Professional Documents
Culture Documents
MetodeRiset - 59 Jurnal Pemboran
MetodeRiset - 59 Jurnal Pemboran
MetodeRiset - 59 Jurnal Pemboran
NIM : 171151014
Mata Kuliah : Metode Riset
Tugas : Jurnal
No Topic/Title
Future Challenges of Drilling Fluid and Their Rheological
1 Measurements
Evaluasi Pipa Bor Terjepit Pada Sumur Kirana Lapangan Bumi 2014-1
4
Evaluasi Penggunaan Oil Base Mud smooth Fluid (SF 05) terhadap
42 Formasi Shale pada sumur B Lpangan R
Analisis Beban Torsi dan Drag untuk Pemilihan Pipa Bor yang akan
digunakan
44
Evaluasi Pengunaan Sistem Lumpur Sintetic Oil Base Mud dan KCL
46 Polimer pada Pemboran
Narayan H. Shanker
Chineye C. Ogugbue
Bayu Satyawira
Samsol
Randal LaVergne
Brian Logan
M. Arief Fauzan Penentuan Mata Bor yang tepat untuk pemboran interfal
Casing 5 1/2"
Ejikeme P.
Ume J. I.
Omotayo Adewale
Efeovbokhan
Vincent E
Ayoola Ayodeji
Akpanobong
Otuekong
Hussain A.
Al-Ibrahim
Dr. Mohammed A.
Bataweel Jeremy F.
Babbington
Abdul Hamid
Steve Young
Guido De Stefano
John Lee
Quan Guo
Suzana Yusup
Nur'aini Raman
Yusuf Ruzaimah
Nik Muhamad Kamil
Faisal E Yazid
Abdul Hamid
Farid Hadiaman Water cut terlalu tinggi dengan produksi water 130000
BWPD sedangkan oil 20000 BOPD
Nilo Badianchi
J. de Andrade
S. Sangesland
M. Stanko
Agus A. Zuhro Pipa Terjepit di Zona Loss pada Sumur Panas Bumi
Inyang, P.N
Iheaka, C.I
Fattah KA
Bayu Satyawira
Cahaya Rosidan
Bayu Satyawira
Ali Sundjo
O. M . Vestavik and J. Thorogood Kurangnya Efisiensi dalam kegiatan Hole Cleaning pada laju
alir yang rendah
E. Bourdelet
B. Schmalhorst and J.P Roed
M. R Greener
S. Mckeever
P. D Scott
D. Beardmore
Irfan Marshell
Abdul Hamid
Widradjat Aboekasan
Luqman Arif Formation Damage
Aris Buntoro
Sudarmoyo
Rudi Rubian Dini RS
Taufan Marhaendrajana Penurunan produksi akibat efek sumbatan di pori pori dan
perforasi
Taufan Marhaendrajana water cut tinggi, produksi minyak turun, low oil production,
dan low temperature reservoir
Kriswandani
Anas Hanafiah
Mengjiao Yu
Stefan Miksa
Siamack Shirazi
Ramadan Ahmed
Widrajat aboekasan
Bambang Kustono
Kris Pudyastuti
Irwan Yulianto
Kennedy
Abdul Hamid
Listiana Setiawati
Fernandi Kesuma Dog Leg Severity yang terlalu besar dapat menyebabkan
kegagalan pada Casing maupun Tubing
Apriandiriskina Rangga Wastu Adanya gumbo atau serpihan cutting yang besar akibat
hole cleaning
Abdul Hamid
Widia Yanti
Bima Setya Prana Jaya Kesulitan penembusan formasi saltdome yang abnormal
Abdul Hamid
Mahmood Amani
Mulia Ginting
P. Simorangkir
Ferianto Frans Wibowo Pertimbangan biaya, waktu dan resiko serta build section
lintasan yang dapat menimbulkan masalah.
