~
Menimbang
Mengingat
‘&s
MENTERL KEHUTANAN
REPUILIK INDONESIN
KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN
NOMOR :55/Kpts-I1/1994
TENTANG
PEDOMAN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN
MENTERI KEHUTANAN,
bahwa pada prinsipnya penggunaan kawasan hutan harus
sesuai dengan fungsi dan peruntukannya sebagaimana
ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1967
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan dan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan EBkosistemnya beserta
peraturan-peraturan pelaksanaannya;
bahwa penggunaan tanah kawasan hutan di luar fungsi dan
peruntukkannya sejauh mungkin harus dibatasi dan
ditertibkan hanya untuk keperluan-keperluan yang
menyangkut kepentingan umum secara terbatas atau
kepentingan pembangunan lainnya di luar sektor kehutanan;
bahwa pedoman pinjam pakai kawasan hutan yang ditetapkan
dengan Keputusan Direktur Jenderal Kehutanan tanggal 23
Mei 1978 Nomor 64/Kpts/DJ/I/1978 perlu disempurnakan
dan disesuaikan dengan keadaan saat ini;
bahwa guna mengatur hal tersebut di atas, maka dipandang
perlu untuk menetapkan Pedoman Pinjam Pakai Kawasan
Hutan dengan Keputusan Menteri Kehutanan.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Kehutanan;
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;
3. Undang ...Menetapkan
10.
u
12
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan
Ruang;
Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 1970 tentang
Perencanaan Hutan;
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 tentang Per-
lindungan Hutan;
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1986 tentang
Perusahaan Umum Kehutanan Negara;
Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1984 jo Keputusan
Presiden Nomor 58 Tahun 1993 tentang Susunan Organisasi
Departemen;
Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang
Pengelolaan Kawasan Lindung;
Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993. tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum.
Keputusan Presiden Nomor 96/M Tahun 1993 tentang
Pembentukan Kabinet Pembangunan VI;
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 399/Kpts-I/1990
tentang Pedoman Pengukuhan Hutan;
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 677/Kpts-II/1993
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan.
MEMUTUSKAN:
KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG PEDOMAN
PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN.
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :
1
Pinjam pakai kawasan hutan adalah penyerahan penggunaan atas sebagian kawasan hutan
baik yang telah ditunjuk maupun yang telah ditetapkan kepada pihak lain untuk
kepentingan pembangunan di luar sektor kehutanan tanpa mengubah status, peruntukan
dan fungsi kawasan hutan tersebut,
Pinjam pakai kawasan hutan dengan kompensasi adalah pinjam pakai atas sebagian
kawasan hutan baik yang telah ditunjuk maupun yang telah ditetapkan dengan membebani
peminjam untuk menyediakan dan menyerahkan tanah bukan kawasan hutan kepada
Departemen Kehutanan untuk dijadikan kawasan hutan.
3. Kepentingan ...Xepentingan Umum Terbatas adalah kepentingan seluruh lapisan ‘masyerakat yang
pelaksanaan kegiatan pembangunannya dilakukan dan dimiliki oleh Instansi Pemertaes
sek digunakan untuk mencari keuntungan, untuk keperluan pembuatan jalan umum.,
paluren Pembuangan air; saluran pengairan; fasilitas pemakaman umum; {asi
keselamatan umaum; repester telekomunikasi; stasion-stasiun pemancar rab, stasiun
relay televisi; bak penampung dan pipa saluran air bers
‘Clear and clean adalah Kondisi calon tanah kompensasi yang telah jelas statusnya, bebas
Yerletak di Kecamatan ..
Kobupaten/Kotamadya sees
Propinsi -+ yang untuk jelasnya dilukistan dalam peta
becskale 1 5 tee Lampirs
eal eePasal 2
PIHAK KEDUA telah menerima pemberian izin/pinjaman kawasan
hutes tersebut dengan ketentuan dan syarat-syarat seperti
ditetapkan/ditentukan dalam perjanjian inis
TI. PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN
Pasal =
PIHAK KEDUA akan menggunakan kawasan hitan tersebut sesuai
dengan maksud yang telah ditentukan dalam pasal 1 perjanjian
ini tidak untuk keperluan lain.
PIHAK KEDUA tidak diperkenankan memindaby
Pasal 4
tanganken pengguna-
an kawasan hutan tersebut kepada PIHAK KETIGA, baik senagian
maupun seluruhinya.
