Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

MODEL ADAPTIF CONSERVATION (ACM) DALAM MENINGKATKAN

DUKUNGAN KELUARGA DAN KEPATUHAN BEROBAT PADA PASIEN TB PARU


DI WILAYAH KOTA SURABAYA
(Adaptif Conservation (ACM) Model in Increasing Family Support and Compliance Treatment
in Patient with Pulonary Tuberculosis in Surabaya City Region)

Siti Nur Kholifah*, Minarti*, Hilmi Yumni*


* Program Studi Keperawatan Sutopo Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya, Jl. Parangkusumo No. 1 Surabaya,
E-mail: Kholifah_stp@yahoo.co.id

ABSTRACT
Introduction: Tuberculosis (TB) in Indonesia is still health problem and the prevalence rate is high.
Discontinuing medication and lack of family support are the causalities. Numbers of strategies to
overcome are seemingly not succeeded. Roles and responsibilities of family nursing are crucial
to improve participation, motivation of individual, family and community in prevention, including
pulmonary tuberculosis. Unfortunately, models of pulmonary tuberculosis currently unavailable.
The combination of adaptation and conservation in complementarily improving family support and
compliance in medication is introduced in this study. Method: This research intended to analyze
Adaptive Conservation Model (ACM) in extending family support and treatment compliance. Modeling
steps including model analysis, expert validation, field trial, implementation and recommending the
output model. Research subject involves 15 families who implement family Assistance and supervision
in Medication (ASM) and other 15 families with ACM. Result: The study revealed ACM is better than
ASM on the case of family support and medication compliances. It supports the role of environment
as influential factor on individual health belief, values and decision making. Therefore, it is advised
to apply ACM in enhancing family support and compliance of pulmonary TB patients. Discussion:
Social and family supports to ACM group obtained by developing interaction through communication.
Family interaction necessary to improve family support to pulmonary tuberculosis patients. And social
support plays as motivator to maintain compliance on medication

Keywords: adaptive conservation model (ACM), family support, medication compliance,


pulmonary TB

PENDAHULUAN 5 tahun terakhir (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa


Timur, 2010).
Penyakit tuberkulosis (TBC) adalah
Upaya yang dilakukan pemerintah sejak
penyakit kronis menular yang masih tetap
tahun 1995 adalah program pemberantasan
merupakan masalah kesehatan masyarakat di
tuberkulosis paru yang telah dilaksanakan
dunia termasuk Indonesia (TBC Indonesia.
dengan strategi Directly Observed Treatment
or.id, diakses tanggal 15 Januari 2011). Hasil
Shortcourse (DOTS). Salah satu strategi dari
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010
upaya ini adalah promosi kesehatan dalam
menunjukkan bahwa periode prevalence TB
rangka meningkatkan perilaku hidup sehat
Paru 2009/2010 sebesar 725/100.000 penduduk
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2002). Namun hasil yang diharapkan kurang
2010). Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
memuaskan, prevalence TB Paru di Indonesia
Timur tahun 2009, jumlah kasus baru TB Paru
masih tinggi.
dengan BTA Positif adalah 37.000 penduduk dan
Faktor penyebab masih tingginya
terjadi trend kenaikan penemuan kasus dalam
prevalensi TB Paru di Indonesia termasuk

56
Model Adaptif Conservation (ACM) (Siti Nur Kholifah)

di Jawa Timur di antaranya kemiskinan, dapat diaplikasikan pada keluarga dengan TB


