Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

INFRASTRUKTUR

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIOTEKNIK


PADA RUAS JALAN TAWAELI TOBOLI

Slope Stability Analysis by Using Bio-Engineering Methods at Tawaeli-Toboli Road

Laela
Alumni Jurusan Teknik Sipil Universitas Tadulako-Jalan Soekarno Hatta Km. 8 Palu 94118
Email : Lelaadjafar@yah oo.com

Astri Rahayu dan Agus Dwidjaka


Jurusan Teknik Sipil Universitas Tadulako-Jalan Soekarno Hatta Km. 8 Palu 94118
Email : astri_rahayum@yah oo.com

ABSTRACT
Tawaeli - Toboli is one of road that oftentimes undergo landslide. Most of these roads are in a mountainous
area with steep slope angles . The road conditions worsened, especially the citizen do not know anywhere that is prone
to landslides. The purpose of this study was to analyze slope stability using bioengineering methods. This method is
used to increase the strength of the soil, and stabilize slopes and reduce erosion on slopes .The primary data for this
study were obtained by conducting laboratory tests, including testing of bulk density, moisture content, density and
shear testing directly without the influence of vegetation roots and the influence of vegetation roots to get the
cohesion
(c) and friction angle ( ). Data field conditions include high slope and vegetation types. Analysis of slope stability
calculated using the Slope / W. Calculation of earth pressure is calculated using the Rankine and Coulomb theories
and
calculations of stability against the collapse of the soil bearing capacity is calculated based on the equation
Hansen and Vesic .From the results of the analysis showed that the presence of plant roots can increase the
value of the cohesion and friction angle of the soil that can contribute to an increased safety factor of slope stability.
Slope stability analysis using program Slope/W at the root of the condition without having the stability of the
landslide is smaller compared with the conditions of using the roots , the results of the calculation of the shear
strength of the soil without roots is smaller than the roots and results of calculations using the stability of the retaining
wall retaining wall with the same dimensions at which point I Km 17 300, the cantilever type retaining walls
with roots influences security ineligible dimensional slope stability due to the retaining wall is not in
accordance with the conditions of soil containing the roots of plants. Increasing the value of cohesion and angle of
friction on the ground with roots influences can maintain the stability of the slope.

Keywords: retaining walls, bioengineering, landslide

ABSTRAK
Ruas Jalan Tawaeli-Toboli adalah salah satu ruas jalan yang sering mengalami longsor. Kebanyakan
dari bagian jalan ini berlokasi di daerah bergunung dengan sudut kemiringan lereng yang curam. Kondisi ruas
jalan ini cukup buruk dan pemakai jalan tidak mengetahui pada bagian mana dari lereng tersebut yang rentan
mengalami kelongsoran. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kestabilan lereng yang distabilisasi
dengan metode bioteknik. Metode ini digunakan untuk meningkatkan kekuatan tanah, menstabilkan lereng dan
mengurangi erosi pada lereng. Data utama dari studi ini diperoleh dari pengujian laboratorium termasuk uji berat jenis,
kadar air, kerapatan dan uji geser langsung dengan dan tanpa pengaruh akar vegetasi sebagai perkuatan untuk
menentukan kohesi (c) dan sudut gesernya (). Data kondisi lapangan yang dipakai adalah ketinggian lereng dan jenis
vegetasi. Analisis kestabilan lereng dikerjakan menggunakan program komputer Slope/W. Tekanan tanah dihitung
dengan metode Rankine dan Coulomb dan perhitungan stabilitas terhadap keruntuhan daya dukung tanah dihitung
menggunakan persamaan Hansen dan Vesic. Hasil analisis menunjukkan bahwa adanya akar tanaman dapat
meningkatkan nilai kohesi dan sudut geser tanah yang dapat berkontribusi untuk meningkatkan faktor aman pada
stabilitas lerengnya. Analisis kestabilan lereng dengan menggunakan program Slope/W untuk menghitung
kestabilannya terhadap longsor pada kondisi tanpa akar tanaman nilai angka amannya lebih rendah dibandingkan
dengan lereng dengan adanya akar tanaman. Hasil perhitungan kekuatan geser tanah tanpa akar menunjukkan hasil
yang lebih kecil dibandingkan dengan yang menggunakan akar tanaman. Hasil perhitungan kestabilan dinding
penahan tipe kantilever dengan dimensi dinding penahan yang sama pada titik I km 17 300, dinding penahan
dengan pengaruh akar tidak memenuhi syarat keamanan stabilitas lereng dikarenakan dimensi dinding penahan tidak
sesuai dengan kondisi tanah yang mengandung akar tanaman. Peningkatan nilai kohesi dan sudut gesek pada tanah
dengan pengaruh akar dapat menjaga kestabilan lereng.

Kata Kunci : dinding penahan, bioteknik, longsor


INFRASTRUKTUR Vol. 4 No. 1 Juni
Analisis
2014:Stabilitas
1 - 14 Lereng Dengan Menggunakan Metode Bioteknik Pada Ruas Jalan Tawaeli
Toboli
(Laela, Astri Rahayu dan Agus

