MetodeRiset - 59 Jurnal Pemboran

You might also like

Download as xlsx, pdf, or txt
Download as xlsx, pdf, or txt
You are on page 1of 40

Nama : WINARTO

NIM : 171151014
Mata Kuliah : Metode Riset
Tugas : Jurnal

No Topic/Title
Future Challenges of Drilling Fluid and Their Rheological
1 Measurements

STUDI LABORATORIUM PEMILIHAN ADDITIVE PENSTABIL SHALE


2 DIDALAM SISTEM LUMPUR KCL POLIMER PADA TEMPERATUR
TINGGI

HPWBM Exceeds SBM (Synthetic Base Mud) Performance in Narrow


3 Pore Pressure/Fracture Gradient Environtments

Evaluasi Pipa Bor Terjepit Pada Sumur Kirana Lapangan Bumi 2014-1
4

Optimasi Pemakaian Bit pada Pemboran Interfal Casing 5 1/2" di


5 Lapangan Babat-Kukui

Improving the Rheologycal Propertis of Water Base Mud with the


6 Adition of Cassava Starch

Potential Usage of Local Weighting Material in Drilling Fluid a


7 Subtituse to Barite

Framework for Evaluation and Improvement of Work Over Rig in


8 Oilfields
Keberhasilan Optimasi Kerja Ulang Pindah Lapisan (KUPL)
9

Optimal Selection off mud type for solving drilling problems of


10 carbonate reservoir

investigating alternatives to diesel In oil base drilling mud


11 formulations used in the oil industry

Analisis penggunaan lumpur pemboran pada formasi gumai shale


12 sumur k13,s14, dan y6 trayek 12-1/4" CNOOC SES Ltd.

Design and optimization of Drill in Fluid for a low Permeability


13 Carbonate Oil Reservoir in Central Arabia

Evaluasi penggunaan aerated drilling pada sumur dindra lapangan


14 panas bumi BPA - 08 PT. PERTAMINA UPSTREAM TECHNOLOGY
CENTER

Pressure Window Analysis for Aerated Drilling Operation in


15 Geothermal Well

Nanotechnology for oilfield applications - hype or reality ?


16
Performance comparison and optimization of PFAD (Palm Fatty Acid
17 Distillate) Biodiesel Based Drilling Fluid

Evaluasi penanggulangan loss circulation pada sumur pada sumur


18 M-1 dan M-2 Lapangan X PHE WMO

Evaluasi lintasan pemboran berarah pada sumur Z lapangan XYY


19 Petrochina International

Light- workover cementing technique expends lite of mature


20 indonesian field

Thermal Effect on Subsea - Wellhead fatique during Workover


Operations
21

Upaya atasi jepitan di zona loss dengan metode pemompaan rate


22 tinggi di sumur - sumur panas bumi

Model Perencanaan cassing pada pengeboran Eksplorasi sumur X


23 dengan surface 8-1/2 " lapangan Y lepas Pantai
The Effect of Drilling Mud Density on Penetration Rate
24

The Influence of XC-Polymer on Drilling Fluid Filter Cake Properties


25 and Formation Damage

Evaluasi Penggunaan Material dan Program Lumpur Pemboran pada


26 Sumur "DR" Lapangan "CC" PT Pertamina EP

Evaluasi Terjepitnya Rangkaian Pipa Pemboran pada Sumur "JH -


27 151" Lapangan X di PT Pertamina EP

Horizontal Drilling with Dual Channel Drill Pipe


28

Particle Size Distribition Improves Casing-While-Drilling Wellbore-


29 Strengthening Results

Evaluasi Hilang Sirkulasi pada Sumur M Lapangan B akibat Beda


30 Tekanan Hidrostatik Lumpur dengan Tekanan Dasar Lubang Sumur

Evaluasi Metode Cassing Drilling pada trayek Cassing 13 3/8 " di


31 Sumur SP 23
Penelitian Sifat-sifat Rheology Lumpur Filtrasi rendah pada
32 Temperatur Tinggi

Pengaruh Lumpur Pemboran dengan Emulsi Minyak terhadap


33 Kerusakan Formasi Batu Pasir Lempungan (Analisa Uji
Laboratorium)

Pengembangan Resin untuk Mengatasi kepasiran di Reservoir yang


34 tidak Terkosolidasi

Reservoir candidate selections for waterflood using numerically


35 developed weighting functions

Analisa resiko investasi pemboran migas area sumatera


36

Accurate Prediction of Velocity Profiles and Frictional Pressure


37 Losses in Annular YPL-Fluid Flow

Evaluasi hasil Penyemenan liner 4 1/2'' di Sumur "X" ST(Side Track)


