Sistem & CLD Presentasi - 3

SYSTEMS THINKING
DAN
SYSTEM DYNAMICS
M. Nurman Helmi
nurmanhelmi@yahoo.com
helmi@unpas.ac.id
helmi@magister-ti-unpas.org
Jl. Pluto Selatan III 34 Komplek Margahayu Raya
Bandung 40286
Telp./Fax
Telp ./Fax 022 750 70 59; Hp. 0811 21 70 02
m nurman helmi helmi@unpas.ac.id 1

TOPIK
1 Systems Thinking
2 Hexagons For Systems Thinking
3 Cara Membuat Causal Loop Diagram
4 Aplikasi Systems Thinking
5 Cara Membaca Diagram Sistem
6 Snapshot Logika Berfikir System Dynamics
7 Output Systems Thinking & System Dynamics
8 Perceived Representativeness of Models

Introduction to Systems Thinking
Dr. Ir. M Nurman Helmi, DEA

Program Pascasarjana
Universitas Pasundan
m nurman helmi helmi@unpas.ac.id

Systems Thinking is a way of
seeing and talking about reality
that helps us better understand
and work with organization and
communities to influx the quality
of our lives.
Modified by Kim

A system is any group of
interacting, interrelated, or
interdependent parts that form a
complex and unified whole that
has a specific purpose

Which are systems and which
are collections
Bowl of fruit Cornerstone
Football team Tool in a toolbox
Toaster Marriage
Kitchen Local public health
Database of client agency
Community

Whenever you add
people to a collection you
almost always transform a
collection to a system

Characteristics of a System
Systems have a purpose that defines it as a
discrete entity that holds it together
Purpose of an automobile
Take you from one place to the other

Systems Thinking
Utilizing modal
elements to consider
the componential,
relational, contextual,
and dynamic
elements of the
system of interest.
Davidz, H. L. and Nightingale, D. J. Enabling Systems Thinking To Accelerate

the Development of Senior Systems Engineers, Systems Engineering, Vol.
11,
9 No. 1, 2008.
10
8/15/2016
Maybe pushing on that wall to the right will give some space.
11
Oops!
12
All parts must be present for a system to

carry out its purpose optimally
Automobile without its spark plugs
Car doesnt work

The order in which

parts are arranged
affects the
performance of a
system
Automobile with the driver in the
backseat and the tires in the front seat
Systems attempt to maintain
stability through feedback
Feedback provides information to the system
that lets it know how it is doing relative to
some desired state
Steering car and Feedback

Masalah-masalah yang muncul saat ini tidak bisa dipecahkan
pd tingkat pemikiran yg sama dg tingkat pemikiran yg telah
melahirkan masalah-masalah tersebut." Albert Einstein
Sehingga...jika kita masih menggunakan secara umum

pendekatan analytical thinking, kita membutuhkan secara
nyata 'Systems Thinking' untuk menjawab masalah-masalah
yang timbul tersebut.Stephen G. Haines
Systems Thinking bertujuan menemukan pola dan hubungan,

dan mempelajarinya untuk menguatkan atau merubah pola
tersebut dalam upaya mencapai visi dan misi
Dalam Systems Thinking, menyeluruh adalah keutamaannya

dan bagian-bagian sistem berada pada urutan kedua (not vice-
versa).
vs.
Dalam Analytic Thinking, bagian-bagian sistem adalah
keutamaannya dan menyeluruh menjadi bagian yang kedua.
KARAKTERISTIK DASAR PERGESERAN PIKIRAN
DALAM BERPIKIR SERBA SISTEM
ASAL MUASAL
Terdapat hubungan yang jelas antara komunitas ekologi dan
komunitas manusia/masyarakat karena keduanya merupakan
sistem kehidupan. Dari hubungan kedua hal ini maka systems
thinking lahir.
Kesejajaran antara komunitas manusia dengan ekologi

bukanlah merupakan sebuah metapora. Antara keduanya
terdapat hubungan yang nyata. Prinsif-prinsif ekologi
merupakan gambaran/perilaku kehidupan (patterns of life)
life).
Untuk memahami perilaku dan sistem kehidupan tersebut,
dibutuhkan sebuah cara baru berpikir. Perubahan mendasar
dalam cara baru berfikir haruslah dari pergeseran berfikir
bagian ke berpikir menyeluruh.

SYSTEM THINKING

KARAKTERISTIK DASAR PERGESERAN PIKIRAN
DALAM BERPIKIR SERBA SISTEM
1. Shift from the Parts to the Whole (Pergeseran Dari Berpikir

Bagian Ke Berpikir Menyeluruh)
2. Shift from Analysis to Context (Pergeseran Dari Berpikir
Analitis Ke Berpikir Konteks)
3. Shift from Objects to Relationships (Pergeseran Dari
Berpikir Objek Ke Berpikir Hubungan)
4. Shift from Hierarchies to Networks (Pergeseran Dari
Berpikir Hirarki Ke Berpikir Jaringan)
5. Shift from Structure to Process (Pergeseran Dari Berpikir
Struktur Ke Berpikir Proses)

SYSTEMS THINKING
BERPIKIR SERBA SISTEM
7 ELEMEN SISTEM
1. VARIABEL/ELEMEN DAN KOMPONEN

SISTEM DIDEFINISIKAN SEBAGAI SEJUMLAH
VARIABEL/ELEMEN YANG SALING BERINTERAKSI,
MEMBENTUK SISTEM UNTUK MENCAPAI TUJUAN.

2. JARINGAN
HUBUNGAN SEBAB AKIBAT (HUBUNGAN
KAUSALITAS).
REL KERETA BERIKUT KERATA API, ORGANIGRAM
ORGANISASI (MONO) semuanya dapat disebut sebagai
GELUNG UMPAN BALIK POSITIF ATAU NEGATIF
SIRKUIT DISKUSI

3. SISTEM DAN LINGKUNGAN
SISTEM TERBUKA ADALAH SISTEM YANG DAPAT
DIPENGARUHI OLEH DUNIA LUAR/ LINGKUNGANNYA,
SEHINGGA KEDUANYA DAPAT SALING
MEMPENGARUHI SATU TERHADAP LAINNYA (input-
output, dll)
LINGKUNGAN
SISTEM