III. S(@TUS KAWASAN HUTAN
Pasal S
Kawasan bhutan tersebut tetap berstatus hutan negara yang
Penguasaan dan atau pengelolaannya ada pada dan olei
Departemen Kehutanan didasarkan pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
IV. PEMANCANGAN TANDA BATAS, PENGUKURAN DAN PETA
Pasal 6
GD Fengukuran dan pemancangan tanda batas terhadap kawasan
hutan yang dipergunakan oleh PIHAK KEDUA, dilakukan oleh
PIHAK PERTAMA bersamasama dengan PIHAK KEDUA.
Pelaksanaan kegiatan pengukuran, pemancargan tanda batas
dan pemetaan atas kawavan hutan sebagaimana dimaksud
ayat (0), dilaksanakan oleh = Balai/Sub Balai
Inventarisasi dan Tata Gune Hutan/fire Perencanaan Unit
eres Perum Perhutani Jawa ......
Tanda-tanda batas cipancang dengan jarak massimat LOO m
antara satu dengan yang lainnya.
Ve KEWATIBANVv. KEWATIBAN PIHAK KEDUA
Pasal 7
Ry poner ohan?eagetast « ia1Dnyasve0uyesuacss ster eager
hutan yang dipinjam-pakaikan yang arena dan uae
Kopentingan tersebut harus ditebang diwajibkan membayar
“ganti rugi nilai tegakan tas hutan tanaman ateu
Geena ree duracl tial Tahitany dec) cause ome ues Geaceee es
mts hutan alam serta pungutan-pungutan lainnya sesiae
gengan ketentuan peraturan perundang-undanga Ano
berlal
palan hal pemanfaatan tegekan hutan alam ter scbut
viaerahkan kepada pihak lain maka pifan yang memanfaat—
fiserfigakan hutan tersebut yang akan membayar pungutan
THH dan DR.
42) Menanggung biays pengukuran, pemancangan tanda batas dan
pemetaan atas kawasan hutan yang dipinjam.
(5) Menanggung biaya reboisasi dan rellamasi atas kawasan
hutan yang dipiniam.
(a) Membantu menjaga keamanan di dalam dan di sekitar
kawasan hutan yang dipinjam.
(s) ‘Memberikan kemudahan bagi aparat kehutanan paik Pusat
maupun daerah untuk melakukan pengawasan.
Pasal 8
(4) Biaya sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal 7 selurunnys
sebesar Rp. ore gan sudah dibayarkan oleh PIHAK KEDUA
fepada. PIHAK PERTAMA atau disetorkan melalui rekeniog
pepteri Kenutanan pada tanggal -----» (lempiran se--+-)+
(2) Biaya sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal 7 sepesar Rp.
Sarvdiselesaikan oleh PTHAK PERTAMA kepada PTHAK
KEDUA pada tanggal wee 199.. CGampiran fe
(S) Yewajiban sebagaimana dimaksud ayat (3) pasal 7, paling
VenalPadiselesaikan pada tanggal ssrs45 17+. (dapat
dilakukan sambil kegiatan ber jalan).
Pasal 9
wasan futan di lepangan baru dapat di
kewajiban
Kegiatan penggunaan k
Tetunan, setelah PIHAK KEDUA memenuhi }ewaj ian”
sebagaimana dalam perjaniian ini.
VL. PENGAWASAR . ++VI. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Pasal 10
Di atas kawasan hutan yang dipinjem-pakaikan itu, PIHAK
KEDUA tidak diperkenankan membuat bangunan maupun jalan yang
tidak ada hubungannya dengan maksud peminjam tersebut.
Pasai 11
() Bangunan-bangunan yang hendak didivzkan di atas kawasan
hutan tersebut harus mendapatian persetujuan lebih
dahulu dari PIHAK PERTAMA.
) Pelaksanaan pembangunan bangunan tersebut ayat (1) harus
memperoleh izin dari instansi yang Lerwenang.
Pasal
PIHAK KEDUA tanpa izin PIHAK FERTANS, dilarang mendirikan
bangunan-bangunan dan atau jalan di atas kawasan hutan di
luar lokasi atau kawasan hutan yang dipinjam-pakaikan.
Pasal
() PIHAK KEDUA harus menjaga dan meelihera semua tanda
batas yang berhubungan dengan kawasan hutan yang
dipinjam-pakaikan ini.
