Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

607 Halkadri Fitra: Analisis Rasio Kontribusi...

Analisis Rasio Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli


Daerah di Kabupaten Pasaman Untuk Mengoptimalkan Manajemen
Pendapatan Daerah

Halkadri Fitra
(Program Studi AkuntansiFakultas Ekonomi UNP, email : halkadri.feunp@gmail.com)

Abstract
The purpose of this study was to determine the actual contribution of local taxes to the realization of local
revenues in Pasaman regency period 2010 to 2014. This type of research is classified as descriptive research
with data collection techniques used are secondary data documentation method realization reports and reports
on the realization of local tax revenue area. The results showed that local tax revenues from 2010 to 2014
always increase with an average increase of 20.10% per year. Contributions realization of local taxes to the
realization of local revenue for 2010 was 18.40%, in 2011 amounted to 14.16%, in 2012 amounted to 13.38%,
in 2013 amounted to 11.28% and in 2014 amounted to 8.45% with average contribution in the realization of
local taxes to the realization of local revenue is 13.13%. Elements of local taxes that provide the largest
contribution to the increase in local revenues is street lighting tax with an average contribution during the five-
year study period was 7.386%. Based on the research results it is suggested to Pasaman district government to
increase tax realization in order to make a breakthrough and innovation, and improving the quality of services
to taxpayers and continue to explore the potential of existing taxes and in accordance with applicable rules.

Keywords: tax contribution ratio, local revenue, local revenue management

1. Pendahuluan masyarakat adil dan makmur yang merata


Undang-undang tentang pemerintah materil dan spiritual berdasarkan Pancasila
daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi dan Undang-Undang Dasar 1945.
yang dimulai dengan Undang-Undang Berlakunya kebijakan otonomi
Nomor 22 Tahun 1999, kemudian diubah daerah tersebut menyebabkan sistem
dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun pemerintahan mengalami perubahan yang
2004 dan terakhir ini diubah dengan mendasar. Penyelenggaraan seluruh
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 bidang pemerintahan kecuali politik luar
memberikan ruang yang besar bagi negeri, agama, pertahanan dan keamanan,
pemerintah daerah dalam mengatur dirinya keadilan, moneter, dan fiskal menjadi
sendiri termasuk dalam aspek perencanaan wewenang pemerintah pusat dapat
dan penganggaran, serta pengelolaan dilaksanakan oleh pemerintah
keuangan daerahnya. Dalam rangka kabupaten/kota dan memberi wewenang
penyelenggaraan otonomi daerah, yang lebih luas untuk menggali sumber-
penyerahan, pelimpahan, dan penugasan sumber penerimaan untuk anggaran
urusan pemerintahan kepada daerah secara pendapatan dan belanja daerah.
nyata dan bertanggung jawab harus diikuti Penyelenggaraan pemerintah yang
dengan pengaturan, pembagian dan menjadi kewenangan daerah dibiayai oleh
pemanfaatan sumber daya nasional secara APBD, sedangkan penyelenggaraan
adil, termasuk perimbangan keuangan kewenangan pemerintah yang menjadi
antara pemerintah pusat dan pemerintah tanggung jawab pemerintah pusat dibiayai
daerah. Penyelenggaraan pemerintah oleh APBN. Sumber-sumber pendanaan
daerah dan pelayanannya dilakukan pelaksanaan pemerintah daerah terdiri atas
berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana
partisipasi, dan akuntabilitas. Indonesia perimbangan, pinjaman daerah, dan lain-
merupakan salah satu negara berkembang lain pendapatan daerah yang sah. PAD
yang bertujuan untuk mewujudkan suatu yang salah satunya berasal dari pajak
Jurnal WRA, Vol 3, No 2, Oktober 2015 608

