Professional Documents
Culture Documents
Perkebunan Perspektif-8-2-2009 1 Deci1 PDF
Perkebunan Perspektif-8-2-2009 1 Deci1 PDF
Hlm 65 - 73
ISSN: 1412-8004
Jamur Entomopatogen Beauveria bassiana : Potensi dan Prospeknya ...( DECIYANTO, S. dan I.G.A.A. INDRAYANI ) 65
1983). Serangan hama ini pada daun-daun muda Tentu ke depannya kondisi hama seperti ini akan
menyebabkan penampilan daun berubah karena semakin sulit dikendalikan. Terlebih lagi apabila
toksin yang dikeluarkan mengakibatkan daun sudah tidak tersedia pestisida kimia yang
melintir, mengeras, dan pertumbuhannya mampu mengatasi perkembangan strain tungau,
terhambat (Jovicich et al., 2004). Populasinya maka tingkat kerugian pada produk-produk
berkembang cepat terutama pada daerah pertanian maupun perkebunan akan semakin
beriklim panas sehingga dapat mengakibatkan besar. Di Indonesia, tingkat resistensi tungau
kerusakan berat dan merugikan, terutama jika terhadap pestisida kimia pada komoditas
menyerang pada tanaman yang nilai ekonominya perkebunan belum banyak dilaporkan. Hal ini
tinggi. Tanaman wijen dan jarak pagar diketahui karena hama tungau belum menimbulkan
terserang hama tungau Polyphagotarsonemus latus masalah serius pada kapas, tembakau, dan wijen.
Banks dan tungau merah (Prostigmata: Setelah diidentifikasi tungau merupakan salah
Tetranychidae) yang berpotensi menurunkan satu hama utama pada tanaman jarak pagar yang
produktivitas sekitar 50-75% (Subiyakto dan mulai dikembangkan secara nasional, maka
Harwanto, 1996; Tukimin et al., 2007). Serangan teknik pengendaliannya yang efektif dan efisien
hama tungau yang lebih parah mengakibatkan perlu disiapkan.
warna daun menguning, layu, dan akhirnya Salah satu alternatif pengendalian yang
gugur. Pada tanaman jarak pagar, jika serangan dapat digunakan adalah dengan patogen
tungau disertai dengan kekeringan, maka serangga, khususnya jamur entomopatogen B.
tanaman akan mengalami kerusakan total dan bassiana. Efektivitas B. bassiana sebagai
kehilangan seluruh daunnya karena gugur. pengendali sejumlah serangga hama sudah
Demikian pula pada tanaman jarak kepyar yang banyak dibuktikan melalui berbagai penelitian
terserang tungau merah, daun akan kehilangan (Sheeba et al., 2001; Townsend et al., 2003;
zat hijau daun, warna menjadi kekuningan dan Bednarek et al., 2004; Thungrabeab and Tongma,
pertumbuhan tanaman terganggu. 2007). Pemanfaatan B. bassiana dalam
Hingga saat ini teknik pengendalian hama pengendalian hama tungau di Indonesia masih
sangat terbatas karena lebih mengandalkan
tungau yang efektif belum ditemukan.
pestisida kimia, terutama untuk hama tungau
Penggunaan varietas tahan belum secara
yang menyerang tanaman hias di rumah kaca.
maksimal mampu mengurangi serangan hama
Sebaliknya untuk serangan tungau pada tanaman
ini, terutama jika populasi tungau sedang tinggi.
yang ada di lapang seperti, tomat, cabe, terong,
Untuk mengendalikan hama tungau tidak cukup
dan lain-lain lebih sering diabaikan atau tidak
dengan varietas tahan saja, namun dibutuhkan
dikendalikan karena dianggap hanya merusak
teknik pengendalian lain khususnya non-
daun yang tidak mempengaruhi hasil. Kerusakan
kimiawi, sehingga pengendalian dapat dilakukan akibat serangan hama tungau dapat lebih parah,
secara terpadu untuk meningkatkan efektivitas sebab hama tersebut dapat menularkan penyakit
pengendalian. virus daun karena beberapa spesies tertentu
Beberapa pestisida kimia, seperti akarisida tungau juga berperan sebagai vektor virus.
