Professional Documents
Culture Documents
Adaptif Conservation (Acm) Model in Increasing Family Support and Compliance Treatment in Patient With Pulonary Tuberculosis in Surabaya City Region
Adaptif Conservation (Acm) Model in Increasing Family Support and Compliance Treatment in Patient With Pulonary Tuberculosis in Surabaya City Region
ABSTRACT
Introduction: Tuberculosis (TB) in Indonesia is still health problem and the prevalence rate is high.
Discontinuing medication and lack of family support are the causalities. Numbers of strategies to
overcome are seemingly not succeeded. Roles and responsibilities of family nursing are crucial
to improve participation, motivation of individual, family and community in prevention, including
pulmonary tuberculosis. Unfortunately, models of pulmonary tuberculosis currently unavailable.
The combination of adaptation and conservation in complementarily improving family support and
compliance in medication is introduced in this study. Method: This research intended to analyze
Adaptive Conservation Model (ACM) in extending family support and treatment compliance. Modeling
steps including model analysis, expert validation, field trial, implementation and recommending the
output model. Research subject involves 15 families who implement family Assistance and supervision
in Medication (ASM) and other 15 families with ACM. Result: The study revealed ACM is better than
ASM on the case of family support and medication compliances. It supports the role of environment
as influential factor on individual health belief, values and decision making. Therefore, it is advised
to apply ACM in enhancing family support and compliance of pulmonary TB patients. Discussion:
Social and family supports to ACM group obtained by developing interaction through communication.
Family interaction necessary to improve family support to pulmonary tuberculosis patients. And social
support plays as motivator to maintain compliance on medication
56
Model Adaptif Conservation (ACM) (Siti Nur Kholifah)
57
Jurnal Ners Vol. 7 No. 1 April 2012: 5663
58
Model Adaptif Conservation (ACM) (Siti Nur Kholifah)
interaksi keluarga yang telah dilakukan adalah Dari 15 keluarga yang dilakukan kunjungan
dengan mengumpulkan anggota keluarga rumah, sebagian besar lingkungan rumahnya
yang tinggal serumah dan menginformasikan kurang menunjang perawatan pada pasien TB
tentang penyakit pasien. Menjelaskan perlunya Paru, baik dari segi kebersihan, kecukupan
dukungan keluarga terhadap kesembuhan pasien ventilasi, dan penataan perabotan. Kunjungan
dan bagaimana cara memberikan dukungan pertama peneliti dengan melakukan observasi
sesuai dengan kapasitas yang dimiliki keluarga. lingkungan rumah keluarga. Kalau ada yang
Dengan demikian setiap anggota keluarga akan tidak sesuai peneliti memberikan masukan untuk
berkontribusi memberikan dukungan meskipun modifikasi lingkungan sesuai dengan sarana
hanya dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana, yang dimiliki oleh pasien.
misalnya. menanyakan kondisinya hari ini,
apakah obatnya sudah diminum, kapan kontrol Melakukan Konseling
lagi dan sebagainya. Konseling dilakukan pada pasien TB
Interaksi keluarga melalui komunikasi paru yang mempunyai masalah yang berkaitan
yang dilakukan keluarga juga dapat memberikan dengan konsep diri. Hasil kunjungan rumah
dukungan secara emosional pada pasien TB Paru pada salah satu pasien TB Paru bernama Sdr. G
yaitu meliputi perhatian, adanya kepercayaan, (29 th) yang berhenti bekerja karena didiagnosa
perhatian, mendengarkan dan didengarkan. TB Paru. Sdr. G ini tidak mau keluar rumah
Dukungan emosional dapat meningkatkan sejak sakit. Ketika kunjungan rumah pertama
respons adaptif pada pasien TB Paru. Setelah kali Sdr. G juga tidak mau menerima peneliti.
intervensi ACM ungkapan yang disampaikan Setelah mengenalkan diri dan menjalin trust
pasien TB Paru dan keluarga, ....anak saya dengan keluarga, peneliti mulai melaksanakan
sekarang sering tanya, saya sudah makan apa konseling kepada pasien dan 2 (dua) orang
belum....,, saya ingatkan kakak saya untuk anggota keluarga lainnya. Setelah 3 (tiga) kali
minum obat dan makan yang banyak, biar kunjungan, sdr. G sudah mau keluar rumah dan
cepat sembuh..... Adik saya sekarang sering mencari pekerjaan lagi.
