Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

KOMPARASI PENGARUH GRADASI AGREGAT BATAS BAWAH

DENGAN BERGRADASI BATAS ATAS TERHADAP


KARAKTERISTIK MARSHALL
PADA BETON ASPAL CAMPURAN PANAS

Kusdiyono

Jurusan Sipil Politeknik Negeri Semarang


Jln. Prof. Sudarto SH. Tembalang Semarang 50275
sipil.polines@yahoo.co.id

Abstract

Construction work on the road pavement layers Indonesia during this concern,
which is damaged before the age of the plan, although not all of these
statements apply generally. As an indication of the factors causing the
overload or often referred to as Physical Damage Factor (PDF), time loaded
and environmental changes or drainage function is not optimal. This research
was conducted to gauge how far the influence of aggregate gradation of the
gradation of the lower limit upper limit of the characteristics of Marshall and
the results are expected to provide information kebinamargaan field. The
results showed that the upper limit gradation of Marshall Stability, flow,
density, and Marshall Quotient eligible VFA, but difficult to get a cavity
between the mineral aggregate (VMA) > 15% as the upper limit gradation of
the mixture "A" only at the level of asphalt between 5.28% - 5.81%, a mixture
of "B" between 5.37% - 5.41%, the cavity in the mix (VIM) between 3.5% -
5.5% gradient upper limit of the mixture "A" on the levels asphalt between
5.31% - 5.93%, a mixture of "B" between 5.16% - 5.75%, and if it is controlled
to a thick blanket of 8.5 m-8, 5m upper limit gradation qualified mixture "A
"at levels above 7.63% asphalt and mixture" B "between 7.34% to 7.71% on
average optimum asphalt content and mixture "B" only at levels above 7.34%
asphalt at optimum asphalt content and density of bouncy, Dust Proportion
0,60-1,20 gradient between the upper limit of the mixture "A" and "B "all are
not eligible, either at the average optimum asphalt content, asphalt content and
density optimum bounce, because the Dust Proportion value > 1.20 which
means most items qualify no.200 sieve and recommended better use graded
asphalt concrete or a mixture of coarse gradation lower limit "C" and "D"
near boundary control points lower.

