Professional Documents
Culture Documents
Pengantar Ilmu Hukum
Pengantar Ilmu Hukum
Menurut Satjipto Rahardjo Ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan yang berusaha menelaah
hukum. Ilmu hukum mencakup dan membicarakan segala hal yang berhubungan dengan hukum.
Ilmu hukum objeknya hukum itu sendiri. Demikian luasnya masalah yang dicakup oleh ilmu ini,
sehingga sempat memancing pendapat orang untuk mengatakan bahwa batas-batasnya tidak
bisa ditentukan (Curzon, 1979 : v).
Selanjutnya menurut J.B. Daliyo Ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan yang objeknya hukum.
Dengan demikian maka ilmu hukum akan mempelajari semua seluk beluk mengenai hukum,
misalnya mengenai asal mula, wujud, asas-asas, sistem, macam pembagian, sumber-sumber,
perkembangan, fungsi dan kedudukan hukum di dalam masyarakat. Ilmu hukum sebagai ilmu
yang mempunyai objek hukum menelaah hukum sebagai suatu gejala atau fenomena kehidupan
manusia dimanapun didunia ini dari masa kapanpun. Seorang yang berkeinginan mengetahui
hukum secara mendalam sangat perlu mempelajari hukum itu dari lahir, tumbuh dan
berkembangnya dari masa ke masa sehingga sejarah hukum besar perannya dalam hal tersebut.
Pengantar Ilmu Hukum (PIH) kerapkali oleh dunia studi hukum dinamakan Encyclopaedia
Hukum, yaitu mata kuliah dasar yang merupakan pengantar (introduction atau inleiding) dalam
mempelajari ilmu hukum. Dapat pula dikatakan bahwa PIH merupakan dasar untuk pelajaran
lebih lanjut dalam studi hukum yang mempelajari pengertian-pengertian dasar, gambaran dasar
tentang sendi-sendi utama ilmu hukum.
c
Tujuan Pengantar Imu Hukum adalah menjelaskan tentang keadaan, inti dan maksud tujuan dari
bagian-bagian penting dari hukum, serta pertalian antara berbagai bagian tersebut dengan ilmu
pengetahuan hukum. Adapun kegunaannya adalah untuk dapat memahami bagian-bagian atau
jenis-jenis ilmu hukum lainnya.
'edudukan Pengantar Ilmu Hukum merupakan dasar bagi pelajaran lanjutan tentang ilmu
pengetahuan dari berbagai bidang hukum. Sedangkan kedudukan dalam kurikulum fakultas
hukum adalah sebagai mata kuliah keahlian dan keilmuan. Oleh karena itu pengantar ilmu
hukum berfungsi memberikan pengertian-pengertian dasar baik secara garis besar maupun secara
mendalam mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan hukum. Selain itu juga pengantar
ilmu hukum juga berfungsi pedagogis yakni menumbuhkan sikap adil dan membangkitkan minat
untuk denagan penuh kesungguhan mempelajari hukum.
c
Sejarah hukum, yaitu suatu disiplin hukum yang mempelajari asal usul terbentuknya dan
perkembangan suatu sistem hukum dalam suatu masyarakat tertentu dan memperbanding antara
hukum yang berbeda karena dibatasi oleh perbedaan waktu
Sosiologi hukum, yaitu suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara empiris dan analitis
mempelajari hubungan timbal balik antara hukum sebagai gejala sosial dengan gejala sosial lain
(Soerjono Soekanto)
Antropologi hukum, yakni suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari pola-pola
sengketa dan penyelesaiannya pada masyarakat sederhana, maupun masyarakat yang sedang
mengalami proses perkembangan dan pembangunan/proses modernisasi (Charles Winick).
Perbandingan hukum, yakni suatu metode studi hukum yang mempelajari perbedaan sistem
hukum antara negara yang satu dengan yang lain. Atau membanding-bandingkan sistem hukum
positif dari bangsa yang satu dengan bangsa yang lain
Psikologi hukum, yakni suatu cabang pengetahuan yang mempelajari hukum sebagai suatu
perwujudan perkembangan jiwa manusia (Purnadi Purbacaraka).
!
1. Metode Idealis ; bertitik tolak dari pandangan bahwa hukum sebagai perwujudan dari
nilai-nilai tertentu dalam masyarakat
2. Metode Normatif Analitis ; metode yg melihat hukum sebagai aturan yg abstrak. Metode
ini melihat hukum sebagai lembaga otonom dan dapat dibicarakan sebagai subjek
tersendiri terlepas dari hal2 lain yang berkaitan dengan peraturan2. Bersifat abstrak
artinya kata-kata yang digunakan di dalam setiap kalimat tidak mudah dipahami dan
untuk dapat mengetahuinya perlu peraturan-peraturan hukum itu diwujudkan.
Perwujudan ini dapat berupa perbuatan-perbuatan atau tulisan. Apabila ditulis, maka
sangat penting adalah pilihan dan susunan kata-kata.