mengingatkan minum obat dan kalau waktunya Data tersebut di atas menunjukkan
kontrol..... kelebihan ACM dibandingkan PMO untuk
mengatasi permasalahan pasien TB Paru dan
Meningkatkan Partisipasi Keluarga dalam
keluarga. Pendekatan secara menyeluruh selama
Perawatan
konseling dilaksanakan merupakan salah satu
Hasil kunjungan rumah didapatkan data kunci keberhasilan dalam menyelesaikan
keluarga kurang memperhatikan kebutuhan masalah.
sehari-hari pasien TB Paru, misalnya tersedianya
tempat dahak, pemenuhan kebutuhan makan dan Meningkatkan Dukungan Kelompok dan
minum yang bergizi dan lingkungan rumah yang Masyarakat dengan Proses Kelompok
bersih. Keluarga menyamakan kebutuhan pasien Kegiatan yang dilakukan sebagai aplikasi
dengan kebutuhan anggota keluarga lainnya. ACM dalam meningkatkan dukungan kelompok
Data dari seluruh responden, semuanya dan masyarakat adalah dengan membentuk
tidak mempunyai tempat dahak tersendiri. paguyuban TB Paru di Puskesmas Krembangan
Pasien TB Paru lebih banyak meludah di got atau Selatan Surabaya. Tujuan dari pembentukan
di halaman rumah. Peneliti memberikan saran paguyuban TB Paru adalah meningkatkan
kepada keluarga untuk menyediakan tempat dukungan kelompok dan masyarakat selama
dahak tersendiri dari wadah yang tertutup dan proses pengobatan dan perawatan. Masing-
diisi oleh larutan desinfektan. Pada pertemuan masing anggota kelompok dapat saling
berikutnya keluarga sudah menyediakan tempat memberikan support untuk melanjutkan
dahak tersebut. pengobatan sampai tuntas.
Upaya lain untuk meningkatkan Kegiatan pertama yang dilaksanakan di
partisipasi keluarga selama perawatan adalah Paguyuban TB paru bertemu dengan sesama
dengan memodifikasi lingkungan yang sehat. penderita yang ternyata mereka bertetangga,
59
Jurnal Ners Vol. 7 No. 1 April 2012: 5663
yang semula tidak tahu kalau tetangganya Data kepatuhan berobat pasien TB Paru
tersebut sakit menjadi tahu. Kondisi ini dapat diperoleh dengan metode wawancara. Jumlah
memperkuat motivasi mereka untuk bersama- pertanyaan 10 buah. Komponen pertanyaan
sama menjalankan pengobatan secara tuntas. kepatuhan berobat terdiri dari kepatuhan minum
Beberapa ungkapan pasien TB Paru setelah obat, kepatuhan untuk kontrol sesuai jadwal,
pembentukan Paguyuban Penderita TB paru kepatuhan untuk dapat mengatasi efek samping
sebagai berikut, ...ternyata tetangga saya dari obat, dan kepatuhan untuk melaksanakan
banyak yang sakit seperti saya juga.... kemarin program pengobatan sampai selesai.
ndak tahu... (sambil tersenyum).... ....enak ya Data yang diperoleh pada kelompok PMO
gini banyak temannya, ndak saya sendiri yang minimal menjawab 7 pernyataan kepatuhan dan
sakit..... ...kalau bisa diadakan pertemuan rutin maksimal menjawab seluruh (10) pernyataan
seperti ini...bisa tanya-tanya..... kepatuhan dengan benar, tetapi pada kelompok
Setelah tahapan uji coba model, dilakukan PMO ini hanya 1 (satu) orang yang menjawab 10
pengambilan data dukungan keluarga dan pernyataan kepatuhan dengan benar. Mayoritas
kepatuhan berobat baik pada keluarga dengan kepatuhan untuk dapat mengatasi efek samping
PMO maupun keluarga dengan ACM. Data dari obat masih kurang. Sedangkan pada
dukungan keluarga diperoleh dari kelompok kelompok ACM minimal menjawab 9 pernyataan
PMO dan ACM. Strategi pengumpulan datanya kepatuhan dan maksimal menjawab seluruh
dengan wawancara terstruktur menggunakan (10) pernyataan kepatuhan dengan benar. Pada
kuesioner. Hasil yang didapatkan adalah kelompok PMO terdapat 8 (delapan) orang
pada kelompok PMO mayoritas dukungan yang menjawab 10 pernyataan kepatuhan
informasionalnya (40%) adalah baik, dukungan dengan benar. Berdasarkan analisis deskriptif,
instrumental mayoritas (53,3%) kurang, didapatkan perbedaan kepatuhan berdasarkan
dukungan penilaian mayoritas (40%) cukup jumlah jawaban benar yang menyatakan
dan dukungan emosionalnya mayoritas (46,7%) kepatuhan.