4. KOMPLEKSITAS
MEMPUNYAI DINAMIKA KARENA SIFAT YANG
TERBUKA SEHINGGA PERILAKU SISTEM SANGAT
DIPENGARUHI OLEH LINGKUNGAN LUARNYA
5. HIRARKI
KARENA SISTEM TERDIRI DARI VARIABEL /
ELEMEN / KOMPONEN YANG SALING
BERHUBUNGAN, LAKUKAN HIRARKISASI (HARD,
SOFT VARIABLE & MEASUREMENT
PERFORMANCE), SEHINGGA PEMAHAMAN AKAN
SETIAP ELEMEN YANG SALING MEMPENGARUHI
SISTEM DAPAT DIIDENTIFIKASI (TUGAS SETIAP
PEMAIN SEPAK BOLA, DLL)

6. ARAH
KARENA SISTEM TERDIRI DARI ELEMEN /
KOMPONEN YANG SALING BERHUBUNGAN, MAKA
DISARANKAN UNTUK MENETAPKAN FUNGSI SATU
ELEMEN TERHADAP LAINNYA, SEHINGGA
PEMAHAMAN AKAN ELEMEN YANG PALING
BERPENGARUH (LEVERAGE) PADA SISTEM DAPAT
DIIDENTIFIKASI (TUGAS SETIAP PEMAIN SEPAK
BOLA, DLL)
7. BERKEMBANG
SISTEM SOSIAL TIDAK BERSIFAT STATIK, TETAPI
BERUBAH/DINAMIK SETIAP WAKTU DAN
BERKEMBANG SESUAI PERUBAHAN
LINGKUNGANNYA.
KESIMPULAN :
SYSTEMS THINKING ADALAH SEBUAH METODA YANG
MEMFORMULASIKAN DUNIA NYATA DALAM BENTUK
VARIABEL (X), KEMUDIAN MENGGUNAKANNYA DALAM
SEBUAH METODOLOGI (M) UNTUK MEMAHAMI DUNIA
NYATA TERSEBUT SEBAGAI OBJEK STUDI
VARIABEL
PERSEPSI
METODOLOGI, M, UNTUK
OBJEK STUDI
MEMPERMUDAH
MEMPERSEPSIKAN
OBJEK STUDI
IDE
SISTEM

The Iceberg
Events
Patterns
Systemic Structure
Mental Models
Vision

The Iceberg
Events
Patterns
Systemic Structure
Mental Models
Vision

INFORMASI TINDAKAN HASIL
PERMASALAHAN
OPEN ENDED PERCEPTION

OF DECISION MAKING

Linear Perspective
AB C D E
Cause = Effect

INFORMASI
PERMASALAHAN
HASIL TINDAKAN
STRUKTUR SIMPAL SEDERHANA

YANG TERDAPAT DALAM
KEBIJAKAN
Feedback Perspective
AB C D E

Thinking in Loops
Sales Marketing Orders Sales Sales Marketing

Backlogs
are Promotions Increase are are Promotions
down up Down
Marketing
Promotions
(B)
Orders Backlogs
Increase/Decrease (D)
(C)
Sales are
Down/Up
(A)

All systemic behavior can be
described through two basic
processes
Reinforcing
Balancing

Reinforcing Loops compound
change in one direction with
even more change in that
direction
Saving Interest
Balance Payments

Greater your weight More you eat

Give Examples
? ?

Balancing loops seek
equilibrium- some desired level
of performance
Use of meditation
S Acceptable
stress level
Gap
O
Stress level
S = Same
O = Opposite
m nurman helmi
S
helmi@unpas.ac.id
Balancing Loops
Actual Level
Desired Level
Corrective Action
Gap

MODEL UMUM PERILAKU DINAMIKA SISTEM EXPONENTIAL
PILIH YANG MANA?
WAKTU
LO GOAL SEEKING 1 HI GOAL SEEKING 2 S - CURVE
WAKTU WAKTU WAKTU
OSCILLATION GROWTH WITH OVERSHOOT

OVERSHOOT AND COLLAPSE
WAKTU WAKTU WAKTU

MODIF DARI SUMBER: BUSINESS DYNAMICS/ JOHN D. STERMAN 20002004
Systems Thinking
Utilizing modal
elements to consider
the componential,
relational, contextual,
and dynamic
elements of the
system of interest.
Davidz, H. L. and Nightingale, D. J. Enabling Systems Thinking To Accelerate

the Development of Senior Systems Engineers, Systems Engineering, Vol.
11,
40 No. 1, 2008.
41
8/15/2016
Investasi
Pabrik & Berkurang
Investasi Peralatan Ketersediaan
Bertambah Pekerjaan
Harga Pajak Lebih

Pengangguran Tinggi
Industrialisasi
Kompensasi
Standard Hidup Pengangguran
Migrasi ke Energi
Kota Increased
Welfare
Pemakaian
Energi Import Energi
Personal
Hardship
ExportMakanan
Kebutuhan Energi Biaya Sektor
pada Pertanian Pertanian
Harga Makanan
Meningkat
KETERHUBUNGAN SIMPAL AKAN MENGHASILKAN

KEMUNGKINAN PERTUMBUHAN, ATAU INSTABILITAS DAN ATAU
PENCARIAN SASARAN SEBAGAI AKIBAT DARI
BERINTERAKSINYA SIMPAL (KEBIJAKAN)
LINGKUNGAN SISTEM SUB SISTEM

Maybe pushing on that wall to the right will give some space.
44
Oops!
45
Questions these Diagrams help
answer
Which gaps are driving our system when and by
how much?
How accurately do we know what each of the
gaps is?
How are we monitoring the gaps?
What are the different ways in which we can
close the gaps?
How long does it take for perception to catch up
to actual quality?

Every link in a system contains a
delay
Physical
Transactional
Informational
Perceptual

Put the Pieces together
Archetypes

Limits to Growth Template
Balancing Loop Target
Limits or constraints
Growing Growth Process

action
? ?? ?
Corrective
Limting Process Action
Actual performance
(that you can measure or observe, that you can
see growing)
Leaders work on the
system not in the system

PERUBAHAN KONDISI
LINGKUNGAN
Pengetahuan Dasar
Dan Model Mental
MENGENALI
ISU STRATEGIS
Konsep dan
Teori
DISKUSI DAN DIALOG Pendukung
EKSEKUTIF
Diagrams Peta
Dunia /Persamaan
Matematis
Fasilitasi
RENCANA AKSI DAN

