Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

Teknik Token Economic Untuk Meningkatkan Kemampuan Kontak Mata Anak Autis

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS

TEKNIK TOKEN ECONOMIC UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN


KONTAK MATA ANAK AUTIS
Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya
untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian
Program Sarjana Pendidikan Luar Biasa

Oleh:
ARINDA HERLIYANTI
NIM: 12010044222

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA

2017

1
Teknik Token Economic Untuk Meningkatkan Kemampuan Kontak Mata Anak Autis

TEKNIK TOKEN ECONOMIC UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN


KONTAK MATA ANAK AUTIS
Arinda Herliyanti dan Zaini Sudarto
(Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya) arinda.herliyanti@yahoo.co.id

ABSTRACT

In social interaction, contact and relationship between one individual to the other always happened, the
autism children had disturbance in their social development. The autism children had difficulty doing
contact eyes to their speaking partners. The children showed failure making interpersonal relation which
was indicated by the lack of response toward people around them. Because of the disturbance to the contact
eyes it would disturb the childrens activities in learning and social life. The purpose of this research was to
prove whether there was influence of token economic technique to enhance the contact eyes of the autism
children in SDN Sedati Agung No. 402 Sidoarjo or not. The kind of this research was experiment with single
subject research (SSR) and A-B design. The subject was one autism child in SDN Sedati Agung No. 402
Sidoarjo who had disturbance in holding contact eyes during interacting with the speaking partner. Based on
the analysis done it indicated that to baseline phase (A) the subject did contact eyes 8-13 times with total
duration 13-16 seconds for 15 minutes and to intervention phase (B) it averagely enhanced 10-15 times with
total duration 14-25 seconds for 15 minutes. Based on the data analysis and the discussion it could be
concluded that token economic technique could enhance the social interaction of autism children which it was
done 8-13 times with total duration 13-16 seconds before, it was enhanced to be 10-15 times with total
duration 14-25 seconds for 15 minutes.

Keywords: token economic technique, contact eyes

Pendahuluan dan orang perorangan dengan kelompok.


Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari Sementara itu menurut Walgito (2003: 57)
hubungan yang berupa tindakan yang interaksi sosial adalah hubungan antara individu
berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku satu dengan individu yang lain yang saling
dan diterapkan di dalam masyarakat. Interaksi mempengaruhi dan terdapat hubungan saling
sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan baik timbal balik.
jika aturan aturan dan nilai yang ada dapat Autisme merupakan gangguan yang dimulai
dilakukan dengan baik. Pada dasarnya setiap dan dialami pada masa kanak Kanak. Autisme
individu merupakan makhluk sosial yang pertama kali ditemukan oleh Kanner pada tahun
senantiasa melakukan interaksi dengan individu 1943. Dia mendiskripsikan gangguan ini sebagai
lain dalam lingkungan yang ditempatinya. ketidak mampuan untuk berinteraksi dengan
Keterlibatan individu dalam suatu lingkungan orang lain, gangguan berbabahasa yang
sosial berlangsung semenjak usia dini. Proses ditunjukan dengan penguasaan yang tertunda,
sosialisasi dan interaksi sosial dimulai sejak ecolalia, pembalikan kalimat,adanya aktivitas
manusia lahir dan berlangsung terus hingga ia bermain yang repetitif dan stereotipik, rute
dewasa atau tua. Keberadaan manusia sebagai ingatan yang kuat, dan keinginan obsesif untuk
makhluk sosial merupakan penyeimbang bagi memepertahankan keteraturan didalam
proses perkembanganya sebagai individu. lingkunganya (dalam safaria 2005:1).
Di dalam interaksi selalu terjadi kontak dan Anak autis memiliki gangguan pada interaksi
terjalin hubungan antara manusia selaku sosial, komunikasi (baik verbal maupun
individu dengan individu lainya. Menurut Gillin nonverbal), dan pola perilaku. Dengan adanya
(dalam Elly, dkk, 2006:91) menyatakan bahwa gangguan tersebut anak tidak mampu
interaksi sosial adalah hubungan antara orang- membentuk hubungan sosial dan komunikasi
orang secara individual, antar kelompok orang dengan baik atau secara normal, dan anak tidak

2
Teknik Token Economic Untuk Meningkatkan Kemampuan Kontak Mata Anak Autis

memiliki kontak mata dengan dengan orang setiap pertanyaan yang disampaikan dalam
lain. pembelajaran.
Anak anak dengan autisme mengalami Tehnik token economic dipilih karena
kesulitan melakukan kontak mata kepada lawan dianggap mampu untuk meningkatkan
bicaranya. Anak menunjukan kegagalan kemampuan kontak mata anak. Dengan cara
membina hubungan interpersonal yang ditandai penggunaan penghargaan. Penggunaan
dengan kurangnya respon terhadap orang penghargaan inilah yang akan menarik
orang yang ada di sekitarnya. Gejala perhatian anak, dan diharapkan mampu untuk
kekurangmampuan anak membentuk perilaku dapat mempertahankan kontak mata pada anak
ini terlihat ketika anak lebih suka menyendiri, autis.
asyik dengan dunianya sendiri, perhatianya Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa
hanya tertuju pada satu objek yang sedang anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD),
dimainkanya, dan tidak peduli dengan kejadian sering mengalami kesulitan dalam berteman.
kejadian disekitarnya. Anak juga kurang Mereka mengalami kesulitan dalam
mampu melakukan kontak mata dengan orang berkomunikasi, membentuk kontak mata,
lain. Jika nama anak tersebut dipanggil, seolah- berinteraksi dengan teman sebaya, dimana hal-
olah anak tidak mendengarnya. Apalagi jika hal ini dapat menyulitkan mereka untuk masuk
anak diajak bicara, sering kali anak tidak dalam suatu kelompok sosial dan sulit
menatap mata orang yang mengajaknya bicara membetuk persahabatan.
(safaria 2005:4) Berdasarkan hasil observasi di SDN Sedati
Untuk menghilangkan perilaku yang tidak Agung no. 402 Kec.Sedati Kab. Sidoarjo,
diterima oleh umum,perlu dimulai dari terdapat 1 siswa yang mengalami gangguan
kepatuhan dan kontak mata. Kemudian dalam berinteraksi sosial. Permasalahan yang
diberikan pengenalan konsep atau kognitif ada pada siswa tersebut berupa kurangnya
melalui bahasa reseptif dan ekspresif. Berbagai kemampuan anak untuk mempertahankan
jenis terapi perilaku telah dikembangkan untuk kontak mata dengan lawan bicara dan
mendidik anak autisme, mengurangi perilaku rendahnya kemampuan anak dalam merespon
yang tidak lazim dan menggantinya dengan panggilan.
perilaku yang bisa diterima dalam masyarakat. Agar seluruh perilaku asosial itu dapat
Salah satunya Tehnik Token Economic. ditekan, maka penting sekali diperhatikan
Tehnik Token Economic merupakan salah satu bahwa anak jangan dibiarkan sendirian, tetapi
teknik modifikasi perilaku yang bertujuan harus selalu ditemani secara interaktif, baik yang
mengembangkan perilaku sesuai dengan tujuan bersangkutan dengan akademik,bina diri
yang diharapkan melalui penggunaan ketrampilan motorik,sosialisasi, dsb. Dan selalu
penghargaan. Setiap individu mendapat menyediakan dan memberikan imbalan yang
penghargaan setelah menunjukan perilaku yang efektif.
diharapkan. Hadiah dikumpulkan selanjutnya Berdasarkan latar belakang diatas, maka
setelah hadiah terkumpul ditukar dengan perlu dilakukan penelitian tentang Pengaruh
penghargaan yang bermakna (Joson 2009:66). teknik token economic untuk meningkatkan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh kemampuan kontak mata pada anak autis di
Boniecki (2003 :225) mengenai penggunaan token SDN Sedati Agung no. 402 Kec.Sedati
economic sebagai penguatan dalam Kab.Sidoarjo.
mengingkatkan partisipasi siswa dalam kelas
menunjukan bahwa terdapat perbedaan secara Metode
signifikan setelah penggunaan token economic, A. Rancangan penelitian
terlihat bahwa siswa lebih antusias dan ikut Pendekatan yang digunakan dalam
berpartisipasi dalam proses pembelajaran penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
berlangsung. Hasil ini menunjukan bahwa token Menurut Arikunto (2006:12) penelitian
ekonomi memotivasi siswa dalam menanggapi kuantitatif adalah penelitian yang didasarkan

