Professional Documents
Culture Documents
Komparasi Pengaruh Gradasi Agregat Batas Bawah Dengan Bergradasi Batas Atas Terhadap Karakteristik Marshall Pada Beton Aspal Campuran Panas Kusdiyono
Komparasi Pengaruh Gradasi Agregat Batas Bawah Dengan Bergradasi Batas Atas Terhadap Karakteristik Marshall Pada Beton Aspal Campuran Panas Kusdiyono
Kusdiyono
Abstract
Construction work on the road pavement layers Indonesia during this concern,
which is damaged before the age of the plan, although not all of these
statements apply generally. As an indication of the factors causing the
overload or often referred to as Physical Damage Factor (PDF), time loaded
and environmental changes or drainage function is not optimal. This research
was conducted to gauge how far the influence of aggregate gradation of the
gradation of the lower limit upper limit of the characteristics of Marshall and
the results are expected to provide information kebinamargaan field. The
results showed that the upper limit gradation of Marshall Stability, flow,
density, and Marshall Quotient eligible VFA, but difficult to get a cavity
between the mineral aggregate (VMA) > 15% as the upper limit gradation of
the mixture "A" only at the level of asphalt between 5.28% - 5.81%, a mixture
of "B" between 5.37% - 5.41%, the cavity in the mix (VIM) between 3.5% -
5.5% gradient upper limit of the mixture "A" on the levels asphalt between
5.31% - 5.93%, a mixture of "B" between 5.16% - 5.75%, and if it is controlled
to a thick blanket of 8.5 m-8, 5m upper limit gradation qualified mixture "A
"at levels above 7.63% asphalt and mixture" B "between 7.34% to 7.71% on
average optimum asphalt content and mixture "B" only at levels above 7.34%
asphalt at optimum asphalt content and density of bouncy, Dust Proportion
0,60-1,20 gradient between the upper limit of the mixture "A" and "B "all are
not eligible, either at the average optimum asphalt content, asphalt content and
density optimum bounce, because the Dust Proportion value > 1.20 which
means most items qualify no.200 sieve and recommended better use graded
asphalt concrete or a mixture of coarse gradation lower limit "C" and "D"
near boundary control points lower.
Pengujian bahan
Memenuhi Tidak
Persyaratan
bahan uji
ya
Analisa data
Selesai
3 Rongga terisi aspal ( VFA ) % Min. 65 59.92 63.08 70.37 92.8 98.03 99.37
4 Rongga dalam campuran ( VIM ) % 3,5-5,5 5.63 5.55 4.48 0.94 0.27 0.09
5 Stabilitas Marshall ( MS ) kg Min. 800 1484.39 1480.08 1494.87 1531.56 1296.98 1194.6
6 Kelelehan Marshall ( Flow ) mm Min. 3 3.04 3.09 3.15 3.51 3.68 4.06
7 Hasil bagi Marshall ( MQ ) kg/mm Min. 250 488.29 478.99 474.56 436.34 352.44 294.24
4 Rongga dalam campuran ( VIM ) % 3,5-5,5 5.74 5.26 2.69 0.67 0.29 0.08
5 Stabilitas Marshall ( MS ) kg Min. 800 1466.52 1500.92 1505.68 1406.52 1223.92 1081.7
6 Kelelehan Marshall ( Flow ) mm Min. 3 3.2 3.42 3.62 3.82 3.97 4.12
7 Hasil bagi Marshall ( MQ ) kg/mm Min. 250 458.29 438.87 415.93 368.20 308.29 262.55
K adar A spal ( % )
N o. Parameter M arshall Satuan Syarat
5.09 5.59 6.09 6.59 7.09 7.59
1 Kepadatan ( D ensity ) gr/cc - 2.405 2.387 2.368 2.453 2.42 2.401
2 Rongga dalam m ineral agregat ( VM A ) % M in. 15 13.38 14.48 15.57 12.99 14.6 15.69
3 Rongga terisi aspal ( VFA ) % M in. 65 67.79 69.75 71.43 97.56 93.32 93.34
4 Rongga dalam cam puran ( VIM ) % 3,5-5,5 3.19 3.49 3.86 3.95 4.09 4.37
5 Stabilitas M arshall ( M S ) kg M in. 800 1506.57 1357.03 1252.3 1263.47 1124.57 1109.73
