Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap

Kepuasan Pasien Peserta BPJS di Rumah Sakit


Tingkat II Udayana Denpasar
1) 2) 3)
Ayut Dewantari Putri , Dewi Pascarani , Kadek Wiwin Dwi Wismayanti
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
1 2 3
Email : putriayut@gmail.com , pasca_bali@yahoo.com , wiwin.fisip@gmail.com

ABSTRACT

Through the National Health Insurance program by BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial), it is expected that access to health care is open for everyone, so that everyone
deserves quality health care. Level II Udayana Hospital was originally a hospital serving
members of the army, civil servants and their families while the general public only served as
minor users. Then the number of patients has increased after the hospital became a BPJS-
partner hospital. The aim of this study was to obtain empirical evidence about the effect of the
quality of health care on the satisfaction BPJS patient participants in the Level II Udayana
Hospital. This research was done by using non-probability sampling and purposive sampling
methods. The data collection was done by providing an open questionnaire to a sample of 100
respondents from BPJS inpatients participants at the Level II Udayana Hospital. Indicators in
the study were tested using validity and reliability tests. The testing of the hypothesis used
multiple linear regression analysis. The results showed that the quality of services which
included tangible, empathy, reliability, responsiveness and assurance simultaneously and
partially had an effect on patient satisfaction, with the regression equation Y = 1.372 + 0.135 X1
+ 0.148 X2 X3 + 0.213 + 0.132 + 0.132 X4 X5. The results of R Square of 0.780 indicated that
patient satisfaction was influenced by the quality of service by 78%, while the remaining 22%
was explained by other variables not included in this study.

Keywords: BPJS, Health Services, Quality of Service

1. PENDAHULUAN sehingga setiap warga negara berhak atas


Negara harus menjamin pemenuhan akses pelayanan kesehatan yang
hak dan kebutuhan dasar setiap warga berkualitas dan terjangkau, tanpa adanya
negaranya yang merupakan amanat dalam diskriminasi serta berhak untuk
UUD 1945 Pasal 28 H yang menyatakan menentukan sendiri pelayanan kesehatan
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir yang diperlukan untuk dirinya, sesuai
dan bathin, bertempat tinggal, dan dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang
mendapat lingkungan hidup yang baik dan Kesehatan. Oleh karena itu, hak hidup
sehat serta berhak memperoleh pelayanan sehat setiap warganya menjadi kewajiban
kesehatan. Pelayanan publik merupakan serta tanggung jawab pemerintah yang
kegiatan dalam rangka memenuhi hak dan kemudian direliasasikan melalui jaminan
kebutuhan dasar seluruh warga, karena itu kesehatan bagi seluruh warga negara.
akses terhadap pelayanan tersebut dijamin Program jaminan kesehatan tersebut
oleh negara, tanpa adanya diskriminasi, diselenggarakan oleh sebuah badan hukum
tanpa melihat status sosial ekonomi, tanpa publik yang bertanggung jawab langsung
membeda-bedakan ras ataupun agama, ke Presiden, yaitu Badan Penyelenggara
ataupun ciri-ciri subjektif lainnya. Jaminan Sosial atau yang biasa disebut
Setiap orang berhak atas jaminan dengan BPJS. Program Jaminan
sosial agar sebagai pemenuhan kebutuhan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS yang
dasar hidupnya sesuai dengan yang telah berjalan lebih dari satu tahun ini
terkandung di dalam UU No. 40 tahun 2004 masih mengalami beberapa kendala.
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Banyak kasus terjadinya penolakan pasien,
Salah satu kebutuhan dasar tersebut salah satu diantaranya adalah penolakan
adalah kebutuhan akan kesehatan, pasien penderita kanker usus yang dirujuk
1
dari RS PKU Muhammadiyah Gamping ke kesehatan terhadap Personel TNI-AD, PNS
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang dan keluarganya. Mulai 1 Januari 2014,
memiliki fasilitas lebih lengkap. Alasan Rumah Sakit Tingkat II Udayana menjadi
penolakan tersebut adalah karena platform Rumah Sakit mitra BPJS yang merupakan
untuk pasien BPJS sudah habis. Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) II
Masyarakat yang menjadi peserta program dalam sistem rujukan BPJS.
BPJS seharusnya mendapatkan pelayanan Rumah Sakit Tingkat II Udayana pada
yang baik. Namun dalam penerapannya, mulanya merupakan rumah sakit yang
masih terdapat masyarakat yang tidak melayani anggota TNI-AD, PNS dan
mendapatkan pelayanan kesehatan yang keluarganya serta masyarakat umum
semestinya. sebagai pengguna minor. Sehingga
Selain kasus penolakan pasien, pelayanan kesehatan di rumah sakit
terdapat keluhan mengenai pelayanan yang tersebut kurang disoroti oleh masyarakat
berbeda antara pasien BPJS dengan umum. Namun seiring dengan diterimanya
pasien reguler. Salah satu contohnya pasien peserta BPJS di Rumah Sakit
adalah pasien peserta BPJS di RSUP Tingkat II Udayana, tentunya berdampak
(Rumah Sakit Umum Pusat) Sanglah cukup besar terhadap meningkatnya jumlah
Denpasar yang mengeluhkan lamanya antri pasien yang merupakan masyarakat umum.
di loket BPJS. Lama antri di loket BPJS Sementara itu Rumah Sakit Tingkat II
RSUP Sanglah berkisar antara lima sampai Udayana tidak melakukan pengendalian
empat jam yang tentunya merupakan waktu mutu pelayanan secara rutin, survey
yang terlalu lama untuk mengantri di loket. kepuasaan pasien terakhir dilakukan
Beberapa kasus tersebut dikarenakan kurang lebih tiga tahun lalu atau hanya
belum adanya Standar Pelayanan Medik ketika berlangsungnya proses akreditasi.
(SPM) Nasional. SPM Nasional Meningkatnya kesadaran masyarakat
dimaksudkan agar Rumah Sakit tidak akan kesehatan mengakibatkan tuntutan
membuat standar masing-masing. Karena terhadap peningkatan pelayanan
diketahui selama ini, pelayanan di tiap kesehatan. Sedangkan isu-isu dan
Rumah Sakit terhadap pasien peserta beberapa kasus yang beredar
BPJS berbeda-beda. mengakibatkan persepsi masyarakat
Berdasarkan survei oleh Yayasan bahwa terdapat perbedaan pelayanan
Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), terhadap pasien peserta BPJS.
