Professional Documents
Culture Documents
Pengembangan Model Dan Perangkat Pembelajaran Geometri Bidang Berbantuan
Pengembangan Model Dan Perangkat Pembelajaran Geometri Bidang Berbantuan
Kata-kata Kunci: reasoning and problem solving, open software geogebra, berpikir kritis
Pembelajaran Geometri Bidang yang dilaksana- yang berlaku dalam geometri Euclide dapat
kan hingga saat ini di jurusan pendidikan digunakan untuk membangun kemampuan dan
matematika FMIPA Undiksha menyasar kepada keterampilan melukis maupun teoritis dalam
standar kompetensi memahami logika dan sis- bidang geometri Euclide sehingga siap diguna-
tem aksiomatis yang berlaku dalam geometri kan untuk mengajarkan materi terkait di sekolah
Euclide, dan melalui bekal dasar pemahaman menengah. Rumusan standar kompetensi yang
logika, sistem aksiomatis, strategi pembuktian, akan disasar pada pembelajaran Geometri Bi-
hasil bukti teorema dasar maupun teorema lanjut dang seperti rumusan di atas berimplikasi pada
141
142 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 45, Nomor 2, Juli 2012, hlm.141-150
adanya tuntutan kemampuan berpikir yang lebih dikaji lebih mendalam melalui kemampuan
tinggi bagi mahasiswa. Kemampuan berpikir berpikir yang lebih tinggi. Gambar yang dikon-
yang di-tuntut tidak cukup hanya retention atau struksi untuk memperjelas suatu konsep atau
recall (retensi atau memanggil) maupun basic teorema tersebut harus diinterpretasikan dengan
thinking (pemahaman konsep) tetapi setidaknya benar agar suatu konsep atau teorema yang
diperlukan kemampuan berpikir kritis (Santyasa, tersaji di dalamnya dapat dikuasai dengan benar.
2004). Menurut Van Blerk, dkk. (2008), ada 3
Dalam aktivitas yang menyangkut geome- faktor yang mempengaruhi kemampuan mahasis-
tri, Duval (1998) mengemukakan bahwa ada tiga wa dalam menginterpretasikan suatu gambar
jenis proses kognitif yang harus disinergikan geometri yakni: (1) pengetahuan konseptual awal
yakni proses visualisasi, proses konstruksi meng- yang relevan dengan gambar, (2) keterampilan
gunakan alat, dan proses bernalar. Ketiga proses kognitif atau penalaran yang dimiliki untuk
ini harus dikoneksikan karena sinergi dari ketiga memvisualisasikan dan menilai gambar, dan (3)
proses kognitif tersebut merupakan syarat jenis gambar yang digunakan untuk merepresen-
penting dalam mempelajari geometri. Sementara tasikan suatu konsep. Ketiga faktor tersebut da-
itu, Pederson (2004) menyatakan bahwa geome- pat dijelaskan sebagai berikut.
tri merupakan suatu keterampilan yang melibat- Menurut Roschelle (1995), pengetahuan
kan mata, tangan, dan pikiran, Ada lebih banyak konseptual awal tidak hanya mencakup level
aspek visual dan dinamis pada geometri diban- konsep saja tetapi juga mencakup level persepsi,
dingkan dengan bidang lainnya. Kedua pendapat pusat perhatian, keterampilan prosedural, pena-
di atas memberikan sinyal bahwa dalam pembe- laran, dan keyakinan terhadap pengetahuan. Oleh
lajaran Geometri, khususnya mata kuliah sebab itu, relevansi antara pengetahuan awal
Geometri Bidang, diperlukan suatu media yang yang dimiliki mahasiswa dengan gambar yang
mampu menyediakan fasilitas visual dan dinamis disajikan semakin memberikan peluang bagi
secara baik. Media yang tepat digunakan untuk mahasiswa untuk dapat menginterpretasikan
menjawab permasalahan ini adalah media berba- gambar geometri yang disajikan. Keterampilan
sis teknologi, Hal ini diperkuat oleh Hohenwar- penalaran merupakan syarat penting dalam
ter, dkk. (2008) yang menyatakan bahwa sudah mempelajari Geometri. Mahasiswa yang memi-
sepantasnya pada saat ini pembelajaran matema- liki keterampilan penalaran yang baik akan
tika, khususnya Geometri Bidang, dilakukan de- mampu membuat koneksi antara pengetahuan
ngan cara mengintegrasikan teknologi ke dalam- konseptual awal yang dimilikinya dengan gam-
nya. bar geometri yang sedang diamatinya serta akan
Pembelajaran Geometri Bidang dengan mampu menemukan hubungan-hubungan yang
memanfaatkan media berbasis teknologi yang ada pada gambar geometri yang disajikan. De-
dapat memberi visualisasi dengan baik memang ngan demikian, mereka juga akan mampu meni-
sangat dibutuhkan karena untuk dapat mema- lai gambar yang disajikan. Dalam geometri,
hami suatu konsep atau teorema kadangkala suatu teorema dapat disajikan dalam berbagai
perlu dilengkapi dengan ilustrasi berupa gambar. bentuk gambar. Begitu pula sebaliknya, semakin
Gambar yang dikonstruksi dapat digunakan un- kompleks gambar yang digunakan untuk menya-
tuk memperjelas suatu konsep atau teorema takan suatu teorema, kecenderungannya semakin
karena konstruksi gambar yang sesuai pada haki- sulit gambar tersebut untuk diinterpretasikan.