6 Kelelehan M arshall ( Flow ) mm M in. 3 3.19 3.49 3.86 3.95 4.09 4.37
7 Hasil bagi M arshall ( M Q ) kg/m m M in. 250 472.28 388.83 324.43 319.87 274.96 253.94
2 R ongga dalam m ineral agregat ( VM A ) % M in. 15 12.91 13.72 15.64 14.08 14.38 15.04
3 R ongga terisi aspal ( VFA ) % M in. 65 70.48 74.22 71.06 88.82 95.02 98.11
4 R ongga dalam cam puran ( VIM ) % 3,5-5,5 3.81 3.54 4.52 1.58 0.72 0.29
5 Stabilitas M arshall ( M S ) kg M in. 800 1460.1 1390.46 1276.72 1165.06 1150.7 1069.85
6 Kelelehan M arshall ( Flow ) mm M in. 3 3.16 3.22 3.41 3.64 3.84 4.06
7 Hasil bagi M arshall ( M Q ) kg/m m M in. 250 462.06 431.82 374.40 320.07 299.66 263.51
2 Rongga dalam mineral agregat ( VMA ) % - 12.56 11.97 12.21 13.09 13.91 14.77
3 Rongga terisi aspal ( VFA ) % - 70.63 84.76 92.76 94.89 97.1 98.76
4 Rongga dalam campuran ( VIM ) % Min.2,5 3.04 3.2 3.45 3.63 3.8 3.94
5 Stabilitas Marshall ( MS ) kg - 1584.21 1611.38 1614.3 1566.38 1420.45 1250.01
6 Kelelehan Marshall ( Flow ) mm - 3.04 3.2 3.45 3.63 3.8 3.94
7 Hasil bagi Marshall ( MQ ) kg/mm - 521.12 503.56 467.91 431.51 373.80 317.26
2 Rongga dalam mineral agregat ( VMA ) % - 13.66 12.6 13.35 14.13 14.65 15.53
3 Rongga terisi aspal ( VFA ) % - 66.05 81.9 85.52 88.48 92.99 94.46
4 Rongga dalam campuran ( VIM ) % Min.2,5 4.64 2.28 1.93 1.63 1.03 0.86
7 Hasil bagi Marshall ( MQ ) kg/mm - 535.70 497.57 403.37 349.60 322.33 304.32
2 Rongga dalam mineral agregat ( VMA ) % - 13.37 13.68 13.77 13.74 14.88 15.91
3 Rongga terisi aspal ( VFA ) % - 67.66 74.44 82.44 91.75 91.27 91.76
4 Rongga dalam campuran ( VIM ) % Min.2,5 4.32 3.5 2.42 1.18 1.3 1.31
7 Hasil bagi Marshall ( MQ ) kg/mm - 516.13 494.77 437.01 367.26 335.74 313.01
Gambar 3. Pengaruh Gradasi Batas Bawah dan Gradasi Batas atas vs VIM,
VMA VFA
Gambar di atas menunjukkan hal atas atau campuran A pada
berikut. kadar aspal dibawah 5,89%,
a. Berdasarkan nilai VIM, VIM campuran B di bawah 5,23%
Refusal Density rata-rata dan gradasi batas bawah
didapat lebih kecil atau dibawah campuran C pada kadar aspal
VIM Marshall. Nilai yang di bawah 5,54% dan campuran
memenuhi persyaratan adalah D di bawah 6,05% untuk VIM
gradasi batas atas campuran Refusal Density.
A pada kadar aspal antara b. Nilai VMA, VMA Refusal
5,31% - 5,93%, campuran B Density rata-rata didapat lebih
antara 5,16% - 5,75% dan kecil atau di bawah VMA
gradasi batas bawah campuran Marshall, dan nilai yang
C pada kadar aspal di bawah memenuhi persyaratan adalah :
6,21% dan campuran D di Gradasi batas atas campuran A
bawah 6,26% untuk campuran pada kadar aspal antara 5,28% -
VIM Marshall, gradasi batas 5,81%, campuran B antara
146 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 14 No. 3 Agustus 2009: 136-151
5,37% - 5,41%, dan gradasi dengan tebal film aspal pada
batas bawah campuran C pada ketebalan 8 mikron sampai
kadar aspal 5,83% - 6,20% dan dengan 8,5 mikron. Tebal
campuran D antara 5,92% - selimut aspal jika melebihi dari
6,29% untuk VMA Marshall dan 8,5 mikron mengindikasikan
VIM Refusal Density tidak ada bahwa suatu campuran aspalnya
persyaratan. bertambah dan pada kondisi
c. Nilai VFA, VFA Refusal Density optimum sifat-sifat Marshall,
rata-rata didapat lebih besar atau seperti nilai Stabilitas Marshall
diatas VFA Marshall, nilai yang turun, Kelelehan Marshall
memenuhi persyaratan adalah : bertambah, VMA bertambah dan
Gradasi batas atas campuran A VIM turun, VFA bertambah,
pada kadar aspal diatas 5,42%, Kepadatan turun dan Hasil bagi
campuran B diatas 5,40%, dan Marshall turun dan sebaliknya.