dengan inklinasi 76 derajat
38

Analisa Squeeze Cementing berdasarkan Data Log CBL pada sumur


39 HA-11
Kinerja Operasi Aerated Drilling pada Sumur N di Lapangan Panas
40 Bumi K.

Penerapan Teknologi Pemboran Underbalance Pada Sumur


Lapangan Jatibarang Pertamina Do Hulu Cirebon
41

Evaluasi Penggunaan Oil Base Mud smooth Fluid (SF 05) terhadap
42 Formasi Shale pada sumur B Lpangan R

Pengaruh Kick off Point terhadap Perencanaan Lintasan Pemboran


43 Berarah pada Sumur "W X Y Z"

Analisis Beban Torsi dan Drag untuk Pemilihan Pipa Bor yang akan
digunakan
44

Evaluasi Perencanaan Casing Pemboran secara Teknis dan Ekonomis


pada Sumur NP03-X di Lapangan Pertamina UTC
45

Evaluasi Pengunaan Sistem Lumpur Sintetic Oil Base Mud dan KCL
46 Polimer pada Pemboran

Analisa Perencanaan Lumpur pada Lapisan Saltdome Lapangan X


47 Sumur Y

Evaluating the Effect of Additives on Drilling Fluid Characteristics


48
Special Consideration In Cementing High Pressure High
Temperature Wells
49

Evaluasi Masalah Kehilangan Lumpur pada Sumur "X-1" di Lapangan


50 Pangkalan Susu PT Pertamina EP-Asset 1

Perencanaan Lintasan Pemboran Berarah Sumur F pada Lapangan


51 Panas Bumi Darajat

Evaluasi Penggunaan RIG 550 HP untuk Program Hidrolika pada


52 Sumur X Lapangan Y

Evaluasi Penyebab Pipa Terjepit pada Sumur M Lapangan X


53

Drilling Practice With Aerated Drilling Fluid: Indonesian and


54 icelandic Geothermal Fields

Aerated Fluids for Drilling of geothermal Wells


55

Judul pengaruh pemakaian konsentrasi K-Soltex dan Bore Trole


56 terhadap sifat Rheologi Lumpur sistem KCL/Polymer untuk
mengatasi pengembangan Shale di Laboratorium
Analisa dan Evaluasi Laboratorium Penggunaan SF-05 di Lapangan
57 Sukowati

Evaluasi kinerja peralatan pemboran berarah dilapangan lepas


58 pantai "MLN" Laut Jawa

Perencanaan Lintasan dan analisi pembebanan lubang 8.5" sumur f-


59 12 Lapangan A
Authors Problem
Subhas N. Shah Teknologi lumpur berkembang sebagai media untuk
mencapai sumber daya Unconventional

Narayan H. Shanker
Chineye C. Ogugbue

ZAKKY Shale Problem

Bayu Satyawira
Samsol

Bonsal Wilton Shale Probleme, Loss Circulation

Randal LaVergne
Brian Logan

Yopy Agung Prabowo Pipa Bor Terjepit

M. Arief Fauzan Penentuan Mata Bor yang tepat untuk pemboran interfal
Casing 5 1/2"

Omotioma M. Perubahan rheology akibat penambahan Starch

Ejikeme P.
Ume J. I.

Omoniyi Penentuan Matrial pemberat pengganti Barite

Omotayo Adewale

Haitam Mansour Kurangnya Efisiensi Penggunaan alat dan biaya

Prof. Mohammad Munir Ahmad


Egie Yuda Kaesti Penurunan Laju Produksi Gas

shedid A Hole Problem dan formation damage

Anawe Paul L Penentuan pengganti diesel pada OBM terhadap


lingkungan dan performance

Efeovbokhan
Vincent E
Ayoola Ayodeji
Akpanobong
Otuekong

Fadilah widiyatna Shale Problem

Bayu Setia Wira


Ali Sunadji

Peter I. Osode Permeabilitas rendah dan formation damage

Hussain A.
Al-Ibrahim
Dr. Mohammed A.
Bataweel Jeremy F.
Babbington

Mohamad Egy Hilmy Loss Circulation dan Pipe Sticking

Abdul Hamid

Ghifari Yoga Pradana Total Loss Circulation and Pipe Sticking

Rial Dwi Martasari


Raka Aditya Pratama

Jim Friedheim Shale Problem

Steve Young
Guido De Stefano
John Lee
Quan Guo

Tharmaraj Magathevan Penggunaan Diesel menyebabkan permasalahan


lingkungan.

