Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 10

FAKTOR PELAKSANAAN KANGAROO MOTHER CARE PADA BAYI BBLR

(Factors Related To Kangaroo Mother Care Implementation On Low Birth Weight Babies)

Tri Budi Lestari, Yuni Sufyanti Arif, Ni Ketut Alit*


Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya
Telp. (031)5913752, 5913754, Fax. (031)5913257, Email: tribudi152@gmail.com

ABSTRACT

Introduction: Until recently, Low Birth Weight Babies (LBWB) has become an issue in Indonesia
which causes morbidity and mortality during neo-natal period. A common problem found on LBWB is
instable body temperature. An effort to solve this problem is done by treating LBWB in incubators.
However, the limited incubator facility increases hypothermia on LBWB. Kangaroo Mother Care
(KMC) treatment is very effective to solve this problem. This research aims to understand the factors
related to Kangaroo Mother Care (KMC) implementation on LBWB at Dr. Soetomo General Hospital
nursery room. Method: This is a descriptive analytical research using cross-sectional approach. The
sample of this research was the mothers of low birth weight babies being treated at nursery room of
Dr. Soetomo General Hospital, Surabaya which consists of 15 respondents determined by inclusion
criteria. The data were collected using questionnaire and observations on the respondents. Statistical
test used in this research was spearman rho correlation test with p 0.05 as the significance level.
Result: The findings of this research indicated that KMC was well implemented at the nursery room
of Dr. Soetomo General Hospital, Surabaya. There was a significant relationship between mothers
knowledge and the implementation of KMC (p=0.027; r=0.567), and a significant relationship
between mothers attitude and the implementation of KMC (p=0.027; r=0.643). There was also a
significant relationship between family support and the implication of KMC (p=0.032; r=0.554).
Discussion: It can be concluded that better knowledge, attitudes, and support on kangaroo mother
care can improve the implementation of KMC on mothers with low birth weight babies. Mothers
attitude is the dominant factor on Kangaroo Mother Care (KMC) implementation. As the suggestion,
further researches should involve more respondents in order to obtain more accurate result.

Keywords: factors, Kangaroo Mother Care (KMC), Low Birth Weight Babies (LBWB)

