Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Veterinaria Medika Vol 7, No.

2, Juli 2014

Kloning Fragmen Gen Non-Struktural 1 (NS1) Virus Dengue Subtipe 1 (DENV-1)


Sebagai Kandidat Bahan Vaksin Chimera

Cloning Gene Fragments Non-Structural 1 (NS1) of Dengue Virus Subtype 1


(DENV-1) as A Material Candidate of Vaccine Chimera
1
Nur Saidah Said, 2Helen Susilowati, 2Deya Karsari, 2Eryk Hendrianto,
3
Mufasirin, 3Fedik Abdul Rantam
1
Pascasarjana Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga
2
Institut Tropical Disease Universitar Airlangga
3
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Kampuc C Unair, Jl. Mulyorejo Surabaya 60115


Telp. 031-5992785, Fax. 031-5993014
Email : vetunair@telkom.net

Abstract

Dengue infection caused by dengue virus (DENV), which includes family


Flaviviridae, which has four serotypes of DENV-1, DENV-2, DENV-3 and DENV-4.
Dengue virus has a positive sense RNA genome consisting of three genes encoding
structural proteins namely protein C (lipids), the E and M/PRM (glycoprotein) and 7
genes encoding non-structural proteins (NS1, NS2a, NS2b, NS3, NS4a, NS4b and
NS5). NS1 protein is a highly conserved glycoprotein that plays an important role in
viral replication and maturation, NS1 antigen immunogenicity because it has a high
potential, capable of inducing antibodies through binding activity of the complement
system. This study aimed to clone and analyze protein NS1 gene encoding the genetic
stability of non-structural protein 1 (NS1) of dengue virus subtype 1 (DENV-1) after
cloning . The results of this study showed fragments of the gene encoding the NS1
protein of dengue virus subtype 1 (DENV-1) after cloning the DNA plasmid vector
(pGEM-T Easy Vector System) and transformed in E. coli JM109 and then performed
the verification testing by PCR followed by electrophoresis showed positive results with
the invisibility of amplicon fragments NS1 DENV-1 protein coding genes at 435 bp.
After sequencing to look at the stability of the gene fragment encoding the DENV-1
NS1 protein after cloning, there are variations in the composition of which is
characterized by the presence of nucleotide insertions, deletions, replacements cloned
nucleotide composition compared to the original isolate fragments of the gene encoding
the NS1 protein of dengue virus serotype 1 at position initial 1-30 and 425 but the
arrangement of positions 31-424 and 426-436 nucleotides stabilized.

Keywords : dengue NS1 , cloning , genetic stability


Pendahuluan 2,5 milyar manusia tinggal di zona
Penyakit demam dengue dan demam tropis dan subtropis, sangat rentang
berdarah dengue (DBD) merupakan terserang infeksi dengue (WHO, 2007),
masalah utama kesehatan dunia. Sekitar antibodiyang ditimbulkan oleh infeksi

184
Nur Saidah Said, dkk. Kloning Fragmen Gen Non-Struktural 1 (NS1)....

virus dengue tidak menimbulkan Protein Non-struktural 1 (NS1)