kurang. Sedangkan pada kelompok ACM,
dukungan informasional mayoritas (80%)
baik, dukungan instrumental (60%) baik, PEMBAHASAN
dukungan penilaian mayoritas (60%) baik dan Hasil penelitian didapatkan bahwa
dukungan emosional keseluruhan (100%) baik. dukungan keluarga dan kepatuhan berobat
Berdasarkan analisis deskriptif didapatkan kelompok ACM lebih baik daripada kelompok
bahwa ada perbedaan dukungan keluarga pada PMO. Dukungan informasional dan peningkatan
kelompok PMO dan ACM (tabel 1). interaksi melalui komunikasi kelompok ACM
Tabel 1. Distribusi dukungan keluarga pasien TB paru pada kelompok PMO dan model ACM di
wilayah kota Surabaya
Dukungan Kelompok PMO Kelompok ACM
Keluarga Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang
Informasional 6 (40%) 4 (26,7%) 5 (33,3%) 12 (80%) 2 (12,3%) 1 (6,7%)
Instrumental 3 (20%) 4 (26,7%) 8 (53,3%) 9 (60%) 5 (33,3%) 1 (6,7%)
Penilaian 4 (26,7%) 6 (40%) 5 (33,3%) 9 (60%) 4 (26,7%) 3 (20%)
Emosional 3 (20%) 5 (33,3%) 7 (46,7%) 15 (100) 0 (0%) 0 (0%)
Tabel 2. Distribusi kepatuhan berobat pasien TB paru pada kelompok PMO dan ACM di wilayah
kota Surabaya
Variabel Mean SD Min-Mak
Kepatuhan berobat
- Kelompok PMO 8,7 0,72 7 10
- Kelompok ACM 9,5 0,52 9 10
60
Model Adaptif Conservation (ACM) (Siti Nur Kholifah)
lebih baik. Pemberian pendidikan kesehatan dalam Tomey, 2006). Kebersamaan dalam
pada keluarga dapat meningkatkan dukungan berbagai kegiatan, minat, dan sikap sering
terhadap pasien TB Paru. Hal ini sesuai diberikan oleh hubungan dalam kelompok.
dengan Friedman (1998), bahwa keluarga Inilah yang sering berkembang menjadi rasa
berfungsi sebagai kolektor dan diseminator persahabatan serta rasa memiliki dan dimiliki
(penyebar) informasi yang dapat menekan oleh kelompok (sense of belongingness).
munculnya suatu stressor karena informasi Strategi intervensi lain dari ACM yang
yang diberikan dapat menyumbangkan aksi dapat meningkatkan dukungan dan kepatuhan
sugesti yang khusus pada individu. Levine berobat adalah pemberian konseling. Upaya
(1973) menyatakan bahwa interaksi individu ini dapat membangun konsep diri yang positif
dengan lingkungannya merupakan sebuah pada pasien TB paru. Teori yang mendasari
sistem terbuka, dan memberikan kemudahan dilakukannya konseling dari teori adaptasi.
jaminan integritas di semua dimensi kehidupan. Roy (1991) menyatakan bahwa salah satu mode
Peningkatan interaksi keluarga yang dilakukan adaptasi dalam pengembangan internal seseorang
merupakan dukungan sosial dari keluarga yang adalah mode konsep diri, di mana mode konsep
dapat mengembangkan koping yang positif diri ini berhubungan dengan psikososial dengan
pada pasien TB paru. Roy (1991) menjelaskan penekanan spesifik pada aspek psikososial dan
bahwa salah satu proses internal seseorang spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri
sebagai sistem adaptasi adalah pada mode ini berhubungan dengan integritas psikis antara
interdependensi yang fokusnya pada interaksi lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi
untuk saling memberi dan menerima cinta/kasih perasaan. Berdasarkan teori conservation,
sayang, perhatian dan saling menghargai. pemberian konseling juga dapat dijelaskan bahwa
Intervensi lain yang dapat meningkatkan individu sebagai kepribadian yang berintegritas
dukungan keluarga adalah peningkatan berusaha untuk mendapatkan pengakuan,
partisipasi keluarga dalam memenuhi kebutuhan kehormatan, martabat, harga diri, reputasi,
pasien TB Paru sesuai dengan teori dasar yang kepercayaan, emosi yang stabil dan melakukan
digunakan pada ACM yaitu teori adaptasi dan tindakan sesuai dengan norma dan etika (Levine,
conservation. Friedman (2008) menyatakan 1989 dalam Tomey, 2006).