PENDAHULUAN angka kematiannya 35 kali lebih tinggi


dibandingkan pada bayi dengan berat lahir
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah lebih dari 2500 gram. Data Riskesdas 2010
bayi yang dilahirkan dengan berat lahir kurang persentase anak balita di Indonesia yang
dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi mempunyai berat badan lahir < 2500 gram
(Depkes RI, 2008; IDAI, 2010). BBLR dapat sebesar 11,1% sedangkan di Jawa Timur
disebabkan oleh bayi lahir kurang bulan (usia sebesar 10,1%. Data dari Bank Dunia tahun
kehamilan kurang dari 37 minggu), 2012, infant mortality rate di Indonesia 26 per
pertumbuhan janin terhambat (PJT), atau 1000 kelahiran hidup. Sebagian besar
keduanya (Depkes RI, 2008). Bayi baru lahir kematian anak di Indonesia saat ini terjadi
harus melakukan adaptasi terhadap lingkungan pada masa baru lahir (neonatal), bulan pertama
di luar rahim. Proses adaptasi diperberat kehidupan (WHO, 2012). Angka kematian
dengan kelahiran bayi yang terlalu dini bayi hasil Survei Demografi Kesehatan
(prematur). Bayi BBLR mempunyai Indonesia (SDKI) 2012 adalah 32 kematian
kebutuhan khusus diantaranya kebutuhan per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian
untuk mempertahankan kehangatan suhu tubuh bayi tahun 2012 sebesar 28.31 per 1000
(PERINASIA, 2010). Sampai saat ini BBLR kelahiran hidup, menurut Profil Kesehatan
masih merupakan masalah di Indonesia, Provinsi Jawa Timur tahun 2012. Data yang
karena sebagai penyebab morbiditas dan tercatat di Ruang Bayi RSUD Dr Soetomo
mortalitas pada masa neonatal. Surabaya bulan Juni sampai Agustus 2013
Menurut Pantiawati (2010) dalam jumlah BBLR sebanyak 44,8% dari jumlah
Qobadiah (2012) bahwa prevalensi Bayi Berat keseluruhan bayi yang dirawat. Di RSUD Dr
Lahir Rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari Soetomo Surabaya perawatan BBLR dengan
seluruh kelahiran di dunia dengan batasan metode kanguru sudah diterapkan. Bayi berat
3,3% 38% dan lebih sering di negara-negara lahir rendah yang sudah mendapatkan
berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Kangaro Mother Care (KMC) di ruang Bayi
Secara statistik menunjukkan 90% kejadian pada bulan Juni sampai Agustus 2013
BBLR didapatkan di negara berkembang dan sebanyak 31,4%.
Masalah lebih sering dijumpai pada BBLR tentang pentingnya KMC bagi bayinya
BBLR dibanding dengan bayi cukup bulan dan serta partisipasi aktif ibu, sehingga KMC
bayi berat lahir normal. BBLR terutama dapat terlaksana dengan baik. Keberhasilan
karena kelahiran prematur, fungsi organ-organ pelaksanaan KMC dapat mengurangi kematian
tubuh masih belum sempurna, sehingga perlu neonatal pada bayi berat lahir rendah (berat
mendapatkan penanganan khusus. Antara lain lahir < 2000 gram) di rumah sakit (Lawn, J.E,
memiliki kesulitan untuk mempertahankan 2010).
suhu tubuh karena: peningkatan hilangnya Bayi dan keluarga merupakan satu kesatuan
panas, kurangnya lemak subkutan, rasio luas yang tidak boleh dipisahkan. Tujuan asuhan
permukaan kulit terhadap berat badan yang yang berpusat pada keluarga adalah
besar, serta produksi panas berkurang akibat memberikan rasa aman, meningkatkan
lemak coklat yang tidak memadai dan kemampuan orang tua dalam merawat diri dan
ketidakmampuan menggigil (IDAI, 2010). bayinya, mempromosikan kesejahteraan ibu
Anak-anak dan orang dewasa, yang pada saat dan bayi, dengan memperhatikan keyakinan,
lahir merupakan BBLR lebih sering nilai, tradisi, budaya yang dianut keluarga
mengalami masalah utama, seperti serebral (Straight (2001) dalam PERINASIA (2010)).
palsi, retardasi mental, ketidakmampuan Upaya lain dalam meningkatkan pelaksanaan
sensori dan kognitif serta penurunan perawatan metode kanguru adalah
kemampuan untuk secara berhasil memberikan motivasi kepada petugas
mengembangkan adaptasi secara sosial, kesehatan untuk selalu memberikan informasi
psikologis, dan fisik terhadap lingkungan yang kepada ibu-ibu menyusui dengan BBLR
semakin kompleks (Fanarrof & Martin, 1992 maupun keluarga, untuk melakukan perawatan
dalam Bobak et al, 2005). metode kanguru.
BBLR mempunyai kebutuhan khusus
diantaranya kebutuhan untuk mempertahankan
kehangatan suhu tubuh, karenanya sangat BAHAN DAN METODE
memerlukan kehangatan agar dapat bertahan
hidup. Perawatan Metode Kanguru merupakan Penelitian ini menggunakan desain
salah satu alternatif cara perawatan yang penelitian deskriptif analitik dengan
murah, mudah, dan aman untuk merawat bayi pendekatan cross sectional. Populasi pada
berat lahir rendah. Hasil penelitian Worku & penelitian ini adalah ibu dengan bayi berat
Kassie (2005), mengidentifikasi adanya lahir rendah yang dirawat di Ruang Bayi
perbedaan mortalitas yang bermakna antara RSUD Dr Soetomo Surabaya. Jumlah populasi
BBLR yang dirawat secara konvensional bayi BBLR yang dirawat di Ruang Bayi RSUD
dengan BBLR dengan KMC, yaitu 38% Dr Soetomo Surabaya pada bulan Juni sampai
berbanding 22,5%. Hal ini membuktikan Agustus 2013 sebesar 112 bayi. Sampel dalam
bahwa Kangaro Mother Care aman untuk penelitian ini dengan kriteria inklusi sebagai
bayi. Di ruang Bayi RSUD Dr Soetomo berikut: (1) ibu dengan bayi berat lahir rendah,
Surabaya sudah menerapkan perawatan kondisi sehat, dan bersedia menjadi responden,
metode kanguru. Menurut Lawrence Green (2) ibu pernah mendapatkan informasi tentang
(1980) dalam Notoatmodjo (2012) perilaku KMC dari perawat ruangan dan telah
seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor utama, melaksanakan KMC sedikitnya tiga kali, (3)
yaitu faktor predisposisi mencakup ibu yang mempunyai bayi dengan berat badan
pengetahuan, sikap, tradisi, kepercayaan, bayi 1000 g - < 2500 g dengan kondisi bayi
sistem nilai, tingkat pendidikan, tingkat sosial stabil (gerak tangis kuat, pernafasan 40-60
ekonomi dan sebagainya, faktor pemungkin x/mnt, tidak sesak, suhu tubuh 36,5 37,5C,
mencakup ketersediaan sarana dan prasarana frekwensi nadi 120-160x/mnt). Kriteria ekslusi
kesehatan, faktor penguat mencakup sikap dan dalam penelitian ini adalah: (1) ibu dengan