daerah, diharapkan menjadi salah satu dalam daerah dan dapat dikembangkan
sumber pembiayaan penyelenggaraan sesuai dengan kondisi masing-masing
pemerintahan dan pembangunan daerah daerah.
untuk meningkatkan kesejahteraan Selanjutnya berdasarkan Undang-
masyarakat. Dengan demikian, daerah Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
mampu melaksanakan otonomi, yaitu Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka
mampu mengatur dan mengurus rumah pemerintah daerah dapat menetapkan jenis
tangganya sendiri. pajak daerah dan retribusi daerah sesuai
Kabupaten Pasaman adalah salah dengan potensi yang ada di suatu daerah.
satu kabupaten di provinsi Sumatera Barat Berdasarkan Undang-Undang tersebut
dengan ibu kota kabupaten terletak maka pemerintah kabupaten Pasaman telah
di Lubuk Sikaping. Kabupaten ini menetapkan 10 jenis pajak daerah yang
memiliki 12 kecamatan dengan luas dapat meningkatkan penerimaan
wilayah 3.947,63 km atau 9,33% dari pendapatan asli daerah melalui dua
luas provinsi Sumatera Barat dan peraturan daerah yaitu Peraturan Daerah
memiliki jumlah penduduk sebanyak Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak daerah
253.299 jiwa menurut sensus penduduk yaitu terdapat 9 jenis elemen pajak daerah
tahun 2010 dan 263.838 jiwa pada tahun meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak
2013 berdasarkan proyeksi BPS. (BPS, hiburan, pajak reklame, pajak penerangan
Pasaman Dalam Angka 2014). jalan, pajak pengambilan mineral bukan
Pendapatan daerah dalam bentuk logam dan batuan, pajak air tanah, pajak
PAD sebagai salah satu sumber burung walet, dan bea perolehan hak atas
penerimaan daerah sebelumnya kurang tanah dan bangunan. Peraturan daerah
mendapat Perhatian, keadaan ini kedua adalah Peraturan Daerah Nomor 12
disebabkan ketergantungan pemerintah Tahun 2012 tentang Pajak Bumi dan
daerah kepada pemerintah pusat, sumber Bangunan (PBB) Perdesaan dan
dana pembangunan daerah sebagian besar Perkotaan. Pemerintah daerah kabupaten
diperoleh dari pemerintah pusat sementara Pasaman melalui dua buah Peraturan
kewenangan pemerintah daerah dalam Daerah ini tentunya menjadi alat untuk
mengatur penggunaan dana tersebut relatif meningkatkan penerimaan pajak daerah
terbatas. Kemandirian pemerintah dan memberikan kontribusi yang
kabupaten/kota dapat dilihat dari besarnya signifikan dalam penerimaan pendapatan
PAD yang diperoleh pemerintah asli daerah untuk meningkatkan
kabupaten/kota tersebut. Semakin besar kemandirian dalam rangka
PAD yang diperoleh oleh kabupaten dan mensejahterakan masyarakatnya.
kota tersebut untuk membiayai Berdasarkan uraian di atas, maka
pengeluaran dalam melaksanakan penulis tertatik untuk membuat penelitian
wewenang dan tanggung jawabnya kepada dengan tujuan untuk (1) untuk mengetahui
masyarakat, maka akan mengurangi besarnya kontribusi pajak daerah terhadap
ketergantungan pemerintah daerah pendapatan asli daerah di Kabupaten
terhadap bantuan dari pemerintah pusat. Pasaman, (2) memberikan masukan untuk
Dari berbagai alternatif sumber Dinas Pendapatan dan Pengelolaan
penerimaan yang mungkin dipungut oleh Keuangan dan Aset Daerah kabupaten
daerah seperti pajak daerah, retribusi Pasaman dalam upaya meningkatkan
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah penerimaan pendapatan asli daerah, (3)
yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang menambah pengetahuan peneliti tentang
sah. Undang-Undang Nomor 32 Tahun pajak daerah, (4) sebagai bahan informasi
2004 tentang Pemerintah Daerah penelitian selanjutnya dan semua pihak
menetapkan pajak daerah menjadi salah yang berkepentingan.
satu sumber penerimaan yang berasal dari
609 Halkadri Fitra: Analisis Rasio Kontribusi...

2. Telaah Literatur Dan Perumusan Retribusi. Tahapan berikutnya, koleksi


Hipotesis pendapatan meliputi penarikan,
2.1. Manajemen Pendapatan Daerah pemungutan, penagihan dan pengumpulan
Terdapat tiga pilar utama yang pendapatan baik yang berasal dari wajib
menopang keberhasilan manajemen pajak daerah dan retribusi daerah, dana
keuangan daerah yaitu manajemen perimbangan dari pemerintah pusat
pendapatan, manajemen belanja dan ataupun sumber lainnya. Pencatatan
manajemen pembiayaan. Pengetahuan dan (Akuntansi) Pendapatan mengharuskan
keahlian tentang manajemen pendapatan setiap penerimaan pendapatan harus segera
bagi para pimpinan daerah sangat penting disetor ke rekening kas umum daerah pada
karena besar kecilnya pendapatan akan hari itu juga/ paling lambat sehari setelah
menentukan tingkat kualitas pelaksanaan diterimanya pendapatan tersebut.
pemerintahan, tingkat kemampuan Penerimaan pendapatan tersebut
pemerintah dalam penyediaan pelayanan dibukukan dalam buku akuntansi, berupa
publik serta keberhasilan pelaksanaan jurnal kas, buku pembantu, buku besar
program dan kegiatan pembangunan. penerimaan per rincian objek pendapatan.
Pemerintah dituntut untuk cerdas Kemudian buku catatan akuntansi
dalam menghasilkan dan mengelola tersebut akan diringkas dan dilaporkan
sumber-sumber pendapatan, tidak sekedar dalam laporan keuangan pemerintah
pandai membelanjakan dan menghabiskan daerah, yaitu Laporan Realisasi Anggaran,
anggaran. Hal ini yang oleh Osborne dan Neraca, dan Laporan Arus Kas. Tahapan
Gaebler (1992) dikatakan sebagai terakhir yaitu Alokasi Pendapatan,
pemerintahan yang berwirausaha. merupakan tahapan terakhir dari siklus
Pemerintah wirausaha adalah manajemen pendapatan ini, yaitu
pemerintahan yang mampu menciptakan pengambilan keputusan untuk
sumber-sumber pendapatan secara kreatif menggunakan dana yang ada untuk
dan inovatif, mampu mengelola potensi membiayai pengeluaran daerah yang
ekonomi yang ada secara efisien dan dilakukan. Pengeluaran daerah meliputi
efektif. pengeluaran belanja, yaitu, belanja operasi
Terdapat beberapa tahapan siklus dan belanja modal, maupun untuk
yang harus diketahui dalam manajemen pembiayaan pengeluaran yang meliputi
pendapatan daerah yaitu identifikasi pembentukan dana cadangan, penyertaan
sumber, administrasi, koleksi, pencatatan/ modal daerah, pembayaran utang dan
akuntansi dan alokasi pendapatan. Pada pemberian pinjaman daerah.
tahap identifikasi sumber pendapatan,
kegiatan yang dilakukan berupa pendataan 2.2. PendapatanAsli Daerah (PAD)
sumber-sumber pendapatan termasuk Menurut Mardiasmo (2002:132),
menghitung potensi pendapatan. Tahap PAD adalah penerimaan yang diperoleh
kedua, administrasi pendapatan, sangat dan sektor pajak daerah, retribusi daerah,
penting dalam siklus mamnajemen hasil perusahaan milik daerah, hasil
pendapatan karena pada ahap ini akan pengelolaan kekayaan daerah yang
menjadi dasar untuk tahapan koleksi dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah.
pendapatan. Kegiatan yang akan dilakukan PAD adalah pendapatan yang diperoleh
meliputi :Penetapan wajib pajak dan dari sumber-sumber pendapatan daerah
retribusi, penentuan jumlah pajak dan dan dikelola sendiri oleh pemerintah
retribusi, daerah. PAD merupakan tulang pungung
Penetapan Nomor Pokok Wajib pembiayaan daerah, oleh karenanya
Pajak Daerah dan Nomor Pokok Wajib kemampuan melaksanakan ekonomi
Retribusi dan Penerbitan Surat Ketetapan diukur dari besarnya kontribusi yang dapat
Pajak Daerah dan Surat Ketetapan diberikan oleh PAD terhadap APBD,
Jurnal WRA, Vol 3, No 2, Oktober 2015 610