dan mitisida diketahui efektif mengendalikan Tulisan ini bertujuan untuk mengin-
hama tungau, namun penggunaannya secara formasikan prospek pemanfaatan jamur entomo-
intensif seringkali menyebabkan ledakan patogen B. bassiana dalam pengendalian hama
populasi sebagai akibat dari terjadinya resistensi tungau.
dan resurgensi. Herron et al. (1998) menyatakan
bahwa tingkat resistensi T. urticae pada kapas di EKOBIOLOGI TUNGAU
Australia telah mencapai 15-750 kali akibat
penggunaan akarisida berbahan aktif Tungau bukan serangga. Tungau berasal
organophosphat. Hal tersebut dikatakan dari klas Arachnida dan ordo Prostigmata yang
penyebabnya adalah terjadinya perkembangan beranggotakan laba-laba dan kutu-kutuan,
strain-strain tungau secara cepat mengikuti sedangkan serangga dari klas Insecta. Tungau
perkembangan generasi baru pestisida kimia. berukuran sangat kecil ( 0,5 mm), dan biasanya
hanya terlihat berupa titik merah pada
Jamur Entomopatogen Beauveria bassiana : Potensi dan Prospeknya ...( DECIYANTO, S. dan I.G.A.A. INDRAYANI ) 67
Pengendalian secara kultur teknis juga dalam pengendalian hama tungau adalah jamur
cukup efektif mengurangi serangan hama B. bassiana (Wekesa et al., 2005; El-Kady et al.,
tungau. Misalnya, mengalirkan air secara berkala 2007; Ihsan and Ibrahim, 2007). B. bassiana
pada lahan-lahan pertanian yang kandungan mempunyai kisaran inang yang luas, diharapkan
debunya tinggi cukup berhasil menekan laju jamur ini dapat mengendalikan serangan hama
peningkatan populasi tungau. Penyiraman yang tungau pada komoditas perkebunan. Telah
mengenai kanopi tanaman, khususnya bagian diketahui bahwa B. bassiana sangat potensial
bawah daun juga potensial mengurangi serangan sebagai agensi pengendali biologi pada berbagai
hama tungau serangga hama dan merupakan salah satu
Meskipun pengendalian tungau masih komponen dalam pengendalian hama terpadu
mengandalkan pestisida kimia, namun tidak (PHT). Saat ini B. bassiana dan spesies jamur
banyak tersedia pestisida kimia yang benar-benar lainnya sedang dikembangkan secara besar-
efektif mengendalikan tungau. Mitisida dan besaran di seluruh dunia untuk digunakan dalam
akarisida yang dilaporkan efektif mengendalikan pengendalian berbagai hama utama komoditas
hama tungau, hingga kini belum mampu pertanian dan perkebunan.
mengatasi serangan hama ini. Hal tersebut ada
hubungannya dengan perkembangan strain PROSPEK PEMANFAATAN Beauveria
tungau yang semakin resisten terhadap pestisida bassiana DALAM PENGENDALIAN
kimia dalam upaya adaptasi dengan generasi HAMATUNGAU
baru pestisida kimia. Akibatnya serangan tungau
semakin sulit dikendalikan. Jamur entomopatogen B. bassiana
Selain itu, tidak efektifnya mitisida memproduksi Beauvericin yang mengakibatkan
terhadap telur tungau menyebabkan interval gangguan pada fungsi hemolimfa dan inti sel
penyemprotan menjadi semakin pendek (10-14 serangga inang. Seperti umumnya jamur, B.
