Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/266013237

PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA


KARYAWAN (STUDI KASUS : PT. X)

Article

CITATIONS READS

0 4,849

3 authors, including:

Ronald Sukwadi
Atma Jaya Catholic University of Indonesia
38 PUBLICATIONS 19 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Ronald Sukwadi on 16 June 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file. All in-text references underlined in blue are added to the original document
and are linked to publications on ResearchGate, letting you access and read them immediately.
PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA KARYAWAN
(STUDI KASUS : PT. X)

Trifenaus Prabu Hidayat, Ronald Sukwadi, Jeassyca Ngaditeja


Universitas Katolik Atma Jaya - Jakarta
Jl. Jenderal Sudirman 51
Jakarta 12930
trifenaus.hidayat@atmajaya.ac.id

Abstrak

PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang coating dan vacuum metalizing. Sistem penilaian prestasi
kerja yang dilakukan oleh PT. X berdasarkan pada absensi. Sistem penilaian saat ini menimbulkan
ketidakpuasan karyawan karena prestasi kerja karyawan tidak termasuk dalam sistem penilaian prestasi kerja.
Hal ini berdampak pada pemberian insentif. Penelitian ini akan merancang sistem penilaian kerja karyawan
dengan mempertimbangkan faktor -faktor hasil pekerjaan karyawan dan hasil penilaian tersebut akan digunakan
untuk menghitung pemberian insentif karyawan. Tahap awal penelitian dilakukan identifikasi kriteria-kriteria
dan sub kriteria. Kriteria yang digunakan adalah kriteria berdasarkan kriteria Spencer. Penentuan bobot masing-
masing kriteria dan sub kriteria mengunakan kuisioner pembanding berpasangan, kemudian diolah
menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Tahap akhir dari penelitian ini melakukan
perhitungan insentif karyawan yang berdasarkan besarnya bonus yang disediakan perusahaan. Sistem penilaian
prestasi kerja ini dilakukan oleh 4 orang penilai yang dilakukan secara kolektif, dimana penilaian dilakukan pada
akhir tahun. Sistem penilaian usulan ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan sistem saat ini
yaitu: kriteria yang digunakan sesuai dengan penilaian performansi operator, membantu perusahaan dalam
memonitor aktivitas di lantai produksi. Keuntungan untuk operator adalah mengetahui kelebihan dan kelemahan
performansinya sehingga untuk menjadi bahan evaluasi serta dapat meningkatkan insentif dengan bekerja lebih
baik lagi. Sistem penilaian prestasi kerja usulan ini diharapkan memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik
lagi.
Kata kunci: Penilaian Prestasi kerja, Spencer,Analytical Hierarchy, Process, Insentif.

Abstract

PT. X is a company engaged in the field of coating and vacuum metalizing. System of performance appraisal
work done by PT. X based on attendance. Rating systems currently generate employee dissatisfaction because
employees 'performance is not included in employees' performance appraisal system. This has an impact on the
provision of incentives. This study will design the employee appraisal system by considering the factors the
employee's job and the assessment results will be used to calculate the employee incentives. The initial phase of
research to identify the criteria and sub criteria. The criteria used is based on the criteria of Spencer's criteria.
respective determination of each criteria and sub criteria using paired comparison questionnaire, then
processed using the method of Analytical Hierarchy Process (AHP). The final stage of this study do calculations
based on the employee incentive bonus provided by the company. Work performance appraisal system is
conducted by 4 assessors who carried out collectively, where assessment is carried out at the end of the year.
This proposed assessment system has several advantages over current systems, namely: the criteria used in
accordance with the assessment of operator performance, helping companies monitor activity on the production
floor. The advantage for operators is to know the strengths and weaknesses so as to be a material performance
evaluation, and to increase the incentive to work even better. Work performance appraisal system proposal is
expected to motivate employees to work better.
Key words: Assessment of Achievement of work, Spencer, Analytical Hierarchy, Process, Incentives.

PENDAHULUAN swasta sekarang ini semakin dituntut untuk


Dalam sebuah organisasi baik mempertahankan eksistensi perusahaannya,
organisasi pemerintah maupun organisasi bahkan mampu mengembangkannya.

