Sistem Politik Indonesia Pasca Reformasi: Endang Komara STKIP Pasundan Email

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2 (2), 2015

Available online at SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal Website:


http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/SOSIO-FITK
SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2 (2), 2015, 117-124

SISTEM POLITIK INDONESIA PASCA REFORMASI

Endang Komara
STKIP Pasundan
Email: endang_komara@yahoo.co.id
Naskah diterima : 28 September 2015, direvisi : 21 Oktober 2015, disetujui : 3 Desember 2015

Abstract
This article was written with the purpose to provide analysis of the Indonesian political system after the reform. As
we know that the political system is often regarded as the allocation of values developed in the midst of society and every
citizen appreciate them as ways of life. Appreciation of the value in the middle of the community is an achievement that
fought to be obtained. Efforts made by doing internal intergenerational mobility of the political community to achieve the
degree of political stability. Post-reform, the political system for the better, in which the role of the people more real in terms
of repositioning the political system, from the selection of members of DPR / DPRD, DPD member elections, up to the
local elections directly. The distribution of power is already at a level that means, its just that people in the region do not
yet have the ability to understand that the distribution of power is an opportunity to develop the region. In contrast, the
distribution of power in the area it gave birth to the corrupt spirit ingrained in peoples lives.
Keywords: political system; the allocation of value; internal intergenerational mobility; the repositioning of the political
system; the distribution of power

Abstrak
Artikel ini ditulis dengan tujuan untuk memberikan analisis tentang sistem politik Indonesia pasca
reformasi. Sebagaimana diketahui bahwa sistem politik sering dianggap sebagai alokasi nilai yang
berkembang di tengah-tengah masyarakat dan setiap warga masyarakat menghargainya sebagai ways of
life. Penghargaan terhadap nilai di tengah-tengah masyarakat adalah sebuah prestasi yang diperjuangkan
untuk dapat diperoleh. Upaya yang ditempuh dengan melakukan mobilitas intergenerasi internal dari
komunitas politik untuk mencapai tingkat stabilitas politik. Pasca reformasi, sistem politik menjadi lebih
baik, di mana peranan rakyat lebih nyata dalam hal reposisi sistem politik, mulai dari pemilihan anggota
DPR/DPRD, pemilihan anggota DPD, sampai dengan pemilihan kepala daerah secara langsung.
Distribusi kekuasaan sudah pada tingkat yang berarti, hanya saja rakyat di daerah belum memiliki
kemampuan untuk memahami bahwa distribusi kekuasaan merupakan kesempatan untuk membangun
daerah. Sebaliknya, distribusi kekuasaan yang ada di daerah justru melahirkan semangat korup yang
sudah mengakar dalam kehidupan masysrakat.
Kata kunci: sistem politik; alokasi nilai; mobilitas intergenerasi internal; reposisi sistem politik; distribusi
kekuasaan

Pengutipan: Komara, E. (2015). Sistem Politik Indonesia Pasca Reformasi. SOSIO DIDAKTIKA: Social
Science Education Journal, 2(2), 2015, 117-124. doi:10.15408/sd.v2i2.2814.

Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/sd.v2i2.2814

Copyright 2015, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430 117


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2 (2), 2015

A. Pendahuluan politik tersebut. Tekanan terhadap sistem


Beberapa negara di dunia telah mengalami politik akan berjalan terus-menerus, dari suatu
perubahan setelah menempuh perjalanan periode kepada periode berikutnya. Indonesia
panjang, bahkan beberapa di antaranya sebagai negara yang menganut sistem politik
mengalami perubahan dalam waktu tempuh terbuka akan banyak mendapat pengaruh dan
yang relatif pendek. Hal ini disebabkan karena harus mampu mengikuti irama perubahan.
negara-negara tersebut menginginkan sesuatu Sistem politik di China yang sebelumnya sangat
yang lebih baik dari sebelumnya, sesuai dengan tertutup sekarang berusaha membuka diri
tuntutan kepentingan berbagai pihak. Perubahan kendatipun terkesan sangat hati-hati dan sedikit
itu sendiri bukanlah suatu ancaman yang demi sedikit. Kemampuan China dalam menata
berbahaya, bilamana dalam pertimbangannya sistem politiknya dapat dijadikan sebagai model
disikapi dengan memperhatikan kelebihan yang baik, sehingga lebih memperhatikan sistem
dan kekurangan dari sistem politik yang politik yang ada di dalam negeri. Walhasil China
sudah berjalan sebelumnya. Dalam konteks dapat menyesuaikan diri dengan perubahan
ini perubahan berarti menciptakan kondisi sistem politik yang terjadi di luar negeri. Pada
yang lebih baik. Bisa saja perubahan dapat sisi yang lain, sistem politik yang ada di Amerika
terjadi lebih buruk dari yang diinginkan, Serikat selalu berusaha untuk memberikan
sebagai contoh yang terjadi di Yugoslavia dan warna ideologi terhadap negara yang lainnya.
negara-negara Balkan. Runtuhnya Uni Sovyet Setiap negara lain yang berbeda keinginan
membawa bencana politik bagi negara-negara dengan Amerika Serikat selalu dianggap tidak
Balkan dengan berbagai krisis politik yang demokratis menurut pandangan Amerika Serikat.
melanda karena kemampuan sistem politik yang Sebagai contoh, pemilu yang dilaksanakan di
rapuh, sementara tekanan politik begitu kuat Iran dengan memilih presiden secara langsung,
sehingga tidak mampu membendung kuatnya demikian juga kemenangan Hammas dalam
arus tekanan terhadap sistem politik yang ada. pemilu di Palestina dianggap tidak demokratis
karena Amerika serikat menggunakan cara
Kemampuan sistem politik yang masuk ke pandang menurut kepentingan negaranya
dalam proses perubahan sistem merupakan suatu sendiri. Akibatnya proses demokratis yang
fakta, bahwa kemampuan untuk terus bertahan terjadi di dua negara tersebut dianggap sebagai
dengan sistem politik yang ada merupakan ancaman terhadap tatanan dunia, tidak lain
sebuah keniscayaan. Tekanan terhadap sistem karena kemenangan Hammas dalam pemilu
politik dapat saja disebabkan oleh perubahan Palestina dan kemenangan Mahmud Ahmad
yang datang dari dalam negeri maupun yang Dinejad dalam eemilu Presiden Iran yang tidak
datang dari luar negeri. Sebagai bagian dari dikehendaki oleh Amerika Serikat.
sistem yang luas, sistem politik Indonesia akan
selalu mendapat pengaruh dari sistem politik Kekuatan sistem politik yang ada di suatu
di luar negeri. Hal ini tidak hanya disebabkan negara dapat diangkat melalui kekuatan sendiri
oleh suatu tuntutan terhadap perubahan, dengan cara menggali potensi yang ada pada
tetapi yang paling penting adalah kemampuan negara tersebut. Kemampuan internal sistem
dari sistem politik itu sendiri dalam menjawab politik berguna untuk membentengi diri,
dan mempertahankan kehidupan berbangsa baik dari dalam maupun dari luar. Tekanan
dan bernegara secara baik. Persoalan biasanya yang datang dari dalam maupun dari luar
terletak pada kekuatan dari suatu sistem politik mempunyai kekuatan yang sama, karena
untuk mengatasi berbagai desakan dan tuntutan itu diperlukan kemampuan sistem politik
terhadaap perubahan yang kurang memadai. untuk mempertahankan dirinya. Dalam hal
ini Juliansyah mengatakan bahwa tekanan
Suatu sistem politik yang kuat dapat yang datang dari dalam negeri baisanya lebih
menghadapi berbagai tekanan politik, baik pada perubahan yang diinginkan oleh warga
yang muncul dari sistem politik itu sendiri masyarakat untuk memenuhi keinginan dan
maupun tekanan yang datang dari luar sistem tuntutan yang lebih baik, akan tetapi membawa