hari) (Stumpf and Nover, 2001) dan frekuensi bassiana menginfeksi serangga inang melalui
semakin tinggi. Disamping itu, tidak jarang pasca kontak fisik, yaitu dengan menempelkan konidia
pengendalian tungau dengan pestisida kimia pada integumen. Perkecambahan konidia terjadi
mengakibatkan ledakan populasi karena dalam 1-2 hari kemudian dan menumbuhkan
musnahnya musuh alami yang berpotensi miselianya di dalam tubuh inang. Serangga yang
mengatur populasi tungau. Bahkan pengaruh terinfeksi biasanya akan berhenti makan
pestisida kimia berpotensi memacu sehingga menyebabkan imunitasnya menurun, 3-
perkembangbiakan tungau menjadi lebih cepat. 5 hari kemudian mati dengan ditandai adanya
Contoh, aplikasi pestisida kimia berbahan aktif pertumbuhan konidia pada integumen.
carbaryl, senyawa organofosfat, dan piretroid Berkembangnya pengendalian secara
yang berpotensi meningkatkan kadar nitrogen biologi memberikan fenomena yang menarik
tanaman juga berpengaruh terhadap peningkatan dalam pemanfaatan B. bassiana untuk
serangan tungau. Penyemprotan pestisida kimia pengendalian hama tungau. Pena et al. (1996)
pada musim kemarau berpotensi meningkatkan menguji potensi pengendalian tiga spesies jamur
populasi tungau hanya dalam hitungan hari. entomopatogen, yaitu B. bassiana, H. thompsonii
Oleh karena itu, jika melakukan pengendalian dan P. fumosoroseus terhadap tungau P. latus.
hama tungau dengan pestisida kimia dianjurkan Hasilnya menunjukkan bahwa B. bassiana
untuk lebih selektif memilih bahan-bahan kimia memiliki kemampuan membunuh tungau lebih
ringan, seperti yang terbuat dari sabun atau banyak dibanding jamur lainnya. Sedangkan H.
minyak yang tidak terlalu berbahaya terhadap thompsonii dan P. fumosoroseus membunuh
perkembangan musuh alami. tungau lebih cepat (2-6 hari) dibanding B. bassiana
Sejalan dengan makin berkembangnya (> 6 hari).
pengendalian hama secara biologi, khususnya Hasil penelitian di rumah kaca
patogen serangga, maka salah satu menunjukkan bahwa patogenisitas dari 5 spesies
entomopatogen yang berpeluang dimanfaatkan jamur entomopatogen, B. bassiana paling efektif
Jamur Entomopatogen Beauveria bassiana : Potensi dan Prospeknya ...( DECIYANTO, S. dan I.G.A.A. INDRAYANI ) 69
kalifornia (Asbani et al., 2006; Nurindah dan tungau perlu dipantau secara intensif. Sebab,
Sunarto, 2007). Untuk mengetahui tingkat kondisi lingkungan yang kering, sumber air yang
keberhasilan penggunaan B. bassiana dalam terbatas, dan penerapan pengendalian kimiawi,
pengendalian hama tungau, diperlukan akan berpotensi menjadi faktor penyebab
dukungan penelitian baik di laboratorium, rumah perubahan status hama dari yang semula bukan
kaca, maupun di lapang. Uji potensi dan hama penting kemudian menjadi hama penting.
patogenisitas terhadap strain isolat-isolat yang Epizootik jamur B. bassiana mudah
dikoleksi, perlu dilakukan untuk mengetahui berkembang pada semua jenis tanah karena
strain yang paling virulen. Disamping itu, upaya tanah merupakan habitat utamanya. Aplikasinya
pengembangannya perlu dukungan teknik tidak hanya dapat dilakukan melalui permukaan
perbanyakan yang efisien dengan memanfaatkan tanaman, tetapi juga melalui sistem irigasi
bahan-bahan lokal sebagai media perbanyakan bersama-sama dengan air irigasi. Deposit konidia
massal. di permukaan tanah yang terdistribusikan
melalui air irigasi kemungkinan akan menjadi
STRATEGI PEMANFAATAN B. bassiana sumber inokulum dan sumber infeksi bagi
DALAM PENGENDALIAN HAMA inangnya di lapang. Hal ini juga sebagai salah
TUNGAU satu upaya konservasi sumberdaya hayati untuk
meningkatkan perannya sebagai faktor mortalitas
Kondisi iklim kering di sebagian besar hama secara alami.