J@TI Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011 57


Ketangguhan suatu organisasi antara lain c. Merancang sistem penilaian kerja karyawan
disebabkan oleh dukungan kepegawaian tepat yang baru
kerja atau the right man in the right job. Oleh d.Merancang sistem pemberian insentif
sebab itu perlu dibentuk manajemen berdasarkan hasil penilaian kerja
kepegawaian yang merupakan salah satu e. Membandingkan sistem penilaian sekarang
organisasi utama dalam perusahaan. dengan sistem penilaian baru
Berdasarkan tinjauan yang dilakukan pada PT.
X, dimana perusahaan bergerak di bidang METODOLOGI PENELITIAN
vacuum metalizing, diketahui terdapat Metodologi merupakan pedoman
ketidakpuasan operator lantai produksi untuk menjelaskan susunan penelitian yang
terhadap sistem penilaian kerja karyawan yang dilakukan. Metodologi ini digunakan untuk
dikarenakan prestasi kerja mereka yang tidak merinci langkah pengerjaan dari awal
termasuk dalam sistem penilaian yang penelitian sampai pada tahap akhir.
dilakukan oleh perusahaan. Hal ini berdampak Metodologi penelitian ditunjukkan pada
pula pada pemberian insentif. Secara umum Gambar 1.
karyawan bekerja karena didorong untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga para ANALISIS DAN PEMBAHASAN
karyawan semakin giat bekerja bilamana hasil Identifikasi dan Analisa Sistem Penilaian
yang dicapai dari pekerjaannya memperoleh Kinerja Sekarang
imbalan atau balas jasa yang memuaskan. a. Penentuan Aspek dan Kriteria Penilaian
Salah satu bentuk imbalan yang dapat Memilih aspek atau kriteria yang tidak atau
diberikan adalah insentif. PT. X memberikan kurang mendukung bidang pekerjaan.
bonus atau insentif kepada seluruh Misalnya untuk aspek tes pada teori dirasa
karyawannya yang dilakukan setiap akhir kurang mendukung penilaian kinerja
tahun. karyawan, dikarenakan pada saat
Dalam penelitian ini penulis akan perekrutan sudah dilakukan tes sehingga
merancang sistem penilaian kerja karyawan yang diharapkan hasil kerja atau praktek
dengan memperhitungkan faktor-faktor hasil dilapangan
pekerjaan dari karyawan dan hasil penilaian b. Objektifitas Penilaian
tersebut akan digunakan untuk menghitung Sistem penilaian yang selama ini berjalan
pemberian insentif karyawan. Diharapkan belum mempunyai pedoman dalam
dengan sistem penilaian pekerjaan dapat pemberian angka atau nilai, sehingga
menimbulkan rasa puas dalam diri karyawan seorang karyawan mendapat nilai tertentu
dan sekaligus memperbaiki kelemahan- tidak ada batasan-batasannya.
kelemahan yang ada pada karyawan. c. Penentuan Bobot Penilaian
Sedangkan bagi perusahaan penilaian prestasi Mengacu pada penilaian yang lama bahwa
karyawan ini diharapkan dapat meningkatkan dalam menentukan penilaian total ke-4
produktivitas dikarenakan kepuasan dan aspek penilaian dianggap berbobot sama.
harmonisasi dalam perusahaan. Begitu pula dalam penentuan nilai suatu
Dari uraian latar belakang diatas, maka aspek tertentu bobot tiap kriteria dalam
dapat dirumuskan masalah yang dihadapi oleh aspek tersebut diperhitungkan sama.
perusahaan adalah ketidakpuasan karyawan Anggapan sama dalam pembobotan dirasa
pada level operator terhadap penilaian kerja kurang tepat, dikarenakan tiap bidang
yang dilakukan perusahaan dimana penilaian pekerjaan mempunyai karakter tersendiri
yang dilakukan tidak mempertimbangkan sehingga terkadang menuntut lebih pada
prestasi kerja karyawan. aspek tertentu. Tuntutan lebih terhadap
Adapun tujuan dari penelitian ini suatu aspek tertentu tersebut tentunya
adalah: sesuai dengan kondisi dilapangan. Ada
a. Menganalisis sistem penilaian kerja bidang pekerjaan yang lebih mementingkan
karyawan yang telah ada saat ini sisi teknis ada pula bidang pekerjaan yang
b. Menentukan kriteria-kriteria penilaian yang mementingkan sisi manajerial dan yang
akan digunakan lainnya. Sehingga penentuan skala prioritas

J@TI Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011 58


aspek penilaian dirasa sangat penting untuk
mendukung suatu penilian kiner a yang baik.
Adanya skapa prioritas dicerminkan dari
adanya pembobotan.

