tara ada tiga badan yang ikut berpartisipasi dalam
pencopetan di tengah jalan, pemerintah daerah pemungutan/penerimaan dan pertanggung-jawaban

ISSN: 0853-7283 139


La Ode Hasiara

PAD. Sedangkan kantor ada beberapa, yaitu Kantor Dinas pendapatan daerah ditunjuk sebagai koor-
Catatan Sipil Kabupaten Buton, Rumah Sakit Daerah dinator penerimaan dan pengelola pendapatan asli
Kabupaten Buton, dan Bagian Perekonomian Setda daerah sehingga semua jenis penerimaan PAD harus
Kabupaten Buton juga melakukan pemungutan/ dilaporkan dan dipertanggungjawabkan pada dinas
penerimaan dan pertanggung-jawaban penerimaan pendapatan daerah Kabupaten Buton (sumber infor-
pajak daerah maupun penerimaan retribusi daerah man kunci dengan Bpk. Nasiri, S.Sos. hasil wawan-
sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD). cara, 6 Agustus 2008). Beliau adalah Kepada Bidang
Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang Penerimaan dan Pengelola Keuangan Dinas Penda-
mekanisme pemungutan atau penerimaan dan patan Daerah Kabupaten Buton. Oleh karena Dinas
pertanggungjawaban pendapatan asli daerah (PAD) Pendapatan Daerah Kabupaten Buton ditunjuk seba-
di Kabupaten Buton. Berikut kutipan wawancara gai koordinator dalam pemungutan pajak daerah dan
dengan informan kunci. Hasil wawancara dengan retribusi daerah maka keberhasilan dalam pemu-
Bpk. Tadjuddin Noor pada hari Selasa, tanggal 15 ngutan pajak dan retribusi daerah sebagai sumber
Juli 2008, beliau mengatakan bahwa penerimaan pajak utama pendapatan daerah sangat ditentukan oleh sikap
daerah dan retribusi daerah dipusatkan di dinas pen- dan perilaku aparatur dalam melakukan penagihan/
dapatan daerah Kabupaten Buton sebagai koordinator pemungutan penerimaan pajak dan retribusi daerah.
pengelola PAD, demikian pula hasil penagihan melaku- Keberhasilan aparatur atas pemungutan pajak
kan pelaporan dan pertanggungjawaban pada dinas dan retribusi daerah, tidak semata-mata atas keber-
pendapatan daerah, wawancara ini berlangsung seki- hasilan dari individu (aparatur), tetapi didorong atas
tar pukul 10.45 s.d. 11.30 wita. kepribadian pimpinan dalam mengorganisasi stafnya.

Kepala SKPD.Sekret
BUD BPKAD ariat Daerah

6 SKPD.Badan
5 3 2

Bank Bagian Pervifasi di SKPD.Dinas


Daerah SIMDA 4 Perbendaharaan 1
SKPD.Kantor
7

SKPD.Kec.

SKPD.Pada
SMPN & SMAN

SKPD.UPTD
Kecamatan

Gambar 2. Mekanisme LPJ dan Pencairan Dana di Kabupaten Buton

140 JURNAL EKONOMI


Nama Orang
BISNIS | TAHUN 14 | NOMOR 2 | JULI 2009
Pemahaman Akuntansi Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah di Kabupaten Buton

Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang istilah telaah, dengan alasan bahwa metode penelitian
mekanisme pertanggungjawaban dan pencairan dana yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan
dari BUD ke SKPD masing-masing badan, dinas, fenomenologi. Atas dasar ini, penulis lebih memilih
kantor, SMAN/SMKN, SMPN, dan UPTD-UPTD analisis untuk masing-masing topik menggunakan
di kecamatan yang dapat digambarkan dengan skema istilah telaah. Telaah dapat diartikan sebagai penyeli-
sebagaimana Gambar 2. dikan dan kajian pemeriksaan terhadap hubungan
Pada dasarnya, pendapatan asli daerah merupa- antarbagian untuk mendapatkan pengertian dan
kan sumber-sumber penerimaan yang berasal dari pemaha-man makna secara keseluruhan.
pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan keka- Mekanisme penerimaan, baik dari pemerintah
yaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan pusat maupun pemerintah daerah merupakan wujud
asli daerah yang sah, seperti penjualan aset daerah. aktivitas dari sikap positif yang telah dilakukan oleh
Penerimaan pendapatan asli daerah, merupakan pen- aparatur dinas terkait di daerah sebagai desakan
dapatan yang dipungut dari daerah itu sendiri. Penda- kehendak yang muncul dari dalam hati aparatur yang
patan asli daerah diperoleh dari berbagai sumber paling dalam. Aparatur yang memiliki desakan
seperti: (a) pajak daerah, (b) retribusi daerah, dan (c) kehendak ini dapat mempersatukan pemikiran atau
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. ide-ide untuk dapat meng-umpulkan berbagai jenis
Pendapatan asli daerah merupakan penerimaan penerimaan daerah (diadopsi dari Abidin, 2006:73).
yang diperoleh dari sumber-sumber dalam wilayah Penerimaan daerah bersumber dari DAU, DAK,
sendiri, dipungut berdasarkan peraturan daerah, dan penerimaan bagi hasil pajak maupun nonhasil pajak
disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan melalui bank persepsi yang ditunjuk oleh pemerintah
yang berlaku (Bratakusu-mah, 2002:173). Untuk daerah, dan masuk sebelah debit kas, dan lawan per-
meningkatkan penerimaan pendapatan asli daerah kiraannya adalah dengan mengkreditkan pendapatan
tersebut, tentu memerlukan kerja keras dari aparatur dari: DAU, DAK, Bagi Hasil Pajak, dan Nonpajak
pemerintah daerah, khususnya dinas-dinas yang terkait selaku PAD Kabupaten Buton.
dalam penanganan sumber-sumber pendapatan asli Penerimaan daerah dari DAU, DAK, bagi hasil
daerah. Penanganan terhadap peningkatan sumber- pajak, maupun nonhasil pajak biasanya masuk pada
sumber PAD adalah dengan cara mengintensifkan awal bulan setiap tahun anggaran dimulai. Namun
penyuluhan kepada masyarakat sebagai objek PAD masing-masing sumber dana yang masuk ke kas
sehingga dapat memberikan pemahaman yang mema- daerah sangat berbeda antara DAU, DAK, dana bagi
dai, betapa pentingnya pembayaran pajak daerah jika hasil pajak, maupun nonpajak. Perbedaan tersebut
ditinjau dari aspek sosial dan ekonomi. Aspek sosial disebabkan pada masing-masing sumber dana memi-
dari pemungutan/penerimaan pajak dan retribusi dae- liki fungsi dan penggunaan yang berbeda-beda sehing-
rah dipandang sebagai kegiatan utama dari akuntansi. ga transfer dana dari pusat juga berbeda-beda. Seca-
Oleh karena itu, peran manusia dalam memengaruhi ra akuntansi, jika dana telah masuk ke kas daerah
proses penciptaan, pemilihan, penetapan, pemungutan, maka pada saat itu pula BUD melakukan pencatatan
dan penerimaan PAD sangat diharapkan. Semua secara global dan mengimformasikan kepada bagian
penerimaan pajak dan retribusi daerah melalui proses akuntansi untuk dilakukan pencatatan atas dana yang
interaksi sosial. Interaksi sosial menurut Habermas masuk dari pusat. Yang dimaksud dengan pencatatan
dalam Bernstein (1995) dapat terjadi melalui dua adalah dengan cara mendebetkan kas daerah dan
i n t e r a k s i m e n lifeworld dan system
d a s a r , y a i t u lawan rekening mengkreditkan pendapatan DAU,
mechanism. DAK, bagi hasil pajak, maupun pendapatan nonpajak
dari pusat. Sedangkan penerimaan pendapatan asli
PEMBAHASAN daerah dapat dilakukan setiap bulan oleh aparatur
Telaah Mekanisme Penerimaan Daerah bagian penagihan/pemungutan PAD dalam wilayah
Kabupaten Buton Kabupaten Buton. Pendapatan bersumber dari PAD,
Walgito (1999:11) berpendapat bahwa secara kejiwa-
Dalam pemaparan kajian masing-masing sub- an pendapatan asli daerah dicapai karena adanya kerja
topik disertasi ini, penulis lebih memilih menggunakan

