Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Community Health

VOLUME I No 1 April 2013 Halaman 18 - 28


Artikel Penelitian

Lama Rawat Inap Penderita Diare Akut Pada Anak Usia


Di Bawah Lima Tahun Dan Faktor Yang Berpengaruh Di
Badan Rumah Sakit Umum Tabanan Tahun 2011
Gusti Ayu Dewi Widiantari *1, Ketut Tangking Widarsa 1

Alamat: PS Ilmu Kesehatan Masyarakat Fak. Kedokteran Universitas Udayana


Email: ayu_widia90@yahoo.com
*Penulis untuk berkorespondensi

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the average length of stay (ALOS) of
acute diarrhea among children under five years old as well as identify factors that
influence it.
This study uses a retrospective cohort design, where 147 acute diarrhea patients
under five years old in BRSU Tabanan during January-June 2011 was defined as the
cohort members and 101 out of them was selected randomly as the study samples.
Secondary data was collected by reviewing medical records of a sample file. Then
analyzed using survival analysis with the Life Table method, Kaplan-Meier and Cox
regression.
The study results indicate that the ALOS of acute diarrhea among children under
five years old was 103 (CI 95%: 94.5-112.1) hours. The ALOS among infant and
patients with severe dehydration were108.2(CI 95%: 95.5-120.1) and
157.2(CI(95%:132.4-181.9) hours respectively. Infant and severe dehidration
significant effect on the length of stay of acute diarrhea in children under five years
old with HR = 2.02(95%CI:1.5-3.9) and 12.2(95% CI: 5.1-29.2) respectively.
The ALOS of acute diarrhea in children under five years old at Tabanan BRSU
was 103 hours, it was exceed WOH standards are set for four days. Severe dehidration
and age under 12 years old effect on the length of stay. It is advisable for management
to improve the quality of hospital inpatient services to conform to standards
established by WOH.

Key Words: acute diarrhea, length of hospitalizations

PENDAHULUAN bawah lima tahun. Selain itu diare dan


Penyakit diare termasuk 10 penyakit gastroenteritis merupakan penyakit urutan
terbanyak dan paling banyak terjadi pada pertama yang menyebabkan pasien rawat
anak usia di bawah lima tahun. Pada tahun inap di rumah sakit berdasarkan sepuluh
2007, di Bali tercatat sebanyak 75.704 peringkat utama pasien rawat inap di
kasus diare dimana 45.727 (60,4%) kasus rumah sakit di Bali (Depkes RI, 2011). Hasil
diare tersebut terjadi pada anak usia di Survei Morbiditas Diare di Indonesia yang

