Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 8

Marhaban Yaa Ramadhan

)(Dikeluarkan Oleh Sariyah Dakwah Jamaah Ansharusy Syariah

KHUTBAH PERTAMA



.

.

.


. .

.




.
.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan
kepada saudara-saudara sekalian, marilah kita tingkatkan Islam, iman dan taqwa kita kepada
Allah Subhannahu wa Ta'ala karena hanya dengan Islam, iman dan taqwa itulah kita akan
mendapatkan kebahagiaan baik di dunia terlebih lagi Insya Allah di akhirat

Beberapa hari lagi, insya Allah, kita akan kedatangan tamu yang mulia lagi
terhormat, bulan Ramadhan yang mubarak yang selalu dirindukan kedatangannya dan
disayangkan kepergiannya. Betapa tidak, bagi muslim sejati Ramadhan adalah kekasih hati,
ia bagaikan darah segar yang membangkitkan kembali semangat dan gairah yang mulai
mengendor. Dialah syahrul mubarak, bulan yang penuh berkah dan ampunan.

Hanya orang-orang yang tidak beriman yang apatis dan mengabaikan kehadiran
Ramadhan, bahkan mereka mencela, membenci, dan menganggapnya sebagai beban berat,
pengekang hawa nafsu yang selama ini diperturutkan. Mereka tidak segan-segan makan dan
minum di depan mereka yang tengah melaksanakan shiyam (puasa). Bahkan mereka
dengan seenaknya berpesta-pora dengan dosa dan kemaksiatan, waliyaadzu billaah.
Namun demikian kita kita tetap harus bersyukur, masih mayoritas dari kaum
Muslimin melaksanakan puasa, meski harus kita akui dengan jujur bahwa masih banyak
pula di antara mereka yang belum tepat dalam menyambut dan mengisi hari-hari yang
penuh berkah tersebut. Bahkan masih banyak di kalangan kaum Muslimin yang belum
mengerti hakikat dan keutamaan ibadah di bulan Ramadhan.

KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN

Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia dan istimewa. Allah subhanahu wa taala
telah mengistimewakannya daripada bulan-bulan lainnya dengan beberapa keistimewaan
dan keutamaan, diantaranya :
1. Bulan Ramadhan adalah syahrush-shiyam (bulan puasa)
Alloh berfirman :






(185)
Artinya : (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-
penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena
itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka
hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada
hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
(QS. Al Baqarah:185)

Bulan Ramadhan menjadi istimewa karena di dalam bulan inilah dilaksanakan


ibadah puasa (shiyam). Suatu ibadah yang begitu penting keberadaannya dan amat agung
kedudukannya serta sangat besar ganjaran dan keutamaan bagi orang-orang yang
melaksanakannya.
Shiyam adalah kewajiban bagi setiap Muslim, dan kita mengetahui bahwa amalan-
amalan yang wajib itu lebih dicintai Alloh dari yang lain, bahkan shiyam adalah salah satu
Rukun Islam yang mana seseorang tidak menjadi Muslim yang benar kecuali bila ia
menegakkan rukun-rukun Islam itu.
Firman Alloh :





Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa (QS. Al Baqarah : 183)
Bersabda Rasulullah :







Ditegakkan Islam itu di atas lima perkara : Syahadat bahwa tidak ada Ilah yang disembah
secara haq kecuali Allah, dan bahwa Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat,
menunaikan zakat, haji ke Baitullah, dan Shaum (puasa) bulan Ramadhan. (HR. Bukhari
dan Muslim, dari Abdullah Bin Umar) .
Shiyam Ramadhan adalah amalan yang Allah peruntukkan untuk-Nya secara khusus,
Dia-lah yang menentukan ganjarannya.
Dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallaahu alaihi wasallam
bersabda :