118 Copyright 2015, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2 (2), 2015

dampak negatif bilamana perubahan tersebut dilakukan secara sembarang atau oleh siapa
tidak memiliki arah yang jelas terhadaap saja, melainkan oleh lembaga masyarakat yang
perubahan yang dinginkan.1 memiliki kewenangan untuk itu.
Berdasarkan pendapat di atas tampak Sementara itu, Easton menyatakan ada
jelas bahwa tekanan dari dalam negeri lebih 4 (empat) asumsi yang mendasari bangunan
disebabkan oleh adanya keinginan untuk pemikirannya yang bersifat umum dalam
mencapai perubahan, sementara tekanan dari mengkaji suatu sistem politik sebagai berikut.
luar negeri lebih mengarah pada kepentingan Pertama, ilmu pengetahuan memerlukan suatu
negara asing lengkap dengan agenda perubahan konstruksi atau bangunan yang sistematis untuk
sesuai dengan kepentingan negara asing yang mensistematisasikan (menyusun) fakta atau data
membawa agenda perubahan tersebut. yang ditemukan. Kedua, para pengkaji kehidupan
politik harus memandang sistem politik sebagai
keseluruhan (sistem), bukan parsial atau bagian-
B. Pembahasan bagian yang terpisah satu sama lain. Ketiga,
1. Sistem Politik riset sistem politik terdiri atas dua jenis data,
yaitu data psikologis dan data situasional. Data
David Easton adalah salah satu ilmuwan
psikologis terdiri atas karaktersitik personal serta
yang telah berupaya membangun ilmu politik
motivasi para partisipan politik. Data situasional
yang sistematis melalui dua tahap. Pertama,
terdiri atas semua aktivitas yang muncul akibat
melalui tulisan ilmiahnya The Political System ia
pengaruh lingkungan. Pengaruh lingkungan
menyatakan betapa perlunya suatu teori umum
ini muncul dari lingkungan fisik (topografi,
dalam ilmu politik.2 Kedua, dalam tulisan ilmiah
geografi), lingkungan organis nonmanusia
lainnya A Framework for Political Analysis dan
(flora, fauna), dan lingkungan sosial (rakyat,
A System Analysis of Political Life ia mulai
aksi, dan reaksinya). Keempat, sistem politik
memperkenalkan konsep serta mencari konsep
harus dianggap berada dalam suatu disequilibrium
yang mendukung tulisan sebelumnya, untuk
(ketidakseimbangan).4
kemudian mencoba mengaplikasikan ke dalam
kegiatan politik yang konkret atau praktis.3 Dari penjelasan di atas, maka asumsi yang
Dalam hal ini Easton telah menggariskan dikemukakan Easton dapat disimpulkan dalam
kerangka berpikir dasar untuk mengkaji sistem beberapa poin sebagai berikut. Pertama, perlunya
politik. Kerangka pikir Easton bersifat adaptif membangun suatu kerangka sistem politik
dan fleksibel, karena itu dapat digunakan oleh yang jelas tahapan-tahapannya. Kedua, perlunya
aneka struktur masyarakat maupun politik. memperjelas menyangkut konsep apa saja yang
Teori Easton tersebut dimungkinkan dapat harus dikaji dalam upaya menjelaskan fenomena
diaplikasikan secara improvisasi oleh para sistem politik. Ketiga, perlunya memperjelas
penggunanya dalam melakukan penjelasan atas tentang lembaga-lembaga apa saja yang
fenomena sistem politik. memiliki kewenangan untuk mengalokasikan
nilai di tengah masyarakat. Keempat, perlunya
Easton menafsirkan istilah politik sebagai
pemahaman bahwa sistem politik itu merupakan
proses alokasi nilai dalam masyarakat secara
gambaran keseluruhan (komprehensif), sehingga
otoritatif . Pengertian politik sebagai alokasi
tidak dapat dikaji secara parsial. Misalnya, kita
nilai yang bersifat otoritatif ini menandai dua
tidak hanya mengkaji lembaga legislatif saja
tahap pembentukan teori sistem politiknya.
tanpa mengaitkannya dengan peran lembaga
Perhatian pada nilai sebagai komoditas yang
eksekutif dalam melakukan implementasi
dinegosiasikan di dalam masyarakat merupakan
perundang-undangan. Kelima, Easton juga
titik awal berlangsungnya suatu proses politik.
menegaskan bahwa kajian atas sistem politik
Namun, proses alokasi nilai ini tidaklah
harus mempetimbangkan aneka pengaruh
1 Elvi Juliansyah, Sistem Politik Indonesia Pasca Reformasi (Bandung: dari lingkungan. Bahwa kondisi psikologis
Mandar Maju, 2013), h. 39.
2 David Easton, Empirical Conceptualizations: An Approach to the Analysis 4 David Easton, Analisa Sistem Politik. dalam Mochtar Masoed dan
of Political System (Boston: Holbrook Press, 1957). Colin Mac Andrew (Ed). Perbandingan Sistem Politik (Yogyakarta: Gajah Mada
3 David Easton, The Political System (New York: Alfred A. Knopf, Inc, University Press, 1982).
1967).
Copyright 2015, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430 119
SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2 (2), 2015

