Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Hiperfosfat 2
Jurnal Hiperfosfat 2
1
Nur Azizah Idris
2
Arthur E. Mongan
2
Maya F. Memah
1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Patologi Klink Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: nurazizahidris12102@gmail.com
Abstract: Calcium is the largest mineral in the body and is necessary in most biological
processes. The body's calcium levels are influenced by a variety of renal disorders, one of
which is chronic kidney disease. Chronic kidney disease is a pathophysiological process with
diverse etiology, resulting in a progressive decline in renal function, and generally end up with
kidney failure (stage 5 / end stage). This study aims to describe the levels of calcium in
patients with non dialysis stage 5 chronic kidney disease. The method used in this study was a
descriptive study conducted from December 2015-January 2016 at two hospitals, Prof. Dr. R.
D Kandou hospital and Advent Teling hospital in Manado. The samples were blood samples
of all patients with non-dialysis CKD stage 5 in the period and criteria set determined by non-
probability sampling types consecutive sampling. Examination serum calcium using O-
Cresolphthalein Complexon method. The result obtained 22 (62.9%) were decreased calcium
levels (hypocalcemia), 12 (34.3%) calcium levels nomal and 1 (2.9%) with increased levels of
calcium (hypercalcemia). The results of this study concluded that most of the non-dyalisis
stage 5 chronic kidney disease patients (62,9%) were decline in calcium levels.
Keywords: calcium, chronic kidney disease stage 5, non dialysis
Abstrak: Kalsium sangat penting karena merupakan mineral terbanyak dalam tubuh dan
diperlukan pada sebagian besar proses biologis. Kadar kalsium tubuh dipengaruhi oleh
berbagai gangguan ginjal, salah satunya penyakit ginjal kronik. Penyakit ginjal kronik adalah
suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi
ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal (stadium 5/end stage).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar kalsium pada pasien penyakit
ginjal kronik stadium 5 non dialisis. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
deskriptif cross sectional dilakukan sejak Desember 2015-Januari 2016 di dua rumah sakit
yaitu RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dan Rumah Sakit Advent Manado. Sampel
penelitian adalah sampel darah dari semua pasien PGK stadium 5 non dialisis dalam kurun
waktu dan kriteria yang telah ditentukan dengan cara non-probability sampling jenis
consecutive sampling. Pemeriksaan kalsium serum dengan metode O-Cresolphthalein
Complexon. Hasilnya didapatkan 22 orang (62,9%) yang mengalami penurunan kadar kalsium
(hipokalsemia), 12 orang (34,3%) kadar kalsium nomal dan 1 orang (2,9%) dengan
peningkatan kadar kalsium (hiperkalsemia). Kesimpulannya sebagian besar terjadi penurunan
kadar kalsium (62,9%) pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis.
Kata kunci: kalsium, penyakit ginjal kronik stadium 5, non dialisis
Kalsium (Ca) merupakan mineral yang Kira-kira 2% dari seluruh bobot manusia
paling banyak terdapat di dalam tubuh. dewasa terdiri dari kalsium. Lebih dari 99%
224
Idris, Mongan, Memah: Gambaran kadar kalsium...
kalsium ada di dalam tulang dan gigi. kronik adalah suatu proses patofisiologis
Sebagian kecil sisanya membentuk ikatan dengan etiologi yang beragam,
dengan senyawa lain dan sebagian kecil mengakibatkan penurunan fungsi ginjal
lainnya berada dalam darah. Kadar kalsium yang progresif, dan pada umumnya
dalam darah sekitar 10mg/dL dengan berakhir dengan gagal ginjal (stadium
rentangan 8,8-10,8 mg/dL. Nilai kadar ini 5/end stage).7
harus dipertahankan agar berfungsi dengan Mengetahui pengaruh penyakit ginjal
baik.1 kronik terhadap kadar kalsium tubuh,
Hormon paratiroid mengatur kestabilan penulis tertarik untuk mengetahui
kadar kalsium ini dengan mekanisme gambaran kadar kalsium darah pada pasien
umpan balik. Pembentukan tulang penyakit ginjal kronik stadium 5 non-
dilakukan dengan osteoblas. Sebaliknya, dialisis.
