Professional Documents
Culture Documents
Kebijakan Dan Strategi Pengembangan Ternak: (Strategy and Programmes of Livestock Development in Indonesia)
Kebijakan Dan Strategi Pengembangan Ternak: (Strategy and Programmes of Livestock Development in Indonesia)
Kebijakan Dan Strategi Pengembangan Ternak: (Strategy and Programmes of Livestock Development in Indonesia)
Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian, Jl. Harsono RM No. 3, Jakarta Selatan
ABSTRACT
The purpose of livestock industry development is to improve programme quality based on using local
resources, to develop competitive and sustainable livestock industry, to develop national livestock system
capable to provide domestic demands and to improve farmers welfare. The livestock development programme
is therefore directed to improve quantity and quality of animal breeds, develop breeding farming to increase
population, productivity and production of livestock, improving and maintaining animal health status,
improving food safety according to ASUH (safe, healthy, wholesome and halal) and improving prime
services for farmers. Problems are faced presently including beef production is not increasing significantly,
milk production is far from the expectation, production processes are depended on imports, prevention of the
strategic infectious diseases is not optimal and low warranty for food safety. In order to achieve the target and
to overcome the problems, the government is undertaking some action plans, such as implementation of seven
operational procedures for Acceleration of Achieving Beef Selfsufficiency (P2SDS) through artificial
insemination, natural breeding, breed supply, local feed/integrated feed supply, reproduction disorder/animal
health, institutional and human resources development in 18 provinces; implementation of Breeding Action
Programmes, optimalisation use of local material for feed (palm oil kernel, rice straw etc) and grassland in 27
provinces, implementing poultry compartments and zonation, controlling and erradicating strategic infectious
animal diseases of bird flu and other Major Infectious Animal Disease (PHMU), prevention of exotic diseases
(such as FMD and BSE), and providing infrastructures, certification farming units and professional butchers.
The development strategy for environmental friendly of livestock agribussines consists 2 livestock
development programmes, including (1) the use of animal BIOGAS programme with local communities and
(2) development of ANIMAL PLANTS INTEGRATED SYSTEM.
Key Words: Strategy, Development, Livestock
ABSTRAK
Pembangunan peternakan bertujuan untuk meningkatkan kualitas kebijakan dan program yang mengarah
pada pemanfaatan sumber daya lokal untuk membangun peternakan yang berdaya saing dan berkelanjutan
serta membangun sistem peternakan nasional yang mampu memenuhi kebutuhan terhadap produk peternakan
dan mensejahterakan peternak. Oleh karena itu program pembangunan peternakan diarahkan untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas bibit ternak, mengembangkan usaha budidaya dalam rangka
meningkatkan populasi, produktivitas dan produksi ternak, meningkatkan dan mempertahankan status
kesehatan hewan, meningkatkan jaminan keamanan pangan hewani yang ASUH (aman, sehat, utuh dan halal)
dan meningkatkan pelayanan prima pada masyarakat peternakan. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah
produksi daging sapi belum meningkat secara nyata, produksi susu masih jauh dari harapan, proses produksi
masih bergantung pada produk impor, penanganan penyakit hewan menular strategis belum optimal dan
masih rendahnya jaminan keamanan pangan asal ternak. Untuk mencapai sasaran dan mengatasi
permasalahan tersebut, maka pemerintah melakukan beberapa program aksi, antara lain pelaksanaan 7
langkah operasional P2SDS (IB, kawin alam, penyediaan bibit, pakan lokal/integrasi, gangguan
reproduksi/Keswan, kelembagaan dan SDM) di 18 Propinsi; pelaksanaan Program Aksi Perbibitan,
optimalisasi penggunaan bahan baku pakan lokal (bungkil sawit, onggok, jerami, dll) dan padang
penggembalaan di 27 propinsi, penerapan kompartemen dan zoning perunggasan, pengendalian dan
pemberantasan penyakit hewan menular strategis Flu burung dan PHMU lainnya serta perlindungan hewan
dari penyakit eksotik (PMK dan BSE), serta fasilitasi sarana dan prasarana serta pelaksanaan sertifikasi unit
usaha dan juru sembelih. Strategi pengembangan agribisnis peternakan ramah lingkungan meliputi 2 program
pengembangan peternakan, yaitu (1) program pemanfaatan BIOGAS ternak bersama masyarakat (Program
BATAMAS) dan (2) pengembangan SISTEM INTEGRASI TERNAK-TANAMAN.