katnya bukan hanya sekadar gambar sederhana Dari uraian di atas dapat disimpulkan bah-
yang berfungsi sebagai ilustrasi belaka, tetapi wa berdasarkan karakteristik dari materi mata
sebenarnya merepresentasikan suatu hasil kon- kuliah Geometri Bidang, setidaknya akan ada
struksi yang melibatkan mental, konseptual, dan dua komponen yang bisa mempengaruhi hasil
sifat-sifat gambar secara simultan yang perlu belajar mahasiswa. Pertama, tuntutan kemampu-
Ariawan, Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran 143
an berpikir kritis mahasiswa untuk dapat me- dan desain awal. Melalui kegiatan ini dapat
mahami materi. Kedua, perlunya mengintegrasi- dihasilkan suatu perangkat awal yang dalam
kan teknologi yang mampu menyediakan penelitian ini disebut dengan Draft I. Pada tahap
fasilitas visual dan dinamis secara baik yang develop dilakukan pengkajian terhadap kualitas
menjadi jembatan bagi mahasiswa untuk mema- produk yang dikembangkan dengan mengacu
hami materi, kepada kriteria kualitas produk yang dikembang-
Berangkat dari permasalahan-permasalahan kan oleh Nieveen (1999). Menurut Nieveen
tersebut maka dalam pembelajaran mata kuliah (1999), suatu produk dikatakan berkualitas jika
Geometri Bidang harus dikembangkan suatu produk tersebut memenuhi kriteria validity,
model pembelajaran inovatif beserta perangkat- practicality dan effectiveness. Tahap develop
nya dengan mengintegrasikan teknologi berbasis diawali dengan validasi oleh ahli. Validasi/peni-
ICT yang diharapkan dapat melatih dan sekaligus laian dilakukan terhadap perangkat dan instru-
meningkatkan kemampuan berpikir kritis maha- men yang dikembangkan pada tahap perancang-
siswa. Upaya yang diyakini dapat menjawab an (Draft I) sehingga menghasilkan Draft II.
ataupun menangani permasalahan tersebut adalah Kegiatan validasi ini ditujukan untuk mengkaji
dengan mengembangkan model pembelajaran kualitas produk dari aspek validity dan practi-
reasoning and problem solving berbantuan open cality. Draft II selanjutnya diuji coba untuk
software Geogebra beserta perangkat-perangkat memperoleh masukan langsung dari mahasiswa.