BPJS Kesehatan belum berjalan secara Permasalahan inilah yang melatarbelakangi
optimal menyangkut kesiapan sumber daya ketertarikan penulis untuk meneliti
manusia untuk menangani pasien BPJS. mengenai Pengaruh Kualitas Pelayanan
Selain itu menurut YLKI, masyarakat Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien
menilai pelayanan BPJS Kesehatan masih Peserta BPJS di Rumah Sakit Tingkat II
sangat minim, salah satu hasilnya Udayana Denpasar.
dinyatakan pelayanan BPJS masih lebih
bagus waktu Askes (sebelum menjadi 2. KAJIAN PUSTAKA
BPJS Kesehatan). Teori Pelayanan Publik
Keberadaan rumah sakit memiliki peran Batinggi (1998:12) menyatakan bahwa
yang sangat besar terhadap pemberian pelayanan publik adalah perbuatan atau
pelayanan kesehatan masyarakat, karena kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah
rumah sakit merupakan salah satu fasilitas dan mengurus hal-hal yang diperlukan
publik yang yang berperan strategis dalam masyarakat.
meningkatkan tingkat kesehatan Secara garis besar yang dimaksud
masyarakat, yang secara umum bertujuan dengan pelayanan publik adalah suatu
untuk dapat memenuhi kebutuhan rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
masyarakat akan pelayanan kesehatan memenuhi kebutuhan atau kepentingan
yang bermutu dan juga terjangkau. masyarakat oleh instansi yang berwenang
Rumah Sakit Tingkat II Udayana baik sektor pemerintah maupun swasta,
sebagai instalasi kesehatan Kodam yang bertujuan untuk memuaskan
IX/Udayana yang menjadi Rumah Sakit masyarakat. Salah satu instansi pelayanan
rujukan tertinggi di wilayah Kodam publik adalah Rumah Sakit sebagai
IX/Udayana yang meliputi Bali, NTB dan penyedia layanan kesehatan.
NTT yang mempunyai tugas untuk
memberikan pelayanan dan dukungan Konsep Kualitas Pelayanan Publik
2
Kualitas pelayanan berhubungan memahami kebutuhan dan memberikan
dengan pemenuhan harapan atau kemudahan ketika pengguna layanan
kebutuhan pelanggan. Kualitas biasanya membutuhkan bantuan. Peran sumber
menggambarkan karakteristik langsung daya manusia kesehatan sangat
suatu produk atau pelayanan, seperti menentukan kualitas pelayanan
kinerja, kehandalan, mudah dalam kesehatan karena peran mereka yang
penggunaan, estetika, dan yang lainnya. dapat berinteraksi langsung untuk
Adapun definisi lainnya menyatakan bahwa mencapai kepuasan para pengguna
kualitas adalah segala sesuatu yang layanan kesehatan.
mampu memenuhi keinginan atau 5. Tangible (Bukti Nyata)
kebutuhan pemakainya. Kualitas pelayanan juga dapat
Dapat disimpulkan bahwa kualitas dirasakan secara langsung oleh
pelayanan merupakan sebuah tolak ukur pengguna layanan melalui fasilitas fisik
terhadap sebuah pelayanan oleh penyedia dan penunjang yang tersedia. Kriteria
layanan dalam rangka pemenuhan ini juga berhubungan dengan penilaian
kebutuhan pemakai layanan dan pengguna yang muncul melalui
ketercapaian kepuasan pemakai. indranya (penglihatan, pendengaran,
perasaan) ketika merasakan secara
Dimensi Kualitas Pelayanan lansung kualitas layanan yang diterima,
Pasuraman, Zeithaml dan Berry misalnya tersedianya tempat parkir
(Muninjaya, 2014:10) membagi dimensi yang cukup dan tertata rapi, adanya
kualitas pelayanan berdasarkan beberapa ruang tunggu yang bersih dan nyaman
aspek komponen. Komponen pelayanan untuk pengguna layanan, serta
tersebut kemudian dibagi menjadi lima dan seragam penyedia layanan yang rapi
dikenal dengan nama ServQual, dimana dan bersih.
kelima dimensi menurut Pasuraman dkk,
antara lain: Konsep Standar Pelayanan Publik
1. Responsiveness (Daya Tanggap) Standar pelayanan publik diperlukan
Daya tanggap merupakan dimensi untuk menjadi tolak ukur pelayanan yang
yang merupakan kemampuan petugas diberikan sehingga dapat mencapai kualitas
kesehatan menangani pengguna pelayanan yang telah diuraikan
layanan serta kesiapannya melayani sebelumnya. Standar pelayanan
sesuai tahapan dan prosedur sampai merupakan suatu tolak ukur sebagai acuan
dapat memenuhi harapan pengguna penilaian pelayanan yang merupakan
layanan. komitmen pemberi atau penyedia layanan
2. Reliability (Kehandalan) kepada pengguna layanan untuk dapat
Kehandalan berhubungan dengan memberikan pelayanan yang berkualitas
kemampuan untuk dapat memberikan (LAN, 2003). Kemudian pelayanan
pelayanan secara tepat waktu dan berkualitas itu sendiri meliputi kecepatan
akurat sesuai dengan yang telah dan ketepatan pelayanan, minimnya tingkat
ditawarkan sebelumnya. kesalahan, serta berdasarkan proses dan
3. Assurance (Jaminan) prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya
Dalam hal ini, jaminan berhubungan oleh pihak penyedia layanan.
dengan faktor pengetahuan, perilaku, Dengan adanya standar pelayanan,
dan sifat penyedia layanan, dalam hal penyedia layanan bertanggung jawab akan
ini petugas yang berinteraksi langsung kualitas layanan yang diberikan, sehingga
dengan pengguna layanan sehingga standar pelayanan sendiri dapat menjadi
mendapatkan kepercayaan oleh alat untuk mengukur kinerja layanan.
pengguna layanan. Apabila kriteria ini Melalui pengukuran kinerja dapat dilakukan
dapat dipenuhi, maka pengguna evaluasi yang bertujuan untuk melakukan
layanan dapat merasa terbebas dari perbaikan kinerja sehingga dapat
risiko. Kriteria ini juga meliputi faktor meningkatkan mutu pelayanan. Jadi dapat
lain seperti kompetensi, keramahan, disimpulkan bahwa standar pelayanan
kredibilitas dan keamanan. berpengaruh kepada mutu pelayanan.
