Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

DENGAN MEDIA BUKU POP UP TERHADAP PENGETAHUAN ANAK


TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT
DI TK CAHAYA INTAN PALEMBANG

Marselly Laon, Suryadi Muchzal, Bertha Aulia


Mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi
Fakultas Kedokteran,Universitas Sriwijaya
Palembang - Indonesia

ABSTRACT

Baground: Pop up book is a book that has parts that can move or has a three
dimensional elements. This book that has very attractive visualization and suitable for
the developing child of age 4 to 5 years old. Objective: To know the influence of pop up
book to the knowledge of dental and oral health for children Cahaya Intan
Kindergarten, Palembang. Method: The method used in this study was quasi
experiment with pretest-postest design with control group. The sample in this study was
the total population of 66 children, which was divided into 33 children as experiment
group with pop up book media and 33 cildren as control group with poster media. The
quantitative data and data analysis used T test paired group based on 0.05
significane. Result: The statistical analysis results showed that there has been an
increase of knowledge before and after intervention was done. There has been a
significant difference in the childrens knowledge concerning dental and oral health
that was given intervention with pop up book media and poster media
(p<0.05). Conclusion: Pop up book gave influence of knowledge about dental and oral
health of children Cahaya Intan Kindergarten, Palembang.

Key words: dental and oral health, pop up book, knowledge.

1
PENDAHULUAN

Karies masih menjadi masalah besar di Indonesia, terlihat dari prevalensi karies
tahun 2009 pada anak usia di bawah 5 tahun sebesar 85%.1 Berdasarkan laporan
tahunan kesehatan gigi dan mulut puskesmas Talang Betutu Palembang tahun 2008,
80% anak membutuhkan perawatan gigi. Lebih dari 50 juta jam sekolah pertahun hilang
sebagai akibat yang ditimbulkan oleh sakit gigi pada anak-anak dan akibat ini akan
berdampak hingga kehidupan dewasa nanti.2 Karies adalah penyakit pada jaringan keras
gigi karena kerja mikroorganisme pada karbohidrat yang dapat difermentasi, ditandai
dengan demineralisasi bagian anorganik dan diikuti dengan kerusakan bagian organik
gigi.

Dalam rangka menghadapi masalah kesehatan di Indonesia, salah satunya karies


maka pemerintah Indonesia membuat Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Jangka Panjang Pembangunan Nasional (RJPP-N) Tahun 2005-2025,
pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya dapat terwujud.3 Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.4

Kesehatan gigi dan mulut dapat diwujudkan dengan mengupayakan suatu


pencegahan dengan pendekatan pendidikan yaitu pendidikan kesehatan.5 Pendidikan
kesehatan gigi dan mulut adalah semua aktivitas yang membantu menghasilkan
penghargaan masyarakat akan kesehatan gigi dan memberikan pengertian akan cara-
cara bagaimana memelihara kesehatan gigi dan mulut.6 Tujuan utama pendidikan
kesehatan gigi dan mulut adalah mencegah penyakit gigi dengan intervensi yang tepat
sehingga terjadi perubahan perilaku negatif menjadi sehat.7

Pendidikan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya diberikan sedini mungkin (usia
4-5 tahun) sebagai upaya pencegahan karena gigi sulung mulai erupsi pada usia 6-9

2
bulan sedangkan gigi permanen pada usia 6-7 tahun.8 Selain itu, gigi bermasalah
semakin meningkat berdasarkan usia.2 Pelaksanaan pendidikan haruslah disesuaikan
dengan usia dan perkembangan anak. Anak usia 4-5 tahun memiliki rasa ingin tahu
yang besar, mengenal bentuk dan besarnya benda, sudah mulai tumbuh minat untuk
membaca, berpura-pura membacakan buku untuk boneka-bonekanya, berbagi khayalan
dengan teman-temannya sehingga minat anak tersebut dimanfaatkan untuk memberi
pendidikan kesehatan gigi dan mulut dengan alat permainan edukatif berbasis media
berupa buku. Buku yang sesuai dengan anak usia 4-5 tahun adalah buku cerita dongeng,
buku sejarah sederhana, buku ensiklopedia bergambar dan buku pop up.9 Ibu sebagai
orang yang paling dekat dan berpengaruh terdapat anak dapat memperkenalkan buku-
buku tersebut dan mengambil nilai dari buku tersebut untuk pengetahuan anaknya,
sebagai contoh memilih buku pop up.