ISSN: 0853-7283 141


La Ode Hasiara

sama kelompok dalam dinas terkait, adanya dorongan, pemerintah tentang pengelolaan keuangan daerah,
dan semangat yang muncul dari dalam diri aparatur, terjemahan dari pasal-pasal dalam Undang-Undang
yaitu jiwa. Jiwa manusia bekerja sama dengan hati No. 32/2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-
untuk melakukan suatu pekerjaan, yaitu adanya moti- Undang No.33/2004 tentang Keuangan Daerah, tam-
vasi untuk melakukan pemungutan pajak daerah dan paknya daerah telah berusaha untuk menjembatani
retribusi daerah. Berdasarkan penjelasan tersebut, tuntutan masyarakat di daerah dalam pengelolaan
baik penerimaan yang berasal dari pemerintah pusat keuangan daerah dengan baik dan berorientasi pada
maupun pemerintah daerah adalah atas dasar kerja kepenting-an masyarakat di daerah. Dalam kaitannya
keras dan partisipasi dari semua komponen sehingga dengan anggaran daerah maka peraturan pemerintah
dapat mencapai penerimaan yang maksimal, terutama tentang pengelolaan keuangan daerah, pada Pasal 72,
dari penerimaan pendapatan asli daerah dalam bentuk Ayat 2 UU.No.33/2004 menyiratkan arahan penyu-
pajak dan retribusi daerah Kabupaten Buton. Peneri- sunan anggaran pada masing-masing SKPD. Pada
maan daerah berasal dari DAU,DAK, bagi hasil pajak, pasal tersebut dinyatakan bahwa anggaran penda-
nonpajak, maupun PAD diawali dengan suatu peren- patan belanja daerah disusun dengan pendekatan pres-
canaan yang panjang, untuk bisa merampungkan tasi kerja yang akan dicapai. Kemudian dalam pasal
semua anggaran dari masing-masing SKPD se- tersebut dinyatakan bahwa rencana kerja dan angga-
Kabupaten Buton, minimal proses penyamaan ran disampaikan kepada DPRD untuk dibahas dalam
persepsi antara legislatif, eksekutif, dan semua jajaran- pembicaraan pendahuluan RAPBD. Hasil pembahas-
nya. Tentu semua proses yang dilewati, sejak penyu- an rencana kerja anggaran disampaikan kepada peja-
sunan anggaran dari bawah sampai dengan disahkan- bat pengelola keuangan daerah sebagai bahan penyu-
nya anggaran adalah sebagai akibat desakan yang sunan rancangan peraturan daerah tentang APBD.
muncul dari dalam jiwa seorang aparatur pemerintah Anggaran dapat dikatakan selesai, apabila telah
daerah. Desakan yang muncul dari jiwa seseorang mendapat persetujuan dari DPRD dan telah disahkan
disebabkan beberapa unsur yang memengaruhinya, oleh pemerintah daerah melalui keputusan bersama
seperti lingkungan pe-merintah daerah yang begitu antara DPRD dan kepala daerah dalam penetapan
kondusif. anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
Anggaran yang masuk ke kas daerah berupa DAU,
Realisasi Anggaran Sebagai Praktik Akuntansi DAK, pendapatan bantuan dari hasil pajak dan
Keuangan Daerah nonpajak bersifat global, yaitu sebagaimana anggaran
Pemerintah Daerah Kabupaten Buton pada tahun
Dengan terealisasinya anggaran pendapatan dan
yang berkenaan. Total anggaran ditransfer dari pusat
belanja daerah maka kegiatan akuntansi keuangan
paling cepat setiap tanggal 02 bulan Januari tahun
pemerintah daerah pun mulai terlaksana dengan baik
berkenaan.
karena pengelolaan anggaran daerah telah menjadi
Informan tersebut mengungkapkan bahwa DAU
perhatian utama bagi para pengambil keputusan dalam
2009 masuk ke kas daerah pada tanggal 2 Januari
pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun daerah.
2009. Kemudian dengan masuknya transfer dana dari
Oleh karena itu, dari seluruh proses paling panjang
pusat menunjukkan dana DAU telah cair sudah dapat
yang dilalui adalah penyusunan anggaran. Berikut
dioperasionalkan dengan menggunakan SPP dan SPM
disajikan kutipan hasil wawancara dengan informan
sebagai dasar pembuatan SP2D. Atas dasar ini, BUD
kunci. Bpk. Muchlis Muchsin, S.E. menyampaikan
membuat laporan ke bagian akuntansi untuk segera
bahwa proses penyusunan anggaran pendapatan dan
dilakukan pencatatan/pembukuan atas pendapatan
belanja daerah merupakan proses yang cukup panjang
daerah yang telah masuk ke kas daerah. Peranan
dan memerlukan perdebatan yang cukup alot, baik
akuntansi anggaran mulai berperan, karena penda-
pada tingkat kabupaten, DPRD Tingkat II, maupun
patan daerah melalui bendahara penerimaan berda-
sampai pada pemerintah provinsi dan DPRD Tingkat
sarkan Permendagri 13/2006 Pasal 187189 mengatur
I Kendari (wawancara ini berlangsung pada hari,
tata cara pelaksanaan penerimaan daerah yang dike-
Selasa, tanggal 17 Juli 2008, pukul 12.00 s.d. 13.30
lola oleh bendahara penerima. Bendahara penerima
wita, di ruang kerjanya). Sesuai dengan peraturan

