Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

http://www.accesscompliance.

net/category/faa/page/3/

TUGAS 1
SERTIFIKASI DAN KELAIKAN UDARA

NAMA : NURUL IMAN EFFENDI

NIM :

TANGGAL : 1 SEPTEMBER 2016


PERMASALAHAN

Search the internet for information and article about the recent withdrawal of GE-engine
powered Boeing 787 aircraft by JAL from operation.

Write a paper discussing these issues:

1. What are the real problems in this case? What prompted the case?
2. What airworthiness issues are in question? Why?
3. What actions are taken by the Airworthiness Regulatory Agencies (FAA, etc)? Why
are they necessary?
4. What actions are taken by the manufacturers (Boeing, GE)? Why are they necessary?
5. What lesson can we learned from this incident about the airworthiness procedures?

RESUME INSIDEN PESAWAT DREAMLINER JAL JA822J

Tanggal Kejadian : 29-JAN-2016

Waktu Kejadian : 15:45 JST (Japan Standard Time)

Tipe Pesawat : Boeing 787-8 Dreamliner

Owner/operator : Japan Airlines

No. Registrasi : JA822J

Engine : 2 Engine,

1. Engine 1, General Electric GEnx-1B/PIP 1


2. Engine 2, General Electric GEnx-1B/PIP 2

Korban : Korban jiwa: 0 / Penumpang: 166 orang

Kerusakan pesawat : Minor

Lokasi Kejadian : 140 km sebelah timur Narita International Airport, Jepang

Kejadian : Terbang di ketinggian 20,000 kaki diatas Samudera Pasifik

Keberangkatan : Vancouver International Airport (YVR/CYVR), Kanada

Tujuan : Narita International Airport (NRT/RJAA), Jepang

Tugas1SertifikasidanKelaikanUdara 2
Deskripsi :

Awal tahun ini 29 Januari 2016, dilaporkan Boeing 787 Dreamliner


milik maskapai penerbangan utama di Jepang, Japan Airlines (JAL),
saat terbang di ketinggian 20.000 kaki, 140 km dari Bandara Narita
Jepang, engine sebelah kanan dimatikan. Parsial es pada baling-
baling jatuh yang membuat ketidakseimbangan pada baling-baling
yang menyebabkan kerusakan substansial pada engine dan engine
tidak dapat di-restart lagi serta kehilangan daya. Namun pilot dapat
mendaratkan pesawat dengan aman menggunakan satu engine.

1. Permasalahan yang terjadi

Masalah yang belakangan diketahui adalah disebabkan karena icing atau adanya patsial-
parsial es pada fan/ blade engine ini, yang menyebabkan ketidakseimbangan pada fan/
blade sehingga mengakibatkan kerusakan substansial pada engine sebelah kanan dan
engine tersebut tidak bisa di-restart kembali serta kehilangan daya. Engine sebelah
kanan yang dimatikan tersebut adalah General Electric GEnx-1B/PIP2. Engine lainnya
(engine sebelah kiri) pada pesawat itu merupakan desain konfigurasi lama yaitu General
Electric GEnx-1B/PIP1, yang hanya mengalami kerusakan minor pada saat terjadi icing
dan dapat dioperasikan secara normal. Kejadian icing tersebut terjadi di ketinggian
20.000 kaki pada saat pesawat turun.

Engine General Electric GEnx-1B/PIP2 merupakan hasil upgrade ini, sudah disertifikasi
oleh FAA dan mulai beroperasi pada 2013, dengan mengurangi gap/ celah antara ujung

Tugas1SertifikasidanKelaikanUdara 3
engine bilah-bilah baling-baling besar dan penutup engine (fan case) sehingga dapat
membuat bahan bakar mengalami pembakaran secara bertahap.

Dalam insiden bulan Januari 2016 itu, parsial es telah muncul pada baling-baling
sebelum kejadian engine dimatikan tersebut terjadi (engine dimatikan di ketinggian
20.000 kaki pada saat pesawat turun). Pada saat secara tiba-tiba parsial es berjatuhan,
hal ini menyebabkan bilah baling-baling sedikit maju ke depan dan dikarenakan kontur
dari penutup engine (fan case) yang sedemikian rupa, hal ini cukup membuat ujung dari
baling-baling bergesekan dengan penutup engine (fan case), sehingga menghasilkan
getaran hebat dan terjadi kerusakan besar sehingga engine dimatikan namun, engine
tidak dapat di-restart lagi.

Sedangkan engine GEnx pada sayap yang lain dari pesawat JAL Dreamliner ini adalah
engine lama yang belum di-upgrade ke desain PIP2. FAA direktif mengatakan, engine
ini hanya mengalami kerusakan kecil/ minor selama terjadi icing dan dapat terus
beroperasi secara normal.

2. Isu Airworthiness

Urgensi masalah ini bermula dari masalah keamanan (safety concern) atas
keberlangsungan penerbangan dan pendaratan yang aman untuk pesawat terbang yang
menggunakan dua mesin GEnx-1B PIP2 jika beroperasi dengan kejadian yang sama
dengan pesawat Dreamliner milik JAL tersebut. Dalam hal ini, kedua mesin GEnx-1B
PIP2 dimungkinkan mengalami kerusakan yang sama dan tidak dapat di-restart kembali
saat dalam penerbangan. Potensi kerusakan yang sama dari kedua engine ini lah yang
menjadi isu penting dari keselamatan penerbangan.

