Nurfaiqoh

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 192
ANALISIS IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH DKI JAKARTA NO. 8 TAHUN 2007 TENTANG KETERTIBAN UMUM MENGENAI LARANGAN MENGEMIS, MENGAMEN, DAN BERJUALAN ASONGAN DI KECAMATAN CENGKARENG KOTAMADYA JAKARTA BARAT SKRIPSI 1k memenui Uytan Sarjana Hana Sexialdan te pati Universitas Sultan Ageng Tietaya Disusun, NURFAIQOH ( 061508 ) PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA BANTEN 2010 ABSTRAK Nurfaiqoh. Nim. 061808, Skripsi. Analisis Implementasi Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 8/2007 Tentang Ketertiban Umum Mengenai Larangan Mengemis, Mengamen, Dan Berjualan Asongan Di Kecamatan Cengkareng Kotamadya Jakarta Barat. Program Studi Hmu Administrasi Negara. Fakultas Hmu Sosial dan Hmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Jakarta merupakan Ibukota Negara Indonesia selayaknya Ibakota harustah telihat tertib dan nyaman, maka dari itu dibuatlah peraturan daerah tentang ketertiban umum yang tertuang dalam Peraturan Dacrah Propinsi DKI Jekarta Nomor 82007 Tentang Ketertban Umum, Peraturan daerah tentang Ketertiban Umum int diterapkan di scluruh wilayah Kota Jakarta termasuk di Kecamatan ‘Cengkareng yang pada kesempatan ini menjadi lokus dalam peneiitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagsimana implementasi Peraturan dacrah DKI Jakaria Nomor $2007 tentang ketertiban umum mengenai larangan mengemis, mengamen, dan berjualan asongan bescrta hambatan yang. terjedi dalam pelaksansan perda tersebit, Metode penalitian yang digunakan adalah metod> deskriptif dengan pendokatan kualitaif, Karena tujuan pokok dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan memberikan_penjelasan mengenai implementasi Pereturan dacrah tentang Ketertiban Umum di wilavah Kecamatan Cengkareng. Maka dalam pemilihan informan peneliti menggunakan teknikt Purposive, Adapun teknik yong digunakan peneliti dalam pengumpulan data adalah wawancara, odservasi, narasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian melibat dalam pelaksanaan peraturan dacrah tentang ketertiben umum terdapat Kepentingan baik secara langsung staupun tidak langsung dari pemerintah maupun masyarakat, Penelitian ini memperiihatkan masih kurangnya tingkat {epatuhan dari pedagang asongan dan pengamen, Penelitian ini memboat peneliti mengerti akan sulitaya membuat suatu kebjjakan yang memang membawa pada persemakmuran rakyst Dengan adanya peraturin daerah tentang keteriban lumum ini memang baik untuk membuat Kota Jakarin menjadi lebih indah dan nyaman, akan tetmpi di sar sisi kebijakan ini akan menghadirkan kaurn minoritas yang merasa tersisin dan dirugikan, Pelaksanaan peraturan dacrah tentang ketertitan umm ini tidak miaksimal dikarenakan satan potist pamong praja sebagai pelaksana teknis masih Kurang tegas, serta kurang maksimalnya pelaksanann peraturan daerah terlihat dari masih bonyaknya pedagang asongan dan pengamen yang melakukan aktifitasaya di kawasan lampu merah Cengkareng. Menyikapi semua ini pereliti- menyarankan agar pemerintah ‘membuat daerah retokasi dagong untuk pedagang asongan dengan harga sewa yang cukup terjangkau, Serta membuat wadah kreatifitas anak jalanan di Cengkareng supaya mereka dapat mengaktualisasikan dirmya sehingga akan menguarangi aktifites mereka di jatanan ABSTRACK Nurfaigoh, Nim, 061508. Thesis. Analysis of Implementation of the Jakarta Regional Regulation No. 8 Year 2007 About the Public Order Regarding Prohibition of Begging, ngamen, And Selling hawkers In Cengkareng district. Jakarta isthe capital city of indonesia should be very avsthetieally Capital orderly and comfortable, it way made from local regulations concerning public ‘order contained in the DKI Jakarsa Provincial Regulation No. 8 Year 2007 About the Public Order. Local regulations regarding this General Order is applied in ail areas of Jakarta, including the District of Congkareng that on this aceasion hecame the locus of the research. The purpose of this research is 10 determine how the implementation of the Jakarta regional Regulation No, 8 Year 2007 regarding public order concerning. the prohibition of begging. ngamen. and hawkers selling its obstacles that occur in the implementation of these regulations. The method used is descriptive method with qualitative approaches. Because the principal purpose of this study was to deseribe and provide an explanation regarding the implementation of the Regulation on Public Order in the subdistrict of Cenghareng. So researchers in the selection of informants using purposive technique. The informants who investigators determined. are those which, according 10 researchers 10 have the information required in ths study, hecause they always deal with the daily problems that researchers were ‘meticulous. The technique used hy researchers in data eolleciion were interviews, observation, narration, and dokumnetasi study. The results seen inthe implementation of local regulations on public order have interests either directly cor indirectly from the government or society. These studies are till lack the level of compliance from hawkers and buskers. This research makes researchers understand the difficulty of making a policy that had ied to the conmonweatth of the people. Wih the existence of local regulations on public order was really good 10 make the City of Jakarta has beconie more beauiful and comfortable, but ‘on one side of this policy will bring the minorities that fee! marginalized and disudvantaged. And with the many meanings of this study’ the researchers got « sense tenteang life. Local regulations concerning the implementation of public ‘order is still less than the maximum is due to the as a technical stil less assertive, ‘and tess than the maximum implementation of local legistation seen from the munber of hawkers and buskers who perform activities tn the light red area. Adtéressing all of these researchers suggested ia the government for more creative in making « pole, PERNYATAAN ORISINALITAS. ‘Yang dertabda tangan di bawah Nama = Nurfaigeh NIM 5 061508, ‘Tempa/Tanggal Lahir Jakarta, 03 Mai 2010 Program Swudli ‘nw Administrasi Negara Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Implementasi Persturan Daerah Dki Jakarta No. 8 Tahun 2007 Tentang Keteriiban Umum Mengenai Larangan Mengemis, Mengamen, Dan Berjualan Asongan Di Keeamatan Cengkareng” adalah hasil karya saya sendiri, dan selurub sumber yang dikutip ‘maupun yang dirajuk telah saya nyatakan’ dengan benar. Serang, Mai 2010 Nurfaigoh LEMBAR PERSETUAJUAN NAMA, NURFAIQOH NIM 2 061508, JUDUL —_; ANALISIS IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH DKI JAKARTA NO, 8 TAHUN 2007 TENTANG KETERTIBAN UMUM — MENGENAI — LARANGAN —_ MENGEMIS, MENGAMEN, DAN BERJUALAN ASONGAN DL KECAMATAN CENGKARENG KOTAMADYA JAKARTA BARAT Serang Mai 2010 ‘Skripsi ini Telah Discruju untuk Diujikan Menyetujui Pembimbing I Pembimbing It istyaningsin, S.sos, MSI Abdul Hamid, M.Si NIP. 1976032920031001 NIP. 198104102006041023 Mengeiatiui, DEKAN FISIP UNTIRTA Ahmad Sihabudin, M. ‘NIP, 9650704200501 1002 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI NAMA: NURFAIQOH NIM 2 061508, JUDUL —_: ANALISIS IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH DKI JAKARTA NO, § TAHUN 2007 TENTANG KETERTIBAN UMUM —-MENGENAI —LARANGAN — MENGEMIS, MENGAMEN, DAN BERIUALAN ASONGAN DI KECAMATAN CENGKARENG ‘Telah diuji di hadapan Dewan Penguji Sidang Skripsi di Serang, Tangyat Bulan su Tabun 2.0 dan dinyatakan LULUS, Serang, Mai 2010 Ketua Penguji, ( ) NIP, Anggora, ( ) NIP, Anggota, ( ) NIP, Dekan FISISP UNTIRTA Ketua Program Studi NIP, NI. Kerendahon Hati Tidak Berlebh-lebihan Dan Kasih Sayang Merupaken Nilai yang Penting Bagi Manusia Pada Zaman Ini (Korten : Menyangsong Abad 21 ) Kasih Tou kepada Beta Tok Terhingga Sepanjang Masa Honya Member! Tak Harep Kembali Bagei Sarg Surya Menyinari Dunia Terimakasih ya ALLAH Karena Engkou Telah Melahirkan Aky Melotui Rahim Ibu yang Bark Hat? Skripsi ini ku Persembahkan Untuk Mu Tbuku Sayang. DAFTAR PUSTAKA Abdul Wahab, Solichin. 1990. Anutisis Kebijakan Negara. Jakarta: Rineka Cipia + Solichin, 2005. Analisis Kebijaksanaan, Jakarta : PT. Bumi Aksara. + Solichin. 2008. Penguntar Analisis Kebijakan Publik. Malang : Univeisitas Muhammadiyah Malang Agustino, Leo, 2006, Politik & Kehijakan Publik. Bandung : AIPL Leo, 2007, Perihal lmu Politik. Yogvakarta : Graha Tim. Abi Jusuf, sektiaji Budi, 2003. Kebijakan dan Program Pembangunan Nasional Jakarta :Lembaga Administrasi negara Budiardjo, Miriam. 2004, Dasar-Dasar flmu Potith, Jakarta: PT. SUN Ibrahim, Amin, 2008. Pokuk-Pokok Adminisirasi Publik dan Implementusinso Irawan, Prasetya, 2006, Penclitian Kualitutif & Kuantitati, Jakarta : Departemen Vn Administrasi FISIP UL Lincoln, Denim. 2009. Handbook Of Quatizative Research. Youyakarta Pustaka Pelajar Moleong, Lexy. 2007. Metodolog’ Peaelitian Kualitatif; Bandung: PT. Remaja Rosdakaya Offset. Nasikun, 1995. Kemiskinan di indonesia Menurws, dalam Perangkup Kemiskinan, Problem, dan Strategi Pengentasannya. Surabaya : Aislangza University Press, Nugnalto, Riant D. 2003. Kebijukan Publik “Formudasi, Implementasi, dan ‘Evaluasi". Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 2008. Publik Policy. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, Parsons, weynes. 