Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

26 JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA

Vol. 14, No. 1, 26-32, Mei 2011

Pengaruh Fraksi Volume Serat dan Lama Perendaman Alkali terhadap


Kekuatan Impak Komposit Serat Aren-Polyester

(The Effect of Fiber Volume Fraction and Long Immersion in Alkali for Impact Strength
Composite Palm Fiber-Polyester)

M. BUDI NUR RAHMAN, BAMBANG RIYANTA, KUNCORO DIHARJO

ABSTRACT

Palm fiber waste in the industrial processing of starch sugar palm has potential as
reinforcing material composite material. This research to determine the effect of
fiber volume fraction and long immersion in alkaline solution (NaOH) 5% for the
impact strength composites waste palm fiber-polyester. The material used is a waste
of palm fiber, unsaturated polyester 157 BQTN, MEKPO catalyst and 5% alkaline
solution. Preparation of composites made by the method of press mould. The
Composites made with variations of the volume fraction of 10%, 20%, 30%, 40%,
50% and long immersion alkali solution is 0, 2, 4, 6, and 8 hours. The impact test
conducted by Izod impact testing machine refers to the standard ASTM D 5941. The
results showed that increasing the volume fraction will increase the impact strength,
but the subsequent decline. The longer the alkali treatment will reduce the impact
strength because the fiber has undergone treatment. The impact strength maximum
of the composites with fiber volume fraction of 40% and without alkaline immersion
of 0.3211 J/mm2. Characteristics of a broken section of palm fiber composite
material are a polyester matrix of a single fracture.
Keywords: palm fiber waste, the volume fraction, alkaline immersion, impact
strength

PENDAHULUAN Pemakaian bahan komposit antara lain sebagai


bahan dinding kendaraan-kendaraan darat, laut,
udara, alat-alat olahraga, alat-alat rumah tangga
Saat ini bahan teknik yang digunakan di dunia
dan lain-lain. Karena beragam pemakaian
industri masih sangat tergantung dengan logam.
tersebut, maka jenis pembebanan beragam pula.
Namun bahan teknik lain mulai mendapat
Namun sebagian besar adalah beban tarik dan
pertimbangan sebagai pengganti logam. Bahan
geser pada bidang plat. Sangat jarang ditemui
teknik yang mulai dikembangkan adalah
jenis pembebanan selain dari kedua jenis
material komposit. Bahan komposit yang
pembebanan tersebut
diperkuat dengan serat merupakan bahan teknik
yang banyak digunakan, karena kekuatan dan Dari pengujian kekuatan tarik, bending dan
kekakuan spesifik tinggi dan sifatnya dapat impak terhadap komposit dengan serat glass 3
didesain mendekati kebutuhan (Jones, 1975). layer dalam bentuk chopped strand mat dengan
berat 300 gram/m2 yang dilakukan oleh Yanuar
Serat yang digunakan sebagai penguat dalam
dan Diharjo (2003) diperoleh kekuatan tarik
material komposit dapat berupa serat sintetik
67,118 MPa, kekuatan bending 175,25 MPa dan
atau serat alam. Serat sintetik adalah serat
kekuatan impaknya 0,045 J/mm2.
anorganik yang telah diperlakukan dengan
bahan-bahan kimia tertentu, sedangkan serat Pada komposit GFRP, penggunaan serat
alam adalah serat yang langsung didapatkan Chopped strand mat (CSM) diantara layer
dari alam, baik dari tumbuhan atau hewan. Di woven roving dapat mengatasi penurunan
Indonesia serat alam masih banyak dijumpai kekuatan komposit yang disebabkan oleh
misalnya, serat goni(knaf), serat aren, pandan, adanya daerah yang miskin serat. Besarnya
ijuk, dan sabut kelapa.
M. B. N. Rahman, et.al. / Semesta Teknika, Vol. 14, No. 1, 26-32, Mei 2011 27