mobilisasi kalsium dilakukan dengan
bantuan osteoklas yang merombak tulang METODE PENELITIAN
dan melepaskan kalsium untuk dimasukkan Penelitian ini merupakan studi
ke darah agar kadar kalsium darah tetap deskriptif. Penelitian dilaksanakan di dua
stabil.2 rumah sakit yaitu Poliklinik Nefrologi-
Absorpsi kalsium di usus halus dapat Hipertensi dan rawat inap bagian Penyakit
melalui 2 mekanisme, yaitu aktif dan Dalam RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou
pasif.3 Transpor kalsium aktif terjadi Manado dan Rumah Sakit Advent Manado
terutama di duodenum dan proximal selama bulan Desember 2015 sampai
jejunum, sementara transpor pasif terjadi Januari 2016. Sampel penelitian adalah
pada seluruh usus halus. Duodenum adalah sampel darah dari semua pasien PGK
tempat absorpsi kalsium yang paling efisien stadium 5 non dialisis dalam kurun waktu
karena dapat mengambil kalsium bahkan dan kriteria yang telah ditentukan dengan
pada keadaan diet sangat rendah kalsium cara non-probability sampling jenis
melalui mekanisme aktif, juga memiliki consecutive sampling. Pemeriksaan
seluruh komponen bagi transpor kalsium kalsium serum dengan metode O-
melalui jalur transcellular dan Cresolphthalein Complexon menggunakan
paracellular.4,5 alat auto-analyzer (Horiba ABX Pentra
Absorpsi terjadi dalam usus halus Calcium CP).
melalui mekanisme yang terutama
dikontrol oleh hormon kalsitropik (I,25- HASIL PENELITIAN
dihydroxycholecalciferol vitamin D3 (1,25-
(OH)2D3) dan paratiroid hormon (PTH)). Tabel 1. Distribusi pasien penyakit ginjal
Untuk mempertahankan keseimbangan kronik stadium 5 non dialisis menurut usia
kalsium, ginjal harus mengeksresikan
kalsium dalam jumlah yang sama dengan Usia Frekuensi %
kalsium yang diabsorpsi dalam usus halus.4
Ketika Glomerulus Filtration Rate 26-35 Tahun 1 2,86%
36-45 Tahun 2 5,71%
(GFR) menurun, konsentrasi fosfat di
46-55 Tahun 8 22,86%
plasma akan meningkat dan akan 56-65 Tahun 7 20%
bergabung dengan Ca2+ untuk membentuk 66-75 Tahun 13 37,14%
kalsium fosfat sehingga konsentrasi Ca2+ >75 Tahun 4 11,43%
menurun. Keadaan hipokalsemia Jumlah 35 100%
merangsang pelepasan PTH dari kelenjar
paratiroid sehingga memobilisasi kalsium
dari tulang.6
Kadar kalsium tubuh dipengaruhi oleh
berbagai penyakit ginjal, salah satunya
penyakit ginjal kronik. Penyakit ginjal
225
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016
Frekuensi
Laki-laki 21 60% 6
Perempuan 14 40% 4
2
Total 35 100% 0
banyak dari perempuan (35%). Juga penurunan 1,25 (OH) 2 vitamin D atau
penelitian oleh Pura10 dkk di RS Hasan peningkatan penyerapan usus pada mereka
Sadikin Bandung menunjukkan yang dirawat dengan aktif vitamin D,
perbandingan antara jumlah laki-laki dan penurunan atau peningkatan absorpsi dari
perempuan adalah 2 : 1. Namun berbeda tulang pada mereka dengan tingkat PTH
dengan penelitian Kohort yang dilakukan abnormal rendah atau tinggi, dan
oleh Ibrahim9 et al di Amerika Serikat dari penurunan ekskresi ginjal terhadap
1992-2004 didapatkan persentase kalsium, dikombinasikan dengan
perempuan lebih tinggi yaitu sebanyak pertukaran kalsium yang tidak terkontrol