2006, Publik Policy “ Pengantar Teori dan Prakiik Analisis Kebijakan”. Jakarta : Keneana Prenada Media Group. Penny, DL, 1989, Kemiskinan: Peranan Sistem Pasar, Jakarta : UL Press Sarwono, Jonathan, 2006. Metode Penelitian Kuantitaiif & Kualitatif. Youyakarta 2 Graha Tima. Sugiono, 2003. Metode Penelitian Adminstrast: Bandung : CV. Atfabeta Suhacto, Edi, 2006. dnatisis Kebijakan Publik. Bandung ‘ALFABETA Suharsimi, Acikunto, 1998, Prosedur Penelitiun, Jakarta; Rincka Cipta, Wibowo cdi, kk. 2004. Kebijakan Publik Dan Budaya. Yogyakarta : Yayasan ‘Pembaharuan Administrasi Publik Indonesia (YPAPI ) William, N Dunn, 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta Gajah Mada University ‘Winamo, Budi.2002.Teori dan Kebijahan Publik. Youyakaria:Media Press Umajah, Siti, 2008, Konsep dan Definist Kemivtinon. Hal + 45, URL ‘p/w. doman ajahmasjkuriunainbob2.pd¥[Diakses {januari 2010} Dokumen-Dokumen Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Teatang Otonomi Dacrah. ‘Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1961 Tentang Pokok-Pokok Kepolisian, Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 Tentang Ketertiban Umum. Peraturan Gubemur Provinsi Daerah Khusus fbukota Jekarta Nomor 146 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan, Peraturan Guibernur Provinsi Daerah Khusts thukota Jakarta Nomor 221 Tahun 2009 Tentang Petunjuk Pelaksansan Peraturan Daerah Nomor § Tahun 2007 Tentang Ketertiban Umum, RIWAYAT HUDUP. Saya yang bertanda tangan di bawab ini 1. Keterangan Pribadi, Nama + Nurfaigeh, Jenis Kelamin Perempuan ‘Agama Islam Tempay/Tanggal Lahir : Jakarta, 03 Mai 1988, ‘Alamat J. Marga Jaya Rt.06 Rw. 003 No. 28 Kel, Rawa Buaya Kee. Cengkareng Jakarta Barat Nomor Telp (O21 ) 5835 6070 Nomor HP. 5 0857 1414 3960 Hobi Neoleksi Teman Moito © Belajar Untuk Bekerja, Bekerja Untuk Hidup, Hidup Untuk Masi dan Matinya Untuk Maha Hidup. A. Pendidikan Formal [Program Studi Himu Administrasi Negara, Fakultas tlmu Sosial dan Inu Politik, Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa SMK Negeri 42 Jakarta, Rerijazah tahun 2005 /2006 SMP Negeri 176 Jakarta, Berijazah tahun 2002 / 2003 SD Negeri 02 Pagi Jakarta, Rerijazah tahun 1999 / 2000 B. Kursus-kursus / Diklat |. Kursus Bahasa Inggris LPK BINA MANDIRI 42 Jakarta 2. Kursus Komputer LPK BINA MANDIRI 42 Jakarta Demikian Daftar Riwayst Hidup ini saya buat dengan sehenar benamys. ‘Karta, Mai 2010 Nurfaigoh BABI PENDAHULUAN 14 Latar Belakang Pembangunan Propinsi Daerah Khusus Thukota Joksrta adalah bagian yang tidak (erpisakan dari pembangunan nasional secara keseluruhan. Scbagaimana telah diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1999-2004, pembangunan pada hakekatnya adalah suatu proses perubahan menuju peningkatan kualitas kehidupan yang lebih baik dengan mevempatkan manusia sebagai pelaku sckaligus bagian dari proses perubahan melalui pemanfatan tcknologi dan sumber daya secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, Pembangunan di Propinsi DET Jakarta harus pula menyentuh semangat reformasi yang terus bergulir diberbagsi biking kehidupan politik, hukum, sosial ckonomi dan budaya. Kedadukannya sebagai ibukota negara menempatkan Jokarta menjadi barometer bagi perkembangan berbagai aspek pembangunan secara nasional. Scbagai Ibukota Negara, Jakarta tidak akan terlepas dari berbegai petsoalan yang sedang dihadapi bangsa dan negara, Dalam banyak hal persoalan- persoalan berskala nasional langsung mengimbas pada kchidupan masyarakat di wilayoh ini, baik kehidupan sosial dan ckonomi maupun kehidupan_politik. Kedudukannya sebagai pusat bisnis dan perdagangan mensmpatkon Jakarta sebagai barometer dinamika kehidupan masyarakat dan stsbilitas kawasan, Kehidupan sosial ekonomi masyorakat Jakarta diakuimengalami emajuan dan perubshan yang pesat, namun demikian basil pembangunan masih menyisakan perbedaan yang cukup tajam antara mereka yang berhasil dan yang belum berhasil, Kerawanan sosial apabila tidak diatast dengan baik dapat mengganggu Keamanan dan Kelentraman warga Kota. Hal ini berpotensi rmenciptakan Koni sosial dan ketidakpuasan masyarakat yang skan menarunkan epereayzan kepada pemerintah daerah Kondisi di atas diperburuk oleh adanya krisis ekonomi bergepanjangan sje tahun 1997 yang diikuti oleh runttan perubahan yang mendasar dalam {ehidupan politi, hukur, sia dan ekonomi, Dinamika perubahan sosial politike yang terjadi di DKI Jakarta dalam lima tehin terakhir harus menjadi proses pembelajaran bagi segenap clemen mesyarakat, utamanya dlam kehidupan berdemokrasi dan menjalankan reformasi. Tuntutan terbentuknya. masyarakst mmadoni dan ram Kepemerintshan yang baik menjacl prosyarat bagi herlangsungnya eehidupan sosial ekonomi masyarakat yang lebih baik ‘Tata pemerintahan yang balk diterjemahkan sebagai suatu pola pengelolaan yang parsipatif, yang melibatkan param gwasta dan masyarakst secara lebih tues. Disamping itu, implementasi otonemi daerah telah mengithami pulla pergeseran pola perencanaan pembangunan yang sebelumnya hermuansa top down dan sentralistik kepacla proses yang lebih bottom-up dan desentralistk. Dengan demikian, Pola Dasar Pembangunan Daerah Propinsi DKT Jakarta ini menjadi langkah awal bagi berlangsungnya proses perencansan yang. lebih partispatt, bortom-4py dan desentralisik, sevuai dengan perkembangan aspirast sasyarakat Bangso ini adalah bongsa yang majemuk dengan tingkat persoalan atau permacalahon yang tampak seperti emiskinan, Kesehatan dan pendidikan, Dalam hal ini pemerntah harus berpikir lebih untue menyelesaikan masalah yang ada. Salah sau masala yang nampak adalah Kesejateraan dalam pemaangunan social ekonomi Di mana masaldh ini tidak dapat didefinsikan hanya berdasarkan lonsep materials sj tet juga meraculan ujuan-ujuan kemanusiaan dan keruhanian, Tujunn-ijun sersebut vile hanya mencakuyp masalah kesejahteraan ekonomi, melninkan juga meneakup permasilshan persaudaraan mania dan eadilan sosial-ckonomi, kesocian Kehidupan, kehormatan individu, Keboematan hams, kedamaianjiva dan Kebshagiaan, sera Keharmonisan kebidupan Keluanga dan masyarakat, Di mana informa tentang perkembangan kesejahteraan ‘masyarakat merupakan suamu masukan yang penting dalam proses perencanaan pembongunal Salab satu perencanaan pembangunan adalah pembangunan daar thal penainan kota, di mana tayaknya sebuah kota harustah tertata dengan baik, Perencanaan pembngunan dalam hal penataan kota inginlal terlihat rertiby ddan teratur, akan tetapi itu menjadi suatu kendala hesar dalam pencapaiannys, manakala masih adanya_pengemi - pengamen, serta pedagang esongan yang berlalu Jalang oi jalan-jalan umum, Maka dari ita dirumuskantah suatu kebijakan oleh Pemerintah Daerah DK! Jakarta dalam hal Ketertiban Umum yang fertuang alan Peraturan Daerah No. & tahun 2007. Poca tanggal 10 September 2007 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Khusus Ibukota Jakarta telah mengesahkan Peraturan Dazrah (Perda) No. 8 tahun 2007 tentang Ketertibon Umum. Perda ini adalah pengzanti dari Perda No.1 tahun 198% yang dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan DKI Jakarta saat ini, Peroturan Decrah nomor 8 tahun 2007 tentang Ketertiban Umum ‘melarang beredammya gelandangan dan pengemis di DKI Jakarta. Peraturan daerah inj berisi kewajiban dan larangan yang dimaksudkan untuk meminimalisit jumlah pendatang yang akan mengadu nasib di Jakarta, Para pendatang yang tidak memiliki pendidikan, keterampilan dan eahlian dianggep sehagai sumer berhagai konflik dan masalah di DKT. Mereka akan menambah jumiah gelandangan, pengangguran, pengemis, pekerja seks omersil, pedagang kaki lima, dan sektor informal lain yang hanya akan memperburuk pemandangan ibukota, Perda ini tidak saja diberlakukan bagi para PMKS tetapi jugn bagi para pemberi dan pembeli barang dagangan dan penikmat Jjasa tersebut, dalam perda ini salah satunya adalah melarang segala aktifitas memberi dan membeli barang dagangan yang di jajakan oleh pedagang asongan. Jelas sokali latar belakang pengesshan Perda Ketertiban unum ini tidak Ion untuk menjaga ketenteraman dan ketertiban guna terwujudinya. kota Jakarta sebagai kota jasa, kota perdagangan dan kota pariwisata yang masyarakatnya nyaman, aman, dan tenteram, Kondisi tersebut akan menjadi day tarik bgt masyarakat iniemasional untuk datang dan berkunjang.serta-menanamkan investasi yang. pada akhimya memberikan kontribusi dalam pengembangan dan pembangunan Kota Jakarta, Kemudian pengaturan mengenai ketertiban umurn hamus diarahkan guna pencapaian Kondisi yang kondusif bagi seluruh aspek ‘ehidupan masyarekat Kota Jakars Dalam penerapannya, Perds ketertiben uum mendapatkan pro dan kontra dari masyarakat, Dengan diberlakukannya pera Ketertiban umum, pemproy DK Jkarta akan menamibab jumlah pengangguran di Jekartasecara casts, Mau tale rau, bentuk pengangguran secara massif itu akan membuat banyak: pendudule Jakarta menjadi resah, karena banyak diantara mereka yang akan kebilangan pekerjaan, Keresahan itu akan meneiptakan persoalan baru, seperti munculnya kkonilik, baik yang bersifat vertkal maupun horizontal, seria munculnys bentuk- ‘bentuk kejahatan baru di Jakarta, Selain ity, dengan disahkannya perda ketertiban umum ini, Pemprov. DKI Jakerta telah melanggar peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan melanggar hak-hak dasar masyarakat miskin dan masyarakst rentan Jakarta, Peraturan daerah tentang keteriban umum bertentangan dengan konstitusi i mana negara bertanggung jawab memberi perlindungan, memelihara, dan merawat orang miskin. Pemerintah seharusnya terlebih dahulu melaksanakan amanat_UUD 45, yakni memelihara rakyat miskin dan telantar sebelum mengeluarkan Kebijakan seperti itu. Banyaknys kelompok miskin di jalanan sesungguhnya karena pemerintah gagal melaksanakan amanst tersebut Peraiuran daerah ini tetkesan sebagai upaya meniampilkan citra Jakarta yang megapotitan, indah, sejabiera tanpa kemiskinan dan dengan warga. yang penuh disiplin, Namun, farangen-larangan dengen ancaman hukurman yang erat akan Perda ini terlihat hanya menyembunyikan topeng dan carat marut kota, bukan mengatasinya, Persoalan pengemis, anak jalanan, pedagang kaki lima, sopit endataan umum yang mengambil dan menurunkan penumpang di sembarang tempat, pengguna kendaraan unum yang naik turun sesuka hat, dan berbagai hal yang dilarang datam Perda terssbut bukantah semata-mata persoalan ketetiban unm. Akar permasalahan ada pada kemiskinan, tate rang kota, dan disiplin wwarga kota, Peraturan daerah tentang ketertiban umum merupakan jalan pemerintan