perilaku petugas kesehatan atau petugas lain. BBLR yang mempunyai masalah atau
Upaya meningkatkan pelaksanaan KMC, komplikasi, (2) ibu dengan BBLR yang masih
dilakukan penyuluhan bagi ibu-ibu di ruang mendapatkan perawatan khusus (terpasang O2
menyusui ruang Bayi RSUD Dr Soetomo nasal CPAP, exchange tranfusi), (3) ibu
Surabaya mengenai perawatan metode menderita gangguan jiwa. Pengambilan sampel
kanguru, keluarga juga perlu dilibatkan dalam dengan teknik purposive sampling. Variabel
penyuluhan tersebut, karena pelaksanaan bebas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor
Kangaro Mother Care (KMC) tidak harus yaitu pengetahuan, sikap, dukungan keluarga
dilakukan oleh ibu saja tetapi bisa dilakukan dan variabel terikat adalah perawatan metode
oleh suami atau anggota keluarga lain yang kanguru (kangaroo mother care). Instrumen
terlibat dalam perawatan bayi di rumah. yang digunakan untuk variabel bebas
Dukungan keluarga, kesadaran ibu dengan menggunakan kuesioner dan untuk variabel
terikat menggunakan observasi. Penelitian
dilakukan di Ruang Bayi RSUD Dr Soetomo diperoleh, kemudian dianalisa dengan
Surabaya pada 30 Nopember sampai dengan menggunakan uji statistik spearman rho.
23 Desember 2013. Data yang terkumpul dianalisa dengan
Prosedur pengumpulan data meliputi tahapan sebagai berikut: memeriksa kembali
mengurus surat ijin penelitian ke bagian kebenaran/kelengkapan data responden pada
akademik Program Studi Pendidikan Ners kuesioner dan hasil observasi yang telah
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, diperoleh atau terkumpul. Memberikan kode
kemudian menyerahkan surat tersebut beserta terhadap semua data yang telah terkumpul,
proposal ke bagian Litbang RSUD Dr Soetomo kemudian membuat rekapitulasi data terhadap
Surabaya. Dari Litbang mendapatkan formulir pertanyaan dalam bentuk persentase,
kelaikan etik yang harus diisi berkaitan dengan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke
penelitian yang akan dilakukan dan dalam computer, dan membuat distribusi
ditandatangani oleh kepala Staf Medik frekuensi sederhana. Data kemudian diolah
Fungsional (SMF) sesuai instalasi rawat inap dan diuji dengan menggunakan uji statistic
yang akan menjadi lokasi penelitian (SMF spearman rho dengan tingkat kemaknaan p
IRNA Anak), untuk menentukan apakah 0,05. Mempunyai makna jika dalam
penelitian yang akan dilaksanakan laik etik perhitungan statistic didapatkan hasil p 0,05
atau perlu dilakukan uji kelaikan etik. Setelah maka H1 diterima (terdapat hubungan antara
mendapatkan surat untuk melakukan penelitian dua variabel). Untuk mengetahui faktor
kemudian diserahkan ke SMF IRNA Anak dominan yang berhubungan dengan
lokasi yang akan dilakukan penelitian. Peneliti pelaksanaan perawatan metode kanguru
memulai kegiatan penelitian untuk menyeleksi dengan melihat nilai p yang paling kecil atau
responden dengan berpedoman pada criteria nilai koefisien korelasi (r) yang paling tinggi
inklusi. Memberikan penjelasan tentang dari hasil uji statistik spearman rho dari
tujuan, manfaat dan prosedur penelitian masing-masing variabel independen.
dengan menggunakan kuesioner dan observasi
pelaksanaan perawatan metode kanguru HASIL
kepada responden. Memberikan inform
consent kepada responden yang bertujuan agar 1. Hubungan pengetahuan ibu dengan bayi
responden mengerti maksud dan tujuan BBLR dengan pelaksanaan perawatan
penelitian, mengetahui dampak atau metode kanguru
manfaatnya. Apabila bersedia, responden harus Tabel 5.2 Tabulasi Silang Hubungan
menandatangani inform consent tersebut. Pengetahuan Dengan
Memberikan kuesioner penelitian kepada Pelaksanaan Perawatan Metode
responden serta menjelaskan cara Kanguru pada Ibu dengan Bayi
pengisiannya. Setelah pengisian kuesioner Berat Lahir Rendah yang
selesai, kemudian dilakukan pengecekan, Dirawat di Ruang Bayi RSUD
apakah data yang diperoleh sudah lengkap atau Dr Soetomo Surabaya pada
masih kurang. Melakukan observasi kepada bulan Nopember-Desember
responden terhadap pelaksanaan perawatan 2013
metode kanguru sesuai dengan prosedur yang
telah dijelaskan dan dilaksanakan pada Pelaksanaan
kesempatan sebelumnya mulai dari cuci tangan Perawatan Metode T %
sampai pelaksanaan perawatan metode Kanguru o
kanguru selesai atau belum. Setelah data dari t
kuesioner dan hasil observasi terkumpul, data B % C % K % a
diolah secara manual. Hasil perhitungan untuk a u u l
data pengetahuan, dukungan keluarga, dan i k r
pelaksanaan perawatan metode kanguru k u a
langsung dihitung besarnya persentase sesuai p n
g
scoring menggunakan rumus P= .
B 6 40 3 20, 0 0 9 60
Perhitungan data sikap dengan menggunakan Pe ai 00
rumus, mulai dari menghitung nilai rata-rata nge k
kelompok (mean), standar deviasi kemudian tah C 2 13, 4 26, 0 0 6 40
nilai T pada setiap responden. Sikap dikatakan uan uk 33 67
positif bila nilai T > mean data sikap, negative up
bila nilai T< mean data sikap (Aswar, 2009).
Melakukan tabulasi seluruh data yang telah
K 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 Berdasarkan hasil uji statistik
ur 0 0 Spearmans rho dengan tingkat kemaknaan <
an 0,05 didapatkan hasil p = 0,010. Nilai p lebih
g kecil dari 0,05 berarti H1 diterima dan H0
ditolak, hasil analisa tersebut dapat dinyatakan
Total 8 53, 7 46, 0 0 1 100 terdapat hubungan yang signifikan antara
33 67 5 sikap dengan pelaksanaan perawatan metode
Koefisien Korelasi (r) : 0,567; p = 0,027 kanguru pada ibu dengan bayi berat lahir
rendah yang dirawat di Ruang Bayi RSUD Dr.
Soetomo Surabaya. Nilai koefisien korelasi (r)
Dari hasil uji statistik Spearmans rho sebesar 0,643 yang berarti menunjukkan ada
didapatkan p = 0,027 yang lebih kecil dari = hubungan yang kuat antara sikap dengan
0,05 sehingga dapat dinyatakan terdapat pelaksanaan perawatan metode kanguru.
hubungan yang signifikan antara pengetahuan 3. Hubungan dukungan keluarga ibu dengan
dengan pelaksanaan perawatan metode bayi BBLR dengan pelaksanaan perawatan
kanguru pada ibu dengan bayi berat lahir metode kanguru
rendah yang dirawat di Ruang Bayi RSUD Dr. Tabel 5.4 Tabulasi Silang Hubungan