Keywords: asphalt concrete, gradation, Marshall tests

PENDAHULUAN kenyataannya baru beberapa tahun


Perkerasan jalan di Indonesia sudah mengalami kerusakan yang
beberapa kurun terakhir ini telah riil. Hal ini disebabkan faktor
mengalami kondisi yang dapat penyebab kerusakan jalan, yaitu
menyebabkan perencanaan jalan pembebanan yang terjadi
untuk 10 tahun, tetapi pada dilapangan berlebih (overload) atau
136
physical Damage Factor (PDF) tersebut dan adanya aturan dalam
berlebih, banyaknya arus kendaraan Pedoman Perencanaan Campuran
yang lewat (time loaded) sebagai Beraspal Panas (dengan
akibat pertumbuhan jumlah pendekatan kepadatan mutlak) yang
kendaraan yang cepat dari menyatakan bahwa dalam memilih
kendaraan pribadi maupun gradasi agregat campuran, kecuali
komersial dan perubahan untuk gradasi Latasir dan Lataston,
lingkungan atau oleh karena fungsi maka untuk campuran jenis Laston
drainase yang kurang baik. yang harus diperhatikan kurva
Fuller, titik kontrol dan zona
Hal yang dapat memperkecil terbatas gradasi.
penyebab kerusakan, yaitu dengan
menyempurnakan spesifikasi dan Kurva Fuller adalah kurva gradasi
menuntut penggunaan material dimana kondisi campuran memiliki
untuk perkerasan jalan (beton kepadatan maksimum dengan
aspal) dengan kualitas yang lebih rongga di antara mineral agregat
tinggi, baik terhadap agregat (VMA) yang minimum. Kurva
sebagai bahan pengisi maupun Fuller dapat digambarkan dalam
aspal sebagai bahan pengikat. hubungan antara persen lolos
Selain pembuatan rencana saringan (sumbu vertikal) dan
campuran, kualitas pelaksanaan ukuran saringan (sumbu horizontal)
ketat dan pengawasan tepat ketika dalam ukuran saringan dalam skala
beton aspal dihamparkan di atas logaritma atau ukuran pangkat 0,45.
permukaan jalan.
Titik kontrol gradasi adalah batas-
Beton aspal campuran panas batas titik minimum dan maksimum
dengan gradasi dense graded masing-masing untuk kontrol suatu
cenderung memiliki volume rongga set gradasi yang digunakan. Untuk
(void) relatip kecil dan Stabilitas Laston digunakan titik kontrol
yang tinggi dibanding dengan gradasi, yaitu titik-titik yang
agregat bergradasi terbuka atau gradasi agregat campurannya harus
open graded (susunan agregat yang berada di antara titik kontrol
mengandung sedikit atau tanpa tersebut. Titik kontrol berada pada
filler), macadam (susunan agregat ukuran nominal, ukuran menengah
yang kasar dan seragam) atau (2,36 mm) dan ukuran terkecil
coarse graded (menggunakan (0,075 mm).
agregat tertinggal di atas ayakan
No. 8 (mesh) yang akan Zona terbatas suatu gradasi
menghasilkan dengan volume (restricted zone) adalah suatu zona
rongga relatif besar. yang terletak pada garis kepadatan
maksimum (kurva Fuller) antara
Susunan butir agregat mempunyai ukuran menengah 2,36 mm (No.8)
pengaruh besar terhadap volume atau 4,75 mm (No.4) dan ukuran
rongga yang terbentuk dalam 300 mikron (No. 50). Gradasi
campuran, mempengaruhi sifat agregat campuran diharapkan
kemudahandikerjakan (workability) menghindari daerah ini.
dan dapat menentukan nilai
Kekuatan (stabilitas). Dengan dasar
STUDI KOMPARASI PENGARUH GRADASI AGREGAT (Kusdiyono) 137
Penelitian beton aspal campuran disebabkan rongga yang terbentuk
panas dengan gradasi ini, oleh susunan agregat berukuran
diharapkan mampu memberikan besar, akan diisi oleh agregat
informasi tentang pengaruhnya berukuran lebih kecil.
terhadap karakteristik Marshall
yang berguna dalam mengatasi Pada Spesifikasi Umum Bidang
permasalahan keawetan perkerasan Jalan dan Jembatan (2007), beton
jalan atau kebinamargaan. aspal campuran panas menetapkan
gradasi dengan dua spesifikasi
Tujuan penelitian adalah mengukur khusus yaitu target gradasi berada
seberapa besar (korelasi) pengaruh dalam batas-batas titik kontrol dan
agregat bergradasi batas bawah menghindari daerah penolakan
dengan agregat bergradasi batas (restricted zone). Di dalam
atas terhadap sifat karakteristik campuran, daerah penolakan ini
Marhall dan membandingkan menunjukkan terlalu banyak pasir
pengaruh gradasi batas bawah halus dari seluruh total pasir
dengan agregat bergradasi batas sehingga mengalami kesulitan
atas pada beton aspal campuran dalam pemadatan dan mengurangi
panas dan memberi rekomendasi ketahanan terhadap deformasi
sampai sejauhmana dapat selama umur rencana.
dipergunakan secara optimal
sebagai bahan untuk perkerasan Sehubungan dengan gradasi batas
jalan. bawah dan gradasi batas atas, jika
suatu campuran menggunakan
Penelitian ini diharapkan dapat gradasi ini, maka akan dihasilkan
diperoleh suatu hasil penelitian campuran dengan nilai VIM
yang dapat memberikan masukan dibawah 3,5% atau rongga dalam
kepada penanggung jawab pembina campuran relatif rendah dan
jalan dan semua pihak yang terkait menjadikan tidak tersedianya ruang
dengan pekerjaan beton aspal yang cukup yang dapat
campuran panas, terutama tentang menyebabkan aspal naik
pengaruh gradasi batas bawah kepermukaan (bleeding). VIM di
dengan bergradasi batas atas atas 5,5% dapat menyebabkan
terhadap nilai karakteristik campuran kurang kedap air dan
Marshall jenis Laston AC-WC, udara, sehingga campuran beton
kepada unsur perencana, pelaksana aspal campuran panas mempunyai
maupun pengawas. sifat mudah retak (crack) dan
kurang tahan lama (durable).
Gradasi Campuran AC-WC
Gradasi agregat menentukan Berkaitan dengan pelaksanaan
besarnya rongga atau pori yang konstruksi, pedoman perkerasan
mungkin terjadi dalam campuran. jalan beraspal di Indonesia
Agregat campuran yang terdiri dari berdasarkan Spesifikasi Umum
agregat berukuran sama akan Bidang Jalan dan Jembatan Tahun
berongga atau berpori banyak, 2007 membatasi hal berikut.
karena tidak terdapat agregat a. Campuran beraspal (AC)
berukuran lebih kecil yang dapat dapat dibuat bergradasi
mengisi rongga yang terjadi. Hal ini halus (mendekati batas titik-
138 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 14 No. 3 Agustus 2009: 136-151
titik kontrol atas), tetapi yaitu beban maksimum yang dapat
akan sulit memperoleh dipikul benda uji sebelum hancur
rongga dalam agregat atau sering disebut dengan
(VMA) yang disyaratkan. Marshall Stability, sedangkan
Lebih baik digunakan aspal defomasi permanen dari benda uji
beton bergradasi kasar sebelum hancur yang disebut
(mendekati batas titik-titik dengan Marshall Flow serta
kontrol bawah). turunan yang merupakan
b. Khusus untuk campuran perbandingan antara keduannya
Laston, kadar aspal harus (Marshall Stability dengan Marshall
dikontrol dengan tebal Flow) yang disebut dengan
film aspal pada agregat Marshall Quotient. Marshall
yang dibatasi pada Quotient merupakan nilai kekakuan
ketebalan 8 mikron sampai berkembang (speedo stiffness),
dengan 8,5 mikron dan Dust yang menunjukkan ketahanan
Proportion (DP) yang baik campuran beton aspal terhadap
dalam Superpave Series deformasi tetap ( Shell, 1990 )
No.1 (Performance Graded
Asphalt Binder METODE PENELITIAN
Specification and Testing) Untuk dapat membuktikan
antara 0,60-1,20 untuk kebenaran hipotesa, diperlukan
semua campuran. pengolahan data atau analisa data
hasil pengujian dengan harapan
Metode Pengujian Marshall agar dugaan dalam hipotesa apakah
Metode pengujian Marshall meyakinkan atau sebaliknya,
merupakan metode yang paling sehingga dapat diberikan
umum dipergunakan dari keempat kesimpulan atau rekomendasi dan
cara (Hubart Field, Hveem, Smith saran, bagan alir kegiatan dapat
dan Marshall) dan distandarisasikan dilihat pada Gambar 1.
dalam American Society for Testing
and Material 1993 (ASTM D 1553)
yang terdapat dua parameter
penting dalam pengujian tersebut,