3. Metode Sosiologis; metode yang bertitik tolak dari pandangan bahwa hukum sebagai alat
untuk mengatur masyarakat.
4. Metode Historis ; metode yang mempelajari hukum dengan melihat sejarah hukumnya.
5. Metode sistematis; metode yang melihat hukum sebagai suatu sistem
6. Metode 'omparatif; metode yang mempelajari hukum dengan membandingkan tata
hukum dalam berbagai sistem hukum dan perbandingan hukum di berbagai negara.
c c
" # "$ % "&"
'
#(
Manusia sebagai makhluk monodualistik :
Artinya adalah manusia selain sbg makhluk individu (perseorangan) mempunyai kehidupan jiwa
yg menyendiri namun manusia juga sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat. Manusia lahir, hidup dan berkembang dan meninggal dunia di dalam masyarakat.
Menurut Aristoteles (Yunani, 384-322 SM), bahwa manusia itu adalah ZOON POLITICON
artinya bahwa manusia itu sbg makhluk pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul
dengan sesama manusia lainnya, jadi makhluk yg suka bermasyarakat. Dan oleh karena sifatnya
suka bergaul satu sama lain, maka manusia disebut makhluk sosial.
Terjadilah hubungan satu sama lain yang didasari adanya kepentingan, dimana kepentingan tsb
satu sama lain saling berhadapan atau berlawanan dan ini tidak menutup kemungkinan timbul
kericuhan. 'epentingan adalah suatu tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk
dipenuhi. Disinilah peran hukum mengatur kepetingan2 tersebut agar kepentingan masing-
masing terlindungi, sehingga masing-masing mengetahui hak dan kewajiban. Pada akhirnya
dengan adanya hukum masyarakat akan hidup aman, tentram, damai, adil dan makmur.
'esimpulan : dimana ada masyarakat disitu ada hukum (ubi societes ibi ius). Hukum ada sejak
masyarakat ada. Dapat dipahami disini bahwa hukum itu sesungguhnya adalah produk otentik
dari masyarakat itu sendiri yang merupakan kristalisasi dari naluri, perasaan, kesadaran, sikap,
perilaku, kebiasaan, adat, nilai, atau budaya yang hidup di masyarakat.
Bagaimana corak dan warna hukum yang dikehendaki untuk mengatur seluk beluk kehidupan
masyarakat yang bersangkutanlah yang menentukan sendiri.
Suatu masyarakat yang menetapkan tata hukumnya bagi masyarakat itu sendiri dalam berlakunya
tata hukum itu artinya artinya tunduk pada tata hukum hukum itu disebut masyrakat hukum.
c
( '
()" *
1. Definisi masyarakat :
Menurut Ralph Linton, masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang hidup dan
bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri
mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.
Menurut Selo Soemarjan, masyarakat adalah orang yang hidup bersama, yang menghasilkan
kebudayaan.
Menurut CST. 'ansil, SH, masyarakat adalah persatuan manusia yang timbul dari kodrat yang
sama. Jadi masyarakat itu terbentuk apabila ada dua orang atau lebih hidup bersama sehingga
dalam pergaulan hidup timbul berbagai hubungan yang mengakibatkan seorang dan orang lain
saling kenal mengenal dan pengaruh mempengaruhi.
Unsur masyarakat :
- manusia yang hidup bersama
- berkumpul dan bekerja sama untuk waktu lama
- merupakan satu kesatuan
- merupakan suatu sistem hidup bersama.
Dalam masyarakat terdapat pelbagai golongan dan aliran. Namun walaupun golongan itu
beraneka ragam dan masing-masing mempunyai kepentingan sendiri-sendiri akan tetapi
kepentingan bersama mengharuskan adanya ketertiban dalam kehidupan masyarakat itu. Adapun
yang memimpin kehidupan bersama, yang mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat
ialah peraturan hidup.
Agar supaya dapat memenuhi kebutuan-kebutuhannya dengan aman dan tentram dan damai
tanpa gangguan, maka tidap manusia perlu adanya suatu tata (orde ordnung). Tata itu berwjud
aturan yang menjadi pedoman bagi segala tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup,
sehingga kepentingan masing-masing dapat terpelihara dan terjamin. Setiap anggota masyarakat
mengetahui hak dan kewajiban.
Tata tersebut sering disebut kaidah atau norma.
2. 'aidah/norma Sosial :
Adalah patokan-patokan atau pedoman-pedoman perihal tingkah laku dan perikelakuan yang
diharapkan.
'aidah berasal dari bahasa Arab atau Norma berasal dari bahasa Latin
'aidah/Norma berisi :
Perintah, yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena
akibat2nya dipandang baik.
Larangan, yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena
akibat-akibatnya dipandang tidak baik.
Guna kaidah/norma tersebut adalah untuk memberi petunjuk kepada manusia bagaimana seorang
harus bertindak dalam masyarakat serta perbuatan-perbuatan mana yang harus dijalankan dan
perbuatan-perbuatan mana pula yang harus dihindari.