kekebalan silang (cross immunity atau dikode oleh gen NS1. Protein tersebut berpotensi
seroprotectype) sehingga sulit dieliminasi sebagai bahan dasar pengembangan alat
secara alamiah (natural protection). diagnostik maupun vaksin chimera
Diperlukan pendekatan teknologi yang kombinasi yelow fever virus dengan
sesuai dengan ekspektasi dan presisi DENV (Lemes et al., 2005). Protein
yang tinggi, sehingga protektif untuk NS1 merupakan glikoprotein highly conserved
semua serotipe (Sun et al., 2006). Virus yang berperan penting dalam replikasi
dengue memiliki genom RNA positive dan maturasi virus (Kumarasamy et al.,
2007). Menurut Young et al., (2000),
sense yang terdiri atas 3 gen pengkode
antigen NS1 potensial karena memiliki
protein struktural yaitu protein C (lipid), imunogenitas tinggi, mampu menginduksi
protein E dan protein M/prM (glikoprotein) antibodi melalui aktivitas pengikatan
serta 7 gen pengkode protein non-struktural sistem komplemen dan berada dalam
(NS1, NS2a, NS2b, NS3, NS4a, NS4b konsentrasi tinggi selama fase klinis
dan NS5) (Alcon et al., 2002). Infeksi awal pada serum penderita yang
dengue dapat menyebabkan manifestasi mengalami infeksi primer maupun
klinis mulai dari gejala demam dengue sekunder (Alcon et al., 2002).
yang relatif ringan sampai gejala Kloning gen NS1 dalam sel
haemorhagic yang mampu menyebabkan bakteri Escherichia coli merupakan
kematian (Young et al., 2000). tahap awal dari proyek jangka panjang
Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pengembangan vaksin chimera kombinasi
Republik Indonesia mencatat jumlah yelow fever virus dengan DENV. Klon
kasus DBD pada tahun 2009 mencapai rekombinan hasil kloning diharapkan
sekitar 150 ribu. Angka ini cenderung dapat menghasilkan gen rekombinan
stabil pada tahun 2010, sehingga kasus NS1 virus dengue (DEN1) dengan
demam berdarah dengue di Indonesia optimal sehingga dapat digunakan
belum bisa dikatakan berkurang. Demikian sebagai bahan dasar diagnosa penyakit
juga dengan tingkat kematian, tidak dan vaksin chimera kombinasi yelow
banyak berubah dari 0,89% pada tahun fever virus dengan DENV. Penentuan
2009 menjadi 0,87% pada pada 2010. chimera yang menggunakan gen
Ini berarti ada sekitar 1.420 korban penyandi protein NS1 didesain sebagai
meninggal akibat DBD pada 2009 dan signaling melalui sekresi interferon untuk
sekitar 1.317 korban meninggal pada mengaktifkan antibodi seluler sel TCD4+
tahun 2010 (Pramudiarja, 2011). dan sel T CD8+. Dengan demikian akan
Berdasarkan model vaksin diatas terinduksi respons imun yang dapat
banyak hal yang harus dipertimbangkan menetralisir infeksi virus dengue.
sehingga tidak terjadi reaktogenisitas
pada resipien. Vaksin yang ideal adalah Materi dan Metode Penelitian
vaksin yang bahan imunogen harus Penelitian ini menggunakan isolat
sesuai dengan agent infeksius dilapangan virus dengue yang diperoleh dari
(wild type) yang berarti tingkat homologi Laboratorium DengueInfectious Tropical
dan stabilitas genetik, antigenisitas, Disease (ITD) Universtas Airlangga
imunogentisitas tinggi, tidak terjadi yang berasal dari sampel pasien dengue
interferensi dari serotipe lain dan mampu Rumah Sakit DR. Soetomo Surabaya.
mengenali dan dikenali oleh sel TCD4 +,
sel TCD8+ dan sel B serta dapat Ekstraksi RNA
menginduksi asesoris antigent precenting Tahap awal ekstraksi RNA yaitu
cells (APC) untuk sekresi sitokin sebagai dengan menambahkan Trizol Reagen
konduktor dalam komunikasi sel imun sebanyak 1 ml ke dalam tube yang berisi
(Men etal., 2000).