4. Empathy (Empati)
Empati berhubungan dengan rasa Konsep Pelayanan Kesehatan
kepedulian pemberi layanan kepada Berdasarkan konsep pelayanan
setiap pengguna layanan, serta dapat kesehatan menurut Mubarak, dapat
3
disimpulkan pelayanan kesehatan berdasar ketercapaian harapan
merupakan pelayanan baik berupa pengguna layanan terhadap layanan
pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat yang diberikan.
inap, pelayanan gawat darurat, serta 4. Minat Pembelian Ulang
pelayanan administrasi, yang bertujuan Dalam hal ini kepuasan pengguna
untuk memelihara, mencegah dan layanan diukur melalui pernyataan
menyembuhkan penyakit dalam rangka apakah pengguna layanan akan
meningkatkan kesehatan masyarakat. kembali menggunakan layanan dari
Mudah dijangkau merupakan syarat pihak penyedia layanan atau tidak.
pokok ketika pelayanan kesehatan 5. Kesediaan Untuk Merekomendasi
berlangsung, termasuk dari segi ekonomi, Dalam hal ini kepuasan berhubungan
hal ini dapat ditemui melalui penerapan dengan pernyataan apakah pengguna
program JKN oleh BPJS. Melalui program layanan merekomendasikan pelayanan
tersebut diharapkan akses kesehatan oleh penyedia layanan yang telah
terbuka bagi semua orang tanpa adanya mereka gunakan kepada pihak lain
diskriminasi, sehingga setiap orang berhak atau kerabatnya.
mendapatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu. Selain mudah dijangkau, bermutu Badan Penyelenggara Jaminan
juga termasuk dalam salah satu syarat Sosial
pokok pelayanan kesehatan, yaitu Penyelenggaraan program jaminan
menunjuk pada tingkat kesempurnaan sosial adalah salah satu fungsi dari Badan
pelayanan yang diberikan dan ketercapaian Penyelenggara Jaminan Sosial atau yang
kepuasan pelanggan, dalam hal ini pasien. biasa disebut dengan BPJS yang
merupakan badan hukum publik dan
Kepuasan Pelanggan bertanggung jawab langsung kepada
Definisi Kepuasan pelanggan yang Presiden (UU No.24 tahun 2011 tentang
dikemukakan menurut Kottler (1997:24) BPJS).
bahwa Kepuasan Pelanggan adalah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
perasaan senang atau kecewa seseorang oleh BPJS diselenggarakan melalui
yang muncul setelah membandingkan mekanisme asuransi kesehatan yang
antara persepsi atau kesannya terhadap bersifat wajib dengan tujuan memenuhi
kinerja atau hasil suatu produk dan kebutuhan dasar manusia akan kesehatan
harapan-harapannya. Berdasarkan yang layak, yang diberikan kepada setiap
pendapat Kotler tersebut dapat disimpulkan orang yang telah membayarkan iur dan
bahwa pelanggan akan merasa puas jika juga penerima bantu iur. (UU No.40 tahun
harapan mereka dapat terpenuhi. 2004 tentang SJSN).
Peran BPJS sangat penting dalam
Pengukuran Kepuasan Pelanggan penyelenggaraan jaminan sosial, sehingga
Terdapat beragam cara untuk UU BPJS memiliki batas-batas tugas,
mengukur kepuasan pelanggan, namun wewenang, serta fungsinya. Melalui hal
terdapat kesamaan secara garis besar, tersebut dapat diketahui secara pasti
antara lain adalah sebagai berikut (Tjiptono, batasan tanggung jawab pihak BPJS serta
2000:101): sekaligus menjadi sarana pengukur kinerja
1. Kepuasan Secara Keseluruhan BPJS secara transparan.
Kriteria ini adalah yang paling
sederhana dan umum untuk mengukur Model Analisis
kepuasan pengguna layanan dengan Dalam penelitian ini digambarkan
secara langsung menanyakan tingkat model analisis sebagai berikut:
kepuasan mereka dengan sebuauh
produk atau pelayanan tertentu yang Gambar 2.1 Model Analisis
telah mereka dapatkan. Kualitas Pelayanan (X)
2. Dimensi Kepuasan Pelanggan Variabel Independent
Kepuasan pelanggan berdasarkan
kriteria atau komponen yang telah
diuraikan sebelumnya.
3. Konfirmasi Harapan Kepuasan Pasien (Y)
Dalam hal ini kepuasan tidak diukur Variabel Dependent
secara langsung, tetapi disimpulkan
4
Model analisis dalam penelitian ini yaitu Penarikan sampel pada penelitian ini
variabel bebas (X) adalah kualitas dan menggunakan teknik non probability
kepuasan pasien sebagai variabel terikat sampling dengan metode purposive
(Y). sampling, yaitu pengambilan jumlah sampel
berdasarkan pertimbangan tertentu dan
Hipotesa atau telah ditetapkan kriteria sebelumnya
Hipotesis 1 : Diduga terdapat pengaruh yang dianggap mewakili populasi, sehingga
yang signifikan secara besar sampel yang diambil adalah 100
simultan dari variabel responden. Kriteria yang digunakan adalah
kualitas pelayanan (X) sebagai berikut:
yang meliputi tangible, 1. Pasien yang pernah atau sedang
empathy, reliability, menjalani rawat inap di Rumah Sakit
responsiveness, dan Tingkat II Udayana Denpasar;
assurance terhadap 2. Pasien rawat inap ruang kelas I, ruang
kepuasan pasien (Y). kelas II, dan ruang kelas III;
Hipotesis 2 : Diduga terdapat pengaruh 3. Pasien rawat inap yang merupakan
yang signifikan secara peserta BPJS Kesehatan;
parsial dari variabel 4. Pasien dengan lama rawat inap 2
kualitas pelayanan (X) hari;
yang meliputi tangible, 5. Pasien dengan usia minimal 17 Tahun;
empathy, reliability,
responsiveness, dan Teknik Analisis Data
assurance terhadap 1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
kepuasan pasien (Y). Uji validitas dan reliabilitas dilakukan
untuk mengetahui apakah kuesioner
Operasionalisasi Konsep layak digunakan sebagai instrumen
Definisi operasional dari variabel penelitian.
Kualitas Pelayanan dan variabel Kepuasan 2. Uji Asumsi Klasik
pasien dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Uji Normalitas
1. Kualitas Pelayanan (X) adalah suatu Uji normalitas dilakukan untuk
kegiatan untuk memenuhi kebutuhan mengetahui apakah pendistribusian
masyarakat yang harus dikerjakan setiap variabel normal atau tidak.
dengan baik oleh penyedia atau b. Uji Multikolinieritas
pemberi layanan, termasuk tingkat baik Uji multikolinieritas dilakukan untuk
buruknya suatu pelayanan kesehatan. mengetahui apakah terdapat korelasi
2. Kepuasan Pasien (Y) adalah perasaan pada masing-masing indikator dalam
yang muncul setelah terpenuhinya variabel bebas.