Buku pop up adalah buku yang memiliki bagian yang dapat bergerak atau
berunsur tiga dimensi (3D).10 Tampilan gambarnya lebih memiliki dimensi, gambar
yang dapat bergerak ketika halamannya dibuka atau bagiannya digeser hingga bagian
yang dapat berubah bentuk. Buku yang menarik dan membangkitkan imajinasi anak
akan mempermudah anak untuk menerima materi yang disajikan. Materi yang
diberikanpun sederhana, yaitu pengenalan terhadap bentuk-bentuk gigi, fungsinya, cara
menjaga kesehatan gigi dan mulut serta penyebab karies gigi.

TK Cahaya Intan merupakan salah satu TK yang terdapat di daerah Palembang.


Anak-anak di TK ini memiliki kemiripan dalam budaya, sosial, ekonomi, teknologi dan
lingkungan. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan oleh peneliti, 49 anak dari 66
jumlah anak di TK Cahaya Intan mengalami karies. Puskesmas Talang Betutu pernah
satu kali memberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut di TK tersebut. Pendidikan
yang pernah dilakukan adalah dengan menggunakan metode ceramah. Metode ceramah
yaitu metode pendidikan kesehatan yang disampaikan secara lisan dengan pola
pendahuluan, diskusi dan kesimpulan. Media yang biasa digunakan untuk pendidikan
tersebut adalah poster dan dental study model. Penulis tertarik untuk melakukan
pendidikan dengan media yang berbeda yaitu dengan media buku pop up. Buku pop up
tersebut memang sudah banyak digunakan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan

3
namun belum pernah ada yang menggunakan buku pop up untuk memberikan
pendidikan kesehatan gigi dan mulut.

Berdasarkan uraian diatas diperoleh rumusan masalah yaitu apakah buku pop up
berpengaruh terhadap pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak TK Cahaya
Intan Palembang. Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui pengaruh buku pop up
terhadap pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak TK Cahaya Intan
Palembang. Manfaat dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan kemajuan media
pendidikan kesehatan gigi dan mulut yang inovatif dan kreatif.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment dengan rancangan


pretest-postest with control group.11 Penelitian dilaksanakan pada tanggal 24 dan 31
Maret 2010 di TK Cahaya Intan Palembang. Sampel penelitian ini adalah total populasi
yaitu seluruh anak di TK Cahaya Intan Palembang sebanyak 66 anak, yaitu 33 anak
sebagai kelompok eksperimen dan 33 anak sebagai kelompok kontrol. Pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut dinilai dengan cara memberikan kuesioner dengan bentuk
jawaban pilihan pada anak sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Perlakuan yang
diberikan yaitu kelompok eksperimen diberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut
dengan media buku pop up sedangkan kelompok kontrol diberikan pendidikan
kesehatan gigi dan mulut dengan media poster dan dental study model.
Hasil kuesioner setiap anak akan memperoleh nilai sesuai pedoman penilaian
kuesioner. Jika jawaban anak benar akan mendapat skor 1 (satu), sedangkan jawaban
salah akan mendapat skor 0 (nol). Hasil perhitungan akan dimasukkan kedalam kriteria
objektif menurut Arikunto yaitu baik 76 100 %, cukup 60 75 % dan kurang <60
%.12 Analisis statistik menggunakan program komputer dengan teknik analisis uji T
kelompok berpasangan.berdasarkan taraf signifikansi P < 0.05.