185
Veterinaria Medika Vol 7, No. 2, Juli 2014

sel, resuspensi/kocok dengan tangan 5 l mix primer (D1, TS1, TS2, TS3,
selama 15 detik, selanjutnya diinkubasi TS4) dan 0,5 l Tag DNA polymerase.
selama 5 menit pada suhu ruang. Dua puluh l master mix dimasukkan
Tambahkan 200 l chloroform, diresuspensi ke dalam tiap tabung PCR yang berisi 1
selama 15 detik selanjutnya diinkubasi l cDNA kemudian disentrifugasi.
selama 2-3 menit di suhu ruang. Siklus PCR sebanyak 30 kali dimulai
Kemudian disentrifugasi 12.000 rpm 4C dengan denaturasi awal pada suhu 94 oC
selama 15 menit dan supernatan yang selama 4 menit dan denaturasi akhir pada
berwarna jernih dipindahkan ke dalam suhu 94oC selama 1 menit, annealing
tube baru serta tambahkan isopropyl pada suhu 50oC selama 1 menit dan
alkohol sebanyak 500 l selanjutnya polimerasi awal pada suhu 72oC selama
diresuspensi selama 15 detik dan diinkubasi 2 menit. Siklus PCR diakhiri dengan
selama 10 menit di suhu ruang. Tahap polimerisasi akhir pada suhu 72oC
selanjutnya disentrifugasi selama 12.000 selama 10 menit dan penurunan suhu
rpm 4 oC selama 10 menit dan buang inkubasi menjadi 4oC. hasil reaksi PCR
supernatan. Pellet di cuci dengan 1 ml dianalisis dengan elektroforesis gel
ethanol 75%. Selanjutnya di vortex dan agarosa 1,5% (150 V, 60 menit). Pita
disentrifugasi 7.500 rpm 4 oC selama 5 DNA yang jelas dan pada ukuran yang
menit, RNA di keringkan selama 5-10 tepat pada gel agarosa dianggap sebagai
menit dan ditambahkan RNAse Free hasil yang positif dan dipurifikasi.
Water 10-20 l dan disimpan pada suhu Sementara pita DNA yang kurang jelas
-80 oC. pada gel agarosa tapi berada pada
ukuran yang tepat, mesti dipertimbangkan
Amplifikasi gen NS1 dengue dengan lebih lanjut karena dianggap sebagai hasil
PCR yang tidak jelas (Massi dan Sabran,
Reaksi RT-PCR diawali dengan 2007).
pencampuran komponen (RNA primer)
; mix primer (TS1-TS4 @ 10 M) 1 l, Restriksi
1 l RNA, 2 l dNTPmix (10 mM) dan Digesti plasmid diawali dengan
8 l DEPC, kemudian diinkubasi pada pencampuran komponen ; 16 l NFW, 2
suhu 65 oC selama 5 menit. Selanjutnya l 10x buffer EcoRI, 1 l plasmid DNA
dilakukan pencampuran komponen (master pGEM-T Easy Vector System (Promega)
reaction mix) ; 4 l 5x cDNA synthesis dan 1 l enzim EcoRI (Fermentas).
buffer, 1 l DTT (0,1 M), 0,5 l Rnase Komponen dicampurkan dengan produk
OUT, 2 l DEPC dan 0,5 l thermo PCR NS1 ke dalam mikrotube kemudian
script RT. 8 l master reaction vortex selama 2 menit. Kemudian diinkubasi
dicampurkan kedalam campuran RNA pada suhu 37 oC selama 16 jam (dalam
primer dan diinkubasi selama 45 menit waterbath) selanjutnya diinaktivasi pada
pada suhu 50 oC kemudian dinkubasi suhu 65 oC selama 20 menit (dalam
pada suhu 85 oC selama 5 menit. satu l waterbath). Hasil reaksi digesti langsung
RNAse H ditambahkan dan diinkubasi dianalisis dengan elektroforesis gel
pada suhu 37 oC selama 20 menit. agarosa 1,5% (150 volt selama 60
cDNA disimpan pada suhu -30 oC. menit).
Reaksi PCR diawali dengan pencampuran
komponen (master mix (untuk 5 sampel)); Ligasi vektor pGEM-T Easy Vector
79,5 l autoclaved distilled water, 10 l System (Promega) dengan gen NS1
10x PCR buffer minus Mg, 3 l MgCl2 dengue
(50 mM), 2 l dNTP mixture (10 mM), Ligasi plasmid pGEM-T Easy
Vector System (Promega) dengan sisipan