3
Teknik Token Economic Untuk Meningkatkan Kemampuan Kontak Mata Anak Autis

pada penggunaan angka mulai dari 3. Memberikan intervensi (B) setelah kondisi
pengumpulan data, penafsifan data, yang baseline stabil.
digunakan dan hasil dari penelitian. Dalam 4. Melakukan pengukuran target behavior
penelitian kuantitatif dapat menggunakan pada kondisi intervensi (B) secara kontinyu
sampel, dan hasil penenlitiannya diberlakukan selama periode waktu tertentu sampai
untuk populasi, analisis data dilakukan trend dan level menjadi stabil.
sesudah semua data terkumpul. Sedangkan Menghindai mengambil kesimpulan
jenis penelitian yang digunakan peneliti adanya hubungan fungsional (sebab akibat)
adalah eksperimen dengan Singgle Subject antara variabel terikat dengan variabel bebas
Reseach (SSR) atau dikenal dengan penelitian (Tawaney dan Gast 1984).
subjek tunggal. Pada desain penelitian subjek
tunggal pengukuran target behavior atau
perubahan perilaku dilakukan berulang-ulang
dengan periode waktu tertentu misalnya
perminggu, perhari, perjam. Perbandingan
tidak dilakukan antar individu maupun
kelompok tetapi dibandingkan pada subjek
yang sama dalam kondisi yang berbeda. Yang
dimaksud kondisi disini adalah kondisi baseline Secara umum prosedur dasar desain A-B
dan kondisi eksperimen (intervensi) (Sunanto adalah sebagai berikut:
J, dkk 2005:56)
Dalam penelitian ini menggunakan Baseline (A) Intervensi (B)
desain A-B prosedur desain ini diusun atas apa
yang disebut logika baseline. Dengan penjelasan
Tahap behavior

sederhana, logika baseline menunjukan suatu


pengulangan pengukuran perilaku atau target
behavior pada sekurang-kurangnya kondisi
dua kondisi yaitu kondisi baseline (A) dan
kondisi intervensi (B). Desain penelitian ini
dipilih karena dimana pada fase Baseline (A)
dilakukan observasi pada anak tanpa tindakan
dan pada fase Intervensi (B) diberikanya Sesi (waktu)
perlakuan sesuai dengan tehnik yang dipilih
Gambar 3.1
dan diakhir perlakuan akan bisa dibadingkan
Desain penelitian A-B
perilaku anak sebelum diberikan perilakuan
dan sesudah diberikan perlakuan. Keterangan:
Menurut Sunanto J, dkk (2005:56) Baseline (A) : Mengukur kondisi
menjelaskan bahwa untuk meningkatkan awal anak autis dalam
validitas menggunakan desain A-B ada berinteraksi dengan
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian orang lain.
yaitu: Intervensi (B): Memberikan treatment
terhadap anak autis
1. Mendefinisikan target behavior sebagai untuk membentuk
kontak mata dengan
perilaku yang dapat dikukur secara akurat.
orang lain dengan
2. Melaksanakan pengukuran dan pencatatan tehnik token economic.
data kondisi baseline (A) secara kontinyu Target behavior: Meningkatkan kontak
sekurang-kuranngnya 3 atau 5 kali (atau mata pada anak autis
sampai trend dan level data diketahui dan mengukurnya
secara jelas).

4
Teknik Token Economic Untuk Meningkatkan Kemampuan Kontak Mata Anak Autis

menggunakan ditukarkan dengan reward yang telah


frekuensi dan durasi. disepakati.
Sesi: Jumlah hari yang akan
ditentukan dalam penelitian. b. Kontak Mata
Kontak mata dan menatap berperan
B. Subjek penelitian
penting dalam mengatur interaksi sosial.
Subjek penelitian ini 1 (satu) anak autis
Dalam memulai pertemuan sosial hal
kelas 1 SDN Sedati Agung No.402 Sidoarjo
pertama yang dilakukan ialah
bernama G.B merupakan anak autis yang
membangun kontak mata dengan lawan
berjenis kelamin laki-laki berusia 8 tahun, yang
bicara.
mengalami gangguan dalam membentuk
kemampuan menjalin kontak mata
kontak mata. Permasalahan yang ada pada
dengan lawan bicara dapat di dilihat
siswa tersebut berupa kurangnya kemampuan
melalui frekuensi dan durasi yakni
anak untuk mempertahankan kontak mata
berapa kali dan berapa lama anak dapat
dengan lawan bicara dan rendahnya
bertahan menatap mata lawan bicara.
kemampuan anak dalam merespon panggilan.