masyarakat, pola geografis wilayah negara, masyarakat yang berfungsi mengubah tuntutan-
ataupun situasi yang berkembang pada level tuntutan (demands), dukungan-dukungan
internasional harus diperhatikan pengaruhnya (supports), dan sumber-sumber (resources) menjadi
terhadap suatu sistem politik. Dengan kata lain, keputusan-keputusan atau kebijakan-kebijakan
kajian atas sistem politik tidak boleh bersifat yang bersifat otoritatif dan mengikat bagi
historis. Keenam, para peneliti sistem politik seluruh anggota masyarakat.6
perlu membangun pemahaman bahwa sebuah Dengan formulasi lain, sistem politik terdiri
sistem politik berlangsung di dalam suatu atas beberapa komponen. Pertama, subsistem
ketidakseimbangan (disequilbrium), karena justru masukan (inputs), yang terdiri dari tuntutan-
di dalam ketidakseimbangan (disequilbrium) tuntutan, dukungan-dukungan, dan sumber-
tersebut alur kerja sistem politik mempunyai sumber. Kedua, susbsistem proses (withinput),
daya dorong. Jika tidak ada persoalan ataupun yang mencakup proses mengubah masukan
kebutuhan, maka untuk apa sistem politik itu menjadi keluaran, atau juga proses konversi atau
ada dan bekerja. kotak hitam. Ketiga, subsistem keluaran (output),
Selanjutnya, David Easton mengajukan yakni hasil atau produk dari proses konversi
suatu definisi tentang sistem politik yang terdiri yang berupa keputusan atau kebijakan. Keempat,
dari 3 (tiga) unsur sebagai berikut. Pertama, the subsistem lingkungan (environment), yaitu faktor-
political system values (by means of politics). Artinya, faktor dari luar yang mempengaruhi sistem politik
sistem politik menetapkan nilai (dengan cara seperti sosial, ekonomi, politik, kebudayaan,
kebijakan). Kedua, its allocation are authoritive. keamanan, geografis, dan seterusnya. Kelima,
Artinya, penetapannya bersifat paksaan atau subsistem umpan balik (feedback), yaitu dampak
dengan kewenangan. Ketiga, its authoritive dari pelaksanaan keputusan atau kebijakan,
allocations are binding on the society as a whole. baik yang positif ataupun negatif, yang dapat
Artinya, penetapan yang bersifat paksaan akan dimanfaatkan oleh sebuah sistem politik.
mengikat masyarakat secara keseluruhan.5 Dukungan (support) dan sumber daya
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat (resources) dapat diberikan oleh pelbagai pihak,
digarisbawahi bahwa sistem politik memiliki baik secara perseorangan atau kelompok guna
beberapa unsur sebagai berikut. Pertama, pola menunjang tuntutan-tuntutan yang telah dibuat
yang tetap dari hubungan antarmanusia yang agar dapat diproses lebih lanjut. Tuntutan
dilembagakan dalam bermacam-macam badan tanpa ditunjang oleh kuatnya dukungan dan
politik, baik berupa supra struktur politik (eksekutif, sumber daya bisa mati sebelum diproses. Usaha
legislatif, dan yudikatif) maupun infra struktur mendorong masukan agar dapat masuk ke
politik (partai politik, golongan kepentingan, dalam sistem politik yang kemudian diproses
golongan penekan, alat komunikasi politik, dan menjadi keluaran juga sangat dipengaruhi oleh
tokoh politik. Kedua, kebijakan yang mencakup tekanan-tekanan yang berasal dari lingkungan
pembagian atau pendistribusian barang-barang (environment).
materiil dan immateriil untuk menjamin Proses konversi (convertion process) dalam
kesejahteraan. Dengan kata lain, membagikan sistem politik yang terdiri dari supra struktur politik
dan mengalokasikan nilai-nilai negara secara (eksekutif, legislatif, dan yudikatif) dan infra
mengikat. Ketiga, penggunaan kekuasaan atau struktur politik (partai-partai politik, kelompok
kewenangan untuk menjalankan paksaan kepentingan, media massa, tokoh masyarakat,
fisik secara legal. Keempat, fungsi integrasi dan anggota masyarakat, struktur birokrasi,
adaptasi terhadap masyarakat, baik yang bersifat prosedur, mekanisme politik, sikap dan perilaku
ke dalam maupun ke luar. pembuat keputusan, dan sebagainya) semuanya
Maksudi dan Beddy Irawan menjelaskan berinteraksi dalam suatu kegiatan atau proses
hasil penganalisaan terhadap pemikiran Easton, untuk mengubah masukan menjadi keluaran.
bahwa sistem politik terdiri dari sejumlah Proses yang terjadi dalam sistem politik itulah
lembaga-lembaga dan aktivitas politik dalam 6 Baca: Maksudi dan Beddy Iriawan, Sistem Politik Indonesia: Pemahaman
Secara Teoretik dan Empirik (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), h. 25.
5 Baca: Sukarna, Sistem Politik (Bandung: Alumni, 1977), h. 16-17.

