EHSA Dan Globalisasi Risiko Kesehatan

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 77

Globalisasi Faktor Risiko

Kesehatan dan Tenaga


Kesehatan Lingkungan

Umar-Fahmi Achmadi
Universitas Indonesia
Faktor Risiko Kesehatan

Semua variabel yang berperan


dalam kejadian penyakit atau
gangguan kesehatan
GLOBAL (MACRO) LEVEL
Global warming
Deforestation
Global spread of health risk
or disease

LOCAL (MICRO) LEVEL


Pathogenesis of disease
Local climate & environmental health risk
Basic Sanitation
AGENDA BARU KESEHATAN MASYARAKAT
DI INDONESIA
Politik & Kesehatan
Globalisasi Desentralisasi

Disparitas
Kesehatan Sistem
Global
Env.Change Yan Medik
Kesehatan
Global
Pulau-Pulau
Popn Growth
Kecil
Global Sistem
Warming Bencana/ Kes.Masy dan
KLB Sist. Pembiayaan

Penyakit Baru
Genomic
&
Public Health
Re-emerging

SDM Kesehatan Masa Depan ?


Globalisasi dan Kesehatan
Globalisasi free trade, free
investation, movement of goods,
people and technology, dynamics of
health risk
Superbodies : misalnya GATT, WTO,
AFTA
Aksesibilitas pelayanan (harga obat,
alat diagnostik, teknologi pelayanan
kesehatan)
Globalisasi vs Local specific
Globalisasi dan Desentralisasi
Globalisasi vs.
penyebaran penyakit
Posisi geo-sosio-politik-ekonomi
Nusantara.
Risiko Penyakit baru
bertambah dengan intensitas
globalisasi, baik mikro org.
maupun teknologi
Jaman V.O.C. vs. abad 20 dan
abad 21
The global spread of
diseases
a. The spread of infectious disease
associated with trade activities is not
new
b. The oldest: the spread of Plague from
central Asia to Europe in the 13 centuries
via silk route
c. From Europe brought by European ships
to Batavia (old Jakarta) and spread to the
inland of Java (an example).
d. 20 century: Dengue Hemorrhagic Fever in
1968, HIV AIDS in 1973 in Bali, and at the
end of 20th century was Hanta virus
Dengue Hemorrhagic
Fever
1967 enter Surabaya (harbor city in
the East Java Indonesia)
Remain endemic up to now (worse)
No cure no vaccines as yet (clinical
trial being done both vaccine and
herbal for cure-community based den
control program)
Local environment and Community
behavior.
The spread in the 21st
century
SARS, 2003
Re-emerging of
Chikungunya
Wild Polio outbreaks,
2003
Avian Influenza, 2004
now days
Hanta virus (Serologically) Reported Areas

Batam

Serang

Jakarta

Subang Makassar
Semarang
Maumere
Wild Polio
Outbreak,
2005

Rojudin, Campang
Way Handak, lumpuh
tgl 28-05-05
Foto 03-07-05
Map of global movement of the virus
(Africa - Middle East - Indonesia)
Cidahu, Sukabumi, Mei 2005: This is the river,
which was believed to have role in further
spread of polio virus (outbreaks)
Risk Factor of the spread of
Wild Polio virus
MAP OF AVIAN INFLUENZA
MOVEMENT

Source: http://content.nejm.org/cgi/reprint/355/21/2174.pdf
Genomic Public Health
(Environmental Health)

Apa itu genome (baca: jinom)


Genome mapping
Biocensors (alat2 deteksi
kesehatan lingkungan)
Penyakit Infeksi Baru
(emerging disease)
Environment
Mobilitas penduduk
Perubahan teknologi
Focus di sebuah kabupaten bisa
global
Global epidemiology vs local
specificity
Penyakit berpindah jauh dibawah
masa inkubasi
Quarantine masih relevan?
The speed of travel

Early stage of infection


Source of infection in the
destination
Working people, leisure
industry

Population at risk
Vehicle of disease
transmission (mobile)
Communicable Disease
Occurrence (transmission)