C. Variabel dan Definisi Operasional c. Anak Autis


1. Variabel Anak autis dalam penelitian ini adalah
a. Variabel bebas (variabel Independen) anak autis yang bernama G.B berusia 8
Dalam penelitian kasus tunggal tahun yang tidak mampu menjalin kontak
disebut dengan intervensi atau perlakuan. mata karena kontak mata yang sangat
Intervensi dalampenelitian ini kurang dan anak bersekolah di SDN
menggunakan teknik token economic Sedati Agung No.402 Sidoarjo.
b. Variabel Terikat (Variabel Dependen)
c. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kasus tunggal
instrumen yang digunakan dalam
dikenal dengan nama target Behavior
penelitian ini adalah sebagai berikut:
(perilaku sasaran). Target Behavior dalam
1. Program Pembelajaran Individual.
penelitian ini adalah meningkatkan kontak
2. Kontrak Penukaran dan Pendapatan
mata pada anak autis.
Reward.
2. Definisi Oprasional
3. Instrumen Penilaian Baseline (A).
a. Tehnik Token Economic
4. Instrumen Penilaian Intervensi (B).
Teknik token economic merupakan salah
satu teknik modifikasi perilaku yang d. Teknik Pengumpulan Data
digunakan untuk meningkatkan perilaku 1. Metode Observasi
yang diinginkan dan mengurangi perilaku
yang tidak diinginkan dengan cara e. Teknik Analisis Data
pemberian reward berupa kepingan (atau Menurut Sunanto J, dkk (2005:93) analisis
satu tanda, satu isyarat). Reward atau data merupakan tahap terakhir sebelum
hadiah yang akan diberikan berupa sticker melakukan kesimpulan. Pada penelitian
bergambar. Sticker bergambar ini akan eksperimen pada umumnya saat menganalisis
diberikan setiap kali anak menunjukan data menggunakan teknik statistik deskriptif
perilaku yang diinginkan (memunculkan dan pada penelitian dengan kasus tunggal
kontak mata pada saat berkomunikasi digunakan statistik deskriptif yang sederhana
dengan orang lain), stiker tersebut yaitu analisis visual yang meliputi analisis
kemudian ditempelkan pada sebuah buku dalam kondisi dan dalam kondisi karena
gambar. Token atau stiker yang telah dalam penelitian kasus tunggal terfokus pada
dikumpulkan dan memenuhi jumlah satu individu.
tertentu yang telah ditentukan dapat

5
Teknik Token Economic Untuk Meningkatkan Kemampuan Kontak Mata Anak Autis

Cara yang digunakan untuk menganalisis Menjumlahkan semua hasil data yang
dalam penelitian ini yaitu: ada pada ordinat dan dibagi dengan
1. Analisis dalam kondisi banyaknya data
Komponen analisis visual untuk dalam
kondisi meliputi enam komponen yaitu: Hasil data dari dua aspek yang ditentukan
a. Panjang kondisi yaitu 10 kriteria dibagi banyakya data
Panjang kondisi dilihat dari banyaknya (kontak sosial dan komunikasi).
point atau skor pada setiap kondisi. 3. Menentukan batas atas, dengan cara:
Seberapa banyak data point yang harus ada Mean level + dari rentang stabilitas
pada setiap kondisi tergantung pada
masalah penelitian dan intervensi yang Jika hasil dari perhitungan mean level +
diberikan. Untuk panjang kondisi baseline dari rentang stabilitas yang diperoleh.
secara umum bisa digunakan tiga atau lima 4. Menentukan batas bawah, dengan cara:
data point. Meskipun demikian yang Mean level dari rentang stabilitas
menjadi pertimbangan bukan banyaknya
point melainkan kestabilan.
Jika hasil dari perhitungan mean level
dari rentang stabilitas yang diperoleh.
5. Menghitung presentase data point data
b. Estimasi kecenderungan arah
point pada suatu kondisi yang berada
Kecenderungan arah data pada suatu
grafik penting untuk memberikan dalam rentang stabilitas dengan cara
gambaran perilaku subjek yang sedang mencari selisih antara banyaknya data point
diteliti. Dengan menggunakan kombinasi yang ada pada rentang (antara batas atas
antara level dan trend, peneliti secara dan batas bawah) dengan banyaknya
reliable dapat menentukan pengaruh keseluruhan data point. Hasil temuan
kondisi (intervensi) yang dikontrol. selisih tersebut disimpulkan dalam (%). Jika
Kecenderungan arah grafik (trend)
presentasi stabilitas diantara 85% - 90%
menujukan perubahan setiap data path
(jejak) dari sesi ke sesi. Ada tiga macem maka dikatakan stabil.cara menentukan
kecenderungan arah grafik (trend) yaitu d. Jejak data
mengikat, menurun, dan mendatar. Masing- Cara menentukan jejak data sama
massing maknanya tergantung pada tujuan dnegan kecenderungan arah . jadi hasil
intervensinya. yang dimasukan sama seperti
c. Kecenderungan stabilitas kecenderungan hanya saja kemungkinan
Intervensi dapat diberikan jika diperoleh lebih detail.
kestabilan data pada fase baseline. Data e. Level stabilitas dan rentang
dinyatakan stabil apabila rentang datanya Pada level ini terdapat dua
kecil atau variasinya rendah. Atau jika 80- kemungkinan yaitu variabel stabil dan tidak
90% data masih berada pada 15% diatas stabil.
atau dibawah mean, maka data dinyatakan
stabil. Dalam penelitian ini menggunakan
kriteria stabilitas 15% (0,15) maka langkah f. Menentukan level perubahan
yang digunakan sebagai berikut : Tingkat perubahan menentukan
1. Menentukan rentang stabilitas, dengan berapa besar terjadinya suatu perubahan
cara: dalam suatu kondisi dihitung dengan cara:
Skor tertinggi x kriteria stabilitas (0,15) = (1) menentukan berapa besar data point
rentang stabilitas (skor) pertama dan terakhir pada suatu
kondisi atau fase, (2) kurangi data yang
Jika anak mampu besar dengan data yang kecil, (3)
melakukan kontak menentukan apakah selisihnya menentukan
sosial dan arah yang membaik atau memburuk sesuai
komunikasi data dengan tujuan intervensi.
yang diperoleh 2. Analisis antar kondisi
dinyataan stabil. Sedangkan analisis visual untuk antar
2. Menentukan mean level, dengan cara: kondisi ada lima komponen yaitu:

6
Teknik Token Economic Untuk Meningkatkan Kemampuan Kontak Mata Anak Autis

a. Jumlah variabel yang diubah yaitu 5 8 14


dengan menentukukan jumlah variabel 6 11 15
yang berubah diantara kondisi baseline
dan intervensi. Kesimpulan analisis Fase Baseline (A)
Pada hasil observasi yang dilakukan fase
b. Perubahan kecenderungan arah dan efek
Baseline (A) dalam waktu 15 menit pada setiap
Menentukan perubahan kecenderungan pertemuan, menunjukan data bahwa anak
arah dilakukakn dengan mengambil paling banyak melakukan kontak mata
data pada analisis dalam kondisi sebanyak 13 kali pada pertemuan pertama
c. Perubahan kecenderungan stabilitas dengan total durasi 16 detik.
yaitu dengan melihat kecenderungan
stabilitas pada kondisi baseline dan 2. Hasil pelaksaan Fase Intervensi (B)
intervensi pada rangkuman analisis Pada fase intervensi (B) pengamatan
dalam kondisi. kemampuan interaksi sosial anak autis
d. Perubahan level seperti yang dilakukan selama 8 sesi dengan memberikan
intervensi berupa tehnik token economic.
dikemukakan Sunanto J, dkk (2005:115)
Pengamatan dilakukan dengan menghitung
cara menentukan level perubahan yaitu:
berapa kali dan berapa lama anak melakukan
Melihat nilai terakhir pada kondisi dan mempertahankan kontak mata .
baseline (A) dan nilai pertama pada Disajikan pada tabel 4.2
kondisi intervensi (B) Tabel 4.2
1) Hitung selisih antara nilai terakhir Hasil Observasi kemampuan kontak mata
pada kondisi baseline (A) dan nilai anak autis Fase Intervensi (B)
pertama pada kondisi intervensi (B) Intervensi (B) Kemampuan kontak mata
2) Mencatat apakah perubahan Pertemuan dalam waktu 15 menit
tersebut membaik (+) atau ke- Total Total Durasi
Frekuensi (detik)
memburuk (-), dan jika tidak ada
7 10 14
perubahan maka ditulis nol.
8 11 18
e. Data overlap 9 10 16
Menentukan overlap data pada kondisi 10 10 15
Baseline (A) dengan Intervensi (B) dengan 11 14 21
cara melihat batas bawah dan batas atas 12 14 23
pada kondisi baseline. 13 15 24
14 15 25
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian Kesimpulan analisis untuk Fase Intervensi (B)
1. Hasil Pelaksanaan Fase Baseline (A) Pada hasil observasi yang dilakukan pada
Pada fase baseline (A) pengamatan fase intervensi (B) dalam waktu 15 menit setiap
kemampuan interaksi sosil anak autis pertemuan, menunjukan bahwa kemampuan
dilakukan selama 6 sesi. Pengamatan
kontak mata anak mengalami peningkatan, paling
dilakukan dengan menghitung berapa kali dan
detik anak melakukan kontak mata dengan banyak yaitu 15 kali pada pertemuan ke 14 dengan
orang disekitarnya.Disajikan pada tabel 4.1 total durasi 25 detik setelah diberikan tehnik token
Tabel 4.1 economic.
Hasil observasi kemampuan kontak mata 3. Hasil observasi kemampuan kontak mata
anak autis Fase Baseline (A) anak autis pada Fase Baseline (A) dan
Baseline (A) Kemampuan kontak mata Intervensi (B).
Pertemuan ke dalam waktu 15 menit
Data yang disajikan merupakan hasil
- Total Total Durasi
penelitian yang dilakukan peneliti selama 14
Frekuensi (detik)
sesi pertemuan yakni, 6 sesi baseline (A) dan 8
1 13 16
sesi intervensi (B). Disajikan pada tabel 4.3
2 11 15
Tabel 4.3
3 9 13
4 8 13

7
Teknik Token Economic Untuk Meningkatkan Kemampuan Kontak Mata Anak Autis

Penggabungan rekapitulasi hasil pengukuran


kemampuan kontak mata anak autis pada Baseline (A) Intervensi (B)
fase baseline (A) dan fase intervensi (B)
Baseline (A) Kemampuan kontak mata 30
Pertemuan ke- dalam waktu 15 menit
25
Total Total Durasi
Frekuensi (detik) 20
1 13 16

Durasi
Baselin
eA
2 11 15 15 Interve

3 9 13 nsi B
10
4 8 13
5 8 14 5
6 10 13
0
Kemampuan kontak mata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Keterangan :
Sesi/Perrtemuan
Intervensi (B) dalam waktu 15 menit
Tampak pada gambar grafik 4.1 dan 4.2
Pertemuan ke-
pencatatan frekuensi maupun durasi
Total
Total memperlihatkan bahwa pada fase intervensi (B)
Frekuensi
Durasi adanya kenaikan arah grafik kemampuan kontak
(detik) mata anak setelah diberikan tehnik token economic.
7 10 14
8 11 18 1. Hasil analisis visual dalam kondisi
9 10 16 Analisis visual dalam kondisi meliputi
10 10 15 6 komponen. Komponen yang dianalisis
11 14 21 tersebut meliputi :
12 14 23 a. Panjang Kondisi
13 15 24 Panjang kondisi menunjukan sesi setiap
14 15 25 kondisi. Pada penelitian ini panjang
Dari perolehan data dari tabel diatas, maka dapat kondisi pada fase baseline (A) adalah 6
disajikan pada gambar 4.1 dan gambar 4.2 sesi, dan pada fase intervensi (B) adalah
8 sesi pertemuan. Dari hasil
Gambar 4.1 pengumpulan data disajikan sebagai
Grafik hasil pengukuran kemampuan kontak berikut.
mata anak autis menggunakan data
Frekuensi fase baseline (A) dan data 1. Panjang Kondisi
Frekuensi Intervensi (B)
Kemampuan Kontak Mata
Baseline (A) Intervensi (B)
Data A B
16
14 Frekuensi 6 8
12
10 Durasi 6 8
Frekuensi

Basel
ine A
8
6
4 b. Estimasi Kecenderungan Arah
2 Pada penelitian meningkatkan interaksi
0 sosial anak autis dengan menggunakan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 teknik token economic dengan
Sesi/Perrtemuan
menggunakan metode belah dua (split
Gambar 4.2 middle),ditunjukan pada gambar 4.3 dan
Grafik hasil pengukuran kemampuan kontak 4.4
mata anak autis menggunakan data Durasi
fase baseline (A) dan data Durasi Intervensi Gambar 4.3
(B) Grafik Analisis kemampuan kontak mata dengan
menggunakan Metode Belah Dua (Split-Middle)

8
Teknik Token Economic Untuk Meningkatkan Kemampuan Kontak Mata Anak Autis

pada Data Frekuensi Fase Baseline (A), dan Data Keterangan :


Frekuensi Fase Intervensi (B) Garis biru pada grafk data frekuensi dan data
20 Baseline (A) Intervensi (B)
durasi, maka diketahui bahwa fase baseline (A)
arah trend data frekuensi maupun data durasi
15 adalah menurun, sedangkan fase intervensi (B)
Baseli
arah trand pada data frekuensi maupun data
Frekuensi

10
durasi adalah meningkat. Hal ini mengartikan
ne A
Interv
ensi B

bahwa kemampuan kontak mata anak autis pada


5
fase baseline sangatlah kurang, sedangkan arah
0 Sesi/Perrtemuan
trand yang meningkat mempunyai arti
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 kemampuan konntak mata anak autis tersebut
mengalami peningkatan setelah diberikan
intervensi atau perlakuan.