Suzana Yusup
Nur'aini Raman
Yusuf Ruzaimah
Nik Muhamad Kamil

Marinna Ayudinni Nakasa Loss Circulation pada formasi limestone

Varian Erwansa Lahan terbatas dan penyimpangan arah azimuth

Faisal E Yazid
Abdul Hamid

Farid Hadiaman Water cut terlalu tinggi dengan produksi water 130000
BWPD sedangkan oil 20000 BOPD

Nilo Badianchi

L. cantinelli sevillano Keausan atau Kelelahan Well head di Subsea selama


Operasi Work Over

J. de Andrade
S. Sangesland
M. Stanko

Agus A. Zuhro Pipa Terjepit di Zona Loss pada Sumur Panas Bumi

Rizal Risnul Wathan

Lino Mendonca Sulitnya design casing pada pemboran lepas pantai


Akpabio, J.U Turunnya ROP (Rate of Penetration)

Inyang, P.N
Iheaka, C.I

Shafeeg O Bilkoor Formation damage

Fattah KA

Dio Rekayandra Ketidakstabilan shale pada sumur DR

Bayu Satyawira
Cahaya Rosidan

Kalfin Ramanda Situmorang Pipe Sticking

Bayu Satyawira
Ali Sundjo

O. M . Vestavik and J. Thorogood Kurangnya Efisiensi dalam kegiatan Hole Cleaning pada laju
alir yang rendah

E. Bourdelet
B. Schmalhorst and J.P Roed

R. D Watts Kurangnya Penguatan pada lubang sumur bor akibat dari


perbedaan ukuran partikel material lumpur dengan ukuran
cutting

M. R Greener
S. Mckeever
P. D Scott
D. Beardmore

Cahaya Rosyidan Loss sirkulation di formasi talang akar pada kedalaman


1020 meter

Irfan Marshell
Abdul Hamid

Syandi Putra Kurang efektifitas dan efisiensi pemboran konvensional

Widradjat Aboekasan
Luqman Arif Formation Damage

Aris Buntoro
Sudarmoyo
Rudi Rubian Dini RS

Fitrianti MT Formation Damage pada formasi batuan pasir lempungan

Taufan Marhaendrajana Penurunan produksi akibat efek sumbatan di pori pori dan
perforasi

Gema Wahyudi Purnama


Ucok W. Siagian

Taufan Marhaendrajana water cut tinggi, produksi minyak turun, low oil production,
dan low temperature reservoir
Kriswandani

Ali Sundja Masalah besarnya biaya investasi dalam pemboran

Anas Hanafiah

Yahya Hashemian Frictional pressure losses di annular

Mengjiao Yu
Stefan Miksa
Siamack Shirazi
Ramadan Ahmed

Ruly Rakhmansyah kesulitan dalam evaluasi penyemenan sidetrack dengan


inklinasi 76 derajat

Widrajat aboekasan

Haswarpin Yithzak Pradana Bonding Cement


Riviani Kusumawardani Hole Cleaning

Bambang Kustono
Kris Pudyastuti

P. Subiatmono Lost Circulation pada formasi Vulkanik

Irwan Yulianto
Kennedy

Bonita Riany Shale Reactive

Abdul Hamid
Listiana Setiawati

Fernandi Kesuma Dog Leg Severity yang terlalu besar dapat menyebabkan
kegagalan pada Casing maupun Tubing

Irfan Friction loss yang ditimbulkan akibat gesekan pipa dengan


formasi pada pemboran berarah

Novi Pahlamadie Sulitnya pemilihan Casing pada Sumur NP03-X

Apriandiriskina Rangga Wastu Adanya gumbo atau serpihan cutting yang besar akibat
hole cleaning

Abdul Hamid
Widia Yanti

Bima Setya Prana Jaya Kesulitan penembusan formasi saltdome yang abnormal

Abdul Hamid

Uche Osokogwu Perubahan karakteristik yang diakibatkan oleh Aditif.


Joseph Atubokiki Ajienka
Andrew Nsika Okon

Priska Salim Kesulitan penetuan Thickening Time pada kondisi HPHT


(High Pressure High Temperature)

Mahmood Amani

Bhakti Haryanto Atmojo Loss Circulation ketika penurunan Casing 9 5/8

Mulia Ginting
P. Simorangkir

Ferianto Frans Wibowo Pertimbangan biaya, waktu dan resiko serta build section
lintasan yang dapat menimbulkan masalah.