Bounded to ecosystem
(environment)
Bounded to cultural
aspect
Those are local
specific in nature
Global Environmental
Change
Population Growth dan
urbanisasi (energy)
Deforestation
Global warming vs kesehatan
Global environmental change
Global warming vs emerging
infectious disease
Sustainable Development
Skenario perubahan
iklim
(global warming)

Lingkungan Kependdkan
Lingkungan
Industr n C sink Jmlh n mobilitas

Perubhn Iklim
(Global warming)
Skenario di Indonesia
Media lingkungan, air, udara,
serangga, pangan dan manusia
Vector borne diseases; malaria,
Dengue fever/DHF, Chikungunya,
Japanese Encephalitis
Cuaca /iklim ekstrim : banjir dan
kekeringan (waterborne diseases)
Dampak langsung (ultra violet-
menurunkan daya tahan tubuh, heat
stress)
..skenario.
Banjir, permukaan air laut
naik/pasang (rob): Hantaan,
leptospirosis, spora anthrax dll
Banjir : diare, typhoid, kholera
Kekeringan : pes, leptospirosis,
keracunan pangan, kholera
Kenaikan permukaan laut,
tenggelamnya sejumlah pulau,
masuknya air laut
Skenario global warming vs
malaria (vector borne
diseases)
Bionomik nyamuk berubah
(misalnya biting rate meningkat,
kopulasi, beringas dll)
Populasi nyamuk meningkat
Parasit cepat matang
adaptasi
Global environmental
Change

Globalisasi teknologi
globalisasi health risk factors
community dis-unergonomic
Pencemaran udara
Pencemaran air
Pencemaran pangan
KEJADIAN KECELAKAAN
(Bencana)

Kebakaran Tangki Penyimpanan


- PT. Asahimas Chemical Tahun 2002
(Ethylene)
- PT. Tumindomas Bulk Terminal Tahun 2002
(Aceton, Buthy Cellosolve, Buthyl Acetate, Iso
Prophyl Alcohol, Methyl Ethylene Ketone, Methyl
Ethylene Glycol, Vynil Acetate Monomer)
- PT. Petrokimia Nusantara Indonesia Tahun 2001
( Hypochloride )
Lesson learnt:
Globalisasi Faktor Risiko dan Penyakit
(keduanya bergerak dengan cepat)
Desentralisasi
Ilmu dan teknologi baru, Genomic
(environmental) epidemiology
Namun masih ada agenda lama seperti
disparitas, kepulauan (17.000) dan pulau pulau
terpencil
Ahli (spesialis) Kesehatan Lingkungan yang
diperlukan? harus senantiasa up dated
.
Pendidikan Kesehatan
Lingkungan, mempersiapkan
SDM yang mampu Identifikasi,
mengukur, analisis, prediksi,
mencegah, merancang serta
mengembangkan strategic
management terhadap berbagai
agenda baru tersebut dalam
perspektif ke domain ke
ahliannya.
Apakah harus bekerja di
Trilogi = 3 batu tungku
(yang harus digarap)

a. Pendidikan kesehatan
Lingkungan (kompetensi +
profesi)
b. Organisasi profesi Kesehatan
Lingkungan
c. Konsep Praktek Mandiri ke
profesian (model)
Pendidikan Kesehatan
Lingkungan
Pembenahan pendidikan
berbasis kompetensi
Pendidikan Profesi Kesehatan
Lingkungan
Standarisasi Pendidikan
Kesehatan Lingkungan (AKL,
FKM, Swasta) ?
Apa itu Kompetensi?

Menurut SK Mendiknas, no
045/U/2002 kompetensi adalah :...
seperangkat tindakan cerdas dan
penuh tanggung jawab yang dimiliki
seseorang sebagai syarat untuk
dianggap mampu oleh masyarakat
dalam melaksanakan tugas tugas
dibidang tertentu. Elemen elemen
kompetensi terdiri dari ,
Landasan kepribadian
Pengembangan Organisasi
Profesi Kesehatan
Lingkungan
Profesi berasal dari kata profesio
(recognized by others-peer /kolega)
Standarisasi Profesi
Etika Profesi
Kolegium/konsil
Rumusan Ke ahlian
Bisa mandiri dengan (penerapan)
profesinya
Pendidikan Profesi (pendidikan setelah
sarjana)
..