kebodohan, geografis, perilaku yang tidak Paru karena pasien memerlukan pemenuhan
sehat, lingkungan yang kurang sehat, penyakit kebutuhan dasar sebagai upaya pemeliharaan
dan akses pelayanan kesehatan terbatas (Dinas yang harus dilakukan secara terus-menerus untuk
Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2010). Faktor mencapai kesembuhan total. Selama proses
lain yang juga menjadi penyebab adalah putus pemeliharaan pasien TB Paru memerlukan
berobat dan kurangnya dukungan keluarga interaksi dengan keluarga berupa dukungan
(Pratiwi, 2008). untuk menunjang perawatan yang dilakukan,
Keperawatan keluarga yang merupakan sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan
entry point dari keperawatan komunitas yaitu kepatuhan pengobatan secara teratur sesuai
merupakan bagian integral dari pelayanan dengan jangka waktu yang ditentukan.
kesehatan mempunyai peran dan tanggung Tujuan dari penelitian ini adalah
jawab untuk meningkatkan perilaku yang Menganalisis Adaptive Conservation Models
sehat dengan partisipasi dan motivasi individu, (ACM) dalam meningkatkan dukungan keluarga
keluarga, dan masyarakat sebagai upaya dan kepatuhan berobat pada pasien TB Paru di
preventif terhadap TB Paru. Tujuannya agar wilayah kota Surabaya.
pasien dapat melakukan pemeliharaan diri
sesuai kondisi yang dialaminya dan patuh untuk
minum obat dengan dukungan keluarga serta BAHAN DAN METODE
masyarakat sekitar. Penelitian ini menggunakan langkah-
Upaya untuk mencapai tujuan keperawatan langkah penelitian pemodelan meliputi analisis
di atas, peneliti akan melakukan blended 2 model dikembangkan dengan cara melakukan
(dua) model keperawatan yaitu adaptation studi pendahuluan untuk mengumpulkan
dan conservation, kedua model tersebut informasi berupa kajian pustaka, dan identifikasi
mempunyai beberapa komponen yang sama dan permasalahan yang terkait dengan dukungan dan
saling melengkapi satu dengan yang lain dan kepatuhan berobat pasien TB Paru. Selanjutnya
diharapkan dapat diterapkan menjadi satu model mengembangkan model awal, validasi ahli
keperawatan keluarga (adaptive conservation dan revisi, uji coba lapangan pertama, uji coba
models) sebagai salah satu pedoman perawat lapangan akhir untuk penetapan model akhir
dalam menanggulangi TB Paru di masyarakat dan merekomendasikan model ACM dalam
melalui peningkatan dukungan keluarga dan meningkatkan dukungan keluarga dan kepatuhan
kepatuhan berobat. Mengingat sampai saat ini berobat pasien TB Paru. Sedangkan subjek uji
belum ada model keperawatan yang diterapkan coba atau sampel untuk uji coba pada penelitian
untuk penanggulangan TB Paru. ini adalah keluarga dengan anggota keluarga
Model adaptasi (adaptation models) yang menderita TB Paru sebagai unit analisis
dapat diterapkan pada keluarga dengan TB Paru terdiri dari 15 keluarga yang melaksanakan
karena pasien TB Paru memerlukan pengobatan program PMO dan 15 keluarga yang dilakukan
dalam jangka waktu yang lama. Kondisi tersebut intervensi model ACM.
akan menimbulkan stres psikologis karena Teknik pengumpulan data dukungan
tuntutan untuk minum obat setiap hari dan keluarga dan kepatuhan dengan menggunakan
adanya berbagai efek samping dari pengobatan observasi, wawancara, dan kuesioner. Instrumen
yang membuat rasa tidak nyaman pada pasien dikembangkan sendiri oleh peneliti, berdasarkan
TB Paru. Kondisi tersebut membutuhkan proses berbagai teori yang diperoleh. Kuesioner
adaptasi agar pasien dapat melakukan perilaku ini dilakukan uji coba dan uji validitas dan
yang adaptif untuk menunjang keberhasilan reliabilitasnya, untuk mengetahui perbedaan
proses pengobatan. dukungan keluarga dan kepatuhan berobat
Sedangkan model konservasi pada pasien TB Paru setelah uji coba subjek
(conservation models) dari Mary E. Levine menggunakan analisis deskriptif.