Soetomo Surabaya. Nilai koefisien korelasi (r) Dukungan Keluarga Dengan
sebesar 0,567 yang berarti menunjukkan ada Pelaksanaan Perawatan Metode
hubungan yang cukup kuat antara pengetahuan Kanguru pada Ibu dengan Bayi
dengan pelaksanaan perawatan metode Berat Lahir Rendah yang
kanguru. Dirawat di Ruang Bayi RSUD
Dr Soetomo Surabaya pada
2. Hubungan sikap ibu dengan bayi BBLR bulan Nopember-Desember
terhadap pelaksanaan perawatan metode 2013
kanguru
Tabel 5.3 Tabulasi Silang Hubungan Sikap
Dengan Pelaksanaan Perawatan Pelaksanaan Total
Metode Kanguru pada Ibu Perawatan Metode %
dengan Bayi Berat Lahir Rendah Kanguru
yang Dirawat di Ruang Bayi B % C %
RSUD Dr Soetomo Surabaya ai u
pada bulan Nopember- k k
Desember 2013 u
p
Pelaksanaan Perawatan Bai 7 46, 2 13, 4 60
Metode Kanguru Tot % D k 67 33
al u
Baik % C % K % cuk 1 6,6 5 33, 5 40
k
u u up 7 33
u
k r
n
u a
ga
p n
n
g
K
P 6 40, 1 6,6 0 0 7 46, el
Si os 00 7 67 ua
ka iti rg
p f a
N 2 13, 6 40, 0 0 8 53, Total 8 53, 7 46, 1 100
eg 33 00 33 34 66 5 ,00
at Koefisien Korelasi (r): 0,554; p = 0,032
if
Total 8 53, 7 46, 0 0 15 100
Berdasarkan hasil uji statistik
33 67
Spearmans rho dengan tingkat kemaknaan <
Koefisien Korelasi (r) : 0,643; p = 0,027 0,05 didapatkan hasil p = 0,010. Nilai p lebih
kecil dari 0,05 berarti H1 diterima dan H0
ditolak, hasil analisa tersebut dapat dinyatakan
terdapat hubungan yang signifikan antara
dukungan keluarga dengan pelaksanaan Hasil identifikasi pelaksanaan
perawatan metode kanguru pada ibu dengan perawatan metode kanguru pada bayi berat
bayi berat lahir rendah yang dirawat di Ruang lahir rendah yang diterapkan pada 15
Bayi RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Nilai responden di ruang Bayi RSUD Dr Soetomo
koefisien korelasi (r) sebesar 0,554 yang Surabaya menunjukkan bahwa sebagian besar
berarti menunjukkan ada hubungan yang ibu melaksanakan perawatan metode kanguru
cukup kuat antara dukungan keluarga dengan dengan baik. Sebagian yang lain melaksanakan
pelaksanaan perawatan metode kanguru. perawatan metode kanguru dengan cukup.
Fasilitas dan pelayanan kesehatan yang
4. Faktor dominan yang paling berhubungan diberikan pada ibu dengan bayi BBLR dapat
dengan pelaksanaan perawatan metode mempengaruhi pelaksanaan KMC di ruang
kanguru Bayi. Upaya meningkatkan pelaksanaan KMC
Tabel 5.5 Faktor dominan yang Paling di Ruang Bayi RSUD Dr Soetomo Surabaya
Berhubungan Dengan antara lain dengan memberikan konseling atau
Pelaksanaan Perawatan Metode pendidikan kesehatan mengenai perawatan
Kanguru pada Ibu dengan Bayi metode kanguru bagi ibu dengan bayi BBLR
Berat Lahir Rendah yang yang dirawat di ruang Bayi. Ibu dengan BBLR
Dirawat di Ruang Bayi RSUD atau keluarganya yang datang ke Ruang Bayi
Dr Soetomo Surabaya pada RSUD Dr Soetomo, diberikan konseling atau
bulan Nopember-Desember penyuluhan mengenai KMC apabila bayinya
2013 memungkinkan dilakukan KMC serta
memberikan contoh secara nyata perbedaan
Variabel bayi yang sudah dilakukan KMC dan yang
Dependen : tidak dilakukan KMC, sehingga memberikan
Pelaksanaan motivasi pada ibu dengan BBLR untuk
Perawatan melakukan KMC dengan baik. Penekanan
Metode Kanguru konsep penyuluhan kesehatan lebih pada
Koefisie p upaya mengubah perilaku sasaran agar
n berperilaku sehat terutama pada aspek kognitif
Korelasi (pengetahuan dan pemahaman sasaran),
(r) sehingga pengetahuan sasaran penyuluhan
telah sesuai dengan yang diharapkan.
Peng 0,567 0,027 Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan
Var etahu pendidikan yang dilakukan dengan cara
iab an menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan,
el sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan
Ind Sika 0,643 0,010
mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan
epe p
suatu anjuran yang ada hubungannya dengan
nde Duku 0,554 0,032 kesehatan. Hasil yang diharapkan dalam
n ngan penyuluhan kesehatan adalah terjadinya
Kelu perubahan sikap dan perilaku individu,
arga keluarga, kelompok khusus dan masyarakat
untuk dapat mencapai derajat kesehatan yang
Untuk mengetahui faktor dominan optimal (Effendy, 1998). Konseling atau
yang paling berhubungan dengan pelaksanaan penyuluhan tentang KMC yang diberikan,
perawatan metode kanguru, dapat dilihat dari akan meningkatkan pengetahuan ibu dalam
nilai p yang paling kecil atau koefisien merawat bayinya dan ibu akan merespon hal
korelasi (r) yang paling tinggi. Berdasarkan tersebut dengan melaksanakan KMC dengan
tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel baik.
sikap yang paling berhubungan dengan Pelaksanaan perawatan metode
variabel pelaksanaan perawatan metode kanguru yang baik di ruang Bayi RSUD Dr
kanguru, hal ini ditunjukkan dari nilai p yang Soetomo Surabaya sebagian besar pada
dimiliki paling kecil dan koefisien korelasi (r) responden yang memiliki pengetahuan yang
paling tinggi dibandingkan dengan dua baik, sikap yang positif dan dukungan keluarga
variabel independen lainnya. yang baik, dan pelaksanaan perawatan metode
kanguru yang cukup sebagian besar pada
PEMBAHASAN responden yang memilki pengetahuan, sikap
1. Pelaksanaan perawatan metode kanguru dan dukungan keluarga yang cukup.
pada BBLR di Ruang Bayi RSUD Dr
Soetomo Surabaya
2. Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan keputusan. Responden dengan pengetahuan
pelaksanaan perawatan metode kanguru yang baik dan pelaksanaan perawatan metode
Berdasarkan hasil identifikasi tingkat kanguru yang baik terbanyak pada tingkat
pengetahuan ibu terhadap pelaksanaan pendidikan SMA.Tingkat pendidikan
perawatan metode kanguru yang diterapkan menentukan mudah tidaknya seseorang
pada 15 responden di ruang bayi RSUD Dr menyerap dan memahami pengetahuan yang
Soetomo Surabaya, menunjukkan bahwa mereka peroleh, pada umumnya semakin
sebagian besar responden dengan pengetahuan tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula
yang baik dengan pelaksanaan perawatan pengetahuannya, sehingga semakin baik
metode kanguru yang baik, seperti para ibu seseorang menerima suatu informasi. Sebagian