Ryan Raharja Kesulitan penetuan kapasitas RIG pada sumur X

Faisal E Yazid
Abdul Hamid

Astria Karimah Pipa Terjepit

Bayu Satya Wira


Ali Sundjo

I Made Budi Kesuma Adi Putra Total lost circulation

Sturla F. Birkisson Lost circulation

Hagen Hole

Bujasuandi Maulana Shale Problem

Bayu Satiyawan
Cahaya Rasyidan
Budiarto Eddy Widodo Clay Swelling

Satria Kamira Gangguan dari peralatan pemboran berarah terhadap Hole


cleaning

Rini Setiati
Simorangkir

Maruti Tiffany Adila Kesuliatan Penentuan Tipe sumur pemboran berarah

Widrajat Abue Kasan


Hyphothesis Method
Mengkaji sistem dan teknologi fluida yang di percaya Uji simulasi parameter Rheology lumpur
mempunyai pengaruh yang besar terhadap dunia industri dengan media Rheometer dan Viscometer

Penggunaan Additive penstabil Shale pada sistem Lumpur


KCL Polimer

Perbandingan antara SBM (Synthetic Base Mud) ( Sintetic


Base Mud) dengan HPWBM ( High Performance Water
Base Mud)

Penyebab Pipa Terjepit Spotting Fluid

Sulitnya menentukan Mata Bor yang Tepat dikarenakan CPF dan Spesifik Energy
banyaknya jenis Mata Bor yang terdapat dipasaran

Pengaruh Starch terhadap Rheology Lumpur Trial eror

pemilihan penggunaan material pemberat pada drilling


Fluid menyesuaikan keadaan dan kebutuhan dilapangan

Perbaikan efisiensi Rig dan pengurangan biaya operasional OEE (Overal Equipment Efficiency
KUPL dapat megoptimalisasikan Produksi Gas menutup lapisan produksi dan membuka
lapisan Baru

Karakteristik formasi menentukan pemilihan jenis lumpur Analisis additive dan mud type
pemboran

Penggunaan bahan minyak alami pada alternatif OBM Rheology test, mud weight, dan observasi

adanya kandungan mineral clay didalam batuan shale MBT (Methyline Blue Test)

Perbandingan penggunaan Lumpur WBM DIF dan OBM PSD Software (Particle size distribution)
DIF

Mengevaluasi penginjeksian volume udara dan laju alir Aerated Drilling Method
lumpur dari data penggunaan aerated drilling sebelumnya

Mengetahui variasi penggunaan volume fasa gas dan cair Aerated Drilling Method
untuk diinjeksikan ke dalam lumpur

Penggunaan Nano Technologi guna mengantisipasi shale Reology Test


problem
PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) mampu menggantikan Rheology Test
SBM (Synthetic Base Mud)

Loss circulation terjadi akibat jenis formasi atau tekanan menggunakan LCM dan Semen Plug

DD dapat menjangkau target dengan meminimalkan Trial Error dengan software Dr.DE dan
resiko pemasangan toolface serta slidding

Teknik sementing yang baru (annular squeeze cementing) Annular squeeze cementing
dapat memperpanjang umur sumur dan lapangan

Temperatur mempengaruhi kinerja Well Head ketika Investigasi kerusakan Well Head effect
operasi Workover. variasi Themperatur Sumur dengan
menggabungkan Themperatur di Cassing
String dan Semen selama operasi
Workover

penggunaan tecnique tube "U" untuk atasi jepitan Pemompaan Lumpur dengan Rate tinggi

Pertimbangan design cassing sesuai dengan effisiensi Pemboran casing dan pemboran
biaya, waktu dan spesifikasi casing pada pemboran lepas konvensional
pantai
Laju Penetrasi tidak hanya dipengaruhi oleh peralatan Bit PCD (Poly Crystaline Diamond)
pemboran melainkan bergantung pada type dan berat
lumpur

Mengatur konsentrasi XC Polymer terhadap filter cake dan HPHT dan SEM (Scanning Electron
formation damage Microscopic)

Pengggunaan jenis lumpur dan material lumpur untuk Mud Program


interval 17 1/2 in , 12 1/4 in dan 8 1/2 in

pemilihan metode untuk mengatasi pipa terjepit Back off method

Penyebab kurangnya efisiensi kegiatan hole cleaning Dual Channel Drill Pipe Drilling