57
Jurnal Ners Vol. 7 No. 1 April 2012: 5663

HASIL Paru dan keluarga belum mengetahui tentang


Uji Validasi Ahli pencegahan penularanTB Paru. Bahkan ada
beberapa keluarga belum mengerti bahwa
Uji validasi ahli dilakukan setelah peneliti TB Paru dapat menular. Beberapa ungkapan
merancang model dengan literatur review. Uji keluarga, saya tahunya TBC itu menular, tapi
validasi ahli pertama bertujuan untuk sharing bagaimana penularannya saya nggak ngerti ....
model yang telah dirancang dari beberapa katanya dokter di Puskesmas anak saya TBC,
ahli yang terkait dengan aplikasi model dan dapat menular, tapi saya ndak tahu apa yang
pemegang kebijakan yang diharapkan akan harus saya lakukan di rumah.....
mengadopsi model yang telah dirancang. Selain Pemberian pendidikan kesehatan yang
itu, memberikan masukan juga untuk pelaksanaan dilakukan dapat meningkatkan pengetahuan
uji lapangan. Beberapa rekomendasi yang dan keterampilan. Hal ini akan berdampak pada
dihasilkan dari uji validasi ahli I adalah adanya perilaku pasien dan keluarga terhadap perawatan
kesesuaian model adaptif dan conservation yang dilakukan karena pasien TB Paru dan
bila diblended dan diaplikasikan pada pasien keluarga mampu mengambil keputusan secara
TB paru, perlu pengukuran tingkat kecemasan tepat untuk melanjutkan proses pengobatan dan
dan pengukuran tingkat pengetahuan, mengkaji perawatan sesuai waktu yang telah ditentukan.
kebutuhan sebelum memberikan pendidikan Hasil pengukuran pengetahuan menunjukkan
kesehatan, pengumpulan data pada 2 (dua) bahwa dengan analisis deskriptif didapatkan
kelompok yaitu kelompok dengan PMO ada perbedaan pengetahuan antara kelompok
dan kelompok dengan Model ACM, sebagai PMO dan kelompok ACM. Mayoritas (73,3%)
aplikasi model ACM membentuk kelompok pengetahuan pada kelompok PMO adalah
atau Paguyuban penderita TB Paru (Peer kurang, sedangkan pada kelompok ACM
Group Support) di satu Puskesmas, melakukan mayoritas (60%) adalah berpengetahuan baik
konseling pada pasien yang bermasalah secara dan tidak ada yang berpengetahuan kurang.
psikologis dan bila perlu bekerja sama dengan Dengan demikian penerapan ACM diperlukan
social worker. untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan
Uji validasi ahli yang kedua dilakukan keluarga.
setelah proses penerapan ACM pada pasien
TB Paru dan keluarga. Tujuan dari uji validasi Meningkatkan Interaksi Keluarga dengan
ahli yang kedua adalah memaparkan hasil Komunikasi
uji lapangan yang telah dilaksanakan dan
Program PMO setiap pasien TB Paru
kelemahan serta kelebihan dari model.
mempunyai seorang pengawas menelan obat
dari salah satu anggota keluarganya. Kenyataan
Uji Coba Lapangan
di lapangan, ternyata hanya orang yang ditunjuk
Uji coba lapangan penerapan model sebagai PMO ini yang mengetahui bagaimana
ACM pada 15 sampel penelitian meliputi kondisi pasien, sedangkan anggota keluarga
beberapa kegiatan, yaitu memberikan pendidikan yang lain kurang peduli terhadap pasien.
kesehatan, meningkatkan interaksi keluarga Data yang didapatkan dari hasil
dengan komunikasi, meningkatkan partisipasi kunjungan rumah, terdapat beberapa keluarga
keluarga dalam perawatan, melakukan yang kurang terjalin komunikasi dengan baik.
konseling, meningkatkan dukungan kelompok Misalnya mengingatkan pasien minum obat
dan masyarakat dengan proses kelompok. dengan membentak atau marah-marah, ....
kalau kamu tidak minum obat, awas... ...
Memberikan Pendidikan Kesehatan mau minum obat atau mau mati...... Ada
Sebelum memberikan pendidikan juga anggota keluarga yang kurang peduli
kesehatan, peneliti melakukan pengkajian terhadap pasien, serta tidak tahu penyakit
kebutuhan informasi pada klien dan keluarga pasien, Bapak saya memangnya sakit apa
melalui wawancara. Hasil pengkajian yang Bu...?., padahal pasien sudah berobat 2 (dua)
diperoleh hampir keseluruhan pasien TB minggu. Penerapan ACM untuk meningkatkan