pendukungnya yang berkualitas melalui suatu Proses uji coba dilakukan untuk mengkaji kuali-
penelitian pengembangan. tas produk dari aspek practicality dan effective-
ness. Hasil uji coba dijadikan dasar untuk
METODE penyempurnaan draft sehingga diperoleh produk
akhir. Proses uji coba dilakukan melalui
Subjek penelitian adalah mahasiswa kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak dua
B semester II Jurusan Pendidikan Matematika
siklus sampai akhirnya diperoleh produk akhir
FMIPA Undiksha yang memprogram dan meng-
yang berkualitas,
ambil mata kuliah Geometri Bidang pada tahun
Ada dua jenis validitas yang dikaji yakni
akademik 2010/2011 sebanyak 31 orang. Dilihat
validitas model dan validitas perangkat. Model
dari tujuannya, penelitian ini bertujuan untuk
yang dikembangkan dikatakan valid jika meme-
mengembangkan model pembelajaran inovatif
nuhi kriteria berikut (dimodifikasi dari Yamasari,
sehingga penelitian ini termasuk dalam peneliti-
2010:3): (1) lebih dari setengah (minimal 51%)
an pengembangan. Model penelitian pengem-
validator menyatakan bahwa model pembelajar-
bangan yang digunakan adalah modifikasi dari an yang dikembangkan minimal berada pada
four-D Models yang dikembangkan oleh Thia-
kategori didukung oleh teori yang cukup kuat;
garajan, Semmel dan Semmel (dalam Trianto,
dan (2) lebih dari setengah (minimal 51%)
2007:56). Modifikasi dilakukan melalui penye-
validator menyatakan bahwa keterkaitan antara
derhanaan tahapan yang ada pada four-D Models
komponen-komponen model pembelajaran mini-
dari empat tahap menjadi tiga tahap, yaitu pen-
mal berada pada kategori keterkaitan antarkom-
definisian (define), perancangan (design), dan
ponen model cukup kuat.
pengembangan (develop).
Ada tiga perangkat pembelajaran yang di-
Pada tahap define, kegiatan difokuskan kembangkan. Kriteria validitas perangkat pembe-
untuk menganalisis permasalahan-permasalahan
lajaran mengacu pada yang dikemukakan oleh
serta kebutuhan yang diperlukan dalam upaya
Yamasari (2010:3). Jika Pi adalah rata-rata skor
untuk mendefinisikan syarat-syarat pembelajar-
an. Pada tahap design dilakukan kegiatan penyu- validator pada perangkat ke-i, maka kriteria
sunan tes, pemilihan media, pemilihan format validitasnya adalah seperti berikut.
144 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 45, Nomor 2, Juli 2012, hlm.141-150
Mahasiswa dinyatakan tuntas jika mahasis- lajaran minimal dalam kategori aktif; (2) kemam-
wa minimal memperoleh skor 55. Oleh karena puan berpikir kritis mahasiswa minimal berada
itu, ketuntasan yang digunakan pada penelitian pada kategori baik; (3) hasil belajar mahasiswa
ini adalah perolehan skor 55 sesuai dengan ke- tergolong baik, yakni memiliki daya serap 65%
tentuan buku pedoman Undiksha. dan ketuntasan belajar 85%; dan (4) respon
Aspek efektivitas yang terakhir adalah res- mahasiswa terhadap model dan perangkat yang
pon mahasiswa terkait dengan model dan perang- digunakan minimal berada pada kategori positif.
kat yang dikembangkan. Item yang digunakan
pada instrumen memiliki gradasi skor 1 (sangat HASIL DAN PEMBAHASAN
tidak setuju), 2 (tidak setuju), 3 (setuju) dan 4
(sangat setuju) untuk item yang arahnya positif Hasil
dan sebaliknya jika arah itemnya negatif. Skor Profil Produk yang dikembangkan
pada masing-masing item dijumlahkan dan se-
Produk yang dikembangkan adalah model
lanjutnya dicari rata-ratanya ( R k ) kemudian
pembelajaran reasoning and problem solving
mencari persentase respon (PR) menggunakan yang memanfaatkan open software Geogebra dan
rumus (1/4) ( R k ) x 100%. Hasil analisis selan- perangkat pembelajaran yang terdiri dari buku
jutnya dibandingkan dengan kriteria respon ajar, LKM, dan petunjuk penggunaan open
mahasiswa dengan menggunakan kriteria yang software tersebut. Sintaks model dan kegiatan
diadaptasi dari Yamasari (2010: 4). pembelajaran yang memanfaatkan media simula-
Model dan Perangkat yang dikembangkan si matematika adalah seperti dicantumkan pada
dikatakan efektif jika memenuhi kriteria berikut: Tabel 1.