DKI Jaksrta untuk menciptakan kenyamannys yang jauh dari pemandangan kemiskinan kota Jakarta, Rancangan Perds ini bertentangan dengan konstitusi, diskriminasif dan hanya menambah masalah, Perda ins bukan solusi mengakhitt tmasalah dan budaya Kemiskinan, Pemberian sanksi tidak akan mengakhint persoalan kemiskinan, Perda Keteriban umum menanjukkan bahwa par wakil tkyat di DKU tidak memaham akar kemiskinan, Oleh Karena itu, persoalan akan uncut lagi dan muncul ogi. Maks dibutubkan solust terbaile untue imenyelesaikan masalah kemiskinan, yaity ciptakan lapangan kerja, beri kaum miskin pendidikan, keterampilan, dan modal kegja Penerapan Perda ketertiban umum dilaksonakan di selurah kawosan DKT Jakarta, khususnya di tempat-tempat unum. Salah satu daerah yang menerapkan Perda ketertiban umum adalah di Kecamatan Cengkareng yang akan menjadi Fokus dalam penelitian ini, Keeamatan Cengakareng merupakan salah satu Kecamatan yang berada di wilayah Jakarta Barat. Daerah cersebut_memiliki banyak sekali permasalahan mengenai Ketertiban umum. Diantaranys) masih banyaknya pengemis, pengamen dan pedagang azongan yang beralu lalang di ‘sara jalanan umum di kawasan keeamatan, ‘Terlepas dari pro dan konta diberlakukannys Perda Ketertiban unum ini, membual peneliti terarik untuk mengangkstnya menjadi sebuah judul skripsi yaitu, “Analisis Implements Peraturan Daerah DK Jekorta no, 8 tahun 2007 tentang Ketertiban Umum Pasal 40 ( Mengenai farangan mengemis, mengamen, ddan beruaion asongan di Kecamatan Cengkareng ) , Setelah peneliti melakukan dobservasi dan wawancara aval, pensiti menemukan beberapa masalah mengenai diberlakukannya Peraturan Daerah DKI Jakarta nomor § tahun 2007 tentang ketertitan umum dalam hal larangan mengemis, mengamen, dan berjualan ssongan Masalah-masaloh tersebut ania. Jin. masih baayaknya pengemis, pengamen, dan pedangang asongan yang berlalu talang di jalan unum Kawasan cengkafeng Jakara Rarat, Kurang adanya pembinaan dati pemerintah setempat terhadap pengamen, pengemis, dan pedagang asongan. Serta kurang_siapnya pemerintah dalam menyediakan solusi lapangan pekerjaan untuk mereka beralily profesi yang lebih baik. Perda ketertiban umum mengakibatkan peningkatan jumtah pengangguran, Karena selma ini mereka beranggapan bahwa pengamen, pengemis, pedagang asongan merupakan profesi pekerjaon mereka, Serta kurang aadanya kesadaran dari pengemis, pengamen, dan pedagang asongan dalam mentaati Perda Ketertiban Umum tersebut, Ban dengan adanya Perda int akan memunculkan polemik ketidak adilan tethadap rakyat miskin, Sehingginga memunculkan pro dan kontra di dalam pelaksanaannya, 1.2 Identifikasi Masalah BBerdasarkan pemaparan peda latarbelakang masala di atas, maka penelitt dapat mengidentifikasikan permasalahan-permasalzhan yang ada sebagai berikut |. Masih banyaknya pengemis, pengamen, dan pedagang asongan yang berlalu lolang di jalan jalan umum, ‘Kurangrys.sosialisasi dari aparat kepada masyarakat dalam pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi DK Jakarta Nomor $ tahun 2007 tentang Ketertiban Umum 3. Kurang adanyapembinsan dari pemerintah setempat terhadap pengamen, pengemis, dan pedagang asongan, 4. Kung siapaya pemerintah dalam menyediaken solusilapangan pekerjaan unguk mereka berlih profi yang lebih bak 5. Penerapan Perda Keteniban Umum akan memunculkan polemik Ketidak dian trad saya skin, 6, Kerang adanya kesadaran dari pengemis, pengamen, dan pedagang asongan dalam mentati Ponda Ketertiban Unum tersebut 7. Kurang tegnsnya Pemerintah Daerah dalam menerapkan peraturan daerah Provinsi DK Jakarta Nomor & tahun 2007 tentang Ketertiban Umum, 13 Batasan Masalah Penetiti menyadari hahwa permosalahan yang terapat pada pengelotaan Kerertiban Uinum sangatlah Kompleks, akan tetapi dalam penelitian int peneliti tidak dapat melakukan eksplorasi terhadap semua masalah Ketertiban Umum di ddaerah Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, Dalam hal ini peneliti ‘memfokuskan penelitian hanya pada pelakssnaan Ketertiban umum dalam hl pelurangan mengemis, mengamen, dan berdagang asongan, dengan melakukan ‘jian implementasi kebijakan tethadap peraturan terkit,yaitu berdasarkan pada Peraturan Daerah DK Jakarat Nomor 8 Tahun 2007 Tentang Keteribaa Umum Pasal 40, 14 Rumusan Masalah ‘Berdasarkan pemaparan pada studi pendabuluan dimuka dan dengan memperhatikan pada fokus penetitian yang telah disebutkan dalam batasan ‘masalah, make ada beberapa hal yang menjadi kajian pene, yaitu ‘4 agaimanakah implementasi Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2007 Tentang Ketertiban Umum Mengenai Larangan Mengemis, Mengamen, ‘Dan Ferjuatan Asongan Di Kecamatan Cengkateng’? b. Hambatan apa sajakah yang dihadapi pemeri rah setempat dalam sngimplementasikan Peraturan Daerah DK Jakarta Nomor 8 Tahun 2007 Tentang Ketertiban Umum? LS) Tujuan Penelitian Tujuun penetitian tentang Implementasi Peraturan Do jah Propinsi: DK Jakarta Nomer 8 Tahun 2007 tentang Keteniban Umum Pasal 40 (Larangan mengemis, mengamen, dan berdagang asongan di Kecamatan Cengka ng) adalah a. Mengetahui bagaimanakah Implementasi Peraturan Dasrah Kota Jakarta Nomor § Tahun 2007 Tenteng Ketertiban Umum mengenai tarangan mengemis, mengamen dan berdagang asongan di Kecamaten Cenghareng? b. Mengetshui hambatan apa sajakat yang dihadapi pemerinah setempat dalam mengimplementasikan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2007 Tentang Ketertiban Umum? 1.6 Manfaat Penelitian Dari rumusan masalah di ates mengenai Implementasi Peraturan éeerah PKI Jakarta Nomer 8 Tahun 2007 Tentang Kevertiban Umum, Dalasy hat lorangan mengemis, mengamen, dan berdagang asongan. Peneliti berharap dapat smemberikan manfaat,yaita 2, Manfast Teortis Dalam penetitian ini eiharapkan peneliti dapat mengaplikasikan materi-materi pengajatan mengenai kebijekan publik khususnya, mengenai implementast kehijakan publik seria dapat memberikan sumbangan pemikiran guna mmelakukan pengembangan teori-teori kebijakan publi >, Manftat Praktis Manfzat praktis penalitian tentang Implementasi Persturan Daerah DKT Jakarta tentang Ketertiban Umum di Kecamatan Cengkareng, maka’ dapat diperoleh Kkhususnya bagi peneliti yaiw dapat memperkaya ilmu yang dimiliki, Kemuctian untuk pitiak terkait dalam penelitian implementasi Perda DKI Jakarta Nomer § Tahun 2007 tentang ketertiban umum di Keeamatan Cengkareng, agar kelak menjadi masukan yang berarti dalam pelaksanaan ketertiban umum. 17 Pendekatan Masalah Mengacu pada fokus penelitian yang telah disebutkan, maka pendekatan ‘yang relevan digunaken dalam penelitian ini adalah pendekatan kebijalan publik Pendekatan Kebijakan publik digunakan untuk mengetshut apakah teknis peloksanaan pengslolsan Keteriban umum mengenai larangan miengemis, imengamen dan berdagang asongan apaksh telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan, LX Sistematika Penutisan Perulisan proposal penelitian ini tersusun ata sistematika sehagat berikut BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan mengenal; Latar Rolakang Penelitin, Wdentfikast Ratasan Masalah, Rumusan Masalab, Tujuan Penelitian, Manfit Penelitian, Pendekstan Masalah dan Sistematika Penulisan, BAB IT DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan mengenai; Deskripsi Teori, Deskripsi Kebijakan, Kerangka Berpikir dan Asumsi Dasa, BAB Ill METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan mengenai; Metode Penelitian, Instrumen Pendlition, Informan Peneliian, Teknik Pengolahan dan Analisis Data, Pengujian Validitas ddan Reliabilitas Data Lokasi dan Jadwal Penaltin. BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan mengenai; Deskripsi Obyek Penelitian, Gambaran Umum Unit Pelaksana Teknis, Desktipsi Dats, Informan Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian, BAB V PENUTUP. Pada bab ini peneliti menjelaskan mengenai; kesimpilan dari hasil peneitian yang telah dilakukan, kermudian memerikan saran-saran yang bersfat konsirukif pada instansi-instansi yang terkait dalam penelitian ini BABIL DESKRIPSI TEORI 2.4 Deskripsi Teori 21.1 Pengertian Kebijakan Publik Kebijakan publik adalah keputusan-keputusan yang mengikat bagi orang banyak pada tataran strategis atau bessifat garis besar yang dibuat oleh pemegang oforitas publik. Schagai keputusan yang mengikat publik maka kebijakan publik hharustah dibuat oleh otoritas politik, yakni mereka yang menerima mandat dari publik atau orang benyak, umumnya melalui suety proses pemilihan untuk bettindak atas nama rakyat banyak, Sclanjutnya, kebijakan publik akan dilaksanakan oleh administrasi negara yang di jalankan oleh birokrasi pemerinia, Fokus utama kebijakan publik dalam negara modem adalah pelayanan pubik. Dalam rongka menyeimbangkan peran negara yang mempunyai kewajiban ‘menyedliakan pelayan publik dengan hak untuk menarik pajak dan retribusi; dan pada sisi lain menycimbangkan berbagai kelompok dalam masyarakat dengan betbagai kepentingan serta mencapai amanat konstitusi, Dimana pemerintah yang baik (good governance) sangat penting dibutukkan untuk membuat kebijekan- Kcbijakan dalam rangka pengelolaan sumberdaya alam yang adil. Intervensi negara harus lebih difokuskan poda bidang pelayanan umur, seperti pemberian pelayanan Kesehatan. Adapun definisi Kebjjakan publik adalah sebagai berikut ‘menunut Chief 1/0 (1981) ( Abdul Wahab, 20055), 8 Suatu tindakan bersanksi yang mengarch pada tujuan tertentu yang diarahkan pada saatu masalah terteniu yang saling,berkaitan yang ‘mempengaruhi sebagian besar warga masyarakat” Kebijakan publik adalah sebuah fakia strategis daripada fekta politis staupun teknis. Sebagai sebuah strategi, dalam kebijakan publik sudah terangkum preferensi-preferensi politis dari para aktor yang yang terlibat dalam proses kkebijakun, khususnya pada proses perumusan, Berikutnya Nugroho sendiri (2008: 54) send ‘mendefinisikan kebijakan Publik: “Kebijakan Publik adalab keputusan yang dibuat oleh negara, kususnya pemerintah, sebagai strategi