PENDAHULUAN skripsi ini penulis membatasi lingkup pembahasan


a. Latar Belakang pada :
Masalah longsoran sering terjadi di Indonesia Daerah penelitian adalah lereng-lereng tanah
terutama pada saat musim hujan dan dapat pada ruas jalan Tawaeli Toboli, yaitu pada Km
mengakibatkan kerugian materi bahkan korban 17 Km 18 dari Tawaeli.
jiwa. Namun kelongsoran yang terjadi juga Parameter kuat geser yaitu nilai c, dan berat isi
dapat dikaitkan dengan faktor-faktor lain seperti tanah (), diperoleh dari pengujian laboratorium,
topografi yaitu pada tanah asli dan tanah yang
daerah setempat, sifat rembesan dan kondisi mengandung akar vegetasi.
morfologi. Longsoran secara alami terjadi antara Perencanaan dinding penahan pada daerah
lain kerena menurunnya kemantapan suatu lereng longsor (Km 17 300) tanpa pengaruh akar
akibat degradasi tanah/batuan bersamaan waktu dan vegetasi dan adanya pengaruh akar vegetasi,
usianya (Dewinta, 2004). dimensi dinding penahan yang direncanakan
Salah satu ruas jalan yang sering mengalami tetap dan parameter kuat geser (c, )
longsor adalah pada ruas jalan Tawaeli-Toboli. yang
Sebagian besar ruas jalan ini berada pada daerah berubah-ubah.
pegunungan dengan sudut lereng yang curam. Perhitungan stabilitas lereng menggunakan
Kondisi ruas jalan tersebut semakin lama semakin program Slope/W pada kondisi dengan akar
parah, terlebih lagi masyarakat pada tanaman tanahnya dianggap homogen.
umumnya belum mengetahui di mana saja yang Asumsi bahwa dalam jangka panjang akar
merupakan daerah rawan terjadinya longsor. Pada vegetasi yang tumbuh pada lereng akan tembus
daerah ini terjadi pemotongan lereng guna sampai pada bidang longsor.
memperlebar badan jalan, akibat pemotongan
lereng tersebut dapat mengurangi kestabilan lereng, b. Studi Pustaka
sehingga pada saat terjadi hujan lereng mudah 1) Pengertian Longsoran
mengalami longsor. Longsor sendiri merupakan perpindahan material
Studi menyangkut Stabilitas lereng pada pembentuk lereng berupa batuan, bahan
kawasan tersebut menjadi penting, mengingat ruas rombakan, tanah, atau material campuran
jalan Tawaeli-Toboli merupakan jalan trans tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng.
Sulawesi yang mempunyai peranan penting dalam Longsor sangat dipengaruhi oleh gaya gravitasi.
menunjang berbagai sektor dalam pembangunan Menurut Vulcanological Survey of Indonesia
serta mempunyai fungsi strategis dalam (2010), dalam Kusumarini, 2012) proses
transportasi, khususnya di daerah Sulawesi Tengah. terjadinya longsor diawali oleh meresapnya air
Berdasarkan hal tersebut serta dorongan yang akan menambah berat tanah. Jika air
untuk meminimalkan terjadinya tanah longsor, serta menembus sampai tanah kedap air yang berperan
cara penaggulangannya, maka penulis mengangkat sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi
topik tugas akhir, analisis stabilitas lereng dengan licin dan tanah pelapukan di atasnya akan
menggunakan metode bioteknik pada ruas jalan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng
Tawaeli Toboli Secara umum tipe kuruntuhan berdasarkan
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk bentuk bidang longsornya dapat dibedakan
menganalisis stabilitas lereng pada ruas jalan dalam kelompok besar yaitu :
Tawaeli Toboli. Untuk mencapai tujuan penelitian Kelongsoran Rotasi (Rotational Slip)
ini dilakukan melalui beberapa langkah objektif , Kelongsoran Rotasi adalah bergeraknya
yaitu : massa tanah dan batuan pada bidang gelincir
Menganalisis stabilitas lereng pada ruas jalan berbentuk cekung.. Dalam keruntuhan rotasi
Tawaeli Toboli terutama pada Km 17 Km 18 bentuk bidang longsorannya dapat berupa
menggunakan program Slope/W. busur lingkaran dan kurva bukan lingkaran.
Menghitung kekuatan geser tanah yang Pada umumnnya longsoran dapat berupa
mengandung akar tanaman di bandingkan busur lingkaran terjadi pada tanah-tanah yang
dengan tanpa akar tanaman. homogen sedangkan bentuk longsornya
Merencanakan dimensi c dan
menggunakan parameter dinding
denganpenahan
atau berupa kurva bukan lingkaran terjadi pada
tanah-tanah yang tidak homogen.
tanpa akar pada daerah longsor (Km 17 300).
Kelongsoran Translasi (Translational Slip)
Dalam penelitian untuk mengarahkan hasil
penelitian pada rumusan masalah, maka
penulisan
2 2
Kelongsoran Translasi adalah bergeraknya bongkahan tanah oleh perakaran tanaman.
massa tanah dan batuan pada bidang gelincir Akar-akar tanaman masuk kebongkahan-
berbentuk rata atau menggelombang landai. bongkahan tanah dan menimbulkan tempat-
Kelongsoran tempat lemah, kemudian terpecah menjadi
Translasi biasanya terjadi bilamana terdapat butiran-buitran sekunder. Vegetasi juga dapat
lapisan keras sejajar dengan permukaan meningkatkan kehilangan air tanah,
lereng, bentuk bidang longsornya hampir kehilangan air tanah yang ada tanamannya
lurus dan sejajar dengan kemiringan lereng terjadi melalui evaporasi dan transpirasi,
sedangkan tanah yang terbuka terjadi melalui
evaporasi saja. Dengan demikian tanah yang
ditumbuhi tanaman akan cepat kering.