Community Health 2013, II:1 18


dilakukan pada tahun 2010 juga khususnya di Badan Rumah Sakit Umum
menunjukkan bahwa proporsi penderita Tabanan belum dilakukan kajian terhadap
diare terbesar pada balita (Depkes RI, ALOS pasien diare akut pada anak dan
2010). Di samping kejadiannya tinggi, faktor yang mempengaruhinya. Oleh
penyakit diare juga merupakan penyebab karena itu, maka dalam artikel ini akan
kematian utama pada anak usia di bawah dibahas gambaran lama rawat inap,
lima tahun dengan case fatality rate (CFR) pengaruh faktor umur, status gizi,
sebesar 1,03-2,7% (WHO, 2000). pemberian ASI ekskusif, derajat dehidrasi,
dan kelas perawatan terhadap lama rawat
Lama rawat pasien diare akut ditentukan
inap pasien diare akut pada anak usia di
oleh banyak faktor. Beberapa penelitian
bawah lima tahun di BRSU Tabanan.
melaporan bahwa pemberian probiotik
dapat memperpendek lama rawat diare
METODE
akut (Chen CC. dkk, 2010; Rosenfeldt V. Penelitain dirancang sebagai penelitian
dkk, 2002). Selain itu, pemberian kohort retrospektif dengan anggota
kolostrum dapat mempercepat kohortnya adalah pasien umur di bawah
kesembuhan pasien diare akut pada bayi lima tahun, yang dirawat inap dengan
dan anak balita (Suwarba IGN. dkk, 2010). diagnose A09 (Diarrhoea dan
Pemberian suplemen Zink juga dapat Gastroenteritis/diare akut). Pengumpulan
mempercepat kesembuhan pasien diare data dilakukan pada bulan Juni-Juli 2011
akut pada anak (Trivedi SS. dkk, 2009). dengan menelaah berkas rekam medis
Intake makanan juga berpengaruh pasien umur di bawah lima tahun yang
terhadap lama rawat pasien diare akut pada dirawat inap dengan diagnosa A09
anak (Islam M. dkk, 2008). (Diarrhoea dan Gastroenteritis/diare akut)
Rerata lama perawatan atau Average pada bulan Januari sampai Juni 2011 di
Length of Stay (ALOS) merupakan salah BRSU Tabanan.
satu indikator yang digunakan untuk Semua pasien di bawah lima tahun yang
mengukur tingkat efisiensi dan mutu dirawat inap dengan diagnose A09 (diare
pelayanan perawatan. Apabila ALOS tinggi, akut) mulai bulan Januari sampai dengan
maka dikatakan mutu pelayanan rumah Juni 2011 dijadikan populasi terjangkau
sakit buruk. Di samping itu, ALOS yang dengan jumlah sebanyak 147 pasien.
tinggi juga berdampak terhadap biaya Kerangka sampel disusun berdasarkan
perawatan yang harus ditanggung oleh tanggal mulai dirawat. Dari kerangka
penderita dimana semakin lama dirawat sampel ersebut tersebut dipilih sebanyak
semakin banyak biaya perawatan yang 101 pasien sampel secara sistematik
harus ditanggung. Sampai saat ini

Community Health 2013, II:1 19


random sampling berdasarkan asumsi Karakteristik Sampel
bahwa median lama rawat 5 hari dengan Dari 101 sampel pasien rawat inap diare
tingkat reliabilitas sampel 95% dan power akut dengan usia di bawah lima tahun,
penelitian 80%. sebagian besar (90,1%) dari mereka
berumur di bawah 36 bulan. Status gizi
Data dikumpulkan dari hasil telaah berkas
pada saat masuk rumah sakit kebanyakan
rekam medis sampel yang terpilih. Data
(79,2%) berstatus gizi baik dan
yang dikumpulkan meliputi tanggal mulai
sepertiganya (31,7%) diberikan ASI secara
dirawat dan tanggal dipulangkan,
ekslusif. Sebagian besar yaitu sebanyak
karakteristik pasien, tingkat dehidrasi,
77,2% dari mereka menderita dehidrasi
pengobatan yang diberikan, status gizi saat
ringan, sedang maupun berat. Mereka
mulai dirawat, riwayat pemberian ASI
dipilih dari semua jenjang kelas perawatan
ekslusif, adanya penyakit penyerta.
dan sampel terbanyak berasal dari kelas
Penghitungan rerata dan median lama
perawatan kelas 2 dan 3.
rawat menggunakan metode analisis
Lama Rawat Inap
kesintasan (life table), sedangkan analisis
Rentang lama rawat pasien diare akut di
faktor yang mempengaruhi lama rawat
BRSU Tabanan antara 10 - 151 jam dengan
dianalisis dengan metode regresi cox
rerata 103,3 (94,5-112,1) jam dan nilai
dengan variabel bebas umur, status gizi,
tengahnya sebesar 100,5 (86,6-114,4) jam
tingkat dehidrasi dan riwayat pemberian
atau lebih dari 50% pasien diare akut umur
ASI dan sebagai variabel tergantung adalah
di bawah 60 bulan dirawat lebih dari 4 hari
lama rawat inap pasien diare dengan model
(96 jam). Pasien dengan dehidrasi berat
sebagai berikut :
dirawat lebih lama dari yang tidak dehidrasi
h(ti) = ho(ti) exp ( 1z1 + 2z2 + 3z3 + 4z4)
maupun yang dengan dehidrasi ringan
Keterangan:
sampai sedang. Median lama rawat pasien
h(ti) : hazard pada waktu (ti)
h0(ti) : base line hazard pada waktu (ti) diare akut dengan dehidrasi berat adalah
k : koefisien regresi 149,0 (134,2-163,8) jam, sedangkan yang
zk : risk faktor ke k
tidak dehidrasi adalah 89,5 (85,5-93,5)
jam, serta yang dehidrasi ringan sampai
HASIL
sedang sebesar 89,0 (81,0-96,9) jam.
Dari 101 sampel yang diteliti, semua berkas
Selain itu, anak usia di bawah 12 bulan
medisnya lengkap dan semua data yang
(bayi) dirawat lebih lama dibadingkan
diperlukan bisa didapatkan dan dapat
dengan kelompok umur di atasnya. Median
dianalisis. Hasil analisis data disajikan di
lama rawat bayi adalah 107,5 (96,5-118,5)
bawah ini.
jam, sementara kelompok umur 1236