Profesi asal kata dari profesio,


artinya di kenal recognized oleh
orang lain, berkaitan dengan talenta
seseorang, (unsur profesi, memiliki
body of knowledge, mahir, ada unsur
ketrampilan, skill, arts, leverage, .)
bukan mengaku aku ahli, sebutan,
gelar atau pemalsuan fraud,
plagiarisme, apalagi fabrication.
Konsep ke mandirian
Profesi harus bisa mandiri (praktek)
Apakah profesi kesehatan lingkungan bisa
hidup mandiri? Bisa mengamalkan
ilmunya? Bisa hidup dari pengamalan
ilmunya (Hair Stylist, dokter, psikolog,
arsitek, notaris, lawyer dll)
Kelompok kelompok profesi ini memiliki
standard etika, metode, standard keahlian
Kelompok profesi inilah yang mampu
mengembangkan ke ilmuan dari
prakteknya.
3 area konsentrasi
Area konsentrasi perhatian:

Pemukiman dengan segala


variannya (misal public safety)
T.T.U. Industri, pariwisata,
transportasi
Hal hal berkenaan dengan kebijakan
makro, perencanaan, tata ruang, risk
Manajemen, kebijakan dll
COMPETENCIES OF
ENVIRONMENTAL HEALTH SPECIALIST

E.H. AUDITOR AND RISK PLANNER AND MANAGEMENT EDUCATOR AND


FACTORS ANALYST OF SPECIALIST OF E.H. RESEARCHER OF
E.H. E.H
1. Assessment of Risk 1. Supply of Drinking Water 1. E.H. Educator
Factor of E.H. Planner base on and Trainner
2. Assessment of E.H. Community Participation 2. E.H. Fasilitator
Toxicology 2. Sanitation Planner base on 3. E.H. Research
3. E.H. Auditor of Community Designer
Housing/Setlement 3. Manajemen KL dalam 4. E.H.Problem
4. E.H. Auditor of AMDAL Solver
Industry 4. Environmental Health 5. Publication
5. Quality of Food Planner of Industry (Hotel, Specialist of
Sanitation Auditor Hospital, Factory, etc) E.H.
6. Vector Control and 5. Management Specialist of
Rat Control Auditor Hazardous Waste and Non
(Pest Control Hazardous Waste in
Auditor) Industry
7. E.H. Auditor of 6. Information System
Public Facilities Planner of E.H.
Sanitation 7. Economic Planner of E.H.
Environment Institute of
Australia and New Zealand
What does EIANZ do?
On all issues and all projects the
Institute advocates best available
environmental practices to be
delivered by competent and ethical
environmental practitioners.
Lobby for best practice thorough
and independent assessments
Do not take stands on individual
issues or projects but promote
thorough assessment/research of
EHSA-Environmental Health
Specialist Association of
Indonesia
What does EHSA-I do?
Peer assessment and certification
are critical tools in demonstrating
excellence in environmental
practice.
Certified Environmental
Professional program seeks to set
standards and define performance
requirements.
EHSA Indonesia

Code of Ethics
All members must sign
Reflects key challenges that
environmental practitioners face
Provides a frame of reference for
us to conduct ourselves and
influence others
EHSA-Indonesia

Membership:
Full members must have:
relevant degree and 2 years
relevant experience or
5 years relevant experience
Assess on Curriculum Vitae (CV)
Must sign Code of Ethics
EHSA
Certification:
an environment-related degree;
five years of relevant environmental experience
over the past ten years;
three referees prepared to vouch for your skills,
performance and professional conduct;
a signed statement of ethical conduct;
commitment to a minimum over two years of 50
hours of continued professional development;
and additional supporting evidence of claim
including at least two referee reports.
Agenda ke depan

Pendidikan Kesehatan
Lingkungan berbasis
kompetensi
Pendidikan Profesi Kesehatan
Lingkungan
Model Kemandirian /Praktek
Kesehatan Lingkungan (strategi
pemasaran)
EHSA
Some other certification schemes
Health Safety and Environment
Environmental Planners
Contaminated land auditor
Accredited Environmental
Auditor
EHSA
Key areas of focus
Climate Change
Water
Energy
Sustainability
HSE (incl public safety)
etc
EHSA Indonesia

