Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 48

Elevasi (cm)

0
50
100
150
250

200
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
Waktu Pengamatan (Jam)

00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
Elevasi

20.00
00.00
05.00
10.00
MSL

15.00
20.00
24-Jun-04 25-Jun-04 26-Jun-04 27-Jun-04 28-Jun-04 29-Jun-04 30-Jun-04 01-Jul-04 02-Jul-04 03-Jul-04 04-Jul-04 05-Jul-04 06-Jul-04 07-Jul-04 08-Jul-04
PASANG SURUT
Variasi Muka Laut

z Variasi muka laut yang terjadi setiap saat di lokasi sepanjang pantai merupakan
hasil hubungan yang rumit antara gerakan dan sifat-sifat massa air, pengaruh
meteorologi, dan karakteristik pantainya sendiri
z Data pasut hasil pengamatan (palem atau tide gauge) digunakan untuk penentuan
kembali dan transfer datum muka laut, meskipun seringkali data stasiun pasut
tersebut jarang atau tidak mewakili karakteristik pasut sepanjang pantai
z Asumsi bahwa muka laut antar stasiun pasut merupakan bidang datar atau
penggunaan data pengamatan yang pendek secara sendiri-sendiri untuk penentuan
datum tertentu, menyebabkan kesalahan datum lokal perlu diperhitungkan
z Kesalahan datum vertikal akan membawa dampak yang besar dalam penetapan
batas laut, terutama untuk kemiringan pantai yang landai
z Atas dasar itu, maka kondisi di sepanjang pantai yang menyebabkan terjadinya
variasi muka laut perlu diperhatikan dengan baik

Eka Djunarsjah, 2005


Urgensi Mempelajari Variasi Muka Laut (1)

z Informasi tentang variasi muka laut biasanya dikumpulkan dalam bentuk rekaman
pasut, meskipun metode lain seperti perubahan vegetasi dapat juga digunakan
z Oleh karena muka laut dipengaruhi oleh konfigurasi garis pantai, maka rekaman pasut
memperlihatkan bias lokal
z Penempatan stasiun pasut seringkali pada area tertentu, seperti di sekitar muara atau
pelabuhan, yang kondisinya berbeda dengan di sepanjang pantai
z Penempatan stasiun pasut baru (tidak bersifat permanen) di lokasi survei perlu
memperhatikan bentuk garis pantai yang tidak beraturan karena dapat berpengaruh
terhadap muka laut
z Oleh karena muka laut juga bervariasi terhadap waktu, maka panjang data pasut akan
menentukan ketelitian datum, dimana menurut Weidener (1977) :
- Data 1 hari : 0.25 inci
- Data 1 tahun : 0.05 inci
- Data 9 tahun : 0.016 inci

Eka Djunarsjah, 2005


Urgensi Mempelajari Variasi Muka Laut (2)

z Perbedaan kedudukan muka laut disebabkan pengaruh periodik jangka pendek,


musiman, dan jangka panjang

z Untuk mengevaluasi keandalan informasi yang dikumpulkan, diperlukan pengetahuan


tentang faktor-faktor waktu dan lokasi yang berpengaruh terhadap rekaman pasut

z Satu kali rekaman pasut diperoleh, telah dapat dianalisis komponen-komponen pasut
lokal atau untuk memisahkan noise jangka pendek, kecenderungan jangka panjang,
dan peralatan yang menyebabkan perubahan datum

Eka Djunarsjah, 2005


Informasi Pasut

Pengamatan Variasi Muka Laut Lokal Sesaat

Stasiun 0 Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun n


Reduksi Pasut

>= Beberapa Hari >= Satu Bulan >= Satu Dekade

Chart Datum
Konstanta Bidang Perubahan
Pengikatan Harmonik Referensi Muka Laut
Tinggi Peta Pasut

Tinggi Prediksi Datum


Model Pasut
Numeris Vertikal
Survei Batas
Waktu/Tinggi Prediksi Perubahan
Pantai
AT dan AR Global