Penyebab kurangnya penguatan pada lubang sumur bor Perbandingan ukuran partikel material
akibat perbedaan ukuran partikel material lumpur dengan lumpur dengan ukuran cutting
ukuran cutting

Penaggulangan Loss sirkulation dengan menggunakan Penyumbatan dengan LCM jenis CaCO3
LCM

Drilling with casing mampu mengurangi terjadinya Menerapkan metode Non-Retrieveable


masalah pada formasi,penghematan biaya dan BHA
penghematan waktu
FLCA (Filtration Loss Control Agent) berfungsi untuk Pengujian fluid loss menggunakan HPHT
menjaga Rheology lumpur pada kondisi HPHT (High viscometer model 70
Preassure High Temperature )

Kontaminasi lumpur emulsi minyak terhadap batu pasir Analisa sampel core (routine)
lempungan

Penggunaan Resin pada Reservoir Unconsolidated Ultrapore 300 helium pycnometer system
dan ultra permeameter 400

menentukan kandidat resercoir yang akan di water flood numerically developed weighting function

Analisa resiko sebelum pemboran dilakukan untuk Menganalisa sensitivitas resiko dan
memberikan nilai ekonomis evaluasi cost/feet akibat hole problem

Eksentrisiti annulus sangat mempengaruhi velocity profile Investigasi numerik dan eksperimen fluida
yield-power law (YPL)n pada aliran axial

besarnya inklinasi sudut mempengaruhi pembacaan hasil Tufftrac, CBL (Cement bond logging), VDL
penyemenan (Variable Density Logging)

Bad Bonding yang terjadi di sekitar zona produktif perlu Squeeze Cementing
dilakukan perbaikan dengan squeeze cementing
Penggunaan aerated drilling untuk mengatasi problem Aerated drilling
hole cleaning

Penanggulangan lost circulation pada formasi vulkanik underbalanced drilling


dengan menambahkan nitrogen di dalam fasa cair

Lumpur SF-05 memberikan efek lubrikasi yang baik dan Observasi oil base mud smooth fluid (SF-
dapat menstabilkan Reactive Shale 05) terhadap formasi shale

Penentuan KOP (Kick off point) mempengaruhi nilai dog Minimum of Curvature dan Software
leg Compass Directional Well Planning

Besarnya pengaruh grade Drill Pipe yang digunakan Software Well Plan 5000.1-Torque Drag
terhadap hasil beban torsi dan drag Analysis dan Metode Perhitungan
Penurunan Rumus Rudi R.-Dodi L.

Perencanaan casing memperhatikan burst collapse dan Metode Maksimum Load


tension

Menciptakan aliran turbulen akan menghasilkan viskositas Pengoptimalan Output Pompa


rendah dan densitas tinggi untuk mengatasi ukuran
cutting yang besar

Penggunaan lumpur dengan zat additive yang tidak Trial Error


bereaksi dengan garam untuk menembus formasi
saltdome

Perubahan Properties lumpur yang diakibatkan uji Laboratorium


penambahan Aditif
Pemboran High Temperature High Pressure Desain lumpur dengan kombinasi additive
membutuhkan pengembangan teknologi yang memadai
kondisi High Temperature High Pressure

loss sirkulasi akibat adanya tekanan kejut (Surge pressure) Cement Plug Method
pada proses penurunan Casing

Perencanaan lintasan pemboran berarah ini dilakukan metode survey minimum of curvature
untuk mengurangi resiko-resiko pemboran.

Rig berfungsi sebagai tempat bergantungnya sebagian Analisis Data Kuantitatif.


besar alat pemboran.

Pipa dapat terjepit diakibatkan oleh adanya bridging Work on Pipe, Sirkulasi lumpur low vis dan
cutting pada open hole high vis

Menggunakan fluida aerated mampu mengurangi Underbalanced Drilling


kehilangan lost circulation

Aerated fluid mampu menangkal lost circualtion pada Penjabaran prinsip kerja dan metode
zona permeable pelaksanaan aerated drilling

Besarnya pengaruh penggunaan Aditif K-Soltex dan Bore Uji Laboratorium


Trone dalam mengatasi Shale Problem
SF-05 dan Saraline merupakan bahan dasar pembuatan Uji Laboratorium
Lumpur OBM

Pemboran berarah yang menggunakan peralatan rotary Minimum of curvature


steerable system akan didapat hasil yang optimal

Penentuan Type lintasan yang akan digunakan Minimum of Curvature


berdasarkan besaran beban yang akan diterima rangkaian
pipa bor
Findings
Penemuan sistem fluida terbaru