120 Copyright 2015, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2 (2), 2015

yang disebut sebagai proses konversi (convertion tempat yang subur untuk tumbuhnya sistem
process), kotak hitam (the black box), dan withinputs. politik yang demokratis pula.
Keluaran (output) atau hasil dari proses Sistem politik juga dipengaruhi oleh sistem
konversi itu berupa kebijakan publik (public policy kepercayaan dan/atau agama yang dianut oleh
outputs). Ini merupakan bentuk dari apa yang suatu masyarakat. Dalam masyarakat yang
pemerintah ingin lakukan. Karenanya, kebijakan agamanya mayoritas Hindu, terutama bagi yang
itu secara otoritatif akan dialokasikan kepada masih memegang teguh tradisi kasta sebagai
seluruh anggota masyarakat. Artinya, bahwa sebuah sistem sosial, maka sistem politik yang
kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah demokratis akan terhambat perkembangannya.
itu secara sah dapat dipaksakan pelaksanaannya Sementara dalam ajaran agama-agama lainnya,
bagi seluruh anggota masyarakat. seperti Islam, Buddha, dan Kristen, yang
Konsekuensi-konsekuensi dari pelaksanaan tidak sistem kasta, maka sistem politik yang
kebijakan yang merupakan hasil dari proses demokratis cenderung tidak memiliki hambatan
sebuah sistem politik bisa berupa dampak karena dalam ajaran agama-agama tersebut
positif yang sesuai dengan harapan dari tidak membagi masyarakat atas kelas-kelas
pembuat keputusan. Artinya, syatu kebijakan takdir yang berbeda, walaupun ada perbedaan
setelah ditetapkan ternyata dirasakan banyak derajat biasanya disebabkan oleh usahanya
kegunaannya sesuai dengan tujuan yang telah masing-masing. Demikian halnya, penetapan
ditetapkan sebelumnya, dan juga umumnya pajak mempengaruhi sistem ekonomi. Sistem
masyarakat dapat menerima atau mendukung ekonomi mempengaruhi pola perilaku
terhadap kebijakan tersebut. Meskipun masyarakat secara umum, dan pada akhirnya
demikian, suatu kebijakan juga memiliki mempengaruhi pula terhadap sistem politik
kemungkinan untuk membawa dampak negatif itu sendiri. Dengan demikian, sistem sosial
yang tidak diharapkan terjadi. dan sistem ekonomi menjadi umpan balik bagi
sistem demokrasi.
Umpan balik (feedback). Kebijakan baik
yang berdampak positif maupun negatif, akan Pengaruh lingkungan, selain sebagai
menjadi umpan balik yang akan dimanfaatkan masukan-masukan (inputs), juga akan
oleh para perumus kebijakan politik sebagai mendorong munculnya tuntutan-tuntutan
masukan-masukan (inputs) baru yang selanjutnya yang secara langsung dapat ditarnsformasikan
akan diproses dalam sistem politik. Begitu ke dalam sistem politik. Sebaliknya, karena
seterusnya sehingga akan merupakan sebuah pengaruh lingkungan pula berbagai tuntutan
siklus, bermula dari masukan, lalu diproses, bisa mati (tidak berfungsi) sehingga tidak dapat
untuk kemudian menjadi keluaran, yang dampak diteruskan ke dalam sistem politik. Selain itu,
kebijakannya akan menjadi umpan balik yang pengaruh lingkungan pada proses konversi
akan diserap sebagai masukan untuk proses (withinputsi) adalah ikut mewarnai kuantitas
berikutnya. dan kualitas keluaran atau kebijakan yang akan
dihasilkan. Dalam hal ini, pengaruh lingkungan
Lingkungan (environment) dari sebuah bisa memperlancar atau menghambat proses
sistem politik berupa keadaan sosial, politik, konversi yang pada akhirnya juga akan
ekonomi, kebudayaan, keamanan, geografi, berpengaruh terhadap keluaran (outputs) sistem
dan sebagainya berpengaruh terhadap seluruh politik tersebut.
sub-sub sistem politik. Misalnya, sistem
politik dipengaruhi sistem sosial, yaitu dalam Implementasi kebijakan-kebijakan publik
masyarakat yang berkembang tata hidup yang yang telah dihasilkan oleh sistem politik juga
paternalis, feodalis, aristokratis, dan otokratis, banyak dipengaruhi oleh lingkungan, di mana
maka gerakan politik menuju sistem demokrasi hal ini bisa membentuk kualitas dampak
akan mengalami hambatan-hambatan. Lain kebijakan yang akan tampak kemudian. Dampak
halnya dengan masyarakat yang berkembang kebijakan, baik positif atau negatif, bisa menjadi
tata hidup yang demokratis, maka akan menjadi umpan balik yang bisa dimanfaatkan sebagai