HASIL
Pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut antara kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberikan perlakuan terdapat peningkatan
pengetahuan. Tingkat pengetahuan anak tentang kesehatan gigi dan mulut sebelum

4
diberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut baik itu dengan media poster maupun
dengan media buku pop up banyak termasuk kedalam kategori kurang (tabel 1). Setelah
diberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut dengan media buku pop up terjadi
peningkatan pengetahuan yaitu 19 anak atau 57,6% pengetahuan anak menjadi baik dan
hanya 2 anak atau 6% yang pengetahuannya masih tetap kurang (tabel 2.). Berdasarkan
hasil uji T kelompok berpasangan (tabel 3.) menunjukkan bahwa penilaian post test
kelompok poster dan kelompok buku pop up terdapat perbedaan bermakana karena p =
.001 (p<0.05), hal ini berarti terdapat pengaruh pendidikan kesehatan gigi dan mulut
dengan media buku pop up terhadap pengetahuan anak tentang kesehatan gigi dan
mulut.
Hasil uji T kelompok berpasangan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol terhadap pengetahuan anak tentang kesehatan gigi dan mulut

Nilai Signifikansi
Pre test Poster Pre test Pop Up .425
Post test Poster Post test Pop Up .001

PEMBAHASAN

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian
besar pengetahuan manusia yaitu kurang lebih 80% diperoleh melalui indra penglihatan
karena indra penglihatan tersebut memegang peranan dominan dalam proses
pembentukan konsep dan pengertian.13,14 Pengetahuan anak tentang kesehatan gigi dan
mulut adalah pemahaman dan informasi yang diketahui anak dalam menjaga kesehatan
gigi dan mulut.

Hasil penelitian pengetahuan anak tentang kesehatan gigi dan mulut sebelum
diberikan perlakuan diketahui bahwa lebih banyak anak yang pengetahuannya termasuk
kedalam kategori kurang, hal tersebut sudah disesuaikan dengan perhitungan kriteria
objektif Arikunto yaitu kategori kurang adalah pegetahuan dengan nilai < 60%.
Kurangnya pengetahuan anak tentang kesehatan gigi dan mulut disebabkan oleh
kurangnya pendidikan kesehatan gigi dan mulut di lingkungan anak tersebut. 15
5
Lingkungan anak usia 4-5 tahuan adalah lingkungan sekolah dan rumah. Peran sekolah
(TK Cahaya Intan) sangat diperlukan dalam upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut anak, karena sekolah memiliki kekuatan besar dalam menentukan pengetahuan
dan perilaku.16 Lingkungan rumah adalah keluarga, dalam hal ini yang berperan adalah
ibunya. Anak sangat tergantung dengan ibunya maka pengetahuan, status kebersihan
gigi dan mulut anak dipengaruhi oleh karakteristik ibunya.17,18 Karekteristik ibu yang
dimaksud adalah pengetahuan, pendidikan, umur, pekerjaan sikap dan perilaku.
Berdasarkan informasi yang telah didapat peneliti dari hasil wawancara
sebelumnya yaitu anak di TK Cahaya Intan baru sekali mendapatkan pendidikan
kesehatan gigi dan mulut dari puskesmas Talang Betutu. Menurut hasil pemeriksaan
klinis yang telah dilakukan oleh peneliti pada prapenelitian diketahui bahwa prevalensi
karies di TK inipun cukup tinggi yaitu 49 anak dari 66 jumlah anak atau 74% menderita
karies. Selain itu, media informasi dan sarana kesehatan di TK tersebut juga menjadi
faktor pendukung pengetahuan anak. Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber
baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka
pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Bila seseorang banyak memperoleh informasi maka dia cenderung
mempunyai pengetahuan yang lebih luas.
Setelah diberikan perlakuan kepada anak dengan memberikan pendidikan
kesehatan gigi dan mulut dengan media buku pop up maka pengetahuan anak tentang
kesehatan gigi dan mulut meningkat, yang pada awalnya tidak ada anak yang
berpengetahuan baik atau 0% menjadi 19 anak atau 57,6% yang berpengetahuan baik.
Pemilihan media yang tepat dalam pendidikan akan mempermudah pemahaman anak
saat diberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut. Sesuai dengan teori dental health
education (DHE) bahwa pemberian DHE akan memberikan pengaruh berupa perubahan
nilai yang mengarah pada perbaikan kesehatan, dalam hal ini perubahan yang terjadi
adalah pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut.19
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramendra dan Ratminingsih menyebutkan
bahwa media visual dalam pendidikan sangat dioptimalkan penggunaannya karena
dapat membuat pembelajaran lebih produktif, lebih menarik, dapat meningkatkan
motivasi siswa, dapat mempercepat pemahaman siswa terhadap pembelajaran, membuat
guru lebih efisien memanfaatkan waktu mengajar, dan mampu membuat proses belajar
6
lebih efektif.20 Hal tersebut juga didukung oleh Sutjiono T.W.A. bahwa media yang
lebih baru akan lebih baik dan lebih manarik bagi murid.21 Menurut Erianawati
pemberian pendidikan untuk anak hiperaktif diberikan dengan media visual karena
media visual (gambar) merupakan alat bantu komunikasi yang mewujudkan tujuan
komunikasi dari anak, dan disamping itu anak lebih mudah belajar memahami lewat
gambar-gambar (visual-learners).22