Penggunaan Soltex untuk penstabil Temperatur Lumpur KCL Polimer

Pencegahan Problem Pemboran dengan menggunakan Lumpur HPWBM


( High Performance Water Base Mud )

Mengatasi Pipa terjepit dengan menggunakan metode Spotting Fluid


Menggunakan Pipelex

Penggunaan metide CPF dan Spesifik Energy untuk menentukan Bit yang
tepat

Semakin besar penggunaan Starch berpengaruh terhadap Rheology


Lumpur

Kriteria Matrerial pemberat yang diharapkan sebagai penggati Barit

Koleksi dan analisa efisiensi peralatan secara keseluruhan


KUPL merupakan salah satu metode stimulasi untuk meningkatkan Produksi
Sumur

Mud OBM digunakan pada kedalaman reservoir karbonat > 15000 ft

Jatropha dan groundnut oil lebih baik dari diesel pada viskositas dan
density pada temperatur yang tinggi

MBT Suatu Tes untuk melihat besaran meineral clay pada larutan MB
(Methyline Blue)

Analisis EDS (Energi Dispersive X-ray analisis) mengidentifikasi adanya


mineralogi 70-80% mineral Calcite, 5-10% Mineral Illite, Kaolinite, dan
Smectite

Mengevaluasi data penggunaan aerated drilling yang tidak optimal

Aerated drilling dengan komposisi lumpur berisi udara dan air yang
ditambah zat tambahan di pakai untuk menembus zona loss

Permasalahan Viskositas pada penggunaan Nano Technology


Properties PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) telah memenuhi spesifikasi
setelah dimodifikasi.

Loss terjadi akibat formasi Porous dan di atasi dengan menggunakan LCM
atau Semen Plug

lapisan Formasi dapat mempengaruhi arah azimuth

Water cut tinggi mengakibatkan kerusakan pada semen

Perbedaan tingkat keausan atau kelelahan Well head setelah 5 jam operasi
Work over dan 50 jam operasi Workover

penggunaan pelumas oli bekas dan mill free pada lumpur untuk mengatasi
pipa terjepit

Penggunaan pemboran cassing dapat meminimalisir waktu RIH (Run in


Hole)
ROP (Rate of Penteration ) yang konstan dibutuhkan density mud yang
stabil

Banyaknya konsentrasi XC polimer maka mud cake yang terbentuk semakin


tipis

Berat lumpur yang didapat paling tinggi sebesar 9.7 pada kedalaman 1800 -
1850 mMD

Pipa terjepit terjadi akibat gugurnya dinding formasi yang tidak stabil (pack
off)

Penggabungan dua rangkaian pipa bor dengan saluran terpisah didalamnya

Pengaruh distribusi ukuran partikel drilling fluid pada kekuatan sumur bor

Menjaga sifat fisik lumpur pemboran

Penggunaan Casing Drive System (CDS) dan Drill Shoe digunakan untuk
menunjang pemboran dengan casing
Additive FLCA mampu mempertahankan sifat Rheology lumpur

Nilai skin batu pasir lempungan sebesar 8.2 saat terkontaminasi lumpur
emulsi minyak

pengembagan Resin dapat di gunakan untuk memperkuat metrix batuan

teknik untuk memilih waterflood terhadap reservoir yang cocok

Investor mempunyai perkiraan profit sebelum eksekusi pemboran

boundary fitted coordinate system lebih akurat dari pada rectangular


coordinate system

Penggunaan Tufftrac untuk pembacaan logging di inklinasi sudut tinggi

bonding cement yang di hasilkan cukup bagus yaitu relatif kecil antara 5-
10mV
Penggunaan Lumpur Aerated Lebih Ekonomis dibandingkan jika
menggunakan Gas

Penggunaan unit injeksi gas dan penambahan RBOP (Rotating Blow Out
Preventer) tipe williams 7100 pada teknologi Underbalanced Drilling

Pada Trayek 8 1/2" terjadi Loss Circulation karena Densitas yang telalu
besar.

KOP yang baik diposisikan pada lapisan dimana memiliki lithologi tidak
terlalu lunak maupun keras.