142 JURNAL EKONOMI


Nama Orang
BISNIS | TAHUN 14 | NOMOR 2 | JULI 2009
Pemahaman Akuntansi Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah di Kabupaten Buton

wajib menyelenggarakan penatausahaan terhadap Demikian pula dengan penerimaan daerah, khususnya
seluruh penerimaan dan penyetoran ke kas daerah PAD wajib disetor seluruhnya tepat waktu kepada
yang menjadi tanggung jawab aparatur masing- kas daerah sebagaimana diisyaratkan pasal 74 UU
masing dinas terkait. No.33/2004 tentang Keuangan Daerah. Selanjutnya,
Secara administratif, bendahara penerima SKPD pengeluaran atas beban APBD dalam satu tahun
bertanggung jawab pada pengguna anggaran atas anggaran hanya dapat dilaksanakan setelah APBD
dasar pengelolaan uang yang menjadi tanggung tahun yang bersangkutan ditetapkan dalam peraturan
jawabnya kepada pengguna anggaran atas pengelo- daerah (perda). Hal itu sangat bersentuhan dengan
laan uang yang menjadi tugas. Namun, secara dana yang bersumber dari DAK, Pasal 75 UU.No.33/
fungsional, bendahara penerima SKPD pertanggung- 2004.
jawaban pada PPKD, selaku BUD (Departemen Rencana kerja anggaran yang telah disusun oleh
Dalam Negeri RI, 2007:9). Peran akuntansi angga- SKPD akan disampaikan kepada DPRD untuk diba-
ran pada kondisi ini adalah dapat memberikan infor- has dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD.
masi kepada pemerintah daerah bahwa jumlah mata Kemudian, hasil pembahasan rencana kerja dan ang-
anggaran yang diajukan telah disetujui plafon anggaran garan disampaikan kepada pejabat pengelola keuang-
tahun berkenaan. Selain itu, akuntansi anggaran mela- an daerah. Tentu keberhasilan rencana anggaran
lui BUD dapat meyebarluaskan informasi tersebut yang telah diajukan adalah atas kerja keras dari
kepada seluruh SKPD yang ada di daerah. masing-masing SKPD Kabupaten Buton sehingga
Akuntansi anggaran adalah bagian dari sistem setiap tahun harus menyampaikan usulan APBD ke
pengendalian anggaran. Dengan demikian, terlihat pemerintah pusat di Jakarta secara tepat waktu.
konteks pencatatan anggaran yang diajukan dalam Ketepatan menyampaikan usulan APBD Peme-
belanja harus dikreditkan lebih awal terhadap akun rintah Kabupaten Buton merupakan partisipasi semua
anggaran pada tahun berkenaan. Ketika anggaran anggota dalam tim SKPD. Jika laporan usulan APBD
telah direalisasikan maka belanja yang dikreditkan tadi cepat disampaikan ke pemerintah pusat, otomatis
akan didebetkan kembali sehingga kelihatan jika ada akan mempercepat masuknya dana DAK dari peme-
saldo anggaran yang belum dibelanjakan pada tahun rintah pusat. Jika dana alokasi khusus itu, telah masuk
yang berkenaan (Mardiasmo, 2002; Halim, 2002; dan ke kas daerah maka masing-masing SPKD sudah
Nordiawan, 2006). dapat melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan
Konsep tersebut melihat anggaran pemerintah dengan pelaksana proyek pada dinas tertentu. Secara
daerah seolah-olah menyamakan anggaran yang berla- administrasi, bendahara penerimaan dari masing-
ku pada sektor publik lainnya. Selain itu, konsep masing SKPD dapat mempertanggungjawabkan
tersebut hanya berlaku pada konteks anggaran penggunaan anggaran atas pengelolaan ke-uangan
pendapatan daerah semata-mata bersumber dari dana yang menjadi tanggung jawabnya. Namun secara
DAU, namun tidak berlaku bagi anggaran pendapatan fungsional bendahara penerima SPKD bertanggung
yang bersumber dari dana DAK, pendapatan bagi jawab kepada PPKD selaku BUD. Tampak jelas
hasil pajak maupun nonpajak. bahwa aparatur pemerintah daerah khususnya Kabu-
paten Buton, dan seluruh kabupaten/kota yang ada di
Telaah Realisasi Anggaran sebagai Praktik Indonesia secara bersama-sama menyusun ren-cana
Akuntansi Keuangan Daerah kerja setiap tahunnya. Rencana kerja setiap tahun
ini, tentunya selalu diawali dengan penyusunan angga-
Anggaran pendapatan dan belanja daerah yang
ran yang dapat melibatkan semua pihak terkait. Keter-
terealisasi merupakan bukti nyata dari aktivitas jajaran
kaitan semua pihak, tentu didorong atas desakan
satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan dibantu
kemauan diri masing-masing aparatur serta didukung
oleh tim anggaran pemerintah daerah (TAPD) di
lingkungan organisasi yang kondusif sehingga semua
Kabupaten Buton. Tentu saja satuan kerja perangkat
aparatur memiliki daya tarik untuk ikut berpartisipasi
daerah (SKPD) dalam penyusunan rencana kerja
dalam berbagai kegiatan rutin yang dilakukan masing-
pemerintah daerah baik program jangka pendek mau-
masing dinas terkait di daerah Kabupaten Buton.
pun jangka panjang harus tepat pada waktunya.

