Jurnal 1

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI IMPOR BAHAN


PANGAN INDONESIA DENGAN
PENDEKATAN GRAVITY MODEL DALAM
PERIODE 2010-2015

Anangga Satria Gunawan, Ferbiano Elfrinus, M. Idham


Sofyan
Universitas Bina Nusantara, Jl. Jalur Sutera Barat Kav.21, Alam Sutera, Tangerang, Indonesia,
(021)29779100
Ananggas06@gmail.com
ferbianoelfrinus@hotmail.com

ABSTRACT

The purpose of this research is to determine the effect of Indonesias GDP, Indonesias Exporter
Countries GDP, Exchange Rate, Indonesias Population, Indonesias Exporter Countries Population,
and Economic Distance to Indonesias Food Import Value. The variables in this research use Gravity
Model Approach with Ordinary Least Square method from 2010-2015. Data analysis technique used
panel data regression with Random Effect Estimation Model. The output of this research using
Gravity Model approach showed that the Indonesias GDP positively significant affect to the value of
Indonesias Food Import. While GDP Exporter Countries GDP, and the Exchange Rate are not
positively significant affect the value of Indonesias Food Import, then Indonesias Population,
Indonesias Exporter Countries, and Economic Distance are not negatively significant affect the value
of Indonesias Food Import. Based from the result, it is suggested to the government to support the
local producers to increase the production to meet domestic demand and also to help to compete with
import product either in regulation or implementation in the field.

Keywords: Gravity Model, Ordinary Least Square, Panel Data Regression, Random Effect Model,
GDP, Exchange Rate, Population, Economic Distance.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh GDP Indonesia, GDP Negara Eksportir,
Kurs, Populasi Indonesia, Populasi Negara Eksportir dan Jarak Ekonomi terhadap nilai impor bahan
pangan Indonesia. Variabel dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Model Gravitasi dengan
65
metode estimasi Ordinary Least Square dari tahun 2010-2015. Teknik analisis data yang digunakan
regresi data panel dengan model estimasi Random Effect. Hasil analisa dengan pendekatan model
gravitasi menunjukkan bahwa variabel yang secara signifikan berpengaruh positif terhadap nilai impor
bahan pangan Indonesia adalah GDP Indonesia. Sedangkan GDP Negara Eksportir, dan Kurs tidak
berpengaruh signifikan positif lalu Populasi Indonesia, Populasi Negara Eksportir dan Jarak Ekonomi
tidak berpengaruh negatif signifikan. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, disarankan kepada
pemerintah untuk mendukung produsen lokal untuk meningkatkan produksi sehingga memenuhi
permintaan dalam negeri dan juga membantu dalam persaingan dengan produk luar negeri baik dalam
regulasi ataupun implementasi di lapangan.

Kata Kunci : Model Gravitasi, Ordinary Least Square, Regresi Data Panel, Random Effect Model,
GDP, Kurs, Populasi, Jarak Ekonomi.

PENDAHULUAN
Negara yang melakukan impor biasanya masih mengalami kekurangan ataupun defisit baik
dalam hal kuantitas maupun kualitas, salah satunya Indonesia. masih banyak barang ataupun jasa yang
masih belum bisa diproduksi sendiri oleh Indonesia secara masif sehingga belum mencukupi permintaan
dalam negerinya ataupun masih belum bisa memproduksi barang dengan kualitas yang dianggap baik
untuk dikonsumsi atau digunakan oleh rakyatnya, terutama sektor industri.
Berikut adalah data jumlah nilai impor Indonesia pada periode 2010 sampai dengan 2015:

Tabel 1.1 Impor Non-migas dan Migas Indonesia


Tahun Nonmigas Migas
Impor Impor
2010 108,250.6 ton 27,412.7 ton
2011 136,734.1 ton 40,701.5 ton
2012 149,125.3 ton 42,564.2 ton
2013 141,362.3 ton 45,266.4 ton
2014 134,718.9 ton 43,459.9 ton
2015 118,081.6 ton 24,613.2 ton
Sumber: Badan Pusat Statistik, (2017)
Nilai impor Indonesia tidak terlepas dari pengaruh permintaan dalam negeri atas barang-barang
konsumsi dan impor atas bahan baku dan penolong, serta barang modal yang pasokannya belum dapat
dipenuhi seluruhnya oleh industri-industri dalam negeri. Impor ini nantinya akan digunakan untuk
proses industri dalam negeri dan industri yang berorientasi ekspor. Salah satu barang yang diimpor oleh
Indonesia adalah berasal dari komoditas pangan.
Berikut adalah data nilai impor Makanan dan Minuman Indonesia pada tahun 2010-2015:
Tabel 1.2 Impor Makanan dan Minuman Indonesia
Tahun Makanan dan Minuman untuk Rumah Tangga