semakin besar kontribusi yang dapat pelaksanaan otonomi daerah sebagai


diberikan oleh PAD terhadap APBD perwujudan asas desentralisasi.
berarti semakin kecil ketergantungan PAD merupakan sumber penerimaan
pemerintah daerah terhadap bantuan daerah yang digali dan berasal dari
pemerintah pusat. potensi yang dimiliki daerah serta
Pemerintah daerah diharapkan lebih digunakan untuk modal dasar
mampu menggali sumber-sumber pemerintah daerah dalam membiayai
keuangan secara maksimal, namun tentu pembangunan dan usaha-usaha daerah
saja dalam koridor perundang-undangan untuk memperkecil ketergantungan
yang berlaku khususnya untuk memenuhi dana dari penerimaan pusat. Menurut
kebutuhan pembiayaan pemerintahan dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004
pembangunan di daerahnya melalui PAD. pasal 6, Sumber-sumber PAD terdiri
Tuntutan Peningkatan PAD semakin besar dari : 1). Pajak daerah, 2). Retribusi
seiring dengan semakin banyaknya Daerah, 3). Hasil pengelolaaan
kewenangan pemerintahan yang kekayaan daerah yang dipisahkan; dan
dilimpahkan kepada daerah itu sendiri. 4). Lain-lain PAD yang sah.
Dalam Penggalian dan peningkatan
pendapatan daerah itu sendiri banyak 2.3. Pajak Daerah
permasalahan yang ditemukan, menurut Menurut Masyahrul (2006:5), Pajak
Tunggal (1999:67) hal ini dapat daerah adalah pajak yang dikelola oleh
disebabkan oleh: pemerintah daerah (baik pe merintah
a. Perannya yang tergolong kecil dalam daerah TK. I, maupun pemerintah daerah
total penerimaan daerah. TK. II) dan hasil dipergunakan untuk
Sebagian besar penerimaan daerah membiayai pengeluaran rutin dan
masih berasal dari bantuan pusat. Dari pembangunan daerah (APBD). Menurut
segi upaya pemungutan pajak, banyak Mardiasmo (2002:98), Pajak daerah
bantuan dan subsidi ini mengurangi adalah iuran wajib yang dilakukan oleh
usaha daerah dalam pemungutan orang pribadi atau badan kepada daerah
PADnya, dan lebih mengandalkan tanpa imbalan langsung yang seimbang
kemampuan negosiasi daerah terhadap yang dapat dipaksakan berdasarkan
pusat untuk memperoleh tambahan peraturan perundang-undangan yang
bantuan. berlaku digunakan untuk membiayai
b. Kemampuan administrasi pemungutan penyelenggaraan pemerintah daerah dan
di daerah yang masih rendah. pembangunan daerah.
Hal ini mengakibatkan pemungutan Menurut Siahaan (2005:7), Pajak
pajak cenderung dibebani oleh biaya Daerah adalah Iuran wajib yang dilakukan
pungut yang besar. olehdaerah kepada orang pribadi atau
c. Kemampuan perencanaan dan badan tanpa imbalan langsung yang
pengawasan keuangan yang lemah. seimbang, yang dapat dipaksakan
Hal ini mengakibatkan kebocoran- berdasarka peraturan perundang-undangan
kebocoran yang sangat berarti bagi yang berlaku yang digunakan untuk
daerah. Menurut Undang-Undang No membiayai penyelenggaraan pemerintah
33 Tahun 2004, PAD adalah daerah dan pembangunan daerah.
Pendapatan daerah yang bersumber dari Menurut Halim (2004:67), Pajak Daerah
hasil pajak daerah, hasil retribusi merupakan pendapatan daerah yang
daerah, hasil pengelolaan kekayaan berasal dari pajak. Berdasarkan Undang-
daerah yang dipisahkan, dan lain-lain Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
PAD yang sah, yang bertujuan untuk perubahan atas UU Nomor 34 Tahun 2000
memberikan keleluasaan kepada daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
dalam menggali pendanaan dalam pasal 1, Pajak Daerah adalah Iuran wajib
611 Halkadri Fitra: Analisis Rasio Kontribusi...