peningkatan ketahanan impak tersebut adalah serat aren (arenga pinnata) yang
mencapai 187%. didapat dari Desa Margoluwih Daleman
Tulung, Klaten. Desa tersebut merupakan sentra
George et al. (1996) melakukan perlakuan serat
industri kecil pembuatan mie yang terbuat dari
daun nanas dengan urutan: treatment NaOH
sari/tepung aren, dan sisa yang telah diambil
0,5% selama 1,5 jam, pencucian dengan air
sarinya disebut ampas aren.
dingin, pencucian dengan HCl 0,1 M, dan
dikeringkan dalam oven pada suhu 60 0C Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
selama 24 jam. Selama perlakuan alkali, pengaruh fraksi volume serat dan lama
permukaan serat akan menjadi kasar. Topografi perendaman serat dalam larutan alkali (NaOH)
permukaan serat yang kasar menghasilkan 5% terhadap kekuatan impak komposit
mechanical interlocking yang lebih kuat dengan berpenguat serat aren.
matrik.
Ray et al. (2001) melakukan perlakuan serat METODE PENELITIAN
jute dengan larutan alkali 5% selama 0, 2, 4, 6,
dan 8 jam, yang dilanjutkan dengan pencucian
Persiapan Bahan
dan penetralan alkali dengan asam asetat, serta
pengeringan pada temperatur kamar selama 48 Bahan utama penelitian adalah limbah serat
jam dan dioven pada 100 0C selama 6 jam. aren (Arengapinnata Wurmb) yang didapat dari
Perkembangan serat jute meningkatkan daerah Tulung, Klaten yang merupakan limbah
modulus elastisitasnya sebesar 12%, 68%, dan dari pengolahan tepung aren untuk industri mie.
79% setelah perlakuan berturut-turut, 4, 6, dan Pengambilan serat aren dilakukan dengan
8 jam. Tenacity serat juga meningkat 46% memotong pohon aren sepanjang 1,25 - 2
setelah 6 dan 8 jam perlakuan. Namun meter, lalu dibelah dan diparut. Serat hasil
persentasi regangan patah serat menurun 23% parutan dimasukkan ke bak yang dialiri air serta
setelah perlakuan 8 jam. Hasil pengujian diaduk-aduk untuk mendapatkan sarinya lalu
kekuatan lentur komposit menunjukkan bahwa diendapkan menjadi tepung. Sisa parutan yang
kekuatan tertinggi terjadi pada perlakuan 4 jam, telah diambil sarinya (ampas aren) kemudian
dengan kurva tenacity dan % regangan patah diambil seratnya. Serat dibersihkan dari tatal
bertemu pada satu titik. yang melekat kemudian dikeringkan dengan
Rahman et al. (2010) melakukan penelitian diangin-anginkan. Serat direndam dalam larutan
fraksi volume serat nanas-nanasan dan alkali (NaOH 5%) dengan variasi 0, 2, 4, 6 dan
perlakuan larutan alkali 5% selama selama 0, 2, 8 jam. Perendaman dilakukan untuk
4, 6, dan 8 jam. Kekuatan impak meningkat menghilangkan lignin yang menempel pada
secara linier seiring dengan penambahan fraksi serat. Serat dinetralisir dengan cara direndam
volume serat. Kekuatan impak komposit dalam air bersih selama 3 hari dan dikeringkan
dengan kandungan serat 34,44% dan 39.85% dengan diangin-anginkan. Bahan matrik yang
sama, yaitu sebesar 0,0046 J/mm2. Hasil ini digunakan adalah unsaturated polyester 157
menunjukkan bahwa kekuatan impak komposit BQTN, yang disuplai oleh PT. Justus Kimia
optimum pada fraksi volume sekitar 35%. Raya Jakarta. Kadar katalis MEKPO (metil etil
Semakin lama waktu perlakuan alkali 5% keton peroksida) yang digunakan adalah 1%
NaOH akan meningkatkan energi patah dan dari volume matrik.
kekuatan impak sampai waktu 6 jam, namun
pada waktu 8 jam nilainya lebih rendah. Pembuatan Komposit
Kekuatan impak tertinggi juga terjadi pada
komposit berpenguat serat dengan perlakuan Panel komposit dibuat menggunakan metode
alkali 6 jam, yaitu sebesar 0,0055 J/mm 2. cetak tekan (press mould) dengan susunan serat
Kekuatan impak terendah terjadi pada specimen acak dan variasi fraksi volume 10%, 20%, 30%,
dengan serat yang mengalami 8 jam perlakuan 40% dan 50%. Pembuatan komposit dengan
alkali, yaitu sebesar 0,0044 J/mm2. orientasi serat acak (Random) adalah dengan
dipotong-potong lalu dicampur secara acak
Mengingat kegunaan material komposit yang keseluruh bagian resin tanpa memperhatikan
beraneka ragam maka dipandang penting arahnya. Bila tiap arah seratnya menyebar maka
mengkaji bahan komposit dengan kekuatannya akan menyebar kesegala arah
menggunakan serat alam. Serat alam yang sehingga kekuatan mekanisnya akan meningkat.
digunakan dalam pembuatan material komposit Namun semakin acak orientasi seratnya maka
28 M. B. N. Rahman, et.al. / Semesta Teknika, Vol. 14, No. 1, 26-32, Mei 2011