186
Nur Saidah Said, dkk. Kloning Fragmen Gen Non-Struktural 1 (NS1)....

gen NS1 dengue menggunakan enzim ditambahkan ke tabung pada suhu ruang
T4 DNA ligase (Promega). Reaksi yang mengandung sel-sel transfeksi
ligasi terdiri atas 1 l 10x T4 DNA dengan reaksi ligasi dan 900 l ke
ligation buffer, 1 l DNA plasmid tabung berisi reaksi kontrol, (i) Tabung
pGEM-T Easy Vector, 6 l gen NS1 diinkubasi pada incubator shaker
dengue yang telah di digesti, 3 unit T4 selama 1,5 jam pada suhu 37 oC dengan
DNA Ligase (3 unit/l), serta 1 l kecepatan 150 rpm, (j) 100 l ditambahkan
ddH2O (dionised water). Reaksi ligasi pada tiap kultur transformasi ke plate
diinkubasi pada suhu 4 oC selama LB yang berisi ampisilin, IPTG 15 l
semalam (overnight). dan X-Gal 7,5 l. Untuk kontrol
Kontrol positif ligasi terdiri atas dilakukan pengenceran 1:10 dengan
1 l 10x T4 DNA ligation buffer, 1 l media SOC, (k) Plate diinkubasi pada
DNA plasmid pGEM-T Easy Vector, 2 suhu 37 C semalam (overnight selama
l Control Insert DNA, 3 unit T4 DNA 16-24 jam) kemudian pilih koloni yang
Ligase (3 unit/l) serta 5 l ddH2O berwarna putih.
(dionised water). Kontrol negatif ligasi
terdiri atas 1 l 10x T4 DNA ligation Verifikasi hasil kloning dengan PCR
buffer, 1 l DNA plasmid pGEM-T Easy Plasmid rekombinan yang telah
Vector, 3 unit T4 DNA Ligase (3 unit/l) memberikan hasil positif selanjutnya
serta 7 l ddH2O (dionised water). diverifikasi dengan PCR. Reaksi PCR
diawali dengan pencampuran komponen
Transformasi dan seleksi kandidat (master mix (untuk 5 sampel)) ; 79,5 l
koloni rekombinan autoclaved distilled water, 10 l 10x
Transformasi DNA plasmid ke PCR buffer minus Mg, 3 l MgCl2 (50
dalam sel kompeten E. coli diawali mM), 2 l dNTP mixture (10 mM), 5 l
dengan: (a) Siapkan dua plate LB yang mix primer (D1, TS1, TS2, TS3, TS4)
berisi ampisilin, IPTG 15 l dan X-Gal dan 0,5 l Tag DNA polymerase. 20 l
7,5 l untuk setiap reaksi ligasi, master mix dimasukkan ke dalam tiap
ditambah dua plate untuk menentukan tabung PCR yang berisi 1 l DNA cetakan
efisiensi transformasi, (b) Tabung berisi (plasmid rekombinan) kemudian disentrifugasi.
reaksi ligasi di sentrifugasi, 2l reaksi Siklus PCR sebanyak 30 kali dimulai
ligasi dimasukkan ke dalam setiap dengan denaturasi awal pada suhu 94 oC
tabung microcentrifuge yang disimpan selama 4 menit dan denaturasi akhir
dalam kotak es, (c) Thawing sel kompoten pada suhu 94 oC selama 1 menit,
JM109 High Efficiency Competent Cells annealing pada suhu 50 oC selama 1
pada kotak es selama 5 menit kemudian menit dan polimerasi awal pada suhu 72
o
sel dicampur dengan menjentikkan tabung C selama 2 menit. Siklus PCR diakhiri
secara lembut, (d) Secara hati-hati 50l dengan polimerisasi akhir pada suhu 72
o
sel ditambahkan ke dalam setiap tabung C selama 10 menit dan penurunan suhu
yang disiapkan pada langkah 2 dan 100 inkubasi menjadi 4 oC. hasil reaksi PCR
l untuk tabung yang berisi reaksi dianalisis dengan elektroforesis gel agarosa
kontrol, (e) Campur sel dengan menjentikkan 1,5% (150 V, 60 menit).
tabung secara lembut dan diinkubasi
pada kotak es selama 20 menit, (f) Sel Sekuensing DNA
di heat-shock selama 45-50 detik ke Purifikasi produk PCR dilakukan
dalam waterbath yang telah diatur menggunakan kit: QIAquick PCR Purification
suhunya menjadi 42oC, (g) Segera kit (QIAGEN) dan QIAquick Gel Purification
tabung diinkubasi ke dalam kotak es kit (QIAGEN). Hasil purifikasi selanjutnya
selama 2 menit, (h) 950 l media SOC dilakukan pelabelan dengan BigDye, kit