gradasi batas bawah campuran
C pada kadar aspal diatas Dari hasil analisis tebal selimut
4,59% dan campuran D diatas aspal, campuran gradasi batas atas
4,59% untuk VFA Marshall dan yang memenuhi syarat adalah
VFA Refusal Density. campuran A pada kadar aspal
diatas 7,63% dan campuran B
Hal ini dapat terjadi, karena pada antara 7,34% s.d. 7,71% pada rerata
campuran kadar aspal rendah kadar aspal optimum dan campuran
memungkinkan adanya Rongga B hanya pada kadar aspal di atas
dalam campuran (VIM ) dan 7,34% pada kadar aspal optimum
Rongga diantara agregat (VMA) dan refusal density.
yang dapat diisi oleh aspal,
kekurangan aspal sebagai selimut Campuran gradasi batas bawah,
agregat. Kontrol lain adalah tebal hanya campuran C dibawah
selimut dan dust proportion berikut. kadar aspal 4,70% pada rerata
a. Tebal selimut adalah banyaknya kadar aspal optimum dan untuk
aspal berfungsi menyelimuti pada kadar aspal optimum dan
permukaan setiap butir agregat refusal density semua tidak
dinyatakan dengan kadar aspal memenuhi syarat (> 8,5m). Hal ini
efektif dalam satuan mikron dapat terjadi karena agregat pada
(m). Semakin tinggi kadar gradasi batas atas butirannya lebih
aspal efektif semakin tebal halus yang mempunyai luas
selimut atau film aspal pada permukaan lebih besar, sehingga
masing-masing butir agregat. tebal selimut menjadi lebih tipis
Tebal selimut mempunyai dibanding dengan campuran batas
pengaruh terhadap sifat bawah yang agregatnya berbutir
Marshall, seperti nilai Stabilitas, kasar.
durabilitas, kekesatan (skid b. Dust Proportion adalah ratio
resistance) dan kedap air perbandingan antara kadar
(impermeabilitas). Berdasarkan agregat lewat saringan no. 200
Spesifikasi Umum Bidang Jalan dengan kadar aspal efektif
dan Jembatan Tahun 2007, terhadap berat total campuran.
khusus untuk campuran Laston, Dengan tujuan untuk
kadar aspal harus dikontrol mendapatkan perencanaan
STUDI KOMPARASI PENGARUH GRADASI AGREGAT (Kusdiyono) 147
beraspal panas yang baik seperti agregat pada gradasi batas atas
dalam spesifikasi yang mempunyai butir halus lolos
disyaratkan. Dalam Superpave No.200 dalam konsentrasi tinggi
Mix Design, Dust Proportion (10%), sehingga mempengaruhi
yang baik mempunyai ratio nilai Dust Proportion menjadi lebih
antara 0,6-1,2 untuk semua jenis tinggi dibanding dengan campuran
campuran beraspal panas. Suatu batas bawah yang agregatnya
campuran nilai DP > 1,20, berbutir kasar.
artinya campuran dengan gradasi
seperti ini kebanyakan filler SIMPULAN
kurang aspal yang dapat Dari hasil analisis dan pembahasan,
mempengaruhi sifat-sifat dapat disimpulkan bahwa pengaruh
Marshall, seperti nilai Stabilitas gradasi batas bawah dengan agregat
Marshall bertambah, kelelehan gradasi batas atas terhadap
Marshall turun, VMA turun dan karakteristik Marshall pada beton
VIM bertambah, VFA turun, aspal campuran panas (Laston AC-
kepadatan naik dan hasil bagi WC) berdasarkan uji
Marshall bertambah dan Marshallsebagai berikut.
