Jurnal Rolan Marihot1

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

1

ANALISIS HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN (BY-CACTH DAN


DISCARD) PENGERIH DI DESA BANTAR KECAMATAN RANGSANG
BARAT KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI
Analysis of Pengerih By-catch and Discard in Bantar Village West Rangsang District
Meranti Island Regency
Oleh :
Rolan Marihot Manurung, Arthur Brown, Nofrizal
Student of Fsheries and Marine Science Faculty, Riau University
Lecturer of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University
Email : rolan.marihot@yahoo.com
ABSTRACT
Pengerih is a static fishing gear that belongs to a group of traps operated
in the area around the coast. On the operation, pengerih not only produce the
main catch but also get the by-catch. This study aims to identify the types of
main catch, by-catch and discard. The research method used is survey method by
doing direct observation of the pengerihs catch result and then the catch is
identified to fish species, individual number and fish weight. The result of the
test f states the hypothesis H0 is rejected means there is an average difference
between the main catch, by-cacth and discard. From the research results obtained
the main catch consists of 3 types of shrimp species with a total weight of 29.2
kg. By-catch and discard caught are small fish and young fish, by-catch consists
of 10 species with total weight of 10.59 kg and discard consists of 5 types with
total weight of 2.56 kg. From the f-test analysis, there is an average difference of
the three catch categories that is discard and by-catch as well by-catch and the
main catch resulted in a significantly different effect, while the discard and main
catch produced significantly different effects.
Keyword : Stow net, main catch, by-catch and discard

ABSTRAK
Pengerih merupakan alat tangkap bersifat statis yang termasuk ke dalam kelompok
perangkap yang dioperasikan di daerah sekitar pantai. Dalam pengopersian pengerih tidak
hanya menghasilkan hasil tangkapan utama namun by-catch juga dapat ikut tertangkap.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis hasil tangkapan utama, by-catch
dan discard. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan melakukan pengamatan
langsung terhadap hasil tangkapan pengerih kemudian hasil tangkapan diidentifikasi
meliputi jenis ikan, jumlah individu dan berat ikan. Hasil uji F menyatakan bahwa hipotesis
H0 ditolak artinya terdapat perbedaan antara hasil tangkapan utama, by-catch dan discard..
Dari hasil penelitian diperoleh hasil tangkapan utama terdiri dari 3 jenis yaitu jenis udang
dengan total berat sebesar 29,2 kg. By-catch dan discard yang tertangkap adalah ikan-ikan
yang berukuran kecil dan ikan-ikan muda, by-catch terdiri dari 10 jenis dengan total berat
sebesar 10,59 kg dan discard terdiri dari 5 jenis dengan total berat sebesar 2,56 kg.
Kata kunci : Pengerih, hasil tangkapan utama, by-catch dan discard
2