STUDI KOMPARASI PENGARUH GRADASI AGREGAT (Kusdiyono) 139


Start

Persiapan alat / bahan

Pengujian bahan

Agregat Kasar Agregat Halus Filler Aspal

Memenuhi Tidak
Persyaratan
bahan uji

ya

Perkiraan Kadar Perkiraan Kadar Perkiraan Kadar Perkiraan Kadar


Aspal (Pb) Camp. A Aspal (Pb) Camp. B Aspal (Pb) Camp. C Aspal (Pb) Camp. D
Gradasi diatas bts.atas Gradasi pd. batas atas Gradasi pd. bts bawah Gradasi dibawah bts
bawah

Pembuatan benda uji A s.d. D dan Uji Stabilitas, Flow, VMA,


VIM, VFA dan MQ pada Perkiraan Kadar Aspal Perkiraan (Pb)

Pembuatan benda uji A s.d. D dan Uji Stabilitas, Flow,


VMA, VIM, VFA dan MQ pada Kadar Aspal Optimum (KAO)

Pembuatan benda uji A s.d. D dan Uji Stabilitas, Flow, VMA,


VIM, VFA dan MQ pada Kepadatan membal (Refusal density)

Analisa data

Selesai

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

140 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 14 No. 3 Agustus 2009: 136-151


Perencanaan b. campuran B adalah
Jenis campuran dan jumlah campuran yang gradasi
campuran rencana yang agregatnya berada pada batas
dipergunakan dalam penelitian ini atas;
dibuat empat macam campuran, c. campuran C adalah campuran
terdiri dari yang gradasi agregatnya berada
a. campuran A adalah pada batas bawah;
campuran yang gradasi d. campuran D adalah campuran
agregatnya berada 3% diatas yang gradasi agregatnya berada
batas atas; 3% dibawah batas bawah seperti
tercatum dalam tabel 1.

Tabel 1. Jenis-jenis Campuran


Spesifikasi %Berat YangLolos
UkuranSaringan
LastonAC-WC JenisCampuran LASTON( AC)
ASTM (mm) Camp. "A" Camp. "B" Camp. "C" Camp. "D" WC BC Base
11/2" 37,5 100
1" 25 100 90-100
3/4" 19 100 100 100 100 100 100 100 100 100
1/2" 12,5 90-100 100 100 90 87 100 100 90 87
3/8" 9,5 Maks. 90 93 90 60 57 93 90 60 57
No.4 4,75 79,59 76,59 42,59 39,59 79,59 76,59 42,59 39,59
No.8 2,36 28-58 61 58 28 25 61 58 28 25
No.16 1,18 39,6 36,6 20,6 17,6 39,6 36,6 20,6 17,6
No.30 0,600 31,1 28,1 14,1 11,1 31,1 28,1 14,1 11,1
No.50 0,300 23,5 20,5 11,5 8,5 23,5 20,5 11,5 8,5
No.200 0,075 4-10 10 10 4 4 10 10 4 4
Daerahyangdihindari DAERAHYANGDIHINDARI
No.4 4,75 - - - 39,5
No.8 2,36 39,1 39,1 34,6 26,8-30,8
No.16 1,18 25,6-31,6 25,6-31,6 22,3-28,3 18,1-24,1
No.30 0,600 19,1-23,1 19,1-23,1 16,7-20,7 13,6-17,6
No.50 0,300 15,5 15,5 13,7 11,4

Perencanaan Jumlah Benda Uji (+0,5%; +1%; +1,5%) dan dua


Jumlah benda uji pada penelitian ini variasi kadar aspal di bawah kadar
dibuat dalam campuran rerata kadar aspal optimum (-0,5%; -1%) yang
aspal optimum, kadar aspal masing-masing dibuat dua benda
optimum dan kepadatan membal uji dipadatkan sebanyak 2 x 75 kali
(refusal density), dengan ketentuan tumbukan (pemadatan standar) dan
sebagai berikut, yaitu dibuat benda 2 x 400 kali tumbukan untuk
uji sejumlah enam variasi kadar refusal density pada masing-masing
aspal yang berbeda setiap 0,5% campuran.
dengan rincian iga variasi kadar
aspal diatas kadar aspal optimum

STUDI KOMPARASI PENGARUH GRADASI AGREGAT (Kusdiyono) 141


Tabel 2. Jumlah benda uji
Kadar aspal ( %) Jumlah
No. Sampel
-1.00% -0.50% KAO 0.50% 1.00% 1.50% Benda Uji
I Campuran I
1 Campuran"A" ( Gradasi diatas batas atas ) 2 2 2 2 2 2 12
2 Campuran "B" ( Gradasi batas atas ) 2 2 2 2 2 2 12
II Campuran II
1 Campuran "C" ( Gradasi batas bawah ) 2 2 2 2 2 2 12
2 Campuran "D" ( Gradasi dibawah batas bawah ) 2 2 2 2 2 2 12
Total 48
Dalam hal ini didapat KAO untuk 5,79%, campuran B kadar aspal
jenis campuran A 5,79% dengan 5,91%, campuran C kadar aspal
hasil dan selanjutnya analisis 6,09% dan campuran D kadar
menghitung stabilitas Marshall, aspal 6,09%.
kelelehan Marshall, VFA, VMA,
VIM, kepadatan (density) dan Hasil Pengujian Kadar Aspal Optimum
bagi Marshall. Pengujian ke-2 adalah menguji nilai
parameter karakteristik Marshall
HASIL dengan tumbukan 2 x 75 kali
Pengujian Marshall Tahap 1 setelah kadar aspal optimum
Campuran A kadar aspal ditentukan.
optimum berada pada kadar aspal

Tabel 5. Hasil Pengujian Marshall Campuran A


No. Parameter Marshall Satuan Syarat Kadar Aspal ( %)
4.79 5.29 5.79 6.29 6.79 7.29
1 Kepadatan ( Density ) gr/cc - 2.408 2.392 2.402 2.473 2.472 2.458
2 Rongga dalam mineral agregat ( VMA ) % Min. 15 14.03 15.02 15.11 13.04 13.51 14.41