PERUBAHAN Model Simulasi dan
Simulator Permainan
DUNIA MIKRO
KERANGKA KERJA 51
C. TOOLS
BASIC ARCHETYPE
1. Fixes that Fails (Perbaikan yang Gagal)
2. Shifting the Burden (Pemindahan Beban)
3. Limits to Success (Batas Keberhasilan)
4. Drifting Goals (Sasaran yang berubah)
5. Growth and Underinvestment (Kemajuan
dan Kekurangan Modal)
6. Success to the Successful (Menang bagi
yang berhasil.
7. Escalation (Eskalasi)
8. Tragedy of the Common (Kesulitan
Bersama)
52
LEARNING
REACTIVE ANTICIPATIVE
LINIER CAUSALITY
SNAPSHOT DYNAMICS
53
54
SYSTEMS BUILDING BLOCK
1. REINFORCING
2. BALANCING
3. DELAY
55
Events Reaktive
Patterns
Structure Antisipative
56
Tingkat
Posisi Aliran Permukaan
Keran Air Air
Tingkat Posisi Kran

Permukaan Air
Yang diinginkan
Beda Permukaan Aliran Air

Air
Tingkat permukaan
57 Air Saat ini
PETER DRUCKER :
THE GREATEST DANGER IN

TIMES OF TURBULENCE, IS NOT
THE TURBULENCE , IT IS TO
ACT WITH YESTERDAYS
LOGIC.
58
PILIH YANG MANA ?
SKENARIO AFRIKA SELATAN MENJELANG MANDELA
ICARUS MELANGIT BEBEK TERLUKA

MENGANGKASA LALU TERKAPAR TERTINGGAL DI LANDASAN
BURUNGONTA BERAKSI BANGAU TERBANG

TIDAK PEDULI KEADAAN TERSEOK TAPI SELALU BERSAMA
SKENARIO AFRIKA SELATAN/ GAMBAR PP: SOBIRIN-DPKLTS/ 2004
A. NEW VIEW LEADERSHIP
1. Manager : Manage Within Paradigm

2. Leader : Lead between Paradigm
(kemampuan transformasi)
1. DESIGNER (Perancang)
2. STEWARDS (Pelayan)
3. TEACHER (Guru)
60
B. SKILL
FIVE LEARNING DISCIPLINES
1. Personal Mastery
2. Mental Models
3. Shared Vision
4. Team Learning
5. Systems Thinking
61
PEMIMPIN
1. Menjadi Pemimpin Pembelajaran (Learning
Leader)
2. Menjadikan Pemda sebagai Organisasi
Pembelajaran (Pemda as a Learning
Organization)
3. Menjadikan Dunia Usaha Pembelajaran
(Learning Business Community)
4. Menjadikan Masyarakat Pembelajaran
(Learning Society)
62
TEMPORARY LEARNING
ACTIVITY
1. Pengenalan Kaidah Berpikir Serba Sistem.
2. Dialog dan Diskusi Terampil
3. Identifikasi variabel kunci (key variable)
ekonomi, politik, hukum, pertahanan,
keamanan, sosio kultural.
4. Pelatihan pemetaan Systemic Structure.
5. Personal vision, shared vision, formula
sukses.
6. Rencana Kerja.
63
PERMANENT LEARNING
ACTIVITY
1. Tingkat Individu
2. Tingkat Organisasi
3. Tingkat Masyarakat
64
ENAM LAPANGAN BOLA KERUGIAN
PER MENIT RP. 83 MILYAR
PER HARI
PENYELUNDUPAN KAYU INDONESIA
KE LUAR NEGERI TERUS
BERLANGSUNG DI DEPAN MATA
TAHUKAH ANDA SETIAP MENIT HUTAN ? ? ?

ALAM INDONESIA SELUAS ENAM
LAPANGAN BOLA HILANG?
BILA DIBIARKAN HUTAN KITA AKAN
MUSNAH DALAM WAKTU SINGKAT
HUTAN DATARAN RENDAH DI JAWA
SUDAH MUSNAH, MENYUSUL HUTAN
SUMATRA AKAN MUSNAH 2005, LALU
?
KALIMANTAN 2010
SUMBER: WALHI/ GREENCOM/ DPKLTS
NUSANTARA
Menuai bencana
MUSIM KEMARAU: ANTRI AIR
FOTO2: DPKLTS 2002 DAN PR 30-8-2003
m nurman helmi MUSIM PENGHUJAN: BANJIR

helmi@unpas.ac.id MUSIM PENGHUJAN: LONGSOR
66
SUMATRA SULAWESI
PAPUA
KALIMANTAN MALUKU
NUSA TENGGARA
JAWA
SANGAT-SANGAT KRITIS
SANGAT KRITIS KETERSEDIAAN
KRITIS
AGAK KRITIS SUMBER DAYA AIR
TIDAK KRITIS
BENCANA:
INDONESIA
KEHANCURAN SIKLUS AIR ADALAH
KEHANCURAN BANGSA DAN NEGARA
SUMBER DAYA AIR DIPRIVATISASI MERUPAKAN
m nurman helmi
SUMBER: RIWR/ PUSAIR/ 2002 (MODIFIKASI)
KEJAHATAN DAN MELANGGAR HAM
helmi@unpas.ac.id 67
BUDAYA INDUSTRI

POLA INDUK JABAR/ 2000
WANGSAATMADJA, 2000
MUTILASI GUNUNG TAMPOMAS UNTUK INDUSTRI KONSTRUKSI BERKONSEP KUNO
MENGGEMPUR KRISIS KULTUR:
KEPERCAYAAN (BELIEFS)
HARAPAN (EXPECTATIONS)
NILAI (VALUES)
AGENDA POKOK : SILI ASIH, SILI ASAH, SILI ASUH
LINGKUNGAN VISI PENGELOLAAN
MISI
STRATEGIS KEBIJAKSANAAN PEMERINTAHAN:
EKSTERNAL CORE BUSINESS SISTEM KERJA
TATA KERJA
PROSEDUR KERJA
PROGRAM KERJA
BOTTOM UP-TOP DOWN
PENDELEGASIAN/ REGENERASI
KONSISTENSI
KEPEMIMPINAN GOOD GOVERNANCE
INEFISIENSI CLEAN GOVERNMENT:
KRISIS MORAL DAN KKN AKUNTABILITAS
LINGKUNGAN
BERBAGAI EKONOMI
PARTISIPASI MASYARAKAT
BIDANG PREDIKTIBILITAS
SOSIAL BUDAYA KETERBUKAAN
POLITIK DESENTRALISASI
MENTAL BLOCK INDEPENDENSI BIROKRASI
PROFESIONALISME
APARATUR:
MORAL
KOMPETENSI
REFORMAT SKILL/ PENGALAMAN
LINGKUNGAN PENYELENGGARAAN KNOWLEDGE
STRATEGIS PEMERINTAHAN PELAYANAN
INTERNAL PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA:
MULTISTAKEHOLDERS SUMBERDAYA MANUSIA
PERALATAN
PENDANAAN
SISTEM ORGANISASI
m nurman helmi helmi@unpas.ac.id KEARIFAN BUDAYA LOKAL 70
TEKNOLOGI TEPAT GUNA
CAUSAL LOOP DIAGRAM
(Diagram Simpal Kausal)
HEXAGONS FOR SYSTEMS

THINKING

When we work strictly in our functional
silos, we are like a bunch of blind people
trying to understand what an elephant is.
Its a sheet Its a steel
of rawhide.
tube.
Please tell me
what it is?
Its a
Its a snake. tree trunk.