Utama Olahan
2010 166.90 2439.60
2011 847.80 626.10
2012 541.40 836.90
2013 385.60 443.00
2014 542.30 755.00
2015 319.50 343.50
Sumber: Badan Pusat Statistik, (2017)
Bahan-bahan pangan yang diimpor oleh Indonesia berasal dari banyak negara mengingat
banyaknya macam bahan pangan yang diperlukan dan spesialisasi dari tiap-tiap negara yang berbeda-
beda. Dari sekian banyak negara pengimpor bahan pangan Indonesia, ada 8 negara yang menjadi
pengimpor bahan pangan terbesar Indonesia.
8 negara tersebut tidak hanya eksportir bahan pangan terbesar Indonesia melainkan juga
merupakan negara penghasil produk pangan terbesar di dunia. Mengutip dari Badan Pusat Statistik, 8
negara tersebut adalah Australia, Amerika Serikat, China, Argentina, Brasil, Thailand, India, dan
Kanada.
Berikut adalah data nilai impor dari kelima negara tersebut dilansir dari Badan Pusat Statistik:

Tabel 1.3 Total Impor Indonesia dari 8 Negara


Nomor Negara Asal Nilai Impor Pangan (Dalam USD)
1 Australia US$ 13,93 miliar
2 Amerika Serikat US$ 13,48 miliar
3 Cina US$ 9,67 miliar
3 Thailand US$ 7,96 miliar
4 Argentina US$ 6,56 miliar
5 Brasil US$ 5,36 miliar
7 India US$ 4,58 miliar
8 Canada US$ 2,96 miliar
Sumber: Badan Pusat Statistik, (2017).
Impor sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor ataupun variabel, baik faktor ekonomi maupun
faktor non-ekonomi. Dalam menentukan faktor atau variabel apa yang digunakan dalam penelitian,
dapat ditentukan dengan melihat dari Model Gravitasi.
Variabel-variabel yang terdapat dalam Model Gravitasi dijadikan sebagai variabel yang akan
diteliti untuk mengetahui pengaruhnya terhadap impor bahan pangan Indonesia. Untuk variabel
ekonomi, variabel yang diambil antara lain GDP Indonesia, GDP negara pengekspor bahan pangan
Indonesia, Jarak Ekonomi yang didapat dari perhitungan antara GDP kedua negara dan jarak
geografisnya dan Nilai tukar mata uang. Penambahan nilai tukar mata uang dikarenakan dalam
perdagangan internasional, khususnya impor, nilai tukar mata uang atau kurs menjadi acuan bagi tiap
negara untuk menentukan harga dari barang atau komoditas yang diperdagangkan. Sementara untuk
variabel non-ekonomi, variabel yang diambil adalah Populasi negara Indonesia, dan Populasi negara
pengekspor bahan pangan Indonesia. Penambahan populasi dikarenakan prinsip dasar dari perdagangan
adalah permintaan dan penawaran.
Akibat dari impor bahan pangan yang masih marak, bahan pangan yang mereka produksi harus
bersaing dengan bahan pangan yang diimpor oleh pemerintah dan bisa dikatakan mempunyai kualitas
lebih baik sehingga terkadang masyarakat lebih memilih bahan pangan hasil impor.
Jika hal ini terus terjadi dari tahun ke tahun akan membuktikkan bahwa Indonesia masih belum
bisa mandiri untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan di dalam negerinya sendiri dan masih
bergantung dengan impor. Melimpahnya barang impor dipasaran akan merugikan petani dan produsen
lokal.
Pemerintah mempunyai tugas yang berat untuk memaksimalkan lahan dan sumber daya yang
tersedia di Indonesia agar Indonesia bisa mandiri untuk menghasilkan bahan pangannya sendiri dan
akhirnya dapat menyejahterakan petani, peternak, dan pihak-pihak yang terlibat dalam produksi pangan.
Selain itu bahan-bahan pangan hasil produksi dalam negeri dapat menjadi tuan rumah di negaranya
sendiri.

