Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 26
~ Menimbang Mengingat ‘&s MENTERL KEHUTANAN REPUILIK INDONESIN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR :55/Kpts-I1/1994 TENTANG PEDOMAN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN, bahwa pada prinsipnya penggunaan kawasan hutan harus sesuai dengan fungsi dan peruntukannya sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan EBkosistemnya beserta peraturan-peraturan pelaksanaannya; bahwa penggunaan tanah kawasan hutan di luar fungsi dan peruntukkannya sejauh mungkin harus dibatasi dan ditertibkan hanya untuk keperluan-keperluan yang menyangkut kepentingan umum secara terbatas atau kepentingan pembangunan lainnya di luar sektor kehutanan; bahwa pedoman pinjam pakai kawasan hutan yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Kehutanan tanggal 23 Mei 1978 Nomor 64/Kpts/DJ/I/1978 perlu disempurnakan dan disesuaikan dengan keadaan saat ini; bahwa guna mengatur hal tersebut di atas, maka dipandang perlu untuk menetapkan Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan dengan Keputusan Menteri Kehutanan. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan- ketentuan Pokok Kehutanan; Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya; 3. Undang ... Menetapkan 10. u 12 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang; Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 1970 tentang Perencanaan Hutan; Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 tentang Per- lindungan Hutan; Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1986 tentang Perusahaan Umum Kehutanan Negara; Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1984 jo Keputusan Presiden Nomor 58 Tahun 1993 tentang Susunan Organisasi Departemen; Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung; Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993. tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Keputusan Presiden Nomor 96/M Tahun 1993 tentang Pembentukan Kabinet Pembangunan VI; Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 399/Kpts-I/1990 tentang Pedoman Pengukuhan Hutan; Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 677/Kpts-II/1993 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan. MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG PEDOMAN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1 Pinjam pakai kawasan hutan adalah penyerahan penggunaan atas sebagian kawasan hutan baik yang telah ditunjuk maupun yang telah ditetapkan kepada pihak lain untuk kepentingan pembangunan di luar sektor kehutanan tanpa mengubah status, peruntukan dan fungsi kawasan hutan tersebut, Pinjam pakai kawasan hutan dengan kompensasi adalah pinjam pakai atas sebagian kawasan hutan baik yang telah ditunjuk maupun yang telah ditetapkan dengan membebani peminjam untuk menyediakan dan menyerahkan tanah bukan kawasan hutan kepada Departemen Kehutanan untuk dijadikan kawasan hutan. 3. Kepentingan ... Xepentingan Umum Terbatas adalah kepentingan seluruh lapisan ‘masyerakat yang pelaksanaan kegiatan pembangunannya dilakukan dan dimiliki oleh Instansi Pemertaes sek digunakan untuk mencari keuntungan, untuk keperluan pembuatan jalan umum., paluren Pembuangan air; saluran pengairan; fasilitas pemakaman umum; {asi keselamatan umaum; repester telekomunikasi; stasion-stasiun pemancar rab, stasiun relay televisi; bak penampung dan pipa saluran air bers ‘Clear and clean adalah Kondisi calon tanah kompensasi yang telah jelas statusnya, bebas Yerletak di Kecamatan .. Kobupaten/Kotamadya sees Propinsi -+ yang untuk jelasnya dilukistan dalam peta becskale 1 5 tee Lampirs eal ee Pasal 2 PIHAK KEDUA telah menerima pemberian izin/pinjaman kawasan hutes tersebut dengan ketentuan dan syarat-syarat seperti ditetapkan/ditentukan dalam perjanjian inis TI. PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN Pasal = PIHAK KEDUA akan menggunakan kawasan hitan tersebut sesuai dengan maksud yang telah ditentukan dalam pasal 1 perjanjian ini tidak untuk keperluan lain. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan memindaby Pasal 4 tanganken pengguna- an kawasan hutan tersebut kepada PIHAK KETIGA, baik senagian maupun seluruhinya. III. S(@TUS KAWASAN HUTAN Pasal S Kawasan bhutan tersebut tetap berstatus hutan negara yang Penguasaan dan atau pengelolaannya ada pada dan olei Departemen Kehutanan didasarkan pada peraturan perundang- undangan yang berlaku. IV. PEMANCANGAN TANDA BATAS, PENGUKURAN DAN PETA Pasal 6 GD Fengukuran dan pemancangan tanda batas terhadap kawasan hutan yang dipergunakan oleh PIHAK KEDUA, dilakukan oleh PIHAK PERTAMA bersamasama dengan PIHAK KEDUA. Pelaksanaan kegiatan pengukuran, pemancargan tanda batas dan pemetaan atas kawavan hutan sebagaimana dimaksud ayat (0), dilaksanakan oleh = Balai/Sub Balai Inventarisasi dan Tata Gune Hutan/fire Perencanaan Unit eres Perum Perhutani Jawa ...... Tanda-tanda batas cipancang dengan jarak massimat LOO m antara satu dengan yang lainnya. Ve KEWATIBAN Vv. KEWATIBAN PIHAK KEDUA Pasal 7 Ry poner ohan?eagetast « ia1Dnyasve0uyesuacss ster eager hutan yang dipinjam-pakaikan yang arena dan uae Kopentingan tersebut harus ditebang diwajibkan membayar “ganti rugi nilai tegakan tas hutan tanaman ateu Geena ree duracl tial Tahitany dec) cause ome ues Geaceee es mts hutan alam serta pungutan-pungutan lainnya sesiae gengan ketentuan peraturan perundang-undanga Ano berlal palan hal pemanfaatan tegekan hutan alam ter scbut viaerahkan kepada pihak lain maka pifan yang memanfaat— fiserfigakan hutan tersebut yang akan membayar pungutan THH dan DR. 42) Menanggung biays pengukuran, pemancangan tanda batas dan pemetaan atas kawasan hutan yang dipinjam. (5) Menanggung biaya reboisasi dan rellamasi atas kawasan hutan yang dipiniam. (a) Membantu menjaga keamanan di dalam dan di sekitar kawasan hutan yang dipinjam. (s) ‘Memberikan kemudahan bagi aparat kehutanan paik Pusat maupun daerah untuk melakukan pengawasan. Pasal 8 (4) Biaya sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal 7 selurunnys sebesar Rp. ore gan sudah dibayarkan oleh PIHAK KEDUA fepada. PIHAK PERTAMA atau disetorkan melalui rekeniog pepteri Kenutanan pada tanggal -----» (lempiran se--+-)+ (2) Biaya sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal 7 sepesar Rp. Sarvdiselesaikan oleh PTHAK PERTAMA kepada PTHAK KEDUA pada tanggal wee 199.. CGampiran fe (S) Yewajiban sebagaimana dimaksud ayat (3) pasal 7, paling VenalPadiselesaikan pada tanggal ssrs45 17+. (dapat dilakukan sambil kegiatan ber jalan). Pasal 9 wasan futan di lepangan baru dapat di kewajiban Kegiatan penggunaan k Tetunan, setelah PIHAK KEDUA memenuhi }ewaj ian” sebagaimana dalam perjaniian ini. VL. PENGAWASAR . ++ VI. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Pasal 10 Di atas kawasan hutan yang dipinjem-pakaikan itu, PIHAK KEDUA tidak diperkenankan membuat bangunan maupun jalan yang tidak ada hubungannya dengan maksud peminjam tersebut. Pasai 11 () Bangunan-bangunan yang hendak didivzkan di atas kawasan hutan tersebut harus mendapatian persetujuan lebih dahulu dari PIHAK PERTAMA. ) Pelaksanaan pembangunan bangunan tersebut ayat (1) harus memperoleh izin dari instansi yang Lerwenang. Pasal PIHAK KEDUA tanpa izin PIHAK FERTANS, dilarang mendirikan bangunan-bangunan dan atau jalan di atas kawasan hutan di luar lokasi atau kawasan hutan yang dipinjam-pakaikan. Pasal () PIHAK KEDUA harus menjaga dan meelihera semua tanda batas yang berhubungan dengan kawasan hutan yang dipinjam-pakaikan ini. (2) FIHAK KEDUA mencegah adanya kebaharan hutan, kelongsoran dan ero.i atas kawasan hutan yang dijrinjam-pakaikan. (3) PIHAK KEDUA dilarang dan wajib menceyah adanya perburuan terhadap satwa-satwa liar tail yany dilindungi maupun tidak dilindungi. (4) PIHAK KEDUA dilarang untuk weiakuian kegiatan pada daerah-daerah yang ditetapkan sebagi kawasan perlindung- an setempat seperti sempadan paniai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau/waduk dan iawasen sekitar mata air sesuai dengan peraturan perundang wicengan yang berlaku. (S) PIHAK KEDUA dilarang untuk memotung, menebang dan memungut tumbuh-tumbuhan yany < soeGi Undang-Undang. Fasal Pasal 14 PIHAK KEDUA akan mengikuti/mentaati segala petunjuk yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA dan atau petugas-petugasnya dalam mengadakan pengawasan, untuk mencegah — kerusakan kawasan hutan yang timbul karena/disebabkan oleh adanya pemberian izin imi. VII. JANGKA WAKTU Pasal 15 (D Perjanjian ini berlaku untuk jangka wal ‘ ) tahun terhitung sejak tanggal dengan tanggal ..- (2) Apabila ‘dalam jangka waktu ... .) tahun sebagaimana tersebut ayat (1) telah berakhir, dan kawasan hutan tersebut masih tetap cdibutuhkan, maka BIHAK = KEDUA harus = mengajukan — permohonan untuk mendapatkan perpanjangan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sebelum perjanjian ini beraktir. VIIL. PEMBATALAN FERIANTIAN Pasal 16 PIHAK PERTAMA dan juga PIHAK KEDUA sewaktu-waktu dapat membatalkan perjanjian kerjasama ini, asal saja disertai alasan-alasan yang kuat dengan ketentua bahwa tanggal pembatalan harus diajukan dengan surat tercatat oleh yang menghendakinya 3 (tiga) bulan sebelumnya. > Pasal 17 Bila salah satu dari syarat-syarat yang ditentukan dalam surat persetujuan penggunaan kawasan hutan atau dalam perjanjian ini tidak dipenuhi, maka perjanjion pinjam pakai kawasan hutan dapat seketika dibatalkan oleh PIHAK PERTANA tanpa pember itahwan terlebih dahulu kepada PIMAK KEDUA. IX. KONSULTASI Pasal 18 Hal-hal yang tidak/belum tercantum di dalam perjanjian ini da: ayar segala sesuatu dapat berjalan lancar dan sesuste dapat berjalan lancar dan agar tidak (urjadi kekeliruan dalam penafsirannya, moka pura pibak mengadakan konsultasi terlebih dahulu untuk mengambil keputusan van menentuk lengkah penyelesaiannya. X. PENYELESAIAN PERSENGKETAAN Pasal 19 (1) Persengketaan yang timbul sehubungan deagen perjanjian ini. akan diselesaikan oleh para pihak dengan cara musyawarah dan mufakat. (2) Apabila persengketaan tersebut tidak dapat diselesaikan melalui musyawarah, maka para pihak sopahat dan setuju Untuk menyelesaikannya dengan memilih domisili di Pengadilan Negeri ....++ XI. KETENTUAN PENUTUP Pasal 20 Fada waktu perjanjian ini berakhir dan tidak diperpanjang lagi, PIHAK KEDUA harus segera menyerahkan kembali tanah tersebut kepada PIHAK PERTAMA setelah kawasan hutan tersi:but direklamasi dan atau direboisasi darn membersihkan dari ain yang ada di atasnya sesuai petunjuk PIHAK Pasol 24 (1) Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 Glua) bermeterai cukup dan masing-masing mempunyai kekvatan hukum yang Sama, satu pada PIHAK PERTAMA dan satu pada PIHAK KEDUA, (2) Turunan perjacjian ini digandakan dengan dilegalisir oleh PIHAK PERTAMA dikirimkan kepada a. Menteri Kehutanan di Jakarta. b. Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan di Jakarta. (. Direktur Jenderal Inventarisasi dan Tata Guna Hutan di Jakarta. G. Direksi Perum Perhutani di Jakarta. 0 Guernur Kepala Daerah Tingkat I setempat. Instansi lain lingkup Dupartemen Kehutanan (yang dianggap perlu). Pasal --- Fasal 22 pakai kawasan hutan tanPs kompensasi ini gtanda-tangani bersama+ pinjam dan tanggal Perjanjian k hard berlaku seal PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA, peetach/piniat- Model/contoh lampiran Il. PERJANJIAN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN DENGAN KOMPENSASI ANTARA DEPARTEMEN KEHUTANAN DENGAN UNTUK KEPERLUAN .« JANGKA WAKTU TAHUN (TANGGAL +1 199.. S/d - eo LoKkast RPH : BKFH : KPH/CDK « : KECAMATAN : KABUPATEN DATI II = PROPTNSI DATI I 199. a PERJANI IAN PINJAM PAKAT KAWASHN HUTAN DENGAN KOMPENSASI ANTARA DEPARTEMEN KEHUTANAN DENGAN Pada hari ini sembilan ratus . Yang bertanda~tangan di bawah ini 1. Nama Jabatan Alamat = bertindak untuk dan atas nama Departemen Ketutanan, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. . 2. Nama Jabatan Alamat = bertindak untuk dan atas nama... PIHAK KEDUA. selanjutnya disebut Berdasarkan persetujuan Menteri Kehutanan dengan surat Nomor seeeeee tanggal .+..--, para pihak telah sepakat untuk mengadakan perjanjian pinjam pakai kawasan titan dengan kompensasi yang terletak di... > dengan ketentuan sebagai berikut + I. PEMBERIAN IZIN PENGGUNAAN Fasal 1 PIHAK PERTAMA memberikan izin penggunaan kawasan hutan dengan cara pinjam pakai dengan kompensasi kepada PIHAK KEDUA untuk keperluan - + seluas ..- 2/ha, termasuk Wilayah RPH -..eee, BKPH seeeee, KPH/CDK ++ Dinas Kehutanan/ Propinsi Daerah Tingkat I/Unit Perum Perhutani Jawa .- Terletak di Kecamatan .- Kabupaten/Kotamadya —.-- Fropinsi -- yang untuk berskala 1 +. terlampir jelasnya diluk:skan dalam peta Pasal 2 PIHAK KEDUA telah menerima pemberian izin/pinjaman kawasan hutan tersebut dengan ketentuan dan syarat-syarat seperti ditetapkan/ditentukan dalam perjanjian ini. II. PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN Pasal 3 FIHAK KEDUA akan menggunakan kawasan hutan tersebut vesuad dengan maksud yang telah ditentukan dalam pasal 1 perjanjian ini tidak untuk keperluan lain. Pasal 4 PIHAK KEDUA tidak diperkenankan memindah-tangankan pengguna— ‘an kawasan hutan tersebut kepada PIHAK KETIGA, baik sebagian maupun seluruhny TIT. STATUS KAWASAN HUTAN Pasal 5 Kawasan hutan tersebut tetap berstatus hutan negara yang penguasaan dan atau pengelolaannya ada pada dan oleh Departemen Kehutanan didasarkan pada peraturan perundang- undangan yang berlaku. IV. TANAH KOMPENSASI Pasal & FIHAK KEDUA menyediakan tanah kompensasi untuk ditetapkan sebagai kawasan hutan seluas «...-.. (++ «) hektar, yang terletak di Desa twee ees Kecamatan eee Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II -+-+.--+; Propinsi Daerah Tingkat I N Pasal Tanah kompensasi seluas .