Professional Documents
Culture Documents
Kjehldahl
Kjehldahl
1. Persiapan
Pembuatan HCl 0,5 N 250 ml
N1 = 1 N
N2 = 0,5 N
V2 = 250 ml
V1 =.?
1 1 = 2 2
1 1 = 250 0,5
1 = 125
Volume HCl yang dipipet dari HCl 1 N sebanyak 125 ml.
1000
0,1 =
190,5 100
= 1,905
Massa boraks yang ditimbang = 1,9051 gram
1,9051 1000
=
190,5 100
= 0,1000052
Konsentrasi HCl hasil standarisasi
Nboraks = 0,1000052 N
Vboraks = 25 ml
VHCl = 5,6 ml
NHCl =.?
=
0,1000052 25 = 5,6
= 0,45
Persiapan H2SO4
H2SO4 pekat (98%) dimasukkan masing-masing 20 ml ke dalam tabung
destruksi.
[( ) %]
% =
[]
a) Sampel 1
Va = 2,5 ml
Vo = 1,6 ml
N HCl = 0,45 N
P = 0,5020 x 103 mgram
[( ) %]
% =
[]
[(, , ), %]
% =
[]
% = 1,129 %
Perhitungan kadar protein
% protein = f x % N
% protein = 6,25 x 1,129 %
% protein = 7,05625 %
b) Sampel 2
Va = 2 ml
Vo = 1,6 ml
N HCl = 0,45 N
P = 0,5047 x 103 mgram
[( ) %]
% =
[]
[( , ), %]
% =
[, ]
% = 0,499 %
Perhitungan kadar protein
% protein = f x % N
% protein = 6,25 x 0,499 %
% protein = 3,11875 %
c) Sampel 3
Va = 2 ml
Vo = 1,6 ml
N HCl = 0,45 N
P = 0,5031 x 103 mgram
[( ) %]
% =
[]
[( , ), %]
% =
[, ]
% = 0,500 %
Pada praktikum ini dilakukan penentuan kadar protein dalam bahan pangan berdasarkan
kadar nitrogen total yang terkandung dalam bahan tersebut dengan menggunakan metode Kjeldahl.
Analisis protein ini dapat menentukan tingkat kualitas protein apabila dipandang dari sudut gizi,
serta menelaah protein yang merupakan salah satu bahan kimia secara biokimia, fisiologis, reologis
dan enzimatis.
Prinsip kerja dari metode kjeldahl adalah protein dalam suatu sampel didestruksi dengan
menggunakan asam sulfat dan katalis (garam kejeldahl). Selanjutnya, hasil destruksi dinetralkan
dengan menggunakan asam borat dan melalui destilasi. Kolom destilat adalah larutan asam borat,
yang pada saat destilasi gas amoniak dari tabung destruksi akan berpindah ke kolom destilat (asam
borat) dan akan merubah warna kolom destilat menjadi hijau muda akibat adanya reaksi antara gas
amoniak dengan asam borat. Selanjutnya, kolom destilat dititrasi dengan HCL yang sudah
diketahui konsentrasiya untuk menentukan kadar nitrogen yang dikandung dalam sampel.
Pada praktikum ini, sampel yang digunakan adalah susu bubuk. Susu bubuk yang
dimasukkan kedalam destruktor adalah sebanyak 0 gram (blanko) , sampel 1 0.5020 gram, sample
2 0.5047 gram, dan sample 3 sebesar 0.5031. Kemudian ke dalam labu, ditambahkan masing-
masing 20 mL H2SO4 , tujuan dari ditambahkannya asam sulfat ini adalah untuk mengubah amonia
menjadi amonium sulfat sehingga amonia dapat berubah menjadi ion nya. Kemudian dimasukkan
garam kjeldahl sebanyak 60 gram (yang terdiri dari 54 gram Na2SO4 dan 6 gram Cu SO4) . Fungsi
dari garam kjeldahl ini adalah sebagai katalis
Destruksi sampel bertujuan untuk mempercepat reaksi dan hidrolisis protein menjadi unsure
C, H, O, N, S dan P. Proses destruksi akan menghasilkan karbondioksida (CO2), air (H2O) dan
ammonium sulfat (( NH4)2SO4).
Senyawa N + H2SO4 CO2 + H2O + (NH4)2SO4
Pada saat proses destruksi lama kelamaan semua larutan sampel menjadi warna hijau.