ISSN: 0853-7283 143


La Ode Hasiara

Banyak hal yang harus diperhatikan tentang keter- Pertanggungjawaban masing-masing pengguna
kaitan realisasi anggaran sebagai praktik akuntansi. angga-ran/barang daerah dilakukan setiap tanggal 1
Sebagaimana disampaikan Walgito (1999) bahwa s.d. tanggal 10 bulan berikutnya. Sistem pertanggung-
dalam realisasi anggaran ada berbagai aspek yang jawaban tersebut jika di suatu perusahaan sama
terkait dengan kegiatan akuntansi sebagai berikut. (1) dengan penggunaan dana kas kecil. Laporan pertang-
Aspek sikap yang dapat dipahami dari aspek positif- gungjawaban (LPJ) dilakukan apabila telah dibelan-
nya bahwa terealisasinya anggaran pendapatan dan jakan dana minimal 80% dan maksimal 90%, dengan
belanja daerah Kabupaten Buton merupakan perwu- disertai bukti-bukti yang sah atas penggunaan angga-
judan dari sikap kepedulian aparatur dalam tahap ran/penggunaan barang daerah.
perencanaan anggaran. Kepedulian penyusunan ang-
garan tentu akan menghasilkan terealisasinya angga- Telaah Operasionalisasi Anggaran sebagai
ran dalam wilayah Kabupaten Buton. (2) Aspek peri- Praktik Akuntansi Keuangan Pemerintah
laku mengatakan bahwa dengan terealisasinya angga- Daerah
ran dalam wilayah Kabupaten Buton merupakan
manivestasi sikap positif bagi aparatur sehingga Dengan dicairkannya anggaran pemerintah,
Pemerintah Daerah Kabupaten Buton dapat mereali- terutama yang bersumber dari DAU maka masing-
sasikan anggarannya dengan baik. masing SKPD dan dinas terkait telah menyusun doku-
men anggaran untuk mengajukan SP2D dan men-
cairkan dananya melalui kas umum daerah (BUD).
Operasionalisasi Anggaran sebagai Praktik
Pencairan SP2D dapat dilakukan dengan dua cara.
Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Pertama, menggunakan cek. Kedua, menggunakan
Anggaran dikatakan sebagai praktik akuntansi bilyet giro. Mengingat penggunaan cek memiliki ting-
keuangan daerah, jika anggaran tersebut telah disah- kat risiko tinggi, kebanyakan SKPD terkait menggu-
kan pemerintah melalui persetujuan antara DPRD dan nakan bilyet giro.
Kepala Daerah Kabupaten Buton. Kemudian ditin- Dengan tercairkannya anggaran masing-masing
daklanjuti melalui surat keputusan bersama (SKB) SKPD terkait maka BUD menyampaikan laporan
tentang pelaksanaan APBD. Kondisi tersebut sesuai kepada bidang akuntansi untuk dilakukan pencatatan/
dengan PP RI No.24/2005 yang menyatakan bahwa -pembukuan sesuai dengan SKPD masing-masing
akuntansi anggaran diselenggarakan pada saat angga- yang telah mencairkan SP2D-nya. Aparatur yang
ran disahkan untuk dilaksanakan. ditunjuk sebagai bendahara pengeluaran dari SKPD
Istilah akuntansi anggaran mengacu pada prak- adalah bendahara yang diusulkan oleh kepala SKPD
tik yang terjadi pada berbagai instansi terkait dan terkait. Kemudian aparatur yang ditunjuk sebagai
berdasarkan nota kesepakatan oleh masing-masing bendahara pengeluaran dapat menyampaikan LPJ-
dinas SKPD terkait. Tentu masing-masing dinas nya paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
SKPD terkait akan mengajukan SP2D kepada Penggunaan dana yang dipertanggungjawabkan
SKPKD untuk mendapatkan anggaran sesuai renca- oleh masing-masing bendahara pembantu minimal
na dan alokasi masing-masing anggaran di BPKAD, telah membelanjakan sebesar 80%. Pengeluaran 80%
khususnya BUD yang telah melakukan pencatatan, itu ketika dipertanggungjawabkan harus memiliki bukti
ketika dana tersebut dialokasikan, pada masing- kuat, sah, dan lengkap. Jika tidak memiliki bukti sah
masing pengguna anggaran/pengguna barang daerah. dan lengkap, pertanggungjawaban tersebut akan dito-
Selanjutnya, Tanjung (2007:79) mengatakan bah- lak, tidak akan diproses, dan tidak mendapatkan peng-
wa akuntansi anggaran harus dimulai dari basis gantian dana yang telah dibelanjakan.
pencatatan akuntansi anggaran, saldo normal akun- Keterlambatan ini, menjadi pemicu keterlambatan
akun anggaran, sampai dengan pencatatan akuntansi pencairan dana (SP2D) berikutnya. Akibatnya, akan
anggaran pada saat APBD disahkan. Kemudian dite- mengganggu kelancaran aktivitas kegiatan sehari-hari
tapkan dengan DPA-SKPD atau otorisasi kredit ang- oleh SKPD tersebut. Untuk itu, perlu adanya kehati-
garan dan realisasi anggaran dengan menggunakan hatian dalam melakukan berbagai pengeluaran dana,
SPM-LS maupun SPM-UP. terutama berkaitan dengan keabsahan, serta bukti-