kebutuhan pasien dan melebihi yang c. Uji Heteroskedastisitas
diharapkan pasien. Uji heterokedastisitas dilakukan untuk
mengetahui apakah terjadi
3. METODOLOGI PENELITIAN ketidaksamaan varian dalam penelitian.
Jenis Penelitian 3. Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menggunakan Analisis regresi linier berganda
pendekatan kuantitatif berbentuk asosiatif. merupakan salah satu teknik analisis
Dikatakan demikian karena penelitian ini data yang digunakan untuk mengetahui
membahas pengaruh antara kualitas hubungan antara beberapa variabel
pelayanan dan kepuasan pasien. Penelitian dan meramal suatu variabel. Bentuk
asosiatif merupakan penelitian untuk umum model regresi linier berganda
mengetahui adanya sebuah pengaruh adalah seperti pada persamaan berikut
ataupun hubungan antara dua variabel (Kutner, Nachtsheim dan Neter, 2004):
atau lebih (Sugiyono, 2014). Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 +
b5x5 + e
4. Uji Hipotesis
Populasi dan Sampel Penelitian
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Populasi pada penelitian ini adalah
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Seluruh Pasien Rawat Inap Peserta BPJS
di Rumah Sakit Tingkat II Udayana
Denpasar. 4. HASIL TEMUAN DAN ANALISA
Temuan Penelitian
5
Pelayanan publik menyatakan bahwa menjadi salah satu rumah sakit mitra BPJS
pemerintah seharusnya tidak dijalankan yang merupakan Pemberi Pelayanan
seperti layaknya sebuah perusahaan yang Kesehatan Tingkat II dalam sistem rujukan
mencari keuntungan, namun pemerintah BPJS.
harus melayani masyarakat dan memenuhi Seiring dengan diterimanya pasien
kebutuhannya secara adil, demokratis, peserta BPJS, tentunya berdampak cukup
merata tanpa adanya diskriminasi, serta besar terhadap meningkatnya jumlah
jujur dan akuntabel, yang merupakan pasien yang merupakan masyarakat umum,
paham dalam paradigma New Public karena peserta BPJS tidak hanya berasal
Service (NPS), dimana seharusnya hak dari kalangan TNI-AD atau PNS saja.
warga masyarakat dijamin oleh pemerintah Menurut data yang diperoleh, lebih dari
serta kebutuhan dasar dan kepentingan setengah jumlah pasien pada tahun 2014
masyarakat merupakan salah satu prioritas merupakan pasien BPJS. Hasil penelitian
pemerintah. juga menunjukkan bahwa jumlah pasien
Paradigma NPS menyatakan bahwa peserta BPJS yang berasal dari
masyarakat seharusnya dianggap sebagai masyarakat umum lebih besar
warga negara dan tidak lagi merupakan dibandingkan pasien peserta BPJS yang
client atau pemilih seperti yang diusung merupakan PNS.
paradigma Old Public Administration dan Program Jaminan Kesehatan Nasional
atau merupkan customer yang diusung oleh oleh BPJS ini diharapkan dapat
paradigma New Public Management. meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
Kesehatan dan jaminan sosial Dengan premi yang dibayarkan atau
termasuk di dalam ruang lingkup pelayanan potongan gaji setiap bulan, peserta BPJS
publik yang merupakan amanat terkandung berhak mendapatkan pelayanan kesehatan
dalam UU No. 25 Tahun 2009 tentang yang bermutu. Bermutu juga termasuk
Pelayanan Publik. Berdasarkan penelitian dalam salah satu kewajiban
yang dilakukan, dapat dikatakan bahwa penyelenggaraan pelayanan kesehatan,
pemerintah telah menerapkan paradigma yang mengacu pada kesempurnaan
New Public Service, karena negara pelayanan oleh penyedia layanan dan
bertanggung jawab kepada masyarakat ketercapaian kepuasan pengguna layanan,
sebagai warga negara yang hak dan dalam hal ini pasien.
kebutuhan dasarnya akan kesehatan dan Berdasarkan kuesioner terbuka yang
jaminan sosial telah dipenuhi melalui disebarkan ketika penelitian berlangsung,
terbentuknya program Jaminan Kesehatan sebagian besar responden merasa cukup
Nasional oleh BPJS. terbantu dengan adanya program JKN,
Mudah dijangkau merupakan salah karena pelayanan kesehatan jadi mudah
satu syarat pelayanan kesehatan, termasuk dijangkau termasuk dari segi ekonomi.
dari segi ekonomi, hal ini telah diterapkan Dalam proses pelayanan kesehatan
dengan adanya program JKN. Melalui untuk peserta BPJS, pasien perlu terlebih
program tersebut diharapkan akses dahulu mengunjungi fasilitas kesehatan
kesehatan terbuka bagi masyarakat Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK)
sehingga setiap orang berhak Tingkat I yang telah dipilih ketika pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan yang mendaftarkan diri menjadi peserta BPJS.
berkualitas. Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut
Pelayanan kesehatan di rumah sakit yang tidak mampu ditangani oleh PPK
merupakan rangkaian kegiatan pelayanan Tingkat I, maka pasien peserta BPJS akan
yang berupa pelayanan rawat jalan maupun dirujuk ke PPK Tingkat II untuk
rawat inap, pelayanan administrasi, serta memperoleh pelayanan lebih lanjut. Dalam
pelayanan gawat darurat, yang bertujuan hal ini, Rumah Sakit Tingkat II Udayana
untuk memelihara, mencegah, dan Denpasar adalah salah satu mitra BPJS
menyembuhkan penyakit dalam rangka yang merupakan PPK Tingkat II.
meningkatkan kesehatan masyarakat. Sebelum loket registrasi pasien buka,
Rumah Sakit Tingkat II Udayana sudah terdapat calon pasien yang
Denpasar pada mulanya merupakan rumah menunggu. Hal ini menunjukkan bahwa
sakit yang melayani anggota TNI-AD, PNS, telah terjadi peningkatan jumlah pasien
dan keluarganya, dengan masyarakat setelah rumah sakit ini menjadi mitra BPJS.