Cara Struktural (Dinding Penahan Tanah)


Dinding penahan tanah adalah suatu
bangunan yang dibangun untuk mencegah
keruntuhan tanah. Dinding penahan tanah
diperlukan untuk menjaga agar tanah tetap
dalam keadaan stabil dan tidak mengalami
keruntuhan/longsor. Dinding penahan tanah
dapat dibangun pada daerah-daerah yang
Gambar 1. Macam- macam kelongsoran memiliki kemiringan tanah yang curam.
(Sumber : Karnawati, 2004) Fungsi dan tujuan struktur penahan tanah
yang ditempatkan di kaki lereng adalah untuk
2) Metode Bioteknik membantu kearah penstabilan lereng dan
Metode Bioteknik adalah metode konstruksi memberikan perlawanan terhadap gerakan
yang menggunakan kombinasi vegetasi dan massa tanah dan melindungi kaki lereng
material struktur. Metode ini dapat memperkuat terhadap penggeseran dan erosi. Dalam
dan menstabilkan lereng. Bentuk perlindungan mendesain dinding penahan harus memenuhi
digambarkan dengan gabungan dari penggunaan persyaratan-persyaratan tentang geser
vegetasi dan struktur dasar atau campuran (sliding), guling (overturning) dan daya
mekanik. Komponen-komponen dasar terdiri dari dukung (bearing kapasity).
beton, kayu, batu dan geofabrik. Penggunaan
vegetasi disarankan untuk tidak menanam bibit 4) Teori Tekanan Tanah Lateral
yang akan tumbuh hingga menjadi pohon dengan Untuk merancang dinding penahan tanah
diameter besar pada bagian struktur, karena akan diperlukan pengetahuan mengenai tekanan tanah
menimbulkan bahaya dari kerusakan fisik pada lateral. Besar dan distribusi tekanan tanah pada
struktur atau dinding penahan dimana akar dari dinding penahan tanah sangat bergantung pada
vegetasi akan membongkar, menempel dan regangan lateral tanah relatif terhadap dinding.
mendorong struktur (Gray, 1995). Dalam beberapa hal, hitungan tekanan tanah
Kombinasi antara dinding penahan dan vegetasi lateral ini didasarkan pada kondisi regangannya.
ini diharapkan dapat menjaga stabilitas lereng, Jika analisis tidak sesuai dengan apa yang
untuk dinding penahan dapat memberikan sebenarnya terjadi, maka dapat mengakibatkan
stabilitas menahan slip yang dalam, sedangkan kesalahan perancangan.
tanaman digunakan untuk menahan erosi dan Tekanan Tanah Saat Diam, Aktif dan Pasif
slip dangkal. Ditinjau suatu dinding penahan tanah dengan
permukaan tanah mendatar Pada Gambar
3) Perkuatan Lereng dengan Cara Vegetasi dan 3.16. mula-mula dinding tanah dan tanah
Cara Struktural urugan dibelakangnya pada kondisi diam
Cara Vegetasi elastis. Pada posisi ini tekanan tanah pada
Vegetasi mempunyai pengaruh yang dinding akan berupa tekanan tanah saat diam
bersifat (earth pressure at rest) dan tekanan tanah
melawan terhadap faktor-faktor yang erosif lateral (horizontal) pada dinding, pada
seperti hujan, topografi, dan karakteristik kedalaman tertentu (z), dinyatakan oleh
tanah. Vegetasi juga mampu memperbaiki persamaan :
agregasi tanah. Pembentukan agregat tanah
dimulai dari penghancuran bongkahan-
= Ko z (1) Permukaan Tanah Urugan horizontal
dengan : Tanah tak kohesif atau tanah granular adalah
Ko = koefisien tekanan tanah saat diam tanah-tanah yang tidak mempunyai kohesi (c
3
= berat volume tanah (kN/m ) = 0) seperti pasir, kerikil. Bila permukaan
tanah urugan horizontal (Gambar 3.17),
D in din g M en d oro ng T an a h
tekanan tanah aktif (Pa) pada sembarang
kedalaman z dari permukaan tanah atau
D ind ing puncak dinding penahan dinyatakan dengan
P e n ah an
persamaan :
Pa = z Ka (2)

B id an g L o ng so r
dengan :
2
Ka =
= tg (45 - )

Tekanan tanah aktif total (Pa) untuk dinding


penahan tanah setinggi H dinyatakan oleh
persamaan :
2
Pa = 0,5 H Ka
Dengan titik tangkap gaya pada H/3 dari
a). Tekanan tanah saat diam b). Tekanan tanah dasar dinding penahan.
aktif c). Tekanan tanah pasif

d. Hubungan regangan dan K Gambar 3. Diagram tekanan tanah aktif pada


tanah tak kohesi (Sumber : Hardiyatmo,
Gambar 2. Tekanan Tanah Lateral 2006)
(Sumber : Hardiyatmo, 2006)
Tekanan Tanah Lateral Pada Tanah
Teori Rankine Kohesif
Teori rankine (1857, dalam Bila
gesektanah mempunyai
dalam kohesi
(), maka pada(c)kedudukan
dan sudut
hardiyatmo,
rankine, tekanan tanah aktif (Pa) dinyatakan
2006), dalam analisis tekanan lateral oleh persaman :
dilakukan dengan asumsi-asumsi sebagai
2
berikut : Pa = z tg (45 - /2) 2c tg (45 - /2 (3)
a) Tanah dalam kedudukan keseimbangan 2
Karena, Ka = tg (45 - /2), maka :
plastis, yaitu sembarang elemen tanah
Pa = z Ka 2c (4)
dalam kondisi tepat akan runtuh.
b) Tanah urugan tidak berkohesi (c = 0) Dalam persaman terebut, terlihat bahwa
c) Gesekan antara dinding dan urugan terdapat kemungkinan Pa negatif, yang berarti
diabaikan atau permukaan dinding ada gaya tarik yang bekerja pada tanah. Pada
dianggap licin sempurna ( = 0) bagian tanah yang menderita gaya tarik
tersebut, tanah menjadi retak-retak. Retakan
Tekanan Tanah Lateral Pada tanah Tak
Kohesif
bila terisi oleh air hujan selain mengurangi f) Keruntuhan dinding penahan tanah
kohesi juga mengkibatkan tambahan tekanan dianggap masalah dua dimensi dengan
tanah lateral akibat tekanan hidrostatis. memperhatikan dinding penahan tanah
Teknan tanah aktif total : yang panjangnya tak terhingga.
2
Pa = 0,5 H ka 2cH (5) Ditinjau struktur dinding penahan tanah seperti
yang ditunjukan pada Gambar 5.
dengan : Luas baji tanah yang longsor A = x QR x PS
Pa = tekanan tanah aktif total ( )
PS = PQ ()
H = tinggi dinding penahan tanah
= berat volume tanah urugan QR = PQ Sin ( + )
c = kohesi tanah urugan PQ = H/Sin

Diagram tekanan tanah aktif untuk tanah


kohesif ditunjukan dalam Gambar 4.