Pembelajaran secara visual pada anak usia 4-5 tahun akan lebih mudah
ditangkap dan diterjemahkan karena anak usia tersebut imajinasinya sedang
berkembang dan mampu menerjemahkan imajinasi tersebut kedalam sesuatu yang lebih
bertema. Misalnya, pada saat anak diperlihatkan gambar orang makan anak tersebut
mampu menggambar orang tersebut dan melengkapinya serta mampu menebak
ceritanya hanya dengan melihat sampul buku. Hal tersebut dipengaruhi oleh kerja kedua
belah otak yaitu otak kiri dan otak kanan anak. Bentuk, warna dan simbol yang
ditangkap oleh otak kanan akan segera diproses dan dianalisa oleh otak kiri.
Kemampuan otak dalam memproses pembelajaran secara visual dan perkembangan
yang terjadi pada anak tersebutlah yang dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan
kesehatan gigi dan mulut dengan media buku pop up.

Hasil akhir dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh buku pop
up terhadap pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak TK Cahaya Intan
Palembang. Hal ini terlihat dengan adanya hasil uji T kelompok berpasangan
menunjukkan perbedaan bermakna karena p = .001 (p<0.05). Penelitian ini memang
belum didukung oleh penelitian lainnya karena belum ada penelitian sebelumnya yang
menggunakan media buku pop up sebagai media pendidikan kesehatan gigi dan mulut.

KESIMPULAN

1. Buku pop up mempengaruhi pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak
TK Cahaya Intan Palembang.

2. Pengetahuan anak tentang kesehatan gigi dan mulut sebelum diberikan


pendidikan kesehatan gigi dan mulut dengan media buku pop up yaitu kategori
kurang sebesar 87,9%, sedang 12,1 % dan baik 0%.

7
3. Pengetahuan anak tentang kesehatan gigi dan mulut sesudah diberikan
pendidikan kesehatan gigi dan mulut dengan media buku pop up yaitu kategori
kurang sebesar 6%, sedang 36,4% dan baik 57,6%.