bahwa keluarga mempunyai tugas dibidang Kepatuhan berobat pada pasien TB Paru
kesehatan yang ketiga yaitu kemampuan dipengaruhi oleh dukungan keluarga. Hasil
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. penelitian didapatkan bahwa dukungan keluarga
Keluarga juga merupakan sebuah sumber pada pasien TB Paru kelompok ACM lebih baik
pertolongan praktis dan konkrit, di antaranya: dari kelompok PMO. Menurut Baekeland dan
kesehatan pasien dalam hal kebutuhan makan Lundawall dalam Suparyanto, 2009, dukungan
dan minum, istirahat, serta terhindarnya pasien keluarga dapat menjadi faktor yang dapat
dari kelelahan. berpengaruh dalam menentukan keyakinan
Dukungan kelompok dan masyarakat dan nilai kesehatan individu serta menentukan
juga diperlukan pasien TB Paru. Proses program pengobatan yang akan mereka terima.
kelompok yang telah dilakukan dengan Keluarga juga memberi dukungan dan membuat
pembentukan paguyuban TB Paru berdasarkan keputusan mengenai perawatan anggota keluarga
teori dari Levine yang menjelaskan bahwa yang sakit. Keluarga juga dapat menjadi faktor
integritas sosial dimaknai sebagai proses yang sangat memengaruhi dalam menentukan
penyesuaian di antara unsur-unsur yang keyakinan dan nilai kesehatan individu (Niven,
saling berbeda dalam kehidupan keluarga 2002 dalam Syakira, 2009).
dan masyarakat sehingga menghasilkan Dukungan sosial dari kelompok dapat
pola kehidupan keluarga dan masyarakat meningkatkan kepatuhan pada pasien TB Paru
yang memiliki keserasian fungsi. Proses pada kelompok ACM. Dengan terbentuknya
penyesuaian dalam mencapai integritas sosial paguyuban TB Paru, pasien mendapatkan
diperlukan interaksi yang baik antaranggota teman baru yang senasib sehingga dapat
keluarga dan masyarakat (Levine, 1989 menjadi motivator selain keluarga. Sesuai
61
Jurnal Ners Vol. 7 No. 1 April 2012: 5663
62
Model Adaptif Conservation (ACM) (Siti Nur Kholifah)
Hutapea P., 2009. Pengaruh Dukungan Pratiwi, A.H., 2008. Hubungan antara
Keluarga terhadap Kepatuhan Minum Partisipasi Pengawas Menelan Obat
Obat Anti-Tuberculosis di RSUD (PMO), Keluarga dengan Sikap Pasien
Dr. Syaiful Anwar Malang. Hasil Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja
penelitian. Tidak dipublikasikan. Puskesmas Banyuanyar Surakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Skripsi. Tidak dipublikasikan.
2010. Hasil Riset Kesehatan Dasar Roy, Sister, Callista, 1991. The Roy Adaptation
(RISKESDAS) tahun 2010. Jakarta. Model, the definitif statement. Appleton
Levine, M.E., 1973. Introduction to clinical and Lange a Publishing Division of
nursing. Philadelphia: F.A. Davis Prentice-Hall.
Company. Smet, B., 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta:
Nasrul, Effendy, 2009. Dasar-Dasar Garamedia Wiidiasarana Indonesia.
Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Suparyanto, 2009. Konsep Kepatuhan. (Online),
Jakarta; EGC. (http//www.Suparyanto blog.spot.,
Parker, M.E., 2001. Nursing Theories and diakses tanggal 18 Januari 2011).
Nursing Practice. Philadelphia: Syakira, 2009. Konsep Kepatuhan. (Online),
F. A. Davis Company. (http//www. Syakira blog.spot., diakses
Papalia, D.E.S.W., Old, R.D., Feldman., 2008. tanggal 16 Januari 2011).
Human Development. 9th ed. McGraw- Tomey, A.M. and Alligood, M.R., 2006.
Hill Co. Nursing theorists and their work. (6th
ed.). Elsevier Health Science.
63