2. 'aidah yang mengatur kehidupan antara manusia atau pribadi yang dibagi lebih lanjut menjadi
:
a.'aidah kesopanan, bertujuan agar pergaulan hidup berlangsung dengan menyenangkan. 'aidah
ini merupakan peraturan hidup yang timbul dari pergaulan segolongan manusia, misalnya :
- Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua
- Janganlah meludah dilantai atau disembarang tempat.
- Berilah tempat terlebih dahulu kepada wanita di dalam kereta api, bis dll (terutama wanita tua,
hamil atau membawa bayi)
b. 'aidah hukum, bertujuan untuk mencapai kedamaian dalam pergaulan hidup antar manusia.
'aidah ini adalah peraturan-peraturan yang timbul dari norma hukum, dibuat oleh penguasa
negara. Isinya mengikat setiap orang dan pelaksanaannya dapat dipertahankan dengan segala
paksaan oleh alat-alat negara misalnya Dilarang mengambil milik orang lain tanpa seizin yang
punya.
Mengapa kaidah hukum masih diperlukan, sementara dalam kehidupan masyarakat sudah ada
kaidah yang mengatur tingkah laku manusia dalam pergaulan hidupnya ?
Hal ini karena :
- Masih banyak kepentingan-kepentingan lain dari manusia dalam pergaulan hidup yang
memerlukan perlindungan karena belum mendapat perlindungan yang sepenuhnya dari kaidah
agama, kesusilaan dan kaidah sopan santun, kebiasaan maupun adat.
- 'epentingan-kepentingan manusia yang telah mendapat perlindungan dari kaidah-kaidah
tersebut diatas, dirasa belum cukup terlindungi karena apabila terjadi pelanggaran terhadap
kaidah tersebut akibat atau ancamannya dipandang belum cukup kuat.
c c
+% #"% " ,"
1. Hukum dalam arti ketentuan penguasa
Disini hukum adalah perangkat-peraturan peraturan tertulis yang dibuat oleh pemerintah melalui
badan-badan yang berwenang
2. Hukum dalam arti para petugas
Disini hukum adalah dibayangkan dalam wujud petugas yang berseragam dan bisa bertindak
terhadap orang-orang yang melakukan tindakan-tindakan yang membahayakan warga
masyarakat, seperti petugas Polisi patroli, Jaksa dan hakim dengan toganya. Disini hukum dilihat
dalam arti wujud fisik yg ditampilkan dalam gambaran orang2 yang bertugas menegakkan
hukum.
3. Hukum dalam arti sikap tindak
Yaitu hukum sebagai perilaku yang ajeg atau sikap tindak yang teratur. Hukum ini tidak nampak
seperti dalam arti petugas yang patroli, yang memeriksa orang yang mencuri atau hakim yang
mengadili, melainkan menghidup bersama dengan perilaku individu terhadap yang lain secara
terbiasa dan senantiasa terasa wajar serta rasional. Dalam hal ini sering disebut hukum sebagai
suatu kebiasaan (hukum kebiasaan). Contoh seorang mahasiswa A numpang sewa kamar
kepada keluarga Z, ia tiap bulan bayar uang yg menjadi kewajibannya kepada Z sedangkan
Z menerima haknya, disamping melakukan kewajibannya menyediakan segala sesuatu yang
diperlukan A. Tiap pagi A ke kampus naik becak, tawar menawar, ia naik sampai ke tempat
tujuan tanpa pikir ia membayarnya. Lama kelamaan A mengenal tukang becak dengan baik,
maka untuk kuliah begitu melihat tukang becak segera naik tanpa pikir-pikir ia bayar, malahan
kadang2 ia hanya berkata bayarnya nanti saja sekalian seminggu. Ini dilihat dari A dan
masyarakat sekelilingnya dan apabila pengalaman2 semacam ini digabungkan maka hubungan
menjadi luas dan rumit, namun tetap terwujud keteraturan karena bekerjanya hukum yang
mewarnai sikap tindak atau perilaku masing2 individu dalam masyarakat secara biasa. Disini
hukum bekerja mengatur sikap tindak warga masyarakat sedemikian rupa sehingga hukum
terlihat sebagai sikap tindak yang tanpak di dalam pergaulan sehari2, ia merupakan suatu
kebiasaan (Hukum kebiasaan).
4. Hukum dalam arti sistem kaidah
adalah :
a. Suatu tata kaidah hukum yang merupakan sistem kaidah-kaidah secara hirarkis
b. Susunan kaidah-kaidah hukum yang sangat disederhanakan dari tingkat bawah ke atas
meliputi :
- 'aidah-kaidah individual dari badan2 pelaksana hukum terutama pengadilan
- 'aidah-kaidah umum didalam UU hukum atau hukum kebiasaan
- 'aidah-kaidah konstitusi
c. Sahnya kaidah2 hukum dari golongan tingkat yang lebih rendah tergantung atau ditentukan
oleh kaidah2 yang termasuk golongan tingkat yang lebih tinggi.