Kata Kunci: Strategi, Pengembangan, Ternak
4
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008
5
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008
ALUR PIKIR
FUNGSI TUJUAN
Perbibitan Meningkatkan kuantitas dan kualitas bibit
Budidaya Ternak Ruminansia ternak
Budidaya Ternak Non Meningkatkan populasi, produktivitas dan
Ruminansia produksi ternak
Kesehatan Hewan Meningkatkan dan mempertahankan status
Kesehatan Masyarakat Veteriner kesehatan hewan
Meningkatkan jaminan keamanan pangan
hewani yang ASUH
Meningkatkan pelayanan prima pada
masyarakat peternakan
PRIORITAS
P2SDS 2010
Restrukturisasi
Perunggasan
PHMS
PAH ASUH
Revitalisasi Persusuan
6
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008
7
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008
Tabel 2. Realisasi dan sasaran populasi ternak tahun 2005 2009 (juta ekor)
*) Angka sementara
Tabel 3. Realisasi dan sasaran produksi daging, telur dan susu tahun 2005 2009 (juta ton)
*) Angka sementara
Daging Lainnya
25 % (517,2 Rb Daging Sapi 17 %
Ton) ( 352,4 Ribu Ton)
Gambar 2. Grafik share produksi daging sapi, ayam ras pedaging, ayam buras dan
daging lainnya tahun 2008*)
*) Angka sementara
8
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008
Konsumsi daging, telur dan susu nasional kg/kapita/tahun (daging); 6,57 kg/kapita/tahun
(Tabel 4 dan Gambar 3) pada tahun 2008 (telur); dan 8,06 kg/kapita/tahun (susu),
masing-masing sebesar 1,48 juta ton (daging); sehingga akan dibutuhkan sebanyak 2,75 juta
1,36 juta ton (telur); dan 1,25 juta ton (susu) ton daging, 1,29 juta ton telur dan 1,87 juta ton
atau setara dengan 6,5 kg/kapita/tahun susu. Meningkatnya sasaran kebutuhan protein
(daging); 6 kg/kapita/tahun (telur); dan 5,5 hewani pada masa mendatang perlu
kg/kapita/tahun (susu). Tingkat konsumsi per diantisipasi dan kesiapan produktivitas dan
kapita tersebut direncanakan meningkat cukup produksi ternak sebagai penyedia protein bagi
nyata pada tahun 2009 sebesar 7,83 masyarakat (Gambar 4).
Tabel 4. Realisasi dan sasaran konsumsi daging, telur dan susu tahun 2005 2009
*) Angka sementara
12,0
10,0
8,0
6,0
4,0
2,0
-
2004 2005 2006 2007 2008 *)
Gambar 3. Grafik ketersediaan daging, telur dan susu kg/kapita/tahun 2004 2008
9
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008
3,50
3,00
2,50
2,00
1,50
1,00
0,50
-
2004 2005 2006 2007 2008 *)
Gambar 4. Grafik ketersediaan protein daging, telur dan susu g/kapital/hari 2004 2008
*) Angka sementara
10
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008
I. P2SDS
1. Populasi sapi potong 11,96 Juta ekor
FOKUS Produksi daging DN:306,91 ribu ton
KOMODITAS KEGIATAN Produksi semen 2,72 juta dosis
UTAMA ULIB baru 300 unit
II. RESTRUKTURISASI PERUNGGASAN (RP)
SAPI/KERBAU 1. Vaksinasi unggas 40 Juta dosis
2. Depopulasi dan kompensasi 200 ribu ekor.
KADO/BABI Biosecurity 50 ribu liter
Restrukturisasi kawasan perunggasan 40 kelompok
DAGING
AYAM 1. P2SDS Restrukturisasi pemeliharaan unggas 40 unit
Restrukturisasi pengembangan pakan lokal 10 unit
ANEKA TERNAK
2. Rest Unggas
III. PHMS
3. HMS Vaksin Anthrax 50 ribu dosis.
AYAM 4. ASUH Rabies 200 ribu dosis
5. SUSU Brucelosis 50 ribu dosis
DUKUNGAN PELAKU USAHA
11
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008
Tabel 6. Potensi biogas asal ternak dan pupuk organik di Indonesia tahun 2004
12
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008
13
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008
14