umum sebagai pengguna minor. Mulai Namun masih terdapat responden yang
tanggal 1 Januari 2014, rumah sakit ini mengeluhkan bahwa ada beberapa
6
petugas di bagian registrasi pasien yang tahun
dianggap kurang ramah ketika memberikan 25-34 33
pelayanan berlangsung. Selain itu masih tahun
ditemukan kecenderungan melakukan 35-49 29
diskriminasi. Hal tersebut dikeluhkan oleh tahun
pasien yang merasa bahwa ada pasien lain 50-64 10
yang lebih diutamakan dan diduga karena tahun
pasien tersebut memiliki rekan atau kerabat >65 tahun 1
yang bekerja di rumah sakit ini. Dalam hal Jumlah 100
tersebut petugas rumah sakit diharapkan 3. Pendidikan SD 9
untuk meningkatkan profesionalitas dan SLTP 17
bekerja dengan sepenuh hati, sehingga SLTA 53
pasien merasa nyaman dan tidak terjadi Diploma 16
kesalahpahaman ketika proses pelayanan S1 13
berlangsung. S2 1
Pihak rumah sakit perlu memberikan Jumlah 100
perhatian lebih untuk fasilitas fisik yang 4. Pekerjaan Pelajar 13
ada. Masih terdapat beberapa ruang rawat PNS 16
kelas III yang tidak dilengkapi dengan sekat Swasta 39
pembatas, sehingga pasien dan penunggu Buruh 7
pasien merasa kurang nyaman karena tidak Pedagang 8
adanya privacy. Tidak 12
Rumah sakit juga perlu Bekerja
mempertimbangkan dibuatnya kantin atau Lain-lain 5
toserba untuk menunjang kebutuhan pasien Jumlah 100
dan penunggu pasien. Selain itu juga perlu 5. Ruangan Kelas I 31
dibatasi pedagang yang masuk ke area Kelas II 48
rumah sakit, karena dapat memberikan Kelas III 21
kesan yang kurang bersih dan barang Jumlah 100
dagangan yang tidak terjamin kualitasnya. 6. Lama <3 hari 52
Jam kunjung pasien rumah sakit ini rawat 3-6 hari 42
juga tidak ditaati sehingga masih terdapat 7-15 hari 6
orang yang berkunjung di luar jam kunjung
Jumlah 100
dan mengganggu waktu istirahat pasien.
Pihak rumah sakit perlu mengkaji ulang
mengenai jam kunjung pasien dan
Deskripsi Data Penelitian
meningkatkan komitmen terhadap Untuk mengetahui penilaian responden
peraturan tersebut, sehingga pasien mengenai variabel apakah sangat baik atau
memiliki waktu istirahat yang teratur tanpa tidak, digunakan pengukuran skala interval
gangguan. kelas (Husaini Usman dan Purnomo Setiadi
Hal-hal tersebut diatas perlu Akbar, 2006:84) dengan rumus:
diperhatikan oleh pihak Rumah Sakit Nilai Tertinggi = 5
Tingkat II Udayana Denpasar sehingga Nilai rendah =1
dapat meningkatkan kualitas pelayanan Rentang 5-4 =4
kesehatan yang diberikan selain indikator- c (interval kelas)= R (Range) )
indikator yang juga berpengaruh di dalam K (Jumlah Klasifikasi)
dimensi kualitas pelayanan yang akan c = 4 = 0,8
dibahas selanjutnya. 5
Berdasar nilai interval kelas tersebut
maka diperoleh batas klasifikasi untuk
Karakteristik Responden
kategori penilaian sebagai berikut:
Tabel 4.1 Karakteristik Responden
Tabel 4.2 Nilai Interval Kelas
No Karakteristik Frekuensi/
Interval Kelas Klasifikasi
Persentase
1. Jenis Pria 45 1,0-1,79 Sangat
Kelamin Wanita 55 Kurang Baik
Jumlah 100 1,8-2,59 Kurang Baik
2. Umur 17-24 27 2,6-3,39 Cukup
7
3,4-4,19 Baik 2. Uji Reliabilitas
4,2-5,0 Sangat Baik Berdasarkan uji yang telah dilakukan
menunjukkan nilai Cronbachs Alpha
Tabel 4.3 Deskripsi Jawaban Responden variabel bebas dan variabel terikat memiliki
nilai lebih besar dari 0,60. Jadi dapat
Deskripsi Jawaban Responden
dikatakan bahwa baik variabel bebas
Terhadap Variabel Kualitas Pelayanan
maupun variabel terikat telah memenuhi
Indikator Nilai Mean
syarat Reliabilitas, berarti data yang
1 Tangible (Bukti 4,22
terkumpul hasilnya konsisten bila
Nyata)
digunakan kembali oleh peneliti lainnya.
2 Empathy (Empati) 4,21
3 Reliability 4,20
Uji Asumsi Klasik
(Kehandalan)
1. Uji Normalitas
4 Responsiveness 4,25 Hasil uji normalitas menunjukkan
(Daya Tanggap) bahwa nilai signifikansi 0,140, yang lebih
5 Assurance 4,18
besar dari alpha (=0,05) sehingga dapat
(Jaminan)
dikatakan bahwa model penelitian ini telah
Rata-rata 4,21 memenuhi syarat normalitas data.
Deskripsi Jawaban 2. Uji Multikolinieritas
Responden Terhadap Hasil uji menunjukkan bahwa setiap
4,28
Variabel Kepuasan indikator dalam variabel bebas mempunyai
Pasien nilai VIF kurang dari 10 (berkisar antara
Berdasarkan Tabel diatas dapat 1,954-2,883) dan angka Tolerance lebih
dijelaskan mengenai deskripsi jawaban dari 0,1(berkisar antara 0,347-0,512).
responden terhadap variabel kualitas Sehingga tidak ada hubungan yang linier
pelayanan di Rumah Sakit Tingkat II antara masing-masing indikator dalam
Udayana Denpasar ditinjau dari indikator variabel bebas.
Tangible (Bukti Nyata) dapat dikatakan 3. Uji Heteroskedastisitas
sangat baik (nilai mean 4,22); indikator Hasil pengolahan data menggunakan
Empathy dapat dikatakan sangat baik (nilai grafik Scatterplot menunjukkan titik-titik
mean 4,21); indikator Reliability yang tersebar secara acak baik diatas
(Kehandalan) dapat dikatakan sangat baik maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y
(nilai mean 4,20); indikator Responsivness dan dapat disimpulkan tidak adanya
(Daya Tanggap) dapat dikatakan sangat heteroskedastisitas, sehingga model
baik (nilai mean 4,25); dan indikator penelitian ini layak untuk menjadi prediksi
Assurance (Jaminan) dapat dikatakan baik kepuasan pasien rawat inap dengan
(nilai mean 4,18). Deskripsi jawaban memasukkan variabel kualitas pelayanan.
responden terhadap variabel kepuasan
pasien secara keseluruhan dapat dikatakan
Analisis Regresi Linier Berganda
baik dengan nilai mean 4,28.
Tabel 4.4 Nilai R Square
Adjusted Std. Error of
Analisis Pengujian Instrumen Model R R Square
R Square the Estimate
1. Uji Validitas a
1 ,890 ,792 ,780 1,79468
Berdasarkan hasil uji validitas
menunjukkan bahwa setiap indikator dalam Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan
variabel kualitas pelayanan mempunyai nilai Adjusted R Square sebesar 0,780
korelasi sebagai berikut: Tangible 0,857- yang berarti variabilitas kepuasan pasien
0,984; Empathy 0,873-0,969; Reliability yang dijelaskan oleh variabilitas variabel
0,846-0,984; Responsiveness 0,871-0,974; kualitas pelayanan sebesar 78,0%. Hal ini
Assurance 0,840-0,975, signifikan pada berarti Kepuasan Pasien Rawat Inap dapat
tingkat 0,01 menunjukkan bahwa dipengaruhi oleh indikator-indikator dalam
pernyataan tentang variabel kualitas Kualitas Pelayanan sebesar 78%,
pelayanan dapat dikatakan valid. Variabel kemudian sisanya 22% dijelaskan oleh
kepuasan pasien (Y) mempunyai korelasi indikator dan atau variabel lainnya yang
antara 0,931-0,989 dengan tingkat tidak dibahas dalam penelitian.
signifikan 0,01 menunjukkan bahwa
pernyataan dalam variabel ini dapat Tabel 4.5 Hasil Uji Anova
a
ANOVA
dikatakan valid.