- « hektar sebagaimana pasal telah dibebaskan hak-haknya/penguasaan dari pihak ketiga dan tidak terdapat penggarapan pihak lain sesuat dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. : Pasal . Pasal 8 Penyerahan tanah kompensasi dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA akan dituangkan dalam surat perjanjian tersendiri. a “a + PEMANCANGAN TANDA BATAS, PENGUKURAN DAN FETA Pasal 9 Pengukuran dan pemancangan tanda batas ternadap kawasan hutan yang dipergunakan oleh FIHAK KEDUA, dilakukan oleh PIHAK PERTAMA bersama-sama dengan PIHAK KEDUA. Pelaksanaan kegiatan pengukuran, pes: .angan tanda batas dan pemetaan atas kawasan hutan sebagaimana dimalsud ayat (1),dilaksanakan oleh Balai/Sub Balai Inventarisasi Gan TatacGuna Hutan/Bira Perencanaan Unit ..... Ferun Perhutani Jawa ...... Tanda-tanda batas dipancang dengan jarak maksimal 100 m antara satu dengan yang lainnya. VI. KEWAJIBAN PIHAK KEOUA Pasal 10 Fohon-pohon/vegetasi lainnya yang ada di atas kawasan hutan yang dipinjam-pakaikan yang karena dan guna kepentingan tersebut harus ditebang divajibkan membayar ganti rugi nilai tegakan atas hutan tanaman atau membayar iuran hasil hutan dan dana jaminan reboisasi atas hutan alam serta pungutan-pungutan lainnya sesuai Gengan — ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam hal pemanfaatan tegakan hutan alam tersebut diserahkan kepada pihak lain maka pihak yang memanfaat— kan tegakan hutan tersebut yang aken weubayar pungut. IHH dan DR. Menanggung biaya pengukuran, pemancangan tanda batas dan pemetaan atas kawasan hutan yang dipinion wan penataan betas atas tanah kompensasi. Menanggung biaya reboisasi dan rekjamasi atas kawasan fetes yang dipinjam dan reboisasi atas tanah kompene Membantu menjaga keamanan di dalam wan di sekitar kewasan hutan yang dipiniam. Memberikan kemudahan bagi-aparat kehutanan baik pusat maupun dacrah untuk melakukan pengaves. m1, Pasal it (1) Biaya sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal 7 seluruhnya sebesar Rp. dan sudah dibayarkan oleh PLHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA atau disetorkan melalui rekening Nenteri Kehutanan pada tanggal -..--- (lampiran ----++)+ (2) Biaya sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal 7 sebesar Rp dan diselesaikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK eae KEDUA pada tanggal ------ 199.. (lampiran (3) Kewajiban sebagaimana dimaksud ayat (3) pasal 7, paling lambat diselesaikan pada tanggal + 192. (dapat dilaku-kan sambil kegiatan berjalan). Pasal 12 Kegiatan penggunaan kawasan hutan di lapangan baru dapat di- lakukan setelah PIHAK KEDUA memenuhi kewajiban-kewajiban sebzgaimana dalam perjanjian ini- VII. PENGAWASAN DAN PENGENDAITAN Pasal 13 Di atas kawasan hutan yang dipinjam-pakaikan itu, PIHAK KEDUA tidak diperkenankan membuat bangunan maupun jalan yang tidak ada hubungannya dengan maksud peminjam tersebut. Pasal 14 (1) Bangunan-bangunan yang hendak didirikan di atas kawasan hutan tersebut harus mendapat persetujuan lebih datwlu dari PIHAK PERTAMA. (2) Pelaksanaan pembangunan bangunan tersebut ayat (1) harus memperoleh izin dari instansi yang berwenang. Pasal 15 PIHAK KEDUA tanpa izin PIHAK PERTAMA, dilarang mendirikan bangunan-bangunan dan atau jalan di atas kawasan hutan luar lokasi atau kawasan hutan yang dipinjam-pakaikan. Pasal .