Key Challenges for EHSA


Indonesia
Representation of a wide range
of skills and disciplines
Certification of individual
skills/disciplines
Being prepared to meet future
challenges - Blueprint
penutup

Specialist (Ahli) Kesehatan


Lingkungan harus mengambil peran
dalam menghadapi globalisasi faktor
risiko kesehatan
Specialist (Ahli) kesehatan
Lingkungan senantiasa
meningkatkan kualitas ke ahlian
Perlu pembenahan bidang
pendidikan dan profesi kesehatan
lingkungan
EHSA
Environmental Health Specialist
Association Indonesia atau
Asosiasi Spesialis Kesehatan
Lingkungan Indonesia - ASpKLI
Organisasi Profesi (deklarasi 21 Juli
2008?) 5 FKM + 1 Deklarasi
MAKARA
Keanggotaan tidak seumur hidup
tetapi ada registrasi ulang tiap 5
tahun sekali
.
NILAI
Setiap pengurus dan anggota ASKLI memiliki integritas,
profesional, mampu kompetisi, tanggung jawab, disiplin,
bekerja keras dan saling menghormati satu sama lain.
ASKLI menyelenggarakan penelitian dan
pengembangan, pendidikan, latihan dan pengabdian
masyarakat dalam bidang kesehatan lingkungan yang
layak, profesional, tepat waktu, dan ramah lingkungan.

MOTTO
Sustainable profesionalism dalam Ilmu Kesehatan
Lingkungan
EHSA Renstra 5 tahun

TUJUAN
GOL 1 Organisasi ASpKLI operasional dan aktif.
a. Organisasi ASpKLI operasional: ASpKLI pusat dan daerah
memiliki AD/ART, Akte Notaris, persetujuan Dep.HUKHAM,
struktur organisasi, job descriptions, pimpinan, pengurus,
anggota, strategic plan dan operasional plan.
b. Organisasi ASpKLI aktif: ASpKLI pusat dan daerah
melaksanakan berbagai kegiatan termasuk musyawarah kerja
nasional, konggres, seminar, pendidikan dan latihan, kajian,
pelaksanaan proyek.
GOL 2 Profesi kesehatan lingkungan exist
a. Pendidikan profesi berjalan di 5 FKM:
b. Pendidikan profesi KL terakreditasi: Pendidikan profesi
terakreditasi Lembaga Akreditasi dalam/Luar negeri
(Australia, UK)
.
GOL 3 Pengabdian masyarakat dalam pengendalian
penyakit berbasis lingkungan
a. Pengabdian pengendalian penyakit yang terkait
dengan pencemaran lingkungan: air, udara, dan tanah.
b. Pengabdian pengendalian dan keamanan pangan, air
minum, pemukiman, tempat-tempat umum, tempat kerja,
industri, ertambangan, dan sanitasi
c. Pengabdian dalam manajemen KL: Sustainable
development, MDGs, Produk bersih (Clean Production
Program), dan penerapan standar EMS ISO 14000
.
STRATEGI
Strategi umum (corporate)
Mengembangkan kelengkapan organisasi tingkat pusat dan daerah.
Mengembangkan berbagai kegiatan organisasi: fundraising, promosi,
kerjasama dan networking dalam dan luar negeri, kemitraan dengan
lembaga pemerintah, swasta, dan civil society organizations (CSOs,
termasuk LSM lain.
Mengembangkan profesi pendidikan ASKLI: kurikulum, modul, silabus,
pelaksanaan metode belajar mengajar, pelaksanaan pendidikan, dan
M+E.
Mengembangkan kemampuan standarisasi kompetensi pendidikan
(SKKNI)
Mengembangkan dan menyelenggarakan pendidikan dan latihan
profesi KL
Mengembangkan pengabdian masyarakat melalui kajian, proyek, M+E
Mengembangkan sistem informasi KL
Mengembangkan kemampuan sertifikasi EMS ISO 14000 (sertifikasi
umum, auditing, dan labelling).
Monitoring dan evaluasi program (M+E)
.
Strategi Program