(2) FIHAK KEDUA mencegah adanya kebaharan hutan, kelongsoran
dan ero.i atas kawasan hutan yang dijrinjam-pakaikan.
(3) PIHAK KEDUA dilarang dan wajib menceyah adanya perburuan
terhadap satwa-satwa liar tail yany dilindungi maupun
tidak dilindungi.
(4) PIHAK KEDUA dilarang untuk weiakuian kegiatan pada
daerah-daerah yang ditetapkan sebagi kawasan perlindung-
an setempat seperti sempadan paniai, sempadan sungai,
kawasan sekitar danau/waduk dan iawasen sekitar mata air
sesuai dengan peraturan perundang wicengan yang berlaku.
(S) PIHAK KEDUA dilarang untuk memotung, menebang dan
memungut tumbuh-tumbuhan yany < soeGi Undang-Undang.
FasalPasal 14
PIHAK KEDUA akan mengikuti/mentaati segala petunjuk yang
diberikan oleh PIHAK PERTAMA dan atau petugas-petugasnya
dalam mengadakan pengawasan, untuk mencegah — kerusakan
kawasan hutan yang timbul karena/disebabkan oleh adanya
pemberian izin imi.
VII. JANGKA WAKTU
Pasal 15
(D Perjanjian ini berlaku untuk jangka wal
‘ ) tahun terhitung sejak tanggal
dengan tanggal ..-
(2) Apabila ‘dalam jangka waktu ... .) tahun
sebagaimana tersebut ayat (1) telah berakhir, dan
kawasan hutan tersebut masih tetap cdibutuhkan, maka
BIHAK = KEDUA harus = mengajukan — permohonan untuk
mendapatkan perpanjangan dalam jangka waktu 3 (tiga)
bulan sebelum perjanjian ini beraktir.
VIIL. PEMBATALAN FERIANTIAN
Pasal 16
PIHAK PERTAMA dan juga PIHAK KEDUA sewaktu-waktu dapat
membatalkan perjanjian kerjasama ini, asal saja disertai
alasan-alasan yang kuat dengan ketentua bahwa tanggal
pembatalan harus diajukan dengan surat tercatat oleh yang
menghendakinya 3 (tiga) bulan sebelumnya.
> Pasal 17
Bila salah satu dari syarat-syarat yang ditentukan dalam
surat persetujuan penggunaan kawasan hutan atau dalam
perjanjian ini tidak dipenuhi, maka perjanjion pinjam pakai
kawasan hutan dapat seketika dibatalkan oleh PIHAK PERTANA
tanpa pember itahwan terlebih dahulu kepada PIMAK KEDUA.
IX. KONSULTASI
Pasal 18
Hal-hal yang tidak/belum tercantum di dalam perjanjian ini
da: ayar segala sesuatu dapat berjalan lancar dan sesuste
dapat berjalan lancar dan agar tidak (urjadi kekeliruan
dalam penafsirannya, moka pura pibak mengadakan konsultasi
terlebih dahulu untuk mengambil keputusan van menentuk
lengkah penyelesaiannya.X. PENYELESAIAN PERSENGKETAAN
Pasal 19
(1) Persengketaan yang timbul sehubungan deagen perjanjian
ini. akan diselesaikan oleh para pihak dengan cara
musyawarah dan mufakat.
(2) Apabila persengketaan tersebut tidak dapat diselesaikan
melalui musyawarah, maka para pihak sopahat dan setuju
Untuk menyelesaikannya dengan memilih domisili di
Pengadilan Negeri ....++
XI. KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20
Fada waktu perjanjian ini berakhir dan tidak diperpanjang
lagi, PIHAK KEDUA harus segera menyerahkan kembali tanah
tersebut kepada PIHAK PERTAMA setelah kawasan hutan tersi:but
direklamasi dan atau direboisasi darn membersihkan dari
ain yang ada di atasnya sesuai petunjuk PIHAK
Pasol 24
(1) Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 Glua) bermeterai
cukup dan masing-masing mempunyai kekvatan hukum yang
Sama, satu pada PIHAK PERTAMA dan satu pada PIHAK KEDUA,
(2) Turunan perjacjian ini digandakan dengan dilegalisir
oleh PIHAK PERTAMA dikirimkan kepada
a. Menteri Kehutanan di Jakarta.
b. Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan di Jakarta.