VISI KELAS ANGKATAN I
PELATIHAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN TERPADU
DENGAN PENDEKATAN SYSTEMS THINKING
DI KABUPATEN ROTE NDAO
Baa, 12 14 OKTOBER 2006
TERWUJUDNYA MASYARAKAT
ROTE NDAO YANG AMAN,
SEJAHTERA, BERIMAN, MAJU,
DAN KOMPETITIF DALAM ERA
GLOBALISASI

Sudut Pandang Setiap Orang Akan Berbeda Dalam
Melihat dan Menyikapi SESUATU HAL, yang sama
sekalipun

PERUBAHAN KONDISI
LINGKUNGAN
Pengetahuan Dasar
Dan Model Mental
MENGENALI
ISU STRATEGIS
Konsep dan
Teori
DISKUSI DAN DIALOG Pendukung
EKSEKUTIF
Diagrams Peta
Dunia /Persamaan
Matematis
Fasilitasi
RENCANA AKSI DAN

PERUBAHAN Model Simulasi dan
Simulator Permainan
DUNIA MIKRO
KERANGKA KERJA 76
HEXAGONS FOR SYSTEMS THINKING

BRAINSTORMING HEXAGONS
2. 4.
1. 3.
BIAYA DISTRIBUSI PERSOALAN
PASAR TDK TINGKAT SUKU
MENINGKAT KUALITAS DPT
TUMBUH SPT BUNGA MENURUN
YANG DI DIMINIMASI
HARAPKAN
5. 6. 7. 8.
PROMOSI SIKLUS PRODUK KEMAMPUAN TERSEDIA
KOMPETITOR SANGAT PENDEK SDM KURANG
SANGAT TAJAM NYA DANA
MEMADAI
9. 10.
11. 12.
INTEGRASI SURVEY
CUSTOMER TIDAK TERDAPAT REORGANI SASI
SUPPLY CHAIN BRAND IMAGE
MENGURANGI TERDAPAT MEMBUTUHKAN
SEGMENTASI YANG KUAT 6 BLN
BIAYA
BARU

CLUSTERING HEXAGONS
4. 1. 2.
PERSOALAN PASAR TDK BIAYA DISTRIBUSI
KUALITAS DPT TUMBUH SPT MENINGKAT
DIMINIMASI YANG DI
5. 11. HARAPKAN
9.
PROMOSI TDK TERDAPAT INTEGRASI
KOMPETITOR BRAND IMAGE SUPPLY CHAIN
SANGAT TAJAM YANG KUAT MENGURANGI
BIAYA
PROMOSI FOKUS
6. 10.
SIKLUS PRODUK SURVEY
CUSTOMER
DIFERENSIASI SANGAT PENDEK TERDAPAT
SEGMENTASI
BARU
PENGADAAN DELAY
3. 7. 12.
8.
TINGKAT SUKU KEMAMPUAN REORGANISASI
TERSEDIA
BUNGA MEMBUTUHKAN
SDM KURANG
MENURUN NYA DANA 6 BLN
MEMADAI
INFLUENCE DIAGRAMMING
10. 1. 2.
6.
SURVEY PASAR TDK BIAYA DISTRIBUSI
SIKLUS PRODUK TUMBUH SPT MENINGKAT
CUSTOMER
SANGAT PENDEK TERDAPAT YANG DI
SEGMENTASI HARAPKAN
BARU 9.
INTEGRASI
SUPPLY CHAIN
DIFERENSIASI MENGURANGI
BIAYA
4.
PERSOALAN FOKUS
KUALITAS DPT
DIMINIMASI
5. 11.
PROMOSI TDK TERDAPAT PROMOSI
KOMPETITOR BRAND IMAGE
SANGAT TAJAM YANG KUAT
PENGADAAN
12. 3. 8.
7.
DELAY TINGKAT SUKU
KEMAMPUAN REORGANI SASI TERSEDIA
MEMBUTUHKAN BUNGA
SDM KURANG MENURUN NYA DANA
6 BLN
MEMADAI
GENERATING NEW IDEAS
1. 2. 1. 2.
INTEGRASI SIKLUS PRODUK INTEGRASI SIKLUS PRODUK
SUPPLY CHAIN SANGAT PENDEK SUPPLY CHAIN SANGAT PENDEK
MENGURANGI MENGURANGI
BIAYA 3. BIAYA
3.
EKSPLOITASI
WAKTU LEBIH
CEPAT BAGI PASAR

IDE--IDE INTI DARI GENERATOR
IDE
HEXAGON
1. 2.
SURVEY PASAR TDK
CUSTOMER TUMBUH SPT Ide Pertama
TERDAPAT YANG DI
SEGMENTASI
BARU HARAPKAN (dari brainstorming)
5.
DIFERENSIASI Ide Kedua
TARGET
PERTUMBUHAN (sebelumnya kosong)
7.
Ide Ketiga
PROGRAM
REPOSISI (sebelumnya kosong)
USAHA
6.
PRIORITAS
Ide Kedua
PROJEK BARU (sebelumnya kosong)
PERUSAHAAN
3. 4.
TDK TERDAPAT REORGANI SASI Ide Pertama
BRAND IMAGE MEMBUTUHKAN (dari brainstorming)
YANG KUAT 6 BLN
LOGIKA HUBUNGAN KAUSAL
Umumnya tanda panah akan menjelaskan dengan lebih baik

bila penggunaannya dihubungkan dengan kata sebab
atau pengaruh daripada kata akibat.
Sebagai contoh 1 :
Makanan yang masuk ke tubuh akan mempengaruhi berat

badan
Kalimat ini memberikan arti yang lebih baik bila

dibandingkan :
Makanan yang masuk ke tubuh mengkibatkan berat badan
Kata akibat, sebab, pengaruh dimaksudkan untuk

mendekatkan satu variabel dengan variabel lainnya.