Community Health 2013, II:1 20


bulan adalah 91,5 (74,7-108,3) jam, dan pengamatan t atau dengan Hazard Ratio
kelompok umur 36-60 bulan sebesar 73,5 dari masing-masing variabel. Dari hasil
(49,0-98,0) jam. Sebaliknya tidak tampak analisis Regresi Cox ke empat faktor
perbedaan median lama rawat antara tersebut didapatkan sebagai berikut:
status gizi kurang dengan baik dan antara
Pengaruh Umur:
yang mendapatkan ASI ekslusif dengan
Dari grafik Kumulatif Hazard seperti yang
yang tidak. Data hasil analisis Kaplan Meier
disajikan pada Grafik 1, didapatkan bahwa
lama rawat pasien diare akut umur di
kelompok umur di atas 36 bulan memiliki
bawah lima tahun disajikan pada Tabel 1.
insiden rate kesembuhan (kumulatif
Faktor Yang Mempengaruhi Lama Rawat Hazard) paling tinggi dan disusul oleh
Inap
kelompok umur antara 12-36 bulan untuk
Pengaruh umur, status gizi, riwayat
setiap waktu pengamatan. Sedangkan
pemberian ASI ekslusif, dan derajat
kelompok umur < 12 bulan memiliki insiden
dehidrasi saat masuk rumah sakit dilihat
rate kesembuhan paling rendah. Perbedaan
dari ratio insiden rate sembuh dalam waktu
rate tersebut secara statistik bermakna,

Table 1. Hasil Analisis Kaplan-Meier Lama Rawat Inap Penderita Diare Akut Usia di Bawah Lima
Tahun Menurut Karakteristik Penderita.

Community Health 2013, II:1 21


dimana nilai Hazard Ratio antara kelompok Kumulatif Hazard (Grafik 1). Dari analisis
umur < 12 bulan dibandingkan dengan regresi Cox didapatkan nilai Hazard Ratio
umur 36 bulan ke atas sebesar 2,018 (CI antara pasien dengan status gizi baik
95%: 1,051 3,88) dengan nilai p = 0,04 dengan gizi kurang sebesar 1,4 (CI 95%:
dan antara kelompok umur 12-36 bulan 0,55 1,96) dengan nilai p > 0,05 (Lihat
dengan kelompok umur 36 bulan ke atas Tabel 2). Hasil ini menandakan tidak
sebasar 1,36 (CI 95%: 0,84 2,19) dengan adanya perbedaan pengaruh antara status
nilai p = 0,219 (Lihat Tabel 2). Ini berarti gizi baik dan kurang terhadap lama rawat.
bayi memiliki tingkat kesembuhan lebih
Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Ekslusif:
lama dibandingkan dengan kelompok umur
Grafik 1 menunjukkan bahwa kumulatif
di atas 12 bulan.
insiden rate kesembuhan antara pasien
Pengaruh Status Gizi:
yang memiliki riwayat diberikan asi secara
Gambaran kumulatif insiden rate
ekslusif tidak jauh berbeda dengan insiden
kesembuhan antara pasien dengan status
rate kumulatif kesembuhan dari pasien
gizi baik dan yang kurang tampak
yang tidak diberikan ASI secara ekslusif.
berhimpitan satu sama lain pada grafik
Dari analisis regresi Cox diketahui bahwa