187
Veterinaria Medika Vol 7, No. 2, Juli 2014

yang digunakan adalah ABI PRISMBig Restriksi


Dye terminator Cycle Sequencing Ready Gen NSI dan plasmid pGEM-T
Reaction Kit. Sekuensing menggunakan Easy Vector System (Promega) yang
automatic sequencer berdasarkan Sanger telah didigesti dan dipurifikasi dianalisis
(dideoxy terminator method). Reaksi ini dengan elektroforesis gel agarosa 1,5%
didasarkan pada bahan yang dilabel (150 volt selama 60 menit). Hasil yang
dengan fluoresens yang akan memberi didapatkan setelah melakukan proses
perubahan warna yang sesuai setelah elektroforesis dapat dilihat seperti Gambar
melewati sinar laser pada mesin 2.
automatic ABI Prism TM 310 Genetic
analyser Perkin Elmer.
3.000 bp
Hasil dan Pembahasan 3.015 bp
2.072 bp M 1 2
Hasil dari elektroforesis fragmen
1.500 bp
gen pengkode protein NS1 virus
Dengue serotipe 1 isolat ITD dengan
600 bp
menggunakan gel agarose 1,5% dan
435 bp
DNA ladder sebagai marker terlihat
pita yang sejajar dengan standar marker
pada posisi 436 bp.

Gambar 2 Elektroforesis hasil DNA


NS1 M fragmen gen pengkode protein
NS1 virus serotipe 1 isolat
2072 bp ITD hasil PCR serta plasmid
1500 bp
DNA pGEM-T Easy Vector
System yang telah didigesti
600 bp
435 bp 500 bp
400 bp
dengan enzim EcoRI.
300 bp Keterangan: M=marker, lajur
200 bp 1=NS1 dengue DENV-1, lajur
100 bp
2=plasmid DNA pGEM-T
Easy Vector System yang
Gambar 1 Hasil elektroforesis DNA telah didigesti dengan enzim
fragmen gen pengkode protein EcoRI.
NS1 virus Dengue serotipe 1
isolat ITD pada posisi 435 Enzim restriksi EcoRI memotong
molekul DNA pada urutan heksa-nukleotida
bp, Keterangan: M=Marker,
5GAATTC3 pada posisi antara
NS1=protein NS1 DENV-1
basa G dan A. Demikian pula pada urutan
polindromiknya 3CTTAAG5 enzim
Pada proses elektroforesis ini menggunakan EcoRI, juga memotong pada posisi
primer forward yang mulai menempel antara basa A dan G, sehingga molekul
pada posisi genom 1-20 (5-GAC TGG DNA heliks ganda yang terpotong oleh
CCG GGA TAC AAG AG-3), sedangkan enzim EcoRI, menghasilkan fragmen
primer reverse terakhir menempel pada restriksi dengan kedia ujung yang
posisi genom 417-436 (5-CTG ATA lengket (Kurnia, 2011).
CAA AAC GCA AGT CA-3).

188
Nur Saidah Said, dkk. Kloning Fragmen Gen Non-Struktural 1 (NS1)....

Ligasi Vektor pGEM-T Easy Vector molekul DNA asing yang telah menempel
System dengan Gen NS1 pada dinding sel kompeten terintroduksi
Fragmen gen NS1 dengue selanjutnya ke dalam sitoplasma dengan pemberian
diligasikan dengan plasmid pGEM-T kejutan panas (Brown, 2006).
Easy Vector System. Ujung-ujung fragmen
gen NS1 berlekatan dengan ujung-ujung
vektor pGEM-T Easy Vector System
yang berkomplemen. Fragmen gen NS1
dengue berukuran 435 bp disisipkan ke Koloni putih
dalam vektor plasmid pGEM-T Easy (kandidat
Vector System berukuran 3.015 bp plasmid
rekombinan)
sehingga menghasilkan plasmid rekombinan
berukuran 3.461 bp. Hasil ligasi kemudian
dianalisis dengan elektroforesis gel agarosa
1,5% (150 volt selama 60 menit). Hasil
yang didapatkan setelah melakukan
proses elektroforesis dapat dilihat
seperti Gambar 3. Reaksi ligasi kedua Gambar 4. Hasil reaksi ligasi antara
fragmen DNA tersebut dikatalisis vektor dengan sisipan.
menggunakan T4 DNA ligase. Menurut
Cranenburgh (2004), T4 DNA ligase Seleksi dilakukan dengan memilih
mengkatalisis reaksi pengikatan ujung koloni yang dapat tumbuh pada medium
molekul DNA yang saling berkomplemen. ampisilin dan berhasil mentransformasi
plasmid pGEM-T Easy Vector System.
Pada medium seleksi SOB terdapat gen
3.450 bp
LacZ yaitu gen yang mengkode enzim
2.072 bp galaktosidase, DNA sisipan akan merusak
1.500 bp
gen LacZ sehingga enzim galaktosidase
tidak diproduksi yang akhirnya X-Gal
yang terdapat pada medium tidak
diuraikan sehingga koloni yang tumbuh
M 1
berwarna putih. Enzim galaktosidase
yang diproduksi menyebabkan X-Gal
yang terdapat pada medium terurai
sehingga menghasilkan koloni yang
Gambar 3 Elektroforesis DNA hasil Ligasi berwarna biru (Brown, 2006).
vektor pGEM-T Easy Vector
System dengan gen NS1, Verifikasi plasmid rekombinan
Keterangan: M=marker, lajur Komposisi reaksi dan kondisi
1= Ligasi vektor pGEM-T PCR yang diprogram sama dengan
Easy Vector System dengan kondisi PCR sampel gen NS1 dengue,
gen NS1. diharapkan apabila gen NS1 dengue
telah berhasil tersisip dengan orientasi
Transformasi dan Seleksi Kandidat Koloni tepat pada vektor pGEM-T Easy
Rekombinan Vector System (masing-masing ujung 5
Proses transformasi plasmid dari dan 3 kedua fragmen DNA berkomplemen
bagian luar ke dalam sel diinduksi oleh satu sama lain), maka muncul pita DNA
kejutan panas dari suhu 0 oC ke suhu gen NS1 dengue yang berukuran 435 bp
42oC. Kejutan panas merupakan tahap pada gel agarosa hasil elektroforesis
krusial dalam transformasi. Kemungkinan Gambar 5.