gambar 4.4 c. Kecenderungan Stabilitas (Trend Stability)


Grafik Analisis kemampuan kontak mata dengan Dalam menentukan kecendurangan
menggunakan Metode Belah Dua (Split-Middle)
stabilitas pada penelitian ini digunakan kriteria
pada Data Durasi Fase Baseline (A), dan Data stabilitas 15%. Untuk mengetahui
Durasi Fase Intervensi (B)
kecenderungan stabilitas,maka langkah
langkah yang dilakukan sebagai berikut :
50 Baseline (A) Intervensi (B) 1. Fase Baseline (A)
a) Menghitung rentan stabilitas dengan cara
Durasi

Skor tertinggi x kriteria stabilitas


0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Skor tertinggi x Kriteria stabilitas = Rentang
Sesi/Pertemuan
stabilitas
Frekuensi 13 x 0,15 = 1,95
Keterangan : Durasi 16 x 0,15 = 2,4
: garis pembagi data fase
baseline dan fase intervensi b) Menghitung mean level, yaitu semua
dijumlahkan dan dibagi dengan banyak
:garis penghubung titik
point data
temu median pada tiap
belahan
Dengan memperhatikan garis biru pada grafik 13 + 11 + 9 + 8 + 8 + 10
Frekuensi 6
data frekuensi dan data durasi di atas, maka
diketahui bahwa pada fese baseline (A) arah
59 =
trendnya menurun, sedangkan fase intervensi
9,83
(B) arah trendnya meningkat disajikan pada 6
tabel berikut 16 + 15 + 13 + 13 + 14 + 13
2. Estimasi Kecenderungan Arah 6
Kemampuan Kontak Mata
Durasi 84 = 14
Data A B 6
Frekuensi
c) Menetukan batas atas dengan cara
Mean level + setengah rentang stabilitas
(-) (+) Batas atas= mean level + rentang stabilitas

Durasi Frekuensi 9,83 + (1,95) = 10,8


Durasi 14 + (2,4) = 15,2

(-) (+)

9
Teknik Token Economic Untuk Meningkatkan Kemampuan Kontak Mata Anak Autis

d) Menentukan batas bawah dengan cara 14+18 + 16 + 15 + 21 +


Mean level setengah rentang stabilitas Durasi 23+24+25
Batas bawah = mean level rentang 8
156 = 19,5
stabilitas 8
Frekuensi 9.83 (1,95) = 8,86
c) Menentukan batas atas dengan cara
Durasi 14 (2,4) =12,8 mean level + setengah rentang stabilitas
Batas atas = mean level + rentang stabilitas
e) Menghitung presentase data point pada Frekuensi 12,3 + (7,5) = 16
kondisi baseline (A) dengan cara Durasi 19,5+ (12,5) =25,7
Banyak data yang ada dalam rentang :
banyak data dalam point x 100% d) Menetukan batas bawah dengan cara
Mean level setengah rentang stabilitas
Frekuensi 1 x 100% = 16,66 % Batas atas = mean level - rentang stabilitas
6 Frekuensi 12,3 - (7,5) =8,5
Durasi 1 x 100% = 16,66 %
Durasi 19,5+ (12,5) = 13,2
6
Keterangan :
Kecenderungan stabilitas fase baseline e) Menghitung presentase data point pada
(A) dalam data frekuensi diperoleh kondisi intervensi (B)
presentase sebanyak 16,66% dengan rentang Frekuensi 8 x 100% = 100 %
stabilitas 1,95 dan mean level 9,38. Dan 8
berdasarkan perhitungan rentang stabilitas Durasi 8 x 100% = 100 %
dan mean level maka diperoleh batas atas 8
10,8 dan batas bawah 8,86
Sedangkan, kecenderungan stabilitas fase Keterangan :
baseline (A) dalam data durasi diperoleh Kecenderungan stabilitas fase intervensi (B)
presentase sebanyak 16,66 % dengan rentang dalam data presentase sebanyak 100% dengan
stabilitas 2,4 dan mean level 14. Berdasarkan rentang stabilitas 7,5 dan mean level 12,3.
perhitungan rentang stabilitas dan mean level Berdasarkan perhitungan rentang stabilitas dan
maka diperoleh batas atas 15,2 dan batas mean level maka diperoleh batas atas 16 dan batas
bawah 12,8. bawah 8,5.
2. Fase Intervensi (B) Sedangkan kecenderungan stabilitas fase
a) Menghitung rentang stabilitas dengan intervensi (B) dalam data durasi diperoleh
cara presentase sebanyak 100% dengan rentang
Skor tertinggi x kriteria stabilitas stabilitas 12,5 dan mean level 19,5. Berdasarkan
Skor tertinggi x Kriteria stabilitas = Rentang perhitungan rentang stabilitas dan mean level,
stabilitas maka diperoleh batas atas 25,7 dan batas bawah
13,2.
Frekuensi 15 x 0,15 = 7,5
Jika presentase stabilitas sebesar 85%-90%
Durasi 24 x 0,15 = 12,5
disebut stabil, dan kurang dari 85% disebut tidak
stabil (variabel), sehingga dapat digambarkan
b) Menghitung mean level, yaitu semua skor pada tabel sebagai berikut :
dijumlahkan dan dibagi banyak point data
3. Kecenderungan Stabilitas
Frekuensi 10 Kemampuan Kontak Mata
+11+10+10+14+14+
15+15 Data A B
8 Frekuensi Tidak stabil
stabil 100%
99 = 16,66%
12,3 Durasi Tidak stabil
8 stabil 100%
16,66%

10
Teknik Token Economic Untuk Meningkatkan Kemampuan Kontak Mata Anak Autis

Keterangan : Kecenderungan jejak data digambarkan pada


Hasil presentase stabilitas tabel sebagai berikut
menggunakan data frekuensi dan durasi
pada setiap fase adalah sama. Untuk hasil 4. Estimasi Kecenderungan Arah
data fase baseline (A) adalah 16,66%
Kemampuan Kontak Mata
sedangkan fase intervensi (B)adalah 100%
maka menunjukan hasil data yang stabil. Data A B
Dari perhitungan tersebut maka
Frekuens
dapat digambarkan grafik kecenderungan
stabilitas fase baseline (A) dan fase intervensi i
(B)
(-) (+)
Baseline (A) Intervensi (B)
Durasi
16
14
12
Baseli
(-)
Frekuensi