PENDAHULUAN hanya menghasilkan hasil tangkapan


Kabupaten Kepulauan Meranti utama melainkan berpeluang
berada pada koordinat antara 0 42 tertangkapnya ikan-ikan yang masih
30-1 28 0 LU dan 102 12 0- berumur muda yang bukan
103 10 0 BT. merupakan target penangkapan ikan.
Beragam jenis alat tangkap Penelitian ini bertujuan untuk
beroperasi di perairan Kabupaten mengidentifikasi jenis-jenis hasil
Kepulauan Meranti, salah satu alat tangkapan sampingan, mengetahui
tangkap yang dominan di operasikan presentase hasil tangkapan utama, by-
adalah Pengerih. Pengerih merupakan catch dan discard.
kelompok jenis alat penangkapan Manfaat dari penelitian ini dapat
ikan yang terbuat dari jaring, dan/atau memberi informasi tentang spesies
besi, kayu, bambu, berbentuk silinder, yang merupakan tangkapan utama
trapesium, dan bentuk lainnya dan sampingan pada alat tangkap
dioperasikan pasif pada dasar atau pengerih.
permukaan perairan, dilengkapi atau Untuk mengetahui ada tidaknya
tanpa umpan (Permen No 6 Tahun perbedaan jumlah hasil tangkapan
2010). utama, hasil tangkapan sampingan
Permasalahan dalam penggunaan (by-cacth) dan discard. Maka
alat tangkap pengerih adalah penelitian diajukan hipotesis sebagai
berkaitan dengan daerah berikut :
penangkapan yang terbatas di a. Jika Fhitung > Ftabel : tolak H0
perairan dangkal pinggir pantai. artinya ada perbedaan jumlah
Karena perairan pantai ini pada hasil tangkapan utama, hasil
umumnya mempunyai fungsi ekologi tangkapan sampingan (by-catch)
sebagai daerah asuhan (nursery dan discard
ground). Perairan pantai yang b. Jika Fhitung < Ftabel : terima H0
dangkal umumnya adalah habitat artinya tidak ada perbedaan
yang sangat subur dan sangat cocok anatara hasil tangkapan utama,
sebagai nursery ground bagi berbagai hasil tangkapan sampingan (by-
jenis ikan pada saat mereka masih catch) dan discard
taraf juvenil maka operasi
penangkapan dengan pengerih tidak
3

METODE PENELITIAN utama dan hasil tangkapan


Penelitian ini dilaksanakan pada sampingan.
tanggal 9-12 Februari 2017 dengan Data yang dikumpulkan berupa
judul Analisis hasil tangkapan data primer dan data sekunder. Data
sampingan (by-catch dan discard) primer diperoleh dengan melakukan
pengerih di Desa Bantar Kecamatan pengamatan, pengukuran dan
Rangsang Barat Kabupaten wawancara langsung dengan
Kepulauan Meranti beberapa nelayan setempat yang
Alat yang digunakan dalam ini memiliki alat tangkap pengerih. Data
penelitian ini yaitu buku tulis untuk primer tersebut adalah meliputi :
mencatat data-data di lapangan, 1. Data alat tangkap
timbangan dan penggaris untuk Mengukur panjang dan diameter
mengukur panjang dan berat ikan, pada komponen alat tangkap
kamera digital digunakan pengerih, dan menentukan jenis
dokumentasi selama penelitian, serta bahan yang digunakan.
kuisioner untuk ditanyakan kepada 2. Identifikasi hasil tangkapan
nelayan. Sedangkan bahan yang Identifikasi hasil tangkapan
digunakan dalam penelitian ini adalah dilakukan mengacu pada referensi
alat tangkap pengerih serta hasil buku. identifikasi ikan dan udang
tangkapannya. dengan cara mencocokkan hasil
Metode yang digunakan dalam tangkapan dengan gambar yang ada di
penelitian ini adalah metode survei, buku.
yaitu dengan melakukan pengamatan 3. Pengukuran panjang dan berat ikan.
langsung di lapangan terhadap hasil Pengukuran untuk panjang tubuh
tangkapan alat tangkap pengerih, ikan diukur mulai dari bagian
kemudian setiap hasil tangkapan terdepan moncong/bibir hingga ujung
diidentifikasi meliputi jenis ikan, ekor. Untuk spesies udang diukur
jumlah individu ikan, dan berat ikan mulai dari ujung karapas hingga ekor.
(kg). Kemudian melakukan Pengukuran berat ikan dengan cara
pengumpulan informasi melalui menimbang secara langsung pada
wawancara terhadap nelayan timbangan.
pengerih untuk mengetahui mana
yang merupakan hasil tangkapan
4