3. Tindakan yang dilakaukan Badan Regulasi Kelaikan Udara (FAA)

Diketahui beberapa pesawat jenis ini sudah menggunakan dua engine yang di-upgrade
ke model PIP2. FAA tidak mengeluarkan direktif darurat, tapi mengeluarkan semacam
mandatory action. Namun, karena ini "bererisiko pada penerbangan publik," FAA
memberikan waktu 30 hari untuk mendengar masukan dari publik sebelum direktif
keluarkan.

FAA direktif hanya mengatur penerbangan di Amerika Serikat saja, namun regulator di
Negara lain dapat mengikutinya. FAA direktif, menyatakan bahwa masalah yang muncul
hanya pada model upgrade terbaru dari engine GEnx dari pesawat Dreamliner, yaitu
GEnx-1B PIP2.

Tugas1SertifikasidanKelaikanUdara 4
FAA mengeluarkan Airworthiness Directive (AD 2016-08-12) yang isi-nya:

- Dibutuhkan revisi AFM untuk para awak pesawat (flight crew) yaitu revisi prosedur
fan ice removal dan Pengarahan/ briefing wajib bagi awak pesawat terkait dengan
prosedur baru ini untuk mengurangi kemungkinan kerusakan engine yang
disebabkan rontoknya es pada fan.

- Untuk pesawat terbang yang memiliki dua engine GEnx-1B PIP2 yang memiliki
model dan part number tertentu, AD ini juga menuntut pengerjaan ulang dari
engine-engine tersebut atau mengganti sedikitnya satu engine pesawat dari pesawat
yang memiliki dua engine GEnx-1B PIP2. Namun, FAA mengatakan akan
menerbitkan arahan lebih lanjut untuk perbaikan pada engine-engine lainnya yang
terkena dampak.

Selama seluruh maskapai di seluruh dunia masih menyelesaikan permasalahan engine


tersebut, Airworthiness Directive memerintahkan:

- Pilot pesawat Boeing 787 diberi pengarahan pada permasalahan tersebut dan
menerapkan procedure fan ice removal baru dalam penerbangan, yaitu:

Saat sistem indikator dalam ruang cockpit menyala yang mengindikasikan bahwa
munculnya es atau engine bergetar kencang yang mengindikasikan es muncul
bertambah banyak, pilot diinstruksikan untuk menggerakkan throttle secara penuh
setiap 5 menit.

4. Tindakan yang dilakukan GE dan Boeing

Perbaikan yang diperintahkan oleh FAA sudah dimulai, GE mengeluarkan Service


Bulletin, bekerjasama dengan Boeing, pengerjaan ulang untuk sekitar 40 pesawat saat
ini telah selesai dilakukan. Maskapai-maskapai memiliki waktu hingga minggu pertama
Oktober 2016 untuk menyelesaikan pengerjaan ulang engine, pada semua pesawat
mereka. Sementara sesuai dengan AFM yang sudah direvisi, pilot diwajibkan mengikuti
prosedur ice removal baru dalam penerbangan.
GE akhirnya memutuskan untuk melakukan pengerjaan ulang/ rework untuk engine
yang telah terpasang di pesawat dengan menggerus/mengikis sekitar kurang dari 1/10
inchi dari abradable seal material di dalam penutup engine (fan case), yang
menyebabkan kontak antara penutup engine (fan case) dengan ujung baling-baling.

Tugas1SertifikasidanKelaikanUdara 5
Untuk semua engine PIP2 terbaru yang sedang diproduksi, proses pengikisan ini
dilakukan selama proses manufaktur, untuk meningkatkan clearance ujung baling-baling
dan penutup engine (fan case) untuk menghindari masalah.

Pesawat yang terkena dampak, dibawa ke maintenance facilities untuk menyelesaikan


masalah ini, menurut GE, semua pekerjaan ini dilakukan sekitar 16 jam menggunakan
fan grinding machine tanpa melepas engine dari pesawat. Pengikisan ini tidak
berdampak pada efisiensi bahan bakar dari pesawat. Perbaikan ini sedang dilakukan
pada 176 pesawat yang memiliki dua engine jenis ini.

5. Pelajaran yang dapat diambil

- Pada kejadian ini dapat diambil pelajaran, koordinasi dan kerjasama yang baik antara
Maskapai penerbangan dalam hal ini JAL, produsen Dreamliner yaitu Boeing dan FAA
dalam menangani permasalahan ini sehingga cepat diambil keputusan penting terkait
dengan keselamatan penerbangan bagi maskapai yang sudah mengoperasikan
pesawat Dreamliner ini, investigasi yang dilakukan menghasilkan AD dengan
keputusan untuk melakukan pengerjaan ulang terhadap Engine GEnx-1B PIP2 yang
bermasalah yang sudah terpasang dibeberapa pesawat terbang di seluruh dunia
serta me-revisi AFM sehingga melahirkan procedure ice removal yang baru.
Perkembangan berbagai macam teknologi yang dibawa oleh pesawat memang tidak
dapat kita hindarkan sehingga improvement terhadap Prosedur Keselamatan
Penerbangan penting dilakukan untuk penerbangan yang aman.

Tugas1SertifikasidanKelaikanUdara 6
- Pemasangan peralatan baru pada pesawat harus melewati proses conformity yang
komprehensif untuk menghilangkan kesalahan se-minim mungkin, yang dapat
mengancam keselamatan penerbangan.

REFERENSI

1. http://www.seattletimes.com/business/boeing-aerospace/faa-orders-engine-fix-on-
176-boeing-787s/

2. https://news.aviation-safety.net/2016/04/23/faa-orders-engine-icing-fixes-for-genx-
powered-boeing-787-dreamliners/

Tugas1SertifikasidanKelaikanUdara 7

You might also like