mengerti dan memahami tentang pengertian, besar responden yang memilki pengetahuan
tujuan, manfaat, cara, dan kriteria bayi yang yang cukup dengan pelaksanaan KMC yang
dapat dilakukan KMC. Sebagian responden cukup terdapat pada tingkat pendidikan rendah
dengan pengetahuan cukup dan pelaksanaan (SD dan SMP). Pendidikan yang rendah
KMC yang cukup didukung oleh kurangnya mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.
pemahaman ibu mengenai kriteria bayi yang Pengetahuan yang kurang menyebabkan
dilakukan KMC, cara melakukan KMC serta kurangnya kemampuan seseorang menerima
tempat pelaksanaan KMC. Penyuluhan dan dan merespon suatu pengetahuan baru,
konseling tentang KMC yang telah diberikan sehingga mempengaruhi seseorang tersebut
kepada ibu dapat meningkatkan pengetahuan dalam menerapkankannya pada situasi yang
yang akan memberikan pemahaman mengenai nyata. Responden yang memilki pengetahuan
dirinya, posisinya, mengenal situasi yang cukup dengan pelaksanaan KMC yang
lingkungan sehingga mampu melaksanakan cukup, terbanyak pada usia 36-45 tahun, hal
KMC secara nyata dan dapat memperbaiki diri ini dapat disebabkan karena pada umur-umur
dengan lingkungannya. tertentu atau menjelang usia lanjut
Sesuai dengan Teori Lawrence Green kemampuan seseorang atau penerimaan
(dalam Nursalam, 2013), terdapat tiga faktor mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
yang mempengaruhi perilaku kesehatan Pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa terdapat
seseorang: (1) faktor predisposisi pelaksanaan perawatan metode kanguru yang
(predisposing factors) yaitu: sikap, baik pada 2 responden dengan pengetahuan
pengetahuan, kepercayaan, nilai dan norma, yang cukup, dengan tingkat pendidikan rendah
(2) faktor pendukung (enabling factors) yaitu : (SD dan SMP) dan dengan usia 20-35 tahun.
adanya sarana dan prasarana kesehatan, Hal ini dapat disebabkan meskipun seseorang
peraturan kesehatan, dan ketrampilan terkait memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia
kesehatan, (3) faktor pendorong (reinforcing mendapatkan informasi yang baik dapat
factors) yaitu: keluarga, guru, sebaya, petugas meningkatkan pengetahuan seseorang,
kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama dan ditunjang dengan pengalaman yang diperoleh
pengambil keputusan. Pendidikan kesehatan akan mempengaruhi cara berfikir seseorang.
memegang peranan penting dalam Terdapat 3 responden dengan pengetahuan
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang baik namun dengan pelaksanaan KMC
para orang tua untuk merawat bayinya yang cukup. Pengetahuan yang baik tidak
termasuk untuk melakukan KMC selalu diikuti dengan perilaku yang baik, hal
(PERINASIA, 2010). Sesuai dengan teori ini dapat disebabkan oleh social budaya dan
Aswar (1996) bahwa, pendidikan merupakan lingkungan yang kurang mendukung yang
suatu faktor yang mempengaruhi perilaku mempengaruhi perkembangan dan perilaku
seseorang dan pendidikan dapat seseorang.
mendewasakan seseorang serta berperilaku
baik, sehingga dapat memilih dan membuat 3. Hubungan sikap ibu dengan pelaksanaan
keputusan dengan lebih tepat. perawatan metode kanguru
Sebagian besar responden dengan Berdasarkan hasil identifikasi sikap
pengetahuan yang baik dengan pelaksanaan ibu terhadap pelaksanaan perawatan metode
perawatan metode kanguru yang baik kanguru di ruang bayi RSUD Dr Soetomo
terbanyak pada responden dengan usia 20-35 Surabaya, menunjukkan bahwa sebagian besar
tahun. Usia lebih tua lebih berpengalaman responden memiliki sikap yang negatif
daripada usia lebih muda. Pengalaman terhadap pelaksanaan perawatan metode
merupakan salah satu faktor internal yang kanguru. Sikap yang negative didukung oleh
mempengaruhi pengetahuan seseorang, karena sikap ibu yang sangat tidak setuju bahwa saat
pengalaman merupakan sumber pengetahuan. melaksanakan KMC dapat dilakukan sendiri
Semakin lanjut usia seseorang semakin apabila ibu sudah terbiasa melakukannya dan
meningkat kemampuan dalam mengambil tidak setuju apabila melakukan KMC di rumah
dapat dilakukan sambil melakukan aktivitas memilki sikap yang mendukung terhadap
ringan. Pada dasarnya ibu yang sudah terbiasa pelaksanaan KMC. Responden yang
melakukan KMC tidak perlu selalu dengan mempunyai sikap positif terhadap pelaksanaan
bantuan karena sudah terlatih dan saat perawatan metode kanguru, terbanyak pada
melakukan KMC di rumah dapat dilakukan usia 20-35 tahun. Seseorang dengan usia yang
sambil melakukan aktivitas ringan misalnya lebih tua, lebih bertanggungjawab dan lebih
makan, melipat baju, merapikan tempat tidur teliti dalam mengambil keputusan. Pada tabel
dan sebagainya. Sebagian yang lain terdapat 5.4, terdapat 2 responden mempunyai sikap
responden yang bersikap positif dengan negative dengan pelaksanaan perawatan
pelaksanaan perawatan metode kanguru yang metode kanguru yang baik, dapat disebabkan
baik. Sikap yang positif didukung oleh sikap karena usia yang cukup (20-35 tahun)
ibu yang sangat setuju bahwa KMC sangat sehingga lebih berpengalaman dan sikap
tepat untuk BBLR terutama dalam merupakan kesiapan seseorang untuk
mempertahankan kehangatan tubuh bayi bertindak, yang diatur melalui pengalaman
sebagai pengganti incubator dan dengan yang memberikan pengaruh terarah terhadap
melaksanakan KMC dapat memberikan kasih respon seseorang pada objek dan situasi yang
sayang secara langsung pada bayinya. terkait, meskipun dengan tingkat pendidikan
Menurut Ajzen (2005) dalam Nursalam yang rendah dan memiliki pengetahuan yang
(2013), sikap merupakan perasaan positif cukup tentang KMC.
(favorable) atau negative (unfavorable)
terhadap suatu objek, orang, institusi atau 4. Hubungan dukungan keluarga dengan
kegiatan. Dalam theory of planned behavior pelaksanaan perawatan metode kanguru
sikap yang dimilki seseorang terhadap suatu Berdasarkan hasil identifikasi
tingkah laku dilandasi oleh belief seseorang dukungan keluarga terhadap pelaksanaan
terhadap konsekuensi (autcome) yang akan perawatan metode kanguru pada 15 responden