55,1%. Penelitian ini juga tidak sejalan melalui membran dialisis semua
dengan penelitian oleh Tjekyan11 di RSUP berkontribusi pada terjadinya gangguan
Dr. Mohammad Hoesin Palembang yang homeostasis penderita PGK terutama di
menunjukkan bahwa pasien perempuan ESRD (End Stage Renal Disease).12
(56,3%) lebih banyak dari laki-laki Pada Tabel 5 dapat dilihat dari 35
(43,7%). pasien PGK stadium 5 non dialisis, terdapat
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat 17 pasien rawat jalan (48,6%) dan 18
bahwa hipertensi merupakan riwayat pasien rawat inap (51,4%). Rerata kadar
penyakit dahulu yang terbanyak pada kalsium pasien rawat jalan adalah 7,41
pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non mg/dL dan 8,66 mg/dL pada pasien rawat
dialisis. Hasil ini berbeda dengan data inap. Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi
statistik United States Renal Data System penurunan kadar kalsium (hipokalsemia)
Annual Data Report (2013)13 yang pada pasien rawat jalan maupun rawat inap,
menunjukkan bahwa diabetes (37,9%) namun kadar kalsium pasien rawat inap
merupakan penyebab terbanyak penyakit hampir mendekati normal. Hal ini mungkin
ginjal kronik stadium 5. Namun hasil ini disebabkan pasien rawat inap mendapat
sesuai dengan data statistik Indonesian pelayanan medis yang intensif dan diet
Renal Registry yang menunjukkan bahwa yang teratur sehingga kadar kalsiumnya
hipertensi (34%) merupakan penyebab lebih baik.
terbanyak penyakit ginjal kronik stadium Kelemahan dari penelitian ini adalah
5.14 Hasil ini juga sesuai dengan penelitian tidak melihat faktor-faktor yang
yang dilakukan oleh Tjekyan11 di RSUP mempengaruhi sebab dan akibat, tidak
Dr. Mohammad Hoesin Palembang yang diketahui insidensi yang diteliti terjadi
menunjukkan bahwa faktor resiko sebelum atau sesudah terpajan penyakit
terbanyak pada penyakit ginjal kronik yang diderita, sehingga sulit melakukan
adalah riwayat hipertensi yaitu 126 kasus perbandingan dan tidak dapat melihat
(68,9%). perubahan yang terjadi dengan berjalannya
Pada hasil pemeriksaan laboratorium waktu serta keterbatasan waktu.
(Tabel 4) terdapat 22 orang (62,9%) yang
mengalami penurunan kadar kalsium SIMPULAN
(hipokalsemia) dan 12 orang (34,3%) Berdasarkan hasil penelitian yang
dengan kadar kalsium nomal. Dan dilakukan di Poliklinik Nefrologi-
selebihnya 1 orang (2,9%) dengan Hipertensi dan rawat inap bagian Penyakit
peningkatan kadar kalsium (hiperkalsemia). Dalam RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou
Kovesdy12 dkk menyebutkan peningkatan Manado dan Rumah Sakit Advent Manado,
atau penurunan kadar kalsium yang dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan
abnormal berhubungan dengan peningkatan kadar kalsium pada sebagian besar pasien
kejadian kematian dini pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non-
penyakit ginjal non-dialisis. dialisis (62,9%).
Homeostasis kalsium secara signifikan
berubah pada penyakit ginjal kronik: SARAN
penyerapan usus yang lebih rendah karena 1. Meningkatkan jumlah sampel
227
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016
228