Identifikasi Masalah
1. Bagaimana pengaruh variabel GDP Indonesia terhadap nilai impor bahan pangan Indonesia dari 8
negara pengekespor bahan pangan terbesar ke Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh variabel GDP Negara Eksportir terhadap nilai impor bahan pangan Indonesia
dari 8 negara pengekespor bahan pangan terbesar ke Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh Variabel Kurs terhadap Nilai Impor Bahan Pangan Indonesia dari 8 negara
pengekspor bahan pangan terbesar ke Indonesia?
4. Bagaimana pengaruh Varibel Populasi Indonesia terhadap nilai impor bahan pangan Indonesia
dari 8 negara pengekspor bahan pangan terbesar ke Indonesia?
5. Bagaimana pengaruh variabel Populasi Negara Eksportir terhadap nilai impor bahan pangan
Indonesia dari 8 negara pengekespor bahan pangan terbesar ke Indonesia?
6. Bagaimana pengaruh variabel Jarak Ekonomi terhadap nilai impor bahan pangan Indonesia dari 8
negara pengekspor bahan pangan terbesar ke Indonesia?
7. Bagaimana pengaruh variabel GDP Indonesia, GDP Negara Eksportir, Kurs, Populasi Indonesia,
Populasi Negara Eksportir dan Jarak Ekonomi secara simultan terhadap Nilai Impor Bahan Pangan
Indonesia?

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilakukannya karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh GDP Indonesia terhadap Nilai Impor Bahan Pangan Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh GDP Negara Eksportir terhadap Nilai Impor Bahan Pangan
Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengaruh Kurs terhadap Nilai Impor Bahan Pangan Indonesia.
4. Untuk mengetahui pengaruh Populasi Indonesia terhadap Nilai Impor Bahan Pangan
Indonesia.
5. Untuk mengetahui pengaruh Populasi Negara Eksportir terhadap Nilai Impor Bahan Pangan
Indonesia.
6. Untuk mengetahui pengaruh Jarak Ekonomi terhadap Nilai Impor Bahan Pangan Indonesia.
7. Untuk mengetahui pengaruh GDP Indonesia, GDP Negara Eksportir, Kurs, Populasi
Indonesia, Populasi Negara Eksportir dan Jarak Ekonomi secara bersama sama terhadap Nilai
Impor Bahan Pangan Indonesia.

METODE PENELITIAN
Gambar 3 Model Penelitian

Indonesia's GDP

Exporting
Country's GDP

Exchange Rate
Nilai Impor
Bahan Pangan
Indonesia's Indonesia
Population

Exporting
Country's
Population

Economic
Distance

Variabel Penelitian
a. Nilai Impor Pangan Indonesia dari 8 Negara Eksportir Terbesar ke Indonesia.
Variabel ini adalah jumlah impor segala jenis bahan pangan yang dilakukan Indonesia
dan berasal dari 8 negara pemasok bahan pangan bagi Indonesia. Data Nilai Impor Pangan
Indonesia dari 8 negara pemasok pangan bagi Indonesia yang digunakan adalah data jumlah
impor dari tahun 2010 sampai dengan 2015. Variabel ini mempunyai satuan rupiah.
b. GDP (Gross Domestic Product) Negara Eksportir
Variabel ini menunjukkan besaran total GDP dari tiap-tiap negara pemasok bahan
pangan terbesar Indonesia. Data untuk variabel ini didapatkan dari World Bank dan diambil
dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015. Variabel ini memiliki satuan rupiah.
c. GDP (Gross Domestic Product) Indonesia
Variabel ini menunjukkan besaran total GDP Indonesia. Data untuk variabel ini
didapatkan dari World Bank dan diambil dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015. Variabel
ini memiliki satuan rupiah.
d. Jarak Ekonomi
Jarak Ekonomi merupakan hasil dari persamaan berikut (Ayuwangi, Widyastutik
(2013))

e. Nilai tukar mata uang (kurs) antara Indonesia dengan 8 negara pemasok bahan pangan terbesar
Indonesia
Variabel ini menjelaskan berapa besar nilai tukar mata uang Indonesia dan negara
pengekspor bahan pangan Indonesia terhadap Dollar Amerika. Data untuk variabel ini
didapatkan dari World Bank dan diambil dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015. Data ini
memiliki satuan rupiah.
f. Populasi Negara Eksportir
Variabel ini menjelaskan jumlah penduduk dari 8 negara pengekspor pangan
Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015. Data untuk variabel ini didapatkan dari
World Bank. Variabel ini mempunyai satuan jutaan.
g. Populasi Indonesia
Variabel ini menjelaskan jumlah penduduk Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan
tahun 2015. Data untuk variabel ini didapatkan dari World Bank. Variabel ini memiliki satuan
jutaan.