5. Hukum dalam arti jalinan nilai
Hukum dalam artian ini bertujuan mewujudkan keserasian dan kesinambungan antar faktor nilai
obyektif dan subyektif dari hukum demi terwujudnya nilai-nilai keadilan dalam hubungan antara
individu di tengah pergaulan hidupnya. Nilai objektif tsb misalnya ttg baik buruk, patut dan tidak
patut (umum), sedangkan nilai subjektif memberikan keputusan bagi keadilan sesuai keadaan
pada suatu tempat , waktu dan budaya masyarakat (khusus). Inilah yg perlu diserasikan antara
kepentingan publik, kepentingan privat dan dengan kepentingan individu.
6. Hukum dalam arti tata hukum
Hukum disini adalah tata hukum atau kerapkali disebut sebagai hukum positif yaitu hukum yang
berlaku disuatu tempat, pada saat tertentu (sekarang misalnya di Indonesia). Hukum positif tsb
misalnya hukum publik (HTN, HAN, Pidana, internasional publik), hukum privat (perdata,
dagang, dll)
7. Hukum dalam ilmu hukum
Disini hukum berarti ilmu tentang kaidah atau normwissenschaft atau sallenwissenschaft yaitu
ilmu yang menelaah hukum sebagai kaidah atau sistem kaidah-kaidah, dengan dogmatik hukum
dan sistematik hukum. Dalam arti ini hukum dilihatnya sebagai ilmu pengetahuan atau science
yang merupakan karya manusia yang berusaha mencari kebenaran tentang sesuatu yang memiliki
ciri-ciri, sistimatis, logis, empiris, metodis, umum dan akumulatif.
Normwissenschaft adalah ilmu pengetahuan tentang kaidah/norma
Sollenwissenschaft adalah ilmu pengetahuan tentang seharusnya.
8. Hukum dalam arti disiplin hukum atau gejala sosial
Dalam hal ini hukum sebagai gejala dan kenyataan yang ada ditengah masyarakat. Secara umum
disiplin hukum menyangkut ilmu hukum ((ilmu pengertian, ilmu kaidah dan ilmu kenyataan),
politik hukum dan filsafat hukum (ketiganya akan dibicarakan dimuka).
Ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan yang berusaha menelaah hukum. Ilmu hukum mencakup
dan membicarakan segala hal yang berhubungan dengan hukum. Ilmu hukum objeknya hukum
itu sendiri.
Politik hukum adalah mencakup kegiatan2 mencari dan memilih nilai2 dan menerapkan nilai2
tersebut bagi hukum dalam mencapai tujuannya.
Filsafat hukum adalah perenungan dan perumusan nilai2, juga mencakup penyesuaian nilai2,
misalnya penyerasian antara ketertiban dengan ketentraman, antara kebendaan dengan
keakhlakan dan antara kelanggengan dan pembaharuan.
Ilmu tentang pengertian hukum (begriffeissenschaft) yg dibahas adalah :
1. Masyarakat hukum
2. Subyek hukum
3. Objek hukum
4. Hubungan hukum (peristiwa hukum)
5. Hak dan kewajiban
Ilmu tentang kaidah (Normwiseenschaft) yg dibahas adalah
1. Perumusan norma/kaidah hukum
2. Apa yg dimaksud kaidah abstrak dan konkret
3. Isi dan sifat kaidah hukum
4. Esensialia kaidah hukum
5. Tugas dan kegunaan kaidah hukum
6. Pernyataan dan tanda pernyataan kaidah hukum
7. Penyimpangan terhadap kaidah hukum
8. Berlakunya kaidah hukum
Ilmu tentang kenyataan (taatsashenwissenschaft) hukum yang dibahasa adalah :
1. Sejarah hukum
2. Sosiologi hukum
3. Psikologi
4. Perbandingan hukum
5. Antropologi hukum
Nilai2 dasar hukum (Radbruch) :
1. 'eadilan
2. 'emamfaatan/kegunaan
3. 'epastian hukum
Begitu banyak definisi hukum dikemukakan oleh ilmuan hukum yang tentu saja sangat berguna
dalam hal berikut :
1. Berguna sebagai pegangan awal bagi orang yang ingin mempelajari hukum, khususnya
bagi kalangan pemula.
2. Berguna bagi kalangan yang ingin lebih jauh memperdalam teori hukum, ilmu hukum,
filsafat hukum dan sebagainya.
Arnold (Achmad Ali, 1996 : 27) salah seorang sosiolog, mengakui bahwa dalam kenyataan
hukum memang tidak akan pernah dapat didefinisikan secara lengkap, jelas dan tegas. Sehingga
sampai sekarang ini tidaka da kesepakatan bersama tentang definisi hukum. Namun Arnold juga
menyadari bahwa bagaimanapun para juris tetap akan terus berjuang mencari bagaimana hukum
didefinisikan sebab definisi hukum merupakan bagian yang substansial dalam meberi arti
keberadaan hukum sebagai ilmu. Hukum juga merupakan sesuatu yang rasional dan
dimungkinkan untuk dibuatkan definisi sebagai penghormatan para juris terhadap eksistensi
hukum.