4. Musim penangkapan a. Kantong (bunt)


Musim penangkapan yaitu musim Kantong (penganak) yang
utara. Mendata waktu penangkapan digunakan memiliki panjang 82 cm
dengan 7 unit pengerih dengan 10 kali dengan diameter 24 cm. Kantong
trip penangkapan. pengerih terdiri dari beberapa bagian
5. Parameter lingkungan yaitu pakau (pegangan), badan
Pengukuran parameter-parameter kantong, dan penutup kantong. Pakau
lingkungan meliputi suhu, arus air, yang digunakan terbuat dari kayu
kecerahan, pH air, kedalaman, dan mahang berukuran 87 cm. Kemudian
pasan surut. pada bagian badan kantong terbuat
Sedangkan data sekunder dari bambu dan untuk penutup
dilakukan melalui desk review kantong menggunakan penutup
terhadap data dalam bentuk publikasi ember cat yang terbuat dari bahan
ataupun catatan statistik yang telah plastik.
tersedia di instansi/lembaga. b. Jaring (webbing)
Analisis data Jaring digunakan pada seluruh
Data hasil tangkapan yang bagian tubuh pengerih terbuat dari
diperoleh selama penelitian di analisa bahan PE (polyethelene)
menggunakan uji statistik Anova satu multifilament. Pada bagian tubuh
arah untuk mengetahui ada tidaknya pengerih ukuran mata jaring yang
perbedaan jumlah berat hasil dipakai yaitu, 2 inch, 1,5 inch, dan 1
tangkapan utama, hasil tangkapan inch. Ukuran mata jaring 2 inch
sampingan (by-cacth) dan discard. digunakan pada bagian mulut. Ukuran
mata jaring 1,5 inch digunakan pada
HASIL DAN PEMBAHASAN
bagian badan, dan di bagian perut
Konstruksi alat tangkap pengerih
menggunakan ukuran mata jaring 1
Setelah melakukan pengamatan di
inch.
Kecamatan Rangsang Barat Desa
c. Patok
Bantar, alat tangkap pengerih yang
Patok merupakan bagian dari
digunakan oleh nelayan memiliki
alat tangkap pengerih yang diletakkan
konstruksi sebagai berikut :
di dasar perairan. Patok yang
digunakan memiliki panjang 5 m
5

berdiameter 15-20 cm yang terbuat 40 m dengan karateristik perairan


dari kayu bakau. yang keruh dan berlumpur. Lamanya
d. Bingkai perjalanan ke fishing ground sekitar
Bingkai dari alat tangkap 30 menit.
pengerih berbentuk segi empat. 4.5. Parameter lingkungan
Bingkai yang digunakan terbuat dari Parameter fisika dan kimia yang
kayu mahang dengan ukuran 3,4 m x dapat diukur selama penelitian yaitu
3,4 m berdiameter 10-15 cm. suhu, arus, kedalaman, kecerahan,
e. Tali lengan dan tambang pasang surut, dan pH air. Adapun
Tali lengan dan tambang hasil pengukuran suhu di Desa Bantar
digunakan untuk menyambungkan bervariasi yaitu berkisar 27-31 C.
bagian bagian dari alat tangkap Pengukuran kecepatan arus yang
pengerih. Tali lengan yang digunakan diperoleh berkisar antara 4,55-5,56
memiliki panjang 23 m, berdiameter cm/s. Selanjutnya kecerahan air di
1,2 cm. Sedangkan tali tambang perairan Desa Bantar berkisar 0,8-1,5
memiliki panjang 34 m. Tali lengan m. Untuk pengukuran nilai pH air
dan tali tambang terbuat dari bahan yang diperoleh adalah 7-8, kemudian
yang sama yaitu PA (Polyamida). kedalaman perairan yang diukur
f. Pelampung selama penelitian yaitu 20-40 m, dan
Pelampung yang digunakan pasang surut yang diukur pada saat
pada alat tangkap pengerih yaitu botol surut berkisar 33-44 cm dan pada saat
air mineral (aqua) memiliki panjang pasang 1,6-1,8 m.
35 cm berdiamter 7,8 cm. Hasil Tangkapan
Daerah penangkapan Berdasarkan pengamatan hasil
Daerah penangkapan selama tangkapan, diperoleh jenis, jumlah
penelitian mengoperasikan alat (ekor) dan berat (kg) dari 7 unit
tangkap pengerih berjarak 1 km dari pengerih dengan 10 kali trip unit
garis pantai, kedalaman perairan 20- penangkapan.
Tabel 1. Jumlah individu ikan (ekor) dan berat (kg) ikan hasil tangkapan pengerih
selama penelitian
No Tanggal Setting Berat (kg) Ekor
1 09/02/2017 Pagi 5,49 716
Siang 6,12 697
Sore 3,5 421
2 10/02/2017 Pagi 5,36 615
6