Mengembangkan organisasi profesi ASKLI


Program 1 Mengembangkan organisasi
Program 2 Mempromosikan organisasi
Program 3 Membangun kemitraan dengan lembaga pemerintah,
swasta, dan CSOs

Mengembangkan profesi pendidikan ASKLI


Program 4 Mengembangkan pendidikan profesi
Program 5 Mengembangkan standarisasi kompetensi (SKKNI)
Program 6 Menyelenggarakan pendidikan dan latihan profesi
Program 7 Mengembangakan kemampuan sertifikasi kompetensi
(ISO 9000).
Mengembangkan pengabdian masyarakat melalui penelitian dan
pelaksanaan proyek
Program 8 Sistem informasi termasuk penelitian dan
pengembangan
Program 9 Menyelenggarakan proyek KL
Program 10 Mengembangkan kemampuan sertifikasi EMS ISO 14
.
Program 1. Mengembangkan kelengkapan organisasi
ASKLI
Tujuan
ASKLI memiliki organisasi yang mantap dan dikenal
stakeholder
Langkah-langkah
Membentuk organisasi ASKLI ( AD/ART, Akte, izin Dep
HUKHAM, pengurus, struktur, job descriptions, profile
anggota, test kompetensi, modul test)
Menyiapkan sumber daya (Sekjen, kantor, unit-unit,
sarana dan prasarana termasuk laboratorium,
perpustakaan, dan peralatan kantor
.
Menyelenggarakan fund rising melalui berbagai
kegiatan organisasi (tim, identifikasi sumber
potensial, dan melaksanakan kegiatan).
Mengadakan musyawarah nasional ASpKLI:
pengesahan organisasi dan kepengurusan
Waktu
Januari 2009-Desember 2009. Kebutuhan
minimum selesai
Penanggung jawab
Sekjend ASpKLI
.
Program 2. Mempromosikan ASKLI
Tujuan
Sebagian besar stakeholder nasional dan internasional
mengenal ASpKLI
Langkah-langkah
Menyiapkan profile ASpKLI (profile organisasi, leaflet,
booklet, www//http, kemampuan professional anggota
KL)
Menerbitkan jurnal memuat karya tulis semi
ilmiah/ilmiah populer tentang isu global KL dan solusi
yang uptodate
Mengadakan dialog interaktif melalui mass media,
solusi masalah kemiskinan dan KL
Waktu: Januari 2009-Desember 2010 sudah mulai terbit
Penanggung jawab
Salah satu unit dalam organisasi ASKLI
.
Program 3. Kemitraan dengan lembaga pemerintah, swasta,
dan CSOs
Tujuan
ASKLI partnership dengan lembaga pemerintah, swasta,
dan CSOs
Langkah-langkah
Mengadakan pertemuan dengan stakeholder (assessment
need)
Mengadakan kerjasama dengan lembaga, PT dalam dan LN
Menyelenggarakan musyawarah nasional
Mengembangkan networking dengan stakeholder
Waktu
Januari 2009-Desember 2011
Penanggung jawab
Salah satu unit dalam organisasi ASKLI
.
Program 4. Menyelenggarakan program pendidikan
profesi
Tujuan
Sebagian besar FKM telah melaksanakan program
studi KL sesuai dengan standar minimum yang
dikembangkan ASKLI
Langkah-langkah
Menyiapkan kurikulum pendidikan profesi/spesialis
KL
Mengadakan lokakarya membahas kurikulum
spesialisasi
.
Menyelenggarakan pendidikan profesi di
5 FKM:UI, DIPONEGORO,
AIRLANGGA, HASSANUDIN dan USU.
Menstandarisasi profesi KL dan
terakreditasi oleh BNSP dan IFEH
Waktu
Januari 2009-Desember 2010
Penanggung jawab
Salah satu unit dalam organisasi ASKLI
.Program 5. Mengembangkan standarisasi kompetensi