sifat mekanik pada satu arahnya akan semakin dengan : c = kekuatan komposit (N/mm2),
melemah. Menurut Gibson (1994), penempatan
serat harus mempertimbangkan geometri serat, f = kekuatan fiber (N/mm2), m = kekuatan
arah, distribusi dan fraksi volume, agar matrik (N/mm2), V f = volume fiber (mm3), Vm
dihasilkan komposit berkekuatan tinggi. = volume matrik (mm3).
Salah satu faktor penting yang menentukan
karakteristik dari komposit adalah perbandingan Pengujian Impak Komposit
matrik dan penguat/serat. Perbandingan ini
dapat ditunjukkan dalam bentuk fraksi volume Pembentukan spesimen uji impak sesuai dengan
serat (Vf) atau fraksi massa serat (m f). Fraksi standar ASTM D-5941 untuk pengujian impak
volume dapat dihitung dengan menggunakan izod.
Persamaan 1 (Shackelford, 1992). Kekuatan material terhadap beban kejut dapat
mf diketahui dengan cara melakukan uji impak. Uji
f impak adalah suatu kriteria penting untuk
vf ................... (1) mengetahui kegetasan bahan. Kekuatan impak
mf mm
f
material komposit rata-rata masih di bawah
m kekuatan impak logam. Ikatan antar molekul
sangat berpengaruh pada kekuatan impak,
fVf semakin kuat ikatan maka semakin kuat
mf ..................... (2)
f V f mVm kekuatan impaknya (Surdia dan Shinroku,
1995).
dengan : v f = fraksi volume serat (%), mf = Melihat kekuatan impak material komposit
massa serat (g), mm = massa matrik (g), V f = yang yang rata-rata masih di bawah kekuatan
impak logam, maka dalam pengujiannya
volume serat (mm3), Vm = volume matrik menggunakan pengujian jenis impak izod. Uji
(mm3), f = massa jenis serat (g/mm3), m = impak ini akan menghasilkan nilai Eserap. Dari
perolehan Eserap, maka energi impak bisa
massa jenis matrik (g/mm3).
dihitung. Besarnya energi impak dapat dihitung
dengan rumus yang sesuai dengan manual book
Perhitungan fraksi massa dipandang lebih
impak izod tester sebagai berikut:
mudah dibandingkan dengan fraksi volume.
Menurut Kaw (1997), fraksi volume serat (5)
sebagai bahan kontrol dalam penelitian dengan Eserap W R cos cos cos ' cos
'
Persamaan 2.
vf dengan : Eserap = Energi serap (J), W = Berat
Vf 100% ................................ (2) pendulum (N), L = Panjang lengan pendulum
vc (m), = sudut ayun pendulum, = sudut pantul
pendulum.
mf
Wf 100% ............................. (3) Setelah mendapat energi serap dapat dihitung
mc kekuatan impak dengan Persamaan 6.
dengan : v c = volume komposit (cm3), v f =
Kimpak = Eserap : A .....................................(6)
volume serat (cm3), vm = volume matrik
(cm3), mf = massa serat kenaf acak (g), f = dengan : Kimpak = kekuatan impak (J/mm2), A =
berat jenis serat kenaf (g/cm3), mm = massa luas penampang (mm2), Eserap = energi serap
matrik (g), m = berat jenis matrik (g/cm3), (Joule)
V f fraksi volume serat (%), W f fraksi
berat serat (%). HASIL DAN PEMBAHASAN

Kekuatan komposit dapat ditentukan dengan Pengaruh Fraksi Volume terhadap Kekuatan
Persamaan 4 (Shackelford, 1992). Impak
c f V f mVm ......... (4)
Resin polyester memiliki kekuatan impak
sebesar 10,6 J/m2. Hasil pengujian impak akibat
M. B. N. Rahman, et.al. / Semesta Teknika, Vol. 14, No. 1, 26-32, Mei 2011 29