yang dilakukan oleh orang pribadi dan b. Objek pajak terletak atau terdapat di
badan kepada daerah tanpa imbalan wilayah daerah kabupaten/kota yang
langsung yang seimbang, yang dapat bersangkutan dan mempunyai mobilitas
dipaksakan berdasarkan peraturan yang cukup rendah serta hanya
perundang-undangan yang berlaku, yang melayani masyarakat di wilayah daerah
digunakan untuk membiayai kabupaten/kota yang bersangkutan.
penyelanggaraan pemerintah daerah dan c. Objek dan dasar pengenaan pajak tidak
pembangunan daerah. bertantangan dangan kepentingan
Dari pengertian di atas maka dapat umum, maksudnya adalah bahwa pajak
disimpulkan bahwa Pajak daerah adalah tersebut dimaksudkan untuk
penerimaan daerah yang berasal dari orang kepentingan bersama yang lebih luas
pribadi atau badan yang sifatnya dapat antara pemerintah dan masyarakat
dipaksakan (yuridis) berdasarkan dengan memperhatikan aspek
peratuaran perundang-undangan dan tidak ketentraman, kestabilan politik,
ada kontraprestasi/imbalan secara ekonomi, sosial, budaya, pertahanan,
langsung serta digunakan untuk dan keamanan.
membiayai pemerintah dan pembangunan d. Objek pajak bukan merupakan objek
daerah. Wewenang pemungutan pajak pajak provinsi dan atau objek pajak
daerah ada pada pemerintah daerah yang pusat.
pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas e. Potensinya memadai. Maksudnya
Pendapatan Daerah. Undang-Undang No. adalah bahwa hasil pajak cukup besar
34 Tahun 2000 yang telah direvisi dengan sebagai salah satu sumber pendapatan
Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 daerah dan laju pertumbuhannya,
memberikan peluang kepada daerah diperkirakan sejalan dengan laju
kabupaten/kota untuk memungut jenis pertumbuhan ekonomi.
pajak daerah lain yang dipandang f. Tidak memberikan dampak ekonomi
memenuhi syarat selain dari jenis pajak yang negatif. Maksudnya adalah bahwa
daerah kabupaten/kota yang telah pajak tersebut tidak mengganggu
ditetapkan. Penetapan jenis pajak lainnya alokasi sumber-sumber ekonomi efisien
ini harus benar-benar bersifat spesifik dan dan tidak mengganggu arus sumber
potensial di daerah yang bersangkutan. Hal daya ekonomi antar daerah maupun
ini dimaksudkan untuk memberikan kegiatan ekspor impor.
keleluasaan kepada daerah kabupaten/kota g. Memperhatikan aspek keadilan dan
dalam mengantisipasi situasi dan kondisi kemampuan masyarakat. Kriteria aspek
derta perkembangan perekonomian daerah keadilan antara lain objek dan subjek
pada masa mendatang yang harus jelas sehingga dapat diawasi
mengakibatkan perkembangan potensi pemungutannya, jumlah pembayaran
pajak dengan tetap memperhatikan pajak dapat diperkirakan oleh wajib
kesejahteraan jenis pajak dan aspirasi pajak yang bersangkutan, dan tarif
masyarakat serta memenuhi kriteria yang pajak ditetapkan dengan
ditetapkan. memperhatikan keadaan wajib pajak.
Menurut Siahaan (2005:46-47), Selanjutnya kriteria kemampuan
kriteria pajak daerah yang ditetapkan oleh masyarakat adalah kemampuan subjek
undang-undang bagi kabupaten/kota pajak untuk memikul tambahan beban
adalah: pajak.
a. Bersifat pajak dan bukan retribusi. h. Menjaga kelestarian lingkungan.
Maksudnya adalah pajak yang Maksudnya adalah bahwa pajak harus
ditetapkan harus sesuai dengan bersifat netral terhadap lingkungan,
pegertian yang ditentukan dalam yang berarti bahwa pengenaan pajak
defenisi pajak daerah. tidak memberikan peluang kepada
Jurnal WRA, Vol 3, No 2, Oktober 2015 612

pemerintah daerah dan masyarakat Analisis kontribusi yaitu suatu alat


untuk merusak lingkungan yang akan analisis yang digunakan untuk mengetahui
menjadi beban bagi pemerintah daerah seberapa besar kontribusi dapat
dan masyarakat. disumbangkan dari penerimaan pajak
daerah terhadap total penerimaan
2.4. Jenis Jenis Pajak Daerah pendapatan asli daerah.
Nama jenis Pajak daerah Kabupaten Kontribusi Pajak daerah terhadap
Pasaman berdasarkan Peraturan Daerah realisasi PAD dirumuskan sebagai berikut:
Kabupaten Pasaman Nomor 1 Tahun 2011
Tentang Pajak Daerah yaitu : Kontribusi Pajak Daerah Terhadap PAD =
a. Pajak Hotel dipungut pajak atas Realisasi Pajak Daerah x 100 %
pelayanan yang disediakan oleh Hotel Realisasi Total PAD
dengan pembayaran;
b. Pajak Restoran dipungut pajak atas Berdasarkan rumus di atas dapat
pelayanan yang disediakan oleh dimaknai bahwa semakin besar nilai
Restoran; Kontribusi Pajak Daerah Terhadap PAD,
c. Pajak Hiburan dipungut pajak atas jasa maka semakin tinggi kontribusi realisasi
penyelenggaraan hiburan yang dipungut pajak daerah terhadap pendapatan asli
bayaran; daerah (PAD).
d. Pajak Reklame dipungut pajak atas
semua penyelenggaraan Reklame; 2.6 Kerangka Konseptual Penelitian
e. Pajak Penerangan Jalan dipungut pajak Kerangka konseptual penelitian
atas penggunaan tenaga listrik; dapat dilihat pada gambar berikut:
f. Pajak Mineral Bukan Logam dan
Batuan dipungut pajak atas kegiatan Gambar 1 disini
pengambilan mineral bukan logam dan
batuan; 3. Metode Penelitian
g. Pajak Air Tanah dipungut pajak atas 3.1 Pendekatan Penelitian
pengambilan dan / atau pemanfaatan Jenis penelitian yang dipakai untuk
Air Tanah; mengetahui kontribusi pajak daerah
h. Pajak Sarang Burung Walet dipungut terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
pajak atas pengambilan dan / atau Kabupaten Pasaman dalam penelitian ini
pengusahaan Sarang Burung Walet; adalah jenis penelitian deskriptif. Jenis
i. Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah penelitian ini dilakukan dengan
dan Bangunan dipungut pajak atas memperhatikan dan menerapkan konsep
Perolehan Hak atas Tanah dan / atau perhitungan rasio kontribusi yaitu dengan
Bangunan. menghitung rasio realiasi pajak daerah
terhadap realisasi total PAD.
2.5.Pengertian Kontribusi Pajak Daerah
Terhadap Pendapatan Asli Daerah 3.2 Lokasi dan Objek Penelitian
Menurut Kamus ekonomi (T Guritno Lokasi penelitian ini dilakukan pada
1997:76) kontribusi adalah sesuatu yang Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
diberikan bersama-sama dengan pihak lain Aset Daerah Kabupaten Pasaman. Dalam
untuk tujuan biaya atau kerugian tertentu penelitian ini penulis menggunakan objek
atau bersama. Sehingga kontribusi yang penelitian adalah laporan realisasi
dimaksud dapat diartikan sebagai anggaran, realisasi PAD dan realisasi
sumbangan yang diberikan oleh pajak daerah serta elemen elemen yang
pendapatan pajak atas kendaraan bermotor terdapat dalam realisasi pajak daerah.
terhadap pendapatan asli daerah
613 Halkadri Fitra: Analisis Rasio Kontribusi...