Table 2. Hasil Analisis Regresi Cox Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lama Rawat Inap
Bayi dan Balita Penderita Diare Akut.

Community Health 2013, II:1 22


Hazard Ratio antara pasien yang diberikan Target lama rawat pasien diare akut
ASI secara ekslusif dengan pasien yang menurut Depkes RI adalah 4 hari atau 96
tidak diberikan ASI secara eksklusif adalah jam (Depkes RI, 2007), sedangkan ALOS
sebesar 0,79 (CI 95%: 0,49 1,25) dengan diare akut usia di bawah 5 tahun di BRSU
nilai p = 0,318 (Tabel 2). Ini berarti riwayat Tabanan adalah 103 jam (4,29 hari). ALOS
diberikan ASI secara ekslusif tidak untuk pasien tanpa dehidrasi ataupun
berpengaruh terhadap lama rawat diare dengan dehidrasi ringan sampai sedang
akut pada anak di bawah 5 tahun. sebesar 89 jam (3,7 hari) dan pasien
dengan dehidrasi berat adalah 149 jam (6,2
Pengaruh Derajat Dehidrasi:
hari). Menurut Kasim (2002) semakin besar
Grafik kumulatif hazard antara pasien
ALOS atau ALOS yang melampaui standar
dengan tidak dehidrasi atau dengan
yang telah ditetapkan, maka rumah sakit
dehidrasi ringan sampai sedang dengan
tersebut dikatakan memiliki mutu yang
pasien dengan dehidrasi berat, tampak
buruk.
bahwa kumulatif hazard dari pasien dengan
dehidrasi berat jauh lebih rendah dari yang Lama rawat pasien diare akut di BRSU
tidak dehidrasi maupun yang dengan Tabanan secara keseluruhan hampir sama
dehidrasi ringan sampai sedang. dengan beberapa rumah sakit lain, akan
Sebaliknya, hazard kumulatif antara pasien tetapi lama rawat untuk pasien dengan
tidak dehidrasi dengan yang dehidrasi dehidrasi berat ternyata lebih lama. Lama
ringan sampai sedang tampak berimpitan rawat diare akut di BRSU Tabanan secara
(Grafik 1). Hasil analisis regresi Cox keseluruhan adalah 103,29 jam (4,3 hari)
menunjukan bahwa Hazard Ratio antara dan untuk pasien dengan dehidrasi berat
pasien yang tidak dehidrasi dengan yang selama 157,17 jam (6,5 hari), sementara di
dehidrasi berat sebasar 12, 223 (CI 95%: RSU Kota Semarang sebesar 3-4 hari
5,12 29,17) dengan nilai p = 0,00. (Riandari. dkk,2007) dan lama rawat diare
Sedangkan Hazard Ratio antara pasien akut di RSUP. H. Adam Malik dan RSU. dr.
dengan dehidrasi ringan sampai sedang Pirngadi, Medan selama 65,4 jam dan 71,2
dengan pasien dehidrasi berat sebesar jam untuk pasien dehidrasi ringansedang
12,33 (CI 95%: 5,671 26,79) dengan p = dan dehidrasi berat secara berurutan
000. Hal ini menandakan bahwa derajat (Ariyanto, 2011).
dehidrasi berat berpengaruh terhadap lama
Faktor-faktor
rawat pasien akut diare pada anak di bawah
Penyebab terbanyak diare akut pada anak
5 tahun (Tabel 2).
usia di bawah 5 tahun adalah virus rota (
Elliott, 2007; Breese dkk, 2004). Virus ini
DISKUSI