wilayah Indonesia, terutama pada saat musim Sebagaimana yang telah dicapai di berbagai
kemarau sangat mendukung perkembangan negara bahwa B. bassiana sangat efektif menekan
hama-hama pengisap daun, baik dari kelompok populasi dan serangan hama tungau pada
serangga, tungau, atau thrips. Beberapa kasus beberapa tanaman sayur-sayuran, seperti: terong,
terjadi ledakan populasi hama pengisap daun, cabe, dan tomat. Komponen-komponen lain pada
membuktikan bahwa pengaruh penggunaan pengendalian hama terpadu (PHT), khususnya
pestisida kimia sangat nyata meningkatkan varietas tahan, entomopatogen selain jamur, dan
populasi dan serangan sejumlah hama pengisap, insektisida kimia (kecuali fungisida) dapat
seperti ledakan populasi Bemisia spp. pada diaplikasikan bersama-sama dengan jamur B.
pertanaman kapas di Lamongan, Jawa Timur bassiana (Odindo, 1992). Kombinasi dengan
beberapa waktu lalu. Serangan hama tungau varietas tahan tidak menyebabkan fitotoksis, juga
pada pucuk-pucuk muda pada tanaman jarak dilaporkan sinergis dengan entomopatogen lain
pagar (Jatropha curcas) berpotensi menghambat (virus, bakteri, jamur, nematoda), dan bahkan
pembentukan bunga pada ujung tunas-tunas dengan insektisida kimia tidak menyebabkan
baru (Asbani et al., 2007). antagonis. Irigaray et al. (2003) menyatakan
Teknik pengendalian hama tungau yang bahwa pengendalian tungau T. urticae dengan
ramah lingkungan sangat dibutuhkan pada campuran jamur B. bassiana dan insektisida kimia
masa-masa mendatang, terutama untuk triflumuron (benzoylphenyl urea) menyebabkan
mengatasi serangannya yang kemungkinan sebagian besar telur T. urticae tidak menetas.
semakin meningkat sejalan dengan semakin Sebagaimana entomopatogen lainnya,
meluasnya areal pengembangan komoditas- konidia B. bassiana juga mudah diinaktifkan oleh
komoditas yang menjadi inang utamanya, paparan sinar ultraviolet sinar matahari. Oleh
termasuk kapas, tembakau, jarak pagar, jarak karena itu, sore hari merupakan pilihan waktu
kepyar, dan wijen. Serangan tungau pada kapas terbaik untuk aplikasi di lapang. Selain itu,
misalnya, selama ini belum sampai menimbulkan efektivitas pengendalian juga dipengaruhi oleh
ledakan populasi yang mempengaruhi profil kanopi tanaman inang. Contohnya, aplikasi
produktivitas. Namun, pengembangan kapas konidia B. bassiana untuk pengendalian tungau
yang semakin luas hingga ke wilayah-wilayah pada tanaman jarak pagar mungkin akan lebih
kering di Indonesia, seperti NTT, perkembangan efektif dibanding pada tanaman wijen. Sebab,
populasi hama-hama pengisap daun, terutama bentuk kanopi tanaman jarak pagar yang rimbun
Jamur Entomopatogen Beauveria bassiana : Potensi dan Prospeknya ...( DECIYANTO, S. dan I.G.A.A. INDRAYANI ) 71
De Faria, M.R. and S.P. Wraight. 2007. L.) at different seeding development
Mycoinsecticides and mycoacaricides: stages. Acta Horticulturae 659(1): 339-
Accomprehensive list with world wide 344.
coverage and international Lacey, L.A., R. Frutos, H.K. Kaya, and P. Vail.
classification of formulation types. 2001. Insect pathogens as biological
Biological Control 43(3): 237-256. control agents: Do they have a future?