Siang 3,87 484


Sore 3,35 434
3 11/02/2017 Pagi 4,64 605
Siang 2,78 373
Sore 2,31 374
4 12/02/2017 Pagi 4,93 543
Total 42,35 5262
Sumber : Data primer 2017

Tabel 1. Dapat diketahui selama penangkapan diperoleh hasil


penelitian berdasarkan jumlah (ekor) tangkapan sebanyak 42,35 kg yang
dan berat (kg) dari 10 kali trip berjumlah yaitu 5262 ekor.

Hasil tangkapan utama menggunakan alat penangkapan


Hasil tangkapan utama dengan pengerih disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2. Hasil tangkapan utama alat tangkap pengerih berdasarkan berat, ekor, dan
panjang tubuh ikan.
Hasil tangkapan utama Berat Berat Ekor
No Ekor Panjang
Nama lokal Nama latin (kg) (%) (%)
1 Udang merah Paneus monodon 13,8 47,26 1440 38,93 7-11 cm

Parapenaepsis
2 Udang kekas 12,7 43,49 934 25,25 6-12 cm
sculpilis
3 Udang duri Panulirus sp 2,7 9,25 1325 35,82 2-6 cm
Total 29,2 100 3699 100,00 -
Sumber : Data primer 2017
Berdasarkan data dari tabel di atas berkisar 7-11 cm, dan jenis tangkapan
dapat diketahui bahwa terdapat 3 jenis yang terendah adalah udang duri
hasil tangkapan utama (target (Panulirus sp) sebanyak 2,7 kg (9,25
spesies) yaitu udang merah (Paneus %) yang berjumlah 1325 ekor (35,82
monodon), udang kekas %) dengan panjang berkisar 2-6 cm.
(Parapenaepsis sculpilis) udang duri Hasil tangkapan sampingan (by-
(Panulirus sp). catch)
Jenis tangkapan tertinggi Berikut data hasil tangkapan
berdasarkan berat adalah udang sampingan yang diperoleh selama
merah (Paneus monodon), sebanyak penelitian, disajikan dalam bentuk
13,8 kg (47,26 %) yang berjumlah tabel berdasarkan jenis, jumlah berat,
1440 ekor (38,93 %) dengan panjang
7

jumlah ekor, harga dan ukuran hasil


tangkapan adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil tangkapan sampingan alat tangkap pengerih
Hasil tangkapan sampingan Berat Berat Ekor Panjang Harga
No Ekor
Nama lokal Nama latin (kg) (%) (%) (cm) (kg)