10 ne A
(+)
Interv
8 ensi B

6 Keterangan :
4 Kecenderungan jejak data kemampuan kontak
2
mata pada fase baseline (A) menunjukan arah
0
menurun, sedangkan pada fase intervensi (B)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Sesi/Perrtemuan menunjukan arah meningkat

e. Level Stabilitas dan Rentang


Sebagaimana telah dihitung sebelumnya
Gambar 4.5 bahwa fase baseline (A) pada data frekuensi
Grafik Stabilitas kemampuan data variabel yang tidak stabil dengan
kontak mata Fase Baseline (A), rentang 8-10. Pada intervensi (B) datanya
dan Fase Intervensi (B) Pada stabil dengan rentang 10-15
Data Frekuensi Sedangkan pada hitungan data durasi
bahwa fase baseline (A) data variabel atau
tidak stabil dengan rentang 13-16,
Baseline (A) Intervensi (B) dsedangkan untuk fase intervensi (B)
30 menunjukan data yang stabil dengan rentang
25 14-25 disajikan pada tabel berikut :
20
5. Level Stabilitas Dan
Durasi

Baseli
15 ne A

10 Rentang Kemampuan
5 Kontak Mata
0

Data Fase Fase


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Sesi/Perrtemuan
baseline Intervensi
(A) (B)
Frekuensi Variabel Stabil
(jumlah) Tidak (10-15)
Gambar 4.6 stabil
Grafik Stabilitas Kemampuan Kontak Mata Fase (8-13)
Baseline (A), dan Fase Intervensi (B) Pada Data Durasi Variabel Stabil
Durasi (detik) Tidak (14-25)
stabil
d. Jejak Data (13-16)
Cara menentukan kecenderungan jejak
data sama dengan menentukan kecenderungan f. Menentukan Level Perubahan
arah. Oleh karena itu kecenderungan jejak data Cara menghitung level perubahan
sama dengan kecenderungan arah. adalah gambar cara:

11
Teknik Token Economic Untuk Meningkatkan Kemampuan Kontak Mata Anak Autis

1. Menandai data poin (skor) pertama Tabel 4.4


(pertemuan 1) dan terakhir Rekapitulasi Hasil Analis Visual
(pertemuan 6) pada fase baseline (A). Dalam Kondisi Kemampuan Kontak
Menghitung selisih antara kedua data Mata pada Data Frekuensi
dan menentukan arah N Kondisi Fase Fase
meningkat/menurun disajikan pada o Baseline Interven
tabel berikut : (A) si
Frekuensi 8 11 = -3 (B)
(jumlah) 1 Panjang 6 8
Durasi 13 15 =-2 kondisi
(detik) 2 Estimasi
kecenderu
2. Menandai data point (skor) pertama ngan arah (-) (+)
(pertemuan 7) dan terakhir 3 Kecender Tidak Stabil
(pertemuan 14) pada fase intervensi ungan stabil 100%
(B). Menghitung selisih antara kedua stabilitas 16,66%
data dan menentukan arah 4 Estimasi
meningkat / menurun. jejak data
Frekuensi 15 - 10 = +5
(-) (+)
(jumlah)
Durasi 25 - 14 =-+11 5 Leveel Variabel Stabil
(detik) stabilatas (8-13) (15 - 10)
dan jejak
data
3. Menghitung selisih antara kedua data
dan menentukan arah meningkat atau 6 Level (8-11) (25-14)
menurun. perubaha -3 +11
n
6. Level Perubahan
Kesimpulan analisis kemampuan kontak
Kemampuan Kontak Mata
mata untuk fase baseline (A) dan fase
Data A B intervensi (B) pada data frekuensi :
Frekuensi (8 11) (15 10) Masing masing fase adalah 6
-3 +5 pertemuan fase baseline (A) dan 8
Durasi (13 (25-14) pertemuan fase intervensi (B).
15) +11 Kecenderungan stabilitas untuk masing-
-2 masing fase adalah fase baseline (A)
menunjukan hasil variabel atau tidak stabil
Keterangan : degan presentase 16,66%, sedangkan fase
Tanda (+) menunjukan makna intervensi (B) menunjukan hasil stabil atau
meningkat variabel dengan presentase 100% .garis
Tanda (- ) menunjukan makna pada estimasi kecenderungan dan estimasi
berkurang jejak data memiliki arti yang sama yaitu
pada fase baseline (A) menunjukan arah
Jika keenam komponen analisis menurun dan fase intervensi (B)
visual dalam kondisi dimasukan menunjukan arah meningkat. Level
dalam format rangkuman, maka stabilitas dan rentang stabilitas fase baseline
diperoleh hasil disajikan pada tabel (A) menunjukan data yang variabel atau
berikut. tidak stabil dengan rentang 8-13, sedangkan
pada fase intervensi (B) diperoleh rentang
10-15. Level perubahan fase baseline (A)
menunjukan tanda (-) yang berarti
menurun, sedangkan pada fase intervensi
(B) menujukan tanda (+) yang berarti
Kemampuankontak mata anak autis
tersebut mengalami perubahan membaik
atau meningkat

12
Teknik Token Economic Untuk Meningkatkan Kemampuan Kontak Mata Anak Autis

Tabel 4.5 2. Hasil Analisi Visual Antar Kondisi


Rekapitulasi Hasil Analisis Visual dalam Analisis visual antar kondisi meliputi 5
Kondisi kemampuan kontak mata pada Data komponen yaitu :
Durasi a. Jumlah variabel yang diubah
No Kondisi Fase Fase Dalam analisis data antar kondisi
Baseline Intervensi sebaiknya variabel terikat dikondisikan
(A) (B) pada satu perilaku, artinya analisis
1 Panjang 6 8 ditekankan pada efek atau pengaruh
kondisi intervensi terhadap perilaku sasaran.
2 Estimasi Pada satu rekaan variabel yang diubah
kecenderun dari kondisi baseline (A) ke intervensi
(+)
gan arah (-) (B) adalah disajikan pada tabel berikut :
3 Kecenderun 66,66% 100% Perbandingan B/A
gan kondisi
stabilitas Frekuensi 1
4 Estimasi Durasi 1
jejak data
b. Perubahan kecenderungan dan efeknya
(+)
(-) Menentukan perubahan kecenderungan
5 Level Variabel Stabil arah yaitu dengan mengambil data pada
stabilatas (10-14) (14 - 25) analisis dalam kondisi yang berubah.
dan jejak Maka disajikan tabel sebagai berikut
data
6 Level (13-15) (25 - 14) Perbandingan kondisi B/A
perubahan -2 +11 Frekuensi