8
Sum of Mean Hipotesis kedua menyatakan bahwa
Model df F Sig.
Squares Square variabel kualitas pelayanan yang meliputi
b
Regression 1149,519 5 229,904 71,379 tangible,
,000 empathy, reliability,
Residual 302,763 94 3,221 responsiveness, dan assurance (X) secara
Total 1452,281 99 parsial berpengaruh terhadap kepuasan
Hasil uji Anova menunjukkan F hitung pasien (Y). Berdasarkan hasil Uji
sebesar 71,379 dengan signifikansi 0,000. Signifikansi Parsial pada Tabel 4.6
Karena nilai signifikansi lebih kecil dari nilai menunjukkan nilai t hitung masing-masing
kritis sehingga dapat dikatakan kualitas indikator pada variabel kualitas pelayanan
pelayanan secara simultan berpengaruh (X) berkisar antara 2,266-3,996 dengan
terhadap kepuasan pasien. nilai Sig. masing-masing dibawah 0,05
sedangkan t-tabel pada tingkat signifikansi
Tabel 4.6 Hasil Uji Signifikansi Parsial 5% sebesar 1,658 (dapat dilihat pada Tabel
Distribusi t). Sehingga t-hitung > t-tabel,
Standardi
Unstandardized zed maka hasil analisis dapat disimpulkan
Coefficients Coefficien variabel kualitas pelayanan sebagai
Model ts t Sig.
variabel bebas secara parsial berpengaruh
Std. signifikan terhadap kepuasan pasien.
B Beta
Error
(Constant) - Pembahasan
-1,372 ,801 ,090
1,713 Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Tangible ,135 ,034 ,263 3,996 November sampai dengan bulan Desember
,000
Empathy ,148 ,065 ,181 2,266 2015 di Rumah Sakit Tingkat II Udayana
,026
Reliability ,132 ,047 ,198 2,816 Denpasar. Dari jumlah populasi pasien
,006
Responsive rawat inap peserta BPJS sebanyak 3798
,213 ,055 ,267 3,898 ,000
orang, kemudian agar dapat
ness
Assurance ,132 ,057 ,163 2,313 merepresentasikan
,023 ukuran sampel
Tabel 4.6 menunjukkan nilai signifikansi digunakan metode Slovin dan diperoleh
jumlah sampel minimal yang harus diambil
untuk kelima indikator dalam variabel
adalah 98 orang. Sehingga dalam
kualitas pelayanan dibawah 0,05.
penelitian ini disebarkan kuesioner terbuka
Sehiingga variabel kepuasan pasien dapat
kepada 100 responden.
dipengaruhi oleh kelima indikator dalam
variabel kualitas pelayanan secara parsial Hasil penyebaran kuesioner
(sendiri-sendiri), dengan persamaan: menunjukkan karakteristik responden
menurut jenis kelamin yaitu jumlah
Y = 1,372 + 0,135 X1 + 0,148 X2 + 0,132
persentase tertinggi pasien peserta BPJS
X3 + 0,213 X4 + 0,132 X5
adalah Wanita sebanyak 55 orang dan
sisanya adalah responden Pria sebanyak
Pengujian Hipotesis
45 orang. Berdasarkan karakteristik umur
1. Hipotesis 1
pasien sebagian besar berumur 25-34
Hipotesis pertama menyatakan bahwa
Tahun sebanyak 33 orang, sedangkan
variabel kualitas pelayanan yang meliputi
yang terendah berumur 65 Tahun Lebih
tangible, empathy, reliability,
sebanyak 1 orang.
responsiveness, dan assurance (X) secara
Sebagian besar tingkat pendidikan
simultan berpengaruh terhadap kepuasan
terakhir pasien rawat inap peserta BPJS
pasien (Y). Berdasarkan hasil Uji Anova
yaitu SLTA dengan jumlah 53 orang
pada menunjukkan nilai F-hitung sebesar
dengan persentase (53.0%), Diploma
71,379 dengan nilai Sig. 0,000 sedangkan
sebanyak 16 orang dengan persentase
F-tabel pada tingkat signifikansi 5%
(16.0%), S1 sebanyak 13 orang dengan
sebesar 2,30 (dapat dilihat pada Tabel
persentase (13.0%), SD sebanyak 9 orang
Distribusi F). Sehingga F-hitung > F-tabel
dengan persentase (9.0%), SLTP sebanyak
(71,379 > 2,30) maka hasil analisis dapat
8 orang dengan persentase (8.0%) dan S2
disimpulkan variabel kualitas pelayanan
sebanyak 1 orang dengan persentase
sebagai variabel bebas secara simultan
(1.0%).
atau bersama-sama mempengaruhi
Karakteristik responden penelitian
variabel terikat.
berdasarkan pekerjaan menunjukkan
2. Hipotesis 2
Pegawai Swasta yang paling tinggi
sebanyak 39 orang dengan persentase
9
(39.0%), Pegawai Negeri sebanyak 16 keseluruhan terbilang sangat baik dilihat
orang dengan persentase (16.0%), dari total mean yang menunjukkan hasil
Pelajar/Mahasiswa sebanyak 13 orang 4,25. Indikator assurance (jaminan) secara
dengan persentase (13.0%), Tidak Bekerja keseluruhan terbilang baik dilihat dari total
sebanyak 12 orang dengan persentase mean yang menunjukkan hasil 4,18.