untuk mereaisasikan tujuan negara yang bersangkutan . Kebijakan Publik adalah ‘trategi untuk mengantar masyarakat pada masa awal, memasuki masyarakat pada mase transisi, untuk menuju pada masyarakat ‘yang di eita-eitakan,” Kebijakan publik merupakan keputusan politik yang dikembangkan olch badan dan pejahat pemerintah, Karena itu Karakteristik Khusus dari Kebijakan publik adalab bahwa keputusan politik fersebut dirumuskan oleh apa yang disebut Easton (Agustino, 2006:42) sebagai “otoritas” dalam sistem politik yaitu: “para senior, kepala tertingsi, cksckutif, legislatif, para hakim, administrator, penaschat, ppara raja, dan sebagainya.” Solanjutnya Easton menycbutkan bahwa mercka- ‘mereka yang berotorites dalam sistem politik dalam rangka memformulasikan kkebijakan publik itu adalah “Orag-orang yang terlibat dalam urusan sistem politi sehari- hari dan mempunyai tanggung jewaly dalam suaw masala tertentu ddimana pada satu ttik mereka diminia untuk -mengambil Keputusan di kemedian hari yang diterima serta mengikat sebagian besar anggota masyarakat selama waktu tertentu”, Sebuah kebijakon memilikieberapa tahap cinmulai dari formulas Kebjakan, implementasi, sampai pada evaluasi kebijakan. Dimana datum penclitian ini penelti mengangkat mengenai masala implementasi suatu ebjakan dari pada Peraturan Daerah Propinsi DKI Jakarta nomer § tahun 2007 tentng Keteriban Umum khusunya mengenai lomngan mengemis, mengamen, dan berdagang asongan, 242 Pengertinntmplementasi Kebijakan Suatu implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah Aebijlan dapar mencapal tjuamnya, Tidak tebih dan vide Kurang digunakan unwuk mengimplementasikan suatukebijakan publik. Pers Kiranya dived behwa rmempeljari masalah implementasi Kebijakan berani benissha untuke mmahami spa yang senyatanya terjadlseteloh program dibertakukan atau dirumuskan, yoko iva dan kegiatan yang terjadi setelah proses pengesahan ket kan publi Guna memperoleh pemahaman yang baik mengenai implementasi Kkebijakan purblike kit jamgan hanya menyoroti perilaku lembaga-tembaga administrsi stay badon-badan yang bertangging jawab ats suai program beserta pelaksanaanya terhadap kelompok-kelompok sasanin, tetapi juga peru mempechatikan ber'ngal jaringan kekuatan politik, ekonomi, dan sosial yang lungsung ata tidak langsung berpengaruh teshadap prilaku dari berbagai pak yang terlibat dalam suatu program yang pada akhirnya membawa dampak pada program ‘ersebut. Eygene (1991:3) (Agustus, 2006:153) mengungkapkan kerunitan dalam proses implementasi sebagai berikut: ‘Adalah cukup untuk membuat sebuah program dan kebijaksanaan umum yang kelihatannya bagus di atas Kertas. Lebih sulit lagi merumuskannya dalam kata-kata dan slogan-slogan yang kedengarannya mengenakan bagi ‘eliuga para pemimpin dan pare pemilin yang mendegarkannya. Dan lebih sulit lagi untuk melaksanakannya dalam bentuk yang memuaskan semua orang” Kebijakan-kebijakan dapat dimodifikasi untuk menyesuaikan dist dengan Kebuluhan-kebutuhan kelompok dan individu, yang dengan demikian tujuan uumusn dati kebijakan tersebut dapat saja dibelokan, Megingat bahwa dalam banyak kasus para pelaksana kebijekan-kebijakan publik tersebut adalah administrator publik, maka tidak heran apabila kemudian mereka pulalah yang Pi sibuk memodifikasikan kebijakan itu sendiri demi kepentingan rezim. Grindte (1980:15) (Abdul Wahab, 2008:221) mengikbtisarkan keadaan terscbut dengan menyatakan scbagai berikut “Hingga derajat yang paling besar bila dibandingkan dengan sistem sistem politik di Amerika Serikat dan Fropa Barat, proses implementasi kebijakan publik di negora-nogara Asia, Afiika, dan Amerika Latin adalah merupakan pusat partisipasi politik” dan persaingan politik” Boberapa definisi implementasi kebijakan dari para tokoh adalah : Bardach ( Agustine, 2006:54 ) mengemukakan bahwa implementasi kebijakan, sebagai = " Adalah cukup untuk membuat sebuah program dan kebijakan unum yang kelihatanya bagus diatas keras. Lebib sulit lagi merumuskanaya dalam kata — Kata dan slogan- slogan. yang kkedengaranya mengenakan bagi telinga para pemimpin dan para pemilin yong mendengarkonya. Dan lebih sulit” lagi untue rmolaksonakanya dalam bentuk yang memuaskan orang”. Metter dan Horn (1975) ( Agustino, 2006:139 ) ” Implementasi Aebijakan ialah tindakan-tindaksan yang dilakukan baik oleh individu individu atau pejabat-pejabat atau Kelompok-Kelimpok pemerintah ui swasta yang diarahkan pads tercapainya tyjaan-iujuan yang telah digariskan dalam kepatusan kebijakan”. Mazmanian dan Sabatier (1983:61) (Agustino, 2006:139) implementasi kebijakan adalah :” Pelaksanean keputusan kebijakan dasar, bissanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang, penting atau Keputuson bodan peradilan. Keputusan tersebut mengidcatifikasikan masalah yamg ingin diatasi, menyebutkan scare tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dan berbagai cara untuk ‘menstrukturkan atau mengotur proses implementasinya.” Jenkins (1978:203) ( Parsons, 2006:463 )” stud implementasi adalah studi penibahan, bagaimana perubshan terjadi, bagaimana Kemungkinan perubahan bisa dimunculkan” Dari definisi terscbut di atas dapat diketahui bahwa implementasi kkebijakan menyangkut (minimal) tiga hal yaitu: (1) adanya tujuan atau sesaran kkebijakan, (2) adanya aktifitas atau kegiatan pencapaian tujuen dan (3) adanya hhasil Kegistan, Berdasérkan uraian ini dapat disimpulkan bahwa implementasi Kebijakan mcrupakan suaty proses yang dinamis, dimana peleksana kebijakan ‘merupakan suatu proses yang. dinamis dimana pelaksana kegistan melakukan suatu kegiotan, Schingga pada ekhirnya okan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu senditi Hal ini sesuai pulo dengan apa yang diungkapkan olch Lester dan Stewart (2000:104) (Agustino 2006:139) menyatakan bahwa ” Implomentasi sebagai suatu proses dan suatu basil (output) Keberhasilan sath implementasi Kebijakan dapat diukur atau dat dari proses dan pencapaian tujuan hasil akhir (output) yaitu tercapai atau tidaknya tujuan-tyjuan yang ingin diraih.” Sama halnya dengan apa yang diutarakan oleh Grindfe (1980) (Agustina 2006:154}, yaita Pengukuran keberhasilan implementasi dapat dilihet dari prosesnya, dengan mempertanyekan apakah pelaksanasn program sesui dengan yang telah ditenfukan yaitu melthat pada action program dari projects dan yang keds apakah tujuan program tersebut ‘Dari beberapa definisi implementasi dapat disimpulkan bahwa implementasi dapat diartikan sebagai proses pelaksanaon dari kebijakan yang telah dirumuskan sebelumnya dalam rangka mencapai tujauan yang telah ditetapkan. Perlu pula di tambahkan bahwa proses implementasi untuk sebs jan besar dipengaruhi oleh ‘macam tujuan-tujuan yong ingin dicapai, dan oleh cara tujuan-tujunn ita dirumuskan . Dengan demikian implementasi Kebijakan merupakan hal yang sengat peting dalam keseluruhan tahapan Kebijakan, Karena melalui tahap in Keseluruhan prosedur Kebijakan dapat dipengaruhi tingkat keberhasilan sta tidaknya pencapaian tyjuan kebijakan tersebut, 2.1.3 Model-Model Implementasi Ket Dalam literatur imu kebijakan terdapat beberapa model implementasi kebijakan publik yang lazim dipergunakan. Diantara beberapa model implementasi kebijakan disumbangkan olch para ahli diantaranya model implementasi kebijakan disumbangkan dari pemikiran George C. Edward IIL dongan Direct and Indirect Impact on Implementation, Donald Van Meter dan Carl Van Hom dengan 4 Model af The Policy Implementation, Daniel Mazmanian dan Paul Sabatier dengan A Framework for Policy Implementation Anaiysis, dan Merille S. Grindle dengan Inplementation as A Political and Administration Provess. Guna pombatesan dalam penelitian ini maka peneliti memilih untuk menjalaskan dua teori saja. Akan tetapi peneliti menggunakan teori Merille S. Grindle koreaa dianggap relevan dengan materi pembohasan dari objek yang diteliti, Hal ini bukan berorti bahwa peneliti men-justifikasi teori-teori lain tidake lngireleyan delam perkembangan teorimplementesi kebijakan publik, melainkan lebih kepada mengarahkan peneliti agar Iebih Fokus tethadap vatiabel-varabel yng dikaji melalui penelitian in. 1, Implementasi Kebijakan Model George C. Edward IIL Model implementssi Kebijakan yang dikembangkan oleh Edward It disebut dengan Direct and indirect Impzet on Implementstion. Menurut modet yang dikembangkan oleh Beward II da empatfaktor yang berpengaruh terhadap Reberhasilan stau kegagalan implementasi suatu kebijakan, situ faktor sumber daya, birokrasi, komunikasi, dan disposi. (Agostino, 2006°156) 2) Faktor Sumber Daya Faktor sumber daya sempunyaiperanan perting dalam implementsi kehijakan, Karena hagaimanapa dibutuhken Kejelasan dan konsistest dalam menjalankan suatu kebijakan dart pelaksana kebijakan, Jika para personil yang mengimplementasikan kebijakan Kurang bertanggung jawab dan kurang ‘mempunysi sumber-sumber untuk melakukan pekerjaan secara efekif, maka implementasi kebijaken cersebut tidak akan bisa efekuit b,)Faktor Komunikast Komunikasi adalah sua kegiatan manusia untuk menyampaikan apa yang menjadi pemikiran dan perasaannya, harapan atau pengalamannya kepada orang lain, Faktor Komunikasi dianggap sebagai faktor yang amat penting, Karena menjembatani antara masyarakat dengan pemerintah dalam pelaksana Kebijakan. Sehingga dapat diketahui apakah pelaksanaan kebijkan berjatan dengan efektit dan efisien tanpa ada yang dirugikan. Implementasi yang 20 fekti baru okan terjadi apabila para pembuat kebijakan dan implementor engotahut ape yang akan mereka Kerakan, dan hal i hanya dapat diperoleh melalui komunikosi yang baik €:)Faktor Disposis (sikap) Disposisi ini dianikan sebagai sikap para pelaisanauntule mengiimplementasikan kebijakan, Dalam implementasi kebjakan menurut Edward IIL jika ingin ber iI socara efektif dan efisien, para implementor vida hanya harus mengetahui apa yang harus mereka iekukan dan mempuny kcomampvan untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut, etapi mereka juga ars mempunyai kemauan untule mengimplementasikan Kebijakan tersebut 64.) Faktor Struktur Birokrast Meskipun sumber-sumber untuk: mengimplementasikan suatu kehjjakan sudah mvencukupi dan pom implementor mengetzhut apa dan bagaimana cara melakukannya, seri mereka mempunyai Keinginan untuk melakukarnya, implementasi Kebijakan bisa jadi mash betum f'kii, Karena tendapat ketidaketsionan strukcur birokmsl yang ada. Kebijakan yang begita Komp mmenuntut adanys kerjasanna banyak orang, Birokrasi sebagai pelaksana sebuah kehijakan harus dapat mendukung kebijakan yang telah dipurusken secara politik dengan jalan melakukan koordinasi yang balk Menurat Edward 11 texcapat dia Karakteristik yang dapat mendonpkrak nerjastruktur birokrasi ke arah yang lebih baik, yaitu dengan-melakukan ‘Suundand Operating Prosedures (SOPs) dan mefaksanakan fragmentasi 1.) Standard Operating Prosedures (SOPs); adalah suatu Kegiotan rutin yang memungkinkan para pegawai atau pelaksanaKebijakan untuk melaksanakan kegiatan-Kewiatannya setiap hari sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. 