(. Direktur Jenderal Inventarisasi dan Tata Guna Hutan
di Jakarta.
G. Direksi Perum Perhutani di Jakarta.
0
Guernur Kepala Daerah Tingkat I setempat.
Instansi lain lingkup Dupartemen Kehutanan (yang
dianggap perlu).
Pasal ---Fasal 22
pakai kawasan hutan tanPs kompensasi ini
gtanda-tangani bersama+
pinjam
dan tanggal
Perjanjian
k hard
berlaku seal
PIHAK PERTAMA,
PIHAK KEDUA,
peetach/piniat-Model/contoh lampiran Il.
PERJANJIAN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN
DENGAN KOMPENSASI
ANTARA
DEPARTEMEN KEHUTANAN
DENGAN
UNTUK
KEPERLUAN .«
JANGKA WAKTU TAHUN
(TANGGAL +1 199.. S/d - eo
LoKkast
RPH :
BKFH :
KPH/CDK « :
KECAMATAN :
KABUPATEN DATI II =
PROPTNSI DATI I
199.
aPERJANI IAN PINJAM PAKAT KAWASHN HUTAN
DENGAN KOMPENSASI
ANTARA
DEPARTEMEN KEHUTANAN
DENGAN
Pada hari ini
sembilan ratus .
Yang bertanda~tangan di bawah ini
1. Nama
Jabatan
Alamat =
bertindak untuk dan atas nama Departemen Ketutanan,
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. .
2. Nama
Jabatan
Alamat =
bertindak untuk dan atas nama...
PIHAK KEDUA.
selanjutnya disebut
Berdasarkan persetujuan Menteri Kehutanan dengan surat Nomor
seeeeee tanggal .+..--, para pihak telah sepakat untuk
mengadakan perjanjian pinjam pakai kawasan titan dengan
kompensasi yang terletak di... > dengan ketentuan
sebagai berikut +
I. PEMBERIAN IZIN PENGGUNAAN
Fasal 1
PIHAK PERTAMA memberikan izin penggunaan kawasan hutan
dengan cara pinjam pakai dengan kompensasi kepada PIHAK
KEDUA untuk keperluan - + seluas ..- 2/ha, termasuk
Wilayah RPH -..eee, BKPH seeeee, KPH/CDK ++ Dinas
Kehutanan/ Propinsi Daerah Tingkat I/Unit Perum Perhutani
Jawa .-
Terletak di Kecamatan .-
Kabupaten/Kotamadya —.--
Fropinsi -- yang untuk
berskala 1 +. terlampir
jelasnya diluk:skan dalam petaPasal 2
PIHAK KEDUA telah menerima pemberian izin/pinjaman kawasan
hutan tersebut dengan ketentuan dan syarat-syarat seperti
ditetapkan/ditentukan dalam perjanjian ini.
II. PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN
Pasal 3
FIHAK KEDUA akan menggunakan kawasan hutan tersebut vesuad
dengan maksud yang telah ditentukan dalam pasal 1 perjanjian
ini tidak untuk keperluan lain.
Pasal 4
PIHAK KEDUA tidak diperkenankan memindah-tangankan pengguna—
‘an kawasan hutan tersebut kepada PIHAK KETIGA, baik sebagian
maupun seluruhny
TIT. STATUS KAWASAN HUTAN
Pasal 5
Kawasan hutan tersebut tetap berstatus hutan negara yang
penguasaan dan atau pengelolaannya ada pada dan oleh
Departemen Kehutanan didasarkan pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
IV. TANAH KOMPENSASI
Pasal &
FIHAK KEDUA menyediakan tanah kompensasi untuk ditetapkan
sebagai kawasan hutan seluas «...-.. (++ «) hektar, yang
terletak di Desa twee ees Kecamatan eee
Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II -+-+.--+; Propinsi
Daerah Tingkat I
N
Pasal
Tanah kompensasi seluas .- « hektar sebagaimana pasal
telah dibebaskan hak-haknya/penguasaan dari pihak
ketiga dan tidak terdapat penggarapan pihak lain sesuat
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
: Pasal .Pasal 8
Penyerahan tanah kompensasi dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA akan dituangkan dalam surat perjanjian tersendiri.
a
“a
+ PEMANCANGAN TANDA BATAS, PENGUKURAN DAN FETA
Pasal 9
Pengukuran dan pemancangan tanda batas ternadap kawasan
hutan yang dipergunakan oleh FIHAK KEDUA, dilakukan oleh
PIHAK PERTAMA bersama-sama dengan PIHAK KEDUA.