Community Health 2013, II:1 23


Grafik 1. Hazard Ratio Meenurut Kelompok Umur, Status Gizi, Asi Ekslusif, dan Derajat
dehidrasi.

akan menyebabkan gangguan pada mukosa memiliki lama rawat yang lebih panjang
usus sehingga terjadi sekresi dan motilitas dari pasien usia di atasnya.
berlebih yang menyebabkan terjadinya
Status gizi banyak dilaporkan berpengaruh
diare (Elliott, 2007; Marromichalis, 1977).
terhadap kejadian dan derajat dehidrasi
Sistem kekebalan endogen pada bayi belum
diare pada anak serta lama rawat.
bekerja secara optimal sehingga infeksi
Penelitian kohort yang dilakukan di RSUP
rotavirus pada bayi bisa lebih berat
Sarjito Yogyakarta mendapatkan bahwah
(Kesarwala dkk, 1988). Selain itu, bayi
status gizi berhubungan dengan lama rawat
cenderung mengalami dehidrasi lebih berat
diare akut, dimana anak diare akut dengan
karena berisiko mengalami kehilangan
gizi buruk cenderung lebih lama dirawat
cairan lebih tinggi dari umur di atasnya,
(Palupi dkk, 2009). Anak dengan status gizi
sehingga bayi berpotensi memerlukan
buruk cenderung akan mengalami dehidrasi
perawatan yang lebih lama dibandingkan
yang lebih berat dan daya tahan tubuh lebih
anak usia lebih dari satu tahun. Pada
jelek bila dibandingkan dengan gizi normal,
penelitian ini ditemukan bahwa bayi
yang dapat berpengaruh terhadap lama

Community Health 2013, II:1 24


rawat. Pada penelitian ini tidak terdapat gagal ginjal akut (Yusuf, 2011). Bila
pasien dengan gizi buruk dan status gizi dampak negatif tersebut terjadi, maka
didapatkan tidak berpengaruh terhadap pasien akan memerlukan perawatan yang
lama rawat diare akut. Hasil yang sama lebih lama. Pada penelitian ini didapatkan
juga ditemukan pada penelitian di RSU SoE bahwa pasien dengan dehidrasi berat
NTT (Primayani, 2009). dirawat lebih lama dari yang tidak dengan
dehidrasi atau yang mengalami dehirdasi
ASI bersama zat imun yang terkandung di
ringan sampai sedang. Penelitian ini
dalamnya akan meningkatkan daya
didukung oleh penelitian kohort yang
protektif anak terhadap penyakit infeksi
dilakukan di RSU Dr. Sarjito yang
termasuk diare akut, khususnya pemberi
mendapatkan bahwa lama rawat pasien
ASI secara eksklusif (WHO, 2000).
dengan dehidrasi berat lebih panjang dari
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
yag tidak dehidrasi atau yang dehidrasi
kejadian diare akut pada anak yang
ringan (Palupi dkk, 2009). Akan tetapi, hasil
diberikan ASI secara ekslusif lebih rendah
penelitian yang dilakukan di RSUD Zainoel
dari yang tidak mendapat ASI secara
Abidin Banda Aceh mendapatkan bahwa
ekslusif. Hasil penelitian ini tidak ditemukan
tidak terdapat hubungan antara derajat
adanya perbedaan lama rawat antara yag
dehidrasi dengan lama rawat diare akut.
mendapat ASI secara ekslusif dengan yang
Lama rawat diare akut tergantung pada
tidak mendapatkan ASI secara ekslusif.
lama diare, berat-ringan penyakit dan
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2007)
riwayat sakit yang berulang yang
di RSU Dr. Soetomo Surabaya, juga
mempengaruhi proses penyembuhan dan
mendapatkan tidak adanya perbedaan lama
pengembalian fungsi mukosa usus
rawat antara diare akut pada anak yang
(Fatimatuzzahra, 2005).
diberikan ASI dengan yang tidak diberikan
ASI. Hasil tersebut sama dengan yang Kelemahan Studi
didapatkan pada penelitian ini. Permasalahan yang dihadapi peneliti adalah
ketidakjelasan batasan riwayat pemberian
Faktor-faktor
ASI secara ekslusif. Di dalam rekam medis
Pasien dengan dehidrasi berat
hanya tercantum diberikan ASI atau tidak
mengakibatkan volume darah akan
dan tidak ada penjelasan secara tertulis
berkurang sehingga dapat terjadi dampak
pada berkas rekam medis bahwa yang
negatif seperti renjatan hipovolemik,
dimaksud diberikan ASI disini adalah
denyut nadi cepat, tekanan darah
diberikan ASI secara ekslusif. Akan tetapi
menurun, penderita menjadi lemah,
petugas rekam medis mengatakan bahwa
kesadaran menurun, gangguan elektrolit,
pemberian ASI yang dimaksud adalah
gangguan keseimbangan asam basa, dan