Penentuan Kriteria dan Subkriteria


Penilaian Kinerja Karyawan berbasis
Kompetensi Spencer
Menurut literature, kriteria-kriteria
yang mendukung dapat dilihat pada Tabel 1. Gambar 1 Metodologi Penelitian

Pengumpulan Data Awal Penentuan Indikator Tiap Subkriteria


Langkah ini mempunyai dua tujuan, yaitu : Penilaian
1. Menghimpun masukan mengenai kriteria- Setelah didapat kriteria-kriteria
kriteria penilaian kinerja seta subkriteria yang berserta tiap subkriteria untuk masing-masing
dianggap relevan dalam mendukung hasil kriteria penilaian, penulis selanjutnya akan
kerja. Langkah ini kami tempuh dengan menentukan indikator-indikatir untuk setiap
menyebarkan kuesioner pendahuluan untuk subkriteria penilaian. Penentuan indikator
menghimpun dari para responden, kriteria- untuk setiap subkriteria penbilaian merupakan
kriteria penilaian kinerja yang relevan tersebut. tahap yang penting karena akan menjadi
2. Mensosialisasikan penilaian kinerja metode pedoman pengisian penilaian kinerja yang
kompetensi Spencer sebagai usaha untuk baru. Untuk menghimpun data-data yang
memperlihatkan kelebihan-kelebihan metode dibutuhkan maka penulis kembali melakukan
Spencer sehingga penilai mendapat masukan wawancara dengan manajer. Dalam penilaian
untuk membuat sistem penilaian kinerja disepakati adanya level-level penilaian,
sekarang menjadi lebih baik lagi. Sosialisasi dimana setiap level penilaian mempunyai
dilakukan terhadap manajer, supervisor dan makna tersendiri terhadap kinerja seorang
leaders. karyawan. Level-level penilaian yang telah
disepakati adalah 5 level penilaian, dari level 1
Identifikasi Kebutuhan Kriteria Penilaian sampai dengan level 5, dengan penjelasan
Uji Validasi dan Reliabilitas sebagai berikut :
(dapat dilihat pada Tabel 2)
Untuk pengujian reliabilitas dengan teknik Level 1 : Berarti bersifat merugikan atau
Cronbach adalah sebagai berikut. memiliki efek negatif dalam
Karena 0.968 lebih besar dari 0.878, maka menentukan kinerja karyawan.
instrumen kuesioner dinyatakan reliabel, Level 2 : berarti bersifat kurang mendukung
berarti para responden konsisten dalam kinerja karyawan
melakukan pengisian kuesioner. Nilai 0.878 Level 3 : berarti bersifat mengindikasikan
sebagai pembanding nilai reliabel didapat kinerja karyawan yang biasa-biasa
dari tabel r degan n = 5 serta a (alpha) = saja atau cukup sesuai dengan
0.05. (dapat dilihat pada Tabel 3) standar.
Uji Rataan Tiap Kriteria Uji rataan kriteria Level 4 : berarti mengindikasikan kinerja
penilaian secara 2 arah. (dapat dilihat pada karyawan yang lebih baik
Tabel 4) dibanding dengan dengan standar
hasil kerja. Pada level ini sudah
Identifikasi Kebutuhan Subkriteria terlihat adanya efek yang cukup
Penilaian membangun kinerja karyawan.
Cara pengujian sama seperti Level 5 : berarti mengindikasikan kinerja
identifikasi kriteria penilaian, berikut ini hasil karyawan yang istimewa, sehingga
uji rataan subkriteria penilaian kinerja. karyawan yang mendapat nilai pada
level ini menunjukan karyawan
yang berkompetensi tinggi.

J@TI Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011 59


Tabel 1 Kriteria-kriteria untuk Pekerjaan Teknik dan Pelayanan dari Literatur Spencer
KriteriaKriteria Kinerja Untuk Pekerjaan KriteriaKriteria Kinerja Untuk Pekerjaan
Bersifat Teknis Bersifat Pelayanan
Keinginan berprestasi Dampak dan pengaruh
Dampak dan pengaruh Membina orang lain
Konsep pemikiran Pemahaman antar pribadi
Analisa pemikiran Keyakinan diri
Inisiatif a Kontrol diri
Keyakinan diri Komitmen pada organisasi
Pemahaman kepribadian Keahlian mana emen
Perhatian pada perintah Orientasi pada pelayanan
Keingintahuan Ker asama
Ker asama Analisa pemikiran
Kepemimpinan Konsep pemikiran
Orientasi pada pelayanan Inisiatif
Fleksibilitas
Perhatian pada perintah