3 Rongga terisi aspal ( VFA ) % Min. 65 59.92 63.08 70.37 92.8 98.03 99.37
4 Rongga dalam campuran ( VIM ) % 3,5-5,5 5.63 5.55 4.48 0.94 0.27 0.09

5 Stabilitas Marshall ( MS ) kg Min. 800 1484.39 1480.08 1494.87 1531.56 1296.98 1194.6
6 Kelelehan Marshall ( Flow ) mm Min. 3 3.04 3.09 3.15 3.51 3.68 4.06

7 Hasil bagi Marshall ( MQ ) kg/mm Min. 250 488.29 478.99 474.56 436.34 352.44 294.24

campuran B 5,91%, dengan gradasi campuran seperti pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil pengujian Marshall Campuran B


No. Parameter Marshall Satuan Syarat Kadar Aspal ( % )
4.91 5.41 5.91 6.41 6.91 7.41
1 Kepadatan ( Density ) gr/cc - 2.4 2.394 2.442 2.474 2.473 2.454
2 Rongga dalam mineral agregat ( VMA ) % Min. 15 14.42 15.04 13.8 13.09 13.82 14.68
3 Rongga terisi aspal ( VFA ) % Min. 65 60.18 65.04 80.53 94.89 97.91 99.47

4 Rongga dalam campuran ( VIM ) % 3,5-5,5 5.74 5.26 2.69 0.67 0.29 0.08
5 Stabilitas Marshall ( MS ) kg Min. 800 1466.52 1500.92 1505.68 1406.52 1223.92 1081.7
6 Kelelehan Marshall ( Flow ) mm Min. 3 3.2 3.42 3.62 3.82 3.97 4.12
7 Hasil bagi Marshall ( MQ ) kg/mm Min. 250 458.29 438.87 415.93 368.20 308.29 262.55

campuran C 6,09% , dengan gradasi campuran seperti pada Tabel 7


142 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 14 No. 3 Agustus 2009: 136-151
Tabel 7. Hasil pengujian Marshall Campuran C

K adar A spal ( % )
N o. Parameter M arshall Satuan Syarat
5.09 5.59 6.09 6.59 7.09 7.59
1 Kepadatan ( D ensity ) gr/cc - 2.405 2.387 2.368 2.453 2.42 2.401
2 Rongga dalam m ineral agregat ( VM A ) % M in. 15 13.38 14.48 15.57 12.99 14.6 15.69

3 Rongga terisi aspal ( VFA ) % M in. 65 67.79 69.75 71.43 97.56 93.32 93.34
4 Rongga dalam cam puran ( VIM ) % 3,5-5,5 3.19 3.49 3.86 3.95 4.09 4.37

5 Stabilitas M arshall ( M S ) kg M in. 800 1506.57 1357.03 1252.3 1263.47 1124.57 1109.73

6 Kelelehan M arshall ( Flow ) mm M in. 3 3.19 3.49 3.86 3.95 4.09 4.37

7 Hasil bagi M arshall ( M Q ) kg/m m M in. 250 472.28 388.83 324.43 319.87 274.96 253.94

dan campuran D 6,09% , dengan gradasi campuran seperti Tabel 8.

Tabel 8. Hasil pengujian Marshall Campuran D


N o. Parameter M arshall Satuan Syarat K adar A spal ( % )
5.09 5.59 6.09 6.59 7.09 7.59
1 Kepadatan ( D ensity ) gr/cc - 2.417 2.407 2.365 2.421 2.425 2.419

2 R ongga dalam m ineral agregat ( VM A ) % M in. 15 12.91 13.72 15.64 14.08 14.38 15.04

3 R ongga terisi aspal ( VFA ) % M in. 65 70.48 74.22 71.06 88.82 95.02 98.11
4 R ongga dalam cam puran ( VIM ) % 3,5-5,5 3.81 3.54 4.52 1.58 0.72 0.29

5 Stabilitas M arshall ( M S ) kg M in. 800 1460.1 1390.46 1276.72 1165.06 1150.7 1069.85

6 Kelelehan M arshall ( Flow ) mm M in. 3 3.16 3.22 3.41 3.64 3.84 4.06
7 Hasil bagi M arshall ( M Q ) kg/m m M in. 250 462.06 431.82 374.40 320.07 299.66 263.51

Pengujian Kepadatan Membal pada masing-masing jenis


Pengujian ke-3 adalah menguji nilai campuran. Dalam hal ini KAO jenis
parameter karakteristik Marshall campuran A 5,79%, dengan hasil
pada kepadatan membal (refusal berikut.
density) dengan pemadatan
sebanyak 2 x 400 kali tumbukan

Tabel 9. Hasil pengujian Marshall Campuran A

No. Parameter Marshall Satuan Syarat Kadar Aspal ( %)


4.79 5.29 5.79 6.29 6.79 7.29
1 Kepadatan ( Density ) gr/cc - 2.477 2.441 2.435 2.493 2.468 2.434
2 Rongga dalam mineral agregat ( VMA ) % - 11.55 13.29 13.92 12.33 13.65 15.26
3 Rongga terisi aspal ( VFA ) % - 74.94 72.71 77.46 98.94 96.89 93.01
4 Rongga dalam campuran ( VIM ) % Min. 2,5 2.89 3.63 3.14 0.13 0.43 1.07

5 Stabilitas Marshall ( MS ) kg - 1601.49 1608.86 1623.66 1575.27 1394.34 1302.35


6 Kelelehan Marshall ( Flow ) mm - 2.86 3.01 3.06 3.36 3.51 3.9
7 Hasil bagi Marshall ( MQ ) kg/mm - 559.96 534.50 530.61 468.83 397.25 333.94

STUDI KOMPARASI PENGARUH GRADASI AGREGAT (Kusdiyono) 143


Campuran B 5,91%, dengan gradasi campuran seperti Tabel 10.