Sebagai pegangan bagi mahasiswa atau bagi orang yang baru belajar hukum, perlu ada definisi
hukum sebagai pegangan dalam mencoba mengetahui dan memahami hukum baik secara praktis
maupun secara formil
Berikut beberapa definisi hukum yang dikemukakan para ahli hukum (juris) berdasarkan aliran
atau paham yang dianutnya :
, hukum itu banyak seginya dan demikian luasnya sehingga tidak mungkin
menyatakanya dalam (satu) rumusan yang memuaskan.
, oleh karena hukum itu tidak dapat ditangkap oleh panca indera maka sukarlah untuk
membuat definisi tentang hukum yang memuaskan.
, hukum yang banyak seginya dan meliputi segala macam hal itu menyebabkan tak
mungkin orang membuat suatu definisi apapun hukum itu sebenarnya
hukum adalah aturan-aturan tingkah laku yang dibuat menjadi kewajiban melalui
sanksi-sanksi yang djatuhkan terhadap setiap pelanggaran dan kejahatan melalui suatu otoritas
pengendalian.
hukum adalah sesuatu yang berbeda daripada sekadar mengatur dan
mengekpresikan bentuk dari kontitusi dan hukum berfungsi untuk mengatur tingkah laku hakim
dan putusannya di pengadilan untk menjatuhkan hukuman terhadap pelangggar.
hukum adalah setiap aturan tingkah laku yang mungkin diselenggarakan oleh
pengadilan.
hukum adalah merupakan himpunan kewajiban yang telah dilembagakan
kembali dalam pranata hukum.
!
hukum adalah aturan-aturan tingkah laku yang dibuat menjadi kewajiban melalui
sanksi-sanksi yang dijatuhkan terhadap setiap pelanggaran dan kejahatan melalui suatuotoritas
pengendalian.
& '(hukum adalah suatu pencerminan dari hubungan umum ekonomis dalam
masyarakat pada suatu tahap perkembangan tertentu.
)
melihat hukum sebagai perangkat perintah, baik langsung maupun tidak
langsung dari pihak yang berkuasa kepada warga rakyatnya yang merupakan masyarakat politik
yang independen, dimana otoritasnya (pihak yang berkuasa) meruipakan otoritas tertinggi.
1. Hukum dilihat semata-mata sebagai kaidah bersanksi yang dibuat dan diberlakukan oleh
negara, padahal di dalam kenyataannya kaidah tersebut belum tentu berlaku.
2. Undang-undang yang dibuat oleh negara, hanya salah satu sumber-sumber hukum
3. Hanya warga masyarakat yang dilihat sebagai subjek hukum, padahal dalam kenyataannya
dikenal pula adanya hukum tata negara, hukum administrasi negara, dsb.
*hukum adalah suatu perintah terhadap tingkah laku manusia. Hukum adalah
kaidah primer yang menetapkan sanksi-sanksi.
hukum adalah suatu
petunjuk tentang apa yang layak dilakukan dan apa yang tidak layak untuk dilakukan yang
bersifat perintah.
#hukum adalah keseluruhan aturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi
kepentingan manusia di dalam masyarakat.
.
hukum adalah kaidah hukum yang berlaku dimasyarakat yang mengatur tata tertib
masyarakat dan didasarkan atas kekuasaan yang ada di dalam masyarakat.
*
,*///-hukum adalah apa yang dikerjakan dan diputuskan oleh
pengadilan.
!
hukum adalah kumpulan-kumpulan asas-asas yang diakui dan diterapkan oleh
negara di dalam pengadilan.
" 0
hukum itu dibedakan dalam arti :
2. Hukum dalam arti kumpulan dasar-dasar kewenangan dari putusan-putusan pengadilan dan
tindakan administrasi. Pandangan Roscoe Pound tergolong dalam aliran sosiologis dan realis.
& 1%hukum adalah apa yang diputuskan oleh seorang hakim tentang suatu
persengketaan adalah hukum itu sendiri.
' *Hukum adalah kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari norma dan
sanksi-sanksi.
) 4 5
$/*67
8
Hukum adalah peraturan-peraturan
yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat
yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-
peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan yaitu hukuman tertentu
Hukum adalah semua aturan (norma yang harus diturut dalam tingkah laku tindakan-tindakan
dalam pergaulan hidup dengan ancaman mesti mengganti kerugian - jika melanggar aturan-
aturan itu akan membahayakan diri sendiri atau harta, umpamanya orang akan kehilangan
kemerdekaannya, di denda dsb.
.