Tabel 2 Hasil Uji Validasi Kriteria Penilaian Kinerja


KRITERIA r KESIMPULAN KRITERIA r KESIMPULAN
Keinginan 0.969 Valid Konsep 0.96 Valid
Berprestasi Pemikiran
Kepemimpinan -0.04 Tidak Valid Keingintahuan 0.96 Valid
Dampak dan 0.79 Tidak Valid Analisa 0.79 Tidak Valid
Pengaruh Pemikiran
Kontrol Diri 0.969 Valid Pemahaman 0.969 Valid
Kepribadian
Inisiatif 0.96 Valid Perhatian pada 0.96 Valid
Perintah
(disiplin)
Keahlian 0.969 Valid Membina 0.96 Valid
manajemen Orang lain
keyakinan Diri 0.969 Valid Kerjasama 0.96 Valid
Komitmen 0.96 Valid fleksibilitas -0.588 Tidak Valid
Orientasi Pada 0.969 Valid
Pelayanan

Tabel 3 Peringkat Kriteria


Peringkat Kriteria Peringkat Kriteria
1 Komitmen 8 Orientasi Pada Pelayanan
2 Disiplin 9 Kerjasama
3 Keingintahuan 10 Keahlian manajemen
4 Keinginan Perprestasi 11 Pemahaman
Kepribadian
5 Keyakinan Diri 12 Konsep pemikiran
6 Inisiatif 13 Membina Orang Lain
7 Kontrol Diri

Tabel 4 Hasil Uji Rataan Dua Arah Kriteria Penilaian Kinerja


KRITERIA t KESIMPULAN KRITERIA t KESIMPULAN
Keinginan 11.2 Terpilih konsep -25 Tidak terpilih
Berprestasi Pemikiran
Kontrol diri 4.8 Terpilih Keingintahuan 9.8 Terpilih
Inisiatif 8.55 Terpilih konsep 3.7 Tidak terpilih
Pemahaman
Kepribadian

J@TI Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011 60


Keahlian -15 Tidak terpilih Perhatian Pada 13.9 Terpilih
Manajemen perintah
(Disiplin)
Keyakinan 6.71 Terpilih Membina -15 Tidak terpilih
Diri Orang lain
Komitmen 12.8 Terpilih Kerjasama 12.8 Terpilih
Orientasi 6.71 Terpilih
pada
Pelayanan

Tabel 5 Hasil Uji Rataan Dua Arah Kriteria Penilaian Kinerja


SUBKRITERIA t KESIMPULAN KRITERIA t KESIMPULAN
Tingkat Tanggung4.81 Terpilih Tingkat Kerapihan9.49 Terpilih
Jawab hasil kerja dan
peralatan kerja
Tingkat Kehati-hatian 5.879 Terpilih Tingkat Kebersihan8.573 Terpilih
hasil dan Peralatan
kerja
Kemampuan Menjaga2.754 Terpilih Efisiensi Penggunaan3.354 Terpilih
Emosi bahan dan Alat
Pembersih
Tingkat Kreatifitas 3.162 Terpilih Penguasaan Area kerja 8.573 Terpilih
Kemampuan Memberi-3.086 Tidak terpilih Penguasaan Umum4 Terpilih
masukan Area kerja
Grooming 9 Terpilih Tingkat Absensi 24 Terpilih
Sikap dan prilaku9 Terpilih Ketepatan Waktu24 Terpilih
terhadap pelanggan datang kerja
Sikap dan prilaku6 Terpilih Tingkat kecepat-4 Tidak terpilih
terhadap Atasan tanggapan
Sikap dan prilaku-4.49 Tidak terpilih Kepatuhan 8.45 Terpilih
terhadap rekan kerja
Keantusiasan mengikuti3.474 Terpilih Tingkat berkomunikasi 4.75 Terpilih
lembur
Kekonsistenan 8.944 Terpilih Kemauan Menolong4.75 Terpilih
Menyelesaikan tugas rekan Kerja
Process (AHP)
Adanya level-level penilaian Penetapan bobot tiap Subkriteria
mempunyai keuntungan sebagai berikut : terhadap penilaian kinerja didapat dari bobot
1. Atasan dapat mengetahui kualitas kinerja tiap Subkriteria terhadap kriteria masing-
setiap karyawan ditinjau menurut setiap masing dikali bobot kriteria tersebut terhadap
subkriteria penilaian. kategorinta dikalikan dengan bobot kategori
2. Mempermudah dalam hal pengevaliasian tersebut terhadap penilaian kinerja. Berikut
kinerja karyawan, misalnya ada karyawan yang adalah hasi perhitungan selengkapnya :
level kepatuhannya rendah maka pembinaan 1. Bobot antar subkriteria dalam kriteria
terhadap karyawan tersebut lebih diarahkan Orientasi Pada Pelayanan
kepada peningkatan kepatuhannya. Bobot Subkriteria Tingkat kerapihan =
Setelah disepakati level-level penilaian kinerja, 0.2006 x 1 x 0.1913 = 0.084
langkah selanjutnya adalah menentukan Bobot Subkriteria tingkat Kebersihan
indikator untuk setiap level penilaian dalam =0.6387x 1 x0.1913=0.1222
suatu subkriteria penilaian tertentu. Berikut Bobot Subkriteria efisiensi Pengunaan
adalah hasil selengkapnya penentuan indikator- Bahan dan Alat Pembersih
indikator untuk setiap level penilaian. = 0.1607 x 1 x 0.1913 = 0.0307
2. Bobot antar Subkriteria antar Kriteria
Penentuan Bobot Tiap Kategori, Kriteria Disiplin
dan Subkriteria penilaian Kinerja dengan Bobot Subkriteria tingkat absensi
Menggunakan Metode Analytical Hierarchy = 0.4824 x 0.4187 x 0.5760