Gambar 5 Kelongsoran ditinjau dari teori


Coulomb (Sumber : Hardiyatmo, 2006)
Tekanan tanah Aktif (Pa)
Tekanan tanah aktif metode Coulomb sama
Gambar 4. Diagram
tanah tekanan
kohesi (c tanah
> 0 dan > aktif
0) pada dengan persamaan tekanan tanah aktif cara
(Sumber : Hardiyatmo, 2006) Rankine.

Teori Coulomb
Pada hitungan tekanan tanah lateral
teori
Coulomb (1776), pengaruh gesekan antara
dinding dan tanah urug di belakangnya
diperhitungkan. Sudut gesek antara dinding
dan tanah ( ) bergantung pada kekasaran
dinding dan regangan lateral pada waktu
dinding bergerak.
Dalam menghitung tekanan tanah lateral teori Gambar 6. (a) Kondisi saat longsor (b) segi
Coulomb, terdapat beberapa anggapan- tiga gaya (Sumber : Hardiyatmo, 2006)
anggapan sebagai berikut :
2
a) Tanah adalah bahan yang isotropis dan Pa = Ka H (6)
homogen yang mempunyai sudut gesek Dengan :
dan kohesi. ( )
b) Bidang longsor dan permukaan tanah Ka = . () ( )( ) (
) ( )
(7)
urugan adalah rata.
c) Gaya gesek didistribusikan secara sama di Dalam perencanaan tembok penahan, nilai
sepanjang bidang longsor dan koefisien sudut geser dinding adalah diperkirakan
gesek f = tg . antara /2 sampai 2/3.
d) Tanah yang longsor berbentuk baji, dan
merupakan satu kesatuan. Tekanan tanah Pasif (Pp)
e) Terdapat gesekan antara dinding penahan Dengan cara yang sama tekanan tanah pasif
dan tanah urug. Tanah yang longsor dapat pula ditentukan dengan melihat Gambar
bergerak turun disepanjang dinding 7.
belakang mengembangkan gesekan.
= Sudut gesek antara dinding dan tanah
(derajat)
= Sudut kemiringan permukaan tanah
urugan (derajat)
= Sudut gesek dalam tanah (derajat)
Stabilitas Dinding Penahan
Stabilitas terhadap Penggeseran
Gaya-gaya yang menggeser dinding penahan
tanah
Gambar 7. (a) Gaya-gaya yang bekerja
akan ditahan oleh :
pada kondisi tekanan Pasif (b) Poligon gaya
a) Gesekan antara tanah dengan dasar fondasi.
untuk hitungan tekanan pasif (Sumber :
b) Tekanan tanah pasif bila di depan dinding
Hardiyatmo, 2006)
penahan terdapat tanah timbunan.

Faktor aman terhadap penggeseran (Fgs),


didefenisikan sebagai :
= 1,5 (10)

Untuk tanah granuler (c = 0) :


= = W tg (11)
dengan

Untuk tanah kohesif ( = 0) :


= (12)

Untuk tanah c- ( > 0 dan c > 0) :


= + W tg (13)
Dengan :
R = tahanan dinding penahan tanah
terhadap penggeseran
W = berat total dinding penahan dan tanah di
atas fondasi
b = sudut gesek antara tanah dan dasar
fondasi, biasanya diambil 1/3 (2/3)
ca = ad x c = adhesi antara tanah dan dasar
dinding
c = kohesi tanah dasar
ad = faktor adhesi
a) Tekanan tanah B = lebar fondasi (m)
b) Tekanan tanah pasif
Ph = jumlah gaya-gaya horizontal
Gambar 8. Tekanan tanah lateral menurut F = tg b = koefisien gesek antara tanah
Coulomb (Sumber : Hardiyatmo, 2006) dasar dan fondasi.