Kesimpulan analisis kemampuan kontak mata


untuk fase baseline (A) dan fase intervensi (B) pada (+) (-)
data durasi :
Dalam penelitian ini, panjang kondisi Durasi
untuk masing- masing fase adalah 6 pertemuan
dan 8 pertemuan fase intervensi(B).
Kecenderungan stabilitas untuk masing-masing (+) (-)
fase adalah fase baseline (A) menunjukan hasil
yang variabel atau tidak stabil dengan c. Perubahan Stabilitas
presentase 66,66% sedangkan fase intervensi Menentukan perubahan kecenderungan
(B) menunjukan hasil yang variabel atau tidak stabilitas, yaiti dengan melihat
stabil dengan presentase 100%. Garis pada kecenderungan stabilitas pada kondisi
estimasi kecenderungan arah dan estimasi jejak baseline (A) dan intervensi (B) pada
data memiliki arti yang sama yaitu pada fase rangkuman analisis dalam kondisi
baseline (A) menunjukan arah menurun dan disajikan pada tabel berikut :
untuk fase intervensi (B) menunjukan arah Perbandingan B/A
meningkat. Level stabilitas dan rentang fase kondisi
baseline (A) menunjukan data yang variabel Frekuensi Variabel ke variabel
atau tidak stabil dengan rentang 10- Durasi Variabel ke variabel
14,sedangkan fase intervensi (B) diperoleh
rentang 14-23. Level perubahan fase baseline d. Perubahan Level
(A) menunjukan tanda (-) yang berarti Menentukan perubahan level dilakukan
menurun, sedangkan pada fase intervensi (B) dengan cara :
menunjukan tanda (+) yang berarti 1. Melihat nilai terakhir pada data
Kemampuan kontak mata anak autis tersebut
frekuensi kondisi baseline(A) yaitu
mengalami perubahan membaik atau
meningkat. 11 dan nilai pertama pada kondisi
intervensi (B) yaitu 10. Sedangkan

13
Teknik Token Economic Untuk Meningkatkan Kemampuan Kontak Mata Anak Autis

nilai terakhir untuk data durasi kondisi intervensi (B) yang berada
kondisi baseline (A) 15 dan nilai pada kondisi (A) adalah 1
pertama kondisi intervensi(B) yaitu 3. Perolehan pada langkah nomor 2
14. dibagi dengan banyaknya data point
dalam kondisi intervensi (B),
2. Menghitung selisih keduanya : kemudian dikalikan 100%.Pada
frekuensi dan durasi presentasi
Frekuensi 11 - 10 = +1
Durasi 14 - 15 = +1 overlap
(1 : 8) x 100% = 12,5%. Jika semakin
3. Menentukan tanda (+) jika membaik besar presentase overlap maka
semakin baik pengaruh intervensi
dan (-) jika memburuk .
terhadap target behavior.
Perubahan ini meningkat dan yang
menjadi target behavior adalah
Tabel 4.6
kemampuan kontak mata,maka
Rekapitulasi Hasil Analisis Visual Antar
meningkat maknanya adalah
Kondisi Kemampuan Kontak Mata pada
membaik diberi tanda (+), sehingga
Data Frekuensi
pada format disajikan pada tabel
No Perbandingan B/A
berikut :
Kondisi
Perbandingan B/A
1 Jumlah 1
kondisi variabel yang
diubah
Frekuensi (11 - 10)
2 Perubahan
+1
kecenderungan
Durasi (15 - 14)
arah dan (+) (-)
+1
efeknya
3 Perubahan
Keterangan :
kecenderungan Variabel ke variabel
Perubahan level antara data
stabilitas
frekuensi dan durasi fase intervensi
4 Perubahan 11-10 = +1
(B) dan fase baseline (A)
level
menunjukan tanda (+) yang artinya
5 Presentase 12,5%
membaik (diliat dari perolehan hasil
overlap
keduanya)
e. Data Overlap
Untuk menentukan data overlap
Tabel 4.7
dilakukan dengan cara :
Rekapitulasi Hasil AnalisisVisual Antar
Kondisi Kemampuan Kontak Mata pada Data
1. Overlap fase baseline (A) ke fase
Durasi
intrvensi(B) No Perbandingan B/A
Melihat kembali batas bawah dan Kondisi
batas atas pada kondisi fase baseline 1 Jumlah variabel yang 1
(A) diubah
Frekuensi Batas bawah : 2 Perubahan
8,87 kecenderungan arah
Batas atas : 10,8 dan efeknya
Durasi Batas bawah : (+) (-)
12,8
Batas atas : 15,2 3 Perubahan
2. Menghitung banyaknya data point kecenderungan Variabel ke
pada kondisi fase intervensi yang stabilitas variabel
berada pada rentang kondisi 4 Perubahan level 15 14 = +1
baseline (A). Data point pada
5 Presentase overlap 12,5%