Sampel yang sudah didestruksi, akan didinginkan yang kemudian akan berwarna hijau bening agak
tosca setelah ditambahkan aquades, lalu dilanjutkan dengan proses destilasi. Destilasi merupakan
suatu proses memisahkan cairan maupun larutan yang berdasarkan pada perbedaan titik didih.
Tujuan dari proses destilasi adalah memisahkan zat yang akan dianalisa dengan cara memecah
ammonium sulfat menjadi ammonia (NH3). Pemecahan tersebut melibatkan peran NaOH 35% yang
ditambahkan kedalam kolom belakang alat destilasi kjeldahl sebanyak 1000 ml. Penambahan NaOH
bertujuan untuk mempercepat pelepasan ammonia dengan cara menciptakan suasana basa ( reaksi
tidak dapat berlangsung dalam kondisi asam ).
NH3 dihasilkan dalam destilat berupa gas. Gas NH3 tersebut ditangkap oleh asam borat.
Asam borat yang ditambahkan kedalam destilat sebanyak 100 ml sudah ditambahkan 3 tetes mixed
indicator sehingga asam borat berwarna merah muda. Sesudah proses destilasi apabila sampel
mengandung gas amoniak (NH3) akan bereaksi dengan asam borat di kolom destilat dan
menimbulkan warna hijau muda bening, sedangkan larutan blanko (tidak mengandung gas
amoniak) kolom destilasi (asam borat) menjadi tidak berwarna (bening). Reaksinya adalah sebagai
berikut :
Kolom destilat selanjutnya diuji dengan melakukan titrasi volumetric dengan HCL yang
sudah distandardisasi. Berdasarkan standardisasi konsentrasi HCL yang didapat adalah 0.45 N. Titik
ekivalen titrasi adalah ketika larutan dalam kolom destilat berubah warna dari hijau muda bening
menjadi merah muda kembali. Setelah melakukan titrasi, dapat diketahui kadar proteinnya yang
tertuang dalam bentuk persen kadar nitrogen. Berikut adalah rumus menentukan kadar nitrogen :
[() 14 100%]
% Nitrogen =
[]
Selanjutnya, dari persen kadar nitrogen dapat diketahui kadar proteinnya dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
Larutan hasil destilat selanjutnya di titrasi dengan menggunakan HCl yang sudah di
standarisasi. Berdasarkan hasil titrasi yang kami lakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
HCl (ml)
Blanko 1,6
Sampel 1 2,5
Sampel 2 2
Sampel 3 2
Setelah diketahui volume HCl yang di perlukan untuk titrasi, dapat di lakukan penentuan persen
kadar nitrogen dalam sampel sehingga secara otomatis nanti dapat diketahui pula persen kadar
protein.
Kadar protein pada putih telur menurut literature adalah 12,71 %. Sedangkan menurut hasil
praktikum , kadar protein pada sampel 1 adalah 7,05625%, sample2 3,11875 %, dan sample 3
sebesar 3,125%. rata-rata kadar protein sampel adalah 4,4333%. Apabila dibandingkan dengan
literatur, didapatkan bahwa hasil praktikum berbeda jauh nilainya dibandingkan dengan literature.
Kemungkinan perbedaan tersebut disebabkan oleh kelemahan metode Kjeldahl yang memiliki
ketelitian rendah.
Sani Kartika (161411087)
Pada praktikum kali ini akan dilakukan penentuan kadar protein dalam bahan
pangan dengan menggunakan metode Kjeldahl. Bahan pangan yang digunakan yaitu berupa
putih telur matang. Prinsip dari penentuan kadar protein ini adalah menentukan jumlah
Nitrogen (N) yang dikandung oleh suatu bahan dengan cara mendegradasi protein pada
putih telur dengan menggunakan asam sulfat pekat untuk menghasilkan nitrogen sebagai
amonia, kemudian menghitung jumlah nitrogen yang terlepas sebagai amonia lalu
mengkonversikan ke dalam kadar protein dengan mengalikannya dengan konstanta tertentu.
Pada praktikum dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
A. Tahap Persiapan
a. Pembuatan blanko
Blanko yang digunakan yaitu 20 ml H2SO4 98% yang kemudian ditambahakan
katalis berupa garam Kjedahl (CuSO4 : Na2SO4 = 1: 9)
b. Pembuatan sampel
Sampel yang dibuat terdiri atas 3 sampel, yang masing-masing sampel terdiri atas ;
Sampel 1 = 20 ml H2SO4 98% + (CuSO4 : Na2SO4 = 1: 9) + 0,5020 gram putih telur
Sampel 2 = 20 ml H2SO4 98% + (CuSO4 : Na2SO4 = 1: 9) + 0,5047 gram putih telur
Sampel 3 = 20 ml H2SO4 98% + (CuSO4 : Na2SO4 = 1: 9) + 0,5031 gram putih telur
Pada tiap-tiap tabung, dilengkapi juga dengan 3 buah batu didih yang berfungsi
sebagai perata panas, sehingga panas yang terdistribusi lebih merata.