144 JURNAL EKONOMI


Nama Orang
BISNIS | TAHUN 14 | NOMOR 2 | JULI 2009
Pemahaman Akuntansi Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah di Kabupaten Buton

bukti yang lengkap, dan sesuai dengan objek penge- tinggi memuat unsur psikologi, jika laporan pertang-
luaran yang tercantum dalam laporan pertanggung- gungjawaban diterima maka secara psikologi akan
jawaban penggunaan dana. Dalam praktik akuntansi memberikan informasi kesan menguat. Hal itu berarti
keuangan daerah banyak unsur yang harus diperhati- laporan keuangan yang disampaikan mendapatkan
kan. (1) Aspek sikap dapat dipahami dari segi positif- nilai positif dari pemerintah yang lebih tinggi, mengingat
nya bahwa pencatatan dilakukan dari bagian akun- laporan pertanggungjawaban yang disampaikan dapat
tansi. Jika ada laporan dari bendahara umum daerah diterima. Sebaliknya, laporan pertanggungjawaban
bahwa pencatatan telah dilakukan oleh bagian akun- yang ditolak mengandung informasi kesan melemah
tansi, berarti hal itu dianggap sebagai sikap kepedulian dan menandakan bahwa laporan pertanggungjawaban
untuk melakukan pencatatan/pembukuan. (2) Dari disampaikan pemerintah kepada pemerintah yang
aspek perilaku mengatakan bahwa terbentuknya pen- lebih tinggi itu jelek. Kondisi tersebut menandakan
catatan akuntansi di BPKAD merupakan manivestasi bahwa kinerja pemerintah daerah mendapat nilai
dari sikap positif bagi aparatur sehingga secara admi- negatif. Kinerja yang demikian dapat dikatakan bahwa
nistrasi, catatan akuntansi di Kabupaten Buton dapat pemerintah daerah tidak berhasil dalam memberdaya-
dipertanggung-jawabkan, karena terlaksananya kan semua potensi yang ada termasuk aparaturnya.
pembukuan yang baik akan membawa nama organi-
sasi pemerintah daerah juga semakin baik. Oleh Persepsi Aparatur terhadap Akuntansi
karena, pencatatan dilakukan dengan baik maka Keuangan Daerah
BPKAD Kabupaten Buton telah siap untuk
Persepsi sebetulnya dapat dibentuk berdasarkan
pertanggung-jawaban atas pengelolaan keuangan di
kemampuan daya pikir se-seorang terhadap berbagai
semua SKPD sehingga aparatur dapat menjalankan
objek yang dipersepsikan. Daya pikir seseorang diben-
berbagai aktivitasnya masing-masing, sesuai dengan
tuk berdasarkan beberapa unsur, seperti: psikologi,
tujuan organisasi. (3) Dari aspek sosiologi, dalam
unsur sosiologi, dan ke-mudian dipengaruhi stimulus,
pelaksanaan anggaran di semua SKPD dituntut
baik berasal dari dalam maupun dari luar.
adanya pertanggungjawaban atas penggunaan dana.
Sementara Thoha (2007:47) mengatakan bahwa
Pertanggungjawaban atas penggunaan dana akan
untuk memahami perilaku manusia berinteraksi
berpengaruh terhadap kelancaran aktivitas organisasi.
dengan lingkungannya ada beberapa unsur yang harus
Pengaruh yang timbul disebabkan oleh laporan
dipa-hami. (1) Adanya unsur kognitif yang mengata-
pertanggungjawaban atas penggunaan dana yang
kan bahwa perilaku seseorang disebabkan adanya
ditolak sehingga mengganggu aktivitas banyak orang
suatu rangsangan, yakni suatu objek fisik yang dapat
(aparatur) dalam SKPD tertentu di Kabupaten Buton.
mengubah sikap seseorang dalam banyak cara. (2)
Untuk itu, diharapkan bagi bendahara pengeluar-
Adanya struktur kognitif yang mengatakan bahwa
an di masing-masing SKPD terkait dapat melaporkan
aktivitas pengetahuan memahami sesuatu tidak berdiri
pertanggungjawaban rutin dengan baik sehingga tidak
sendiri, melainkan dibentuk dari karakteristik sebuah
mengganggu aktivitas kegiatan organisasi secara
rangsangan dan penga-laman masing-masing individu.
menyeluruh. (4) Aspek psikologi, dapat ditandai pada
(3) Fungsi kognitif dapat (a) melahirkan kognisi baru,
berbagai aspek yang telah dijelaskan bahwa semua
(b) menghasilkan emosi, (c) mem-bentuk sikap, dan
pekerjaan yang berkaitan dengan transaksi dan catat-
(d) memberikan motivasi terhadap konsekuensi
an akuntansi pada tahap pelaksanaan anggaran itu
perilaku.
harus dilakukan pencatatan secara terus menerus.
Dari sekian banyak unsur yang dapat menghasil-
Selain pencatatan yang dilakukan oleh bagian akun-
kan persepsi, pada intinya jika dikaitkan dengan UU
tansi, juga menyajikan laporan keuangan daerah seca-
No. 5/1974, Pasal 18 UUD 1945, UU No. 22/1999
ra lengkap. Laporan keuangan daerah dikatakan leng-
tentang Otonomi Daerah, dan UU No. 25/1999
kap apabila memuat laporan realisasi anggaran, neraca
tentang Keuangan Daerah. UU No. 25 sebagai
daerah, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
penggerak otonomi daerah. Semua undang-undang
keuangan. Laporan keuangan yang disampaikan oleh
tersebut di atas sebagai sebuah stimulus. Tentu stimu-
pemerintah daerah kepada pemerintah yang lebih
lus tersebut selalu ada respons, kalau respons tidak