Copyright 2015, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430 121


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2 (2), 2015

masukan-masukan baru yang dipengaruhi oleh memberikan suara dalam Pemilu secara bebas
lingkungan. Dengan demikian, lingkungan dan bertanggung jawab, tetapi termasuk
mempunyai pengaruh yang luas sekali terhadap menentukan nasib sendiri. Dalam hubungan
sistem politik. Tetapi sebaliknya, dalam ini, peranan pemerintah menjadi katalisator
kehidupan politik yang nyata, lingkungan juga bagi tumbuhnya masyarakat sipil yang berdaya
dapat dipengaruhi oleh sistem politik. Dalam melalui berbagai program kebijakan pemerintah
kontek seperti ini terlihatlah pengaruh timbal di bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
balik antara lingkungan dan sistem politik. Masyarakat tidak hanya pasif dan bersifat
2. Sistem Politik Pasca Reformasi menunggu apa yang akan dilakukan oleh
pemerintah. Sebaliknya, masyarakat merupakan
Pengalaman selama masa Orde Lama dan mitra pemerintah untuk mencapai tujuan negara
Orde Baru cukup memberikan kesan yang sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
mendalam dalam sistem politik Indonesia. Peran UUD 1945 alinea keempat: ... melindungi
elit yang terlalu dominan membuat masyarakat segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
tidak berdaya untuk membangun dirinya dan darah Indonesia dan untuk memajukan
terlibat dalam menciptakan sistem politik kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
yang stabil, malah sebaliknya timbul beberapa bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
persoalan yang tidak terselesaikan. Masyarakat yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
atau rakyat merupakan penentu berjalannya abadi dan keadilan sosial, ....
suatu sistem politik, karena masyarakat dianggap
sebagai subjek dan objek dari sistem politik Kedudukan partai politik menjadi sangat
yang ada. Menurut Nico Schulte Nordholt strategis pada saat Indonesia memasuki babak
(dalam Juliansyah), kekuatan sistem politik baru dalam sistem politik yang lebih terbuka.
memerlukan tingkat dukungan yang tinggi dari Partai politik dan elit politik tidak hanya
berbagai peran yang ada di dalam sistem politik tergantung pada kekuatan yang berada di luar
itu sendiri.7 Kalau kita secara sepintas meninjau kerangka sistem politik. Persoalannya sekarang
kelima persyaratan yang disebutkan oleh Linz adalah partai politik dan elit politik belum
dan Stepan, maka dengan sendirinya kita dapat memiliki kemampuan untuk mempercayai
menarik kesimpulan bahwa kondisi bangsa dirinya sendiri dalam menentukan sikap,
dan negara Indonesia masih jauh dari keadaan termasuk sangat tergantung pada backing seperti
yang memadai. Lima syarat itu sangat penting yang terjadi pada masa Orde Baru. Budaya
bagi proses transisi menuju sistem dmokrasi. backing tersebut menjadi penyebab lemahnya
Pertama, civil society yang bebas dan aktif. Kedua, partai politik berikut kaum elit politik untuk
masyarakat politik, termasuk elit parpol-parpol, bersikap otonom dalam menentukan proses
yang relatif otonom. Ketiga, penegakan hukum. kompetisi politik dan menentukan sikap politik.
Keempat, birokrasi yang profesional. Kelima, Kemandirian partai politik dan kaum elit politik
masyarakat ekonomi yang relatif otonom dari sangat dibutuhkan agar tidak memiliki rasa
negara dan pasar murni. ketergantungan kepada pemerintah, termasuk
dalam menentukan sikap politik untuk melakukan
Masyarakat sipil (civil society) diberikan ruang oposisi atau koalisi. Keberanian partai politik
yang bebas dan aktif agar dapat memberikan untuk menentukan sikap sangat diperlukan
peran politiknya guna menentukan arah untuk menjaga kontaminasi kepentingan rezim
perjalanan bangsa dan negara. Masyarakat yang berkuasa dengan kepentingan rakyat.
sipil (civil society) mempunyai peran yang sangat Pengawasan dan pengendalian kekuasaan oleh
penting untuk menentukan arah tindakan demi oposisi menunjukkan berjalannya check and
terciptanya masyarakat yang berdaya dalam balances system dalam sistem politik. Jika ini tidak
menentukan nasibnya sendiri. Peran warga terjadi dikhawatirkan kegiatan extra parlementer
masyarakat tidak hanya tercermin melalui untuk melakukan tekanan terhadap pemerintah
berbagai tindakan-tindakan politik, seperti akan semakin marak.
7 Elvi Juliansyah, Sistem Politik Indonesia Pasca Reformasi (Bandung:
Mandar Maju, 2013), h. 47.