Community Health 2013, II:1 25


pemberian ASI secara eksklusif. memberikan izin dan kesempatan untuk
Kelemahan lainnya adalah tidak adanya melakukan penelitian di BRSU Tabanan,
catatan tentang panjang badan pasien, serta semua pihak yang telah memberikan
sehingga tidak dapat dilakukan konfirmasi kontribusi terhadap paper ini.
terhadap data status gizi pasien. Disamping
DAFTAR PUSTAKA
itu, ada keterbatasan variabel yang
1. Ariyanto. (2011). Hubungan antara
terdapat dalam rekam medis sehingga
Masa Lama Rawat di Rumah Sakit
beberapa faktor yang diduga berpengaruh
dengan Derajat Dehidrasi Akibat Diare
terhadap lama rawat tidak dapat diteliti.
Akut pada Anak-anak Usia di Bawah 5
SIMPULAN Tahun. Available:
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan http://repository.usu.ac.id/bitstream/1
pada uraian sebelumnya, maka dapat 23456789/27616.pdf. [Accessed : 4
disimpulkan bahwa median lama rawat Januari 2012]
pasien diare akut pada anak usia di bawah 2. Bresse JS, Hummelman E, Nelson EA,
5 tahun di BRSU Tabanan sebesar 100,5 Glass RI, dkk. Rotavirus in Asia: the
hari. Umur dan derajat dehidrasi Value of Surveilance for informing
berpengaruh terhadap lama rawat, dimana decisions about the Introductions of
anak usia 0-12 bulan lebih lama dirawat New Vaccine. J.Infect Dis. 2005;192
dari kelompok umur lainnya dan pasien (Supli):S1-5.
dengan dehidrasi berat juga memerlukan 3. Chen CC, Kong MS, Lai MW, Chao HC,
lama rawat jauh lebih panjang dari pasien Chang KW, Chen SY, Huang YC, Chiu
yang tidak dehidrasi atau yang mengalami CH, Li WC, Lin PY, Chen CJ, Li TY.
dehidrasi ringan sampai sedang. Adalah (2010). Probiotics have clinical,
sangat penting untuk meningkatkan mutu microbiologic, and immunologic efficacy
pelayanan pasien diare apada anak usia di in acute infectious diarrhea. Pediatr
bawah 5 tahun khususnya untuk bayi dan Infect Dis J. Feb;29(2):135-8.
pasien dengan dehidrasi berat. 4. Depkes RI. (2011). Strategi Nasional
Peningkatan Pemberian ASI tahun
UCAPAN TERIMA KASIH
2001-2005. Makalah disampaikan pada
Penulis mengucapkan terima kasih yang
Workshop Peningkatan Pemberian ASI.
tulus kepada orang tua penulis atas
Jakarta.
dukungan baik material maupun moral.
5. Depkes RI. (2010). Penanganan Diare
Selanjutnya kami juga mengucapkan
sesuai Derajat Dehidrasi. Available:
terima kasih kepada Pimpinan BRSU
http://www.depkes.go.id/downloads/T
Tabanan beserta staf yang telah

