Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

Obat kesedihan

Manusia tidak terlepas dari yang namanya kesedihan, kesusahan, kesempitan dan berbagai macam
musibah yang menimpa hati. Kondisi yang seperti ini menimpa seluruh manusia, kecuali orang-orang
yang dijaga oleh Allah.Dan setiap manusia memiliki cara tersendiri untuk mengobati penyakit
tersebut. Dan tidak jarang cara-cara tersebut hanya bisa menghilangkan kesedihan sementara, lalu
]setelah itu justru mendatangkan kesengsaraan yang bertambah parah. [Redaksi KhotbahJumat.com

***

OBAT KESEDIHAN

KHUTBAH JUMAT PERTAMA

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Marilah kita bersyukur kehadirat Allah Subhanahu wa Taala atas segala nikmat yang telah tercurah
kepada kita. Semoga Allah Subhanahu wa Taala memasukkan kita ke dalam golongan hamba-hamba-
Nya yang bersyukur, sehingga Allah akan menambah pemberiaan nikmat-Nya. Sesungguhnya Allah
memberikan rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dengan tanpa batas, Allah Subhanahu
wa Taala berfirman,

Maka Rabb-nya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya
dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk
untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata, Hai Maryam dari
mana kamu memperoleh (makanan) ini. Maryam menjawab,Makanan itu dari sisi Allah.
Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. (QS. Ali
Imran: 37)

Kaum Muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Keimanan seseorang bisa berubah-ubah, dapat meningkat juga dapat merosot tajam. Keimanan akan
meningkat dengan amalan shalih yang dikerjakan. Dan kemerosotannya disebabkan terjadinya
pelanggaran syariat dan maksiat. Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa Sallam menggambarkan
keimanan dengan hadits yang diriwayatkan oleh al-Hakim dalam Mustadrak dengan sanad hasan,
Sesungguhnya keimanan dapat menjadi lekang, bagaikan baju yang bisa berubah usang. Karena itu,
mintalah kepada Allah agar Allah memperbaharui iman dalam hati kalian.

Kita harus memonitor keimanan yang merupakan barang paling berharga yang kita miliki. Kita mesti
mengontrol amalan yang selama in biasa kita lakukan. Jangan sampai terjadi kemerosotan, apalagi
sampai keimanan hilang dari dada. Kemerosotan iman saja sangat merugikan manusia, apalagi jika
seseorang murtad, keluar dari agama Islam, sudah tentu kerugian dunia akhirat pasti didapat.
Sahabat Abu Darda Radhiallahu anhu berpesan, Termasuk tanda kecerdasan seorang (hamba)
Muslim, ia selalu mengetahui apakah imannya sedang naik ataupun menurun.

Oleh karena itu marilah kita meningkatkan takwa kita kepada Allah Taala karena takwa adalah
sebaik-baik bekal bagi seorang hamba dalam mengarungi kehidupan dunia dan akhirat.

Kaum Muslimin Rahikumullah,

Kehidupan manusia tidak selamanya bahagia. Manusia tidak terlepas dari yang namanya kesedihan,
kesusahan, kesempitan dan berbagai macam musibah yang menimpa hati. Kondisi yang seperti ini
menimpa seluruh manusia, kecuali orang-orang yang dijaga oleh Allah.

Dan setiap manusia memiliki cara tersendiri untuk mengobati penyakit tersebut. Dan tidak jarang
cara-cara tersebut hanya bisa menghilangkan kesedihan sementara, lalu setelah itu justru
mendatangkan kesengsaraan yang bertambah parah. Maka kita dapatkan kebanyakan mereka
menghilangkan kesedihan dengan minum-minuman keras, mengkonsumsi narkoba, merokok
mendatangi dukun, mendengarkan musik dan lain-lain yang jelas-jelas diharamkan oleh Allah. Oleh
sebab itu bukanlah ketenangan dan kelapangan hati yang mereka dapatkan tetapi justru kesempitan
dan kesengsaraanlah yang mereka rasakan, karena mereka telah jauh dari tuntunan Islam.
Sebagaimana firman Allah Taala,

Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang
sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. (QS. Thaha: 124)
Kaum Muslimin Rahimakumullah,

Adapun kita kaum Muslimin, maka kita memiliki cara tersendiri untuk menghilangkan penyakit
tersebut, tentunya dengan obat-obat yang telah diberikan oleh Allah dan Rasul-Nya. Obat yang
pertama adalah kita meyakini bahwa kesedihan dan kesusahan yang menimpa kita, sudah
ditakdirkan oleh Allah, maka ketika kita menyadari hal tersebut akan tenanglah hati kita dan
lapanglah dada kita.