122 Copyright 2015, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2 (2), 2015

Demokrasi yang sedang berjalan dengan reformasi menuju demokrasi biasanya terjadi
baik harus didukung oleh kekuatan masyarakat karena didasari pertimbangan kelompok elit
sipil (civil society) sehingga kaum elit politik bahwa kepentingan jangka panjang mereka
dapat menjalankan hasil keputusan politik akan lebih bisa terjamin bila diperjuangkan
yang dibuat dalam sistem politik dengan baik. dalam lingkungan yang demokratis. Tetapi jalur
Keputusan yang dibuat untuk kepentingan dan reformasi dari atas umumnya menghasilkan
keberlangsungan hidup bangsa dan negara. beberapa kecenderungan. Pertama, proses
Oleh karena itu peran penegak hukum untuk demokratisasi bisa saja dihentikan oleh
menjalankan keputusan politik yang sudah pemegang kekuasaan karena situasi yang
dibuat menjadi sangat penting. Kesadaran muncul pada masa liberalisasi itu dianggap
yang terjadi adalah penegakan hukum sesuai terlalu mahal biayanya ketimbang biaya represi.
dengan norma hukum yang berlaku, jangan Kedua, karena demokratisasi dari atas itu
sampai hukum dijadikan sebagai alat politik dikaitkan dengan pemeliharaan kepentingan
untuk mempertahankan kekuasaan. Perangkat elit, maka kecenderungan yang terjadi adalah
hukum yang dibuat dipastikan dapat dijalankan munculnya demokrasi terbatas. Ketiga, kekuatan
untuk menegakkan kebenaran, keadilan, dan militer akan terus melakukan usaha-usaha untuk
kepentingan bersama. Walhasil penegakan mempertahankan hak-haknya dan hal ini sangat
hukum tidak berlaku diskriminatif, tetapi mengganggu proses demokratisasi.
berdasarkan pada bukti dan fakta hukum. Reformasi yang diharapkan oleh golongan
Penegakan hukum diberlakukan sesuai mahasiswa dan masyarakat akan mengalami
dengan rasa keadilan, kejujuran, dan kebenaran perubahan yang tidak sesuai dengan harapan.
sebagai prinsip utama dalam menjalankan proses Oleh karena itu, para pemegang kekuasaan harus
penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan. berupaya mengontrol proses demokrasi yang
Hukum dibuat untuk menjaga ketertiban dan sedang berjalan. Pertimbangan tersebut, dengan
keberlangsungan hidup masyarakat politik, berbagai alasannya, tidak untuk membenarkan
karena itu politik memerlukan hukum untuk segala tindakan pemerintah (penguasa) hanya
menciptakan rasa kepastian hukum, keteraturan, untuk mempertahankan kekuasaan, baik berupa
dan perlindungan terhadap hak asasi manusia. alasan ekonomi biaya tinggi dalam kegiatan
Dalam negara demokrasi, hukum dibuat dan demokrasi, stabilitas politik dengan melakukan
dilaksanakan untuk menciptakan kepastian dan penyederhanaan partai politik, maupun
menumbuhkan kepercayaan dalam amsyarakat, melakukan eliminasi peran Dewan Perwakilan
sehingga masayarakat akan terlindungi hak- Rakyat. Dengan kata lain, tidaklah dapat
haknya dan penindakan terhadap pelaku tindak dibenarkan jika pemegang kekuasaan semata-
pidana untuk menciptakan keteraturan sosial. mata berorientasi untuk mempertahankan
Roda pemerintahan akan dapat berjalan kekuasaan, terutama jika ditempuh melalui
bila kepentingan politik dipisahkan dengan cara-cara yang kurang simpatik dan merugikan
kepentingan birokrasi. Birokrasi dibentuk kepentingan rakyat. Pada era demokrasi,
untuk menjalankan tugas-tugas politik atau terdapat peran-peran lembaga lain yang merasa
kebijakan politik yang sudah dibuat. Peranan dirugikan akibat dibatasinya kewenangan
birokrasi dapat memberikan dukungan yang untuk melakukan berbagai kegiatan politik,
kuat bagi berjalannya roda pemerintahan. Tugas terutama aktivitas militer yang dirugikan melalui
dan fungsi birokrasi dapat terlihat dengan jelas pembatasan ruang geraknya untuk memberikan
jika demokrasi terbuka lebar. Artinya, birokrasi pengaruh berbagai keputusan politik.
tidak masuk dalam proses politik, melainkan Kesiapan pemegang kekuasaan untuk
lebih banyak pada pelaksana kebijakan politik. merelakan sebagian kekuasaannya diawasi oleh
Persoalan pokok yang muncul adalah bagaimana pihak lain, dianggap terlalu mahal bagi pemegang
meletakkan dasar-dasar bagi terbentuknya kekuasaan. Pada akhirnya, tidak sedikit kaum elit
suatu sistem politik yang demokratis. Menurut politik yang memilih untuk melakukan tindakan
Alfred Stepan, keputusan rezim memulai represif. Sebenarnya pemegang kekuasaan