Jenis dan Sumber Data


Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian dijelaskan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1 Sumber Data
Data Sumber
Nilai Impor Observatory of Economy Complexity
GDP Indonesia World Bank
GDP Negara Eksportir World Bank
Kurs World Bank
Jarak Ekonomi CEPII
Populasi Indonesia World Bank
Populasi Negara Eksportir World Bank

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Uji Model Estimasi
a. Hasil Uji Chow
Berdasarkan hasil yang didapat pada uji Chow,
Effect Test Statistic d. f. Prob.
Cross-Section F 10.658032 (7.34) 0.0000
Cross-Section Chi 55.745672 7 0.0000
Square
Sumber: eViews 9, (2017)

Jika dilihat dari nilai Probability yang didapatkan, hasil Probability pada bagian
Cross-Section Chi Square sebesar 0.0000. Nilai tersebut lebih kecil dari sebesar 5%, sehingga
keputusan yang diambil adalah menolak Ho yang berarti model estimasi yang dipilih adalah
Fixed Effect Model.
b. Uji Hausman
Berdasarkan hasil yang didapatkan maka,

Test Chi.Sq. Chi.Sq. Prob.


Summary Statistic d. f.
Cross- 0.000000 6 1.0000
Section
Random
Sumber: eViews 9, (2017)

Hasil Probability sebesar 1.0000. Nilai tersebut lebih besar dari sebesar 5%. Dikarenakan
Prob > , maka keputusan yang diambil adalah menolak Ho yang berarti model estimasi yang
dipilih pada uji ini adalah Random Effect Model.
c. Uji Langrange Multiplier
Tabel 4.3 Uji Langrange
Cross Test Hypothesis Time Both
Section
Breusch- 27.45317 1.905891 29.35906
Pagan (0.0000) (0.1674) (0.0000)
Sumber: eViews 9, (2017)

Dari tabel diatas, diketahui bahwa nilai P-Value yang dihasilkan dari uji Langrange
Multiplier ini sebesar 0.0000. Hal ini berarti nilai P-Value lebih kecil dibandingkan dengan
sebesar 5% (0.0000 < 0.05). Maka dari itu Ho diterima yang berarti model estimasi yang
digunakan adalah Random Effect Model.

2. Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas

Berdasarkan hasil yang didapat,


Tabel 4.4 Uji Normalitas
Probability Jarque Bera
0,619731 > 0,05 (alpha) 0,956940 < 0,05 (alpha)
Sumber: eViews 9, (2017)

Menunjukkan bahwa kedua cara tersebut menerima H0 yang berarti data berdistribusi normal.
Hal ini mengindikasikan bahwa penelitian bisa dilanjutkan kepada uji yang lain.

b. Uji Multikolinearitas
Berdarkan hasil yang didapat,

Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas


Correlations
IMPORT GDPi GDPij KURS POPULASIi POPULASIij JRKEKO
IMPORT 1,000000 0,271634 0,511057 0,329399 0,067742 -0,093953 -
0,093953
GDPi 0,271634 1,000000 0,043335 0,032437 0,448905 0,003730 0,092121
GDPiJ 0,511057 0,043335 1,000000 0,376128 0,050666 0,274008 0,301661
KURS 0,329399 0,032437 0,376128 1,000000 0,083016 -0,484541 0,536424
POPULASIi 0,067742 0,448905 0,050666 0,083016 1,000000 -0,010590 0,158251
POPULASIij - 0,003730 0,274008 - -0,010595 1,000000 -
0,093771 0,484541 0,408313
JRKEKO - 0,092121 0,301661 0,536424 0,158251 -0,408313 1,000000
0,093953
Sumber: eViews 9, (2017)
Tabel Korelasi diatas menunjukkan bahwa semua value kurang dari 0,8 yang berarti H0
diterima atau sama dengan tidak terdapat multikolinearitas atau tidak adanya hubungan antar
variabel independen.