2) Fragmentast; adalah upaya penyebaran tanggungjawab kegiatankegiatan ddan aktivitas-aktivites pegawai diantara beberapa uni 2. Implementasi Kebijakan Model Merille S. Grindle Model Grindle ditentukan oleh isi kebijakan dan konteks ‘implementasinya. Ide dasamye adalah bahwva seteleh kebijakan ditransformasikan, barulah implementasi kebijakan hasilnya ditentukan oleh implementability: (Nugtoho, 2008-445) Menuruinya keberhasilan implementasi Kebijakan dapat dlilihat dari dua ba, yaitu: 1.) Dilihat dari prosesnya, dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan kebijakan sesua) dengan yang ditentukan (design) dengan merujuk pada aksi kebijakannya, 2) Apakah yjaan kebijakan tereapai. Dimensi ini diukur dengan melihat dua faktor, yaitu a. Impak atau efeknya pada masyarekat secara individu dan kolompok, b Tingkat perubahan yang terjadi serta penerimaan kelompoke sasaran dan perubahan yang terjadi. Kebethasilan implemontasi kebijakan juga sangat ditentukan oleh tingkat immplementability kebijakan itu sendiri, yaita yang terdiri dari Content of Policy ddan Context of Policy, Grindle (1980) (Agustino 2006:1168). 1.) Content of Poly menurut Grindle adalah a. Kepentingan-kepentingan yang mempenganuhi. Berkaitan dengan bberbagai kepentingan yang mompengaruhi suatu_implemeatasi kebijakan. indikator ini berargumen bahwasuatu Kebijakan dalarn pelaksanaannya pasti melibatkan banyak kepentingan, dan sejauhmana Kepentingan-kepentingan ersebut_ membawa pengaruh tethadop implementasinya b. Jenis manfiat yang bist diperoleh. Pada poin ini Content of Poties berupaya untuk menunjukon ata menjetaskan babwa dalam stati kebijakan harus terdapat beberapa jen's manfaat yang menunjukan dampak positit yang dihasilkan oleh pengimplementasian Kebijakan ‘yang headak dilaksanakan, ¢. Derajat perubahan yang ingin dicopai, Setiap kebijakan mempunyoi target yang hendak dan ingin dicapai. Adapun yang ingin dlijetaskan pada poin ini adalah bahwa seberapa besar perubahan yang hendak atau ingin dicapai melalui suatu implementasi Kebijakan harus ‘mempunyai skala yang jelas. 4. Letak pengambilan keputusan. Pengambilan keputusen dalam suatu kebijokan-mempunyaiperanan penting dalam pelaksanaan suatuy kebijakan, maka pada bagian ini hans dijelaskan di mana letak pengambilan keputusan dari suatu Kebijakan yang hendak dlimplementasikan. @. Polaksana program. Dalam menjalankan suatu Kebijakan atau program harus didukung dengan adanya pelaksana kebijakan yang Kompeten dan kapabel demi Keberhasilan suatu kebijakan, Hal int hharus terdata atau terpapar dengan baik pada bagian ini. £ Sumber-sumber daya yang digunakan, Pelaksanaon suatu kebijakan juza harus didukung oich sumber-sumberdaya yang mendukung, agar pelaksensznnya berjalan dengan baik: 2) Contest of Policy menurut Grindle adalah: a. Kekuasaan, kepentingan-kepentingn dan strategi dari aktor yang terlibat, Dalam suaru kebijakan perlu diperhicungkan pula kekuatan tau Kekuasaan, kepentingan-kepentingan sorta stratosi yang igunakan oleh para actor guna memperlancar jalany® pelaksanaan suatu implementasi kebijakan. Bila hal ini tidak diperhitungkan dengan matang, besar kemungkinan program yang hendak dliimplementasikan akan jaub panggang dari api. b. Karakteristik lembaga dan rezim yang berkuasa. Lingkungan di mana suntu kebijakan dilaksanckan juga berpengaruh terhadap keberhasilannya, maka pada bagi Jn dijelaskan karakrevistik dori lembaga yang akan turut mempengarui suatu kebijakan ingkat kepatuhan dan adanya respon dari pelaksana, Hal iain yang diosa penting dalam proses pelaksanaan suatu kebijakan adalah kepatuhian dan respon dari para pelaksana, maka yang hendak dlijelaskan pada poin ini adalah sejauhmana kepatuhan dan respon dari pelaksona dalam menanggnpi suatu keijakn, Setolah pelaksonaan kebijakan yang dipengaruhi oleh isi atau konten dan lingkangan atu konteks yang diterpkan, maka akan dapat diketahui apckah para ppelaksana kebijakan dalam membuat sebuah kebijakan sesuai dengan apa yang 2B dihorapkan, juga dapat diketahui apakah suatu kebjjakan dipengaruhi oleh suatu lingkungan, sehingga tingkat perubahan yang difarapkan terjadi 244 Faktor Penentu Pelaksanaan Kebijakan ‘Ada beberapa faktor yang menentukan sebuah kebijakan dapat dilaksanakan dengan baik,antara lain adalah: 1. Respeke Amggots Masyarakat Terhadap Otortas dan Keputusan Pemerintsh; Dalam flsafat John Locke dikatakan bahwa manusia memiliki keadaanilmiah (state of nature) yang besifat postif, pada dasaenya. manusia adalah bai Manusia dapat saling member, saling hormatmenghormati dan saling tolong menolong, Ketika relest ini berjalan dengan taik, ada sistem sosial yang ‘menggerakan masyarakat untuk saling menghormati dan memberikan respeke yang baik pada orortas negara, undang-undang yang dibuat oleh politi serta memberikan kepercaysan kepacia pejabat pelaksana kebijakan. Hal int akan tenis heriangsing selama masyarakat memiliki anggapan yang logis untuk adalah manusia telah snghormati persoalan-persoalan itu. Konsekwensi aii untuk memaruhi peraturan yang dibuat oleh pemerinah sebagsi sesuatu yang membawa kebaikan bagi kepentingan bersama, Adanys Kesadaran Untuk Menerima Kebijakan; Pada kebidupan yang semakin maja ini, dimana segata hal dinilai secara rasional oleh masyarakat, semakin banyak dijumpai baik oleh individu, kelompok masyarakat maupun corganisasi yang beranggapan bahia dalam Kkehidupan bemegara, kebijakan yang dikeluarken oleh pemerintah adalah sesuatu yang diperiukan untuk 24 menyelesaikun masalah sosial dimasyarakat, Seperti Kebijakan yang dikefuarkan oleh Pemda DKA Jakarta mengenai pelarangan merokok di tempat uumum, bagi masyarakat rasional hal ini dianggap perlu, Karena berkaitan dengan kebaikan bersama, Namun dilain pibak, masih saja ada yang tidak ‘mematuhi Kebijakan yang telah dibuat tersebut, Karena menurut sebagian ‘masyarakat harus dikaji wlang lagi Adanya Sanksi Hukum; Penerapan ganksi bagi individu maupun kelompok yang tidak melaksanakan kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah merupakan cara yang eukup efekti untuk pengimplementasian kebijakan. Alasannya kebanyakan dari masyarakat tidak mau dan takut menerima sanksi yang berupa deada yang cukup tinggi maupun berupa kurungan penjara, selain iu meroka tidak mau dianggap sebagai orang yang telah melangar peraturan Adanya Kepentingan Publik; Masyarakat herxeyakinan bahwa kebijakan yang, telah dibuat melalui proses yang sah Pada dasamya kebijokan yang dibuat adalah sebagai solusi dari permasalahan_publik, sehingga mereka mau mmenerima kebijakan tersebut, karena berkaitan dengan kepentingan bersama / publik Adanya Kepentingin Pribadi; Sescorang atau Kelompok warga akan menerima sebuah kebijakan dengan senang ati, Karena dengan demikian akan mendatangkan manfiat atampan keuntungan secara pribadi bagi mereks: Misalaya saja pada pembeatan peraturan mengenai penggunaan internet, pemerintah akan membatasi situs-situs tertentu untuk metindungi penyatah 25 gunaan pemakeian intemet. Akan tetopi dilain sisi pili pengusala ‘multimedia akan merasa dirugikan terhadap peraturan tersebut, 24.5 Faktor Penentu Penolakan dan Penundaan Kebijakan Selain faktor ponent pelaksanaan kebikan, pada pelaksanaanaya terdapat juga beberapa faktor penentu penolakan dan penundzan kebijskan, antara tin 1. Adanya Kebijakan yang Hertentangan dengan Sistem Nila yang Ada: Apabila sualu kebijakan dipandang bertentangan dengan sistem rilai yang bed dimasyarakat, maka pada pengimplementaiannya akan salit untuk dilaksanaican, Misotaya pada pombuatan undang-undang anti pemograti, dimana pemerintah mempunyai iikad baile unk mencegah terjadinya kehobrokan moral, Akan tetap lan sis tentunys hal in bertentangan dengan nilai yang berlaku dimasyarakat khususnya kebudayaan hangsa, sehingga menimbulkan penolakan-penolakan dari berbagai kalangan masyarakat 2. Tidak Adanya Kepastin Hukum; Tidak adanya kepastian hukum, ketidakjelasan kebijakan yang berlaku akan cenderung membuat masyarakat ‘melanggar dan tidak mematubi peraturan tersebut, Karena masyarakat akan beranggapan bahwa tidak mematuhi peraturan tersebut juga tidak apa-apa, tidak akan mendapat sanksi dari pemerintah, Seperti peraturan tentang pelarangan menjual CD/VCD/DYD bajakan, tidak ada kepastian bukumnya, sehingga banyak penjual di setiap sudut kota bahkan di makmal menjualnya dengan bebas Adanya Keanggotaan Seseorang Dalam Organisas; Keanggotuan seseorang dalam organisasi dapat menimbulkan penolakan teshadap sebuah kebijakan, karena kemungkinan kebijaken tarsebut dapat mengganggu kepentinganny2, samun ads juga karena keanggotsannya dalam scbush organisasi, seseorang mendulung kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah, Misalnya. soja persturan mengensi petlindugan hsk-hak lingkungan, bagi para. akti lingkungan hidup tentuaya tanpa diminta pun akan sanget_ mendukung kebijakan tersebut, akan tetapi bagi kalangan industri akan sangat menggangu aktivitas produksi mereka, karena saat ini sangat sedikit industri yang memiliki pengolshan limbah yang dapat dikatakan layak, alasannya karena Diahalnya biaya pembustan tempat pengolzhan Kimbah. Kenyataannys untuk rmembuat tempat pengolahan limbs sama caja dengan biaya mereka mmembangun satu pak pros! lagi Adanys Konsep Ketidakpatuban Selesif Teshadap Hukun; Pada prinsipnys, ‘masyarakat teri avi berbagal sua bangs dn lator belakang yang herbeds Ada masyarakat yang patub pada stots Kebijan tries, akan eta pada aat_yang bersamaan dia tidak patuh pada kebijakan yang Isinnya karena adanya ketidakpatuhan selekti Misalaya saja pada perusahaan yang panuh terhadap peraturan peruungutan paijak, tetapi padh saat yang hersamaan perusahean tersebut tidak patuh terhadap jumlah pembayaran pajak alias memanipil i pembayaran pajak. 