J@TI Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011 61


= 0.1163 Pelanggan
Bobot subkriteria Ketepatan waktu = 0.3953 x 0.1584 x 0.1350
Datang Kerja = 0.0085
= 0.1235 x 0.4187 x 0.5760 Bobot Subkriteria Prilaku Terhadap
= 0.0298 Atasam
Bobot Subkriteria Tingkat Kepatuhan = 0.3953 x 0.1584 x 0.1350
= 0.3940 x 0.4187 x 0.5760 = 0.0085
= 0.0950 9. Bobot antar Subkriteria dalam Kriteria
3. Bobot antar Subkriteria dalam Kriteria kerjasama
Inisiatif Bobot Subkriteria komunikasi
Bobot Subkriteria tingkat kreatifitas = 0.465 x 1 x 0.0977
= 1 x 0.0852 x 0.5760 = 0.0454
= 0.0491 Bobot Subkriteria Menolong Rekan
4. Bobot antar Subkriteria dalam Kriteria Kerja
Keingintahuan = 0.535 x 1 x 0.0977
Bobot Subkriteria Penguasaan Area = 0.0523
Kerja
= 0.7886 x 0.0673 x 0.5760 Implementasi
= 0.0306 Sebelum melakukan perbandingan
Bobot Subkriteria Penguasaan Umum dilakukan implementasi untuk memudahkan
Area pengambilan data, karena responden telah
= 0.2114 x 0.0673 x 0.5760 melakukan uji coba terhadap penilaian kinerja
= 0.0082 sekarang dan usulan. Berikut hasil
5. Bobot antar Subkriteria dalam Kriteria perbandingannya.
Keinginan Berprestasi 1. Perbandingan Format Penilaian Kinerja
Bobot Subkriteria Tanggung Jawab Dengan Uji Rang Tanda
= 0.6540 x 0.4288 x 0.5760 Hasil pengujian didapatkan bahwa
= 0.1615 penilaian kinerja sekarang ada perbedaan
Bobot Subkriteria Kehati-hatian pandangan antara penilai 1 dengan penilai
= 0.3460 x 0.4288 x 0.5760 2, sedangkan pada penilaian kinerja
= 0.0854 usulan tidak ada perbedaan pandangan
6. Bobot antar Subkriteria dalam Kriteria untuk setiap penilai.
Kontrol diri 2. Perbandingan Penilaian Kinerja Secara
Bobot Subkriteria Menjaga emosi Langsung
= 1 x 0.6523 x 0.1350 Aspek Skala
= 0.0881 Ditinjau dari sisi seberapa jelas pedoman
7. Bobot antar Subkriteria dalam Kriteria penilaian kinerja dalam memberikan
Komitmen indikatorindikator untuk setiap skala
Bobot Subkriteria Menuntaskan penilaian. Dalam penilaian kinerja
pekerjaan sekarang skala penilaian adalah dari 0-
=0.8312x0.1893 x0.1350 100, untuk indikatornya tidak diperinci
=0.0212 secara khusus hanya angka dibawah 60
Bobot Subkriteria Antusias Mengikuti menunjukan kinerja yang buruk
Lembur sedangkan angka diatas 60 menunjukan
= 0.1688 x 0.1893 x 0.1350 kinerja yang baik. Dalam penilaian
= 0.0043 kinerja usulan skala penilaian dari 1-5
8. Bobot antar Subkriteria dalam Kriteria dengan perincian arti setiap skala atau
Keyakinan diri level penilaian beserta indikator setiap
Bobot Subkriteria Grooming skala penilaian untuk setiap subkriteria
= 0.2094 x 0. 1584 x 0. 1350 penilaian secara rinci terdapat didalam
= 0.0045 format pedoman penilaian kinerja usulan
Bobot Subkriteria Prilaku Terhadap pada lampiran 14 (L-14)