Tabel 10. Hasil pengujian Marshall Campuran B


Kadar Aspal ( % )
No. Parameter Marshall Satuan Syarat
4.91 5.41 5.91 6.41 6.91 7.41
1 Kepadatan ( Density ) gr/cc - 2.452 2.481 2.487 2.474 2.463 2.451

2 Rongga dalam mineral agregat ( VMA ) % - 12.56 11.97 12.21 13.09 13.91 14.77
3 Rongga terisi aspal ( VFA ) % - 70.63 84.76 92.76 94.89 97.1 98.76
4 Rongga dalam campuran ( VIM ) % Min.2,5 3.04 3.2 3.45 3.63 3.8 3.94
5 Stabilitas Marshall ( MS ) kg - 1584.21 1611.38 1614.3 1566.38 1420.45 1250.01
6 Kelelehan Marshall ( Flow ) mm - 3.04 3.2 3.45 3.63 3.8 3.94
7 Hasil bagi Marshall ( MQ ) kg/mm - 521.12 503.56 467.91 431.51 373.80 317.26

Campuran C 6,09% , dengan gradasi campuran seperti pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil pengujian Marshall Campuran C


No. Parameter Marshall Satuan Syarat Kadar Aspal ( %)
5.09 5.59 6.09 6.59 7.09 7.59
1 Kepadatan ( Density ) gr/cc - 2.514 2.496 2.478 2.461 2.443 2.426

2 Rongga dalam mineral agregat ( VMA ) % - 13.66 12.6 13.35 14.13 14.65 15.53
3 Rongga terisi aspal ( VFA ) % - 66.05 81.9 85.52 88.48 92.99 94.46

4 Rongga dalam campuran ( VIM ) % Min.2,5 4.64 2.28 1.93 1.63 1.03 0.86

5 Stabilitas Marshall ( MS ) kg - 1649.97 1582.27 1411.8 1293.53 1266.77 1238.58

6 Kelelehan Marshall ( Flow ) mm - 3.08 3.18 3.5 3.7 3.93 4.07

7 Hasil bagi Marshall ( MQ ) kg/mm - 535.70 497.57 403.37 349.60 322.33 304.32

dan campuran D 6,09% , dengan gradasi campuran seperti Tabel 12.

Tabel 12. Hasil pengujian Marshall Campuran D


Kadar Aspal ( %)
No. Parameter Marshall Satuan Syarat
5.09 5.59 6.09 6.59 7.09 7.59
1 Kepadatan ( Density ) gr/cc - 2.404 2.408 2.417 2.431 2.411 2.394

2 Rongga dalam mineral agregat ( VMA ) % - 13.37 13.68 13.77 13.74 14.88 15.91

3 Rongga terisi aspal ( VFA ) % - 67.66 74.44 82.44 91.75 91.27 91.76

4 Rongga dalam campuran ( VIM ) % Min.2,5 4.32 3.5 2.42 1.18 1.3 1.31

5 Stabilitas Marshall ( MS ) kg - 1574.21 1558.54 1459.63 1307.44 1259.02 1233.26

6 KelelehanMarshall ( Flow ) mm - 3.05 3.15 3.34 3.56 3.75 3.94

7 Hasil bagi Marshall ( MQ ) kg/mm - 516.13 494.77 437.01 367.26 335.74 313.01

144 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 14 No. 3 Agustus 2009: 136-151