3.3 Jenis Data c. Melakukan analisis rasio kontribusi


Menurut sifatnya data yang pajak daerah terhadap PAD
digunakan dalam penelitian ini adalah data d. Mengambil kesimpulan
kuantitatif. Sugiyono (2004:14),
menyatakan bahwa, Data kuantitatif 4. Hasil Analisis Data Dan Pembahasan
adalah data yang berbentuk angka atau 4.1 Perkembangan Penerimaan Pajak
yang diangkakan. Sedangkan menurut Daerah di Kabupaten Pasaman
sumbernya, data yang digunakan dalam Pajak daerah merupakan sumber
penelitian ini adalah data sekunder. penerimaan yang cukup potensial untuk
Menurut Arikunto (2006:221), Data dikembangkan sesuai dengan kondisi
sekunder adalah pengumpulan data dengan masing-masing daerah termasuk di
mempelajari masalah yang berhubungan Kabupaten Pasaman. Untuk melihat besar
dengan objek yang diteliti. kecilnya penerimaan pajak daerah di
Data primer yang diperoleh dari Kabupaten dari tahun 2010 sampai dengan
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut
dan Aset Daerah Kabupaten Pasaman ini:
adalah data-data mengenai penyebab
terjadinya peningkatan dan penurunan Tabel 1 disini
pada penerimaan PAD dan pajak daerah.
Sedangkan data sekunder pada penelitian Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat
ini berupa laporan realisasi pendapatan kita lihat bahwa telah terjadi peningkatan
Kabupaten Pasamn selama lima tahun penerimaan pajak daerah setiap tahunnya
terhitung dari tahun 2010 sampai dengan mulai tahun 2010 sampai 2015.
2015 dan peraturan-peraturan daerah Peningkatan dalam sisi jumlah penerimaan
Kabupaten Pasaman tentang pajak daerah. terjadi paling tinggi yaitu dari tahun 2013
ke tahun 2014 sejumlah Rp 968.816.409,
3.4 Teknik Pengumpulan Data namun pada sisi persentase peningkatan
Dalam penelitian ini teknik penerimaan pajak daerah terjadi paling
pengumpulan data yang digunakan adalah tinggi pada tahun 2010 ke tahun 2011
metode dokumentasi dengan mencatat dan yaitu sebesar 23,31%. Secara rata-rata
menelusuri data laporan realisasi anggaran, setiap tahunnya pajak daerah mengalami
realisasi PAD, dan realisasi pajak daerah kenaikan sebesar 20,10%
Kabupaten Pasaman, mulai tahun 2010
sampai dengan 2014 yang diperoleh dari 4.2 Perkembangan Penerimaan PAD
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Kabupaten Pasaman
dan Aset Kabupaten Pasaman. Selain itu Kemandirian pemerintah
juga peneliti menelusuri sumber data dari kabupaten/kota dapat dilihat dari besarnya
website resmi pemerintah daerah PAD yang diperoleh pemerintah
kabupaten Pasaman, website Badan Pusat kabupaten/kota tersebut, semakin besar
Statistik Kabupaten Pasaman dan beberapa PAD yang diperoleh oleh pemerintah
sumber lainnya yang relevan. kabupaten/kota, maka akan semakin
mengurangi ketergantungan pemerintah
3.5. Teknik Analisis Data daerah terhadap bantuan dari pemerintah
Teknik analisis data yang dilakukan pusat, begitu juga di Kabupaten Pasaman.
adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui jumlah penerimaan dan
a. Mengumpulkan data realisasi anggaran, perkembangan PAD di Kabupaten
realisasi PAD dan realisasi pajak daerah Pasaman dapat dilihat pada tabel 2 berikut
b. Melakukan perhitungan perkembangan ini:
data realisasi setiap tahunnya
Tabel 2 disini
Jurnal WRA, Vol 3, No 2, Oktober 2015 614

Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat pengelolaan kekayaan daerah yang


kita lihat bahwa telah terjadi peningkatan dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah.
penerimaan PAD setiap tahunnya mulai Tabel di bawah ini menyajikan
tahun 2010 sampai 2015. Peningkatan kontribusi masing-masing realisasi
dalam sisi jumlah penerimaan terjadi elemen-elemen PAD terhadap realisasi
paling tinggi yaitu dari tahun 2013 ke PAD mulai tahun 2010 hingga tahun 2014.
tahun 2014 sejumlah Rp 26.878.016.236,
namun pada sisi persentase peningkatan Tabel 4 disini
penerimaan pajak daerah terjadi paling
tinggi pada tahun 2010 ke tahun 2011 Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat
yaitu sebesar 60,19%. Secara rata-rata kita lihat bahwa naik turunnya kontribusi
setiap tahunnya Kabupaten Pasaman realiasasi pajak daerah terhadap realisiasi
mengalami peningkatan penerimaan PAD PAD dapat dijelaskan sebagai berikut :
sebesar 46,54%. a. Turunnya kontribusi realisasi pajak
daerah untuk tahun 2010 ke 2011 yaitu
4.3 Kontribusi Pajak Daerah Terhadap dari 18,40% menjadi 14,16%
PAD Kabupaten Pasaman disebabkan oleh naiknya kontribusi
Pajak daerah adalah salah satu hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
komponen dari PAD dan digunakan untuk dipisahkan dari 19,40% menjadi
membiayai pengeluaran dalam 20,20% dan kotribusi lain-lain PAD
melaksanakan wewenang dan tanggung yang sah dari 30,01 % menjadi 36,21%,
jawabnya kepada masyarakat. Untuk meskipun juga terjadi penurunan
melihat besarnya kontribusi pajak daerah kontribusi pada retribusi daerah dari
terhadap PAD dapat dilihat pada tabel 3 di 32,19% menjadi 29,43%.
bawah ini. b. Turunnya kontribusi realisasi pajak
daerah untuk tahun 2011 ke 2012 yaitu
Tabel 3 disini dari 14,16% menjadi 13,38%
disebabkan oleh naiknya kontribusi
Berdasarkan Tabel 3 tersebut dapat retribusi daerah dari 29,43% menjadi
kita perhatikan bahwa mulai tahun 2010 34,26% dan kotribusi lain-lain PAD
hingga tahun 2014 persentase kontribusi yang sah dari 36,21% menjadi 37,42%,
realisasi pajak daerah terhadap realisasi meskipun juga terjadi penurunan
PAD terus mengalami penurunan kontribusi pada elemen hasil
meskipun realisiasi penerimaan pajak pengeolaan kekayaan daerah yang
daerah setiap tahunnya mengalami dipisahkan dari 20,20% menjadi
peningkatan. Secara rata-rata selama 5 14,94%.
tahun, realisasi pajak daerah memberikan c. Turunnya kontribusi realisasi pajak
kontribusi terhadap realisasi penerimaan daerah untuk tahun 2012 ke 2013 yaitu
PAD sebesar 13,13%. dari 13,38% menjadi 11,28%
disebabkan oleh naiknya kontribusi
4.4 Pembahasan retribusi daerah dari 34,26% menjadi
Elemen PAD terdiri atas 4 elemen 40,77% meskipun juga terjadi
yaitu pajak daerah, retribusi daerah, hasil penurunan kontribusi pada hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. dipisahkan dari 14,94% menjadi
Besar atau kecilnya kontribusi realisasi 11,97% dan lain-lain PAD yang sah
pajak daerah terhadap realisasi PAD, akan dari 37,42% menjadi 35,98%
sangat ditentukan pula oleh realisiasi d. Turunnya kontribusi realisasi pajak
penerimaan retribusi daerah, hasil daerah untuk tahun 2013 ke 2014 yaitu
dari 11,28% menjadi 8,45% disebabkan
615 Halkadri Fitra: Analisis Rasio Kontribusi...

oleh naiknya kontribusi retribusi daerah Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat


dari 40,77% menjadi 42,96% dan kita lihat bahwa mulai tahun 2010 hingga
kotribusi lain-lain PAD yang sah dari tahun 2014 elemen pajak daerah yang
35,98% menjadi 41,06%, meskipun memberikan kontribusi terbesar untuk
juga terjadi penurunan kontribusi pada peningkatan PAD adalah Pajak
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang Penerangan jalan yaitu berturut-turut: pada
dipisahkan dari 11,97% menjadi 7,53%. tahun 2010 sebesar 10,925%, kemudian
Berdasarkan Tabel 4 di atas juga tahun 2011 sebesar 8,821%, selanjutnya
dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pada tahun 2012 sebesar 7,612%,
jangka waktu lima tahun dari tahun 2010 seterusnya pada tahun 2013 sebesar
hingga tahun 2014 secara rata-rata, 5,594% dan terakhir pada tahun 2014
elemen elemen PAD memberikan sebesar 3,977%. Dalam periode 5 tahun
kontribusi terhadap PAD adalah sebagai penelitian (2010 hingga 2014) secfara rata-
berikut : kontribusi pajak daerah sebesar rata pajak penerangan jalan memberikan
13,13%, kontribusi retribusi daerah kontribusi sebesar 7,386% dari 13,134%
sebesar 35,92%, kontribusi hasil kontribusi pajak daerah terhadap PAD.
pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan sebesar 14,81 % dan kontribusi 5 Kesimpulan Dan Saran
lain-lain PAD yang sah sebesar 36,14%. 5. Simpulan, Keterbatasan, dan Saran
Selain hal tersebut, besar atau 5.1. Simpulan Penelitian
kecilnya kontribusi realisasi pajak daerah Berdasarkan hasil penelitian, maka
juga dipengaruhi dari penerimaan elemen- dapat disimpulkan bahwa realisasi
elemen pajak daerah itu sendiri. penerimaan pajak daerah di kabupaten
Berdasarkan Pada Undang-Undang Nomor Pasaman selama periode 2010 hingga 2014
28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan terus mengalami peningkatan dengan rata-
Retribusi Daerah, maka Pemerintah rata persentase peningkatan 20,10% per
Daerah Bersama dengan DPRD Kabupaten tahun. Selanjutnya realisasi pajak daerah
Pasaman menerbitkan Peraturan Daerah juga telah memberikan kontribusi terhadap
Kabupaten Pasaman Nomor 1 Tahun 2011 realisasi penerimaan pendapatan asli
Tentang Pajak Daerah dimana terdapat 9 daerah meskipun persentase kontribusi
jenis pajak daerah yang ada yaitu yaitu dari tahun 2010 hingga 2014 mengalami
pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, penurunan tiap tahunnya. Dalam periode
pajak reklame, pajak penerangan jalan, 2010 hingga 2014 realisasi pajak daerah
pajak pengambilan mineral bukan logam telah memberikan kontribusi terhadap
dan batuan, pajak air tanah, pajak burung realisasi PAD dengan rata-rata persentase
walet, dan bea perolehan hak atas tanah 13,13%. Elemen pajak daerah yang
dan bangunan. Kemudian ditambah lagi memberikan kontribusi terbesar
satu jenis pajak yaitu Pajak Bumi dan penerimaan PAD adalah Pajak Penerangan
Bangunan (PBB) Perdesaan dan Perkotaan Jalan dengan rata-rata kontribusi selama
dengan adanya Peraturan Daerah tahun 2010 hingga 2014 adalah 7,386%.
Kabupaten Pasaman Nomor 12 Tahun
2012. 5.2. Keterbatasan Penelitian
Berikut ini adalah kontribusi realisasi Keterbatasan dalam penelitian ini
masing-masing elemen pajak daerah adalah jumlah data yang digunakan hanya
terhadap realisasi PAD mulai tahun 2010 selama 5 tahun, sehingga hasil yang
sampai tahun 2014. diperoleh hanya dapat digunakan untuk
gambaran selama 5 tahun tersebut.
Tabel 5 disini Keterbatasan lainnya adalah bahwa objek
penelitian hanya menggunakan 1 daerah
yaitu kabupaten Pasaman, sehingga hasil
Jurnal WRA, Vol 3, No 2, Oktober 2015 616