14
Teknik Token Economic Untuk Meningkatkan Kemampuan Kontak Mata Anak Autis

Hal ini juga berdasarkan hasil analisis


Kesimpulan analisis untuk fase baseline (A) dan visual dalam kondisi yaitu estimasi
intervensi (B) : kecenderungan arah fase baseline (A)
Tabel diatas menunjukan jumlah variabel menunjukan arah menurun ,sedangkan fase
yang diubah dalam penelitian ini adalah 1. intervensi (B) menunjukan arah meningkat.
Perubahan kecenderungan arah fase baseline Level stabilitas dan rentang fase baseline
adalah 16,66% menunjukan data yang variabel
(A) ke fase intervensi (B) baik pada data
atau tidak stabil. Sedangkan pada fase
frekuensi maupun durasi memperlihatkan intervensi(B) diperoleh level stabilitas 100%
adanya peningkatan yang berarti menunjukan menunjukan data yang stabil . Hal tersebut
adanya peningkatan kemampuan kontak mata ditunjukan dengan hasil observasi pada fase
anak. Perubahan kecenderungan stabilitas fase baseline (A) yang memperoleh data dan
baseline (A) ke intervensi (B) adalah variabel ke menunjukan subjek melakukan kontak mata 8-
variabel. Perubahan level antara fase baseline 13 kali dengan total durasi 13-16 detik selama
15 menit .kemampuan kontak mata pada anak
(A) dengan fase intervensi (B) menunjukan
autis sangat sedikit dan tidak bertahan lama
tanda (+) ditinjau dari rentang data point yang seperti pendapat ( Azwandi 1992:27)
berarti membaik.sedangkan untuk presentase mengatakan bahwa :
data overlap fase intervensi (B) ke fase anak dengan gangguan autistik tidak
baseline(A) adalah 12,5%. Hal ini menunjukan akan merespon stimulus dari
bahwa intervensi berpengaruh pada target lingkungan sebagaimana mestinya,
memperlihatkan kemiskinan
behaviour yaitu kemampuan kontak mata anak
kemampuan berinteraksi sosial dan
autis
sering merespon lingkungan secara
aneh.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan pendapat tersebut ,maka
Berasarkan analisis data dan pengujian salah satu
hipotesis tentang pengaruh tehnik token solusi yang dapat diterapkan adalah
economic untuk meningkatkan kemampuan memberikan kegiatan melalui tehnik token
kontak mata pada anak autis ini menunjukan ecoomic sehingga subyek dapat meningkatkan
adanya pengaruh pada target behaviour yaitu kontak mata. Tehnik token economic yang
kontak mata pada anak autis. diterapkan yaitu tehnik token economic dengan
Hasil observasi dilapangan anak jenis reward stiker bergambar, dari data
Sekolah Dasar di SDN Sedati Agung No.402 observasi sebelumnya diketahui bahwa anak
Sidoarjo yang bernama G.B merupakan anak suka dengan sticker logo.
autis yang berjenis kelamin laki-laki berusia 8 Dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh
tahun,yanng mengalami gangguan dalam Boniecki (2003:223) mengenai penggunaan token
berinteraksi sosial. Dari hasil wawancara economic sebagai penguatan dalam
peneliti dengan guru di sekolah,memperoleh meningkatkan partisipasi siswa dalam kelas
data atau informasi bahwa permasalahan yang menunjukan bahwa terdapat perbedaan secara
ada pada siswa tersebut berupa kurangnya signifikan setelah penggunaan token economic,
kemampuan anak untuk mempertahankan terlihat bahwa siswa lebih antusias dan ikut
kontak mata dengan lawan bicara. berpartisipasi dalam proses pembelajaran
Setelah G.B diberikan intervensi berlangsung. Hasil ini menunjukan bahwa
melalui penerapan tehnik token economic token ekonomi memotivassi siswa dalam
dengan materi melakukan simulasi kegiatan menanggapi setiap pernyataan yang
jual beli dengan 3 setting bermain peran yang disampaikan dalam pembelajaran.
berbeda untuk membangun kontak mata Pada analisi visual antar kondisi
dengan lawan bicara, menunjukan hasil antaranya adalah perubahan kecenderungan
kemampuan kontak mata pada anak membaik stabilitas fase nseline (A) ke fase intervensi (B)
secara signifikan. Karena token economic adalah variabel ke stabil. Perubahan level
memberikan anak penguatan untuk antara fase baseline (A) dengan fase intervensi
meningkatkan kontak mata dengan (B) menunjukan tanda (+)ditinjau dari rentang
memberikan reward yang disukai anak dan data point yang bererti membaik dan
anak jadi mempertahankan kontak matanya presentase data overlap adalah 12,5%.Pada fase
ketika diberi reward. intervensi (B) dengan pemberian tehnik token

15
Teknik Token Economic Untuk Meningkatkan Kemampuan Kontak Mata Anak Autis

economic subjek terlihat bersemangat ketika kegiatan yang lebih produktif sehingga
melakukan kegiatan yang diberikan dan dapat membantu meningkatkan
kadang anak ingat reward dan perintah yang kemampuan kontak mata anak.
diberian untuk melihat lawan bicara. Setelah
3. Pada Peneliti
diberikan tehnik token economic anak
Pada penelitian lain jika ingin
melakukan kontak mata dengan rata rata 10-
15 kali dengan total durasi 14-25 detik selama mengadakan penelitian sejenis atau
15 menit. lanjutan, disarankan agar lebih
Berdasarkan hasil tersebut,hasil penelitian ini diperdalam serta dapat melengkapi
memperlihatkan bahwa dengan memberikan penelitian ini.
tehnik token economic memberikan perubahan
yang signifikan atau membaik terhadap DAFTAR PUSTAKA
perubahan behaviour,karena dalam tersebut
subjek senang ketika diberikan reward dan
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian.
membuat subjek mempertahankan kontak mata
Jakarta: PT Rineka Cipta
dengan lawan bicaranya
PENUTUP Arifatun, Firma. 2015. Pengaruh Token Economic
SIMPULAN Terhadap Disiplin Anak Kelompok B Di Taman
Berdasarkan hasil penelitian tersebut Kanak-Kanak. Jurnal Ilmiah
dapat disimpulkan bahwa tehnik token economic,
mampu meningkatkan kemampuan kontak mata Azwandi, Yosfan. 2005. Mengenal Dan Membantu
Penyandang Autisme. Jakarta:
pada anak autis dengan rata-rata kemampuan
Departemen Pendidikan Nasional
kontak mata dalam waktu 15 menit pada fase Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
baseline (A) dilakukan 8-13 kali dengan total Direktorat Pembinaan Pendidikan
durasi 13-16 detik, ditingkatkan menjadi 10-15 kali Tenaga Kependidikan Dan
dengan total durasi 14-25 detik pada fase Ketenagaan Perguruan Tinggi.
intervensi (B). Kemampuan kontak mata subjek
berangsur menunjukan peningkatan yang Doll, Christopher., McLLaughlin., Barreto, Anjali.
2013. The Token Economy : A Recent Review
signifikan dapat dilihat dari kemampuan kontak
and Evaluation. Jurnal Ilmiah
mata subjek meningkat yaitu 10-15 kali dengan
total durasi 14-25 detik dalam waktu 15 menit. Gerungan. 2010. Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika
Aditama.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Handoyo, Y.2003. Autisma:Petunjuk Praktis dan
dilaksanakan bahwa tehnik token economic dapat Pedoman Materi Untuk Mengajar Anak
Normal, Autis dan Perilaku Lain. Jakarta:
meningkatkan kemampuan kontak mata pada
Bhuana Ilmu Populer
anak autis. Oleh sebab itu penulis menyarankan
kepada : Hadis Abdul (2006). Pendidikan Anak
1. Bagi Guru Berkebutuhan Khusus Autistik.Bandung.
Token economic dapat digunakan sebagai Alfabeta.
suatu tehnik yang dapat membantu anak
autis meningkatkan kemampuan kontak Purwanta, Edi. 2005. Modifikasi Perilaku. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
mata.sesuai dengan karakteristik anak
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
yang kesulitan untuk membentuk kontak Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga
mata dengan lawan bicaranya. Kependidikan Dan Ketenagaan Perguruan
2. Bagi Orang tua Tinggi.
Melalui saran dari guru, orang tua dapat
menerapkan tehnik token economic di Peeters, Theo.2009.Panduan Autisme Terlengkap.
rumah, sehingga anak dapat Jakarta:Dian Rakyat (Anggota Ikapi)
memanfaatkan waktu luangnya untuk

16
Teknik Token Economic Untuk Meningkatkan Kemampuan Kontak Mata Anak Autis

Safaria,.2005.Autisme.Yogyakarta:GRaha Ilmu.

Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian .


Bandung: Alfabeta

Sunanto, Juang, dkk. 2005. Pengantar Penelitian


Dengan Subjek Tunggal. Jepang: CRICED
University of Tsukuba.

Tim. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Surabaya:


Unesa

Kontak Mata.Wikipedia.3 Des 2016.Web. 15


Maret 2016.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kontak_ma
ta

17

You might also like