PEMBAHASAN 2,86 mm pada kepadatan membal
Karakteristik Campuran AC-WC campuran A dengan kadar aspal
Pengaruh Kadar Aspal terhadap 4,79% dan tertinggi 4,88 mm pada
nilai Kepadatan (density).Nilai Rerata kadar aspal optimum
kepadatan (density) terendah 2,323 campuran A dengan kadar aspal
gr/cc pada penentuan kadar aspal 8%.
6% dan tertinggi 2,487 gr/cc pada
kepadatan membal kadar aspal Pengaruh Kadar Aspal terhadap
5,79%. MQ (Marshall Quotient) MQ
terendah 218,2 kg/mm pada Rerata
Pengaruh Kadar Aspal terhadap kadar aspal optimum campuran A
VMA (Void in Mineral Aggregate) dengan kadar aspal 8% dan
VMA terendah 11,55% pada tertinggi 560,13 kg/mm pada
kepadatan membal campuran A kepadatan membal campuran A
kadar aspal 4,79% dan tertinggi dengan kadar aspal 4,79%.
16,88% pada rerata kadar aspal
optimum campuran D dengan Evaluasi Komparasi Pengaruh
kadar aspal 7%. Gradasi batas bawah dengan
Gradasi batas atas terhadap
Pengaruh Kadar Aspal terhadap karakteristik Marshall
VFA (Void Filled with Asphalt)VFA Campuran Laston AC-WC
terendah 51,16% pada penentuan Dari hasil analisis di atas, gradasi
kadar aspal optimum campuran D batas atas dan gradasi batas bawah
kadar aspal 4,5% dan tertinggi mempunyai pengaruh karakteristik
99,47% pada kadar aspal optimum Marshall (Marshall Stability,
campuran B dengan kadar aspal kelelehan, density, Marshall
7,41%. Quotient dan VFA memenuhi), sifat
lainnya berpengaruh terhadap hal
Pengaruh Kadar Aspal terhadap berikut.
VIM (Void In the Mix)VFA terendah a. Gradasi batas atas (campuran
0,08% pada kadar aspal optimum A dan B) untuk
campuran B dengan kadar aspal mendapatkan karakteristik
7,41% dan tertinggi 7,67% pada Marshall yang diinginkan harus
Rerata kadar aspal optimum pada kadar aspal yang rendah
campuran D dengan kadar aspal atau lebih rendah dari kadar
5%. aspal perkiraan. Hal ini dapat
menyebabkan sukarnya
Pengaruh Kadar Aspal terhadap MS memprediksi campuran yang
(StabilitasMarshall) stabilitas volume void seperti misal : VIM
Marshall terendah 1063,73 kg pada antara 3,5%-5,5% atau VMA
Rerata kadar aspal optimum minimum 15%. Jika
campuran A dengan kadar aspal memperbesar VIM, maka VMA
8% dan tertinggi 1649,97 kg pada akan turun dan bahkan pada
kepadatan membal campuran C kadar aspal yang memenuhi
dengan kadar aspal 5,09%. persyaratan karakteristik
Marshall menjadi rendah dan
Pengaruh Kadar Aspal terhadap sebaliknya jika menurunkan
Kelelehan (flow) Flow terendah VIM. Apabila hal ini terjadi
STUDI KOMPARASI PENGARUH GRADASI AGREGAT (Kusdiyono) 145
dapat dipastikan bahwa aspal volume void (VIM dan VMA
yang dipergunakan untuk kecuali VFA) supaya memenuhi
menyelimuti butir agregat nilai karakteristik Marshall yang
menjadi berkurang. Karena diinginkan akan lebih mudah
gradasi batas atas adalah gradasi dilakukan, karena butiran
agregat yang butirannya halus. agregat gradasi batas bawah
b. Gradasi batas bawah, untuk lebih kasar pengaruh kadar aspal
mendapatkan volume void yang terhadap void, seperti VIM
diinginkan tidak terlalu sulit Marshall dengan VIM Refusal
dilakukan seperti gradasi batas Density, VMA Marshall dengan
atas, bahkan dari kadar aspal VMA Refusal Density,
perkiraan didapat kadar aspal VFAMarshall dengan VFA
optimum yang nilainya lebih Refusal Density dapat dilihat
besar dari kadar aspal rerata, dalam Gambar 3.
sehingga untuk mendapatkan