REFERENSI
1. Evy. 2009. Kebiasaan Minum Susu Botol Picu Karies Gigi. Kompas. 22 Juni.
Jakarta. http://m.kompas.com
2. Bachtiar, A. dan Adyatmaka, I. 2009. Karies dan Pemberdayaan Masyarakat :
Studi Kasus Simulator Risiko Karies Untuk Anak Prasekolah. Data disajikan
pada Seminar Jaminan social Kesehatan Sumatera Selatan semesta Sebagai
Upaya Menurunkan Angka Kesakitan Gigi dan Mulut Mayarakat Sumatera
Selatan. Palembang, Indonesia. 23 Mei.
3. Presiden Republik Indonesia. 1992. Undang Undang RI No. 23 Tahun 1992
Tentang : Kesehatan. Jakarta.
4. Departemen Kesehatan RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta. Hlm.15.
5. Maulana, H.D.J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC. Hlm. 12
6. Hiremath, S.S. 2007. Textbook of Preventive and Community Dentistry. Cina :
Elsevier. Hlm. 56-60
7. Mason, J. 2005. Concepts in Dental Public Health. Amerika Serikat : Lippincott
Williams &Wilkins. Hlm. 140-141.
8. Maulani, C dan Enterprise, J. 2005. Kiat Merawat Gigi Anak : Panduan Orang
Tua dalam Merawat dan Menjaga Kesehatan Gigi Bagi Anak-Anaknya. Jakarta :
PT Elex Media Komputindo. Hlm. 10
9. Muktiono, Joko D. 2003. Aku Cinta Buku : Menumbuhkan Minat Baca pada
Anak. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Hlm. 65-6
10. Dzuanda, B. 2009. Perancangan Buku Cerita Anak Pop Up Tokoh-Tokoh
Wayang Berseri, Seri Gatotkaca. ITS. Surabaya.
http://digilib.its.ac.iddetil.phpid
11. Notoadmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta. Hlm : 167
12. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Edisi 12.
Jakarta : PT Rineka Cipta. Hlm. 312-3
13. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :
Rineka Cipta. Hlm. 57-61, 69-70.
14. Herianto, Yonan dkk. 2005. Hubungan Antara Pengetahuan, Persepsi dan Sikap
Terhadap Kesehatan Gigi Dengan Status Kesehatan Gigi pada Siswa Tuna Netra
di Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Wyata Guna Bandung. Yogyakarta : Program
Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Tesis.
15. Warni, Linda. 2009. Hubungan Perilaku Murid SD Kelas V dan IV pada
Kesehatan Gigi dan Mulut terhadap Status Karies Gigi di Wilayah Kecamatan
Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009. Medan : Program Studi Magister
Ilmu Kesehatan Mayarakat Universitas Sumatera Utara. Tesis.
16. Riyanti, Eriska dkk. 2005. Hubungan Pendidikan Penyikatan Gigi dengan
Tingkat Kebersihan Gigi dan Mulut Siswa-Siswi Sekolah Dasar Islam Terpadu

8
(Sdit) Imam Bukhari. Bandung : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Padjadjaran.
17. Gultom, Meinarly. 2009. Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Ibu-Ibu Rumah
Tangga Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Balitanya, di
Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara Tahun 2009.
Medan : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumaera Utara. Skripsi.
18. Sariningrum, Eviyati. 2009. Hubungan Tingkat Pendidikan, Pengetahuan Dan
Sikap Orang Tua tentang Kebersihan Gigi dan Mulut pada Anak Balita Usia 3
5 Tahun dengan Tingkat Kejadian Karies di Paud Jatipurno. Surakarta : Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi.
19. Nathe, C.N. 2001. Dental Public Health : Contemporary Practice for the Denta
Hygienist. Amerika Serikat : Prentice Hall. Hlm. 146-148.
20. Ramendra D.P. dan Ratminingsih N.M. 2007. Pemanfaatan Audio Visual Aids
(Ava) dalam Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran Bahasa Inggris di
Sekolah Dasar. JPPP. Hlm. 94
21. Sutjiono T.W.A. 2005. Pendayagunaan Media Pembelajaran. Tasikmalaya :
Jurnal Pendidikan Penabur No.04. Hlm. 83
22. Erianawati. 2005. Penggunaan Media Visual (Gambar) dalam Pembelajaran
Anak Hiperaktif di Lembaga Terapi Anak Altisma Kudus. Semarang :
Universitas Negeri Semarang. Skripsi

You might also like