: ,

Setiap amalan anak Adam adalah untuknya, kebaikan dibalas dengan pahala yang sepuluh
kebaikan semisalnya sampai tujuh ratus kali lipat. Firman Alloh : Kecuali Shiyam (puasa),
maka sungguh puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang menentukan ganjarannya (HR.
Bukhari dan Muslim).
Berkata Abu Ubaid rahimahullaah sebagaimana dinukil dalam Lisanul Arab :
Sesungguhnya Allah mengkhususkan puasa itu untuk-Nya dan Dia-lah yang akan memberi
balasannya - padahal seluruh amal kebaikan adalah untuk Allah dan tentu Dia-lah yang
membalas untuk semuanya- karena puasa tidak nampak dari ucapan ataupun perbuatan
anak Adam, sehingga tak terdeteksi oleh Malaikat, karena puasa adalah suatu niat dalam
hati, dan sikap menahan dari aktifitas makan minum, maka Alloh yang menentukan
balasannya dan melipat gandakannya sesuai keinginan-Nya. Jadi bukan dari catatan
Malaikat.
Al-Qurthubi berkata : Karena amal-amal lain dapat dimasuki oleh riya,
sementara puasa tidak ada yang mengetahuinya -dengan sekedar perbuatan puasa- kecuali
Allah, maka Allah menyandarkan puasa itu pada diri-Nya, karena itu Allah katakan dalam
hadist (qudsi-pent): Dia (hamba-Ku yang berpuasa) meninggalkan syahwatnya karena Aku.
Shiyam Ramadhan adalah sarana untuk mendapatkan ampunan serta hapusnya dosa
dan kesalahan. Dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu bahwa Rasulullah shalallaahu alaihi
wasallam bersabda:



Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan dasar keimanan dan
mengharapkan Ridha Alloh pasti diampuni dosa-dosanya yang telah lalu (HR. Bukhari dan
Muslim).
Kata Al-Allamah Al-Albani : Dan jika seseorang tidak mempunyai dosa,
maka puasa baginya menjadi sebab terangkatnya derajatnya, seperti halnya para nabi yang
mashum dari dosa-dosa.
Dari Abu Hurairah pula, bahwasanya Rasulullah bersabda :



Bulan-bulan Ramadhan menghapuskan dosa di antaranya, apabila dosa-dosa besar
dijauhi (HR. Muslim).
Orang-orang berpuasa masuk syurga dari pintu khusus yang bernama Rayyaan
seperti diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Sahl Bin Saad bahwa Rasulullah bersabda
yang artinya : Sesungguhnya di syurga ada sebuah pintu yang bernama Rayyaan, orang-
orang berpuasa masuk lewat pintu tersebut pada hari Qiyamat, tidak boleh seorang lainpun
yang masuk lewat pintu itu, lalu dikatakan: Dimana orang-orang yang berpuasa lalu mereka
bangkit (memasuki pintu tersebut), tak ada yang masuk selain mereka. Dan bila mereka
telah masuk, pintu tersebut ditutup pula, maka tidak ada seorang lainpun yang bisa masuk
(lewat pintu tersebut).
Kalaulah tidak ada hal lain yang terkandung dalam bulan Ramadhan kecuali
dilaksanakannya puasa, yang merupakan salah satu rukun Islam, maka itu sudah cukup
menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan yang sangat mulia dan sangat istimewa.

2. Bulan Ramadhan Adalah Syahrul Quran


Disebut demikian karena dalam bulan yang mulia ini Alloh menurunkan Al-Quran untuk
pertama kali, dan turunnya Al-Quran merupakan momentum sejarah yang amat sakral
karena Al-Quran adalah pedoman hidup bagi umat manusia. Allah berfirman:

185 :
Bulan Ramadhan bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang bathil). (QS. Al Baqarah : 185)
Dengan Al-Quran Rasulullah merubah kondisi jahiliyah yang hina-dina menjadi
ummat ini yang berperadaban tinggi, diakui oleh kawan dan lawan.
Malam turunnya Al-Quran tersebut disebut sebagai Lailatul Qadr (malam
kemuliaan), ganjaran beribadah pada malam tersebut lebih baik dari pada ganjaran ibadah
seribu bulan di luar Lailatul Qadr. Allah taala telah mengabarkan dalam Al-Quran tentang
turunnya Malaikat Jibril dan malaikat-malaikat yang lain, yang semakin menunjukkan
keutamaan malam itu, karena itu Rasulullah shalallaahu alaihi wasallam senantiasa
berjaga-jaga, dan berusaha mendapatkan malam yang mulia itu, dan Beliau bersabda:


Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan dasar keimanan dan
mengharapkan Ridha Alloh pasti diampuni dosa-dosanya yang telah lalu (HR. Bukhari)
Dari sisi lain, bulan Ramadhan memiliki korelasi yang begitu spesifik dengan Al-
Quran dimana pada bulan Ramadhan ini Rasulullah memberikan perhatian yang sangat
besar dan prima pada tilawah Al-Quran, begitupun dengan sahabat-sahabat Beliau dan
segenap generasi Salaf Ash-Shaleh sesudah mereka. Setiap Ramadhan Rasulullah mengecek
kembali bacaan dan hafalan Qurannya bersama Malaikat Jibril, Beliau tidak pernah lupa
mengkhatamkan Al-quran secara tartil selama bulan Ramadhan.