B. Tahap Percobaan
a. Tahap Destruksi
Pada tahapan ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga
terjadi destruksi menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon, hidrogen teroksidasi
menjadi CO, CO 2 dan H2O. Sedangkan nitrogennya (N) akan berubah menjadi
(NH4)2SO4. Kemudian diberikan tambahan garam Kjedahl (CuSO4 : Na2SO4 = 1:
9) yang berfungsi sebagai katalisator yang dapat meningkatkan titik didih H2SO4
dan mengefektifkan reaksi antara asam sulfat dengan sampel sehingga proses
destruksi berjalan efektif. Hal tersebut disebabkan oleh lamanya waktu yang
dibutuhkan oleh asam sulfat untuk menguap (semakin tinggi titik didih, maka waktu
yang dibutuhkan asam sulfat untuk menguap akan semakin lama).
Proses destruksi ini dilakukan selama 30 menit dan proses ini dikatakan
selesai ketika warna larutan telah menjadi bening (hijau bening). Destruksi sampel
bertujuan untuk mempercepat reaksi dan hidrolisis protein menjadi unsur C, H, O,
N, S dan P. Reaksi yang terjadi pada tahap ini yaitu:
b. Tahap Destilasi
Destilasi merupakan suatu proses memisahkan cairan maupun larutan yang
berdasarkan pada perbedaan titik didih. Tujuan dari proses destilasi pada praktikum
ini adalah untuk memisahkan zat yang akan dianalisa dengan cara memecah
ammonium sulfat menjadi ammonia (NH3). Pemecahan tersebut melibatkan peran
NaOH 35% yang ditambahkan kedalam sampel sebanyak 100 ml. Penambahan
NaOH bertujuan untuk mempercepat pelepasan ammonia dengan cara menciptakan
suasana basa karena reaksi tidak dapat berlangsung dalam kondisi asam.
NH3 dihasilkan dalam destilat berupa gas. Gas NH3 tersebut ditangkap oleh
asam borat, sehingga warna asam borat yang semula berwarna merah muda, kini
warnanya menjadi hijau bening seperti semula. Hal tersebut menandakan bahwa
proses destilasi ini telah selesai dilakukan. Reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai
berikut :
c. Tahap titrasi
Berikut adalah hasil perhitungan kadar protein yang diperoleh dari hasil praktikum:
Blanko - 1,6 ml
Sampel 1 0,5020 g 2,5 ml 1,129 7,05625
Sampel 2 0,5047 g 2 ml 0,499 3,11875
Sampel 3 0,5031 g 2 ml 0,500 3,125
Tak dapat dipungkiri, bahwa kandungan protein terbesar pada telur berada pada
putih telurnya.
Dalam sebuah literature, dinyatakan jumlah kalori dalam putih terlur adalah
sebanyak 17 kal, yang terdiri atas 3% lemak, 6% karbohidrat dan 91% protein
(dalam 3,6 gram putih telur). Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa dalam
0,5 gram putih telur, kandungan proteinnya harus sebesar 12,71%. Sedangkan
menurut hasil praktikum, kadar protein yang diperoleh yaitu 7,05625% , 3,11875
dan 3,125%.
Perbedaan nilai tersebut dikarenakan beberapa hal, diantaranya :
a. Sumber pada literature :
Jumlah kandungan protein dalam beberapa literature memiliki pendapat yang
beragam, hal tersebut dikarenakan ukuran telur yang diukur tiap-tiap literatur
tidak sama (ada yang besar dan kecil).
b. Kesalahan pada saat pratikum
1. Pada saat titrasi dengan HCl, volume titrasi tidak tepat. Hal tersebut dapat
dilihat dari warna sampel yang seharusnya pink muda, malah pink tua.