Contoh 2 :
Tulis sebuah kalimat pada setiap contoh di bawah ini :
a. Uang Kebahagiaan
b. Api Asap
c. Otak Kepandaian
d. Daun Angin
e. Menggunakan Mengurangi Korban

Sabuk Pengaman Jalan Raya
f. Menurunnya Meningkatkan
Pengangguran Inflasi

Contoh 3 :
Selesaikan setiap kalimat dibawah ini untuk
menghasilkan sebuah hubungan kausal
kausal.. Kemudian
gambarkan sebuah tanda panah untuk menjelaskan
sebab akibat :
a. Tugas sekolah yang sulit menyebabkan saya untuk
b. Tekanan menyebabkan saya untuk
c. Harga bahan bakar yang tinggi menyebabkan
d. Kekurangan Tenaga Ahli menyebabkan
e. Inflasi menyebabkan
f. Pengangguran menyebabkan
g. Meningkatnya populasi disuatu daerah menyebabkan

PENJELASAN TANDA PADA CLD
Hasil Timbangan"
Perorangan Mengindikasikan "Simpal
Keseimbangan" - Proses
Keseimbangan
Snowballs" (Bola Salju)

Mengindikasikan "Simpal B1
Penguatan" - Proses
Pertumbuhan
Kemampuan Antusiasme dan

Pembelajaran Keinginan
R1 Berkomitmen
Setiap Panah Simpal Merepresentasikan
Sebuah Proses Yang Sedang Berjalan Dengan
Tanda (R1, R2, dan seterusnya untuk Proses
Penguatan; B1, B2 dan seterusnya untuk
Proses Keseimbangan
Delay Atau Ketertundaan Garis Panah Menunjukkan
Seperti Dalam Contoh Ini, Pengaruh Satu Variabel ke
Memperlambat Sistem Investasi Untuk Variabel Lainnya
Sehingga Menimbulkan
Ketidakpastian dan Kesulitan
perubahan Inisiatif
Untuk Melihat Setiap Variabel
Konsekuensinya Merepresentasikan Kuantitas
Tertentu Atau Aktivitas
Dalam Sistem

Diagram Pengaruh
Kalau ada A dan B, maka ada dua kemungkinan bagi yang
satu mempengaruhi yang lain
Mempengaruhi Mempengaruhi
+ -
A B A Gb:B B
Gb:A
A mempengaruhi B A mempengaruhi B
dengan tanda + artinya apabila dengan tanda -, artinya apabila
A meningkat maka B meningkat A meningkat, maka B akan
pula.Apabila A menurun, maka B menurun,dan sebaliknya.
menurun pula.

KONSEPSI BALIKAN
Salah satu konsepsi dasar berfikir serba sistem

adalah balikan , yang lebih penting katimbang
berfikirnya; kita seringkali berhadapan dengan
sesuatu akibat, yang pastilah ada penyebabnya,
seperti : jika A , maka B .Pada banyak
keadaan maka B pun A. Kausalitas melingkar
ini disebut lup-balikan .

Dasar-Dasar Lup Balikan (1)
Mempengaruhi
S/+
A (B) B
O/-
Balikan
Apabila A mempengaruhi B maka

umumnya B-pun mempengaruhi A
Tanda + atau s:A mempengaruhi B searah (same direction)=s
Kalau A meningkat maka B meningkat pula,begitu pula sebaliknya;
Tanda atau O, berarti: pengaruh B pada A berlawanan arah/opposite
direction (=O)) ; kalau B meningkat A akan menurun,atau sebaliknya; (B)=Balancing-loop.
Simpal Tertutup (A Closed Loop)
Pendekatan lain untuk dapat memberikan pemahaman yang lebih
baik implikasi dari sebuah diagram simpal tertutup adalah
berjalan diatas tanda panah yang berfungsi sebagai penghubung
penghubung..
Contoh :
Capek Tidur
Diagram ini dapat dibaca seperti berikut : Jika saya merasa

capek sekali, saya akan tidur lebih lama, jika saya tidur lebih lama
capek saya akan berkurang
berkurang,, jika capek saya berkurang
berkurang,, saya akan
tidur hanya sebentar
sebentar,
, dan seterusnya, cobalah melanjutkan
berjalan sepanjang simpal sekali putaran lagi
lagi..

Jika simpal tersebut ditelusuri, langkah pada arah yang sama pada
setiap menyebut kata yang sama (lebih dan kurang), kurva arah
yang berbeda akan terbentuk, seperti terlihat sebagai berikut :
Capek
akan
Tidur berkurang
akan lebih
lama
Capek
akan
Tidur berkurang
akan lebih
lama Tidur
akan
Perasaan berkurang Perasaan
capek capek
sekali Tidur sekali
akan
berkurang
Grafik Naik dan Turun merupakan
simtomatik dari simpal kausal, contoh
kasus ini.
Contoh lain hubungan
Menangis Depresi Menangis Depresi
dibawah ini akan memberi
pemahaman yang berbeda
: Tangisan
semakin
keras
Perasaan
Langkah penelusuran simpal akan
depresi
menghasilkan grafik satu arah yang
semakin
berbeda dari contoh sebelumnya :
menjadi
Perasaan
depresi
semakin
Grafik satu arah ini adalah
menjadi
simtomatik dari simpal kausal
penguatan/ reinforcing. Tangisan
semakin
keras
Panah Vertikal : Sebuah Pertolongan Menandai
Diagram Simpal Kausal
Untuk membantu menetapkan
tanda pada simpal, mulailah
Jumlah Perhatian Thd dengan membaca diagram
polusi Polusi dengan mengatakan Dengan
Meningkatnya Polusi,
gunakan tanda panah vertikal
untuk mengindikasikan
Jumlah
peningkatan.
polusi
Selesaikan membaca
hubungan pertama ini,
lanjutkan dengan mengatakan
Jumlah Perhatian Thd menyebabkan meningkatnya
polusi Polusi
perhatian terhadap polusi,
tempatkan anak panah
Lanjutkan ke langkah dengan arah keatas untuk
berikutnya pada simpal. menandai peningkatan.