Kemudian obat berikutnya adalah doa yang dicontohkan oleh Rasulullah dalam menghadapi
kesedihan. Ini sebagaimana yang diriwayatkan dari sahabat Ibnu Masud Radhiallahu anhu
bahwasannya Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda,

Tidaklah seorang hamba tertimpa kesusahan dan kesedihan kemudian dia berdoa, Ya Allah,
sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu,
ubun-ubunku di tangan-Mu, berlaku kepadaku hukum-Mu, adil atasku Qadha-Mu (keputusan-Mu),
aku meminta kepada-Mu dengan seluruh nama-nama-Mu (yaitu) yang Engkau namakan diri Engkau
dengan nama tersebut, atau yang Engkau turunkan di kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada
kepada salah satu hamba-Mu, supaya Engkau menjadikan Alquran penyiram hatiku, cahaya dadaku,
pengusir kesedihanku, penghilang kecemasan dan kegelisahan, kecuali Allah akan menghilangkan
kesusahannya dan menggantinya dengan kesenangan.

Tentunya di dalam berdoa dengan doa di atas kita harus paham dengan makna yang terkandung di
dalam doa tersebut, supaya kita menghadirkan hati kita di dalam berdoa. Karena Allah tidak
menerima doa seorang yang hatinya lalai, dan salah satu sebab kelalaian tersebut adalah tidak
fahamnya kita dengan kandungan makna doa tersebut.

Pengakuan seorang hamba bahwa dia adalah hamba Allah, seorang makhluk yang harus tunduk
dan patuh terhadap semua perintah, dan ini menunjukkan bahwa dia tidak bisa lepas dari
pertolongan Allah, walaupun hanya sekejap mata. Ini juga menumbuhkan keyakinan bahwa hanya
Allahlah yang bisa menghilangkan kesedihannya.

Persaksian dia bahwa ubun-ubunnya, dan ubun-ubun seluruh makhluk berada di tangan Allah, oleh
sebab itu dia tidak merasa takut dengan makhluk karena dia sadar bahwa dia dan makhluk lain sama
kedudukannya sebagai seorang hamba, dan makhluk yang lain tidak bisa memberikan manfaat
maupun menimpakan mudharat kepada dirinya.

Memulai doanya dengan tawassul yang disyariatkan, yaitu dengan bertawassul dengan nama-
nama Allah, baik yang diketahui oleh manusia maupun yang tidak. Ini adalah dalil bahwa nama-nama
Allah tidak terbatas jumlahnya, karena di antara nama-nama Allah ada nama-nama yang hanya Allah
sendiri yang tahu, berarti sesuatu yang tidak bisa diketahui oleh manusia tidak mungkin bisa
dihitung.
Dalam doa ini terkandung permintaan seorang hamba supaya Allah Taala menjadikan Alquran
sebagai Rabi bagi hatinya. Rabi adalah air hujan, maka Nabi menyerupakan menyerupakan
Alquran dengan air hujan, karena sebagaimana air hujan menumbuhkan bumi, maka Alquran pun
menghidupkan hati. Dan apabila hati kita hidup, maka hiduplah seluruh anggota badan kita.

Kemudian permintaan hamba supaya Alquran dijadikan cahaya bagi dadanya, karena dada yang
bercahaya dan hati yang hidup adalah sumber kelapangan dan kebahagiaan seseorang.

Permintaan seorang hamba supaya Allah menjadikan Alquran penghilang kesedihannya, karena
kalau kesedihan dihilangkan dengan Alquran , maka kesedihan tersebut tidak akan kembali. Berbeda
halnya apabila dihilangkan dengan selainnya seperti harta, anak, istri, jabatan atau apapun selainnya,
maka kesedihan akan kembali ketika obat-obat selain Alquran itu pergi.

Dianjurkan bagi yang mendengar hadits ini untuk mengamalkannya sebagaimana perintah Nabi
kepada para sahabatnya pada hadits di atas.

Maka kesimpulannya, kesedihan dan kesempitan hati tidak akan bisa dihilangkan kecuali dengan
tauhid atau pemahaman yang benar tentang Allah, dan dengan Alquran yaitu dengan menjadikan
Alquran sebagai petunjuk bagi hidup kita, yang senantiasa kita pahami serta kita amalkan dalam
kehidupan kita sehari-hari.

KHUTBAH JUMAT KEDUA



.


,. ,

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Itulah obat yang dicontohkan oleh nabi untuk menghilangkan kesedihan dan kesusahan dan ini
menunjukkan betapa sempurnanya agama kita. Tidaklah ada satu kebaikan pun kecuali kita sudah
dijelaskan dan tidaklah ada satu keburukan pun kecuali kita sudah diperingatkan untuk menjauhinya.

Kemudian kita juga diharuskan untuk menjauhi sebab-sebab munculnya kesedihan dan kesempitan
hati yaitu dengan menjauhi sikap berpaling dari Alquran sebagaimana firman Allah,




Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang
)sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. (QS. Thaha: 124

Akhirnya marilah kita berdoa semoga Allah memberikan kepada kita keistiqamahan di dalam ilmu
yang shalih dan amal yang shalih.

.



.

.

.

You might also like