ISSN: 0853-7283 145


La Ode Hasiara

ada maka persepsi tidak akan muncul. Dengan Penyusunan anggaran yang cukup panjang tersebut
demikian, pembentukan persepsi akuntansi keuangan dikategorikan sebagai objek peristiwa penyusunan
daerah pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi anggaran sampai pada tahap pengesahan anggaran
dua bagian, yaitu: (1) unsur sosiologis dan psikologis pendapatan dan belanja daerah. Setelah anggaran
(internal), (2) unsur pengalaman masa lalu, lingkungan, disahkan maka proses selanjutnya adalah penyusunan
situasi, dan norma-norma. Berdasarkan kedua unsur dokumen anggaran pelaksanaan oleh masing--masing
tersebut maka persepsi aparatur akuntansi keuangan SKPD. Penyusunan dokumen anggaran harus ditrans-
daerah dalam era reformasi adalah sebagaimana formasikan kepada seluruh jajaran SKPD setempat.
Gambar 3. Praktik pelaksanaan dari semua anggaran yang telah
Pada Undang-Undang No. 5/1974 dan Pasal 18 disahkan dan dioperasikan akan menghasilkan realisasi
undang-Undang Dasar 1945 tentang Otonomi Daerah anggaran berupa DAU, DAK, dana bagi hasil pajak,
berdasarkan pengalaman masyarakat, organisasi, dan bukan pajak yang bersumber dari sumber daya
maupun individu di era orde baru memang mengan- alam (SDA).
dung stimulus, namun tidak terespon sehingga tidak Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas
menimbulkan gejolak di tengah-tengah masyarakat tentang kandungan informasi anggaran, yaitu dapat
Indonesia pada saat itu. Berdasarkan pemaparan dari memersepsikan akuntansi keuangan daerah sekaligus
semua subtopik yang telah dikemukakan tersebut memersepsikan berbagai hal. Misalnya, akuntansi ke-
maka muncul perubahan persepsi terhadap akuntansi uangan daerah, anggaran berupa dana alokasi umum,
keuangan daerah sekaligus dapat membantu persepsi dana alokasi khusus, serta bagi hasil pajak dan bukan
akuntansi keperilakuan, sosiologi akuntansi, dan psiko- pajak sangat tergantung pada konteks yang melingku-
logi akuntansi. Proses perubahan tersebut dapat pinya. Contoh konteks akuntansi anggaran yang dapat
dilihat pada Gambar 4. dipersepsikan berbagai hal adalah sebagaimana
Sebagaimana telah disinggung pada pembahasan Gambar 4.
sebelumnya bahwa proses penyusunan anggaran pada Angka-angka rupiah yang terdapat dalam angga-
tahap awal merupakan rencana kegiatan yang akan ran, baik itu bernilai positif (+), negatif/(-), maupun
disampaikan dalam bentuk taksiran, perolehan penda- sama dengan (=) tetap akan memberikan respons bagi
patan, dan belanja dalam ukuran satuan unit moneter. individu (aparatur) yang mengamati anggaran tersebut.

Masyarakat
b UU.No.5/1974
Orgnsisasi Ttg.Pemerin- S+/R-
tah Daerah
Er.Baru
Individu UU.No.22/99
UU.No.25/99
1 S+ E
Era Reformasi R+ R

S+/R-
P.m asa lalu Psl.18.UUD.45 Ob. Persepsi
Lingkungan Ttg.Pemerintah Er.Baru
Situasi Daerah
Norma-
norma 2

Gambar 3. Konsep Perilaku Aparatur terhadap Reformasi


Keterangan:
1. S+/R-, (Er.Baru) era orde baru ada stimulus, tetapi tidak direspon oleh seluruh masyara-kat, organisasi, dan individu secara
umum.
2. S+/R+, (E.R) era reformasi ada stimulus dan ada respon sehingga banyak menim-bulkan tanggapan dari berbagai kalangan.

146 JURNAL EKONOMI


Nama Orang
BISNIS | TAHUN 14 | NOMOR 2 | JULI 2009
Pemahaman Akuntansi Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah di Kabupaten Buton

Realisasi L.R.A(+/-)
DAU (+/=/-) Neraca (+/-)
DAK(+/=/-) L.A.K. (+/-)
Bagi Hasil(+/=/-) C.A.L.K(+/-)

Objek Anggaran Proses


Peristiwa (+/=/-) transformasi Transformasi

Realisasi Mata
PD (+/=/-) Telinga
RD (+/=/-) Otak
Pikiran
Hati

Gambar 4. Proses Perubahan Persepsi, Akuntansi anggaran, Sosiologi, dan Psikologi Akuntansi

A ngka

K eputusan

U ang
DAU (S/R +/-)
DAK (S/R +/-)
N ilai Anggaran
Bagi Hasil Pajak (S/R +/-)
bisa jadi
S/R (+/-/=) Non Pajak (S/R +/-)
Pajak Daerah (S/R +/-)
T ransaksi Ret. Daerah (S/R +/-)

A nalisis

N etral

S istem Mencermati objek anggaran

I nformasi

Gambar 5. Konsep Anggaran Pemda

Tentu jika ditinjau dari aspek positifnya (+) maka ang- rencana. Ketiga aspek ini, secara psikologis dapat
garan yang dicapai dapat melampaui target yang dite- mengubah keputusan dalam pengambilan kebijakan
tapkan. Sebaliknya, jika ditinjau dari aspek negatifnya anggaran. Kebijakan anggaran dari aspek psikologi
(-), berarti anggaran yang dicapai tidak memenuhi disebabkan adanya dorongan yang timbul dari dalam
target. diri individu, atas desakan yang muncul dari dalam
Selanjutnya, anggaran yang dicapai sama dengan jiwa seseorang aparatur Pemerintah Daerah Kabupa-
diberi simbol (=), berarti rencana anggaran pendapatan ten Buton untuk menetapkan anggaran.
sama dengan capaian, kondisi ini berarti sesuai dengan