dihasilkan jika tingkah laku tersebut dilakukan di ruang bayi RSUD Dr Soetomo Surabaya,
(autcome evaluation) dan kekuatan terhadap menunjukkan bahwa terbanyak responden
belief tersebut (belief strength). Belief adalah mendapatkan dukungan keluarga yang baik
pernyataan subjektif seseorang yang dengan pelaksanaan perawatan metode
menyangkut aspek-aspek yang dapat kanguru yang baik, dan sebagian yang lain
dibedakan tentang dunianya, yang sesuai responden dengan pelaksanaan perawatan
dengan pemahaman tentang diri dan metode kanguru yang cukup dengan dukungan
lingkungannya. keluarga yang cukup.
Berdasarkan hasil identifikasi Teori Straight (2001) dalam
sebagian besar responden memiliki sikap PERINASIA (2010) mengatakan bahwa,
negative terhadap pelaksanaan KMC. keluarga memegang peranan penting dalam
Responden dengan sikap negative sebagian asuhan bayi baru lahir. Keluarga mempunyai
besar terdapat pada tingkat pendidikan SD dan potensi untuk menentukan asuhan yang terbaik
SMP, dapat disebabkan karena tingkat untuk bayinya berdasarkan informasi yang
pendidikan yang rendah mempengaruhi akurat dari tenaga kesehatan. Oleh sebab itu
pengetahuan seseorang. Pengetahuan yang pelibatan keluarga harus menjadi bagian dari
kurang mempengaruhi pemahaman seseorang asuhan bayi baru lahir. Tujuan asuhan yang
terhadap suatu stimulus. Pemahaman yang berpusat pada keluarga adalah memberikan
kurang terhadap pengetahuan tentang KMC, sara aman, meningkatkan kemampuan orang
menyebabkan responden akan memilki sikap tua dalam merawat diri dan bayinya,
yang kurang mendukung terhadap pelaksanaan mempromosikan kesejahteraan ibu dan bayi,
KMC. Responden dengan sikap negative dengan memperhatikan keyakinan, nilai,
sebagian besar berusia 20-35 tahun. Meskipun tradisi, budaya yang dianut keluarga. Menurut
sudah memasuki usia dewasa belum tentu para Bregman (2008) dalam PERINASIA (2010),
ibu memiliki pengalaman yang cukup keluarga perlu diberdayakan dalam memenuhi
mengenai perawatan bayi BBLR terutama kebutuhan dasar bayi sejak dirawat termasuk
tentang KMC sehingga berakibat kurang dalam memberikan stimulasi pada bayinya.
merespon terhadap pelaksanaan KMC. Stimulasi perkembangan dari lingkungan
Responden yang mempunyai sikap positif sangat diperlukan. Menurut Friedman (1998),
terhadap pelaksanaan KMC, terbanyak pada peran keluarga dalam kesehatan adalah
tingkat pendidikan SMA. Semakin tinggi mengenal masalah kesehatan keluarga dan
pendidikan seseorang semakin baik memutuskan tindakan kesehatan yang tepat
pemahaman seseorang terhadap suatu objek. bagi keluarga.
Pemahaman yang baik terhadap pengetahuan Berdasarkan hasil identifikasi terdapat
tentang KMC mengakibatkan responden akan pelaksanaan KMC yang baik terbanyak pada
responden dengan dukungan keluarga yang dan dukungan keluarga. Dengan demikian
baik. Dukungan keluarga yang baik yang sikap ibu merupakan faktor yang dominan
mempengaruhi pelaksanaan KMC adalah yang berhubungan dengan pelaksanaan
keluarga selalu memberi motivasi pada ibu perawatan metode kanguru pada bayi berat
untuk melakukan KMC, memperhatikan lahir rendah yang dirawat di ruang bayi RSUD
kondisi kesehatan ibu agar dapat melakukan Dr Soetomo Surabaya.
KMC dan merasa senang dengan Sikap merupakan domain yang sangat
perkembangan bayinya yang semakin baik. penting untuk membentuk tindakan seseorang
Berdasarkan data demografi, pelaksanaan (Notoatmodjo, 2012). Menurut teori Lawrence
perawatan metode kanguru yang baik dengan Green dalam Nursalam (2013), faktor
dukungan keluarga yang baik, sebagian besar predisposisi merupakan faktor yang paling
terdapat pada responden dengan usia 20-35 berpengaruh, yaitu: sikap, pengetahuan,
tahun, dan tingkat pendidikan SMA. Hal ini kepercayaan, nilai dan norma.
dapat disebabkan karena pengalaman yang Dengan mendapatkan konseling
cukup serta pendidikan yang tinggi, tentang KMC, akan meningkatkan
memberikan keyakinan yang kuat serta pengetahuan ibu dalam merawat bayinya dan
dukungan yang baik dari keluarga ibu akan merespon hal tersebut dengan
mempengaruhi ibu untuk melaksanakan melaksanakan KMC dengan baik. Pelaksanaan
perawatan metode kanguru dengan baik. KMC dengan baik menunjukkan sikap ibu
Sebagian yang lain terdapat 6 responden terhadap ide yang diterimanya.
dengan dukungan keluarga yang cukup dengan
pelaksanaan KMC yang cukup. Dukungan
keluarga yang cukup kepada responden yang
mempengaruhi pelaksanaan KMC yang cukup SIMPULAN DAN SARAN
adalah keluarga kurang memberi motivasi
pada ibu untuk melakukan KMC, tidak selalu Pada bab ini akan di sajikan simpulan dan
mendampingi ibu saat berkonsultasi dengan saran dari hasil penelitian tentang faktor-faktor
petugas kesehatan, dan kurang aktif mencari yang berhubungan dengan pelaksanaan
informasi terkait dengan KMC. Responden no perawatan metode kanguru pada bayi berat
13 dengan dukungan keluarga yang cukup dan lahir rendah di ruang bayi RSUD Dr Soetomo
pelaksanaan KMC yang cukup, dapat Surabaya. Berdasarkan hasil penelitian yang
disebabkan karena tingkat pendidikan yang telah dilakukan pada 30Nopember sampai
rendah (SMP) mempengaruhi tingkat dengan 23 Desember 2013 dapat ditarik
pengetahuan ibu, serta usia < 20 tahun masih kesimpulan dan saran sebagai berikut:
belum memilki banyak pengalaman, didukung Simpulan
dengan dukungan keluarga yang cukup yang 1. Perawatan metode kanguru pada bayi berat
mempengaruhi pelaksanaan KMC tidak lahir rendah di ruang bayi RSUD Dr
maksimal. Responden no 4 dengan dukungan Soetomo Surabaya sebagian besar
keluarga yang cukup dan pelaksanaan KMC dilaksanakan dengan baik. Pelaksanaan
yang cukup, dapat disebabkan karena perawatan metode kanguru yang baik
meskipun ibu dengan pendidikan perguruan dapat meningkatkan kondisi bayi berat
tinggi yang mempunyai pengetahuan yang lahir rendah menjadi lebih optimal.
baik tentang KMC namun tidak menunjukkan 2. Pengetahuan ibu dengan bayi BBLR
respon yang baik terhadap pelaksanaan KMC sebagian besar memilki pengetahuan yang
apalagi tidak mendapat dukungan keluarga baik tentang perawatan metode kanguru.