c. Uji Heteroskedastisitas

Untuk melakukan uji heteroskedastisitas pada eViews 9 dapat dilakukan dengan


berbagai cara, namun peneliti melakukan hanya dengan Uji White.
Dimana hasil menunjukkan,

Tabel 4.6 Uji Heteroskedastisitas


Heteroskedasticity Test White
Obs*R-squared Prob. Chi-Square
28,77685 0,3213
Sumber: eViews 9, (2017)

0,3213 > 0,05 = H0 diterima / tidak ada heteroskedastisitas. Dengan kata


lain data bersifat homokedastis, sebaran data nya sama dan grafik tidak membentuk
pola tertentu.

d. Uji Autokorelasi

Pada Uji Durbin Watson, untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi dapat
dilihat dari tabel Durbin Watson, dan bagan Durbin-Watson.
Berdasar hasil yang didapat,
Tabel 4.7Uji Autokorelasi (Durbin-Watson)
Durbin-Watson Statistic (d)
1,912925
Sumber: eViews 9, (2017)
Dengan total observasi 48 dan jumlah variabel (k) = 6 maka (n-k) atau (48 6 = 42)
maka didapat nilai dL= 1,2022 dan dU= 1,8451 yang diperoleh dari tabel Durbin-Watson.
Dimana Uji Durbin-Watson mempunyai syarat,
- Apabila dU < D-W < 4-dU berarti tidak ada autokorelasi, berdasarkan nilai dU yang
didapat dari tabel maka,
- 1,8451 < 1,912925 < 2,08705
- Dan dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi atau hubungan antara variabel
dengan periode t di masa lalu.
3. Hasil Interpretasi Data

Variabel Pengaruh Kontribusi Signifikansi


GDP Indonesia Berpengaruh Positif Signifikan dibawah 5%
GDP Negara Pengekspor Pangan Tidak Positif Tidak Signifikan
Indonesia Berpengaruh
Kurs Tidak Positif Tidak Signifikan
Berpengaruh
Populasi Indonesia Tidak Negatif Tidak Signifikan
Berpengaruh
Populasi Negara Pengekspor Tidak Negatif Tidak Signifikan
Pangan Indonesia Berpengaruh
Jarak Ekonomi Tidak Negatif Tidak Signifikan
Berpengaruh

Berdasarkan hasil, persamaan regresi yang terbentuk ialah sebagai berikut:


= 1.0309 + 3002628. + 52385.54 + 7473.636
0.368146 0.347916
160870.9
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dilakukan dan diuraikan pada bab
sebelumnya, maka kesimpulan yang diambil oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Variabel GDP Indonesia (X1a) berpengaruh signifikan terhadap Nilai Impor Bahan Pangan
Indonesia dalam periode 2010-2015.
2. Variabel GDP Negara Eksportir (X1b) tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Nilai
Impor Bahan Pangan Indonesia dalam Periode 2010-2015.
3. Varibel Kurs (X2) tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Nilai Impor Bahan Pangan
Indonesia dalam Periode 2010-2015.
4. Secara parsial Variabel Populasi Indonesia (X3) tidak berpengaruh, berbanding terbalik dan
tidak signifikan terhadap Nilai Impor Bahan Pangan Indonesia dalam Periode 2010-2015.
5. Populasi Negara Eksportir (X4) tidak berpengaruh, berbanding terbalik dan tidak signifikan
terhadap Nilai Impor Bahan Pangan Indonesia dalam Periode 2010-2015.
6. Variabel Jarak Ekonomi (X5) tidak berpengaruh, berbanding terbalik dan tidak signifikan
terhadap Nilai Impor Bahan Pangan Indonesia dalam Periode 2010-2015.
7. Secara simultan GDP Indonesia, GDP Negara Pengekspor Pangan Indonesia, Kurs, Populasi
Indonesia, Populasi Negara Pengekspor Pangan Indonesia, dan Jarak Ekonomi berpengaruh
terhadap Nilai Impor Pangan Indonesia.
Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan yang didapat dari penelitian yang telah dilakukan maka saran
dan masukan yang dapat di berikan bagi pihak yang membutuhkan agar ke depannya dapat menjadi
lebih baik lagi, adalah sebagai berikut:
Saran untuk pemerintah:
1. Pemerintah sebaiknya mengevaluasi kembali kebijakan impor yang dilakukan selama ini,
terutama pada impor pangan. Hal ini dikarenakan tingginya impor pangan akan merugikan petani
dalam negeri. Selain itu, konsumen juga terpaksa harus membeli barang hasil impor yang
notabene memiliki harga lebih tinggi dibandingkan harga hasil produksi dalam negeri.
2. Pemerintah sebaiknya lebih mendukung produksi dalam negeri yang dihasilkan oleh petani-petani
agar produksi dalam negeri dapat sepenuhnya bergantung dari produksi dalam negeri. Apabila
hal itu terjadi, maka rencana pemerintah untuk melaksanakan swasembada pangan dapat
terwujud.
Saran untuk peneliti selanjutnya:
1. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin mengangkat tema yang sejenis disarankan untuk memakai
variabel yang berbeda guna mendapatkan hasil yang lebih bermanfaat dan lebih update sesuai
dengan perkembangan Perdagangan Internasional yang sedang terjadi.
2. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan perbandingan dapat mengunakan metode
penelitian maupun program statistik yang berbeda.
3. Gunakan sumber data yang pasti guna mendapatkan hasil analisa yang valid.