Drill Pipe grade G-105 class premium lebih efisien dan ekonomis
dibandingkan dengan Drill Pipe grade S-135 class premium

Penggunaan Casing J-55 36 dan K-55 17 untuk zona 9 5/8 in dan 5 1/2 in
lebih ekonomis dibandingkan dengan desain awal K-55 40 dan L-80 12

Penambahan zat additive modifier untuk mengatasi cutting yang berukuran


besar

Lumpur saltdome compatible terhadap lapangan X sumur Y

Fluida Pottasium Base Mud mampu meminimalisir Hidrasi terhadap Shale.


semakin tingginya temperatur akan mengurangi plastic viscosity dan yield
viscosity. Pada sumur bertekanan tinggi perlu dipertimbangkan anticipated
bottomhole pressure.

Tekanan kejut (surge pressure) yang mengakibatkan formasi pecah

Lintasan Pemboran berarah pada sumur F menggunakan J type Well.

Beban maksimum tidak boleh melebihi kapasitas Rig.

Terdapat bridging cutting pada open hole 8,5 in akibat cleaning hole yang
tidak optimal

underbalanced drilling dengan aerated mampu meningkatkan ROP dan


memperpanjang umur Bit

Aerated fluid akan mengunrangi densitas kolom tekanan hidrolika sumur.

Perubahan Temperatur mempengaruhi Rheology lumpur


Additive Saraline lebih bagus sebagai bahan dasar pembuatan OBM

Interval untuk trayek 8.5" menggunakan Rotary Steerable system bisa


mempertahankan inklinasi

Tipe J Shape mengalami penyimpangan sebesar 25 m dan hanya dapat


menembus 2 formasi
Result
Untuk menjawab tantangan pemboran dimasa yang akan datang di
perlukan pemahaman perilaku lumpur pada tahapan molekuler

Penggunaan Soltex dan Duranex pada Lumpur L.B2 mampu mengontrol


Sifat Lumpur pada temperatur 80 F - 280F

Penggunaan HPWBM lebih efektif dibandingkan dengan SBM (Synthetic


Base Mud)

Permasalahana yang diakibatkan oleh Diferential sticking dapat diatasi


dengan metode Spotting Fluid menggunakan Pipelex

Mata Bor yang tepat untuk pemboran Casing 5 1/2" adalah Millet tooth Bit

Penggunaan Starch 4 % Lebih optimum terhadap Rheology

Ilmenite lebih efektif untuk menggantikan Barit pada pemboran Migas

memperbaiki keefektifitasan mesin yang dipilih Rig Workover dari 29% ke


70%
dengan metode stimulasi KUPL didapat kenaikan produksi sebesar Gas
sebesar 781%

Drill in Fluid dan Biopolimer optimum digunakan pada reservoir karbonat

Lumpur bahan jatropha dan groundnut memiliki performa yang baik dari
diesel dan ramah lingkungan terhadap penguraian dan flora fauna.

untuk mengatasi problem shale yang mengandung mineral illite pada


lapangan K-13, S-14, dan Y-6, digunakan Lumpur OBM.

OBM DIF lebih efektif untuk return permeability dibanding WBM DIF.

Dengan menambah volume udara dan laju alir lumpur dapat


mengoptimalkan penggunaan aerated drilling

Pressure window efektif di gunakan untuk mengantisipasi problem


pemboran Geothermal

Nano Technologi tidak efektif untuk penanggulangan problem shale, karena


tidak tahan terhadap tekanan dan temperatur yang tinggi serta
terbentuknya mud cake yang terlalu tebal
Modifikasi PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) mampu menggantikan SBM
(Synthetic Base Mud) karena kandungan toksin yang lebih rendah sehingga
ramah lingkungan.

Loss dapat diatasi dengan menggunakan LCM dan apabila gagal maka akan
ditanggulangi dengan semen plug

Dilakukan directional drilling untuk penghematan lahan dan penggunaan


tool face serta slidding untuk mengatasi masalah pembelokan arah azimuth
pada directional drilling

Kebocoran casing dan packer dapat diatasi dengan annluar squeeze


cementing

Lamanya Operasi Workover berpengaruh pada tingkat Keausan atau


Kelelahan Well Head akibat dari kenaikan dan penurunan Temperatur

dengan pemompaan Lumpur 70 m dengan SPM berhasil melepaskan


jepitan

Model Casing yang dipakai Grade X-56 RL -45, L-80 BTC dan L-80 Vam Top
Densitas lumpur yang terlalu rendah menimbulkan collapse dan densitas
lumpur yang terlalu tinggi menimbulkan pipe sticking