Faisal E Yazid
Abdul Hamid
Hagen Hole
Bayu Satiyawan
Cahaya Rasyidan
Budiarto Eddy Widodo Clay Swelling
Rini Setiati
Simorangkir
Sulitnya menentukan Mata Bor yang Tepat dikarenakan CPF dan Spesifik Energy
banyaknya jenis Mata Bor yang terdapat dipasaran
Perbaikan efisiensi Rig dan pengurangan biaya operasional OEE (Overal Equipment Efficiency
KUPL dapat megoptimalisasikan Produksi Gas menutup lapisan produksi dan membuka
lapisan Baru
Karakteristik formasi menentukan pemilihan jenis lumpur Analisis additive dan mud type
pemboran
Penggunaan bahan minyak alami pada alternatif OBM Rheology test, mud weight, dan observasi
adanya kandungan mineral clay didalam batuan shale MBT (Methyline Blue Test)
Perbandingan penggunaan Lumpur WBM DIF dan OBM PSD Software (Particle size distribution)
DIF
Mengevaluasi penginjeksian volume udara dan laju alir Aerated Drilling Method
lumpur dari data penggunaan aerated drilling sebelumnya
Mengetahui variasi penggunaan volume fasa gas dan cair Aerated Drilling Method
untuk diinjeksikan ke dalam lumpur
Loss circulation terjadi akibat jenis formasi atau tekanan menggunakan LCM dan Semen Plug
DD dapat menjangkau target dengan meminimalkan Trial Error dengan software Dr.DE dan
resiko pemasangan toolface serta slidding
Teknik sementing yang baru (annular squeeze cementing) Annular squeeze cementing
dapat memperpanjang umur sumur dan lapangan
Temperatur mempengaruhi kinerja Well Head ketika Investigasi kerusakan Well Head effect
operasi Workover. variasi Themperatur Sumur dengan
menggabungkan Themperatur di Cassing
String dan Semen selama operasi
Workover
penggunaan tecnique tube "U" untuk atasi jepitan Pemompaan Lumpur dengan Rate tinggi
Pertimbangan design cassing sesuai dengan effisiensi Pemboran casing dan pemboran
biaya, waktu dan spesifikasi casing pada pemboran lepas konvensional
pantai
Laju Penetrasi tidak hanya dipengaruhi oleh peralatan Bit PCD (Poly Crystaline Diamond)
pemboran melainkan bergantung pada type dan berat
lumpur
Mengatur konsentrasi XC Polymer terhadap filter cake dan HPHT dan SEM (Scanning Electron
formation damage Microscopic)
Penyebab kurangnya efisiensi kegiatan hole cleaning Dual Channel Drill Pipe Drilling
Penyebab kurangnya penguatan pada lubang sumur bor Perbandingan ukuran partikel material
akibat perbedaan ukuran partikel material lumpur dengan lumpur dengan ukuran cutting
ukuran cutting
Penaggulangan Loss sirkulation dengan menggunakan Penyumbatan dengan LCM jenis CaCO3
LCM
Kontaminasi lumpur emulsi minyak terhadap batu pasir Analisa sampel core (routine)
lempungan
Penggunaan Resin pada Reservoir Unconsolidated Ultrapore 300 helium pycnometer system
dan ultra permeameter 400
menentukan kandidat resercoir yang akan di water flood numerically developed weighting function
Analisa resiko sebelum pemboran dilakukan untuk Menganalisa sensitivitas resiko dan
memberikan nilai ekonomis evaluasi cost/feet akibat hole problem
Eksentrisiti annulus sangat mempengaruhi velocity profile Investigasi numerik dan eksperimen fluida
yield-power law (YPL)n pada aliran axial
besarnya inklinasi sudut mempengaruhi pembacaan hasil Tufftrac, CBL (Cement bond logging), VDL
penyemenan (Variable Density Logging)
Bad Bonding yang terjadi di sekitar zona produktif perlu Squeeze Cementing
dilakukan perbaikan dengan squeeze cementing
Penggunaan aerated drilling untuk mengatasi problem Aerated drilling
hole cleaning
Lumpur SF-05 memberikan efek lubrikasi yang baik dan Observasi oil base mud smooth fluid (SF-
dapat menstabilkan Reactive Shale 05) terhadap formasi shale
Penentuan KOP (Kick off point) mempengaruhi nilai dog Minimum of Curvature dan Software
leg Compass Directional Well Planning
Besarnya pengaruh grade Drill Pipe yang digunakan Software Well Plan 5000.1-Torque Drag
terhadap hasil beban torsi dan drag Analysis dan Metode Perhitungan
Penurunan Rumus Rudi R.-Dodi L.
loss sirkulasi akibat adanya tekanan kejut (Surge pressure) Cement Plug Method
pada proses penurunan Casing
Perencanaan lintasan pemboran berarah ini dilakukan metode survey minimum of curvature
untuk mengurangi resiko-resiko pemboran.