ISSN: 0853-7283 147


La Ode Hasiara

KESIMPULAN daerah (SKPD) dalam penyusunan rencana kerja


Penerimaan daerah pada dasarnya dikelompok- pemerintah daerah, baik program jangka pendek
maupun jangka panjang harus tepat pada waktunya.
kan menjadi dua bagian, yaitu penerimaan dari pusat
dan penerimaan yang bersumber dari pendapatan asli Demikian pula dengan penerimaan daerah khususnya
daerah. Pertama, penerimaan yang bersumber dari PAD, wajib disetor seluruhnya tepat waktu kepada
pemerintah pusat dapat berupa dana alokasi umum, kas daerah sebagaimana diisyaratkan Pasal 74 UU
dana alokasi khusus, dana bagi hasil pajak, dan dana No. 33/2004 tentang Keuangan Daerah. Anggaran
bagi hasil bukan pajak. Kedua, penerimaan daerah dikatakan sebagai praktik akuntansi keuangan daerah,
yang berasal dari pemerintah daerah, yaitu (1) pajak jika anggaran yang dimaksud telah disahkan peme-
daerah dan (2) retribusi daerah. Sebetulnya ketentuan rintah melalui persetujuan antara DPRD dan Kepala
mengenai pajak daerah dan retribusi daerah diarahkan Daerah Kabupaten Buton. Kemudian, ditindaklanjuti
untuk memberikan kewenangan lebih besar kepada melalui surat keputusan bersama (SKB) tentang
pemerintah daerah untuk melakukan pemungutan pelaksanaan APBD. Hal ini sesuai dengan amanat
pajak dan retribusi daerah, ketentuan dalam penetapan (PP.RI. No.24/2005) yang menyatakan bahwa akun-
tarif pajak dan retribusi daerah diisyaratkan berdasar- tansi anggaran diselenggarakan pada saat anggaran
kan Pasal 8 UU No. 33/2004. disahkan untuk dilaksanakan.
Penerimaan pendapatan asli daerah Kabupaten Istilah akuntansi anggaran mengacu pada
Buton dilakukan oleh masing-masing dinas yang praktik akuntansi yang terjadi di berbagai SKPD ter-
wewenang untuk melakukan penagihan pada masing- kait anggaran berdasarkan nota kesepakatan angga-
masing objek pajak daerah maupun retribusi daerah. ran oleh SKPD terkait. Tentu masing-masing dinas
Untuk dapat meningkatkan penerimaan pendapatan SKPD terkait mengajukan SP2D kepada SKPKD
asli daerah oleh aparatur terkait, harus dilakukan ber- untuk mendapatkan anggaran sesuai rencana dan alo-
kasi masing-masing dengan anggaran. Alokasi angga-
bagai upaya, seperti penyuluhan secara kontinu pada
objek pajak dan retribusi sehingga wajib pajak dan ran ini tentu di BPKAD, khususnya BUD telah
retribusi dapat memahami fungsi pajak dan retribusi melakukan pencatatan, ketika dana tersebut dialokasi-
terhadap pembangunan daerah, dalam hal ini daerah kan pada masing-masing pengguna anggaran/penggu-
Kabupaten Buton. Dalam konteks ini, sejak dilakukan na barang daerah. Tanjung (2007:79) mengatakan
perencanaan pendapatan asli daerah (PAD), di situ bahwa akuntansi anggaran harus dimulai dari basis
sudah menyinggung dan berbicara dengan angka- pencatatan akuntansi anggaran, saldo normal akun-
angka yang tercantum dalam anggaran pendapatan akun anggaran, sampai dengan pencatatan akuntansi
asli daerah. Angka-angka yang tercantum dalam PAD anggaran pada saat APBD disahkan. Kemudian,
merupakan wujud akuntansi keuangan daerah. Hal ditetapkan dengan DPA-SKPD atau otorisasi kredit
ini banyak dijumpai, baik masih status sebagai angga- anggaran, realisasi anggaran dengan menggunakan
ran maupun sudah merupakan realisasi anggaran. SPM-LS, maupun SPM-UP. Konsep tersebut adalah
Sebagai contoh, realisasi anggaran yang tecermin relevan dengan praktik akuntansi anggaran yang
dalam realisasi anggaran pendapatan belanja dan pem- berlaku di daerah Kabupaten Buton 2007, sebagai-
biayaan tahun anggaran 2007 adalah sebagai berikut. mana disampaikan Bapak H. La Zani, S.E., selaku
(1) Pendapatan asli daerah dikelompokkan menjadi: Bendahara Umum Daerah Kabupaten Buton.
(a) pendapatan pajak daerah, (b) pendapatan retribusi
daerah, dan (c) pendapatan hasil pengelolaan kekaya- DAFTAR RUJUKAN
an daerah yang tidak dipisahkan. (2) Lain-lain penda- Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1990,
patan asli daerah yang sah. tentang Pemerintah Daerah.
Anggaran pendapatan dan belanja daerah yang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999,
terealisasi merupakan bukti nyata dari aktivitas jajaran tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
dan Pemerintah Daerah.
satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang dibantu
Peraturan Pemerintah No. 110/2000 tentang Kedudukan
oleh tim anggaran pemerintah daerah (TAPD) di Keuangan DPRD.
Kabupaten Buton. Tentu saja satuan kerja perangkat

148 JURNAL EKONOMI


Nama Orang
BISNIS | TAHUN 14 | NOMOR 2 | JULI 2009
Pemahaman Akuntansi Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah di Kabupaten Buton