Muatan Dinamika Gaya Kedalaman


Pasut Laut Laut Pasut Tabel Pasut Sarat Kapal

Eka Djunarsjah, 2005


Pembangkitan
g
Pasang Surut (Pasut)
Menurut Newton : Pasut adalah gerakan naik
turunnya air laut terutama akibat pengaruh
adanya gaya tarik menarik antara satu massa
bumi dan massa benda-
benda-benda angkasa,
angkasa,
khususnya bulan dan matahari.
matahari.
Selanjutnya Newton menyebutkan bahwa
besarnya gaya tarik menarik antara dua titik
massa berbanding langsung dengan massanya
dan berbanding terbalik dengan kuadrat
jaraknya..
jjaraknya
m1. m2
F=k
R02
Di mana :
F = gaya tarik menarik antara dua titik massa
m1 = titik massa 1
m2 = titik massa 2
R02 = jarak antara pusat titik massa 1 dan 2
k = konstanta gravitasi (6.67 x 10-
10-11 New m2/kg2)
m2/kg2)

jarak bumi
bumi--bulan lebih dekat dibandingkan dengan jarak bumi-
bumi-matahari,
maka gaya tarik menarik yang diakibatkan oleh bulan akan lebih besar
2,18 kali daripada gaya yang diakibatkan oleh matahari, walaupun massa
matahari jauh lebih besar.
Selain itu perputaran bumi pada porosnya
(rotasi) akan menghasilkan gaya sentrifugal
yangg merupakan fungsi
g dari kecepatan sudut
rotasi dan jarak terhadap sumbu bumi. Akibat
dari pengaruh gaya tarik menarik dan gaya
sentrifugal karena rotasi bumi
bumi, maka titik-
titik-titik
massa di bumi dalam keadaan setimbang (Teori
Keseimbangan Pasut /tides equilibrium theory)
Dengan demikian maka terdapat beberapa gaya
pembangkit pasang surut, yaitu gaya tarik
menarik antara bumi
bumi, bulan dan matahari serta
gaya sentrifugal yang mempertahankan
kesetimbangan
g dinamik dari seluruh sistem yangy g
ada
Bumi Bulan Matahari

Gaya Tarik Bulan & matahari

Air laut pasang

Air laut surut Gaya Sentrifugal bumi

Gaya Pembangkitan Pasang Surut


Gaya Pembangkit Pasut

z Bumi dan bulan berevolusi terhadap titik


pusat massa bersama dalam periode
27,3 hari
z Revolusi bumi terhadap titik pusat massa
menghasilkan gaya sentrifugal yang
sama besarnya dan arahnya menjauhi
titik pusat massa
z Total gaya sentrifugal dan total gaya
tarik bulan saling mengimbangi sehingga
sistem bumi-bulan berada dalam
keadaan setimbang
z Resultan gaya tarik bulan dan gaya
sentrifugal disebut gaya pembangkit
pasut (tide generating force)

Eka Djunarsjah, 2005


Pasut Purnama (Spring
p g Tide)

Pasang surut air laut dipermukaan bumi dengan kedudukan tertinggi terjadi
pada saat titik pusat bumi, bulan dan matahari berada dalam satu garis lurus
(d kli
(deklinasi
i 0 atau
t 360) dan
d saling
li memperkuatnya
k t pengaruhh dari
d i masing-
i
masing gaya penggerak pasut (bulan dan matahari), pasang ini biasa disebut
Pasang Purnama (Spring Tide).
Pasut Perbani (Neap
p Tide)