yang diperoleh belum mampu untuk 4) Mengembangkan usaha-usaha yang


dilakukan generalisasi untuk semua daerah mampu menggerakkan
yang ada di Indonesia. Hasil yang perekonomian daerah yang
diperoleh belumlah cerminan kontribusi berdampak pada peningkatan PAD
realisasi pajak daerah terhadap realisasi
PAD semua daerah di Indonesia. b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dengan adanya beberapa
5.3. Saran keterbatasan dalam penelitian ini, kepada
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti selanjutnya diharapkan untuk
maka sebagai bahan pertimbangan melakukan penelitian sejenis lebih lanjut
dikemukakan beberapa saran bagi Dinas dengan pendekatan kuantitatif atau
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan paradigm positivist untuk mengetahui
Aset (DPPKA) Kabupaten Pasaman pengaruh kontribusi pajak daerah terhadap
maupun kepada peneliti selanjutnya, yaitu: PAD, sehingga dapat ditemukan hasil yang
a. Bagi Dinas Pendapatan Pengelolaan lebih optimal dan bisa digeneralisasikan
Keuangan dan Aset (DPPKA) pada wilayah yang lebih luas.
Kabupaten Pasaman. Saran-saran yang
dapat dijadikan bahan pertimbangan Daftar Pustaka
dalam menentukan kebijakan yang Abdullah, Syukriy dan Abdul Halim.
berhubunhan dengan pengaruh pajak (2004). Pengaruh Dana Alokasi
daerah dan retribusi daerah dapat Umum (DAU) dan Pendapatan Asli
meningkatkan PAD, sebagai berikut: Daerah (PAD) terhadap Belanja
1) Kontribusi pajak daerah sudah baik Pemerintah Daerah: StudiKasus
sehingga harus dipertahankan dan Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali,
mungkin lebih ditingkatkan, dengan Proceeding Simposium
cara memperbaiki system NasiounalAkuntansi VI,_16-17
pemungutan pajak dan retribusi Oktober 2003. Surabaya.
daerah serta melakukan inovasi dan Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
terobosan-terobosan baru dalam Penelitian Suatu Pendekatan
pelayanan dan potensi daerah yang Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
ada agar kontribusi pajak daerah Badan Pusat Statistik Kabupaten Pasaman.
terhadap PAD semakin besar. Pasaman Dalam Angka 2014
2) Meningkatkan intensifikasi Guritno, T. 1997. Kamus Ekonomi-Binis-
pemungutan pajak daerah yang Perbankan : Inggris-Indonesia. Gajah
diberlakukan, antara lain dengan Mada University Press. Yogyakarta.
meningkatkan kompetensi aparat Https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_P
daerah yang melaksanakan asaman
pemungutan pajak daerah, Http://info-
menyederhanakan proses keuangandaerah.blogspot.co.id/2012
administrasi pajak memberikan /04/manajemen-pendapatan-
pelayanan yang lebih baik kepada daerah.html
para wajib pajak. Mahmudi., 2010, Manajemen Keuangan
3) Proses penetapan target yang Daerah, Jakarta : Erlangga
dilakukan sebelumnya, sebaiknya Mardiasmo. 2002. Otonomi dan
memperhatikan potensi yang ada Manajemen Keuangan daerah.
sebenarnya, sehingga Yogyakarta : Andi.
pemungutannya akan terpacu untuk ..., 2009, Perpajakan, Edisi
melampaui target yang telah Revisi, Yogyakarta : ANDI.
ditetapkan.
617 Halkadri Fitra: Analisis Rasio Kontribusi...