7 2.4.6 Pengertian Ketertiban Umum Dalam kamus besar bahasa Indonesia ketetiban adalah peraturan (dalam ‘masyarakat ), keadaan serba teratur baik, Daloin ketentuan unum Perda Propinsi DKL Jakars Nomor 8 Tahun 2007, maksud dari ketertban mum adalah suata eadaan dimana pemerintsh dan rakyat dapat melakukan kegiatan secara tetib ddan teratur Ketertiban umum adalah cuatu keadaan dinamis yang memungkinkan pemerintah . peraturan dacra, dan masyarakat dapst melakukan kegiatannya dengan tentoram, toib dan tera. (urp:d/www hukume jogia.go.id/upload/permen.no.26.2005 PDF) 24.7 Kemiskinan Kemiskinan merupakan masalah kemanusiaan yang telah lama Jiperbincengkan Karena berkaitan dengon tingkat Kesejalteraan masyerakat dan ‘upays pensnganannys. Kemiskinan merupakan pangkal dari segala kebodohan, mg sekarang menjadi masilah utama yang dihadapi negara, menjadi puss pethatian dalam pembangunan, Kemiskinan ini ditandai oleh sikap dan tingkab lak yang menerima Keadaan yang seakan-akan tidak dapat diubah yang tercerin dt dalam Jemabnya kemauan untuk maj, vendita Sualitas Sumber day manus, Ucinahnya nila akac hasil produkt, fendahaya produktvites, teibatasnya modal yang iti berpurtsipas datas pembangunan, Serna ini membust pemeritah jera dan berkeinginan untuk dapat mengatast ‘musalah kemiskinan yang ada, Hat ini tercermin pads pemerinoshian DK Jakarta di ‘mana pemerintah berkeinginan menciptakan suasena kota yang tertib, aman dan 28 bersih dari pengenis, pengamen, serta pedaging ssongan yang menurut pemerintal ‘hany membuat carat mani Koa Jakarta Penyebah kemiskinan memurut Kuncoro (2000: 107) sebagai berikut: 1. Secara makro, kemiskinan muncul karena adanya_ketidaksamaan pola kepemilikan suber daya yang menimbulkan distribusi ppendapatan timpang. penduduk miskin hanya memiliki sumber daya ddolam jumlah yang terbatas dan kualitasnya rend; Kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia Karena kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitas juga rendab, upabnya pun rendah; 3. Kemiskinan muncul sebab perbedaan akses dan modal Kemiskinan menurut Suparlan (Umajah, Sit, 2008: 45) bahwa kemiskinan “Suatu standar tingkat hidup yang rendah yaitu adanya suatu tingkat kckurangan materi peda sejumlch atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam ‘masyarakat bersangkutan. Standar kehidupan yang rendal ini secara Jongsung tampak pengarubnya terhadap kesehatan, kehidupan moral dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong sebagai orang, miskin” kemiskinan :Kemiskinan adalah sebuah fenomena multifaset, multidimensional, dan terpadu. Hlidup miskin bukan hanya berari hidup di dalam kkondisi kekurangan sandang, pangan, dan papan. Hidup dalam kemiskinan seringkali juga berarti akses yang rendah terhadap berbagai ragam sumberdaya dan asct produktif yang sangat liperlukan untule dapat memperoleh sarana pemenuhan kebutuihan- kebutuhan hidup yang paling dasar tersebut, antara lain: informasi, ima pengetahuan,feknologi dan kapital. Lebih dari itu, hidup data kkcmiskinan scring kali juga berarti hidup dalam alicnasi, akses yang, rendah techadap kekuasaan, dan oleh Karena itu pilihan-pilihan hidup yang, sempit dan penzap Menurut Nesikun (1995), kondisi yang sesungguhnys harus dipshami mengensi Beibagsi teori yang berbasis pada teor\ ckonoa, antara lain melihot Kemiskinan sebagai akibat deri Kesenjangan kepemuilikan faktor produksi, kegagelan kepemilkan, Kebijalan yang bias ke perkotaan, perbedaan kuslitas sumberdayamanusia, seta rendahnya.pemibentukan modal masyarakat atau rendabnya perangsang untuk penanaman modal, namun di sisi lain, pendekatan sosio-antropologismenekankan deny pengaruh budaya yang cenderung melanggengkan Kemiskinan (komiskinan kultura, Sementarm in, mtenurut Azhari dalam Umgjah, Siti (2008: 45) aenggolongkan kemiskinan ke dalam tiga macara kemiskinon, yitu: a, “Kemiskinan alamiah, yaitu kemiskinan yang timbul sebagai akibat sumber daya yang langka jumlahnya, atau karsna perkembangan tingkat teknologi yang sangat endah, Termasuk di dalamnya adalah kemiskinan akibat jumleh penduduk yang melaju ‘dengan pesat di tengah- tengah sumber daya alam yang terap, b. Kemiskinan struktural, yaitu kemiskinan yang diderita olch suata golongan masyarakat Karena struktur sosial sedemikian rupa, schingga masyarakat itu tidak dapat menggunakan sumber-sumber Pendapatan yang sebenamya tersedia bagi mereka. Kemiskinan siruktural ini terjadi Karena Kelembagean yang ada membuat anggota atau Kelompok masyarakat tidak menguasai sarana ekonomi dan fasilitas-fasilitas secara merata, Dengan perkotaan Jain kemiskinan ini tidak ada hubungannya dengan kelangkaan ssumber daya alam, . Kemiskinan kultural, yaitu Kemiskinan yang muncul Karena ‘untutan tradisi atau adot yang membebani ekonomi masyarakst, seperti upucara perkawinan, kematian atau pesta-pesta ait loinnya, termasuk juga dalam hal ini sikap mentalitas pendudule yang Inmban, malas, konsumtif serta Kurang, berorentasi kemasa ‘dopan, Jadi Kkomiskinan merupakan keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal ‘yang biasa untuk -dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air ‘minum, hal-hel ini berhubungan erat dengan kualitas hidup . Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu imengotasi masala kemiskinan dan mendapatkan Kehormatan yang layek sebagai swarga negara, Kemiskinan memang telah terjadi di negeri ini, dan teelbat pada carat marut tbukote Negara. Ini terlihat dari masih. banyaknya_ pengemis, pengamen, dan pedagang asongan yang memang mereka menjadikan semua ini profes! untuic meneari nafkal, 22. Deskripsi Kebijakan 2.2.1. Peraturan Daerah Provinsi DI Jakarta No 8 Tahun 2007 Tentang Ketertiban Unum Scbagail 12 diketahui bahwa salah satu urusan wajib yang menjadi kkewenangan pemerintahan dacrah provinsi adatah menyelenggarakan Ketectiban Umum dan ketenttaman masyarokat schagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 31 ayat (1) huruf © Undang-Undang Nomer 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta betkomitmen untuk menyelengearakan urusan wajib dimaksudkan dalam rangka ponegakan Peraturan Dserah, menjaga ketentramon dan ketertiban guna fenvujudnya Kota Jakarta sebagai kota jasa, kota perdagangan, dan kota pariwisata yang musyarakainya nyamen, amon, dan tenteram, Kondisi tersebut akan menjadi daya tarik bagi masyarakat intemosional untuk datong dan berkunjung Serta menanamkan investasi yang pada akhimya memberikan koniribusi dalam pengembangan dan pembanguanan Kota Jakarta, Pengaturan mengenai ketertiban umum harus diarahkon guna pencapaian kondisi yang kondusif bagi selurah aspek kehidupan masyarakat kota, dan leh arena itu ketentoan yang diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 1988 ul Tentang Ketertiban Umum dalam wilayah Daerah Khusus Youkota Jakarta perla disesuaikan dan diatur sesuai dengan perkembangan, dan kebutuhan masyarakat Jakarta yang dinamis disakan memerlukan Peraturan Daerah yang menjangkau secara seimang antara subjek dan objek hukum yang distur. Oleh Karena itu, dalam upaya menampung persoalan dan mengatasi Kompleksitas permasalanan dinamika perkembangan masyarakat diperiukan penyempurnasn terhadap Peraturan Daerah yang dimaksud Penyempurnaan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 1988, telah diruban ‘menjadi Peraturan Daerah Nomor & Tahun 2007 Tentang Ketertiban Umum. Dengan dilakukannya perubahan diharapkan —implementasi__terhadap, penyelenggaraan ketenteraman masyarakat dan ketertiban umum dapat diterapkan secara optimal guna mencipiakan etenteraman, ketertiban, kenyamanan, kebersihan, dan keindahan. Terkait dengan hal tersebut, maka dalam Peraturan Daerah ini mengarur substansi materi muatan sebagai berikut 1. Teri jalan dan akgketan ume; 2. Teri jal hij aman, dan tempat umum; 3. Teriih sungai, saluran, kolam, dan lepas pantai: 4. Teri lingkungan: 5. Teri tempat usaha dan usaha terventu: 6. Teriib bangunan; 7. Tertib sosial ; 8. Tentib Kesehatan; 9, Teri tempat hiburan dan keramaian: dan 10, Trib peran serta masyarakat Peraturan daerah ini mempunyai posisi yang strategis dan penting untie imemberikan motivasi dalam menumbubkembaagkan badaya disiplin masyarakot guna mewujudkan tata Kebidupan Kota Jakarta yang lebih tenteram, terib, fayaman, berth dan indah yang eibangun herdasarkan partispasi ski seturuh omponm masyarakat, 24. Kerangka Berpikir Kerangka pemikiran merupakan alur berpikir peneliti dalam penelitian, unuk -mengetah agaimana alur berpikir peneliti dalam menjetaskan permasalzhan penelitian maka dibuatlah kerangka berpikir sebagai berikut : Dalam penelitian ini yang menjadi fokos penelitian adalah “Analisis, Inplementasi Peraturan Daerah DKT Jakarta no, 8 tabun 2007 tentang ketertiban lumum mengenai larangan mengemis, mengamen, dan berjualan asongan di Kecamatan Cengkareng *, Sehingga peneliti mendeskripstican Implementasi Perda Tibum tersebut dengan apa yang senyatanya terjadi dilapangandan penetiti menggambarkan kondisi rill yang terjadi di lapangan dengan konsep yang telah dirancang oleh