Pasang surut laut dengan tunggang minimum terjadi pada keadaan di mana
garis hubung titik-titik pusat bumi dan matahari tegak lurus dengan garis
h b
hubung titik-titik
titik titik pusatt bumi
b i dengan
d bulan.
b l Pasang
P ini
i i di namakan
k Pasang
P
Perbani (Neap Tide).
Tunggang Air Pasut (Tidal Range)
Merupakan perbedaan antara puncak pasang
tertingi (Air Tinggi/AT/High Water/HW) pada
saat spring tide dengan air surut terendah (Air
Rendah/AR/Low Water/LW) pada saat neap tide
yang bisa mencapai beberapa meter hingga
puluhan meter.
Besarnya selain dipengaruhi oleh posisi bulan
terhadap bumi juga dipengaruhi oleh faktor
jjarak antara bulan dengan
g bumi dan jarak
j
antara bumi dan matahari dalam masing-
masing-masing
lintasan orbit.
Persamaan untuk tunggang pasut,
pasut, yaitu :

Jika Tipe pasang surut Semidiurnal


Semidiurnal/Mixed
/Mixed Tide Prevailing
Semidiurnal :
HAT = LAT + 2(AK1+AO1+AS2+AM2)
MHHWS = LAT + 2(AS2+AM2)+AK1+AO1
MHHWN = LAT + 2AM2 +AK1 + AO1
MSL
MLLWN = LAT + 2AS2 + AK1 + AO1
MLLWS = LAT + AK1 + AO1
LAT = MSL AK1 - AO1 AS2 AM2

Jika Tipe pasang surut Diurnal/Mixed Tide Prevailing


Diurnal :
HAT = LAT + 2(AK( 1+AO1+AS2+AM2)
MHHWS = LAT + 2(AK1+AO1)+ 2
MHHWN = LAT + 2 AK1 + AS2+AM2
MSL
MLLWN = LAT + 2AO1 + AS2+ AM2
MLLWS = LAT + AS2 + AM2
HAT = Highest Astronomical Tide
LAT = MSL AK1 - AO1 AS2 AM2 MHHWS = Mean High Higher Water Spring
(Surimiharja,
Surimiharja, 1997) MHHWN = Mean High Higher Water Neap
MSL = Mean Sea Level
MLLWN = Mean Low Lower Water Neap
MLLWS = Mean Low Lower Water Spring
LAT = Lowest Astronomical Tide
Tipe
p Pasut
Pasang surut harian tunggal (diurnal tide),
dalam satu hari terjadi satu kali air pasang
dan satu kali air surut. Periode pasang surut
adalah 24 jam 50 menit.

Tinggi air
(cm)

DT

Waktu
(Jam)
0 6 12 18 24
Pasang surut harian ganda (semidiurnal tide), dalam
satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air
surut dengan tinggi yang hampir sama dan pasang
surut terjadi secara berurutan secara teratur. Periode
pasang surut rata-
rata-rata adalah 12 jam 24 menit.
menit
Pasang surut ini terdapat di Selat Malaka sampai Laut
Andaman.

Tinggi air
(cm)

DT

Waktu
0 6 12 18 24 (Jam)
Pasang surut campuran condong ke harian tunggal
(mixed tide prevailing diurnal), dalam satu hari terjadi
satu kali air pasang dan satu kali air surut tetapi kadang-
kadang-
kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang
dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang
sangat berbeda
Tinggi air
(cm)

DT

Waktu
(Jam)
0 12 24
Pasang surut campuran condong ke harian ganda
(mixed tide prevailing semidiurnal), pada tipe ini dalam
satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air
surut, tetapi tinggi dan periodenya berbeda.

Tinggi air
(cm)

DT

Waktu
0 12 24 (Jam)
Tipe pasang surut dapat Tabel 1. Pengelompokan Tipe Pasut
diketahui dengan pasti dengan
cara mendapatkan bilangan/ NILAI JENIS FENOMENA
konstanta pasut (Tidal BENTUK PASUT
Constant/Form--zahl) yang
Constant/Form O < F <0.25 Harian 2x pasang sehari
dihitung dengan menggunakan ganda dengn tinggi relatif
sama
metoded Admiralti
Ad i l i yang
merupakan perbandingan 0.25 < F <1.5 Campuran 2x pasang sehari
ganda dengan perbedaan
jumlah amplitudo komponen tinggi dan interval
diurnal terhadap amplitudo yang berbeda
komponen semidiurnal, yang 1.5 < Ff<3 Campuran 1 x atau 2 x pasang
tunggal sehari dengan interval
dinyatakan dengan : yang berbeda