189
Veterinaria Medika Vol 7, No. 2, Juli 2014

8 7 6 5 4 3 2 1 M

600 bp
435 bp 500 bp
400 bp

Gambar 5. Hasil elektroforesis verifikasi gen NS1 dengue yang telah disisipkan ke
dalam vector; keterangan : M= marker, lajur 1-7 = NS1 dengue DENV-1
yang telah didigesti dengan enzim EcoRI, lajur 8 = kontrol negatif PCR.

Sequencing dan analisis stabilitas genetik gen pengkode protein NS1 virus
Analisis homologi dengan menggunakan DENV-1 isolat ITD setelah dilakukan
program BioEdit Sequence Alignment sekuensing dapat dilihat pada Gambar
Editor Clustal W, sehingga dapat diketahui 6.
urutan genom nukleotida dari fragmen

Gambar 6. Hasil dari multiple alignment posisi nukleotida 1-436. Tanda titik adalah
identik dengan paling atas; warna kuning adalah variable sites, yaitu daerah
yang mengalami perubahan.

190
Nur Saidah Said, dkk. Kloning Fragmen Gen Non-Struktural 1 (NS1)....

Berdasarkan hasil sekuensing software MEGA 5 dan diperoleh hasil


dari fragmen gen pengkode protein NS1 dari translasi protein dari nukleotida
virus DENV-1 isolat ITD terdapat kloning fragmen gen pengkode protein
variasi nukleotida pada posisi 1-30 awal NS1 virus dengue subtipe 1 (DENV-1).
dan posisi 425 dengan ditandai terdapat Satu asam amino dikode oleh 3 nukleotida,
penambahan atau insersi dan delesi pada sehingga panjang nukleotida 436 nukleotida
susunan nukleotida. Hasil sequencing ketika ditranslasi menjadi 145 asam
nukleotida kemudian ditranslasi menjadi amino.
asam amino menggunakan bantuan

Gambar 7. Urutan asam amino hasil translasi protein dari kloning fragmen gen
pengkode protein NS1 virus dengue subtipe 1 (DENV-1), daerah kuning
adalah variable sites

Tabel 1. Hasil Analisis Asam Amino Menggunakan BLAST


Max Total Query
Description E value Ident Accession
score score cover
D1_NS1_Cloning 284 284 100% 1e-114 98% 671051

Untuk melihat similaritas sekuen- analisis aligment fragmen gen yang


sekuen antar blind passage dengan harapan menyandi protein nonstruktural (NS1).
sekuen-sekuen tersebut merupakan sekuen Adanya varian atau perbedaan nukleotida
yang homolog (memiliki kemiripan karena ada mutasi dan delesi di daerah
yang signifikan dalam biologi), analisa yang kemungkinan hipervariabel. Hal
dilakukan dengan menggunakan software
ini ditemukan utamanya didaerah ini
BLAST on line di NCBI. Hasil dari
BLAST asam amino NS1 virus dengue dipilih sebagai kandidat bahan pengembangan
serotipe 1 yang telah dikloning terlihat vaksin chimera. Hal ini menjadi sangat
pada tabel 1. penting karena bahan imunogen jika tingkat
Hasil penelitian ini menunjukkan homologi tinggi jika dibandingkan dengan
tingkat stabilitas tinggi jika dilihat dari penyebab penyakit di lapangan maka