A. Bernilai ekonomis tinggi

1 Ikan biang Ilisha elongata 1,01 37,93 70 24,65 5-21,3 12.000


2 Ikan duri Arius maculaticus 0,69 23,79 104 36,62 3-8,5 12.000
3 Udang cetak Squilla mantis 0,57 19,66 73 25,70 2,5-11,3 20.000
Ikan bawal
4 Pampusargenteus 0,53 18,28 36 12,68 3,2-11 10.000
putih
Scomberomorus
5 Ikan tenggiri 0,01 0,34 1 0,35 11,3 20.000
commersonii
Jumlah 2,81 100,00 284 100,00
B. Bernilai ekonomis rendah
1 Ikan lomek Harpodon nehereus 1,7 21,85 237 23,19 5-15 7.000
Ikan gulamah
2 Otolithoides biauritus 1,49 19,15 167 16,34 4-11 6.000
putih
Ikan beliak
3 Ilisha megaloptera 0,80 10,28 96 9,39 3,3-8 5.000
mata
4 Ikan gelibih Seriola sp 0,70 9,00 87 8,51 2,7-10,4 6.000
Ikan gulamah Pseudocienna
5 0,67 8,61 85 8,32 4,3-16 5.000
hitam amovensis
6 Ikan sepengkah Parambias wolffi 0,62 7,97 96 9,39 3-8 3.000
7 Ikan bulu ayam Coilia dussumieri 0,62 7,97 96 9,39 4,4-15,1 6.000
8 Ikan layur Trichiurus lepturus 0,58 7,46 11 1,08 8,7-37,6 6.000
Ikan bawal
9 Parastomateus niiger 0,48 6,17 64 6,26 2,3-9,2 6.000
hitam
10 Kepiting Scylla serrata 0,12 1,54 83 8,12 1,6-5,7 3.000
Jumlah 7,78 100,00 1022 100,00
Sumber : Data primer 2017
terendah yaitu ikan tenggiri dengan
Dapat dilihat pada tabel 2. Hasil
nama latin (comberomorus
tangkapan sampingan bernilai
commersonii) sebanyak 0,01 kg (0,34
ekonomis tinggi, jenis yang ikan yang
%) yang berjumlah 1 ekor (0,35 %)
paling banyak tertangkap yaitu ikan
dengan panjang 11,3 cm.
biang (Ilisha elongata) sebanyak 1,01
Selanjutnya berdasarkan tabel 2.
kg (37,93 %) yang berjumlah 70 ekor
Hasil tangkapan bernilai ekonomis
(24,65 %) dengan panjang 5-21,3 cm.
rendah, Jenis tangkapan tertinggiyaitu
Kemudian jenis dengan tangkapan
8

ikan lomek (Harpodon nehereus) Hasil tangkapan yang dibuang atau


sebanyak 1,7 kg (21,85 %) yang sampah (discard)
berjumlah 237 ekor (23,19 %) dengan Discard adalah hasil tangkapan
panjang bekisar 5-15 cm. Selanjutnya yang dibuang kembali ke laut dalam
jenis tangkapan terendah yaitu keadaan hidup ataupun mati. Berikut
kepiting (Scylla serrata) dengan berat tabel jenis hasil tangkapan dibuang
0,12 kg (1,54 %) yang berjumlah 83 (discard) lengkap dengan berat, ekor
ekor (8,12 %) dengan panjang serta panjang ikan:
berkisar antara 1,6-5,7 cm.
Tabel 4. Hasil tangkapan dibuang (discard)
Hasil tangkapan dibuang Berat Berat Ekor Panjang
No Ekor
Nama lokal Nama latin (kg) (%) (%) (cm)
Ikan buntal Lagocephalus
1 0,85 33,20 78 30,35 1-10,3
kuning lunaris
Ikan buntal Colomesus
2 0,57 22,27 108 42,02 1-6
tentara psittacus
3 Ikan sulu meria 0,55 21,48 69 26,85 4,4-12,2
Tachypleus
4 Ikan blankas 0,38 14,84 1 0,39 1-43,4
tridentatus
Leptosynanceia
5 Ikan lepuh 0,21 8,20 1 0,39 16,2
asteroblepa

Total 2,56 100,00 257 100,00

Sumber : Data primer 2017

Dari hasil penelitian diperoleh sebanyak 0,21 kg (8,20 %) berjumlah


jenis ikan discard yang paling banyak 1 ekor (0,39 %) dengan panjang 16,2
tertangkap adalah ikan buntal kuning cm.
(Lagocephalus lunaris) sebanyak Perbandingan hasil tangkapan
0,85 kg (33,20 %) berjumlah 78 ekor utama, by-catch dan discard
(30,35 %) dengan panjang 1-10,3 cm, Berikut perbandingan hasil
dan jumlah tangkapan terendah tangkapan utama, by-catch dan
adalah jenis ikan lepuh discard berdasarkan berat (kg)
(Leptosynanceia asteroblepa) disajikan pada gambar 1.
9