J@TI Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011 62


Aspek Dimensi penilaian kinerja usulan beberapa
Perbandingan dari sisi dimensi ditinjau tahapan telah melaui serangkaian
dari seberapa lengkap unsur-unsur proses pengujian. Sehingga
penilain yang tercakup. Untuk format penyusunan format penilaian kinerja
penilaian kinerja sekarang terbagi usulan selain memperhatikan hasil
menjadi 4 kriteria penilaian serta 12 pengumpulan data juga teruji dari sisi
subkriteria penilaian. Sehingga ilmiah.
hierarkinya hanya terdiri dari 2 tingkat. Aspek Kemudahan
Untuk format penilaian kinerja usulan Peninjauan dari aspek ini adalah
terdiri dari 4 kategori penilaian, 9 seberapa mudah format penilaian diisi,
kriteria penilaian, dan 19 subkriteria sehubungan dengan kejelasan dalam
penilaian. Sehingga hierarkinya terdiri memberikan nilai. Semakin jelas
dari 3 tingkat. Dengan penjabaran keterangan mengenai penilaian maka
hierarki bahwa semakin banyak tingkat format penilaian semakin mudah intuk
hierarki maka penilaian kinerja akan digunakan. Hal tersebut dikarenakan
semakin mendetail mengenai hal-hal penilai tidak ragu-ragu didalam
yang dinilai serta kejelasannya. memberikan penilaian karena yakin
Aspek Manfaat bahwa nilai yang diberikan sesuai
Format penilaian kinerja sekarang hanya dengan keterangan didalam pedoman
berfungsi sebagai format penilaian dan penilaian.
diberikan kepada karyawan pada akhir
periode kerja dikarenakan tidak ada
pedoman penjelasan yang diberikan
kepada karyawan. Untuk format
penilaian kinerja usulan selain sebagai
format penilaian juga berfungsi sebagai
sarana pembinaan dikarenakan adanya
pedoman penilaian kinerja yang Gambar 2 Bobot Perbandingan
Penilaian Kinerja
diberikan kepada karyawan diawal
Sekarang dan Penilaian
periode kerja, sehingga memacu Kinerja Usulan
karyawan untuk berprestasi tinggi, serta
karyawan merasa adil dalam pemberian
nilai.
Aspek Legalitas
Aspek perbandingan ini ditinjau dari
sisi bagaimana tersusunnya format
penilaian kinerja. Format penilaian
kinerja sekarang disusun oleh manajer
servis tanpa menggunakan literatur,
serta pemilihan aspek penilaian Gambar 3 Grafik Perbandingan Bobot
berdasarkan pengalaman. Format Penilaian Kinerja Sekarang
penilaian kinerja usulan dalam dengan Penilaian Kinerja
penyusunannya melalui serangkain Usulan
tahap-tahap. Didalam tahap
menentukan aspek penilaian Analisis
penyusunannya mengacu kepada Sisi penilai yang lebih objektif, yaitu
literatur spencer. Untuk penyusunan penilaian dilakukan oleh 5 orang dengan bobot
serta pembobotan ataupun penentuan yang berbeda leaders memiliki bobot 25%,
rincian pedoman, hal tersebut supervisor 10%, dan manajer servis 10%,
dilakukan melalui serangkaian Sistem penilaian kinerja usulan ada
kuesioner. Untuk lebih memperkuat pedoman penilaian sehingga penilai dan yang
hasil dalam menyususn format dinilai dapat mengetahui kriteria penilaian