yang baik. Dukungan keluarga yang baik dapat Pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan pelaksanaan perawatan metode meningkatkan pelaksanaan KMC pada
kanguru yang baik. bayi berat lahir rendah.
3. Sikap ibu dengan bayi BBLR sebagian
5. Faktor dominan yang paling berhubungan besar memilki sikap yang negatif terhadap
dengan pelaksanaan perawatan metode pelaksanaan perawatan metode kanguru.
kanguru. Sikap yang positif berdampak pada
Berdasarkan data yang diperoleh, pelaksanaan perawatan metode kanguru
sikap ibu menunjukkan nilai p paling rendah pada bayi berat lahir rendah yang lebih
dan nilai r paling tinggi. Hal ini menunjukkan baik.
bahwa sikap ibu mempunyai hubungan yang 4. Ibu dengan bayi BBLR sebagian besar
kuat dengan pelaksanaan perawatan metode memiliki dukungan keluarga yang baik
kanguru pada bayi berat lahir rendah yang terhadap pelaksanaan perawatan metode
dirawat di ruang bayi RSUD Dr Soetomo kanguru. Dukungan keluarga yang baik,
Surabaya, dibandingkan dengan pengetahuan dapat mempengaruhi pelaksanaan
perawatan metode kanguru pada bayi berat Bobak, Lowdermilk & Jensen. (2005). Buku
lahir rendah. Ajar Keperawatan Maternitas, edisi 4,
5. Faktor dominan yang paling berhubungan Jakarta : EGC, hal. 888-890.
dengan pelaksanaan perawatan metode
kanguru pada bayi berat lahir rendah yang Badan Penelitian dan Pengembangan
dirawat di ruang bayi RSUD Dr Soetomo Kesehatan. Laporan Hasil Riset Kesehatan
surabaya adalah sikap ibu. Dasar 2010. Jakarta; Kementrian
Saran Kesehatan, RI
Meskipun pengetahuan, dukungan
keluarga termasuk kategori baik, dan sikap Badan Pusat Statistik (BPS).Badan
termasuk kategori yang positif dalam Kependudukan dan Keluarga Berencana
pelaksanaan perawatan metode kanguru, Nasional. Survei Demografi dan
namun masih terdapat responden yang Kesehatan Indonesia 2012. Measure DHS
memiliki pengetahuan, dukungan keluarga ICF International. Calverton, Maryland,
yang cukup dan sikap yang negatif. Untuk USA: BPS dan Measure DHS ICF
itu perlu dipertimbangkan saran-saran sebagai International. (2012). Diakses 2 oktober
berikut: 2013, < http://www.bkkbn.go.id >
1. Untuk meningkatkan pelaksanaan
perawatan metode kanguru, tenaga Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
kesehatan dalam memberikan konseling (2008). Paket Pelatihan Pelayanan
selain dengan metode ceramah dan Obstetri Dan Neonatal Emergensi
demonstrasi, dapat divariasikan dengan Komprehensif (PONEK) Asuhan Neonatal
pemutaran video atau memberikan sebuah Esensial.
contoh hasil pelaksanaan KMC yang
positif sehingga memberi Divisi Neonatologi Ilmu Kesehatan Anak
motivasi/menumbuhkan sikap yang positif Rumah Sakit Dr Soetomo Surabaya.
pada ibu untuk melakukan KMC dengan (2008). Manajemen Bayi Baru Lahir,
lebih baik. tulisan dipresentasikan pada Tatalaksana
2. Ibu perlu mencari informasi yang lebih Masalah Kesehatan Ibu dan Bayi Bagi
banyak tentang perawatan metode kanguru Perawat dan Bidan, Surabaya, 16-18 Mei
dan bayi BBLR agar dapat melaksanakan
perawatan metode kanguru dan merawat Dharma, K. (2011), Metode Penelitian
bayinya secara maksimal. Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media
3. Perlunya informasi bagi keluarga tentang Effendi & Makhfudli. (2009). Keperawatan
KMC diharapkan keluarga dapat Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
memberikan nasehat/perhatian pada ibu Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba
untuk melaksanakan KMC sehingga Medika.
memperoleh hasil yang memuaskan.
4. Libatkan semua petugas kesehatan baik Effendy, N. (1998). Dasar-Dasar
medis maupun paramedis dalam Keperawatan Kesehatan Masyarakat.
memberikan informasi tentang perawatan Jakarta: EGC, hal. 232-235
metode kanguru, tidak terbatas pada
perawat saja dengan memberikan Friedman & Marilyn. (1998). Buku Ajar
konseling pada setiap kesempatan yang Keperawatan Riset, Teori & Praktik.
ada bagi ibu dengan bayi BBLR dan Jakarta: EGC, hal. 31.
keluarga.
5. Perlu penelitian lebih lanjut yang Hidayat, A. (2011). Metode Penelitian
berhubungan dengan perawatan metode Keperawatan Dan Teknik Analisis Data.
kanguru demi kemajuan pelaksanaan Jakarta: Salemba Medika
perawatan metode kanguru.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2010). Buku
Ajar Neonatologi. Jakarta : Badan Penerbit
DAFTAR PUSTAKA
IDAI.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Lawn, J.E. (2010). Kangaroo Mother Care to
Suatu Penedekatan Praktik. Jakarta: prevent neonatal deaths due to preterm
Rineka Cipta, hal. 246. birth complications. International Journal
of Epidemiology 2010;i144-i154
Azwar, S. (2011). Sikap Manusia Teori dan
doi:10.1093/ije/dyq031_, diakses 24
Pengukurannya. Edisi ke-2. Yogyakarta:
September 2013, <
Pustaka Pelajar, hal. 66.
http://ncbi.nlm.gov/pubmed/21412879 >.
Mardapi, D. (2007). Teknik Penyusunan The International Bank for Reconstruction and
Instrumen Tes Dan Non Tes. Yokyakarta: Development. (2010). New Insights into
Mitra Cendekia. the Provision of Health Services in
Indonesia A Health Workforce Study.
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan Washington: The World Bank.
Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta. Worku & Kassie. (2005). Kangaroo Mother
Care: A Randomized Controlled Trial on
, (2003). Pendidikan Effectiveness of Early Kangaroo Mother
dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rieka Care for the Low Birthweight Infants in
Cipta Addis Ababa, Ethiopia. Journal of
Tropical Pediatric, Vol. 51, no. 2, Pp. 93-
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu 97, diakses 24 September 2013, <
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika http://tropei.oxfordjournals.org/content/51/
Nursalam & Siti, P, (2001). Konsep dan 2/93.short >.
Penerapan Metodologi Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika. World Health Organization_UNICEF. (2012).
Home visits for the newborn child: A
PERINASIA. (2008). Perawatan Bayi Berat strategy to improve survival.
Lahir Rendah (BBLR) dengan Metode
Kanguru. Jakarta