pengaruh fraksi volume komposit serat aren terhadap dengan baik, semakin besar kandungan serat
kekuatan impak dapat dilihat pada Tabel 1 dan semakin besar pula kekuatan kompositnya.
Gambar 1. Semakin banyak serat maka gaya yang diterima
serat semikin kecil sehingga kekuatan yang
Hasil pengujian menunjukkan dengan
mampu ditahan akan semakin besar. Semakin
bertambahnya fraksi volume serat
besar fraksi volume serat menyebabkan matrik
menyebabkan energi serap komposit serat aren
polyester semakin sedikit, sehingga ikatan
mengalami kenaikan sehingga kekuatan
antara matrik dengan serat semakin lemah.
impaknya juga meningkat. Energi terserap
Jumlah matrik yang mengikat serat semakin
maksimum pada fraksi volume 40% sebesar
sedikit, sehingga kekuatan untuk menahan gaya
10,15 J demikian juga kekuatan impaknya
yang diterima semakin rendah. Ketika serat
sebesar 0,321 J/mm2. Selanjutnya pada fraksi
terputus karena beban kejut, matrik akan
volume 50% energi terserap dan kekuatan
meneruskan beban dari ujung serat yang putus
impaknya mengalami penurunan yaitu sebesar
ke serat lain yang belum putus.
9,41 J dan 0,253 J/mm2. Penambahan fraksi
volume serat menunjukkan serat penguat
Pengaruh Lama Perendaman Serat dalam
semakin banyak dalam komposit sehingga gaya
Larutan Alkali (NaOH) 5%
yang diterima oleh matrik akan diteruskan
kepada serat penguatnya. Hal ini sesuai dengan Hasil pengujian impak akibat pengaruh lama
prinsip dasar komposit bahwa serat berfungsi perendaman serat aren dalam larutan alkali (NaOH)
sebagai penguat. Selama matrik mengikat serat dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 2.

TABEL 1. Hasil uji pengaruh fraksi volume komposit serat aren tanpa perlakuan alkali terhadap
kekuatan impak

Fraksi Volume Energi Impak Kekuatan Impak


(%) (J) (J/mm2)
10 2.25 0.105
20 4.62 0.157
30 7.64 0.254
40 10.15 0.321
50 9.41 0.253

(a) Energi impak (b) Kekuatan impak


GAMBAR 1. Hubungan antara fraksi volume serat aren terhadap kekuatan impak
30 M. B. N. Rahman, et.al. / Semesta Teknika, Vol. 14, No. 1, 26-32, Mei 2011

TABEL 2. Hasil uji pengaruh lama perendaman serat aren dalam larutan alkali (NaOH) 5% terhadap
kekuatan impak pada fraksi volume 40%

Lama Perendaman Luas Penampang Energi Impak Kekuatan Impak


(Jam) (mm2) (J) (J/mm2)
0 31,6 10.15 0.321
2 28,8 8.09 0.281
4 30,5 8.25 0.270
6 28,8 6.93 0.240
8 31,5 7.13 0.226

(a) Energi impak (b) Kekuatan impak

GAMBAR 2. Hubungan antara lama perendaman serat aren terhadap kekuatan impak

Hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin membersihkan serat dari lapisan lignin yang
lama waktu perendaman serat aren dalam membungkus serat atau kotoran menempel pada
larutan alkali (NaOH) 5% akan menurunkan serat sehingga ikatan antara matrik dan serat
kekuatan impaknya. Energi terserap dan lebih kuat. Jika terlalu lama atau konsentrasi
kekuatan impak terbesar pada serat tanpa larutan terlalu tinggi akan merusak sel-sel serat
perendaman alkali yaitu sebesar 10,15 J dan utamanya sehingga serat menjadi rapuh,
0,321 J/mm2. Energi terserap pada perendaman keropos dan kekuatannya akan berkurang.
4 jam lebih besar daripada perendaman 2 jam
Hasil pengujian impak diperkuat dengan
dan perendaman 8 jam lebih besar daripada
pengamatan patahan dapat dilihat seperti pada
perendaman 6 jam, namun kekutan impaknya
Gambar 3. Penampang patahan komposit
mengalami penurunan. Hal ini disebabkan
memiliki karakteristik sama, yaitu patah
perbedaan ketebalan dan luas penampang
tunggal akibat pengaruh lama perendaman
patahan spesimen.
alkali. Patah tunggal biasanya memiliki
Penurunan kekuatan impak disebabkan oleh kekuatan rendah karena serat dan matrik tidak
beberapa hal, antara lain: proses pengambilan dapat menahan beban secara tiba-tiba hampir
serat proses perlakuan alkali. Serat yang sama dengan patah getas pada logam. Komposit
digunakan dalam penelitian adalah limbah serat dengan perlakuan alkali terlihat banyak matrik
aren dari industri tepung yang telah mengalami yang menempel pada ujung serat yang tercabut,
perlakuan mekanik berupa pemarutan, sedangkan pada komposit tanpa perlakuan
perendaman air dan pemerasan untuk alkali matrik yang menempel lebih sedikit.
pengambilan pati pohon arennya. Hal ini dapat Jumlah serat yang tercabut relatif banyak
merusak serat sehingga kekuatannya akan disebabkan distribusi serat yang tidak merata
berkurang. Perlakuan alkali bertujuan untuk dan terdapat serat yang terlepas dari matrik.
M. B. N. Rahman, et.al. / Semesta Teknika, Vol. 14, No. 1, 26-32, Mei 2011 31