F>3 Tunggal 1 x pasang sehari,


AK1 + AO1 saat spring bisa
F= terjadi 2x pasang
sehari
AM2 + AS2
Tabel 2. Komponen/Konstanta Harmonik Pasut Utama

JENIS NAMA KOMPONEN PERIODA (jam) FENOMENA


Semidiurnal M2 12.24 Gravitasi bulan dengan orbit lingkaran dan
sejajr ekuator bumi

S2 12.00 Gravitasi matahari dengan orbit lingkaran


dan sejajr
j j ekuator bumi

N2 12.66 Perubahan jarak bulan ke bumi akibat


lintasan yang berbentuk elips

K2 11.97 Perubahan jarak bulan ke bumi akibat


lintasan yang berbentuk elips

Diurnal K1 23 93
23.93 Deklinasi sistem bulan dan matahari

O1 25.82 Deklinasi bulan

P1 24.07 Deklinasi matahari

Perioda panjang Mf 327.86 Variasi setengah bulanan

Mm 661.30 Variasi bulanan

Ssa 2191.43 Variasi semi tahunan

Perairan dangkal 2SM2 11.61 Interaksi bulan dan matahari

MNS2 13.13 Interaksi bulan dan matahari dgn perubahan


jarak matahari akibat lintasan berbentuk elips

MK3 8.18 Interaksi bulan dan matahari dgn perubahan


jarak bulani akibat lintasan berbentuk elips

M4 6.21
6 21 2 x kecepatan sudut M2

MS4 2.20 Interaksi M2 dan S2


Pengamatan, Analisis, dan Prediksi Pasut

Tugas utama Surveyor Hidrografi berkaitan dengan pasut :


Pengamatan, berupa kegiatan pengukuran tinggi muka air laut
Analisis, berupa hitungan untuk mendapatkan amplitudo dan fase dari
komponen-komponen pasut menggunakan metode Admiralty atau kuadrat
terkecil
Prediksi, untuk meramalkan tinggi muka air laut di masa mendatang

Bidang referensi vertikal di darat dan di laut :


Di darat : MSL
Di laut : MSL dan Chart Datum

Bidang referensi ketinggian di darat dan bidang referensi kedalaman di laut,


didasarkan pada data pasut laut

Eka Djunarsjah, 2005


Pengamatan Pasut

Tujuan
Mencatat atau merekam gerakan vertikal permukaan air laut yang terjadi secara
periodik, yang disebabkan oleh gaya tarik-menarik antara bumi dengan benda-
benda angkasa, terutama bulan dan matahari

Peralatan
Alat Pengamat Pasut Sederhana :
Palem (Tide Pole)
Alat pengamat pasut dengan pemberat
Alat pengamat pasut dengan pengapung

Alat Pengamat Pasut Otomatik (Tide Gauge) :


Jenis pelampung (float actuated)
Jenis tekanan (diaphragm pressure dan bubbler or gas pressure)

Eka Djunarsjah, 2005


Alat Pengamat Pasut (1)

Eka Djunarsjah, 2005


Alat Pengamat Pasut (2)

Tipe Pelampung

Tipe Tekanan

Eka Djunarsjah, 2005


Rumus Penentuan Chart Datum

z Perancis (Lowest Possible Low Water) : dimana,

So - 1,2 (A M2 + A S2 + A K2)
So - tinggi MSL terhadap nol palem
z Inggris (Mean Spring Low Water) : A - amplitudo komponen pasut
Ai - amplitudo komponen pasut ke-i
So - 1,1 (A M2 + A S2)

z USA (Mean Low Water/Mean Lower Low Water) :


So - A M2 (Pantai Timur)
So - [A M2 + (A K1 + A O1) cos 450] (Pantai Barat)

z Jepang (Indian Spring Low Water) :