2,56; 6%

10,68;
25%
29,2; 69%

Utama By-cacth Discard

Gambar 1. Diagram perbandingan hasil tangkapan


Dapat dilihat pada gambar 1, serta by-catch 1,0590 dan utama
untuk proporsi dari ketiga kategori sebesar 2,9200 menghasilkan
tersebut, hasil tangkapan utama pengaruh yang berbeda nyata, namun
memiliki jumlah terbanyak sebesar rata-rata hasil tangkapan utama
29,2 kg dengan presentase mencapai sebesar 2,9200 dan discard sebesar
69 % kemudian discard spesies 0,2560 menghasilkan pengaruh yang
memiliki total berat terendah sebesar sangat berbeda nyata.
2,56 kg dengan presentase 6 % dari Pembahasan
seluruh kegiatan proses penangkapan Hasil tangkapan
ikan. Hasil tangkapan yang dominan
Berdasarkan analisis yang dalam penggunaan alat tangkap
dilakukan menggunakan uji f pengerih adalah dari kelas Crustacea,
terhadap perbandingan berat hasil antara lain udang merah (Paneus
tangkapan bahwa didapat Fhit = monodon), udang kekas
61,526** maka hipotesis H0 ditolak. (Parapenaepsis sculpilis), dan udang
Oleh karena itu, dilakukan uji SNK duri (Panulirus sp). Menelusuri
(Student-Newman-Keuls) untuk dominannya hasil tangkapan jenis
mengetahui perbedaan rata-rata dari udang ini berdasarkan wawancara
hasil tangkapan tersebut. Berdasarkan kepada nelayan bahwa udang merah
hasil uji SNK dari rata-rata ketiga (Paneus monodon), udang kekas
kelompok hasil tangkapan dengan (Parapenaepsis sculpilis), dan udang
alpa = 0,0,5 menunjukkan bahwa duri (Panulirus sp) merupakan target
hasil tangkapan discard memiliki utama yang dicari/diharapkan oleh
rata-rata 0,2560 dan by-catch 1,0590 nelayan pengerih. Sesuai dengan hasil
10

penelitian (Maizal, 2013) mengatakan sengaja tertangkap pada suatu alat


hasil tangkapan udang lebih banyak penangkapan ikan. Hasil tangkapan
tertangkap pada alat tangkap pengerih sampingan (by-catch) yang
ini dikarenakan udang merupakan tertangkap selama penelitian terdiri
target utama dari alat tangkap dari jenis-jenis ikan pelagis dan
pengerih. Berkaitan dengan tingginya demersal. Menurut (Budyarni et al.,
hasil tangkapan udang, kondisi 2008) menyatakan bahwa hasil
perairan sangat berpengaruh terhadap tangkapan dari alat tangkap pengerih
sebaran udang, salah satu faktor adalah udang sehingga apabila jenis
lingkungan yang paling penting bagi ikan tertangkap merupakan hasil
kehidupan dan pertumbuhan udang tangkapan sampingan (by-catch).
yaitu suhu, pada saat melakukan Hasil tangkapan sampingan bernilai
operasi penangkapan pengerih ekonomis tinggi yang paling banyak
memiliki nilai suhu berkisar 27-30 tertangkap yaitu ikan biang (Ilisha
C. Ini sejalan dengan hasil penelitian elongata) sebesar 1,01 kg (37,93 %)
(Jakcson, 2001) mengatakan bahwa berjumlah 70 ekor (24,65 %) dengan
suhu yang cocok untuk kehidupan panjang 5-21,3 cm, hal ini sependapat
udang antara 20-30 C. dengan penelitian (Herlan, 2013) ikan
Daerah penangkapan dari alat biang termasuk kategori ikan pelagis
tangkap pengerih dengan kedalaman kecil keberadaannya banyak terdapat
20-40 m yang memiliki karateristik pada kedalaman 8-30 m, memiliki
perairan keruh dan berlumpur. sifat bergerombol, hidup di perairan
Menurut (Suprianto, 2010) pantai atau muara sungai dan perairan
menyatakan bahwa habitat yang baik payau. Menurut (Salim dan Firdaus,
bagi kehidupan udang dalam perairan 2011) pada umumnya habitat dari
yang relatif dangkal, karena udang ikan biang ini hidup di perairan pantai
merupakan salah satu dari perikanan atau muara sungai dan perairan
demersal (perikanan demersal dalam payau. Ikan ini merupakan pemakan
kaitannya dengan udang adalah binatang air yang ukurannya kecil
perairan pantai sampai kedalaman 40 (mikro). Sering hidup di lapisan
m). permukaan perairan sehingga sering
Hasil tangkapan sampingan disebut dengan ikan pelagis kecil.
adalah hasil tangkapan yang tidak
11