pemeriniah. Sehingga peneliti memproleh banyak data dan informasi mengenai apa yang sebenaraya terjadi dalam polaksansan program tersebi ‘Temyata banyak sekali hambatan-hambatan dianiaranya masih banyaknya pengemis, pengamen, dan pedangang asongan yang berlalu lalang di jalan-jalan B unum, Kurang adanya pembinaan dari pemerinfah sotempat terhadap pengamen, pengemis, dan pedagang asongen. Kurang siapnya pemerintsh dalam menyediakan solustlapangan pekeyjan untuk mereka beralih profesi yang lebih balk, Penerapan Perda Ketertiban unum ini memuneulkan polemic Ketidak adstan tethadap rokyat miskin, Kurang adanya kesadaran dari pengemis, pengamen, dan pedagang asongan dalam mentaatiPerda Tiburn terse. Keronghs berfikir dalam penoitian ini seperti apa yang terungkap dalam Inplementati Kebijakan Herdasarcan teoci (Grindle, 1980) ” Model Grindte dbitentukan oleh isi kebijakan dan Konteksimplementasinya.”, Berdasarkan metode Pendekason implementa’ kebijkan publtk yang dikemukakan oleh Grindle dikatakan bahwa isi kebijken yong mempengaruhi di dalamnya adalah Kepentingon-Kepentingan yang mempengari,jenis mandat yang bisa diperoih, derajat perubahon yang ingin dicapai, lea pengarmbilan kepwtusan, pelaksana program, sumber-simber caya yang digunakan, Sedangkan dalam konteks iraplementasinya adalah kekvasian kepentingan-kepentingn dan staegi dari stor yang telat, Karakeristklembaga dan vezim yang berkuasa,tngkat kepatuhan dian adanya respon dati pelaksana, Untuk lebih jelasaya, kerangka berpikir tersebut dapat dilihat melalui gambar bagan berikut ini 4 Kerangka Berfikir Bonyaknye pengamen di Keeamatan Cenpareng Kerangesialapangan pekerjaan Yang slsediakan pomertah Kurang adanyabinauntechadap pars pengemis: pengumen. dan pedagang asongan. Taplementas! Perturan Dasa DRI Jakaria tio 8 thus 2007 tentang Ketortiban Um Tioplementii Keblukan Model MetleS. Gritle fo Content of Paley mempengari Jes mast yang bisa diproteh yang writ Dersjatperubahan yang igindicapa 2, Karukeristiclombsga dan ei Leta pengatnbilan putas yang beruase, Pelakstns jogs, 3, Tinghat kepotuhae dap Sunbersember daya yang respon das plaksans digas. atinyon-hepetiagun yg 1, Keleanaan, kepentingte- Contest of Poi epentingn dan sae! dav aktor q ‘Keven Unum Dasngal tethadap aspera, perteontagan dan Leloipoke Tinga perubahus dan penecinaannya 35 BAB LIL METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Motode Penelitian Metode penefitian pada dasamya merupakan cara lial untuk ‘mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, Cara ilmiah berart kegiotan penetitian its didasarkan pack citi-ciri keilmuan yaita rasional, empits, dan sistematis. Rasional berari Kegiaian penelitian itu dilakukan dengan cara-cara ‘yang mesuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-care yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia, Sistemas artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-lamgkah terientu yang bersifat louis Metode penclitian ini ada Karena terjadi perubahan paradigma dalam ‘memandang suatu fenomena sosial. Dalam paradigma ini fenomena sosial dipandang sebagai sesuatu yang kompleks, dinamis dan penuh makna, Paradigma ang demikian discbut paradigma positivisme. Paradizma _positivisme ‘mengembangkan metode penclitian kualitatif, yang kali ini digunakan oleh penclti dalam penclitian ini. Penelition kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti obyck yang alamiah dimana pencliti adalah scbogsi instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukon secara trianggulasi, enalisis data bersifatinduktif, dan penclitian kualitaif lebih menckankan mddtwa dari pada _generalisasi ( Sugiono, 2007:1 ), w Jiu yang dibasilkan dalam ponelitian ini adalah berbentul kat, kalimat, untuk mengeksplorssibagaimana Kenyataan sosial yang terjadi dengan smendeslsipsikan variabel yang sesuai deogan masala dan unit yang itl dalam hal ini adalah masafah Implement Perda no, 8 tahun 2007 tentang Keteriban unum mengenailaangan mengemis, meagamen, dan berjalan asoayan, guna rmemotretfenomena individual, situasi atau kelompok terentu yang terjad secara ‘kekinian dengan mendeskripsikan seperangkat peristiwa atau kondisi saat ii 32. Instrumen Penelitian Tasirumen penelitian merupokan sua slat ysng_diganakan une imengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Bila dilibat dari ppendekatsn penetitian yang digunakan, Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumputkan data dalam penetitian kualtai adalah penetit tw seni Adapun teknik yang digunakan penelitt dalam pengumpulan data adalah 1. Wawanesea Metupakan proses untuk memperolel keseramgn uncuk am capa twjuan ponelitian yang dilakukan melalui kegiman komunikast verbal berupa pereakapan. . Pere capan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara (ierviewer) dan yang. diwawancarai (Imerviewee). Adapun kisickisi Wawancara diantaranya adalah 1) Content of Policy: menurut Grindle adalah a Kepentingan-kepentingan yang mempengaruhi, 1, Latar belakang diberlakukannya Peraturan Dageah Provinsi DKL Jakarta Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. 2. Kepentingan-Kepentingsn yang mempengaruhi boik pemerintah maupun pelaksana teknis dalam mengimplementasiken Perda Ketertiban Umum, 3. Sudut pandang pengemis, pengamen, pedagang asongan, masyarakat ddan pakar sosiologi dari diterapkannya Perda Ketertiban Umum, Jenis manfaat yang bisa diperoleh |. Manfaat yang dirasalcan dari diterpkannya Perda Ketertiban Umum, Derajat perubahan yang ingin dicapai 1. Perubahan seperti apa yang ingin dicapai dari diterapkannya Perda Ketertihan Umum, 2. Pembahan apa saja yang terjadi setelah Perda Ketertiban Umum diimplementasikan Tetak pengambitan keputusan 1. Siapakah yang herwenang dan bertanggungjawab dalam pemberian sanksi pelanggaran Perda Ketertiban Umum, 2. Bagaimanakaly peunjuk teknis dalam mengarur pelaksanaan Perda Ketertiban Umwn khususnya pasal 40. Pelaksana program 1. Materi ape sajakah yang diatur dalam Perda Ketertiban Umum, 2. Siupa sajakah yang menjadi subjek dalam penyelenggarsan Perda 3. Dinvana saja Perda Ketertiban Umum pasal 40 ini diterapkan, 4, Satus Kepegaaian pare polaksana teknis pends. 5. Bagaimanala pelaksanaan keteriban umun: yang telah dilakukan, Sumber-sumberdaya yang digunakan 1. Bagaimanakal Ketersediaan samana dan prasarana dalam pelaksanaan Pera Keteatiban Umum. 2. ageimanaca suber dana yang tersedia dalam pelaksansan prda, 2.) Context of Policy menurut Grindle adalah: a. Kekuasaan, kepentingan-kepentingn dan strategi dari aktor yang terlibat. 1. Siapakah yang berwerang dan bertanggungjawab dalam pelaksanaan Perla Ketertiban Unnum 2. Atas dasar apakan wewenang éan tanggungjawal tersebutciberikan, 3. Apa sajakah hambstan yang dihadapaipelaksana tenis. dalam rmengimplementasikan Perdia Keteriban Umum, 4, Strategi apakah yang digunakan dalam menghadapi hambatan yang terjadi di dalam pelaksanaan Perda Ketertiban Umum b. Karaketeristk lembaga dan rezim yang berkuasa, 1. Profil Keeamaran Cengkareng ‘Tingkat kepatuhan dan adanya eespon dari pelaksana 1. Apakah pelaksanaan ketertiban di lapangan sesuai dengan Perda Ketertiban uum. 2. Apakah pewugas teknis melaksanakan Perda Ketertiban Umum sesuai dengan petunjuk teknis. 3. Bagaimanakaih Kepatuhan pengemis, pengames, pedagong asongan dalam melaksanakan Perda Ketetiban Umum, Observasi Merupakan Kegiatan yang meliputi pencatatan secara sistematik kejadian- kjadian, pertaku, obyek-obyek, yang dilihat dan hal-hal lain yang dipertukan dalam mendokung penelitian yang sedang dilakukan, Observasi dilakukan untuk melakukan pembuktian terhadap informasi yang diberikan dengan fakta di lapangan, Pengumpulan data dilakukan dengan metede iimiah dan bakan melalui pengamatan biasa, pengamatan tersebut mempunyai kriteria sebogst berikut a Pengamatan digunakan untuk penetitian dan telah direncanakan secarasistematis bh. Pengamatan berkattan dengan juan yang tlsh direncanakan Pengamatan tersebut dfcatat secara sistemas dan dihubungkan dengan Proposi umum dan bukan dipsparkan sebagai suaty aset yang menarik Merupekan metode yang dalam pengumpulan data melakukan eksplorasi cerita orang yang sedang ditelil. Keunggulan metode ini adalah peneliti dapat mengungkap informasi sebanyak mungkin dari sumber yang di tet Studi dokumnetasi. yaitu pengumputan data yang bersumber dari dokumen resmi yang retevan. 40 ‘Alot pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, khusunya dalam melakukan wawancara adalah |. Buku catatan +: untuk mencatat pereatatan dengan sumber data 2. Tape Recorder: untuk merekam semua percakapan Karena jika hanya menggunakan bukuctatan, penelii suit untuk mendapatkan informasi yang Aliberikan oleh informan, Selaajuinya sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini terbogi atas dita primer dan’ data sekunder, Data primer diambil langsung dari inforan penelitian, Dalam hal ini data primer diambil melalui wawancara (interview), Sedangkan data sekunder adalah data yang tidek langsung berasal dati informan, Oleh Karena itu dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui data-data dan dokumen-dokumen yang relevan dengan masalah yang litelii, Datadata tersebut merupakan data yang diperiukan dalam menyelesaikan masalah yang dibahas dalam penel 3.3. Informan Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Kecamatan Cengakareng Kota Madya Jakarta Barat. Penelitian ini dilakukan pada masyarakat Kawasan Kecamatan Cengakareng. Teknik sampling ing digunakan dalam penclitian ini adalah purposive sampling, yaita teknik penentwan sample dengan pertimbangan tertent ‘yang sengaja ditentukan oleh peneliti akan tetapi tidak melalui proses pemitihan seperti yang. dilakukan dalam teknik random, Sedangkan dalam penetian al Kualitetif sampel disebut juga dengan informan, Adapun informan dalam penelitan ii adstah 1. Pongemis, pengomen, den pedagang asongan 2. Pengguna jalan stau masyarakat 3. Apart pemerintahan setompat 4. Satuan Polisi Pamong Praja wilayah Kecamatan Cengkareng 5. Pakar sosiologi kota 34. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data Proses analisis data dilakukan secara terus menens sejak data awal ? Tinga dap Marae w CATATAN LAPANGAN 1, Bulan Oktober 2000; Pada bulan ini peneliti melakukan perizinan ke Kecamaton Cengkareng. Perizinan saya saya ditolak di Kecamatan Cengkareng, peneliti disarankan untuk meminta perizinan terlebih dohulu di Kesbang Walikota Jakaria Barat, Peneliti langsung meminta petizinan ke Walikota tetapi saat ke Walikota permohonan perizinan penclitian ditolak, Karena lokasi jampus dengan fokasi penclitian berbeda wilayah, Kemudian pencliti disorankan Kembali untuk meminta perizinan ke Kantor Keshang Propi i DK! Jakarta, Karena ketidaktahuan prosedur, perizinan penelitian ditolak karena peneliti tidak memiliki surat pengantar dari Kesbang Propinsi Banten. Peneliti merasa kesal Karena ferkesan dipermainkan, tapi peneliti tidak putus asa, Kemudian peneliti meminia surat pengantar dari Kesbang Banien untuk mengadakan penelition di Kevamatan Cengkareng_ yang nantinya akan diserahkan ke Kesbeng Propinsi Jakarta: Setelah melalui proses petizinan yang panjang akhimya pencliti mendapatkan izin untuk melakukan penelitian di Kecamatan Cengkareng. Banyak makna yang peneliti dspatkan dari kejadian ink bahwa penelité harus bekerja keras untuk mendapatkan apa yang diinginkan, seria bersabar dan pantang putus asa. 2. Bulan November 2009 Awal observasi peneliti melakukan pendekatan dengan para petugas Satpol PP. Peneliti awalnya canggung karena rata-rata dari petugas satpol PP tersebut adalah kau adam. Pada saat itu peneliti mengamati operssi perda ketertiban umum di Kecamatan Cengkareng, dan seperti horichari biasa petugas satpo! PP melaksanakan tugasnya dipagi hari kisaran Pukul O8 (0-1 1.00 WIB. Selain ita peneliti juga mengamati pedagang asongen dan juga pengamen, dari observasi yang dilakukan memang ‘erlihst masih benyaknya pengamen dan pedagang asongan yang molakukan aktifitasnya, Dan saat itu peneliti bertanya-tanya tentang keberadsan perda ketertiban umum, okan tetapi sebagian dari mereka tidak mengetahui perda tersebut. Pencliti juga ‘melakukan pereakapon tentang aktifitas yang mereka lakukan kepada Bapak Gofur seorang pedagang asongan. Peneliti bertanya mengapa melakukan pekerjaan asongan? kemmudian Pa? Gofur menjawab; Kami tidak tahu lagi mau bekerja apa, karena inilah yang memang bisa kami Jokukan, Kalou kami tidak berdogang asongan siapa coba yang mau menerima kami bbokerja sedangkan pondidikan kami saja minim, Logian kami sudah bertahu-tahun melakoni kerjaan ini, Kalau tidak dengan berdagang asongan ya..!! mungkin kami akan menjadi pengangguran, trus anak istri kami mau makan apa? tapi sejauih ini trantib cengkarnng masih bisa memberi kelonggaran, kami masih diperbolehkan berdagang pada waktu sore sampai malam hari, kalau pagi hari kami tetap berdagang sch cuma kalau ada trantib kadang kari suka ngumpet Pca saat itu pencliti miris sckali mendengamya sckaligus merasa luar biasa, Karena pa*gofur adalah seorang suai dan ayeh yang bettaggungiawab tehaadp anak dan istrinya, Beliaw akan telap terus berusaha walau kadang pekerjaan yang beliau lakukan membahayakan dlrinya, ‘Kemudian peneliti melakukan pendekatan dengan pengamen, walau dengan rasa takut saya tetap ‘memberanikan diri untuk memasuki dunia pengamen. Peneliti saat itu berusaha mengajak ngobrol seorang ibu yang biasa di pangil ibu oleh anak-anak pengamen, Ibu itu boname lia, dia ‘memiliki dua orang anak dan yang melakukan kegiatan mengamen adalah anak pertamanya, ib lia inilah yang penetiti jacikan informan di dalam penetitian ini 3. Bulan Desember 2009 Pada bulan ini peneliti berusaha menyusun BAB 1, dan pada bulan ini pun penelititetap melakukan observasi. Bimbingsn peneliti lakukan demi mendapatkan arahan dan ilmu dari para dosen pembimbing. Refisi demi refisi dilakukan, sebenamya jenuh, tapi saya tidak boleh menyerah, Sesuai dengan petunjuk pembimbing yang menyarankan saya ke Kantor DPRD DKI Jakarta untuk mendapatkan latar belakng akademis, ketika peneliti datang ke sana, temyata orang DPRD aya kurang mengetahui tentang pelaksanaan perda tersebut, kemudian saya disaronkan ‘untuk bertema dengan Bapak Yatta bagian perda, Penelitilangsung mendatangi bapak Vatta dan temyata boliau bokerja pada bagian dokumentasi porda saja. Scbenamya betiau mengetahui {kejelasan isi tentang perda ketertiban umum tetopi beliau tidak memiliki wewnang untuk dapat berpendapat tentang pesia, Sctelah itu pencliti torus mendatangi bapak Yatta untuk mendapatkan informasi tentang keberadaan perda ketertiban umum, dan sampai pada akhimya o disarenkan lutouk menemui bapak Wahiyono, dan bapak wahyono inilah yang penelitijadikan informan di dalam penelitian 4, Bulan Jartuari 2010 Pada balan ini penetiti terus melakukan penyusunan dati BAB 1, Tl, hingga BAB IT, Selain melakukan penyusunan peneliti melakukan pendekatan lebih dalam kepada pedagang asongan dan pengamen, serta kepada petugas satpol PP. Pendiekatan kepada petugas satpol PP Peneliti Jakukan setiap hari Senin dan Rabu pagi, pulang dari Kantor Kecamatan Cengkareng, siangnya penelit singgah ke tempat pedagang asongan tepatnya dibawah kolong tol, peneliti melakukan pendekatan hingga penelit dianggap seperti bagian dari mereka. Seorang pedagang asonga yang bemama ibu Da"imah berverita tentag kondist rumah tangganya yang berkehidupan minim, dan menginginican anaknya untuk tetap sekolah, akan tetapi betiau tidak tahu tentang prosedur pembuaatan permohonan bantuan, disinilah peneliti memberitahu tentang prosedur tersebut, Setelah berada dilapangan peneliti merasa menjadi keluarga mereka, 5. Bulan Februari, Maret, April 2010 Bulan Februari peneliti memfokuskan untuk menyusun BAB I, If, [HI dan pada minggu keempat peneliti melaksanakan seminar proposal, setelah melaksanakan seminar penelitian, peneliti melakukan refisi dan setetah pada tanggal 11 Maret 2010 peneliti mendapatkan ACC dori dosen pembimbing dan penguji. Setelah mendapat ACC peneliti melakukan pendokatan fobih deka! lagi kepada Informan penclitian. Sehingea pada bulan Maret Sampai April penelitian ‘erjam langsung ke lapangan, dan benar-benar melakukan penclitian dan menemukan ati sebuah kehidupan. Banyak makna yang pehelitirasakan saat melakukan penelitian, Rasa kekeluargaan yang ‘rat diantara mereka yang hidupnya dijaln membuat pencliti kagum dan tersanjung karena mereka pun mengganggap peneliti sebagai bagian dari mereka. Susah senang mereka tetap nak mereka, Wala sus tersenyum dan berusaha mencari nafkah demi menyckolahkan anak- mencari nafkah mereka tewp menginginkan anak-ankanya berpendidikan tinggi dengan huarapan dapat meruubah kehidupan dikemudian har. ‘Wawancara dengan Bapak Wahyono Pegawai Gubernur Baguan Perda ‘Wawancara dengan Satgas Saipol PP Kecamatab Ceagkareng ‘Wawaneara dengan Sagas Satpol PP Kecamatab Cengkareng ‘Wawancara dengan Prof. Dr, Paulus Wirctomo Pakar Sasiologi UL ‘Anak-anak Pengamen Kebersamaan dengan anak-anak pengamen Kebersamaan dengan Pedagang Asongan Kondisi Jalan di Pagi Hari Kegiatan Petugas Saat Operasi Rutin PMKS Kegintan Petugas Saat Operasi Rutin PMKS Kegistan Petugas Saat Operasi Rutin PMKS: abel 3.6 ‘Tabet Rencana Waktu Penetiian reat ome Svember | vesember | saauact | reruns | start ape TR ee enyasunan BAB Peay aanan BAB IL esgunpalnpeagaton Dat omyusunan BAB IV Sida Shp KATA PENGANTAR, Pujisyukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpabkan rahkmat dan hidayahNya kepada penulis, schingga atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat imenyelesaiken laporanpenelitian skripsi ” Analisis Implementasi Peraturan Dacrah Dki Jakarta No. § Tahun 2007 Tentang Ketertiban Umum Mengenei Larangan Mengemis, Mengamen, Dan Berjualan Asongan Di Kecamatan Cengkareng” Maksud dan tujuan disusunnys laporan in’ adalah untuk memenuhi Ujian Sarjana Pada Fakultes llmu Sosial dan Imu politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Sekaligus mencoba memberikan sedikit pengetahuan dan pemahaman ‘mengenai implementasi kebijakan publik Penulis juga tidak lupa meayampaikan rasa terimakasih kepada : 1. ProfDR.tr-Rahman Abdullah, M.Sc selaku Rektor Universitas Sultan ‘Ageng Tirtayasa. 2. DR. A Sitabudin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan lima Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 3. Kandung Sapto Nugroho, $ Sos, MSi seloku Kena Program Studi fima ‘Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 4. Rina Yulianti, SP, M.Si selaku Sekretaris Program Sti timi Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Listyaningsin, S.sos, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu memotivasi dan memberikan semangat, 6. Abdul Hamid, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu memoti si dan memberikan semangat. 7. Ayuning Budi SP, MPPM yang selalu memberikan semangat 8 Thu ku tersayang yang telah memberi motivasi alk morit maupun materi 9. Kakak ku tersayang yang selau mendakung dan memotivas. 10, Nenek ku tersayang yang selalu baik dan sella mendukung. 11. Seluruh keluarga besar ku yang setalu mendokung dan mendo‘akan 12, Keluarga besar Bapak H. Idrus Tanjung yang selalu baik dan mendukung. Tani Pohan 13, Sahabat Power Runger's Edah Jubacdah, Desi Martina, Jane ‘yang selalu memberikan kekuatan dan keceriaan, 14, Sahabat ku Azhar Rachmansyah yang sclalu membantu dan memberikan somangat 15, Sahabat ku Sufyanto yang sclalu membantu dan ikut berjuang di dalam penyusunan skripsi. 16, Scpupu ku Assifah yang selalu membantu dan ikut berjuang di dalam penyusunan skripsi 17, Temaa-teman kelas C angkatan 2006 yang telah bersama-sama berjuang di bangla kulini dan sudah seperti Keluarga senciri, 18, Seluruh temen-teman angkatan 2006 yang selalu baik sama aku, 19, Dosen dan Staf Fakultas Umu Sosial dan mu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang selalu membantu dan memberikan banyak ilmu.

You might also like