Tujuan
ASKLI memeroleh standarisasi kompetensi
Langkah-langkah
Mengadakan need assessment kompetensi KL
Menyiapkan standar kompetensi ASKLI melalui BNSP dan
lembaga lain
Mengusulkan untuk mendapat sertifikasi dari BNSP dan
IFEH
Mengkomunikasikan ASLI sudah mendapat sertifikasi
Waktu
Januari 2009-Desember 2010
Penanggung jawab
Salah satu unit dalam organisasi ASKLI
.
Program 6. Mengembangkan pendidikan dan latihan
Tujuan
ASKLI mampu menyelenggarakan pendidikan dan latihan
bidang KL
Langkah-langkah
Mengadakan training need assessment KL
Menyiapkan modul-modul, rencana, dan buku referensi
Mengkomunikasikan kepada stakeholder yang memerlukan
training
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan
Waktu
Januari 2009-Desember 2013 terus menerus
Penanggung jawab
Salah satu unit dalam organisasi ASKLI
.Program 7. Mengembangkan sertifikiasi kompetensi

Tujuan
ASKLI pusat dan daerah telah mendapat sertifikasi kompetensi
Langkah-langkah
Menyiapkan kemampuan profesi ASKLI untuk mendapat
sertifikasi
Mengusulkan ASKLI mendapatkan sertifikasi dari BNSP dan
IFEH
Mengkomunikasikan sertifikasi ASKLI kepada stakehoders
Waktu:
Januari 2009-Desember 2012 sudah terbit
Penanggung jawab
Salah satu unit dalam organisasi ASKLI
Program 8. Mengembangkan sistem informasi KL
.
Tujuan
ASKLI pusat dan daerah memiliki sistem informasi yang
akurat dan lengkap
Langkah-langkah
Menyiapkan sistem informasi organisasi (profile kompetensi
dan networking anggota)
Mengembangkan GIS dampak kesehatan dan lingkungan di
Indonesia
Memberikan pelayanan stakeholder yang memerlukan
informasi KL
Waktu
Januari 2010-Desember 2011 sudah mulai
Penanggung jawab
Salah satu unit dalam organisasi ASKLI
.
Program 9. Mengembangakan proyek proyek KL
Tujuan
ASKLI pusat dan daerah partisipasi aktif dalam berbagai
proyek KL
Langkah-langkah
Mengadakan need assessment national dan lokal mempelajari
isu nasional dan lokal
Mengembangkan berbagai project proposal untuk merespond
kebutuhan stakeholder
Menyelenggarakan proyek KL termasuk: riset, kebijakan,
strategi, dan operational.
Melaporkan proyek partnership dan sustainability:lessons
learned dan best practices.
Waktu
Januari 2009-Desember 2010 sudah mulai dengan beberapa
proyek
Penanggung jawab
Salah satu unit dalam organisasi ASKLI
.
Program 10. Mengembangkan kemampuan menerbitkan sertifikasi EMS-
ISO 14000
Tujuan
ASKLI Pusat mampu menerbitkan sertifikasi EMS-ISO 14000
Langkah-langkah
Mengembangkan kemampuan ASKLI Pusat dalam Environmental
Management: Sustainable Development (SD), Agenda 21, CPP, EMS ISO-
1400)
Mencari akreditasi dari Badan Standarisasi Nasional ( sertifikasi SNI-
14000) dan International Organization for Standardization ( sertifikasi
EMS-ISO 14000).
Menerbitkan standarisasi SNI-14000 dan EMS ISO 14000
Waktu
Januari 2010-Desember 2011
Penanggung jawab
Salah satu unit dalam organisasi ASKLI
.Program

Tujuan
11. Monitoring dan Evaluasi

Informasi tentang kemajuan dan kinerja ASKLI


Langkah-langkah
Mengumpulkan dan mereview dokumen program dan proyek
Merumuskan indikator, kriteria, dan mengaakan analisis
kualittif
Memberikan koreksi pada penyimpangan
Memperoleh lesson learned untjuk memeprbaiki program
masa depan
Waktu
Januari 2010-Desember 2013
Penanggung jawab
Salah satu unit dalam organisasi ASKLI
penutup

Ahli Kesehatan Lingkungan harus


mengambil peran dalam menghadapi
globalisasi faktor risiko kesehatan
Ahli kesehatan Lingkungan
senantiasa meningkatkan kualitas
ke ahlian
Perlu pembenahan bidang
pendidikan dan profesi kesehatan
lingkungan

You might also like