Community Health 2013, II:1 26


ataLaksanaDiare/BukuSakuLintasDiare. malabsorption. Arch Dis Child, 1977;
pdf. [Accessed : 15 Juni 2012] 52: 589-91.
6. Depkes RI. (2007). Pedoman 13. Palupi A, Hadi H, Soenarto SS. (2009).
Pemberantasan Diare Edisi ke 5. Jakarta Status Gizi dan Hubungannya Dengan
7. Elliot EJ. (2007). Acute Gastroenteritis Kejadian Diare Pada Anak Diare Akut di
in Children, BMJ 2007; 334:35-40. Ruang Rawat Inap RSUP Dr. Sarjito
8. Dewi RK. (2007). Perbedaan Lama Yogyakarta. Jurnal Gizi Klinik Indonesia,
Rawat Inap Bayi Dengan Diare Akut Vol 6, No 1: 1-7.
yang Mendapatkan ASI dan yang Tidak 14. Primayani D. (2009). Status Gizi pada
Mendapatkan ASI di RSU Dr. Soetomo Pasien Diare Akut di Ruang Inap Anak
Surabaya. Available: RSUD SoE Kabupaten Timor Tengah
http://repo.unair.ac.id/data/tugas_akh Selatan NTT. Saripedriatri, 11(2): 90-3.
ir/pdf/1250832433_abs.pdf. 15. Rosenfeldt V, Michaelsen KF, Jakobsen
[Accessed: 29 Oktober 2012] M, Larsen CN, Mller PL, Pedersen P,
9. Fatimatuzzahra. (2005). Gambaran Tvede M, Weyrehter H, Valerius NH,
Derajat Dehidrasi dan Gangguan Ginjal Paerregaard A. (2002). Effect of
Pada Diare Akut. Available: probiotic Lactobacillus strains in young
http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile children hospitalized with acute
/13-3-11.pdf. [Accessed : 23 April diarrhea. Pediatr Infect Dis J. 2002
2012] May; 21(5):411-6.
10. Islam M, Roy SK, Begum M, Chisti MJ. 16. Suwarba IGN, Sudaryat S, Hendra S,
(2008). Dietary intake and clinical Suandi IKG, Widiana R. (2010). The role
response of hospitalized patients with of bovine colostrum on recovery time
acute diarrhea. Food Nutr Bull. 2008 and length of hospital stay of acute
Mar;29(1):25-31. diarrhea in infants and children: a
11. Kesarwala HH, Fischer TJ. (1992). double-blind randomized controlled
Introduction to the Immune System. trial. Paediatr Indones 2006;46:127- .
Dalam: Joneja JMV. Breast Milk A Vital Available:
defence against infection. Can Farm http://www.paediatricaindonesiana.org
Physician, 1992; 38: 1849-55. /?q=a&a=503. [Accessed: 20
12. Mavromicalis J, Evans N, McNeish AS, September 2012]
Bryden AS, dkk. (1977). Intestinal 17. Trivedi SS, Chudasama RK, Patel N.
damage in Rotavirus and Adenovirus (2009). Effect of Zinc Supplementation
gastroenteritis assesd by dxylose in Children with Acute Diarrhea:
Randomized Double Blind Controlled

Community Health 2013, II:1 27


Trial. Gastroenterology Research
Volume 2, Number 3, June 2009, Page
168-174. Available
http://www.gastrores.org. [Acces: 20
September 2012].
18. WHO. (2000). Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Anak di RS. Geneva,
Switzerland. Available:
http://www.ichrc.org/pdf/pocketbookb
ahasa.pdf. [Accessed : 28 Desember
2011].
19. Yusuf, Sulaiman. (2011). Profil Diare di
Ruang Rawat Inap Anak. Available:
http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile
/13-4-6.pdf. [Accessed : 28 April 2012]

Community Health 2013, II:1 28

You might also like