De Oliveira, R.C. and P.M.O.J. Neves. 2004. Biological control 21: 230-248.
Compatibility of Beauveria bassiana with Liang, Y. 2004. The life habit and use of natural
acaricides. Neotropical Entomology 33 enemies of mites. Journal of Anhui
(3): 353-358. Agricultural Sciences 3: 26-29.
El-Kady, G., H.M. El Sharabasy, M.F. Mahmoud Nurindah dan D.A. Sunarto. 2007. Strategi teknik
and I.M. Bahgat. 2007. Toxicity of two pengendalian tungau daun wijen.
potential Bio-insecticides against Prosiding Seminar Memacu Pengem-
moveable stages of Tetranychus urticae bangan Wijen untuk Mendukung
Koch. J. Applied Sciences Research 3 Agroindustri, Malang 9 Nopember
(11): 1315-1319. 2006. Pusat Penelitian dan
Herron. G.A., V.E. Edge, L.J. Wilson and J. Pengembangan Perkebunan. 7 hlm.
Rophail. 1998. Organophosphate Odindo, M.O. 1992. Future prospects for the
resistance in spider mites (Acari: application of insect pathogens as a
Tetranychidae) from cotton in component of integrated pest
Australia. Exp. & Appl. Acaralogy 22: management in tropical root crops.
17-30. Biocontrol Science and Technology 2:
Ihsan, N. and Y.B. Ibrahim. 2004. Laboratory 179-191.
bioassay of some entomopathogenic Ohlendorf, B. 2000. Spider mites: Integrated Pest
fungi against broad mite Management in the home garden. IPM
(Polyphagotarsonemus latus Bank). Education and Publication University
International Journal of Agriculture & of California, US. 3pp.
Biology 6(2): 223-225. Ohlendorf, B. 2009. Pests in gardens and
Ihsan, N and Y.B. Ibrahim. 2007. Efficacy of landscapes. Statewide Integrated Pest
laboratory prepared wettable powder Management Program. 2pp.
formulatons of entomopathogenous Pena, J.E., L.S. Osborne and R.E. Duncan. 1996.
fungi Beauveria bassiana, Metarhizium Potential of fungi as biocontrol agents
anisopliae and Paecilomyces fumosoroseus of Polyphagotarsonemus latus (Acari
against the Polyphagotarsonemus latus :Tarsonemidae). Entomophaga 41: 27-
(Bank) (Acari: Tarsonemidae) (Broad 36.
Mite) on Capsicum annum (Chilli). Sheeba, G., S. Seshadri, N. Raja, S. Janarthanan,
Journal of Biosciences 18 (1): 1-11. and S. Ignacimutu. 2001. Efficacy of
Irigaray, F.J.S.C, V.M. Mancebon, and I. P. Beauveria bassiana for control of the rice
Moreno. 2003. The entomopathogenic weevil Sitophilus oryzae (L.)
fungus Beauveria bassiana and its (Coleoptera: Curculionidae). Appl.
compatibility with triflumuron: effects Entomol. Zool. 36 (1): 117-120.
on the twospotted spider mite Shi, W.B. and M. G. Feng. 2004. Lethal effect of
Tetranychus urticae. Biological Control Beauveria bassiana, Metarhizium
26(2): 168-173. anisopliae, and Paecilomyces fumosoroseus
Jovicich, E., D.J. Cantliffe, L. S. Osborne, and P.J. on the eggs of Tetranychus cinnabarinus
Stoffella. 2004. Mite population and (Acari: Tetranichidae) with a
damage caused by broad mites description of a mite egg bio-assay
(Polyphagotarsonemus latus Banks system. Biological Control 30: 165-173.
infesting bell pepper (Capsicum annum
Jamur Entomopatogen Beauveria bassiana : Potensi dan Prospeknya ...( DECIYANTO, S. dan I.G.A.A. INDRAYANI ) 73