So - (A M2 + A S2 + A K1 + A O1)

z Internasional :
So - Ai
Eka Djunarsjah, 2005
Analisis Pasut Metode Admiralty

Fungsi :

Analisis data pasut selama 15/29 hari


Penentuan konstanta harmonik pasut : K1, O1, P1, M2, S2, N2, K2, M4, dan MS4
dalam besaran amplitudo (A) dan fase (g)
Penentuan tinggi MSL (So)
Penentuan Chart Datum berdasarkan (Zo)
Penentuan kedalaman terhadap Chart Datum

z Tahapan Analisis :

Penggunaan skema dan tabel

Eka Djunarsjah, 2005


Analisis Pasut Metode Kuadrat Terkecil (1)

N
Model Matematika : y(t) = S0 + ai fi cos [2 (iti + Vi gi )]
i=1

Keterangan :

y (t) - tinggi pasut


S0 - tinggi muka laut rata-rata terhadap nol palem
ai - amplitudo komponen pasut ke-i (penentuan nilainya memerlukan pengamatan
selama bertahun-tahun)
gi - fase komponen pasut ke-i (tergantung pada lokasi pengamatan)
i - frekuensi komponen pasut ke-i
fi - argumen astronomis komponen pasut ke-i, terkait dengan presesi bidang orbit
bulan yang mempunyai periode 18,6 tahun
Vi - argumen astronomis komponen pasut ke-i, berhubungan dengan
fase masing-masing komponen di Greenwich pada saat t = 0 (tengah malam)

Eka Djunarsjah, 2005


Analisis Pasut Metode Kuadrat Terkecil (2)

Catatan :

Dalam analisis pasut yang dicari adalah amplitudo (ai) dan fase (gi) masing-masing
komponen pasut
Harga frekuensi (i) diketahui untuk setiap komponen pasut
Harga Vi dan fi merupakan fungsi dari waktu dan dapat dicari menggunakan Tabel
yang tersedia untuk metode Admiralty atau menggunakan persamaan
Sedangkan y(t) diperoleh dari data pasut pada saat t dan S0 merupakan tinggi
muka laut rata-rata

Hasil Linierisasi :
N
y (t ) = S 0 + { C i cos[2 ( i t i +V i )] + S i sin[2 ( i t i +V i ) ]}
i =1

Eka Djunarsjah, 2005


Analisis Pasut Metode Kuadrat Terkecil (3)

Besaran yang dicari adalah harga Ci dan Si, sementara harga amplitudo ai dan fase
gi diperoleh dari hubungan :
1/ 2
C i 2 + Si 2 S
ai = g i = arctan i
f i Ci

Persamaan hasil linierisasi dapat dituliskan dalam bentuk Y = A X

Ci dan Si dalam matriks X dapat ditentukan berdasarkan persamaan :

(
X = A T .P.A )1
.A T .P.Y

Eka Djunarsjah, 2005


Prediksi Pasut

Prediksi pasut pada saat tertentu di masa mendatang pada suatu lokasi dapat
dilakukan jika telah diketahui amplitudo dan fase dari beberapa komponen pasut

Dengan demikian prediksi pasut baru bisa dilakukan, jika proses analisis pasut telah
berhasil menentukan amplitudo dan fase dari beberapa komponen pasut

Untuk memprediksi pasut pada suatu waktu tertentu, y(t), digunakan kembali
persamaan :
N
y(t) = S0 + ai fi cos [2 (iti + Vi gi )]
i=1

dengan memasukkan seluruh harga S0, ai, gi, i, fi, dan Vi yang telah diketahui dari
analisis pasut