# (Het adatrecht van Nederlandsche Indie), Hukum adalah suatu gejala
dalam pergaulan hidup yang bergejolak terus menerus dalam keadaan bentur membentur tanpa
henti-hentinya dengan gejala lainnya.
78
8
/
, hukum adalah rangkaian peraturan2 mengenai tingkah laku orang-
orang sebagai anggota suatu masyarakat.
8
7$8
, hukum adalah himpunan peraturan2 hidup yang bersifat memaksa,
berisikan suatu perintah, larangan atau perizinan untuk bebruat tidak bebruat sesuatu serta
dengan maksud untuk mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.
Ditinjau dari segi isinya kaidah hukum dapat dibagi menjadi tiga :
1. Berisi tentang perintah, artinya kaidah hukum tersebut mau tidak mau harus dijalankan atau
ditaati, misalnya ketentuan syarat sahnya suatu perkawinan, ketentuan wajib pajak dsb.
2. Berisi larangan, yaitu ketentuan yang menghendaki suatu perbuatan tidak boleh dilakukan
misalnya dilarang mengambil barang milik orang lain, dilarang bersetubuh dengan wanita yang
belum dinikahi secara sah dsb.
3. Berisi perkenan, yaitu ketentuan yang tidak mengandung perintah dan larangan melainkan
suatu pilihan boleh digunakan atau tidak, namun bila digunakan akan mengikat bagi yang
menggunakannya, misalnya mengenai perjanjian perkawinan, pada waktu atau sebelum
perkawinan dilangsungkan kedua belah pihak atas persetujuan bersama dapat mengadakan
perjanjian tertulis yang disahkan oleh pegawai pencatat perkawinan. 'etentuan ini boleh
dilakukan boleh juga tidak dilaksanakan.
Teori ini mengajarkan bahwa hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan. Menurut
teori ini, isi hukum semata-mata harus ditentukan oleh kesadaran etis kita mengenai apa yang
adil dan apa yang tidak adil. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles filsuf Yunani
dalam bukunya dan yang menyatakan
. Selanjutnya
Aristoteles membagi keadilan dalam 2 jenis, yaitu :
1. 'eadilan distributif, yaitu keadilan yang memberikan kepada setiap orang jatah menurut
jasanya. Artinya, keadilan ini tidak menuntut supaya setiap orang mendapat bagian yang
sama banyaknya atau bukan persamaannya, melainkan kesebandingan berdasarkan
prestasi dan jasa seseorang.
2. 'eadilan komutatif, yaitu keadilan yang memberikan kepada setiap orang jatah yang
sama banyaknya tanpa mengingat jasa masing-masing. Artinya hukum menuntut adanya
suatu persamaan dalam memperoleh prestasi atau sesuatu hal tanpa memperhitungkan
jasa masing-masing.
'eadilan menurut Aristoteles bukan berarti penyamarataan atau tiap-tiap orang memperoleh
bagian yg sama.
2. uu
Menurut teori ini, tujuan hukum ialah menjamin adanya kemamfaatan atau kebahagiaan
sebanyak-banyaknya pada orang sebanyak-banyaknya. Pencetus teori ini adalah Jeremy Betham.
Dalam bukunya yang berjudul uu u berpendapat bahwa
hukum bertujuan untuk mewujudkan semata-mata apa yang berfaedah/mamfaat bagi orang.
Apa yang dirumuskan oleh Betham tersebut diatas hanyalah memperhatikan hal-hal yang
berfaedah dan tidak mempertimbangkan tentang hal-hal yang konkrit. Sulit bagi kita untuk
menerima anggapan Betham ini sebagaimana yang telah dikemukakan diatas, bahwa apa yang
berfaedah itu belum tentu memenuhi nilai keadilan atau dengan kata lain apabila yang berfaedah
lebih ditonjolkan maka dia akan menggeser nilai keadilan kesamping, dan jika kepastian oleh
karena hukum merupakan tujuan utama dari hukum itu, hal ini akan menggeser nilai kegunaan
atau faedah dan nilai keadilan.
3
Teori ini dikemukakan oleh Muckhtar 'usmaatmadja bahwa tujuan pokok dan pertama dari
hukum adalah ketertiban. Di samping itu tujuan lain dari hukum adalah tercapainya keadilan
yang berbeda-beda isi dan ukurannya menurut masyarakat dan zamannya.
4. , tujuan hukum adalah semata-mata untuk menciptakan kepastian
hukum (John Austin dan van 'an). Arti kepastian hukum disini adalah adanya melegalkan
kepastian hak dan kewajiban.
Van 'an berpendapat tujuan hukum adalah menjaga setiap kepentingan manusia agar tidak
diganggu dan terjaminnya kepastiannya.
Menurut teori ini dalam keadaan damai sejahtera (peace) terdapat kelimpahan, yang kuat tidak
menindas yang lemah, yang berhak benar-benar mendapatkan haknya dan adanya perlindungan
bagi rakyat. Hukum harus dapat menciptakan damai dan sejahtera bukan sekedar ketertiban.