Gambar 3. Pengaruh Gradasi Batas Bawah dan Gradasi Batas atas vs VIM,
VMA VFA
Gambar di atas menunjukkan hal atas atau campuran A pada
berikut. kadar aspal dibawah 5,89%,
a. Berdasarkan nilai VIM, VIM campuran B di bawah 5,23%
Refusal Density rata-rata dan gradasi batas bawah
didapat lebih kecil atau dibawah campuran C pada kadar aspal
VIM Marshall. Nilai yang di bawah 5,54% dan campuran
memenuhi persyaratan adalah D di bawah 6,05% untuk VIM
gradasi batas atas campuran Refusal Density.
A pada kadar aspal antara b. Nilai VMA, VMA Refusal
5,31% - 5,93%, campuran B Density rata-rata didapat lebih
antara 5,16% - 5,75% dan kecil atau di bawah VMA
gradasi batas bawah campuran Marshall, dan nilai yang
C pada kadar aspal di bawah memenuhi persyaratan adalah :
6,21% dan campuran D di Gradasi batas atas campuran A
bawah 6,26% untuk campuran pada kadar aspal antara 5,28% -
VIM Marshall, gradasi batas 5,81%, campuran B antara
146 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 14 No. 3 Agustus 2009: 136-151
5,37% - 5,41%, dan gradasi dengan tebal film aspal pada
batas bawah campuran C pada ketebalan 8 mikron sampai
kadar aspal 5,83% - 6,20% dan dengan 8,5 mikron. Tebal
campuran D antara 5,92% - selimut aspal jika melebihi dari
6,29% untuk VMA Marshall dan 8,5 mikron mengindikasikan
VIM Refusal Density tidak ada bahwa suatu campuran aspalnya
persyaratan. bertambah dan pada kondisi
c. Nilai VFA, VFA Refusal Density optimum sifat-sifat Marshall,
rata-rata didapat lebih besar atau seperti nilai Stabilitas Marshall
diatas VFA Marshall, nilai yang turun, Kelelehan Marshall
memenuhi persyaratan adalah : bertambah, VMA bertambah dan
Gradasi batas atas campuran A VIM turun, VFA bertambah,
pada kadar aspal diatas 5,42%, Kepadatan turun dan Hasil bagi
campuran B diatas 5,40%, dan Marshall turun dan sebaliknya.
gradasi batas bawah campuran
C pada kadar aspal diatas Dari hasil analisis tebal selimut
4,59% dan campuran D diatas aspal, campuran gradasi batas atas
4,59% untuk VFA Marshall dan yang memenuhi syarat adalah
VFA Refusal Density. campuran A pada kadar aspal
diatas 7,63% dan campuran B
Hal ini dapat terjadi, karena pada antara 7,34% s.d. 7,71% pada rerata
campuran kadar aspal rendah kadar aspal optimum dan campuran
memungkinkan adanya Rongga B hanya pada kadar aspal di atas
dalam campuran (VIM ) dan 7,34% pada kadar aspal optimum
Rongga diantara agregat (VMA) dan refusal density.
yang dapat diisi oleh aspal,
kekurangan aspal sebagai selimut Campuran gradasi batas bawah,
agregat. Kontrol lain adalah tebal hanya campuran C dibawah
selimut dan dust proportion berikut. kadar aspal 4,70% pada rerata
a. Tebal selimut adalah banyaknya kadar aspal optimum dan untuk
aspal berfungsi menyelimuti pada kadar aspal optimum dan
permukaan setiap butir agregat refusal density semua tidak
dinyatakan dengan kadar aspal memenuhi syarat (> 8,5m). Hal ini
efektif dalam satuan mikron dapat terjadi karena agregat pada
(m). Semakin tinggi kadar gradasi batas atas butirannya lebih
aspal efektif semakin tebal halus yang mempunyai luas
selimut atau film aspal pada permukaan lebih besar, sehingga
masing-masing butir agregat. tebal selimut menjadi lebih tipis
Tebal selimut mempunyai dibanding dengan campuran batas
pengaruh terhadap sifat bawah yang agregatnya berbutir
Marshall, seperti nilai Stabilitas, kasar.
durabilitas, kekesatan (skid b. Dust Proportion adalah ratio
resistance) dan kedap air perbandingan antara kadar
(impermeabilitas). Berdasarkan agregat lewat saringan no. 200
Spesifikasi Umum Bidang Jalan dengan kadar aspal efektif
dan Jembatan Tahun 2007, terhadap berat total campuran.
khusus untuk campuran Laston, Dengan tujuan untuk
kadar aspal harus dikontrol mendapatkan perencanaan
STUDI KOMPARASI PENGARUH GRADASI AGREGAT (Kusdiyono) 147
beraspal panas yang baik seperti agregat pada gradasi batas atas
dalam spesifikasi yang mempunyai butir halus lolos
disyaratkan. Dalam Superpave No.200 dalam konsentrasi tinggi
Mix Design, Dust Proportion (10%), sehingga mempengaruhi
yang baik mempunyai ratio nilai Dust Proportion menjadi lebih
antara 0,6-1,2 untuk semua jenis tinggi dibanding dengan campuran
campuran beraspal panas. Suatu batas bawah yang agregatnya
campuran nilai DP > 1,20, berbutir kasar.
artinya campuran dengan gradasi
seperti ini kebanyakan filler SIMPULAN
kurang aspal yang dapat Dari hasil analisis dan pembahasan,
mempengaruhi sifat-sifat dapat disimpulkan bahwa pengaruh
Marshall, seperti nilai Stabilitas gradasi batas bawah dengan agregat
Marshall bertambah, kelelehan gradasi batas atas terhadap
Marshall turun, VMA turun dan karakteristik Marshall pada beton
VIM bertambah, VFA turun, aspal campuran panas (Laston AC-
kepadatan naik dan hasil bagi WC) berdasarkan uji
Marshall bertambah dan Marshallsebagai berikut.
sebaliknya dan pada akhirnya
mempunyai pengaruh terhadap Berdasarkan hasil evaluasi,
sifat ketahanan lama (durable). campuran aspal beton campuran
panas bergradasi batas bawah
Dari hasil analisis Dust Proportion, campuran C dan D dalam hal
campuran gradasi batas atas mendapatkan nilai void (VIM dan
campuran A dan B yang VMA kecuali VFA) seperti yang
memenuhi syarat, pada rerata kadar diinginkan lebih mudah diatur
aspal optimum, kadar aspal dibanding campuran bergradasi
optimum dan kepadatan membal batas atas campuran A dan B,
tidak ada, karena nilai DP > 1,20. dan nilai karakteristik Marshall
Sedang campuran gradasi batas secara umum memenuhi
bawah campuran C dan D pada persyaratan yang diinginkan.
rerata kadar aspal optimum, kadar
aspal optimum dan kepadatan Kinerja campuran aspal beton
membal semua memenuhi syarat campuran panas (Laston) AC-WC
karena nilai DP berada antara 0,60- gradasi batas atas campuran A
1,20. Secara umum Dust dan B mempunyai sifat lebih
Proportion untuk campuran gradasi stabil, kaku (rigid), kokoh, dan
batas atas mempunyai nilai lebih tahan terhadap deformasi plastis
tinggi antara (1,49-2,34) dibanding dibanding dengan gradasi batas