Pelaksanaan kegiatan pengukuran, pes: .angan tanda batas
dan pemetaan atas kawasan hutan sebagaimana dimalsud
ayat (1),dilaksanakan oleh Balai/Sub Balai Inventarisasi
Gan TatacGuna Hutan/Bira Perencanaan Unit ..... Ferun
Perhutani Jawa ......
Tanda-tanda batas dipancang dengan jarak maksimal 100 m
antara satu dengan yang lainnya.
VI. KEWAJIBAN PIHAK KEOUA
Pasal 10
Fohon-pohon/vegetasi lainnya yang ada di atas kawasan
hutan yang dipinjam-pakaikan yang karena dan guna
kepentingan tersebut harus ditebang divajibkan membayar
ganti rugi nilai tegakan atas hutan tanaman atau
membayar iuran hasil hutan dan dana jaminan reboisasi
atas hutan alam serta pungutan-pungutan lainnya sesuai
Gengan — ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Dalam hal pemanfaatan tegakan hutan alam tersebut
diserahkan kepada pihak lain maka pihak yang memanfaat—
kan tegakan hutan tersebut yang aken weubayar pungut.
IHH dan DR.
Menanggung biaya pengukuran, pemancangan tanda batas dan
pemetaan atas kawasan hutan yang dipinion wan penataan
betas atas tanah kompensasi.
Menanggung biaya reboisasi dan rekjamasi atas kawasan
fetes yang dipinjam dan reboisasi atas tanah kompene
Membantu menjaga keamanan di dalam wan di sekitar
kewasan hutan yang dipiniam.
Memberikan kemudahan bagi-aparat kehutanan baik pusat
maupun dacrah untuk melakukan pengaves. m1,Pasal it
(1) Biaya sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal 7 seluruhnya
sebesar Rp. dan sudah dibayarkan oleh PLHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA atau disetorkan melalui rekening
Nenteri Kehutanan pada tanggal -..--- (lampiran ----++)+
(2) Biaya sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal 7 sebesar Rp
dan diselesaikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
eae
KEDUA pada tanggal ------ 199.. (lampiran
(3) Kewajiban sebagaimana dimaksud ayat (3) pasal 7, paling
lambat diselesaikan pada tanggal + 192. (dapat
dilaku-kan sambil kegiatan berjalan).
Pasal 12
Kegiatan penggunaan kawasan hutan di lapangan baru dapat di-
lakukan setelah PIHAK KEDUA memenuhi kewajiban-kewajiban
sebzgaimana dalam perjanjian ini-
VII. PENGAWASAN DAN PENGENDAITAN
Pasal 13
Di atas kawasan hutan yang dipinjam-pakaikan itu, PIHAK
KEDUA tidak diperkenankan membuat bangunan maupun jalan yang
tidak ada hubungannya dengan maksud peminjam tersebut.
Pasal 14
(1) Bangunan-bangunan yang hendak didirikan di atas kawasan
hutan tersebut harus mendapat persetujuan lebih datwlu
dari PIHAK PERTAMA.
(2) Pelaksanaan pembangunan bangunan tersebut ayat (1) harus
memperoleh izin dari instansi yang berwenang.
Pasal 15
PIHAK KEDUA tanpa izin PIHAK PERTAMA, dilarang mendirikan
bangunan-bangunan dan atau jalan di atas kawasan hutan
luar lokasi atau kawasan hutan yang dipinjam-pakaikan.
Pasal .-+Pasal 16
(a) PIHAK KEDUA harus menjaga dap memelihara semua tanda
panes Myang berhubungen dengan kawasan hutan = yarg
dipinjam-pakaikan ini.