58
Model Adaptif Conservation (ACM) (Siti Nur Kholifah)

interaksi keluarga yang telah dilakukan adalah Dari 15 keluarga yang dilakukan kunjungan
dengan mengumpulkan anggota keluarga rumah, sebagian besar lingkungan rumahnya
yang tinggal serumah dan menginformasikan kurang menunjang perawatan pada pasien TB
tentang penyakit pasien. Menjelaskan perlunya Paru, baik dari segi kebersihan, kecukupan
dukungan keluarga terhadap kesembuhan pasien ventilasi, dan penataan perabotan. Kunjungan
dan bagaimana cara memberikan dukungan pertama peneliti dengan melakukan observasi
sesuai dengan kapasitas yang dimiliki keluarga. lingkungan rumah keluarga. Kalau ada yang
Dengan demikian setiap anggota keluarga akan tidak sesuai peneliti memberikan masukan untuk
berkontribusi memberikan dukungan meskipun modifikasi lingkungan sesuai dengan sarana
hanya dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana, yang dimiliki oleh pasien.
misalnya. menanyakan kondisinya hari ini,
apakah obatnya sudah diminum, kapan kontrol Melakukan Konseling
lagi dan sebagainya. Konseling dilakukan pada pasien TB
Interaksi keluarga melalui komunikasi paru yang mempunyai masalah yang berkaitan
yang dilakukan keluarga juga dapat memberikan dengan konsep diri. Hasil kunjungan rumah
dukungan secara emosional pada pasien TB Paru pada salah satu pasien TB Paru bernama Sdr. G
yaitu meliputi perhatian, adanya kepercayaan, (29 th) yang berhenti bekerja karena didiagnosa
perhatian, mendengarkan dan didengarkan. TB Paru. Sdr. G ini tidak mau keluar rumah
Dukungan emosional dapat meningkatkan sejak sakit. Ketika kunjungan rumah pertama
respons adaptif pada pasien TB Paru. Setelah kali Sdr. G juga tidak mau menerima peneliti.
intervensi ACM ungkapan yang disampaikan Setelah mengenalkan diri dan menjalin trust
pasien TB Paru dan keluarga, ....anak saya dengan keluarga, peneliti mulai melaksanakan
sekarang sering tanya, saya sudah makan apa konseling kepada pasien dan 2 (dua) orang
belum....,, saya ingatkan kakak saya untuk anggota keluarga lainnya. Setelah 3 (tiga) kali
minum obat dan makan yang banyak, biar kunjungan, sdr. G sudah mau keluar rumah dan
cepat sembuh..... Adik saya sekarang sering mencari pekerjaan lagi.
mengingatkan minum obat dan kalau waktunya Data tersebut di atas menunjukkan
kontrol..... kelebihan ACM dibandingkan PMO untuk
mengatasi permasalahan pasien TB Paru dan
Meningkatkan Partisipasi Keluarga dalam
keluarga. Pendekatan secara menyeluruh selama
Perawatan
konseling dilaksanakan merupakan salah satu
Hasil kunjungan rumah didapatkan data kunci keberhasilan dalam menyelesaikan
keluarga kurang memperhatikan kebutuhan masalah.
sehari-hari pasien TB Paru, misalnya tersedianya
tempat dahak, pemenuhan kebutuhan makan dan Meningkatkan Dukungan Kelompok dan
minum yang bergizi dan lingkungan rumah yang Masyarakat dengan Proses Kelompok
bersih. Keluarga menyamakan kebutuhan pasien Kegiatan yang dilakukan sebagai aplikasi
dengan kebutuhan anggota keluarga lainnya. ACM dalam meningkatkan dukungan kelompok
Data dari seluruh responden, semuanya dan masyarakat adalah dengan membentuk
tidak mempunyai tempat dahak tersendiri. paguyuban TB Paru di Puskesmas Krembangan
Pasien TB Paru lebih banyak meludah di got atau Selatan Surabaya. Tujuan dari pembentukan
di halaman rumah. Peneliti memberikan saran paguyuban TB Paru adalah meningkatkan
kepada keluarga untuk menyediakan tempat dukungan kelompok dan masyarakat selama
dahak tersendiri dari wadah yang tertutup dan proses pengobatan dan perawatan. Masing-
diisi oleh larutan desinfektan. Pada pertemuan masing anggota kelompok dapat saling
berikutnya keluarga sudah menyediakan tempat memberikan support untuk melanjutkan
dahak tersebut. pengobatan sampai tuntas.
Upaya lain untuk meningkatkan Kegiatan pertama yang dilaksanakan di
partisipasi keluarga selama perawatan adalah Paguyuban TB paru bertemu dengan sesama
dengan memodifikasi lingkungan yang sehat. penderita yang ternyata mereka bertetangga,