(1) aktivitas mahasiswa dalam mengikuti pembe-
Tabel 1. Sintak Model dan Kegiatan Mahasiswa dalam Pembelajaran Reasoning and Problem Solving
berbantuan Open Software Geogebra
Validitas Model dan Perangkat Pembelajaran pada dua aspek, yaitu (1) kekuatan teori pendu-
Model dan perangkat pembelajaran divali- kung model dan (2) keterkaitan komponen-
dasi oleh tiga validator. Hasil validasi yang dibe- komponen model pembelajaran. Data hasil vali-
rikan oleh ketiga validator terkait dengan model dasi model pembelajaran yang dikembangkan
pembelajaran yang dikembangkan menekankan disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa model Jika Pi adalah rerata skor validator pada
yang dikembangkan sudah valid. Walaupun perangkat ke-i maka dari hasil penilaian ke-tiga
demikian, beberapa komponen perlu dilakukan validator ternyata diperoleh 3 Pi 4. Artinya,
revisi sesuai dengan masukan validator, seperti
perangkat-perangkat yang dikem-bangkan berada
pemaparan teori pendukung secara lebih menda-
pada kategori valid. Walaupun perangkat-pe-
lam dan perlu penjelasan tentang penggunaan
rangkat yang dikembangkan sudah valid, namun
sistem low structure pada sistem sosial dari
berdasarkan penilaian ketiga validator, perlu
model yang dikembangkan.
dilakukan beberapa revisi terkait dengan kesalah-
Ada tiga perangkat pembelajaran yang
an pengetikan.
dikembangkan, antara lain: buku ajar, suplemen
pedoman belajar mahasiswa yang berupa: petun- Keterterapan Model dan Perangkat
juk/pedoman pemanfaatan software Geogebra, Aspek practicality model pembelajaran
dan Lembar Kerja Mahasiswa. Hasil validasi dan perangkat pembelajaran yang dikembangkan
yang diberikan oleh ketiga validator terkait de- dikaji dari penilaian tiga validator dan uji empiris
ngan perangkat pembelajaran disajikan pada terhadap mahasiswa melalui ujicoba terbatas di
Tabel 3. kelas menggunakan PTK. Hasil kajian practi-
Berdasarkan Tabel 3 di bawah, rerata skor cality model pembelajaran, baik dari validasi
validator untuk semua perangkat yang dikem- ketiga validator maupun penilaian mahasiswa
bangkan adalah 3,367. disajikan pada Tabel 4.
Tabel 3. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Berdasarkan hasil penilaian seperti tertu-
yang Dikembangkan ang pada Tabel 4 dapat dinyatakan bahwa per-
Rerata Skor Validator untuk sentase KM yang diberikan oleh mahasiswa lebih
Aspek
setiap Jenis Perangkat dari 75%. Artinya, model dapat diterapkan tanpa
No yang
Dinilai Buku Buku revisi. Ketiga validator juga memberikan penila-
LKM
Ajar Petunjuk
ian persentase KM lebih dari 75%. Artinya,
1 Format 3,25 3,25 3,17
ketiga validator menyatakan bahwa model dapat
2 Isi 3,19 3,25 3,28
diterapkan tanpa revisi. Karena rerata persentase
3 Bahasa 3,00 3,00 3,00 penilaian validator dan mahasiswa lebih dari
4 Keluwesan 4,00 4,00 4,00 75%, maka model yang dikembangkan berada
Rerata 3,36 3,38 3,36 pada kategori dapat diterapkan tanpa revisi
Ariawan, Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran 147
Seperti halnya pada penilaian aspek prac- perangkat yang dikembangkan. Hasil pengamat-
ticality model pembelajaran, dapat dinyatakan an terhadap aktivitas mahasiswa selama ber-
bahwa perangkat yang dikembangkan juga telah langsungnya proses pembelajaran disajikan pada
memenuhi kriteria practicality. Tabel 6.
Berdasarkan hasil yang tertuang pada
Efektivitas Model dan Perangkat Tabel 6 dapat dinyatakan bahwa PA mahasiswa
Keefektifan model dan perangkat yang pada siklus I sebesar 71,77% yang berada pada
dikembangkan dilihat dari beberapa aspek, yaitu: kategori aktif. Walaupun nilai PA pada siklus II
aktivitas mahasiswa selama mengikuti pembela- meningkat menjadi 75,18%, namun peningkatan
jaran, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, ini masih tetap berada pada kategori aktif.