PERINASIA. (2010). Konsep Dasar


Perawatan Metode Kanguru, tulian
dipresentasikan pada Pelatihan Perawatan
Metode Kanguru. Surabaya, 15-19
Pebruari

Putra, S. ( 2010). Filsafat Ilmu Kedokteran.


Surabaya: Airlangga University Press, hal.
54.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. (2012).


Angka Kematian Bayi. Diakses 11
Nopember 2013, <
http://dinkes.jatimpr0v.go,id >.

Qobadiyah, T. (2012). The influence of size


upper arm circumference (lla) third
trimester pregnant women on the birth
weight babies in bps siti sujalmi jatinom
klaten. Jurnal Ilmu Kesehatan, Vol. IV,
No. 2, hal. 2, diakses 3 Oktober 2013, <
http://stikesdutagama.ac.id >.

Riskesdas. (2010). Persentase Berat Badan


Bayi Baru Lahir Anak Balita Menurut
Provinsi. Diakses 3 Oktober 2013, < http://
www.riskesdas.litbang.depkes.go.id >.

Setyowati & Murwani. (2008). Askep


Keluarga. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Suradi, R & Yanuarso, P. (2000). Metode


Kanguru Sebagai Pengganti Inkubator
untuk Bayi Berat Lahir Rendah, vol. 2,
no. 1, hal. 33. http://saripediatri.idai.or.id/
diakses tanggal 19 September 2013 jam
20.56

Sunaryo, (2004). Psikologi Untuk


Keperawatan. Jakarta: EGC.

You might also like