Hubungan berikutnya dimulai
dengan panah vertikal pada variabel
Perhatian thd Polusi. Kemudian
Jumlah Perhatian Thd Semakin meningkatnya perhatian
polusi Polusi thd polusi menyebabkan perhatian
terhadap pengadaan alat pengontrol
polusi meningkat pula.
Jumlah Alat Tanda panah vertikal ke atas/ke

Pengontrol Polusi bawah, sebaiknya diletakkan tepat
didekat panah hubungan.
Hubungan terakhir dimulai dengan

Jumlah Perhatian Thd panah ke atas, atau peningkatan,
polusi Polusi
pada variabel jumlah alat pengontrol
polusi, yang menghasilkan sebuah
asumsi menurunnya jumlah
Jumlah Alat polusi, atau arah panah ke bawah,
Pengontrol Polusi diletakkan tepat di dekat panah
hubungan terakhir.
Simpal telah dimulai dengan
sebuah anak panah yang
mengarah ke atas pada variabel
Jumlah Perhatian Thd Jumlah Polusi dan telah
polusi Polusi diakhiri/ditutup dengan sebuah
anak panah yang mengarah ke
bawah.
Jumlah Alat Tanda panah terakhir yang
Pengontrol Polusi
mengakhiri atau menutup
simpal dan mempunyai arah ke
bawah atau kebalikan dari anak
panah awal mengindikasikan
telah terbentuk sebuah simpal
balikan negatif

Bagaimana Membaca
Suatu Diagram Sistem
Posisi
Tingkat Air Keran
Yang
Diinginkan
Senjang Air
Yang Mengalir
Dinilai
Tingkat
Air
Sekarang

Bagaimana Membaca Posisi Keran
Suatu Diagram Sistem
Aliran Air
Posisi Keran
Tingkat Air Yang Diinginkan
Senjang Yang Dinilai Air Mengalir
Tingkat Air Sekarang

BAGAIMANA
MEMBACA
DIAGRAM
Penjualan
SIKLUS
PENGUATAN
Kekuatan
Penyampaian
Melalui Mulut
Yang Positif Pelanggan
Yang Luas

BAGAIMANA
MEMBACA
DIAGRAM
SIKLUS
PENYEIMBANG
Temperatur
Badan
Penyesuaian
Pakaian
Temperatur
Badan Yang
Diinginkan
Gap
Temperatur

BAGAIMANA
MENCIPTAKAN
"HAMBATAN
HAMBATAN
PERTUMBUHAN"
KONDISI YANG
MEMBATASI
TINDAKAN TINDAKAN
KONDISI
PERTUMBUHAN MEMPERLAMBAT

CARA MEMBUAT CLD
CONTOH :
HUBUNGAN MIGRASI DAN PEKERJAAN
1. LOWONGAN PEKERJAAN
2. MIGRASI
3. TENAGA KERJA
4. JENIS PEKERJAAN

SYARAT
BERFIKIR SERBA SISTEM
1. LOGIS
2. REALITIS
3. SISTEMATIS

HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
+
LOWONGAN
MIGRASI
PEKERJAAN
+
MIGRASI TENAGA KERJA
- LOWONGAN
TENAGA
KERJA PEKERJAAN
+
TENAGA JENIS
KERJA PEKERJAAN
+
JENIS LOWONGAN
PEKERJAAN PEKERJAAN
CAUSAL LOOP (Tunggal)
LOWONGAN
+
PEKERJAAN
+
JENIS Loop
PEKERJAAN (+)
MIGRASI
+
+
TENAGA
KERJA

CAUSAL LOOP (Tunggal)
LOWONGAN
- PEKERJAAN
+
Loop
(--) MIGRASI
TENAGA
KERJA +

CAUSAL LOOP (Ganda)
LOWONGAN
+ PEKERJAAN.
-
Loop +
JENIS
PEKERJAAN (+) Loop
+ (-) MIGRASI.
TENAGA +
KERJA.

POPULASI PERTUMBUHAN EKONOMI
+ PENGEMBANGAN
POPULASI
USAHA
+ PERMINTAAN
PENGEMBANGAN
USAHA TENAGA KERJA
+ KESEMPATAN
PERMINTAAN
TENAGA KERJA MENJADI
PEGAWAI
KESEMPATAN +
MENJADI MIGRASI
PEGAWAI
+
MIGRASI POPULASI
POPULASI EKONOMI
PERMINTAAN
+
TENAGA
KERJA DELAY
PENGEMBANGAN +
USAHA
+ Loop
(+)
KESEMPATAN
MENJADI
PEGAWAI
POPULASI
+
+
IN MIGRASI

POPULASI EKONOMI - LAHAN
KETERSEDIAAN
PERMINTAAN
TANAH UNTUK
TENAGA
PENGEMBANGAN +
USAHA
+ KERJA
PENGEMBANGAN
- USAHA +
Loop Loop
PEMBANGUNAN
(-)
+ (+)
KESEMPATAN
PERUMAHAN MENJADI
PEGAWAI
POPULASI
+ +
+ +
PERMINTAAN IN MIGRASI
PEMBANGUNAN
PERUMAHAN
CONTOH Preferences Structure of
APLIKASI Production
Population Technology
Macroeconomy Infrastructure
CIPULARANGs
Transport Activity
Policy Instruments Regional Economy

land Use
Environment

Interaksi Sub-
Sub-modul
Lingkungan Transportasi dengan
Panjangnya
Sub--modul Lainnya
Sub
Hubungan
Lalu Lintas Jaringan
Transportasi
Matriks Penumpang
Aktivitas Transportasi Dari Ke
Ekonomi Lokal
(Jalan Tol Matriks Komoditas & Pemanfaatan
CIPULARANG) Dari Ke
Lahan
PURWAKARTA
Biaya Moneter
Pemanfaatan Penghematan
Jaringan Waktu
Investasi Pendapatan
Dalam Pajak
Jaringan Transportasi
Makro Ekonomi
Internal Structure of the Purwakartas
System Dynamics Model Platform
Macroeconomics Local Economics
National Income (Un-) Local Types :

Employment Trends Economic Sectors
Ketenagakerjaan
Populasi
Demand : Supply :
Pengangguran
Investasi SDA
Motorisasi
Konsumsi Tenaga Kerja
Aksesibilitas
Pemerintahan Modal
Pemanfaatan Lahan
Perdag. LN
Environment Transport
Global Effect : Ecological 2 Means of Transport
Area Hijau Effect : (Rail, Road)
Gas Emisi Gound Sealing Transport Penumpang
Penggunaan Protectec Area Transport Barang
Sumber Jumlah Kendaraan
Volume Trafik
Human Health Effects : Infrastruktur
Polusi Udara Rata-rata Kecepatan
Kebisingan Biaya Transportasi
Kecelakaan
Effect Diagram Influencing All Submodules
Volume
+
+ Trafik Tekanan thd
+ Lingkungan
+
Infrastruktur
+ Transportasi
Permintaan
Transportasi -
Investasi Kesejahteraan
+ Publik Bangsa
?
Pertumbuhan
Ekonomi
m nurman helmi
?
helmi@unpas.ac.id 113
Sketsa Pendekatan Simpal Kausal Pada
Internalisasi Eksternalitas Transportasi
Sub-modul Ekonomi Lokal dan Pemanfaatan Lahan
Permintaan + Pengaruh Lokal Kepadatan
Transportasi Contoh Tingkat Kepemilikan Penduduk
- Kendaraan
+
Volume Faktor
Trafik Emisi
Sub-modul Transportasi Sub-modul