dengan campuran gradasi batas bawah campuran C dan D. Hal
bawah antara (0,70-1,21) pada ini dapat dilihat dari hasil uji nilai
rerata kadar aspal optimum, dan Stabilitas Marshall dan Flow.
campuran gradasi batas atas antara
(1,63-2,78) lebih tinggi dibanding Perbandingan pengaruh gradasi
dengan campuran gradasi batas agregat batas bawah campuran C
bawah antara (0,64-1,03) pada dan D dengan bergradasi batas
kepadatan Marshall dan Refusal atas campuran A dan B
Density. Hal ini dapat terjadi karena terhadap karakteristik Marshall
148 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 14 No. 3 Agustus 2009: 136-151
pada beton aspal campuran panas campuran dengan gradasi ini berarti
(Laston AC-WC) berdasarkan uji kebanyakan filler kurang aspal akan
Marshall, memberikan hasil bahwa dapat mempengaruhi sifat-sifat
nilai Stabilitas Marshall (MS), Marshall, seperti Stabilitas
kelelehan (flow) dan kepadatan Marshall, kelelehan Marshall, VFA,
(density) dan Marshall Quotient VMA, VIM, density dan hasil bagi
dari campuran gradasi batas atas Marshall yang akhirnya
mempunyai nilai lebih tinggi berpengaruh terhadap sifat
dibanding dengan gradasi batas ketahanan lama (durable)
bawah, selain itu VIM (Void In The disarankan lebih baik gunakan
Mix), VMA (Void in Mineral beton aspal bergradasi kasar atau
Aggregate) pada batas bawah campuran gradasi batas bawah C
mempunyai nilai lebih tinggi dan D mendekati batas titik-titik
dibanding batas atas, kecuali VFA kontrol bawah.
(Void Filled With Asphalt).
UCAPAN TERIMA KASIH
Berdasarkan hasil uji karakteristik Dalam penelitian ini peneliti
Marshall yang didapat, terutama mengucapkan terima kasih kepada
pengaturan void yang sulit diatur, berbagai pihak yang telah mendukung
sedang nilai tebal film dan Dust pelaksanaan penelitian ini, antara lain
Proportion yang erat hubungannya pembimbing Pascasarjana Universitas
dengan sifat stabilitas dan Diponegoro yang telah membantu
durabilitas, untuk pelaksanaan terselenggaranya penelitian ini serta
perkerasan jalan dilapangan gradasi rekan-rekan yang telah banyak
batas atas dan gradasi batas bawah memberikan saran dan masukkan.
jangan digunakan, dengan alasan
sebagai berikut. DAFTAR PUSTAKA
AASHTO, 1998. Standard
Berdasarkan tebal film, gradasi Specifications for Transfortation
batas atas berbutir lebih halus yang Materials and Methods of
mempunyai luas permukaan lebih Sampling and Testing,Part I,
besar, sehingga tebal selimut Specifications. Washington D.C:
menjadi lebih tipis dibanding Nineteenth Edition,.
dengan campuran batas bawah yang AASHTO, 1998 . Standard
agregatnya berbutir kasar, dan Specifications for Transfortation
apabila campuran ini dipergunakan Materials and Methods of
dapat mempengaruhi stabilitas dan Sampling and Testing,Part II,
ketahanan lama (durable). Test. Washington D.C:
Nineteenth Edition.
Berdasarkan Dust Proportion, Utomo, Antarikso, 2008. Studi
gradasi batas atas mempunyai butir komparasi pengaruh gradasi
halus lolos saringan no.200 dalam gabungan di laboratorium dan
konsentrasi tinggi (10%), sehingga gradasi Hot Bin Asphalt Mixing
mempengaruhi nilai Dust Plant campuran Laston (AC-
Proportion menjadi lebih tinggi Wearing Course) terhadap
dibanding dengan campuran batas karakteristik uji Marshall ,
bawah yang agregatnya berbutir September.
kasar. Jika nilai DP > 1,20
STUDI KOMPARASI PENGARUH GRADASI AGREGAT (Kusdiyono) 149
Anto Dajan, 1996. Pengantar Departemen Pekerjaan Umum,
Statistik Jilid II. Jakarta: Badan Penelitian dan
Lembaga Penelitian Pendidikan Pengembangan PU, 2000.
dan Penerangan Ekonomi dan Spesifikasi Campuran
Sosial. Beraspal Panas. Jakarta.
ASTM, 1997. Road and Paving Departemen Pekerjaan Umum,
Materials Vehicle Pavement Badan Penelitian dan
Systems. Washington D.C.: Pengembangan PU, 2000.
Published By The American Pedoman Perencanaan
Society of Testing Material Campuran Beraspal Panas
Officials, (Dengan Pendekatan
Priyatno, Bagus 1999. Kepadatan Mutlak., Jakarta.
Perancangan Prasarana Jalan Departemen Permukiman dan
dalam Penataran dan Pelatihan rasarana Wilayah, Badan
Dosen Teknik Sipil Perguruan Penelitian dan Pengembangan
Tinggi Swasta Kopertis Wilayah Wilayah, Badan Penelitian
VI, September 1999 dan Pengembangan
Bagus Priyatno, 2001. Metode Kimpraswil, Standar Nasional
Perencanaan Campuran Beraspal Indonesia, 2002. Metode,
Panas Dengan Pendekatan Spesifikasi dan Tata Cara uji
Kepadatan Mutlak (PRD) Batuan, Sedimen, Agregat.
Berdasarkan Spesifikasi Yang Jakarta.
Disempurnakan dalam Harold N. Atkins, 1996. Highway
Penataran dan Pelatihan Dosen Materials, Soils and
Teknik Sipil Perguruan Tinggi Concretes, 3th .New Jersey:
Swasta Kopertis Wilayah VI, Edition Prentice Hall,
Oktober 2001 Kennedy, T. W, 1996. The Bottom
PEDC, 1987. Teknologi Bahan 1. Line: Superpave System
Bandung. Works, The Superpave
PEDC, 1987. Teknologi Bahan 2. Asphalt research Program,
Bandung The University of Texas at
PEDC, 1987. Teknologi Bahan 3. Austin
Bandung. Ritonga, Abdulrahman, 1987.
Departemen Pekerjaan Umum, Statistik Terapan untuk
1976. Manual Pemeriksaan Penelitian. Jakarta: Lembaga
Bahan Jalan. Jakarta Penerbit FE-UI.
Departemen Permukiman dan Shell Bitumen, 1991. The
Prasarana Wilayah, Badan Shell Bitumen Hand Book.
Penelitian dan Pengembangan Published By Shell
Wilayah, Badan Penelitian Bitumen, East Molesey
dan Pengembangan Serrey
Kimpraswil, Standar Nasional Silvia Sukirman, 2003. Beton
Indonesia, 2002. Metode, Aspal Campuran Panas,
Spesifikasi dan Tata Cara uji Bandung : Granit.
Aspal, Aspal Buton The Asphalt Institute, 1993 .
(Asbuton), Perkerasan Jalan. Mix Design Methods for
Jakarta: Departemen Asphalt Concrete and
Kimpraswil. Other Hot-Mix Types,
150 Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 14 No. 3 Agustus 2009: 136-151
Manual Series No.2 (MS
2), Asphalt Institute,
Lexington USA.
The Asphalt Institute, 1996,
Superpave Mix Design,
Manual Series No. 2 (SP-
2) Lexington USA.

STUDI KOMPARASI PENGARUH GRADASI AGREGAT (Kusdiyono) 151

You might also like