Eka Djunarsjah, 2005


Arus Pasut (Tidal Current)
Merupakan
k gerakk horisontal
h i l badan
b d air
i menuju
j dan
d
menjauhi pantai seiring dengan naik turunnya muka laut
yang disebabkan oleh gaya- gaya-gaya pembangkit pasut
Arus
A pasutt memiliki
iliki sifat
if t bergerak
b k dengan
d arah
h yang
saling bertolak belakang (bi bi--directional). Arah arus saat
air meninggi biasanya bertolak belakang dengan arah
arus saat air merendah.
merendah
Kecepatan arus pasut minimum atau efektif nol terjadi
saat air tinggi atau air rendah (slack waters), pada saat- saat-
saat tersebut pasut maksimum terjadi saat saat-saat
saat antara
air tinggi dan air rendah. Dengan demikian, perioda
kecepatan arus pasut akan mengikuti perioda pasut
yyangg membangkitkannya.
g y
12016'00" 12016'20" 12016'40" 12017'00"
-0.5 m
58'20" -1 m
-1.5 m
# an g
Mang arab omb
-2 m
-2.5 m
-3 m
>3 m

Samatar #
in g
c
58'40"

c
#
Bainang

# c
Arus Pasang
Bilalan g
c

(flood currents)
0"
59'00

c
Ke teran ga n #
Tong keton gke
Ke dalam an (me ter)
-0
0 .5
-1
-1 .5
59'20"

-2
-2 .5
-3
> -3

Kecepatan
K t
Stasiun Posisi Arah (oN) Keterangan
(m/dt)

1 120o 16' 31'' 5o 8' 24'' 0,50 300 Menuju Pasang

2 120o 16' 41'' 5o 8' 34 0,60 280 Menuju Pasang

3 120o 16' 23'' 5o 8' 50'' 0,49 305 Menuju Pasang

4 120o 16' 39'' 5o 8' 53'' 0,43 270 Menuju Pasang

5 120o 16' 35'' 5o 9' 16'' 0,44 290 Menuju Pasang

6 120o 16' 53'' 5o 9' 5'' 0,22 325 Menuju Pasang


12016'00" 12016'20" 12016'40" 12017'00"

-0.5 m
58'20" -1 m
-1.5 m
# an g -2 m
Mang arab omb
-2.5 m

-3
3m
>3 m

#g
Samatar in
c
58'40"

c
5

#
Bainang

Arus Surut
(ebb currents)
#
Bilalan g
c
c
59'00"

K teran
Ke t ga n
c
Ke dalam an (me ter) #
Tong keton gke
-0 .5
-1
-1 .5
59'20"

-2
-2 .5
-3
> -3

Stasiun Posisi Stasiun Kecepatan (m/s) Arah (oN) Keterangan

1 120o 16' 31'' 5o 8' 24'' 0,095 60 Menuju Surut

2 120o 16' 41'' 5o 8' 34 0,042 130 Menuju Surut

3 120o 16' 23'' 5o 8' 50'' 0,102 130 j Surut


Menuju
4 120o 16' 39'' 5o 8' 53'' 0,248 70 Menuju Surut

5 120o 16' 35'' 5o 9' 16'' 0,042 40 Menuju Surut

6 120o 16' 53'' 5o 9' 5'' 0,083 20 Menuju Surut


Muka Surutan atau Chart Datum ((Zo
Zo))
adalah bidang yang terletak di bawah air rendah terendah rata-
rata-
rata surut
surut,, diukur sebesar nilai muka surutan dari DT selama
penelitian atau nilai muka surutan yang telah mengalami koreksi
musim dari DT sejati
sejati..

Perhitungan nilai muka surutan dapat dilakukan dengan


menggunakan berbagai formula,
formula yaitu :
Defenisi dari Prancis (Lowest Predicted Low Water),
Zo = 1,2 (M2 + S2 + K2)
Defenisi Admiralty Inggris
Inggris,, Zo = 1,1
1 1 (M2 + S2)
Defenisi dari Pantai Timur Amerika (Mean Low Water), Z0 = M2
Defenisi dari Australia (Indian Low Water Spring),
Zo = AM2 + AS2 + AK1 + AO1
Mihardja, 1987 dalam Ongkosongo dan Suyarso
( Mihardja, Suyarso,, 1989 dan Sitepu dalam
Teknologi Survei Laut,
Laut, 1996).
Air Tinggi Tertinggi (ATT)
Datum pasut lain yang biasa dipakai untuk keperluan
hidrografi adalah air tinggi tertinggi,
tertinggi, biasa disebut
sebagai datum elevasi yang didefenisikan menurut
persamaan di bawah ini :