Pipa dapat terjepit diakibatkan oleh adanya bridging Work on Pipe, Sirkulasi lumpur low vis dan
cutting pada open hole high vis
Aerated fluid mampu menangkal lost circualtion pada Penjabaran prinsip kerja dan metode
zona permeable pelaksanaan aerated drilling
Penggunaan metide CPF dan Spesifik Energy untuk menentukan Bit yang
tepat
Jatropha dan groundnut oil lebih baik dari diesel pada viskositas dan
density pada temperatur yang tinggi
MBT Suatu Tes untuk melihat besaran meineral clay pada larutan MB
(Methyline Blue)
Aerated drilling dengan komposisi lumpur berisi udara dan air yang
ditambah zat tambahan di pakai untuk menembus zona loss
Loss terjadi akibat formasi Porous dan di atasi dengan menggunakan LCM
atau Semen Plug
Perbedaan tingkat keausan atau kelelahan Well head setelah 5 jam operasi
Work over dan 50 jam operasi Workover
penggunaan pelumas oli bekas dan mill free pada lumpur untuk mengatasi
pipa terjepit
Berat lumpur yang didapat paling tinggi sebesar 9.7 pada kedalaman 1800 -
1850 mMD
Pipa terjepit terjadi akibat gugurnya dinding formasi yang tidak stabil (pack
off)
Pengaruh distribusi ukuran partikel drilling fluid pada kekuatan sumur bor
Penggunaan Casing Drive System (CDS) dan Drill Shoe digunakan untuk
menunjang pemboran dengan casing
Additive FLCA mampu mempertahankan sifat Rheology lumpur
Nilai skin batu pasir lempungan sebesar 8.2 saat terkontaminasi lumpur
emulsi minyak
bonding cement yang di hasilkan cukup bagus yaitu relatif kecil antara 5-
10mV
Penggunaan Lumpur Aerated Lebih Ekonomis dibandingkan jika
menggunakan Gas
Penggunaan unit injeksi gas dan penambahan RBOP (Rotating Blow Out
Preventer) tipe williams 7100 pada teknologi Underbalanced Drilling
Pada Trayek 8 1/2" terjadi Loss Circulation karena Densitas yang telalu
besar.
KOP yang baik diposisikan pada lapisan dimana memiliki lithologi tidak
terlalu lunak maupun keras.
Drill Pipe grade G-105 class premium lebih efisien dan ekonomis
dibandingkan dengan Drill Pipe grade S-135 class premium
Penggunaan Casing J-55 36 dan K-55 17 untuk zona 9 5/8 in dan 5 1/2 in
lebih ekonomis dibandingkan dengan desain awal K-55 40 dan L-80 12
Terdapat bridging cutting pada open hole 8,5 in akibat cleaning hole yang
tidak optimal
Mata Bor yang tepat untuk pemboran Casing 5 1/2" adalah Millet tooth Bit
Lumpur bahan jatropha dan groundnut memiliki performa yang baik dari
diesel dan ramah lingkungan terhadap penguraian dan flora fauna.
OBM DIF lebih efektif untuk return permeability dibanding WBM DIF.
Loss dapat diatasi dengan menggunakan LCM dan apabila gagal maka akan
ditanggulangi dengan semen plug
Model Casing yang dipakai Grade X-56 RL -45, L-80 BTC dan L-80 Vam Top
Densitas lumpur yang terlalu rendah menimbulkan collapse dan densitas
lumpur yang terlalu tinggi menimbulkan pipe sticking
Metode Dual Channel Drill Pipe Drilling dapat membersihkan lubang sumur
bor dengan efisien pada laju alir yang rendah yaitu 800-1000 LPM
Nilai Skin batu pasir lempungan lebih besar dari batu basir saat
terkontaminasi karena batu pasir lempungan bereaksi dengan air yang
menyebabkan clay swelling
Resin menaikan compresis stress batuan sebesar 840 psi sampai 1650 psi
pada kondisi uncofined mengakibatkan penurunan permeabilitas sebesar
73 % dari nilai awal sebesar 27%
Zona produktif pada sumur HA-11 sudah memiliki bonding cement yang
baik dan siap dilakukan tahapan perforasi untuk produksi.
Penggunaan Aerated drilling dapat secara efektif mengatasi masalah Hole
Cleaning pada sumur N di Lapangan Panas Bumi K
Oil base mud smooth fluid (SF-05) dapat menanggulangi shale reaktif
Penentuan kedalaman KOP yang paling baik yaitu pada kedalaman 600ft
dengan dog leg severity sebesar <7*/100ft
Hasil evaluasi Rheology lumpur Water Base Mud dan Oil Base Mud yang
baik untuk menjaga karakteristik lumpur pada saat pemboran menembus
formasi Shale
Temperatur statis dan dinamik menentukan kondisi sumur HPHT (High
Pressure High Temperature) untuk mendapatkan nilai thickening time yang
akurat
Loss Sirkulasi pada Sumur X-1 di Lapangan Pangkalan susu dapat diatasi
dengan metode Cement Plug