3. Bulan Ramadhan Adalah Bulan Keberkahan ( )
Berkah artinya banyaknya kebaikan, dan pada bulan Ramadhan telah disyariatkan
banyak amalan-amalan kebajikan di samping puasa, baik itu yang bersifat ibadah ritual
seperti Qiyamullail (shalat tarawih), tilawatul quran, dzikir, istighfar dan doa, itikaf pada
sepuluh hari terakhir, umrah maupun amaliyah sosial seperti bersedekah, memberi makan
orang berpuasa (pada waktu berbuka), dan sebagainya.
Semua itu merupakan ladang-ladang kebajikan yang dengannya kaum Muslimin
berlomba-lomba meraih janji-janji Allah berupa rahmat dan ampunan, terkabulnya doa dan
permohonan, serta berlipat-gandanya ganjaran amal kebaikan. Camkanlah ucapan
Rasulullah ketika beliau menggembirakan para sahabat dengan kehadiran bulan yang mulia
ini.








Telah tiba bulan Ramadhan, bulan yang penuh keberkahan, Allah telah mewajibkan atas
kamu puasa di bulan ini, dalam bulan ini pintu-pintu syurga dibuka dan pintu-pintu neraka
ditutup rapat-rapat, para syaitan dibelenggu. Dalam bulan ini ada suatu malam yang lebih
baik daripada seribu bulan, siapa yang tidak mendapat kebaikan malam itu, sungguh ia
telah rugi. (HR. Ahmad dan An-Nasai dari Abu Hurairah )
Dan dari Ubadah Bin Shamit bahwasanya Rasulullah bersabda : Telah datang
Ramadhan pada kalian, bulan keberkahan, Alloh mengunjungi kalian pada bulan ini, lalu Dia
menurunkan Rahmat-Nya dan menghapus kesalahan-kesalahan dan mengijabah
(memenuhi) permohonan (doa), Allah menyaksikan perlombaan kalian dalam bulan ini,
dan membangga-banggakan kalian di hadapan para malaikat. Maka tunjukkanlah kepada
Allah kebaikan dari diri-diri kalian, karena sesungguhnya orang yang sengsara adalah yang
tidak mendapatkan rahmat Alloh dalam bulan ini. (HR. Thabrani)
Cukuplah hadits-hadits yang telah disebutkan di atas sebagai bukti dan gambaran
betapa bulan Ramadhan adalah suatu nimat Allah yang sangat besar untuk kaum Muslimin,
dia adalah sebuah kesempatan dan momentum yang amat berharga bagi kita untuk meraih
berbagai anugerah yang dijanjikan kepada kita, terutama pengampunan dari Allah serta
dihapuskan-Nya dosa-dosa dari kesalahan kita karena dalam kehidupan ini, kita banyak
melakukan kesalahan atau mashiat kepada Allah dan Rasul-Nya. Kemashiatan yang bila
terus berlanjut akan mengundang murka Alloh, cepat atau lambat, di dunia atau di akhirat.
Rasulullah pernah mengaminkan malaikat Jibril yang mendoakan neraka atas
orang-orang yang mendapatkan bulan Ramadhan, lalu bulan mulia itupun berlalu,
)sementara orang tersebut tidak mendapatkan ampunan dari Alloh. (HR. Thabrani
Mudah-mudahan kita termasuk orang yang benar-benar dapat mengisi hari-hari
yang mulia di bulan Ramadhan tahun ini, dengan amal-amal shaleh sesuai yang dituntunkan
dan dianjurkan oleh Rasulullah dan sahabat-sahabat beliau, begitupula para ulama-ulama
yang mengikuti jejak mereka dalam setiap zaman karena hanya amal shalihlah yang
mengantarkan kita untuk meraih segala keutamaan dan anugerah yang dijanjikan Alloh, dan
marilah kita menyambut bulan yang mulia ini dengan penuh suka cita, kebahagiaan dan
semangat baru serta tekad untuk menjadikan bulan tersebut sebagai langkah awal menuju
pada babak baru dalam kehidupan ini, kehidupan yang diwarnai oleh iman dan taqwa, jauh
dari noda-noda mashiat dan kekufuran, itulah hidup yang ideal bagi setiap Muslim dan
hanya dengan hidup seperti itulah jaminan kebahagiaan dari Allah akan diraih. Insya Allah
Taala.


.






KHUTBAH KEDUA




. .


:

.

.

.

.
.

.

.

.
.







.


.

You might also like