sebaliknya dan pada akhirnya
mempunyai pengaruh terhadap Berdasarkan hasil evaluasi,
sifat ketahanan lama (durable). campuran aspal beton campuran
panas bergradasi batas bawah
Dari hasil analisis Dust Proportion, campuran C dan D dalam hal
campuran gradasi batas atas mendapatkan nilai void (VIM dan
campuran A dan B yang VMA kecuali VFA) seperti yang
memenuhi syarat, pada rerata kadar diinginkan lebih mudah diatur
aspal optimum, kadar aspal dibanding campuran bergradasi
optimum dan kepadatan membal batas atas campuran A dan B,
tidak ada, karena nilai DP > 1,20. dan nilai karakteristik Marshall
Sedang campuran gradasi batas secara umum memenuhi
bawah campuran C dan D pada persyaratan yang diinginkan.
rerata kadar aspal optimum, kadar
aspal optimum dan kepadatan Kinerja campuran aspal beton
membal semua memenuhi syarat campuran panas (Laston) AC-WC
karena nilai DP berada antara 0,60- gradasi batas atas campuran A
1,20. Secara umum Dust dan B mempunyai sifat lebih
Proportion untuk campuran gradasi stabil, kaku (rigid), kokoh, dan
batas atas mempunyai nilai lebih tahan terhadap deformasi plastis
tinggi antara (1,49-2,34) dibanding dibanding dengan gradasi batas
dengan campuran gradasi batas bawah campuran C dan D. Hal
bawah antara (0,70-1,21) pada ini dapat dilihat dari hasil uji nilai
rerata kadar aspal optimum, dan Stabilitas Marshall dan Flow.
campuran gradasi batas atas antara
(1,63-2,78) lebih tinggi dibanding Perbandingan pengaruh gradasi
dengan campuran gradasi batas agregat batas bawah campuran C
bawah antara (0,64-1,03) pada dan D dengan bergradasi batas
kepadatan Marshall dan Refusal atas campuran A dan B
Density. Hal ini dapat terjadi karena terhadap karakteristik Marshall
148 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 14 No. 3 Agustus 2009: 136-151
pada beton aspal campuran panas campuran dengan gradasi ini berarti
(Laston AC-WC) berdasarkan uji kebanyakan filler kurang aspal akan
Marshall, memberikan hasil bahwa dapat mempengaruhi sifat-sifat
nilai Stabilitas Marshall (MS), Marshall, seperti Stabilitas
kelelehan (flow) dan kepadatan Marshall, kelelehan Marshall, VFA,
(density) dan Marshall Quotient VMA, VIM, density dan hasil bagi
dari campuran gradasi batas atas Marshall yang akhirnya
mempunyai nilai lebih tinggi berpengaruh terhadap sifat
dibanding dengan gradasi batas ketahanan lama (durable)
bawah, selain itu VIM (Void In The disarankan lebih baik gunakan
Mix), VMA (Void in Mineral beton aspal bergradasi kasar atau
Aggregate) pada batas bawah campuran gradasi batas bawah C
mempunyai nilai lebih tinggi dan D mendekati batas titik-titik
dibanding batas atas, kecuali VFA kontrol bawah.
(Void Filled With Asphalt).
UCAPAN TERIMA KASIH
Berdasarkan hasil uji karakteristik Dalam penelitian ini peneliti
Marshall yang didapat, terutama mengucapkan terima kasih kepada
pengaturan void yang sulit diatur, berbagai pihak yang telah mendukung
sedang nilai tebal film dan Dust pelaksanaan penelitian ini, antara lain
Proportion yang erat hubungannya pembimbing Pascasarjana Universitas
dengan sifat stabilitas dan Diponegoro yang telah membantu
durabilitas, untuk pelaksanaan terselenggaranya penelitian ini serta
perkerasan jalan dilapangan gradasi rekan-rekan yang telah banyak
batas atas dan gradasi batas bawah memberikan saran dan masukkan.
jangan digunakan, dengan alasan
sebagai berikut. DAFTAR PUSTAKA
AASHTO, 1998. Standard
Berdasarkan tebal film, gradasi Specifications for Transfortation
batas atas berbutir lebih halus yang Materials and Methods of
mempunyai luas permukaan lebih Sampling and Testing,Part I,
besar, sehingga tebal selimut Specifications. Washington D.C:
menjadi lebih tipis dibanding Nineteenth Edition,.
dengan campuran batas bawah yang AASHTO, 1998 . Standard
agregatnya berbutir kasar, dan Specifications for Transfortation
apabila campuran ini dipergunakan Materials and Methods of
dapat mempengaruhi stabilitas dan Sampling and Testing,Part II,
ketahanan lama (durable). Test. Washington D.C:
Nineteenth Edition.