59
Jurnal Ners Vol. 7 No. 1 April 2012: 5663

yang semula tidak tahu kalau tetangganya Data kepatuhan berobat pasien TB Paru
tersebut sakit menjadi tahu. Kondisi ini dapat diperoleh dengan metode wawancara. Jumlah
memperkuat motivasi mereka untuk bersama- pertanyaan 10 buah. Komponen pertanyaan
sama menjalankan pengobatan secara tuntas. kepatuhan berobat terdiri dari kepatuhan minum
Beberapa ungkapan pasien TB Paru setelah obat, kepatuhan untuk kontrol sesuai jadwal,
pembentukan Paguyuban Penderita TB paru kepatuhan untuk dapat mengatasi efek samping
sebagai berikut, ...ternyata tetangga saya dari obat, dan kepatuhan untuk melaksanakan
banyak yang sakit seperti saya juga.... kemarin program pengobatan sampai selesai.
ndak tahu... (sambil tersenyum).... ....enak ya Data yang diperoleh pada kelompok PMO
gini banyak temannya, ndak saya sendiri yang minimal menjawab 7 pernyataan kepatuhan dan
sakit..... ...kalau bisa diadakan pertemuan rutin maksimal menjawab seluruh (10) pernyataan
seperti ini...bisa tanya-tanya..... kepatuhan dengan benar, tetapi pada kelompok
Setelah tahapan uji coba model, dilakukan PMO ini hanya 1 (satu) orang yang menjawab 10
pengambilan data dukungan keluarga dan pernyataan kepatuhan dengan benar. Mayoritas
kepatuhan berobat baik pada keluarga dengan kepatuhan untuk dapat mengatasi efek samping
PMO maupun keluarga dengan ACM. Data dari obat masih kurang. Sedangkan pada
dukungan keluarga diperoleh dari kelompok kelompok ACM minimal menjawab 9 pernyataan
PMO dan ACM. Strategi pengumpulan datanya kepatuhan dan maksimal menjawab seluruh
dengan wawancara terstruktur menggunakan (10) pernyataan kepatuhan dengan benar. Pada
kuesioner. Hasil yang didapatkan adalah kelompok PMO terdapat 8 (delapan) orang
pada kelompok PMO mayoritas dukungan yang menjawab 10 pernyataan kepatuhan
informasionalnya (40%) adalah baik, dukungan dengan benar. Berdasarkan analisis deskriptif,
instrumental mayoritas (53,3%) kurang, didapatkan perbedaan kepatuhan berdasarkan
dukungan penilaian mayoritas (40%) cukup jumlah jawaban benar yang menyatakan
dan dukungan emosionalnya mayoritas (46,7%) kepatuhan.
kurang. Sedangkan pada kelompok ACM,
dukungan informasional mayoritas (80%)
baik, dukungan instrumental (60%) baik, PEMBAHASAN
dukungan penilaian mayoritas (60%) baik dan Hasil penelitian didapatkan bahwa
dukungan emosional keseluruhan (100%) baik. dukungan keluarga dan kepatuhan berobat
Berdasarkan analisis deskriptif didapatkan kelompok ACM lebih baik daripada kelompok
bahwa ada perbedaan dukungan keluarga pada PMO. Dukungan informasional dan peningkatan
kelompok PMO dan ACM (tabel 1). interaksi melalui komunikasi kelompok ACM