191
Veterinaria Medika Vol 7, No. 2, Juli 2014

kemampuan netralisasi sangat tinggi or secondary infection. J. Clin.


pula. Hal lain yang penting dalam mendukung Mic. 40: 376-381
stabilitas adalah kekerabatan virus Brown, T.A.2006. Gene cloning and
berdasarkan untaian nukleotida, karena DNA analysis : An introduction.
nukleotida yang mengalami mutasi maka 5th ed. Blackwell publishing,
protein yang dikode juga mengalami Oxford. 233
perubahan sifat walaupun masih tergantung Kumarasamy, V., A.H. Abdul-Wahab,
dari susunan asam amino dan peptide. S.K. Chua, Z. Hassan, Y.K. Chem,
M. Mohamad and K.B. Chua.
Kesimpulan 2007. Evaluation of a commercial
dengue NS1 antigen-capture
Setelah dilakukan penelitian
ELISA for laboratory diagnosis
Kloning gen Non-struktural 1 (NS1) of acute dengue virus infection,
virus Dengue subtipe 1 (DENV-1) Journal of virological methods:
sebagai bahan vaksin chimera ini maka 75-79
dapat disimpulkan sebagaimana berikut Lemes, E.M.B., M.P. miagostovisch, A.M.B.
ini:uji verifikasi fragmen gen pengkode Alves, S.M. Costa, A.M.B.
protein NS1 virus Dengue subtipe 1 Fillipis, G.R.G. Armoa and M.A.V.
(DENV-1) setelah dilakukan kloning Araujo. 2005. Circulating human
dengan PCR yang dilanjutkan dengan antibodies against dengue NS1
elektroforesis menunjukkan hasil yang protein: Potential of recombinant
positif dengan terlihatnya amplikon fragmen D2V-NS1 proteins in diagnostic
gen pengkode protein NS1 DENV-1 test. J. Clin. Virology: 305-312
sebesar 435 bp. Analisa stabilitas fragmen Men R., Wyatt I., Tokimatsu I., et al.,
gen pengkode protein NS1 DENV-1 2000. Immunization of rhesus
setelah dikloning, terdapat variasi susunan monkey with a recombinant of
modified vaccinia virus ankara
nukleotida yang ditandai dengan adanya
expressing a truncated envelope
insersi, delesi, penggantian susunan
glycoprotein of dengue type 2
nukleotida hasil kloning dibandingkan virus induced resistance to
dengan isolat original fragmen gen dengue virus type 2 challenge.
pengkode protein NS1 virus Dengue Vaccine 18(27): 3113-3122
serotipe 1 pada posisi 1-30 awal dan Sun W, Nisalak A, Gettayacamin M, et
425 tetapi pada posisi 31-424 dan 426- al., 2006. Protection of Rhesus
436 susunan nukleotida kembali stabil. monkeys against dengue virus
challenge after tetravalent live
Daftar Pustaka attenuated dengue virus vaccination.
Alcon, S., A. Talarmin, M. Debruyne, J. Infect. Dis. 193(12):1658-
A. Falconar, V. Deubel and M. 1665.
Flamand. 2002. Enzyme-linked WHO (World Health Organization)
immunosorbent assay spesific to 2007. Situation update of dengue
dengue virus type-1 nonstructural in the SEA region. http://www.
protein NS1 reveals circulation searo.who.int/linkFiles/Dengue_
of the antigen in the blood dengueSEAR-07.pdf
during the acute phase of disease Young, P.R., P.A. Hilditch, C. Bletchly
in patients experiencing primary and W. Halloran. 2000. An

192
Nur Saidah Said, dkk. Kloning Fragmen Gen Non-Struktural 1 (NS1)....

antigen capture enzyme-linked protein NS1 in the sera of


immunosorbent assay reveals infected patients. J. Clin. Micro.
high levels of the dengue virus 153-157

193

You might also like