Stabilitas terhadap Penggulingan


2
Pp = . 1. H . Kp (8) Tekanan tanah diakibatkan oleh
latedraelngyaanng:
( ) (9) tanah urug di belakang dinding penahan,
KP = cenderung menggulingkan dinding dengan
( ) ( )
. ( ) ( ) pusat rotasi pada ujung kaki depan pelat
( )
fondasi. Momen penggulingan ini, dilawan oleh
dengan :
momen akibat berat sendiri dinding penahan
= Sudut kemiringan dinding penahan tanah
dan momen akibat berat tanah di atas pelat
terhadap garis horizontal. fondasi.
Faktor aman terhadap penggulingan , , = faktor kedalaman
(Fgl), didefinisikan sebagai : , , = faktor kemiringan
= (14) beban
dengan : = lebar dasar fondasi
= sebenarnya (m)
= + = eksentrisitas beban (m)
3
= momen yang melawan = berat volume tanah (kN/m )
, , = f aktor-faktor kapasitas dukung
penggulingan (kN.m)
= momen yang mengakibatkan
penggulingan (kN.m)
= berat tanah di atas pelat fondasi + METODE PENELITIAN
berat sendiri dinding penahan (kN) a. Lokasi Penelitian
B = lebar kaki dinding penahan Ruas jalan Tawaeli Toboli terletak di bagian
(m) utara Palu ibu kota Sulawesi Tengah. Panjang jalan
= jumlah gaya-gaya horizontal (kN) ini diperkirakan sekitar 45 Km dan berada pada
= jumlah gaya-gaya vertikal (kN) ketinggian + 3 sampai + 865 m dari muka laut.
Faktor aman terhadap penggulingan ( Lokasi perencanaan diambil sepanjang 1 Km yaitu
) pada Km 17 Km 18 dari Tawaeli.
bergantung pada jenis tanah yaitu
: b. Data Perencanaan
1,5 untuk tanah dasar granuler 1) Data Lapangan
2 untuk tanah dasar kohesif Data lapangan merupakan data yang diperoleh
melalui pengamatan langsung di lapangan
Stabilitas terhadap keruntuhan kapasitas terhadap lereng-lereng dan vegetasi pada Km 17
dukung tanah Km 18. Pada penelitian sebelumnya mengenai
Beberapa persamaan kapasitas dukung tanah studi potensi gerakan tanah sudah dilakukan
telah digunakan untuk menghitung stabilitas pengujian di laboratorium dan pengamatan di
dinding penahan tanah. lapangan (Putri, 2009), namun mengingat
kondisi lereng berubah-ubah akibat pemotongan
Persamaan Hansen (1970) dan Vesic (1975) lereng dan sering terjadinya longsor, maka
Kapasitas dukung ultimit dihitung dengan dilakukan pengujian kembali untuk mengetahui
menggunakan persamaan Hansen (1970) dan kondisi lereng yang sekarang. Gambaran lokasi
vesic (1975) untuk beban miring dan dapat dilihat pada Tabel 1.
eksentris :
= + + 0,5 (15)
dengan :
Tabel 1. Gambaran Lokasi Penelitian
Lokasi
No.
(Km)

1 17 300

2 17 500

3 17 900

pengujian laboratorium tanah (uji berat jenis, uji


2) Data Tanah berat isi, uji geser langsung, uji kadar air, dan uji
Data tanah yang digunakan adalah data primer analisa saringan).
dalam hal ini data primer adalah data hasil
Adapun hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 2. Hasil Pengujian Geser Langsung dan Berat Isi
Lokasi

(Km)
17 300
17 500
17 900

Lokasi

(Km)
17 300
17 500
17 900
Tabel 3. Hasil Pengujian Kadar Air dan Berat Jenis d. Tahapan Penelitian
Lokasi 1) Pengumpulan Data
(Km) Data Lapangan
17 300 Pengambilan sampel dilakukan pada tiga
17 500 titik
17 900
di lokasi lereng pada Km 17 300, Km 17
500 dan Km 17 900, tiap titik diambil
Tabel 4. Hasil Pengujian Analisa Saringan masing-masing 2 sampel. Kedalaman
pengambilan sampel mencapi 50 cm. Posisi
Lokasi
pengambilan sampel dapat dilihat pada
gambar 4.2 berikut:
17 300
17 500 P o sis i P e n g a mb il
an
17 900 Sampel

8 m

Keriki
B a d a n J al a l
c. Bagan Alir Penelitian n B erl e mp u n g

a = 70

Gambar 10. Sketsa pengambilan sampel


Uji Laboratorium
a) Pengujian analisa saringan
Hasil pengujian ini digunakan untuk
pengklasifikasian tanah dan menentukan
jenis tanah.
b) Pengujian berat isi tanah
Hasil pengujian ini digunakan untuk
menentukan berat isi tanah pada kondisi
kering (d) dan pada kondisi jenuh air (b),
serta untuk mengetahui tingkat kepadatan
tanah di lokasi penelitian. Hasil pengujian
digunakan untuk merencanakan dinding
penahan.
c) Pengujian kadar air
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
kadar air asli tanah
Gambar 9. Bagan Alir Perencanaan
d) Pengujian berat jenis HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengujian ini untuk mengetahui
berat spesifik tanah (Gs). a. Analisis Stabilitas Lereng Dengan
e) Pengujian geser langsung Menggunakan Metode Bishop pada Program
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan Slope W
parameter geser tanah yaitu kohesi (c) dan 1) Kondisi Tanpa Akar
Faktor keamanan minimum dengan metode
sudut gesek tanah ( ). Sampel yang
Bishop adalah sebesar 1,043. Fs = 1,043 1,5
digunakan pada pengujian adalah sampel
..... Potensi terjadinya longsor
tak terganggu. Nilai dan c
digunakan
untuk merencanakan dinding
penahan.
2) Dimensi Dinding dan Fondasi Untuk
Perhitungan Stabilitas Tipe kantilever
(cantilever walls)
a Keterangan :
a 30 cm
b = (0,4 0,7) H
1
d = (1/12 1/10)H
50
I2 = (1/12 1/10)H
l1 = b/2
H
Gambar 12. Output analisis dengan Slope W
untuk lereng pada Km 17 300 (kondisi
Df I1
tanpa akar)
d
I2

b 2) Kondisi Menggunakan Akar


Gambar 11. Dimensi tembok Gambar 4.3 faktor keamanan minimum dengan metode
Dimensi tembok penahan tipe kantilever Bishop adalah sebesar 1,454. Fs = 1,454
(Sumber : Suryolelono, 2004) 1,5 ..... Potensi terjadinya longsor
3) Analisis Stabilitas Dinding Penahan
Adapun tahapan-tahapan yang digunakan dalam
analisis ini adalah sebagai berikut :