N
S0 + Ai
i=1

Amplitudo komponen yang dipergunakan dalam


persamaan tersebut adalah amplitudo komponen dari
M2, S2, K1, dan O1.
(Mihardja dan Setiadi dalam Ongkosongo dan Suyarso,
Suyarso, 1989)
BMPASUTPELINDOIII
AWLR
BM 1 SSP IIII
BM1SSPII
PENGIKATANSTASIUNPASUT
Elevasi Penting Pasang Surut
Dihitung selama 18,6 tahun (berulang)
MHWS Mean High Water Spring = Rata-rata Elevasi Puncak Tertinggi Pasut saat
Purnama
MHWL Mean High Water Level = rata-rata elevasi semua puncak pasut
MSL Mean Sea Level = rata-rata elevasi semua muka air
MLWL Mean Low Water Level = rata-rata elevasi semua lembah pasut
MLWS Mean Low Water Spring = rata-rata elevasi lembah terendah pasut saat
purnama
LLWL Lowest Low Water Level = elevasi muka air terendah
HHWL Highest High Water Level = Elevasi Muka Air Tertinggi
MHWS Mean High Water Spring = Rata-rata Elevasi Puncak Tertinggi Pasut saat
Purnama
MHWL Mean High Water Level = rata-rata elevasi semua puncak pasut
MSL Mean Sea Level = rata-rata elevasi semua muka air
MLWL Mean Low Water Level = rata-rata elevasi semua lembah pasut
MLWS Mean Low Water Spring = rata-rata elevasi lembah terendah pasut saat
purnama
LLWL Lowest Low Water Level = elevasi muka air terendah
BAAK UKUR PASUT
BAAKUKURPASUT
Pengikatan stasiun pengamatan pasut

Pengikatan stasiun pengamat


pasut adalah prosedur standar
yang dilakukan untuk
mengetahui kedudukan nol
palem relatif terhadap suatu titik
di pantai yang ditetapkan untuk
keperluan rekonstruksi
Pengikatan stasiun pasut
dilakukan dengan pengukuran
sipat datar untuk menentukan
beda tinggi
gg nol ppalem relatif
terhadap
h d titiki ik pengikat
ik
Jika selisih tinggi palem
terhadap titik ikat
diketahui,maka
, selisih tinggi
gg
tersebut
b nantinya i akan
k
digunakan untuk mendefinisikan
tinggi titik ikat itu sendiri setelah
datum vertikal ditentukan dari
pengamatan pasut
AWLR

Bagian AWLR:
AWLR :
1. Sistem Pelampung
2 Sumur pipa
2.
3. Pena
4 Kertas Perekam
4.
5. Jamputar
Pemanfaatan Pasut

Pencemaran perairan
Kegiatan perikanan tambak ikan
ikan//udang di
wilayah pantai
Sumber energi listrik
Perencanaan tata ruang kawasan
pesisir//pantai
pesisir
GD-3221 Hidrografi II

VARIASI MUKA LAUT NON-PASUT

Eka Djunarsjah, 2005


Variasi Muka Laut Non-Pasut

Variasi Muka Laut Non-Pasut

Berakibat tinggi muka laut sesaat, tidak dapat diprediksi


secara tepat dari pasut astronomis, karena pengaruh
faktor-faktor geomorfologi, oseanografi, dan meteorologi

Variasi Temporal Variasi Spasial

Meteorologi, oseanografi, musim, Konfigurasi lintang dan pesisir


dan pergerakan lempeng Karakteristik muara, aliran sungai,
Angin dan topografi dasar laut
Tekanan barometrik Arus dominan dan upwelling

Eka Djunarsjah, 2005

You might also like