-+ Pasal 16 (a) PIHAK KEDUA harus menjaga dap memelihara semua tanda panes Myang berhubungen dengan kawasan hutan = yarg dipinjam-pakaikan ini. (2) PIHAK KEDUA mencegah adanya kebakar a hutan, kelongsoran Pine rosi atas kawasan hutan yang dipinsan cpakaikans (5) PIHAK KEDUA citarang dar wasib mencegah adanya perburuan ferhadap satwa-satwa liar baik yang dilindungi maspuc tidak dilindungi- ay prvAK KEDUA dilarang untuk metal Leger pada PIHAK ep yang ditetapkan sebags kewasar por) lott dacr ale dacren Yoerti_seapadan pantaiy sempedey oar an setea tear, danau/waduk dan Kavasan sel )0" pata ait kanasan Sean peraturan perundang-undange!! Yai! ber lake (s) PIHAK KEDUA dilarang untuk memotpng, menebang — dan eoeingut. tuabuh- tumbuhan yang di tindund® Undang-Undang- Pasal 17 PIHAK KEDUA akan mengikuti/mentaat) segala petunjuk yang fiberikan oleh PIHAK PERTAMA dan atau petugas-petugasnya Galam mengadakan pengawasans untuk omencegah — kerusakan Kawasan hutan yang timbul Rarena/disebabkan oleh adanya pemberian izin ini. VILL. JANGKA WAKTU Pasal 18 Oy aie a oe untuk jangka waktu +++ ‘ eee) tahun terhitung seJak tanggal we sampai dengan tanggal +--+ (2) Apabila dalam _jangka | wakty weeeee? tahun pcasae aaah ten ce but ie aYete tas telah beraknir, dan Se eagen hutan tersebut masih | tetap dibutubkan, maka BTHAce KEDUSW: hausmermeede due permohonan untuk Fendapatkan perpanjangan dalam jangka waktu (tiga) reieer ebelum perjanjian ini berakhir- 1X. PEMBATALAN IX. PEMBATALAN PERJANJIAN Pasal 19 PIHAK PERTAMA dan juga PIHAK KEDUA sewaktu-waktu dapat membatalkan perjanjian kerjasama ini, asal saja. disertas alasan-alasan yang kuat dengan ketentuan bahwa tanggal Pembatalan harus diajukan dengan surat tercatat olen yang menghendakinya 3 (tiga) bulan sebelumnya. Pasal 20 Bila salah -satu dari syarat-syarat yang ditentukan dalam Surat persetujuan penggunaan kawasan hutan atau delon pengegdian ini tidak dipenuhi, maka perjanjian pinjam paket Kawasan hutan dapat seketika dibatalkan olen FIHAK PERTAGA tenpa pemberitahu-an terlebih dahulu kepada PIHAK KEDUA. KONSULTAST Pasal 21 Helvhal yang tidak/belum tercantum di dalam perjanjian ini gon. 29ar segala sesuatu dapat berjalan lancar dan sesuata gapat berjalan lancar dan agar tidak terjadi hekelivann dalam | Penafsirannya, maka para pihak mengadakan keneultoct ferlebih dahulu untuk mengambil keputusan dan menentueon langkah penyelesaiannya. XI. PENYELESAIAN PERSENGKETAAN Pasal 22 (1) Persengketaan yang timbul sehubungan dengan per janJjian ane akan diselesaikan oleh para pihak dengan care musyawarah dan mufakat. Apabila persengketaan tersebut tidak dapat diselesaikan nefalui musyawarah, maka para pihak sepakat dan setuja pntuk | menyelesaikannya dengan memilin domisili ds Pengadilan Negeri .... XIE. KETENTUAN ... XII. KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 Pada waktu perjanjian ini berakhir dan tidak diperpanjang lagi, PIHAK KEDUA harus segera menyerahkan kembali tanah tersebut kepada PIHAK PERTAMA setelah kawasan hutan tersebut direklamasi dan atau direboisasi dan membersihkan dari benda-benda lain yang ada di atasnya sesuai petunjuk PIHAK PERTAMA. Pasal 24 (1) Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermeterai cukup dan masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama, satu pada PIHAK PERTAMA dan satu pada PIHAK KEDUA. (2) Turenat: perjanjian ini digandakan dengan dilegalisir oleh PIHAK PERTAMA dikirimkan kepada : a. Menteri Kehutanan di Jakarta. b. Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan di Jakarta. c. Direktur Jenderal Inventarisasi dan Tata Guna Hutan di Jakarta. d. Direksi Perum Perhutani di Jakarta. e. Guernur Kepala Daerah Tingkat I setempat. f. Instansi lain lingkup Departemen Kehutanan (yang dianggap perlu). Pasal 25 Perjanjian pinjam pakai kawasan hutan dengan kompensasi ini berlaku sejak hari dan tanggal ditanda-tangani bersama. PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA, pa.backspahai. .

You might also like