6.Soejono Dirdjosisworo, tujuan hukum adalah melindungi individu dalam hubngannya dengan
masyarakat, sehingga dengan demikian dapat diiharapkan terwujudnya keadaan aman, tertib dan
adil
7. , hukum bertujuan untuk merekayasa masyarakat artinya hukum sebagai alat
perubahan sosial uu Intinya adalah hukum disini sebagai sarana
atau alat untuk mengubah masyarakat ke arah yang lebih baik, baik secara pribadi maupun dalam
hidup masyarakat.
8.Bellefroid, tujuan hukum adalah menambah kesejahteraan umum atau kepentingan umum yaitu
kesejahteraan atau kepentingan semua anggota2 suatu masyarakat.
9.Van 'ant, hukum bertujuan menjaga kepentingan tiap2 manusia supaya kepentingan itu tidak
dapat diganggu
10.Suharjo (mantan menteri kehakiman), tujuan hukum adalah untuk mengayomi manusia baik
secara aktif maupun secara pasif. Secara aktif dimaksudkan sebagai upaya untuk menciptakan
suatu kondisi kemasyarakatan yang manusia dalam proses yang berlangsung secara wajar.
Sedangkan yang dimaksud secara pasif adalah mengupayakan pencegahan atas upaya yang
sewenang-wenang dan penyalahgunaan hak secara tidak adil.
Usaha mewujudkan pengayoman ini termasuk di dalamnya diantaranya :
- mewujudkan ketertiban dan keteraturan
- mewujudkan kedamaian sejati
- mewujudkan keadilan bagi seluruh masyarakat
- mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat
1. Hukum berfungsi sebagai alat ketertiban dan keteraturan masyarakat. Hukum sbg petunjuk
bertingkah laku untuk itu masyarakat harus menyadari adanya perintah dan larangan dalam
hukum sehingga fungsi hukum sebagai alat ketertiban masyarakat dapat direalisir.
2. Hukum sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir batin. Hukum yg bersifat
mengikat, memaksa dan dipaksakan oleh alat negara yang berwenang membuat orang takut
untuk melakukan pelanggaran karena ada ancaman hukumanya (penjara, dll) dan dapat
diterapkan kepada siapa saja. Dengan demikian keadilan akan tercapai.
3. Hukum berfungsi sebagai alat penggerak pembangunan karena ia mempunyai daya mengikat
dan memaksa dapat dimamfaatkan sebagai alat otoritas untuk mengarahkan masyarakat ke arah
yg maju.
4. Hukum berfungsi sebagai alat kritik. Fungsi ini berarti bahwa hukum tidak hanya mengawasi
masyarakat semata-mata tetapi berperan juga untuk mengawasi pejabat pemerintah, para
penegak hukum, maupun aparatur pengawasan sendiri. Dengan demikian semuanya harus
bertingkah laku menurut ketentuan yg berlaku dan masyarakt pun akan merasakan keadilan.
5. Hukum berfungsi sebagai sarana untuk menyelesaikan pertingkaian. Contoh kasus tanah.
"','/
1.Pengertian sumber hukum
Sumber hukum adalah segala apa saja (sesuatu) yang menimbulkan aturan-aturan yg mempunyai
kekuatan mengikat dan bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar
mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata bagi pelanggarnya.
Yang dimaksud dengan segala apa saja (sesuatu) yakni faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
timbulnya hukum, faktor-faktor yang merupakan sumber kekuatan berlakunya hukum secara
formal, darimana hukum itu dapat ditemukan. dsb.
'ansil , SH sumber hukum adalah segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang
mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa yakni aturan2 yang kalau dilanggar mengakibatkan
sanksi yang tegas dan nyata.
Meskipun pengertian sumber hukum dipahami secara beragam, sejalan dengan pendekatan yang
digunakan dan sesuaio dengan latar belakang dan pendidikannya, secara umum dapat disebutkan
bahwa sumber hukum dipakai orang dalam dua arti. Arti yang pertama untuk menjawab
pertanyaan mengapa hukum itu mengikat ? Pertanyaan ini bisa juga dirumuskan apa sumber
(kekuatan) hukum hingga mengikat atau dipatuhi manusia. Pengertian sumber dalam arti ini
dinamakan sumbe hukum dalam arti materiil. 'ata sumber juga dipakai dalam arti lain, yaitu
menjawab pertanyaan dimanakah kita dapatkan atau temukakan aturan-aturan hukum yanmg
mengatur kehidupan kita itu ? Sumber dalam arti kata ini dinamakan sumber hukum dalam arti
formal. Secara sederhana, sumbe rhukum adalah segala ssuatu yangd apat menimbulkan aturan
hukum serta tempat ditemukakannya aturan-aturan hukum.
