Professional Documents
Culture Documents
50 92 1 SM
50 92 1 SM
50 92 1 SM
ABSTRACT
Panjang Island has potential coastal area for marine culture and capture
fisheries development. It is located at marine traffic area and industries that threaten
to environment quality, marine culture and capture fisheries. The aim of this study is
to build a model of coastal management for marine culture and capture fisheries in
Panjang Island. This research use survey method and geographic information
system. The result showed fishing ground zone of lift net and located outside of
marine culture zone. Meanwhile, boat seine fishing ground has long distance from
coastal. The marine culture zone is about 265 ha and located at south and east of
island. The separation of marine culture and capture fisheries is very important
aspect to develop and realize the sustainable of coastal management in Panjang
Island.
Keywords: capture fisheries, marine culture, Panjang Island, zone
ABSTRAK
Pulau Panjang memiliki wilayah pesisir yang potensial untuk pengembangan
budidaya laut dan penangkapan ikan. Letaknya yang berada di sekitar wilayah lalu
lintas laut dan diapit oleh berbagai jenis industri yang berpotensi terhadap
pencemaran lingkungan menjadi ancaman yang serius bagi keberlanjutan budidaya
dan penangkapan ikan di Pulau Panjang. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun
model pengelolaan kawasan pesisir di Pulau Panjang untuk kegiatan budidaya laut
dan perikanan tangkap. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei dan
wawancara dan penyusunan peta zonasi dilakukan dengan sistem informasi
geografis. Zona daerah penangkapan bagan tancap berada di luar kawasan
budidaya rumput laut, sementara itu zona penangkapan payang berada jauh lebih
jauh dari kawasan budidaya dan bagan. Luas perairan yang memiliki kelayakan
tinggi untuk kegiatan budidaya laut seluas 265 ha dan berada di sisi sebelah selatan
dan timur Pulau Panjang. Zonasi yang dihasilkan mensyaratkan adanya pemisahan
yang jelas antara budidaya dan penangkapan sehingga pengelolaan perikanan
berkelanjutan dapat tercapai.
Kata kunci: budidaya, model, penangkapan, pulau panjang, zonasi
56 IRNAWATI ET AL. JIPP
yang kuat dan tangguh menjadi terkait pada zona tersebut perlu
prasyarat bagi pengembangan diketahui, sehingga penetapan zona
Pulau Panjang. apakah dapat dilakukan hanya secara
5) Pengembangan industri diarahkan spasial atau juga spasial-temporal untuk
pada industri perikanan dan peng- menjaga keseimbangan yang ada.
olahan rumput laut menjadi karage- Prinsip ini dapat dikembangkan sebagai
nan sebagai potensi terbesar di salah satu dasar pemanfaatan sumbe-
wilayah Pulau Panjang dan dilaksa- rdaya laut yang lestari.
nakan dalam prinsip pembangunan Penafsiran nilai ekonomi dan nilai
yang berkelanjutan. Meningkatkan beban lingkungan, dalam hal ini
dan mengembangkan kegiatan kawasan perairan menurut Sulistyo
industri, perdagangan dan inves- (2004) dan Basuki et al. (2009)
tasi. mengandung beragam sumber daya.
6) Mempertahankan dan meningkat- Sumber daya laut ini perlu didata secara
kan kelestarian sumberdaya alam seksama meliputi jenis, sebaran dan
dan lingkungan melalui pengelolaan rekaan kandungan cadangannya. Jika
dan pelestarian kawa-san pesisir dikaitkan dengan penarikan zona
Pulau Panjang yang melibatkan pemanfaatan untuk peruntukan tertentu
semua sektor dan mengembangkan ada dua unsur utama yang harus
kebijakan perairan. diperhatikan yakni: (1) potensi pasokan,
Penataan wilayah laut menurut merupakan kondisi sumber daya laut
Basuki et al. (2009) pada dasarnya baik fisik maupun biologi yang mem-
diperlukan dalam kaitannya pengaturan punyai kemampuan tumbuh dan
pemanfaatan laut secara optimal berkembang serta dapat dimanfaatkan
dengan mengakomodasi semua kepen- oleh masyarakat untuk memenuhi
tingan untuk menghindari adanya konflik kebutuhannya; dan (2) potensi per-
pemanfaatan ruang laut. Pengertian ini mintaan, yang meliputi kondisi sosial
mengarah pada suatu pemahaman, dan ekonomi masyarakat yang dalam
bahwa pemanfaatan suatu sumber daya perkembangannya memerlukan potensi
laut diberikan batas yang jelas antara pasokan yang memadai.
zona pemanfaatan yang satu dengan Tindakan pemanfaatan sumber
zona yang lain. Aspek yang diper- daya laut, menurut Sulistyo (2004)
hatikan dalam zonasi adalah sifat dapat dipastikan berdampak pada
dinamis laut, penafsiran nilai ekonomi adanya perubahan keseimbangan alam.