Menentukan dimensi dinding penahan Tipe


Kantilever
a) Menghitung Tekanan Tanah
Teori Rankine
perhitungan tekanan tanah menggunakan
teori rankine.
Menghitung tekanan tanah aktif untuk Gambar 13. Output analisis dengan Slope W
tanah yang berkohesi untuk lereng pada Km 17 300 (kondisi
Menghitung tekanan tanah pasif untuk menggunakan akar)
tanah yang tidak berkohesi
Menghitung tekanan tanah pasif untuk b. Perhitungan Kekuatan Geser Tanah
tanah yang berkohesi 1) Kekuatan Geser Tanah Tanpa Pengaruh
Akar (Km 17 300)
Teori Coulomb Menghitung kekuatan geser tanah ()
Tekanan tanah aktif (Pa) = c + tg
Dalam perencanaan tembok penahan, nilai 2 = 1,940 + 0,1 tg 27,655
2
sudut geser dinding adalah diperkirakan 3 = 1,99 kg/cm
antara /2 sampai 2/3. = c + tg
b) Menghitung Stabilitas terhadap penggulingan 2 = 1,940 + 0,2 tg 27,655
2
c) Menghitung stabilitas terhadap penggeseran 3 = 2,05 kg/cm
d) Menghitung stabilitas terhadap keruntuhan = c + tg
kapasitas dukung tanah 2 = 1,940 + 0,3 tg 27,655
2
3 = 2,10 kg/cm
,
) = 2,732
2
Kp = tg (45 +
2) Kekutan Geser Tanah Dengan Pengaruh 2
Pp = (.2,041).(2,5) . (2,732) +
Akar (Km 17 300)
Menghitung kekuatan geser tanah () 2(1,940). (2,5) 2,732
= c + tg Pp = 33,461 ton/m
2 = 2,60 + 0,1 tg 32,822
3 = 2,66 kg/cm
2 Perhitungan Tekanan Tanah Aktif dan
= c + tg Pasif dengan Metode Coulomb
2 = 2,60 + 0,3 tg 32,822 Tekanan Tanah Aktif
3 = 2,80 kg/cm
2
Ka = . () ( )
( )( ) (
) ( )
= c + tg
2 = 2,60 + 0,2 tg 32,822 dengan :
2
3 = 2,73 kg/cm = 2/3 1 = 2/3 x 27,655= 18,437
2 2
Sin ( + ) = sin (90 + 27,655) = 0,785
c. Perhitungan Stabilitas Dinding Penahan 2
Sin
2
= sin 90 = 1
1) Perencanaan Dimensi Tembok Penahan Sin ( - ) = sin (90 18,437) = 0,949
Tipe Kantilever Sin ( + ) = sin (27,655 + 18,437)=
0,720
Sin ( - ) = sin (27,655 0) = 0,464
Sin ( + ) = sin (90 + 0) = 1
,
Ka = , ,
, ,
,
Ka = .
Ka = 0,326

Menghitung tekanan tanah aktif (Pa)


Gambar 14. Rencana Dimensi Tembok Penahan 2
Pa =. (1,940) (9) (0,326) 2 (1,940) (9)
0.326
2) Analisis Tekanan Tanah Aktif dan Pasif Pa = 6,989 ton/m
Dari perhitungan di laboratorium diperoleh
data data tanah sebagai berikut:
Karena Pa bekerja membentuk sudut
Tanah urugan 0
=18,437 . Maka tekanan Pa dapat
1 = 27,6550 diuraikan menjadi :
2
c1 = 1,940 ton/m Ph = Pa cos
3
w1 = 2,041 ton/m = 6,989 cos 18,437
Tanah Dasar = 6,630 ton
2 = 27,6550
2
c2 = 1,940 ton/m Pv = Pa sin
3
w2 = 2,041 ton/m
= 6,989 sin 18,437
= 2,210 ton
Perhitungan Tekanan Tanah Aktif dan
Pasif dengan Metode Rankine
Tekanan Tanah Pasif (Pp)
Tekanan Tanah Aktif
(Pa)
2 Menentukan koefisien tekanan tanah pasif
Ka = tan (45 - )
,
dengan persamaan :
2 ( )
= tan (45 ) KP =
= 0.366 2 . ()
Pa = . (1,940) (9) (0,366) - 2 (1,940) ( )( )
dengan : ( ) ( )
(9) 0.366
Pa = 9,127 ton/m = 2/3 1 = 2/3 x 27,655 = 18,437
Tekanan Tanah Pasif (Pp) Sin ( - ) = sin (90 27,655) = 0,785
2 Sin2 = sin 90 = 1
Kp = tg (45 + ) Sin ( + ) = sin (90 + 18,437) = 0,949
Sin ( + ) = sin (27,655 + 18,437 = 0,720
Sin ( + ) = sin (27,655 + 0) = 0,464 Dengan :
Sin ( + ) = sin (90 + 0) = 1 Z1 = (H)/3
Jadi :
Maka diperoleh
,
: Z1 = (9)/3
Kp = Z1 = 3 m
, , , Maka :
, Mgl = Ph.Z1
,
Kp =
, Mgl = 6,630 x 3
Kp = 5,010 Mgl = 19,891 ton.m

Menghitung tekanan tanah pasif dengan


persamaan :
2
Pp = . 1. D . Kp + 2c D
2
Pp = . (1,940) (2,5) (5,010) + 2 (1,940).
(2,5) 5,010
Pp = 53,665 ton/m