Masyahrul, Tony. 2005. Pengantar


Perpajakan. Penerbit PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Osborne, David and Ted Gaebler , 1992,
Reinventing Government, New
York: Addison-Wesley
Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman
Nomor 1 tahun 2011 tentang Pajak
Daerah
Peraturan daerah kabupaten Pasaman
Nomor 12 tahun 2012 tentang Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan
Siahaan, Marihot P.. 2005. Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.
Sunarto., 2005, Pajak dan Retribusi
Daerah, Yogyakarta : AMUS dan
Citra Pustaka
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: CV.Alfabeta.
Tunggal, Hadi Setia.1999. Tanya Jawab :
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Jakarta: Penerbit Harvarind.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Perubahan Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Perubahan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah.
www.pasamankab.go.id
Zulkifli, Modul Manajemen Keuangan
Daerah
.
Jurnal WRA, Vol 3, No 2, Oktober 2015 618

LAMPIRAN

Realisasi APBD

Realisasi PAD

Realisasi Pajak Realisasi Retribusi Realisasi Hasil Pengelolaan Realisasi Lain-Lain PAD
kekayaan Daerah yang yang Sah
Daerah Daerah dipisahkan

Analisis Rasio Realisasi Pajak Daerah


Terhadap Realisasi PAD

. Kesimpulan

.
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian

Tabel 1. Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Pasaman Tahun 2010-2014


Tahun Pajak Daerah (Rp) Peningkatan / Peningkatan /
Penurunan (Rp) Penurunan (%)

2010 2.960.976.260 - -
2011 3.651.246.149 690.269.889 23,31%
2012 4.356.315.172 705.069.023 19,31%
2013 5.187.896.126 831.580.954 19,09%
2014 6.156.712.535 968.816.409 18,67%
Rata-Rata Kenaikan (%) 20,10%
Sumber : DPPKA Kabupaten Pasaman (data diolah)

Tabel 2. Perkembangan PAD Kabupaten Pasaman Tahun 2005-2010


Tahun Pendapatan Asli Peningkatan / Peningkatan /
Daerah/PAD (Rp) Penurunan (Rp) Penurunan (%)

2010 16.094.170.584 - -
2011 25.780.757.961 9.686.587.377 60,19%
2012 32.555.796.302 6.775.038.341 26,28%
2013 45.988.829.054 13.433.032.752 41,26%
2014 72.866.845.290 26.878.016.236 58,44%
Rata-Rata Kenaikan (%) 46,54%
Sumber : DPPKA Kabupaten Pasaman (data diolah)
619 Halkadri Fitra: Analisis Rasio Kontribusi...

Tabel 3. Kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di


Kabupaten Pasaman Tahun 2010 - 2014
Tahun Realisasi Pajak Realisasi PAD (Rp) Kontribusi Pajak Daerah
Daerah (Rp) Terhadap PAD (%)

2010 2.960.976.260 16.094.170.584 18,40%


2011 3.651.246.149 25.780.757.961 14,16%
2012 4.356.315.172 32.555.796.302 13,38%
2013 5.187.896.126 45.988.829.054 11,28%
2014 6.156.712.535 72.866.845.290 8,45%
Rata-Rata (%) 13,13%
Sumber : DPPKA Kabupaten Pasaman (data diolah)

Tabel 4. Kontribusi Realisasi Elemen-Elemen PAD terhadap Realisasi PAD


Tahun Pajak Retribusi Hasil Pengelolaan Lain-Lain Jumlah
Daerah daerah kekayaan Daerah PAD yang
Yang Dipisahkan Sah

2010 18,40% 32,19% 19,40% 30,01% 100,00%


2011 14,16% 29,43% 20,20% 36,21% 100,00%
2012 13,38% 34,26% 14,94% 37,42% 100,00%
2013 11,28% 40,77% 11,97% 35,98% 100,00%
2014 8,45% 42,96% 7,53% 41,06% 100,00%
Rata-
Rata %) 13,13% 35,92% 14,81% 36,14% 100,00%
Sumber : DPPKA Kabupaten Pasaman (data diolah)

Tabel 5. Kontribusi Realisasi Elemen-Elemen Pajak Daerah terhadap Realisasi PAD di Kabupaten
Pasaman Tahun 2010 - 2014
Kontribusi Elemen Pajak Daerah Terhadap PAD Rata-
No Elemen Pajak Daerah
2010 2011 2012 2013 2014 Rata

1 Pajak Hotel 0,282% 0,255% 0,202% 0,194% 0,138% 0,214%


2 Pajak Restoran 3,744% 1,613% 1,486% 1,443% 1,265% 1,910%
3 Pajak Hiburan 0,005% 0,008% 0,000% 0,005% 0,000% 0,004%
4 Pajak Reklame 0,689% 0,427% 0,391% 0,295% 0,164% 0,393%
5 Pajak Penerangan Jalan 10,925% 8,821% 7,612% 5,594% 3,977% 7,386%
Pajak Mineral Bukan
6 Logam dan batuan 2,752% 2,723% 3,189% 3,246% 1,653% 2,713%
Pajak Sarang burung
7 walet 0,000% 0,000% 0,000% 0,000% 0,000% 0,000%
8 Pajak Air Bawah Tanah 0,000% 0,089% 0,077% 0,077% 0,044% 0,057%
9 BPHTB 0,000% 0,228% 0,423% 0,426% 0,265% 0,268%
10 PBB 0,000% 0,000% 0,000% 0,000% 0,944% 0,189%
Jumlah 18,398% 14,163% 13,381% 11,281% 8,449% 13,134%
Sumber : DPPKA Kabupaten Pasaman (data diolah)
Jurnal WRA, Vol 3, No 2, Oktober 2015 620

Halaman ini sengaja dikosongkan

You might also like