dan nilai beban lingkungan, sosial Tanpa adanya suatu pengaturan yang
budaya masyarakat pesisir dan pulau, tegas, keseimbangan baru yang ditim-
dan kepastian hukum pemanfaatan bulkannya merupakan beban ling-
lahan laut. kungan. Apabila pada akhirnya biaya
Sifat dinamis laut, dalam hal ini untuk perbaikan lingkungan lebih besar
menurut Basuki et al. (2009) dimana air dari pada nilai ekonomi yang dida-
sebagai media penghantar yang baik patkan, maka tujuan pemanfaatan
sehingga sensitif terhadap setiap per- sumberdaa untuk dapat memberikan
ubahan. Perubahan suhu akan ber- nilai tambah tidaklah dapat tercapai.
pengaruh pada perubahan salinitas dan Karenanya penting bahwa selain
sifat fisik lainnya. Kondisi ini meng- penilaian terhadap potensi pasoka dan
akibatkan laut sangat sensitif terhadap potensi permintaan, penilaian juga
perubahan cuaca. Arus dan gelombang dilakukan pada beban lingkungan akibat
merupakan salah satu bukti gejala pemanfaatan sumber daya. Penilaian
dinamika laut. Aspek sifat laut yang potensi tersebut dilakukan pada setiap
dinamis perlu diperhatikan dalam pena- sumber daya yang tersedia pada
rikan zona untuk peruntukan tertentu. kawasan perairan untuk menyusun
Sifat-sifat keseimbangan sistem yang skala prioritas jenis pemanfaatan
62 IRNAWATI ET AL. JIPP
sumber daya laut yang akan dikem- Douvere F and C Ehler. 2009. Marine
bangkan. Spatial Planning: A Step-by-Step
Sosial budaya masyarakat pesisir Approach Toward Ecosystem-
dan pulau, dimana kehidupan sosial based Management. IOC Manual
budaya masyarakat pesisir dan pulau and Guides No. 53, ICAM Dossier
sangatlah beragam (Basuki et al. 2009). No. 6. Intergovernmental Oceano-
Perkembangan sosial budaya secara graphic Commission and Man and
langsung dan tidak langsung dipeng- the Biosphere Programme. Paris:
aruhi oleh faktor alam di sekitarnya. UNESCO. 99 hlm.
Perilaku sosial budaya ini memiliki Irnawati R, D Simbolon, B Wiryawan, B
kaitan erat dengan perilaku masyarakat Murdyanto, TW Nurani. 2012.
dalam memanfaatkan sumber daya Teknik Interpretative Structural
alam di sekitarnya. Kondisi demografi Modeling (ISM) untuk Strategi
menyangkut masalah perkembangan Implementasi Model Pengelolaan
penduduk, taraf pendidikan, suku Perikanan Tangkap di Taman
bangsa, agama serta tingkat arus Nasional Karimunjawa. Jurnal Ilmu
informasi yang dapat diterima, meru- Pertanian dan Perikanan 2(1): 75-
pakan faktor-faktor terkait dalam 86.
mengkaji permasalahan sosial budaya Lindholm JB, PJ Auster, M Ruth, L
masyarakat pesisir untuk perumusan Kaufman. 2001. Modeling the Effect
kebijakan penataan wilayah laut. of Fishing and Implications for the
Design of Marine Protected Areas:
Juvenile Fish Responses to
KESIMPULAN Variations in Seafloor Habitat.
Conservation Biology 15: 424-437.
Model pengelolaan kawasan pesisir
Sampono N, A Purbayanto, J Haluan, B
Pulau Panjang yang disusun ber-
Wiryawan, A Fauzi. 2012. Strategi
dasarkan pada parameter osenaografi,
Nelayan dalam Menghadapi Dam-
kualitas perairan, aksesibilitas, sarana
pak Reklamasi di Teluk Jakarta.
dan prasarana dan aktivitas peman-
Buletin PSP 20(4): 423-430.
faatan eksisiting mengharuskan adanya
Sulistyo B. 2004. Sebuah Pemikiran
zonasi perikanan tangkap dan budidaya
Kadaster Laut Sebagai Langkah
yang jelas. Tidak boleh ada tumpang
Menuju Penataan Wilayah Laut
tindih pemanfaatan wilayah karena
[Makalah Seminar]. Pertemuan
dapat memicu terjadinya konflik
Ilmiah Tahunan Teknik Geodesi
perebutan sumberdaya perikanan.
ITS. Surabaya: Teknik Geodesi
ITS. 8 hlm.
DAFTAR PUSTAKA Tarigan Z, Edward dan A Rozak. 2003.
Kandungan logam berat Pb, Cd,
Arifin Z dan Fadhilina D. 2009. Cu, Zn dan ni dalam air laut Dan
Fraksinasi Logam Berat Pb, Cd, Cu sedimen di muara sungai
dalam Sedimen dan Bioavai- membramo, papua dalam
labilitasnya bagi Biota di Perairan Kaitannya dengan kepentingan
Teluk Jakarta. Ilmu Kelautan. 14(1): budidaya perikanan. Makara Sains.
27-32. 7(3): 119-127.
Basuki I, E Sembiring, D Safitriani, D
Simanjutak. 2009. Sumberdaya
Laut Indonesia dan Pengelo-
laannya. Batam: Kadin Batam. 19
hlm.