3 $9 $# yaitu suatu peraturan negara yang mempunyai kekuatan hukum yang
mengikat diadakan dan dipelihara oleh penguasa negara
Dalam arti formil, yaitu setiap keputusan pemerintah yang merupakan UU karena cara
pembuatannya (misalnya, dibuat oleh pemerintah bersama-sama dengan parlemen)
Dalam arti material, yaitu setiap keputusan pemerintah yang menurut isinya mengikat
setiap penduduk.
Menurut UU No. 10 tahun 2004 yang dimaksud dengan UU adalah peraturan perundang-
undangan yang dibentuk oleh DPR dengan persetujuan bersama Presiden (pasal 1 angka 3)
%:/% ialah diundangkannya dalam lembaran negara (LN = staatsblad) dulu oleh
Menteri/Sekretaris negara. Sekarang oleh Menkuhham (UU No. 10 tahun 2004). Tujuannya agar
setiap orang dapat mengetahui UU tersebut (fictie=setiap orang dianggap tahu akan UU =
u.
'onsekuensinya adalah ketika seseorang melanggar ketentuan hukum tidak boleh beralasan
bahwa ketentuan hukum itu tidak diketahuinya. Artinya apabila suatu ketentuan perundang-
undangan itu sudah diberlakukan (diundangkan) maka dianggap (difiksikan) bahwa semua orang
telah mengetahuinya dan untuk itu harus ditaati.
Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut (Pasal 7 UU No.
10/2004) :
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
3. Peraturan Pemerintah;
4. Peraturan Presiden;
5. Peraturan Daerah (propinsi, kabupaten, desa)
c
')0 *
'ebiasaan adalah perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama.
Apabila suatu kebiasaan tertentu diterima oleh masyarakat dan kebiasaan itu selalu berulang-
ulang dilakukan sedemikan rupa, sehingga tindakan yang berlawanan dengan kebiasaan itu
dirasakan sebagai pelanggaran perasaan hukum, maka dengan demikian timbullah suatu
kebiasaan hukum, yang oleh pergaulan hidup dipandang sebagai hukum.
Contoh apabila seorang komisioner sekali menerima 10 % dari hsil penjualan atau pembelian
sebagai upah dan hal ini terjadi berulang dan juga komisioner yg lainpun menerima upah yang
sama yaitu 10 % maka oleh karena itu timbul suatu kebiasaan yg lambat laun berkembang
menjadi hukum kebiasaan.
Namun demikian tdk semua kebiasaan itu pasti mengandung hukum yg baik dan adil oleh sebab
itu belum tentu kebiasaan atau adat istiadat itu pasti menjadi sumber hukum formal.
Adat kebiasaan tertentu di daerah hukum adat tertentu yg justru sekarang ini dilarang untuk
diberlakukan karena dirasakan tidak adil dan tidak berperikemanusiaan sehingga bertentangan
denagan Pancasila yang merupakan sumber dari segala sumber hukum, misalnya jika berbuat
susila/zinah, perlakunya ditelanjangi kekeliling kampung.
1. Yurisprudensi tetap keputusan hakim yg terjadi karena rangkaian keputusan yang serupa
dan dijadikan dasar atau patokanuntuk memutuskan suatu perkara (standart arresten)
2. Yurisprudensi tidak tetap, ialah keputusan hakim terdahulu yang bukan standart arresten.
)(*
Traktat adalah perjanjian yang diadakan oleh 2 negara atau lebih yang mengikat tidak saja
kepada masing-masing negara itu melainkan mengikat pula warga negara-negara dari negara-
negara yang berkepentingan.
Macam-macam Traktat :
a. Traktat bilateral, yaitu traktat yang diadakan hanya oleh 2 negara, misalnya perjanjian
internasional yang diadakan diadakan antara pemerintah RI dengan pemerintah RRC tentang
Dwikewarganegaraan.
b.Traktat multilateral, yaitu perjanjian internaisonal yang diikuti oleh beberapa negara, misalnya
perjanjian tentang pertahanan negara bersama negara-negara Eropa (NATO) yang diikuti oleh
beberapa negara Eropa.
) 2 * adalah suatu peristiwa dimana dua orang atau lebih saling
berjanji untuk melakukan atau tidak melakukan perbuatan tertentu. Para pihak yang telah saling
sepakat mengenai hal-hal yang diperjanjikan, berkewajiban untuk mentaati dan
melaksanakannya (asas (pact sunt servanda).
!) *
Pendapat sarjanan hukum (doktrin) adalah pendapat seseorang atau beberapa orang sarjana
hukum yang terkenal dalam ilmu pengetahuan hukum. Doktrin ini dapat menjadi dasar
pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusannya.
- Riduan Syahrani, SH. ! !u" Citra Aditya Bakti, Bandung
- Peter Mahmud Marzuki, SH, MS, LLM, Dr, Prof, Pengantar Ilmu Hukum, 'encana Pranada
Media Group, Jakarta
- Van 'an, Prof. Mr. J & Prof. Mr. J.H. Beckhuis, !u", PT Pembangunan,
Jakarta