3) Menghitung gaya vertikal dan gaya


momen terhadap kaki depan pondasi.
Direncanakan lebar fondasi B = 3,600 m,
maka momen akibat gaya berat tembok
penahan dapat dihitung seperti pada Tabel 5
di bawah. Gambar 15. Dimensi tembok penahan
diketehui :
3
pasangan batu = 2,4 ton/m 5) Cek nilai eksentrisitas
3
tanah = 2,041 ton/m Titik kerja gaya resultan (R) dihitung dari
Tabel 5. Perhitungan momen akibat gaya berat titik O adalah :
ditinjau terhadap titik O ,,
d =
= ,
Luas Berat Lengan Momen
No. Penampang = 1,948m
2 (ton) (m) (ton.m)
(m ) Nilai eksentrisitas
(1) (2)
(2) (3).(4)
W1 0,5 x 8,25
= 4,125
W2 1,3 x
8,25 =
W3 5,363
3,6 x 0,75
W4 = 2,700
1,5 x 1 =
W5 1,500
0,5 x 1,5
Pv = 0,375

V = q= , 1(,)

Mw = 89,951
2
35,960 q = 12,460 ton/m
4) Perhitungan momen akibat beban lateral
Tekanan yang diperhitungkan pada
perhitungan momen akibat gaya
horizontal adalah tekanan tanah aktif Gambar 16. Tegangan yang terjadi di bawah
horosontal (Pah) = pondasi
6,630 ton.
Sehingga didapat jumlah momen :
Mgl = Ph.Z1

11 11
11
6) Perhitungan terhadap kestabilan tembok = 3,897 m
penahan A = B x L
Dalam perhitungan stabilitas tembok penahan A = 3,897 x 1
2
digunakan Pa dan Pp teori Coulomb). A = 3,897 m
Kestabilan terhadap guling (overturming).
Gaya Horizontal
vertical : Pahton
: V = 35,960 = 6,630
untuk ton
=dan gaya
27,655
0
,
Diketahui :
Jumlah momen tahanan ( Mw)=89,951 dari table faktor-faktor Daya Dukung Hansen
ton.m (1961) diperoleh : Nq = 14,1956; Nc =
Jumlah momen guling (M gl) =19,891 25,1583; N = 10,3811.
ton.m
Maka faktor keamanan terhadap bahaya Kapasitas dukung ultimit dihitung dengan
guling (Fs overturning) dapat dihitung menggunakan persamaan Hansen dan Vesic
dengan persaman : (1975) untuk beban miring dan eksentris :
qu = dc ic cNc + dq iq Df Nq + d i 0,5 B N
Fgl =
,
F =gl , Faktor kedalaman fondasi (Hansen, 1970)
dc = 1 + 0,4 (D/B)
Fgl = 4,523 > 1,5 (aman terhadap bahaya
ddc =
= 11 +
+ 0,4 (2,5/3,600),
2(D/B) tg (1 dsin
c = )
1,278
2
guling) q
dq = 1 + 2(2,5/3,600) tg 27,655 (1 sin
Kestabilan terhadap gaya geser (sliding) 2, ,
Maka faktor keamanan terhadap geser 27,655) dq = 1,194 d = 1
(Fs
sliding) dapat dihitung dengan persaman : Faktor kemiringan beban (Hansen, 1970)

Fgs = ic = iq
iq = 1 ,
Tahanan geser dinding sepanjang B = ,
3,600 m dihitung dengan menganggap ,
dasar dinding sangat kasar sehingga sudut iq = 1 ,
, , ,
geser b = dan adhesi Cd = c. iq = 0,968 ,
,
i = 1
Dengan :
,
Rh = c.B + W tg b i = 1 , , , ,
Ph = jumlah gaya-gaya horizontal
i = 0,956 ,
Fgs = , Fgs =
.
, ic = 0,968 , ic =
ic = iq
, , ,, ,
Fgs =
, 0,966
Fgs = 2,861 > 1,5 Oke Maka :
qu = dc ic cNc + dq iq Df Nq + d i 0,5 B N
Stabilitas terhadap keruntuhan qu=(1,278x (0,966) x 1,940 x 25,1583) +
kapasitas dukung tanah (1,194 x 0,968 x 2,5 x 2.041 x 14,1956) +
Dalam hal ini akan digunakan persamaan (1 x 0,956x 0,5 x 3,600 x 2,041 x 10,3811)
2
Hansen : qu = 180,438 ton/m

d =
,, Bila distribusi tekanan kontak antara tanah
= , dasar fondasi dianggap linier, maka :