+ + Lingkungan
Biaya Emisi +
Transportasi +
Eksternalitas
+
Sub-modul Ekonomi-makro
Kebijakan
eg. Pajak BBM
+

Macroeconomic Regional economic
Model Model
Direct Key Function Links
Macro Regional
Main Key Functions
Economics Economics
Module Module
Key Functions Key Functions
Indicator Core of System Indicator
Dynamics
Modele Transport
Environment
Module Module
Key Functions Main Indicators Key Functions

Indicator Indicator
Direct Key Function Links
Environmental Tranportation
m nurman helmi
Model helmi@unpas.ac.id
Model 115
Konseptualisasi & Formalisasi Simulasi & Optimasi
Pengeluaran
Pemerintah
Daerah
+ Peningkatan
+ Investasi
+ +
Loop Peningkatan ++
Pengeluaran
3+ Loop Konsumsi
Loop 2+
4+ Tabungan + Loop
+
1+
+ Pendapatan
Liquiditas Nasional
Liquiditas Rumah + (PDB)
Produksi + Tangga
+
APBD +
Dana
Perimbangan
Keputusan
m nurman helmi helmi@unpas.ac.id Simulator Sistem Dinamis

Analisa 116
GRAFIK SISTEM DINAMIS
KONSUMEN--PENGECER
KONSUMEN PENGECER--PABRIK
Pesanan pada pengecer dari nasabah
Pesanan pada distributor dari para pengecer
Pesanan pada gudang pabrik dari para distributor
Tingkat Pesanan dan produksi (Per minggu)
1500
+40%
Produksi masuk gudang
+28% +25%
+10% +16%
1000
-13%
+4%
-3%
Persediaan di gudang pabrik
+52%
500
Barang rusak dalam pabrik

-6%
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec
Minggu 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Kompleksitas Dalam
Berfikir Serba Sistem
1. Detail complexity
2. Dynamic complexity
PENGUNGKIT
(HIGH-LEVERAGE)
STOCK AND FLOW DIAGRAM
(Hydraulic Metaphor)
Tingkat Pasokan/
Inflow
Jumlah Persediaan
Tingkat Permintaan/
Outflow

F4
Inflow (t)
dN2
= F4
dt N2
Stock
Outflow (t)
F2
d(Stock)
dt
= Inflow (t) Outflow (t) Fi = fi (N1, N2, N3)
dimana i = 1, 2, 3, 4
dN3
= F2 F3 N3
dt
F3
120
SYSTEMS DYNAMIC DIAGRAM
INFLOW
STOCK
OUTFLOW
STOCK
INFLOW OUTFLOW
Persamaan Integral :
t
Stock(t) = [ Inflow ( s ) Outflow ( s )] ds Stock (t 0 )

to
Persamaan Diffrensial :
d(stock)/dt = Net Change in Stock = Inflow (t) Outflow (t)
121
Inflow (t)
Persamaan Diffrensial :
d(stock)/dt = Net Change in Stock
= Inflow (t) Outflow (t)
Net Change
in Stock Outflow (t)
Stock (to)
Persamaan Integral :
t
Stock(t) = [ Inflow ( s ) Outflow ( s )] ds Stock (t 0 )

to
122
Valve regulate amount
flowing in or out
Flow of material Flow of material

into stock out of stock
STOCK
Source INFLOW OUTFLOW Sink
Name of
flow
Contoh :
PERSEDIAAN
PRODUKSI BERAS KONSUMSI
BERAS BERAS
Key : Stock Valve (Flow Regulator)
Flow Source or Sink

123
JENIS INFLOW/OUTFLOW
INFORMASI
MATERIAL
ORDER
NUMERIK $ $ $ $ $ $
PERSONAL
PERALATAN
124
Kelahiran Populasi
Kelahiran
Populasi
Informasi
Simpal Kausal dan Stock & Flow Diagram Populasi - Kelahiran

System Dynamics :
Stock-and-Flow Diagrams
Model System
dynamics
divisualisasikan Konstanta
Stock,
melalui diagram, (actually
dikomulasikan
ikon parameters)
oleh inflows dan
level/stocks,
aliran/flows, de-komulasikan
variable auxiliary olehInformasi
outflows
& konstanta hubungan,
Aliran, disini
yang mempunyai mengekspresikan
sebuah inflow
maksud tertentu, Sektor
ketergantungan
Model
seperti topologi
khusus dan Variabel
persamaan Auxiliary
mathematis.

System Dynamics :
Model System
dynamic berisi
proses fisik
tertentu, aliran Proses Physical,
Aliran Informasi, cth
informasi, cth : bagaimana
: bagaimana
Penyesuaian waktu
karyawan datang
aspek manusia, keinginan kekuatan
kekuatan
dan keluar dari
soft factors, kerja/workforce
kerja/Workforce
proyek tertentu
bentuk persepsi mempengaruhi
bergantung pada
dan harapan pengangkatan
keputusan tk
manusia
serta dan kondisi pasar
keterlambatan/
delays.

System Dynamics :
Persepsi formasi :
soft factors (waktu
Model System untuk
dynamic berisi mempersepsikan
proses fidik produktivitas), soft
tertentu, aliran relationships (formasi
informasi, harapan)
aspek manusia,
soft factors,
bentuk persepsi
dan harapan
serta
keterlambatan/
delays.
Show model

SYSTEM DYNAMICS DIAGRAM
INFLOW
STOCK
OUTFLOW
STOCK
INFLOW OUTFLOW
Contoh :
PERSEDIAAN
PRODUKSI BERAS KONSUMSI
BERAS BERAS

CONTOH :
POPULASI
Tingkat Kelahiran (Orang) Tingkat Kematian
(Orang/Tahun) (Orang/Tahun)
Tingkat Pensiun
(Pegawai /Tahun)
POPULASI
(Pegawai) Tingkat Keluar
Tingkat Pengangkatan
(Pegawai/Tahun) (Pegawai /Tahun)
Tingkat Pengunduran Diri

(Pegawai /Tahun)
HUTANG
(Rp)
(Rp) Tingkat Pembayaran
Tingkat Peminjaman
(Rp/Tahun) (Rp/Tahun)

PEMODELAN DAN SIMULASI
Konseptualisasi
Formulasi
Permasalahan
& Data Komunikasi Pemahaman
Lapangan
Simulasi - Validasi -
Optimasi
Analisa Simulasi

PERCEIVED REPRESENTATIVENESS
OF MODELS
1. CONCEPTUAL VALIDITY
2. DATA VALITIDY
3. FORMULATIONAL VALIDITY
4. EXPERIMENTAL VALIDITY

CONCEPTUAL VALIDITY
CONCEPTUAL VALIDITY MENGUKUR ALUR
BERPIKIR YANG DITUANGKAN MELALUI
MODEL. HUBUNGAN LOGIS ANTAR
VARIABEL DAN REALISTIK MENJADI DASAR
VALIDITAS.