Tabel 1. Distribusi dukungan keluarga pasien TB paru pada kelompok PMO dan model ACM di
wilayah kota Surabaya
Dukungan Kelompok PMO Kelompok ACM
Keluarga Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang
Informasional 6 (40%) 4 (26,7%) 5 (33,3%) 12 (80%) 2 (12,3%) 1 (6,7%)
Instrumental 3 (20%) 4 (26,7%) 8 (53,3%) 9 (60%) 5 (33,3%) 1 (6,7%)
Penilaian 4 (26,7%) 6 (40%) 5 (33,3%) 9 (60%) 4 (26,7%) 3 (20%)
Emosional 3 (20%) 5 (33,3%) 7 (46,7%) 15 (100) 0 (0%) 0 (0%)

Tabel 2. Distribusi kepatuhan berobat pasien TB paru pada kelompok PMO dan ACM di wilayah
kota Surabaya
Variabel Mean SD Min-Mak
Kepatuhan berobat
- Kelompok PMO 8,7 0,72 7 10
- Kelompok ACM 9,5 0,52 9 10

60
Model Adaptif Conservation (ACM) (Siti Nur Kholifah)

lebih baik. Pemberian pendidikan kesehatan dalam Tomey, 2006). Kebersamaan dalam
pada keluarga dapat meningkatkan dukungan berbagai kegiatan, minat, dan sikap sering
terhadap pasien TB Paru. Hal ini sesuai diberikan oleh hubungan dalam kelompok.
dengan Friedman (1998), bahwa keluarga Inilah yang sering berkembang menjadi rasa
berfungsi sebagai kolektor dan diseminator persahabatan serta rasa memiliki dan dimiliki
(penyebar) informasi yang dapat menekan oleh kelompok (sense of belongingness).
munculnya suatu stressor karena informasi Strategi intervensi lain dari ACM yang
yang diberikan dapat menyumbangkan aksi dapat meningkatkan dukungan dan kepatuhan
sugesti yang khusus pada individu. Levine berobat adalah pemberian konseling. Upaya
(1973) menyatakan bahwa interaksi individu ini dapat membangun konsep diri yang positif
dengan lingkungannya merupakan sebuah pada pasien TB paru. Teori yang mendasari
sistem terbuka, dan memberikan kemudahan dilakukannya konseling dari teori adaptasi.
jaminan integritas di semua dimensi kehidupan. Roy (1991) menyatakan bahwa salah satu mode
Peningkatan interaksi keluarga yang dilakukan adaptasi dalam pengembangan internal seseorang
merupakan dukungan sosial dari keluarga yang adalah mode konsep diri, di mana mode konsep
dapat mengembangkan koping yang positif diri ini berhubungan dengan psikososial dengan
pada pasien TB paru. Roy (1991) menjelaskan penekanan spesifik pada aspek psikososial dan
bahwa salah satu proses internal seseorang spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri
sebagai sistem adaptasi adalah pada mode ini berhubungan dengan integritas psikis antara
interdependensi yang fokusnya pada interaksi lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi
untuk saling memberi dan menerima cinta/kasih perasaan. Berdasarkan teori conservation,
sayang, perhatian dan saling menghargai. pemberian konseling juga dapat dijelaskan bahwa
Intervensi lain yang dapat meningkatkan individu sebagai kepribadian yang berintegritas
dukungan keluarga adalah peningkatan berusaha untuk mendapatkan pengakuan,
partisipasi keluarga dalam memenuhi kebutuhan kehormatan, martabat, harga diri, reputasi,
pasien TB Paru sesuai dengan teori dasar yang kepercayaan, emosi yang stabil dan melakukan
digunakan pada ACM yaitu teori adaptasi dan tindakan sesuai dengan norma dan etika (Levine,
conservation. Friedman (2008) menyatakan 1989 dalam Tomey, 2006).
bahwa keluarga mempunyai tugas dibidang Kepatuhan berobat pada pasien TB Paru
kesehatan yang ketiga yaitu kemampuan dipengaruhi oleh dukungan keluarga. Hasil
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. penelitian didapatkan bahwa dukungan keluarga
Keluarga juga merupakan sebuah sumber pada pasien TB Paru kelompok ACM lebih baik
pertolongan praktis dan konkrit, di antaranya: dari kelompok PMO. Menurut Baekeland dan
kesehatan pasien dalam hal kebutuhan makan Lundawall dalam Suparyanto, 2009, dukungan
dan minum, istirahat, serta terhindarnya pasien keluarga dapat menjadi faktor yang dapat
dari kelelahan. berpengaruh dalam menentukan keyakinan
Dukungan kelompok dan masyarakat dan nilai kesehatan individu serta menentukan
juga diperlukan pasien TB Paru. Proses program pengobatan yang akan mereka terima.
kelompok yang telah dilakukan dengan Keluarga juga memberi dukungan dan membuat
pembentukan paguyuban TB Paru berdasarkan keputusan mengenai perawatan anggota keluarga
teori dari Levine yang menjelaskan bahwa yang sakit. Keluarga juga dapat menjadi faktor
integritas sosial dimaknai sebagai proses yang sangat memengaruhi dalam menentukan
penyesuaian di antara unsur-unsur yang keyakinan dan nilai kesehatan individu (Niven,
saling berbeda dalam kehidupan keluarga 2002 dalam Syakira, 2009).
dan masyarakat sehingga menghasilkan Dukungan sosial dari kelompok dapat
pola kehidupan keluarga dan masyarakat meningkatkan kepatuhan pada pasien TB Paru
yang memiliki keserasian fungsi. Proses pada kelompok ACM. Dengan terbentuknya
penyesuaian dalam mencapai integritas sosial paguyuban TB Paru, pasien mendapatkan
diperlukan interaksi yang baik antaranggota teman baru yang senasib sehingga dapat
keluarga dan masyarakat (Levine, 1989 menjadi motivator selain keluarga. Sesuai