(2) PIHAK KEDUA mencegah adanya kebakar a hutan, kelongsoran
Pine rosi atas kawasan hutan yang dipinsan cpakaikans
(5) PIHAK KEDUA citarang dar wasib mencegah adanya perburuan
ferhadap satwa-satwa liar baik yang dilindungi maspuc
tidak dilindungi-
ay prvAK KEDUA dilarang untuk metal Leger pada
PIHAK ep yang ditetapkan sebags kewasar por) lott
dacr ale dacren Yoerti_seapadan pantaiy sempedey oar
an setea tear, danau/waduk dan Kavasan sel )0" pata ait
kanasan Sean peraturan perundang-undange!! Yai! ber lake
(s) PIHAK KEDUA dilarang untuk memotpng, menebang — dan
eoeingut. tuabuh- tumbuhan yang di tindund® Undang-Undang-
Pasal 17
PIHAK KEDUA akan mengikuti/mentaat) segala petunjuk yang
fiberikan oleh PIHAK PERTAMA dan atau petugas-petugasnya
Galam mengadakan pengawasans untuk omencegah — kerusakan
Kawasan hutan yang timbul Rarena/disebabkan oleh adanya
pemberian izin ini.
VILL. JANGKA WAKTU
Pasal 18
Oy aie a oe untuk jangka waktu +++
‘ eee) tahun terhitung seJak tanggal we sampai
dengan tanggal +--+
(2) Apabila dalam _jangka | wakty weeeee? tahun
pcasae aaah ten ce but ie aYete tas telah beraknir, dan
Se eagen hutan tersebut masih | tetap dibutubkan, maka
BTHAce KEDUSW: hausmermeede due permohonan untuk
Fendapatkan perpanjangan dalam jangka waktu (tiga)
reieer ebelum perjanjian ini berakhir-
1X. PEMBATALANIX. PEMBATALAN PERJANJIAN
Pasal 19
PIHAK PERTAMA dan juga PIHAK KEDUA sewaktu-waktu dapat
membatalkan perjanjian kerjasama ini, asal saja. disertas
alasan-alasan yang kuat dengan ketentuan bahwa tanggal
Pembatalan harus diajukan dengan surat tercatat olen yang
menghendakinya 3 (tiga) bulan sebelumnya.
Pasal 20
Bila salah -satu dari syarat-syarat yang ditentukan dalam
Surat persetujuan penggunaan kawasan hutan atau delon
pengegdian ini tidak dipenuhi, maka perjanjian pinjam paket
Kawasan hutan dapat seketika dibatalkan olen FIHAK PERTAGA
tenpa pemberitahu-an terlebih dahulu kepada PIHAK KEDUA.
KONSULTAST
Pasal 21
Helvhal yang tidak/belum tercantum di dalam perjanjian ini
gon. 29ar segala sesuatu dapat berjalan lancar dan sesuata
gapat berjalan lancar dan agar tidak terjadi hekelivann
dalam | Penafsirannya, maka para pihak mengadakan keneultoct
ferlebih dahulu untuk mengambil keputusan dan menentueon
langkah penyelesaiannya.
XI. PENYELESAIAN PERSENGKETAAN
Pasal 22
(1) Persengketaan yang timbul sehubungan dengan per janJjian
ane akan diselesaikan oleh para pihak dengan care
musyawarah dan mufakat.
Apabila persengketaan tersebut tidak dapat diselesaikan
nefalui musyawarah, maka para pihak sepakat dan setuja
pntuk | menyelesaikannya dengan memilin domisili ds
Pengadilan Negeri ....
XIE. KETENTUAN ...XII. KETENTUAN PENUTUP
Pasal 23
Pada waktu perjanjian ini berakhir dan tidak diperpanjang
lagi, PIHAK KEDUA harus segera menyerahkan kembali tanah
tersebut kepada PIHAK PERTAMA setelah kawasan hutan tersebut
direklamasi dan atau direboisasi dan membersihkan dari
benda-benda lain yang ada di atasnya sesuai petunjuk PIHAK
PERTAMA.
Pasal 24
(1) Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermeterai
cukup dan masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang
sama, satu pada PIHAK PERTAMA dan satu pada PIHAK KEDUA.
(2) Turenat: perjanjian ini digandakan dengan dilegalisir
oleh PIHAK PERTAMA dikirimkan kepada :
a. Menteri Kehutanan di Jakarta.
b. Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan di Jakarta.
c. Direktur Jenderal Inventarisasi dan Tata Guna Hutan
di Jakarta.
d. Direksi Perum Perhutani di Jakarta.
e. Guernur Kepala Daerah Tingkat I setempat.
f. Instansi lain lingkup Departemen Kehutanan (yang
dianggap perlu).
Pasal 25
Perjanjian pinjam pakai kawasan hutan dengan kompensasi ini
berlaku sejak hari dan tanggal ditanda-tangani bersama.
PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,
pa.backspahai. .