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004, Bratakusumah, dan Deddy, S. 2002. Otonomi Penyeleng-
tentang Pemerintah Daerah. garaan Otonomi Daerah. Jakarta: Penerbit PT
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 105 Gramedia Pustaka Utama.
Tahun 2005, tentang Pengelolaan dan Pertanggung- Departemen Dalam Negeri R.I. 2007. Sistem dan Prosedur
jawaban Keungan Daerah. Pengelolaan Keuangan Daerah: Surat Edaran
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun BAKD. Pedoman Sistem dan Prosedur Penatausahaan
2007, tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara dan Akuntansi, Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Keuangan Daerah. Bandung: Penerbit Fokus Media.
Kabupaten/Kota. Habermas, J. 2006. Teori Tindakan Komunikatif, Rasio
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, dan Rasionalisasi Masyarakat, (pen erjemah
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Nurhadi). Yogyakarta: Penerbit Kreasi Wacana.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun Halim, A. 2002. Seri Bunga Rampai Manajemen Keuangan
2007, tentang Organisasi Perangkat Daerah. Daerah: Akuntansi dan Pengendalian Keuangan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, Daerah. Yogyakarta: Penerbit UPP AMP YKPN.
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Halim, A. 2005. Pengaruh Faktor-faktor Rasional, Politik
Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor dan Kultur Organisasi Terhadap Pemanfaatan
13 tahun 2006. Bandung : Penerbit Fokusmedia. Informasi Kinerja Instansi Pemerintah Daerah. SNA
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1989. Tim Penyusun VIII. Solo, 1516 September 2005.
Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Hardiman, F., dan Budi. 2003. Melampau Positivisme dan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Balai Modernitas. Diskursus Filosofis tentang Metode
Pustaka. Ilmiah dan Problem Modernitas. Yogyakarta: Penerbit
Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah. Kanisius.
2007. Surat Edaran BAKD. Pedoman Sistem dan Harun, H.R. 2007. Metode Penelitian Kualitatif untuk
Prosedur Penatausahaan dan Akuntansi, Pelaporan Pelatihan. Bandung: Penerbit CV Mandar Maju.
dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. Harun, H.H. 2003. Penetapkan Program Sosialisasi untuk
Bandung : Penerbit Fokus Media. Peningkatan PAD. Edisi Pertama. Yogyakarta:
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) PP.No.24 Tahun Penerbit BPFE. Fakultas Ekonomi UGM. Yogyakarta.
2005. Ikhsan, A., dan Muh. Ishak. 2005. Akuntansi Keperila-
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Peme- kuan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
rintah. 2008. Bandung: Penerbit Fokus Media. Kaho. 1998. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik
Tim Rrima Pena.(2006). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Indonesia: Identifikasi beberapa Faktor yang
Jakarta: Penerbit Cita Media Press. Mempengaruhi Penyelenggaraannya. Jakarta: PT
Abidin, Z. 2006. Fisafat Manusia, Memahami manusia Rajawali Presada.
melalui filsafat. Bandung: Penerbit PT Remaja J,Wajong. 1985. Administrasi Keuangan Daerah. Jakarta:
Rosdakarya. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Dalam Kurniawan, M. 1999. Public Sector Accounting di Indone-
Negeri dan Otonomi Daerah Republik Indonesia. 2000. sia, Apa yang Dilakukan IAI .Media Akuntansi, Edisi
Metode Penelitian Sosial (Terapan dan Kebijaksa- 04.
naan) Jakarta LAN, BPKP. 2000. Pengukuran Kinerja Instansi
Bastian, I. 2001. Manual Akuntansi Keuangan Pemerintah Pemerintah, Modul Sosialisasi Sistem Akuntabilitas
Daerah : Pusat Pengembangan Akuntansi Fakultas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Jakarta:
Ilmu Ekonomi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Penerbit BPFE. Mamesah. 1995. Sistem Administrasi Keuangan Daerah.
Bastian, I. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Jakarta: Pustaka umum.
Pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga (Anggota Mardiasmo. 2002. Value for Money Audit dalam
IKAPI). Pemeriksaan Keuangan Daerah Sebagai Upaya
Bastian, I. 2006. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Memperkuat Akuntabilitas Publik, Makalah Semi-
Penerbit Salemba Empat. nar Strategi Pemeriksaan Keuangan Daerah yang
Bernstein, R. 1995. Habermas and Modemity. Edt. Cam- Ekonomis, Efisien, dan Efektif dalam Rangka
bridge: Polity. Pelaksanaan Otonomi Daerah. Yogyakarta: Penerbit
Andi.

ISSN: 0853-7283 149


La Ode Hasiara

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Nordiawan, D. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta:
Penerbit Andi. Penerbit Salemba Empat.
Miftah, T. 2007. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Sen, A. 1979. Personal Utilities and Public Judgements. Or
Aplikasinya. Jakarta: Penerbit Rajawali Pers. Whats Wrong with Welfare Economics. The Eco-
Moleong, L.J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. nomic Journal Vol. 89, hal.52757.
Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Syamsi, I. 1993. Pokok-pokok Kebijaksanaan Perenca-
Moleong. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif.Edisi naan, Pemrograman, dan Penganggaran Pemba-
Revisi. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya. ngunan Tingkat Nasional dan Regional. Jakarta: PT
Muhadjir, N. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Penerbit Rajawali Press.
ketiga. Yogyakarta: Rake Sarasin. Syamsi. 1998. Sistem Administrasi Pemerintahan di
Muhadjir. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Daerah. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
keempat. Yogyakarta: Penerbit Rake Sarasin. Tanjung, dan Abdul, H. 2007. Akuntansi Pemerintahan
Muljadi, A. 2005. Pokok dan Ikhtisar Manajemen Strategik Daerah, Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
: Perencanaan dan Manajemen Kinerja (Bahan/ Thoha, M. 2007. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan
Pedoman Semua Instansi/Institusi/Lem-baga Usaha Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Lembaga Pendidikan/Mahasiswa Pascasarjana/ Tim Sankri. 2003. Sistem Administrasi Negera Kesatuan
Ekonomi/-Pedoman Penyusunan Renstra. Jakarta: Republik Indonesia: Prinsi-prinsip Penyelenggaran
Penerbit Prestasi Pustaka. Negara. Jakarta: Penerbit Lembaga Adminisrasi
Nasution, S. 1996. Metode Penelitian Naturalistik- Negara.
Kuantitatif. Bandung: Penerbit Tarsito. Triyuwono, I.2006.Perspektif, Metodologi, dan Teori.
Nasution, S. 2003. Metde Penelitian Naturalistik- Akuntansi Syariah. Edisi pertama. Jakarta: Penerbit
Kuantitatif. Bandung: Penerbit Tarsito. PT Raja Grafindo Persada.

150 JURNAL EKONOMI


Nama Orang
BISNIS | TAHUN 14 | NOMOR 2 | JULI 2009

You might also like