J@TI Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011 63


sehingga bisa terciptanya umpan balik. kinerja karyawan pada perusahaan manapun.
Kriteria pada sistem penilaian kinerja Tim manajemen PT. X dapat
usulan menggunakan literatur yang tepat sesuai memanfaatkan sistem penilaian kinerja usulan
dengan pekerjaan, hal ini untuk memperbaiki dan mengaplikasikannya didalam evaluasi
dari sisi evaluasi kinerja karyawan kinerja karyawan setiap periode kerja.Supaya
Format penilaian sistem penilaian tim manajemen PT. X untuk selalu melakukan
kinerja usulan lebih banyak yaitu 3 lembar. pengembangan dan penyempurnaan sistem
Akan tetapi dari segi pengisian lebih mudah penilaian kinerja usulan, terutama mengenai
karena sudah jelas indikatornya. Dan juga indikator-indikator penilaian, sehingga sistem
dibantu dengan sofware excel untuk penilaian kinerja semakin objektif dan adil.
perhitungan grade gaji dan bonusnya.
Dari hasil perbandingan langsung DAFTAR PUSTAKA
dengan memperhatikan aspek skala, legalitas, 1. Brodjonegoro, Bambang PS., (1992).
kemudahan, manfaat dan dimensi. Dihasilkan AHP, PAU-Studi Ekonomi Universitas
bahwa responden lebih mementingkan aspek Indonesia, Jakarta.
kemudahan, lalu skala, legalitas, manfaat dan 2. Dessler, Gary, (1997). Manajemen
dimensi. Untuk sistem penilaian yang baru Sumber Daya Manusia. Edisi ke-7, Alih
responden lebih mengunggulkan dibandingkan bahasa, Jilid 1 & Jilid 2,Prenhallindo,
sistem penilaian kinerja yang sekarang. Jakarta.
3. Flippo,Edwin B, (1996). Management
Tabel 6 Bobot Perbandingan Penilaian Kinerja Personalia, edisi keenam, Penerjemah
Sekarang dengan Usulan Moh.Masud, Erlangga, Jakarta.
ASPEK BOBOT METODE BOBOT BOBOT
PENILAIAN TERHADAP 4. Furtwengler, Dale, (2000). Ten Minute
PENILAIAN Guide To Performance
KINERJA Appraisals,Peregrine Press, St.Louis.
Skala 0.243 Sekarang 0.162 0.0394 5. Gomes, Faustino Cardoso, (1995).
Usulan 0.838 0.2036 Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi
Dimensi 0.1138 Sekarang 0.154 0.0175
Usulan 0.846 0.0963
Offset, Yogyakarta.
Manfaat 0.1544 Sekarang 0.221 0.0341 6. Handoko T. Hani, (1994). Manajemen
Usulan 0.779 0.1203 personalia dan sumberdaya manusia,
Legalitas 0.2154 Sekarang 0.229 0.0493 BPFE ,Yogyakarta.
Usulan 0.771 0.1661 7. Husein, Umar, (2003). Metode Riset
Kemudaha 0.2733 Sekarang 0.328 0.0896
n Usulan 0.672 0.1838
Prilaku Konsumen Jasa, Ghalia :
Indonesia.
KESIMPULAN 8. Husein, Umar, (2003). Metode Penelitian
Sistem penilaian kinerja usulan lebih Untuk Skropsi dan Tesis Bisnis, Rajawali
baik dari penilaian kinerja sekarang, karena Pers : Indonesia.
didukung hasil perhitungan perbandingan yang 9. Rais, Soenyoto dan Soembodo, Beny,
datanya dikumpulkan dari tim manajemen. (1997). Analisis Jabatan untuk
Karena tim manajemen yang memberikan Meningkatkan Efektifitas Kerja,
masukan data maka otomatis mereka mengakui Airlangga University Press, Surabaya.
bahwa penilaian kinerja usulan lebih baik dari 10. Saaty, T.L., (1993). "Decision Making for
penilaian kinerja sekarang Leader". The Analytical Hierarchy
Sistem penilaian kinerja usulan dapat Process for Decision in Complex World,
diterapkan untuk menilai kinerja karyawan PT Prentice Hall Coy: Ltd, Pittsburgh.
X, bahkan dapat diterapkan untuk menilai

J@TI Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011 64

View publication stats

You might also like