XC Polimer berperan meningkatkan properties, rheology serta


meminimalisir penyempitan akibat mud cake yang tebal

Berdasarkan program lumpur sumur DR digunakan jenis Lumpur Gel water


pada interval 17 1/2 in dan KCL Polimer pada interval 12 1/4 in dan 8 1/2 in

Pipa terjepit dapat diatasi dengan menggunakan metode back off

Metode Dual Channel Drill Pipe Drilling dapat membersihkan lubang sumur
bor dengan efisien pada laju alir yang rendah yaitu 800-1000 LPM

Penguakan lubang sumur dengan CWD telah di capai dengan mengisi


distribusi ukuran partikel dari 100 mikron ke 2000 mikron

Problem loss pada kedalaman 3395,38 ft dapat diatasi menggunakan LCM


dengan jenis CaCO3

Penggunaan pemboran cassing pada sumur SP 23 terbukti banyak memiliki


keuntungan,penghematan biaya dan waktu
FLCA mampu mempertahankan Rheology lumpur sampai 200 C

Nilai Skin batu pasir lempungan lebih besar dari batu basir saat
terkontaminasi karena batu pasir lempungan bereaksi dengan air yang
menyebabkan clay swelling

Resin menaikan compresis stress batuan sebesar 840 psi sampai 1650 psi
pada kondisi uncofined mengakibatkan penurunan permeabilitas sebesar
73 % dari nilai awal sebesar 27%

ditemukan reservoir yang cocok berdasarkan fluid properties

Nilai ekonomis pada pemboran di area sumatera berdasarkan analisa resiko


tertinggi tercapai pada harga 40 USD/bbl

Peningkatan accentricity dari inner pipa menurunkan frictional pressure


losses di annular

Penyemenan di Sumur X ST tidak perlu dilakukan remedial cementing


(secondary cementing) dikarenakan hasil penyemenan cukup bagus dalam
menyekat zona prospek (interval 1758-1761,6 mMD)

Zona produktif pada sumur HA-11 sudah memiliki bonding cement yang
baik dan siap dilakukan tahapan perforasi untuk produksi.
Penggunaan Aerated drilling dapat secara efektif mengatasi masalah Hole
Cleaning pada sumur N di Lapangan Panas Bumi K

Tekanan Underbalance Drilling diubah menjadi 350 psi, dan Densitas


Lumpur Aerasi sebesar 4.6 ppg untuk mengatasi Lost Circulation

Oil base mud smooth fluid (SF-05) dapat menanggulangi shale reaktif

Penentuan kedalaman KOP yang paling baik yaitu pada kedalaman 600ft
dengan dog leg severity sebesar <7*/100ft

Drill Pipe grade G-105 Recommended untuk digunakan pada Pemboran


Berarah di Lapangan Joss

Desain Casing Sumur NP03-X ekonomis menggunakan jenis Casing K-55, J-


55, J-55 36 dan K-55 94.

SOBM pada trayek 17,5 in dapat mengurangi kereaktifan Clay dan


menyelubungi cutting bor di anulus sehingga cutting tidak lengket dan
menggumpal.

Penggunaan lumpur saltdome saturated polimer cocok untuk formasi


saltdome

Hasil evaluasi Rheology lumpur Water Base Mud dan Oil Base Mud yang
baik untuk menjaga karakteristik lumpur pada saat pemboran menembus
formasi Shale
Temperatur statis dan dinamik menentukan kondisi sumur HPHT (High
Pressure High Temperature) untuk mendapatkan nilai thickening time yang
akurat

Loss Sirkulasi pada Sumur X-1 di Lapangan Pangkalan susu dapat diatasi
dengan metode Cement Plug

Sumur menggunakan J type dengan BUR 3*/100ft, dan terbukti minim


resiko.

Kapasitas RIG sebesar 550 hp mampu menahan beban rangkaian sebesar


504 hp pada sumur X Lapangan Y

Sumur di lakukan abandon karena tidak ekonomis.

Pengunaan aerated di beberapa daerah lebih produktif karena dapat


mencegah lost circulation

booster dan kompresor sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan


aerated drilling dalam mengunjeksikan udara.

Bore Trole lebih mampu menangani Shale Problem dibandingkan dengan K-


Soltex
dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa SF-05 dapat dijadikan sebagai
bahan dasar pembuatan OBM untuk diaplikasikan di Lapangan Sukowati

Penggunaan downhole drilling motor dapat direkomendasikan sebagai


peralatan standar pada directional drilling

lintasan sumur Type S dapat menembus 4 target lapisan formasi pada


sumur f-12 Lapangan A

You might also like