Hasil tangkapan sampingan dikarenakan faktor kedalaman


bernilai ekonomis rendah yang paling perairan tempat pengoperasian juga
banyak tertangkap adalah ikan lomek berpengaruh yaitu pada kedalaman
(Harpodon nehereus) sebesar 1,7 kg 20-40 m ini masih termasuk ke daerah
(21,85 %) jumlah ekor 237 ekor pantai sehingga ikan-kan yang
(23,19 %) dengan panjang 5-15 cm. tertangkap terdiri dari beragam jenis
Ikan lomek (Harpodon nehereus) karena daerah pantai merupakan
banyak tertangkap dikarenakan ikan daerah yang dijadikan ikan sebagai
ini memiliki tingkah laku hidup yang tempat untuk memijah dan
berkelompok (schooling). Hal membesarkan anak-anak ikan.
tersebut sedikit banyaknya Berdasarkan penelitian yang
mempengaruhi jumlah hasil dilakukan jenis ikan by-catch yang
tangkapan yang tertangkap untuk tiap ditemukan terdiri dari by-cacth yang
jenis ikan. Menurut (Afandi dan dimanfaatkan kembali dan by-catch
Raharjo, 1992) mengatakan ikan yang dibuang disebut dengan discard
lomek (Harpodon nehereus) catch. Ikan-ikan by-catch umumnya
merupakan ikan yang hidup di daerah masih dapat dimanfaatkan oleh para
pasang surut (intertidal), ikan lomek nelayan, sedangkan ikan-ikan discard
(Harpodon nehereus) termasuk ikan akan dibuang kembali ke dalam laut
pemakan segala, terutama ikan-ikan dalam keadaan hidup atau hampir
kecil seperti teri, udang dan ikan kecil mati (Sudirman, 2008). Discard
lainnya, terdapat di sepanjang spesies yang paling dominan
perairan pantai dan daerah estuaria tertangkap selama penelitian dari
atau daerah dekat dengan muara famili Tetraodontidae yaitu ikan
sungai. Hasil tangkapan sampingan buntal kuning (Lagocephalus
yang didapat berukuran kecil-kecil lunaris), dan ikan buntal tentara
dan ikan-ikan muda yang belum (Colomesus psittacus) (tabel 3).
mencapai ukuran dewasanya ini Mengamati tingginya hasil tangkapan
disebabkan oleh konstruksi pengerih ikan buntal dibanding discard spesies
yang menggunakan ukuran mata yang lain, berdasarkan wawancara
jaring yang cukup kecil sehingga kepada nelayan bahwa ikan buntal
banyak organisme yang tertangkap menyukai makanan hidup seperti
dalam berbagai ukuran, selain itu juga kepiting, dan udang kecil-kecil, jenis-
12