61
Jurnal Ners Vol. 7 No. 1 April 2012: 5663

dengan pernyataan Meichenbaun, (1997 dalam KEPUSTAKAAN


Suparyanto, 2009) bahwa teman dapat membantu Aisyah, 2001. Hubungan Persepsi, Pengetahuan
mengurangi ansietas yang disebabkan oleh TB Paru dan PMO dengan Kepatuhan
penyakit tertentu, mereka dapat menghilangkan Berobat Pasien TB Paru di Puskesmas
godaan pada ketidakpatuhan dan mereka Jatinegara Jakarta Timur, (Online),
seringkali dapat menjadi kelompok pendukung (http://www.lontar.ui.ac.id., diakses
untuk mencapai kepatuhan. pada tanggal 23 Maret 2011.
Kepatuhan berobat pada kelompok ACM Allender, J.A., dan Spradley, B.W., 2005.
lebih baik dapat disebabkan juga karena adanya Community Health Nursing: Promoting
dukungan dari profesi kesehatan yaitu tim and Protecting the Publics Health. (6th
peneliti yang turut memperhatikan kebutuhan ed). Philadelphia: Lippincott.
dari pasien TB Paru. Hal ini sesuai dengan Barry, P.D., 1996. Psychosocial Nursing: Care
pernyataan Meichhenbaum (1997) dalam of Physically Ill Patients and Their
Suparyanto (2009) bahwa tenaga kesehatan Families. Philadelphia: Lippincott.
Chomisah, Elyu, 2002. Faktor-faktor yang
merupakan faktor lain yang dapat memengaruhi
Berhubungan dengan Kepatuhan Berobat
perilaku kepatuhan pasien. Dukungan mereka
Pasien TB Paru BTA positif di RSUP
terutama berguna pada saat pasien menghadapi
Dr. Moh. Husein Palembang tahun
kenyataan bahwa perilaku sehat yang baru itu 19982000, (Online), (http://www.
merupakan hal yang penting. Begitu juga mereka lontar.ui.ac.id, diakses tanggal 23 Maret
dapat memengaruhi perilaku pasien dengan 2011).
cara menyampaikan antusias mereka terhadap Departemen Kesehatan Republik
tindakan tertentu dari pasien, dan secara terus- Indonesia, 2002. Pedoman Nasional
menerus memberikan yang positif bagi pasien Penanggulangan Tuberculosis. Jakarta
yang telah mampu beradaptasi dengan program Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2010.
pengobatannya. Laporan Penanggulangan TB Paru
di Jawa Timur. Tidak dipublikasikan.
Surabaya.
SIMPULAN DAN SARAN Erawatinisih, dkk., 2009. Faktor-faktor yang
Simpulan Memengaruhi Ketidakpatuhan Berobat
pada Pasien Tuberculosis Paru. Hasil
Penelitian ini menyimpulkan bahwa penelitian. Tidak dipublikasikan.
dukungan keluarga kelompok ACM lebih Ervin, E.N., 2002. Advanced Community Health
baik dari kelompok PMO. Demikian juga Nursing Practice: Population-focused
kepatuhan berobat kelompok ACM lebih baik Care. New Jersey: Prentice-Hall.