dan tanggapan mahasiswa terhadap model dan
dapat dijadikan inspirasi bagi mahasiswa dalam bra, perangkat-perangkat pendukung seperti bu-
mengeksplorasi suatu konsep ataupun dalam ku ajar, petunjuk pemanfaatan software, dan
melakukan proses pembelajaran. Melalui upaya LKM, sebaiknya diterapkan dengan cara seperti
ini, akhirnya pada siklus II kemampuan berpikir berikut ini. LKM diterapkan pada tahapan
kritis mahasiswa dapat ditingkatkan sehingga pembelajaran: (a) membaca dan berpikir, (b)
mencapai tingkat penguasaan sebesar 65,16%. eksplorasi dan peren-canaan, (c) menyeleksi stra-
Pada aspek hasil belajar, perolehan tingkat tegi, (d) menemukan jawaban, dan (e) refleksi
penguasaan mahasiswa mencapai 66,34%, Nilai dan perluasan. Buku petunjuk/pedoman peman-
ini lebih besar dari pencapaian tingkat pengua- faatan software Geogebra dimanfaatkan sebagai
saan kemampuan berpikir kritis pada akhir siklus bantuan untuk membuat perintah yang dapat
II. Hal ini disebabkan oleh adanya kontribusi dieksekusi oleh software pada saat mahasiswa
nilai tugas yang diperhitungkan pada hasil bela- memanfaatkan software ini pada tahapan eks-
jar mahasiswa. plorasi dan perencanaan, menyeleksi strategi,
Hasil penelitian yang terkait dengan ke- tahapan refleksi, dan perluasan. Buku ajar
mampuan berpikir kritis mahasiswa seperti yang dimanfaatkan pada kelima tahapan model
sudah diuraikan di atas dapat dicapai dengan pembelajaran agar mahasiswa dapat memperkuat
mengimplementasikan model pembelajaran rea- teori-teori pendukung yang tersaji dalam buku
soning and problem solving berbantuan open ajar dalam menyelesaikan tugas-tugas yang ada
software Geogebra melalui tahapan pembelajar- pada LKM.
an: (1) membaca dan berpikir, (2) eksplorasi dan
perencanaan, (3) menyeleksi strategi, (4) mene- SIMPULAN
mukan jawaban, dan (5) refleksi dan perluasan.
Model pembelajaran reasoning and pro-
Integrasi open software Geogebra dalam model
blem solving berbantuan open software Geogebra
pembelajaran reasoning and problem solving
dan perangkat pembelajaran yang berupa buku
dilakukan pada tahapan-tahapan: (1) eksplorasi
ajar, buku petunjuk pemanfaatan software
dan perencanaan yang dimaksudkan untuk meng-
Geogebra dan LKM yang dikembangkan pada
eksplorasi atau mengkonstruksi model pemecah-
penelitian ini telah memenuhi tiga kriteria
an masalah, (2) menyeleksi strategi yang dimak-
kualitas produk dilihat dari valditas, keter-
sudkan untuk menetapkan pola pemecahan yang
terapan, dan efektivitas. Integrasi open software
akan dipilih dari berbagai kemungkinan model
Geogebra dalam pembelajaran dapat dilakukan
pemecahanan masalah yang bisa dibuat dan
dalam tiga tahapan model reasoning and
menguji pola pemecahan melalui simulasi atau
eksperimen, dan (3) refleksi dan perluasan yang problem solving, yaitu eksplorasi dan peren-
canaan, menyeleksi strategi, refleksi dan perluas-
dimaksudkan untuk menemukan alternatif peme-
an. Penerapan model pembelajaran reasoning
cahan lain dengan memformulasikan masalah
and problem solving berbantuan open software
baru yang mungkin bisa dikembangkan dari kon-
Geogebra dan perangkat pembelajarannya pada
disi permasalahan awal yang ada.
perkuliahan Geometri Bidang dapat mening-
Sementara itu, untuk memperoleh hasil
katkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa.
kemampuan berpikir kritis secara lebih optimal
dalam model pembelajaran reasoning and pro-
blem solving berbantuan open software Geoge-
DAFTAR RUJUKAN
Aksoy, Y., Bayazit, ., & Soyba, D. 2010. The Conference, hlm, 190-195, Ithaca, New
Effects of GeoGebra in Conjectures and York, USA, 27 - 28 July.
Proofs. First North American GeoGebra
150 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 45, Nomor 2, Juli 2012, hlm.141-150