Copyright 2015, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430 123


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2 (2), 2015

lebih mengetahui resiko yang diterimanya, Indonesia untuk berpartisipasi dalam sistem
saat tindakan represif terhadap pihak yang politik global dengan terlibat di negara-negara
dianggap menentang kebijkannya. Demi untuk Non-Blok. Keterbukaan dunia menyebabkan
mempertahankan kelangsungan kekuasaannya, arus informasi semakin lancar masuk dalam
tidak jarang kaum elit politik memilih sikap suatu sistem politik yang ada. Banyak cara bagi
dan tindakan yang terkesan demokratis masuknya berbagai informasi pada era sekarang
untuk mendapatkan legitimasi kekuasaan, ini, yang paling efektif adalah melalui internet
akibatnya terciptalah sebuah demokrasi semu. dan media televisi internasional. Persitiwa yang
Demokrasi seperti itu dilakukan hanya untuk sama pada saat ini dapat diketahui di seluruh
memberikan batas-batas ketertiban kelompok dunia, membuat dunia semakin mengecil dan
atau masyarakat yang seolah-olah terlibat dalam tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Kondisi
proses demokrasi. Tidak heran jika beberapa seperti inilah menjadikan bangsa dan negara
elit politik memberikan porsi-porsi tertentu Indonesia terbawa pada fungsi input dari
kepada militer untuk menduduki tempat-tempat sistem politik dunia internasional yang juga
yang dianggap sangat strategis dari sisi politik mempengaruhi kebijakan yang dibuat oleh
dan ekonomi. Tindakan seperti itu dilakukan pemerintah Indonesia.
semata-mata untuk mewujudkan demokrasi
semu, bukan demokrasi yang ideal sebagaimana
yang dicita-citakan dalam kehidupan berbangsa D. Daftar Pustaka
dan bernegara. Easton, David. (1957). Empirical Conceptualizations:
An Approach to the Analysis of Political
System, Boston: Holbrook Press.
C. Penutup
Easton, David. (1967). The Political System, New
Pada bagian akhir artikel ini, penulis akan York: Alfred A. Knopf, Inc.
menggarisbawahi dua kenyataan penting sebagai
berikut. Easton, David. (1982). Analisa Sistem Politik,
Dalam Mochtar Masoed dan Colin Mac
Pertama, sistem politik dipengaruhi oleh Andrew (Ed). Perbandingan Sistem Politik,
lingkungan yang berada di sekitarnya, baik yang Gajah Mada University Press.
langsung berhubungan dengan sistem politik
maupun yang tidak langsung berhubungan Juliansyah, Elvi. (2013). Sistem Politik Indonesia
dengan sistem politik. Tekanan terhadap sistem Pasca Reformasi, Bandung: Mandar Maju.
politik paling besar ditentukan oleh interaksi Maksudi, Beddy Iriawan. (2013). Sistem Politik
sistem politik dengan lingkungan yang berada Indonesia: Pemahaman Secara Teoretik dan
di sekitarnya. Sistem politik bukan bejana vakum Empirik, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
dalam ruang lingkup yang hampa, tetapi wadah
Sukarna. (1977). Sistem Politik, Bandung: Alumni.
yang dapat diisi dan bagaikan dinding berwarna
putih. Sistem politik dengan mudah mendapat Winarno. (2007). Paradigma Baru Pendidikan
pengaruh dari lingkungan yang berada di Kewarganegaraan: Panduan Kuliah di
sekitarnya. Lingkungan yang mempengaruhi Perguruan Tinggi, Jakarta: Bumi Aksara.
sistem politik sangat terkait dengan nilai-nilai
yang ada di tengah-tengah masyarakat. Nilai
inilah yang dapat memberikan warna, pola dan
karakter sistem politik itu sendiri, baik yang
dipengaruhi oleh nilai filosofis, nilai sosiologis,
dan nilai budaya yang dianut oleh suatu
komunitas politik.
Kedua, proses politik internasional yang
menjadi masukan bagi terciptanya perubahan
sistem politik, telah menyeret bangsa dan negara
124 Copyright 2015, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430

You might also like