dari kelompok PMO. Sedangkan kelebihan Friedman, M.M., 1998 Family nursing:
ACM adalah meningkatkan pengetahuan pasien Research, Theory and Practice. (4th ed.),
TB Paru dan keluarga, dukungan keluarga California: Appleton and Lange.
pasien TB, dukungan kelompok dan masyarakat Freeman, RB. 1981. Community Health
pada pasien TB paru, dukungan perawat Nursing Practice, (2th ed.) Philadelphia:
pada kepatuhan berobat pasien TB Paru serta W.B. Saunders.
Gillies, Dee, A., 1994. Nursing Managemant a
kepatuhan berobat pasien TB Paru.
System Approach. (3th ed.), USA: WB.
Saunders Company
Saran
George, JB. 2002. Nursing theories: Base
Saran dari penelitian ini adalah for professional nursing. (5 th ed).
merekomendasikan penerapan model ACM Pearson Education
dalam memberikan asuhan keperawatan pada Hanson, S.M.H., dan Boyd, ST., 1996. Family
pasien TB Paru karena dapat meningkatkan Health Care Nursing: Theory, Practice
pengetahuan, dukungan keluarga serta dukungan and Research, Philadelphia: F.A. Davis
sosial. Company.

62
Model Adaptif Conservation (ACM) (Siti Nur Kholifah)

Hutapea P., 2009. Pengaruh Dukungan Pratiwi, A.H., 2008. Hubungan antara
Keluarga terhadap Kepatuhan Minum Partisipasi Pengawas Menelan Obat
Obat Anti-Tuberculosis di RSUD (PMO), Keluarga dengan Sikap Pasien
Dr. Syaiful Anwar Malang. Hasil Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja
penelitian. Tidak dipublikasikan. Puskesmas Banyuanyar Surakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Skripsi. Tidak dipublikasikan.
2010. Hasil Riset Kesehatan Dasar Roy, Sister, Callista, 1991. The Roy Adaptation
(RISKESDAS) tahun 2010. Jakarta. Model, the definitif statement. Appleton
Levine, M.E., 1973. Introduction to clinical and Lange a Publishing Division of
nursing. Philadelphia: F.A. Davis Prentice-Hall.
Company. Smet, B., 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta:
Nasrul, Effendy, 2009. Dasar-Dasar Garamedia Wiidiasarana Indonesia.
Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Suparyanto, 2009. Konsep Kepatuhan. (Online),
Jakarta; EGC. (http//www.Suparyanto blog.spot.,
Parker, M.E., 2001. Nursing Theories and diakses tanggal 18 Januari 2011).
Nursing Practice. Philadelphia: Syakira, 2009. Konsep Kepatuhan. (Online),
F. A. Davis Company. (http//www. Syakira blog.spot., diakses
Papalia, D.E.S.W., Old, R.D., Feldman., 2008. tanggal 16 Januari 2011).
Human Development. 9th ed. McGraw- Tomey, A.M. and Alligood, M.R., 2006.
Hill Co. Nursing theorists and their work. (6th
ed.). Elsevier Health Science.

63

You might also like