REFERENSI
Basri, F., & Munandar, H. (2010). Dasar - dasar Ekonomi Internasional: Pengenalan & Aplikasi
Metode Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Dominick, S. (2008). Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Erlangga.
Gujarati, D. (2010). Ekonometri Dasar. Jakarta: Erlangga.
Mankiw, N. (2010). Pengantar Ekonomi Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
Pratiwi, A. (n.d.). Determinan Inflasi di Indonesia : Analisis Jangka Panjang dan Pendek. Jurnal Ilmiah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.
Sukirno, S. (2008). Teori Mikro Ekonomi Edisi Keempat Belas. Jakarta: Rajawali Press.
Todaro, M. (2008). Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Triyono. (2008). Analisis Perubahan Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika. Jurnal Ekonomi
Pembangunan.
W. L Hill, C. (2010). International Business: Competing in the Global Marketplace. Eight Edition. New
York: McGraw-Hill/Irwin.
Waryono, W. (2009). Analisis Ekonometrika dan Statistika Dengan EViews Edisi Keempat.
Yogyakarta: UPP STIM YPKN.
Widarjono, A. (2010). Ekonometrika: Pengantar dan Aplikasinya Disertai Panduan EViews Edisi
Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YPKN
Widyastutik, Astari Ayuwangi,. 2012. Pengaruh Variabel Ekonomi dan Non Ekonomi Terhadap Impor
Indonesia dari ASEAN+6 Melalui Moda Transportasi Laut, (Buletin Ilmiah Litbang
Perdagangan, VOL 7 NO.2, Desember 2013
Nuno Carlos Leitao, Sabyasachi Tripathi.. 2013. Indias Trade and Gravity Model: A Static and
Dynamic Panel Data. Munich Personal RePec Archive (MPRA) Paper No. 45502
Imam, Adhlin. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi Impor Barang Konsumsi di Indonesia. Ejournal
unp.ac.id Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.1 No.02 2013
Luh Gede Meydianawati, Willyan Richart, Putu Suryandanu. 2014. Faktor-faktor yang Berpengaruh
Terhadap Impor Barang Konsumsi di Indonesia. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas
Udayana, Vol.3 No.12, Desember 2014
Sarwoko. 2009. Perdagangan Bilateral Antara Indonesia dengan Negara-negara Partner Dagang Utama
dengan Menggunakan Model Gravitasi. Jurnal Ilmiah MTG, Vol.2 No.1, Januari 2009

RIWAYAT PENULIS
Anangga Satria Gunawan lahir di kota Purwakarta, Jawa Barat pada 06 Januari 1996. Penulis
menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu ekonomi pada 2017. Saat
ini masih berstatus mahasiswa aktif.
Ferbiano Elfrinus lahir di kota Bogor pada Februari 1995. Penulis menamatkan pendidikan S1 di
Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu ekonomi pada 2017. Saat ini masih berstatus mahasiswa
aktif.

You might also like