(a) Tanpa perendaman dan V f 30% (b) Perendaman 2 jam dan Vf 40% (c) Perendaman 4 jam dan Vf 40%

(d) Perendaman 6 Jam dan Vf 30% (e) Perendaman 8 jam dan Vf 30%

GAMBAR 3. Pengaruh lama perendaman terhadap penampang patahan uji impak

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Berdasarkan penelitan yang telah dilakukan ASTM (2003). Annual Book of ASTM
diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Standart, ASTM D 790 & ASTM D 5941,
Section 4, Vol. 04.06, ASTM, West
1. Peningkatan fraksi volume akan
Conshohocken, E-1050-90.
meningkatkan energi serap dan kekuatan
impak, namun selanjutnya terjadi George J., Janardhan R., Anand J.S.,
penurunan. Energi terserap dan kekuatan Bhagawan S.S. dan Thomas S. (1996).
impak maksimum pada fraksi volume 40% Melt Rheological behavior of Short
sebesar 10,15 J dan kekuatan impaknya Pineapple Fiber Reinforced Low Density
0,321 J/mm2. Polyethylene Composites, Journal of
Polymer, Volume 37, No. 24, Greet
2. Semakin lama waktu perlakuan alkali pada
Britain.
serat aren akan menurunkan energi
terserap dan kekuatan impak. Gibson, O. F. (1994). Principle of Composite
Materials Mechanics, McGraw-Hill Inc.,
3. Karakteristik patah pada komposit tanpa
New York, USA.
perlakuan alkali dan komposit dengan
perlakuan alkali pada dasarnya sama, yaitu Jones R.M. (1975). Mechanics of Composite
patah tunggal. Komposit dengan perlakuan Material, Institute of Technology,
alkali terlihat banyak matrik yang Southern Methodist University, Dallas,
menempel pada ujung serat yang tercabut, Texas, Mc Graw-Hill, Washington D.C.
sedangkan pada komposit tanpa perlakuan
Kaw A.K. (1997). Mechanics of Composite
alkali matrik yang menempel lebih sedikit.
materials, CRC Press, New York.
Ray D., Sarkar B.K., Rana A.K., and Bose
UCAPAN TERIMA KASIH
N.R. (2001). Effect of Alkali Treated
Jute Fibers on Composites Properties,
UJcapan terima kasih disampaikan kepada Bulletin of Materials Science, Vol. 24,
Sigit Hidayat Nuri, ST. dan Yunianto, ST. No. 2, pp. 129-135, Indian Academy of
yang telah membantu selama pelaksanaan science.
penelitian.
32 M. B. N. Rahman, et.al. / Semesta Teknika, Vol. 14, No. 1, 26-32, Mei 2011

Rahman, M.B.N., Suwanda, T., Diharjo, K.


(2010), Pengaruh Fraksi Volume Serat
Terhadap Peningkatan Kekuatan Impak
Komposit Berpenguat Serat Nanas-
Nanasan (Bromeliaceae) Kontinyu
Searah Dengan Matrik Unsaturated
Polyester, Jurnal Ilmiah Semesta
Teknika, Vol. 13, No. 2, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Shackelford (1992). Introduction to Materials
Science for Engineer, Third Edition,
MacMillan Publishing Company, New
York, USA.
Surdia, T., dan Shinroku, S. (1995).
Pengetahuan Bahan Teknik, Jakarta:
P.T. Pradnya Paramita.
Yanuar D., dan Diharjo K. (2003).
Karakteristik Mekanis Komposit
Sandwich Serat Gelas Serat Chopped
Strand Mat Dengan Penambahan
Lapisan Gel Coat, Skripsi, Teknik
Mesin FT UNS, Surakarta, bagian dari
Penelitian Hibah Bersaing X oleh
Diharjo K., Soekrisno, Triyono dan
Abdullah G., (2002-2003) dengan judul
Rancang bangun Dinding Kereta Api
Dengan Komposit Sandwich Serat gelas,
Penelitian Hibah Bersaing X, DIKTI,
Jakarta.

PENULIS:

M. Budi Nur Rahman, Bambang Riyanta


Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Yogyakarta.
Keahlian Rekayasa dan Mekanika Material,
Laboratorium Material Teknik UMY.

Email: nurrahman_umy@yahoo.co.id
Kuncoro Diharjo
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jl. Ir.
Sutami 36 A Surakarta 57126, Jawa Tengah.
.

You might also like