jenis tersebut juga tertangkap pada didominasi oleh ikan-ikan kecil dan
alat tangkap pengerih hal ini ikan-ikan muda.
menandakan bahwa banyaknya ikan Hasil tangkapan utama
buntal di perairan tersebut salah penangkapan pengerih adalah udang
satunya dipengaruhi oleh kebiasaan namun jenis ikan lain yang terdiri dari
makan yang dimiliki ikan buntal. ikan-ikan kecil dan ikan muda juga
Discard spesies yang tertangkap akan ikut tertangkap, untuk itu dapat
langsung dibuang ke perairan oleh dilakukan penelitian lanjut seperti
para nelayan karena jenis-jenis ini penggunaan BRD (By-catch
tidak memiliki nilai ekonomis, dan reduction device) yang tepat pada alat
ada yang mengandung racun sehingga tangkap untuk mengurangi hasil
tidak layak untuk dikonsumsi. tangkap sampingan oleh perikanan
KESIMPULAN DAN SARAN tangkap pengerih.
Hasil tangkapan utama dari alat DAFTAR PUSTAKA
tangkap pengerih adalah jenis udang Afandi. Raharjo. 1992. Fisiologi Ikan.
Pencernaan PAU. Ilmu Hayati
yaitu udang merah (Paneus
IPB.
monodon), udang kekas
Budiaryani, R. N., J. Saptoyo, dan A.
(Parapenaepsis sculpilis), dan udang Sudarto. 2010. Kajian
duri (Panulirus sp). Selain dari jenis Operasional Pengerih di
Kecamatan Bengkalis,
ketiga jenis udang tersebut Kabupaten Bengkalis. Jurnal
merupakan jenis hasil tangkapan Ariomma Vol. 7 No. 2 : 2
sampingan. Perbandingan dari Herlan. 2013. Beberapa Aspek
seluruh total tangkapan menujukkan Biologi Ikan Biang di Perairan
Estuari Selat Panjang. Jurnal
hasil tangkapan utama lebih banyak um-palembang.
dari by-catch dan discard yaitu
Jackson, C. J. 2001. Role of Larva
sebesar 29,2 kg sebesar 69 % dari Distribution and Abundance
seluruh total tangkapan, dan dari hasil in Overall Life-History
Dynamic;a Study of the Prawn
uji f teranyata hipotesis H0 ditolak Semisuicatus in Albatross
artinya terdapat perbedaan antara Bay. Gulf Carpentaria,
Australia. Marine Ecology
hasil tangkapan utama, by-catch dan Prgress Series, 213; 241-252
discard. serta dari ukuran-ukuran
Maizal, M. 2013. Analisis Komposisi
panjang ikan yang tertangkap Hasil Tangkapan Alat
Tangkap Pengerih pada
13

Waktu Siang dan Malam di


Kelurahan Pergam Kecamatan
Rupat Kabupaten Bengkalis.

Peraturan Menteri Kelautan dan


Perikanan Republik Indonesia
Nomor PER. 06/MEN/2010
tentang Alat Penangkapan
Ikan di Wilayah Pengelolaan
Perikanan Negara Republik
Indonesia. Jakarta.
Salim, G. dan M. Firdas. 2011.
Analisis Potensi dan Aspek
Biomorforeproduksi Ikan
Biang yang Berasal dari
Tangkapan Nelayan di Sekitar
Perairan Kota Tarakann.

Sumardi, Z., A. M. Sarong, dan M.


Nasir. 2014. Alat Penangkapan
Ikan yang Ramah Lingkungan
berbasis Code of Conduct For
Responsible Fisheries di Kota
Banda Aceh. Jurnal agresi vol
(150 No. 2.

Supriyanto, E. 2010. Komposisi Hasil


Tangkapan Gombang pada
Waktu Pasang dan Surut di
Desa Selat Baru Kecamatan
Bantan Kabupaten Bengkalis
Provinsi Riau. Skripsi.
Fakultas Perikanan dan
Kelautan, Pekanbaru.

You might also like