= 1,948 q= 1
m

Nilai eksentrisitas
, (,)
q= 1
e= d
, q = 12,460 ton/m2 ,bila e B/6
=
(1,948) Faktor aman terhadap keruntuhan
= -0,148 m B/6 = 0.600 m kapasitas dukung :
Lebar efektif : F= 3
B = B 2e
,
= 3,600 (2 x (-0,148)) F=
,
F = 14,482 3 Oke dan menggunakan akar tanaman (1 = 2,66
2 2 2
kg/cm , 2 = 2,73 kg/cm , 3 = 2,80 kg/cm ) .
Dari hasil perhitungan stabilitas tembok penahan
dengan dimensi dinding penahan yang sama pada
titik I yaitu Km 17 300, diperoleh stabilitas
dinding penahan tipe kantilever tanpa pengaruh
akar memiliki (Fgl) = 4,523, (Fgs) = 2,861, (F) =
14,482, sedangkan dinding penahan tipe
kantilever dengan pengaruh akar memiliki (Fgl)
= -5,625, (Fgs) = -4,958, (F) = 8,011. Pada
dinding penahan tipe kantilever dengan pengaruh
akar tidak memenuhi syarat keamanan stabilitas
lereng dikarenakan dimensi dinding penahan
tidak sesuai dengan kondisi tanah yang
mengandung akar tanaman. Peningkatan nilai
kohesi dan sudut gesek pada tanah dengan
Gambar 17. Perencanaan akhir metode
pengaruh akar dapat menjaga kestabilan lereng.
Bioteknik (kombinasi dinding penahan tipe
kantilever dan vegetasi)
Dari hasil perhitungan stabilisasi dinding b. Saran
penahan diperoleh dinding penahan tipe Penelitian penggunaan jenis-jenis tanaman untuk
Kantilever dengan parameter tanah c, dan menjaga stabilitas lereng sebaiknya
tanpa pengaruh akar memiliki (Fgl), (Fgs), (F) dikembangkan lebih lanjut agar diperoleh
lebih besar dibandingkan dengan pengaruh akar. pemilihan tanaman yang tepat dalam menjaga
Dalam hal ini dimensi dinding penahan yang stabilatas lereng.
direncanakan tidak sesuai dengan kondisi tanah Untuk pengembangan penelitian selanjutnya
yang menggunakan akar tanaman. Faktor-faktor sebaiknya dilakukan penelitian perbandingan
yang mempengaruhi kestabilan lereng disamping tembok penahan tipe Kantilever dengan jenis
vegetasi dipengaruhi juga oleh air dan kondisi tembok penahan lainnya pada lereng yang
drainase, dimana air sangat berpengaruh memiliki ketinggian lebih dari 10 m.
terhadap vegetasi yang ada di belakang dinding Perencanaan dimensi dinding penahan sebaiknya
penahan. disesuaikan dengan kondisi tanah yang berada
pada lokasi perencanaan.
KESIMPULAN
a. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
Dari hasil analisis menunjukan bahwa Anwar, M.R, Pudyono, dan M, Saharuddin, 2009,
keberadaan akar tanaman dapat meningkatkan Penanggulangan Erosi Secara Struktural
nilai Pada Daerah Aliran Sungai Bango, Jurnal
kohesi dan sudut gesek tanah yang dapat Rekayasa Sipil, Fakultas Teknik Universitas
memberikan kontribusi peningkatan faktor stabilitas Brawijaya, Malang
keamanan lereng. Beberapa hasil analisis Das, B.M., 1993, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip
kestabilan Rekayasa Geoteknik), Jilid 1, Erlangga.
lereng menunjukan bahwa Jakarta.
:
Analisis stabilitas lereng dengan menggunakan Das, B.M, 1998, Mekanika Tanah (Prinsip
program Slope/W pada kondisi tanpa akar prinsip Rekayasa Geoteknis), Jilid 2,
memiliki stabilitas terhadap longsor lebih kecil Terjemahan Dalam Bahasa Indonesia,
dibandingan dengan kondisi menggunakan akar. Erlangga, Jakarta.
Sebagai contoh pada daerah kritis di Km 17 Dewinta, R, 2004, Studi Sifat Pemampatan Tanah
300 dengan kemiringan 75 diperoleh nilai Fs Longsor Pada Ruas Jalan Tawaeli Toboli,
untuk kondisi tanpa akar sebesar 1,043 dan Skripsi Universitas Tadulako. Palu.
kondisi dengan akar sebesar 1,454. Gray, D.H.and Robbin B.S, 1995, Biotecnhical and
Hasil perhitungan kekuatan geser tanah tanpa Soil Bioengineering Slope Stabilitation, John
akar lebih kecil dibandingkan dengan Wiley and Sons, Inc., New York
menggunakan akar. Sebagai contoh pada daerah
kritis di Km 17 300 tanpa akar tanaman (1 =
2 2 2
1,99 kg/cm , 2 = 2,05 kg/cm , 3 = 2,10 kg/cm )
Hardiyatmo,H.C, 1992, Mekanika Tanah I, PT. Karnawati, D, 2004, Diktat Geologi Teknik Gerakan
Gramedia, Jakarta. Massa Tanah/Batuan, Gajah Mada University
Hardiyatmo,H.C, 1994, Mekanika Tanah II, PT. Press, Yogyakarta.
Gramedia, Jakarta. Kusumarini, N, 2012, Tanah Longsor, Penyebab
Hardiyatmo,H.C, 2006, Teknik Fondasi I, Edisi Dan Rekomendasi Solusi, Fakultas Pertanian
Ketiga, Beta Offset, Yogyakarta . Universitas Brawijaya, Malang

Hardiyatmo, H.C, 2007, Mekanika Tanah IV, PT. Putri, D. A, 2009, Studi Potensi Gerakan Tanah
Gramedia, Jakarta. Pada Ruas Jalan Tawaeli Toboli, Tugas
Akhir, Fakultas Teknik Universitas Tadulako.
Hidayah, S dan Gratia, Y.R, 2007, Program Palu.
Analisis Stabilitas Lereng., Tugas Akhir,
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Santiawan, I.N.G, Wardana, I.G.N dan Redana, I.W.
Semarang 2007, Penggunaan Vegetasi (Rumput Gajah)
Dalam Menjaga Kestabilan Tanah Terhadap
Indina, L.A, 2011, Penanaman Legume Cover Crop Kelongsoran, Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol
Pada Lahan Berlereng Dengan Metoda 11, No. 1, Januari.
Templok di Hutan Pendidikan Gunung Walat,
Kabupaten Sukabumi, Fakultas Kehutanan Suryolelono, K.B. 2004, Perancangan Fondasi.
Institut Pertanian Bogor. Nafiri. Yogyakarta.

Irmawansyah, S, 2004, Analisis Penanggulangan Troung, P. Dkk, 2011, Penerapan Sistem Vetiver.
Longsor Dengan Menggunakan Perkuatan The Indonesian Vetiver Network, East Bali.
Geotekstil Pada Ruas Jalan Tawaeli Toboli.
Tugas Akhir, Fakultas Teknik Universitas
Tadulako, Palu

You might also like