Berdasarkan Dust Proportion, Utomo, Antarikso, 2008. Studi
gradasi batas atas mempunyai butir komparasi pengaruh gradasi
halus lolos saringan no.200 dalam gabungan di laboratorium dan
konsentrasi tinggi (10%), sehingga gradasi Hot Bin Asphalt Mixing
mempengaruhi nilai Dust Plant campuran Laston (AC-
Proportion menjadi lebih tinggi Wearing Course) terhadap
dibanding dengan campuran batas karakteristik uji Marshall ,
bawah yang agregatnya berbutir September.
kasar. Jika nilai DP > 1,20
STUDI KOMPARASI PENGARUH GRADASI AGREGAT (Kusdiyono) 149
Anto Dajan, 1996. Pengantar Departemen Pekerjaan Umum,
Statistik Jilid II. Jakarta: Badan Penelitian dan
Lembaga Penelitian Pendidikan Pengembangan PU, 2000.
dan Penerangan Ekonomi dan Spesifikasi Campuran
Sosial. Beraspal Panas. Jakarta.
ASTM, 1997. Road and Paving Departemen Pekerjaan Umum,
Materials Vehicle Pavement Badan Penelitian dan
Systems. Washington D.C.: Pengembangan PU, 2000.
Published By The American Pedoman Perencanaan
Society of Testing Material Campuran Beraspal Panas
Officials, (Dengan Pendekatan
Priyatno, Bagus 1999. Kepadatan Mutlak., Jakarta.
Perancangan Prasarana Jalan Departemen Permukiman dan
dalam Penataran dan Pelatihan rasarana Wilayah, Badan
Dosen Teknik Sipil Perguruan Penelitian dan Pengembangan
Tinggi Swasta Kopertis Wilayah Wilayah, Badan Penelitian
VI, September 1999 dan Pengembangan
Bagus Priyatno, 2001. Metode Kimpraswil, Standar Nasional
Perencanaan Campuran Beraspal Indonesia, 2002. Metode,
Panas Dengan Pendekatan Spesifikasi dan Tata Cara uji
Kepadatan Mutlak (PRD) Batuan, Sedimen, Agregat.
Berdasarkan Spesifikasi Yang Jakarta.
Disempurnakan dalam Harold N. Atkins, 1996. Highway
Penataran dan Pelatihan Dosen Materials, Soils and
Teknik Sipil Perguruan Tinggi Concretes, 3th .New Jersey:
Swasta Kopertis Wilayah VI, Edition Prentice Hall,
Oktober 2001 Kennedy, T. W, 1996. The Bottom
PEDC, 1987. Teknologi Bahan 1. Line: Superpave System
Bandung. Works, The Superpave
PEDC, 1987. Teknologi Bahan 2. Asphalt research Program,
Bandung The University of Texas at
PEDC, 1987. Teknologi Bahan 3. Austin
Bandung. Ritonga, Abdulrahman, 1987.
Departemen Pekerjaan Umum, Statistik Terapan untuk
1976. Manual Pemeriksaan Penelitian. Jakarta: Lembaga
Bahan Jalan. Jakarta Penerbit FE-UI.
Departemen Permukiman dan Shell Bitumen, 1991. The
Prasarana Wilayah, Badan Shell Bitumen Hand Book.
Penelitian dan Pengembangan Published By Shell
Wilayah, Badan Penelitian Bitumen, East Molesey
dan Pengembangan Serrey
Kimpraswil, Standar Nasional Silvia Sukirman, 2003. Beton
Indonesia, 2002. Metode, Aspal Campuran Panas,
Spesifikasi dan Tata Cara uji Bandung : Granit.
Aspal, Aspal Buton The Asphalt Institute, 1993 .
(Asbuton), Perkerasan Jalan. Mix Design Methods for
Jakarta: Departemen Asphalt Concrete and
Kimpraswil. Other Hot-Mix Types,
150 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 14 No. 3 Agustus 2009: 136-151
Manual Series No.2 (MS
2), Asphalt Institute,
Lexington USA.
The Asphalt Institute, 1996,
Superpave Mix Design,
Manual Series No. 2 (SP-
2) Lexington USA.