(12.0%), Pedagang sebanyak 8 orang Kepuasan pasien rawat inap peserta
dengan persentase (8.0%), Buruh BPJS juga dipengaruhi oleh beberapa
sebanyak 7 orang dengan persentase aspek, diantaranya: Aspek Kepuasan
(7.0%) dan Lain-lain sebanyak 5 orang Secara Keseluruhan menunjukkan 53
dengan persentase (5.0%). responden (53,0%) merasa sangat puas
Karakteristik responden berdasarkan terhadap pelayanan yang diberikan Rumah
ruangan rawat inap sebagian besar berasal Sakit Tingkat II Udayana Denpasar secara
dari ruangan Kelas II yaitu sebanyak 48 keseluruhan, sedangkan 11 responden
orang dengan persentase (48.0%), pasien (11,0%) merasa tidak puas. Aspek Harapan
rawat inap pada Kelas I sebanyak 31 orang Pelanggan menunjukkan sebanyak 53
dengan persentase (31.0%), dan pasien responden (53,0%) sangat setuju dengan
rawat inap pada Kelas III sebanyak 21 pernyataan bahwa pelayanan yang
orang dengan persentase (21.0%). diberikan oleh pihak Rumah Sakit Tingkat II
Sedangkan pengelompokan responden dari Udayana Denpasar telah sesuai dengan
karakteristik lama rawat inap dapat yang pasien harapkan, sedangkan 8
diperoleh, pasien dengan lama rawat responden (8,0%) menyatakan tidak setuju
kurang dari 3 hari paling tinggi sebanyak 52 dengan pernyataan tersebut. Aspek Minat
orang dengan persentase (52.0%), lama Pembelian Ulang menunjukkan sebanyak
rawat 3-6 hari sebanyak 42 orang dengan 56 responden (56,0%) sangat setuju
persentase (42.0%), dan lama rawat 7-15 dengan pernyataan bahwa responden
hari sebanyak 6 orang dengan persentase berniat kembali ke Rumah Sakit Tingkat II
(6.0%). Udayana Denpasar apabila memerlukan
Dalam penelitian ini kuesioner dibagi pengobatan dan terdapat 14 responden
dalam dua kelompok pernyataan yaitu X (14,0%) yang menyatakan tidak berniat
(Kualitas Pelayanan) yang terbagi menjadi kembali melakukan pengobatan di Rumah
5 indikator berupa Tangible sebanyak 8 Sakit Tingkat II Udayana Denpasar. Aspek
pernyataan, Empathy sebanyak 5 Kesediaan Untuk Merekomendasi
pernyataan, Reliability sebanyak 6 menunjukkan 53 responden (53,0%)
pernyataan, Responsiveness sebanyak 5 menyatakan sangat merekomendasikan
pernyataan, dan Assurance sebanyak 5 Rumah Sakit Tingkat II Udayana Denpasar
pernyataan, serta Y (Kepuasan Pasien) kepada rekan atau keluarga responden dan
yang terdiri dari 4 pernyataan. Kemudian terdapat 12 responden (12,0%) yang
untuk mengetahui penilaian responden menyatakan tidak akan
mengenai variabel apakah sangat baik atau merekomendasikan.
tidak, digunakan pengukuran skala interval. Model analisis yang digunakan untuk
Melalui nilai interval kelas maka diperoleh mengetahui Pengaruh Kualitas Pelayanan
batas klasifikasi untuk kategori penelitian: Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien
sangat kurang baik dengan nilai 1,0-1,79, Peserta BPJS di Rumah Sakit Tingkat II
kurang baik dengan nilai 1,8-2,59, cukup Udayana Denpasar adalah Model Analisis
dengan nilai 2,6-3,39, baik dengan nilai 3,4- Regresi Linier Berganda sehingga
4,19, dan sangat baik dengan nilai 4,2-5,0. diperoleh hasil Y= 1,372 + 0,135 X1 +
Berdasarkan analisis deskripsi variabel 0,148 X2 + 0,132 X3 + 0,213 X4 + 0,132
Kualitas Pelayanan dari indikator tangible X5. Dengan demikian dapat dinyatakan
(bukti nyata) secara keseluruhan terbilang bahwa tinggi rendahnya kepuasan pasien
sangat baik dilihat dari total mean yang rawat inap peserta BPJS dipengaruhi oleh
menunjukkan hasil 4,22. Indikator empathy kualitas pelayanan pihak Rumah Sakit
(empati) secara keseluruhan terbilang Tingkat II Udayana Denpasar. Indikator
sangat baik dilihat dari total mean yang Responsiveness (Ketanggapan) dengan
menunjukkan hasil 4,21. Indikator reliability nilai paling tinggi 0,213 berarti yang
(kehandalan) secara keseluruhan terbilang memiliki pengaruh paling besar terhadap
sangat baik dilihat dari total mean yang kepuasan pasien.
menunjukkan hasil 4,20. Indikator Hasil Uji F menunjukkan nilai F-hitung
responsiveness (ketanggapan) secara sebesar 71,379 dengan nilai Sig. 0,000
10
lebih besar dari F-tabel pada tingkat 4. Rumah sakit perlu menyediakan kantin
signifikansi 5% sebesar 2,30 maka hasil atau toserba untuk menunjang
analisis dapat disimpulkan variabel kualitas kebutuhan pasien dan penunggu
pelayanan sebagai variabel bebas secara pasien. Selain itu rumah sakit juga
simultan atau bersama-sama perlu membatasi para pedagang yang
mempengaruhi variabel kepuasan pasien masuk ke area ruang rawat inap karena
yang merupakan variabel terikat. Hasil Uji t memberi kesan yang kurang bersih dan
menunjukkan nilai t hitung masing-masing barang yang tidak terjamin kualitasnya.
indikator pada variabel kualitas pelayanan 5. Jam kunjungan pasien yang tidak
(X) berkisar antara 2,266-3,996 dengan ditaati. Di Rumah Sakit Tingkat II
nilai Sig. masing-masing dibawah 0,05 lebih Udayana Denpasar telah memiliki jam
besar dari t-tabel pada tingkat signifikansi kunjung pasien yang dapat dilihat di
5% sebesar 1,658 maka hasil analisis koridor rumah sakit, namun pasien
dapat disimpulkan variabel kualitas masih mengeluhkan bahwa jam
pelayanan sebagai variabel bebas secara kunjung tersebut tidak ditaati sehingga
parsial berpengaruh signifikan terhadap masih terdapat orang yang berkunjung
kepuasan pasien yang merupakan variabel di luar jam kunjung sehingga
terikat. Sehingga secara keseluruhan dapat mengganggu waktu istirahat pasien.
ditarik kesimpulan Terdapat pengaruh Hal ini memerlukan tindakan tegas dari
secara simultan dan parsial antara kualitas pihak rumah sakit serta petugas di
pelayanan kesehatan terhadap kepuasan masing-masing ruang rawat inap
pasien peserta BPJS di Rumah Sakit sehingga jam kunjung pasien dapat
Tingkat II Udayana Denpasar. ditaati oleh orang yang akan
Berdasarkan kuesioner terbuka yang mengunjungi pasien.