DATA VALIDITY
DATA VALIDITY MENGUKUR RELIABILITY &
ACCESSIBILITY DATA YANG AKAN
DIGUNAKAN PADA BERBAGAI TAHAPAN
PROSES VALIDASI MODEL.

FORMULATIONAL VALIDITY
FORMULATIONAL VALIDITY MENGUKUR
KESESUAIAN MODEL FORMAL (FORMULASI
MATEMATIS) YANG MEMBANDINGKAN
SECARA TEPAT ANTARA OUTPUT DENGAN
MODEL KONSEPTUAL,

EXPERIMENTAL VALIDITY
EXPERIMENTAL VALIDITY MENGUKUR
KESESUAIAN ANTARA DESAIN MODEL
FORMAL DENGAN OUTPUT YANG
DIHASILKAN MELALUI EKSPERIMEN
LAPANGAN.

Siklus Pembelajaran Berlanjut
TIDAK
MENYADARI
KETIDAK
MAMPUANNYA
(Unconscious
Incompetence)
MENYADARI KETIDAK
TIDAK MENYADARI MAMPUANNYA
KEMAMPUANNYA (Conscious
(Unconscious Incompetence)
Competence)
MENYADARI
KEMAMPUANNYA
(Conscious
Competence)

Siklus Pembelajaran Kolb
LANGKAH 1
PENGALAMAN NYATA
Stage 1 Concrete
Experience
LANGKAH 4 LANGKAH 2
PERCOBAAN AKTIF OBSERVASI PERENUNGAN
Stage 4 Stage 2 Reflective
Active Experimentation Observation
LANGKAH 3
MEMBANGUN TEORI
Stage 3
Theory
Building

Siklus Learning Behavior
O
Observe
PENGAMATAN
I A
Implement Assess
PELAKSANAAN PENILAIAN/PERKIRAAN
D
Design
MODEL/POLA

PANDANGAN BARU KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN
(NEW VIEW GOVERNMENT LEADERSHIP)
1. Manager : Mengelola didalam paradigma

(Manage Within Paradigm)
2. Leader : Memimpin diantara paradigma
(Lead between Paradigm)
(KEMAMPUAN TRANSFORMASI)
1. PERANCANG (Designer)
2. PELAYAN (Stewards)
3. GURU (Teacher)helmi@unpas.ac.id
m nurman helmi
B. KETERAMPILAN (SKILL)
5 DISIPLIN PEMBELAJARAN
(FIVE LEARNING DISCIPLINES)
1. KEAHLIAN PRIBADI (Personal Mastery)

2. MODEL-MODEL MENTAL (Mental Models)
3. VISI BERSAMA (Shared Vision)
4. PEMBELAJARAN TIM (Team Learning)
5. BERFIKIR SERBA SISTEM (Systems Thinking)

C. SEORANG PEMIMPIN ?
1. Menjadi Pemimpin Pembelajaran (Learning

Leader)
2. Menjadikan Pemda sebagai Organisasi
Pembelajaran (Pemda as a Learning Organization)
3. Menjadikan Dunia Usaha Pembelajaran (Learning
Business Community)
4. Menjadikan Masyarakat Pembelajaran (Learning
Society)

D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN TEMPORER
(TEMPORARY LEARNING ACTIVITY)
1. Pengenalan Kaidah Berpikir Serba Sistem.

2. Dialog dan Diskusi Terampil
3. Identifikasi variabel kunci (key variable)
ekonomi, politik, hukum, pertahanan,
keamanan, sosio kultural.
4. Pelatihan pemetaan Systemic Structure.
5. Personal vision, shared vision, formula sukses.
6. Rencana Kerja.

E. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
PERMANEN (PERMANENT LEARNING
ACTIVITY)
1. Tingkat Individu
2. Tingkat Organisasi
3. Tingkat Masyarakat

TERIMA KASIH

Sistem & CLD Presentasi - 3

Uploaded by

Copyright:

Available Formats

You might also like

Sistem & CLD Presentasi - 3

Uploaded by

Document Information

Original Description:

Original Title

Copyright

Available Formats

Share this document

Share or Embed Document

Sharing Options

Did you find this document useful?

Is this content inappropriate?

Copyright:

Available Formats

Sistem & CLD Presentasi - 3

Uploaded by

Copyright:

Available Formats

SYSTEMS THINKING

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id 1

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id 2

Dr. Ir. M Nurman Helmi, DEA

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id

Take you from one place to the other

Davidz, H. L. and Nightingale, D. J. Enabling Systems Thinking To Accelerate

All parts must be present for a system to

Car doesnt work

The order in which

Steering car and Feedback

Sehingga...jika kita masih menggunakan secara umum

Systems Thinking bertujuan menemukan pola dan hubungan,

Dalam Systems Thinking, menyeluruh adalah keutamaannya

Kesejajaran antara komunitas manusia dengan ekologi

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id 17

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id 18

1. Shift from the Parts to the Whole (Pergeseran Dari Berpikir

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id 19

1. VARIABEL/ELEMEN DAN KOMPONEN

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id 20

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id 21

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id 22

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id 23

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id 25

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id

OPEN ENDED PERCEPTION

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id 28

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id

STRUKTUR SIMPAL SEDERHANA

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id

Sales Marketing Orders Sales Sales Marketing

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id

PILIH YANG MANA?

WAKTU WAKTU WAKTU

OSCILLATION GROWTH WITH OVERSHOOT

WAKTU WAKTU WAKTU

Davidz, H. L. and Nightingale, D. J. Enabling Systems Thinking To Accelerate

Harga Pajak Lebih

KETERHUBUNGAN SIMPAL AKAN MENGHASILKAN

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id 43

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id

Growing Growth Process

m nurman helmi helmi@unpas.ac.id

RENCANA AKSI DAN