disebarkan selama berlangsungnya Pihak Rumah Sakit Tingkat II Udayana
penelitian, masih terdapat pasien yang Denpasar sudah sewajarnya menjaga
merasa belum puas terhadap pelayanan kepercayaan pengguna jasa dalam hal ini
dan fasilitas yang disediakan oleh pihak para pasien dengan cara meningkatkan
Rumah Sakit Tingkat II Udayana Denpasar. pelayanan baik dari indikator-indikator
Diantaranya adalah sebagai berikut: kualitas pelayanan yang berpengaruh
1. Masih terdapat beberapa petugas di terhadap kepuasan pasien maupun fasilitas
bagian registrasi pasien yang dianggap rumah sakit sehingga visi rumah sakit
kurang ramah ketika memberikan Menjadikan Rumah Sakit Tingkat II
pelayanan. Hal ini tentunya akan Udayana sebagai Rumah Sakit
memengaruhi kondisi psikologis pasien kebanggaan prajurit dan masyarakat umum
atau keluarganya yang akan berobat dengan penampilan Bersih, Indah, Nyaman
karena petugas bagian registrasi dan Aman dengan pelayanan Profesional,
pasien merupakan petugas yang paling Merata dan Memuaskan dapat terwujud.
pertama berinteraksi dengan pasien
sehingga sangat diperlukan 5. KESIMPULAN
profesionalitas kerja petugas ketika Berdasarkan hasil analisis yang telah
memberikan pelayanan. diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik
2. Masih ditemukan adanya kesimpulan sebagai berikut:
kecenderungan melakukan diskriminasi 1. Kualitas pelayanan yang terdiri dari
ketika pelayanan berlangsung. Hal ini tangible (bukti nyata), empathy
dikeluhkan oleh pasien yang merasa (empati), reliability (kehandalan),
bahwa ada pasien lain yang lebih responsiveness (ketanggapan), dan
diutamakan dalam pemberian assurance (jaminan) berpengaruh
pelayanan karena pasien tersebut secara simultan terhadap kepuasan
memiliki rekan atau kerabat yang pasien rawat inap peserta BPJS di
bekerja di rumah sakit. Rumah Sakit Tingkat II Udayana
3. Masih ada beberapa ruangan Kelas III Denpasar. Hal ini dapat dilihat dari nilai
yang tidak dilengkapi dengan sekat F-hitung (71,379) lebih besar dari F-
pembatas sehingga pasien dan tabel (2,30), maka variabel kualitas
penunggu pasien merasa kurang pelayanan sebagai variabel bebas
nyaman karena tidak adanya privacy secara simultan atau bersama-sama
diantara pasien dalam satu ruangan. mempengaruhi kepuasan pasien.
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap
11
kepuasan pasien dapat dijelaskan kebutuhan pasien beserta penunggu
sebesar 78,0% sedangkan sisanya pasien serta meningkatkan rasa
22,0% dijelaskan oleh variabel lain nyaman dan aman terhadap barang
yang tidak termasuk dalam penelitian yang sudah terjamin kualitasnya.
ini. 4. Pihak rumah sakit perlu mengkaji ulang
2. Kualitas pelayanan yang terdiri dari jam kunjung pasien dan meningkatkan
tangible (bukti nyata), empathy komitmen terhadap peraturan tersebut
(empati), reliability (kehandalan), sehingga pasien merasa lebih nyaman
responsiveness (ketanggapan), dan dan memiliki waktu istirahat yang
assurance (jaminan) secara parsial teratur tanpa gangguan.
berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan pasien rawat inap peserta 6. DAFTAR PUSTAKA
BPJS di Rumah Sakit Tingkat II Djaali & Pudji M. (2008). Pengukuran dalam
Udayana Denpasar. Hal ini dapat dilihat Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
dari nilai t hitung masing-masing Dwiyanto, Agus. (2011). Manajemen
indikator pada variabel kualitas Pelayanan Publik: Peduli, Inklusif, dan
pelayanan (berkisar antara 2,266- Kolaboratif. Edisi Kedua. Yogyakarta:
3,996) lebih besar dari t-tabel (1,658). Gadjah Mada Univeristy Press.
Nilai probabilitas signifikansi untuk Gay, L.R dan Diehl, P.L. (1992). Research
masing-masing indikator dalam variabel Methods for Business and
kualitas pelayanan menunjukkan Management. New York: MacMillan
dibawah =0,05 maka variabel kualitas Publishing Company.
pelayanan sebagai variabel bebas Ibrahim, Amin. (2008). Teori dan Konsep
secara parsial berpengaruh signifikan Pelayanan Publik Serta
terhadap kepuasan pasien. Implementasinya. Bandung: Mandar
Maju.
Saran Kutner, M.H., C.J. Nachtsheim., dan J.
Berdasarkan hasil penelitian yang Neter. (2004). Applied Linear
dilakukan mengenai Pengaruh Kualitas Regression Models. 4th ed. New York:
Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepuasan McGraw-Hill Companies, Inc.
Pasien Peserta BPJS di Rumah Sakit Muninjaya, A.A.Gde. (2010). Manajemen
Tingkat II Udayana Denpasar, maka saran Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta:
yang dapat peneliti sampaikan untuk Penerbit Buku Kedokteran.
meningkatkan kualitas pelayanan adalah Napitulu, Paimin. (2007). Pelayanan Publik
sebagai berikut: & Customer Satisfaction. Bandung: PT.
1. Pihak Rumah Sakit Tingkat II Udayana Alumni.
Denpasar agar selalu berupaya Riduwan. (2013). Skala Pengukuran
meningkatkan pelayanan baik dari Variabel-variabel Penelitian. Bandung:
indikator kualitas pelayanan, sumber Alfabeta.
daya manusia, maupun fasilitas rumah Sinambela, L.P. (2006). Reformasi
sakit karena kepuasan pasien Pelayanan Publik. Teori, Kebijakan,
dipengaruhi secara signifikan oleh dan Implementasi. Jakarta: PT. Bumi
kualitas pelayanan yang diberikan. Aksara.
2. Petugas rumah sakit diharapkan untuk Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
meningkatkan profesionalitas dan Administrasi, Dilengkapi dengan
bekerja dengan sepenuh hati sehingga Metode R&D. Bandung: Alfabeta.
pasien merasa nyaman dan tidak ________. (2014). Metode Penelitian
terjadi kesalahpahaman ketika proses Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
pelayanan berlangsung. Bandung: Alfabeta.
3. Perlu adanya perhatian lebih untuk Tanjung, Bahdin Nur dan Ardial. (2005).
fasilitas seperti pemberian sekat Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
pembatas di ruangan Kelas III untuk Medan: Prenada Media Group.
meningkatkan rasa nyaman pasien Winarsih, Atik Septi. (2008). Manajemen
karena diberi ruang privacy yang Pelayanan Publik. Yogyakarta: Pustaka
terjamin. Pihak rumah sakit juga perlu Belajar.
mempertimbangkan ketersediaan
kantin atau toserba untuk melengkapi

12

You might also like