2. Ketidaktepatan dalam proses pemipetan larutan, dana lain-lain
Selanjutnya, setelah kadar nitrogen total sudah diketahui, maka dapat dikethui pula
kandungan proteinnya dengan menggunakan faktor konversi dalam perhitungan dengan
formula
Setelah dilakukan pengolahan data percobaan dapat diperoleh data kandungan nitrogen
total dan kadar protein dalam sampel putih telur seperti dalam tabel :
Dalam praktikum ini, dilakukan pengukuran kadar protein melalui pengkuran kadar
nitrogen dalam sampel, yaitu putih telur yang sudah direbus dengan cara kjedahl. Massa
sampel yang akan diukur sebanyak 0,5 gram untuk setiap tabung. Pada praktikum kjedahl
terdapat tiga tabung sampel dan satu tabung blanko sehingga massa sampel yang
dibutuhkan sebanyak 1,5 gram untuk tiga tabung.
Tahap pertama yang dilakukan adalah destruksi. Pada tahap ini 20 ml asam sulfat
dimasukkan ke dalam tabung destruksi yang berfungsi sebagai destrukor yang
menghancurkan senyawa organik menjadi senyawa anorganik, kemudian dimasukkan
garam kjedahl, yaitu campuran tembaga sulfat dan natrium sulfat dengan perbandingan 1 :
9 sehingga dapat ditimbang 6 gram tembaga sulfat dan 54 gram natrium sulfat. Jumlah
garam kjedahl tersebut dapat digunakan untuk delapan tabung destruksi sehingga garam
yang dimasukkan ke dalam setiap tabung cukup sebanyak 7,5 gram. Proses destruksi
dilakukan selama 30 menit dan dilakukan di dalam lemari asam karena proses ini
menghasilkan gas. Setelah proses destruksi selesai, larutan yang berada di dalam tabung
berubah warna menjadi hijau jernih. Setelah tabung tidak terlalu panas, ditambahkan
aquades ke setiap sampel. Penambahan aquades dilakukan secara perlahan karena reaksi ini
merupakan reaksi eksoterm sehingga penambahannya dilakukan sedikt demi sedikit.
Sebanyak 10 ml aquadest dimasukkan ke dalam tabung destruksi kemudian dipindahkan ke
dalam tabung destilasi. Setelah itu ditambahkan 90 ml aquades secara perlahan.
Tahap selanjutnya adalah detilasi, yaitu proses pemisahan senyawa berdasarkan titik
didih. Pada proses ini dibuat larutan NaOH 35% dengan volume larutan 1000 ml. Selain itu
dibuat asam borat 2% untuk dimasukkan kedalam erlenmayer. Selanjutnya tabung destilasi
yang berisi sampel dan blanko dimasukkan ke dalam alat destilasi satu per satu. Pada
percobaan ini alat destilasi yang digunakan adalah destilasi modern sehingga diperlukan
pengaturan seperti pengaturan zat yang akan diukur, pengaturan waktu dan sebagainya.
Selain itu, pada alat destilasi modern NaoH dan steam akan dialirkan secara otomatis
sehingga tidak perlu membuka katup untuk mengalirkan NaOH ataupun steam. Selanjutnya
tabung destilasi diletakkan di sebelah kiri dan erlenmayer yang berisi asam borat yang telah
diberi indikator diletakkan di sebelah kanan. Tabung pertama yang dimasukkan ke dalam
alat adalah tabung yang berisi blanko. Proses destilasi dimulai saat larutan NaOH masuk
kedalam tabung destilasi dan mengubah warna larutan dalam tabung menjadi hitam. Setelah
beberapa saat terdapat cairan berwarna hijau yang sedikit demi sedikit menetes dan masuk
kedalam penampungan destilat yaitu erlenmayer berisi asam borat. Cairan yang berwarna
hijau tersebut adalah nitrogen yang telah mengalami proses pemisahan dari larutan yang
berada di dalam tabung destilasi. Pada percobaan pertama, larutan yang diukur adalah
tabung berisi blanko, yaitu tabung yang tidak terdapat sampel didalamnya, tetapi pada hasil
destilasi terdapat cairan hijau yang menetes ke dalam tempat penampungan destilat.
Proses destilasi ini dilakukan pula kepada tiga tabung lainnya yang berisi sampel.
Pada ketiga tabung pun terdapat cairan hijau sebagai destilat dan menetes ke dalam
erlenmayer yang berisi larutan asam borat. Asam borat yang semula berwarna pink
berubah menjadi warna kehijauan karena terdapat nitrogen dari proses destilasi.
Dari percobaan diatas dapat ditentukan kadar protein sampel dangan mengukur kadar
nitrogen yang terdapat dalam sampel. Berdasarkan data yang didapat dari percobaan, kadar
protein putih telur sebesar pada sampel 1 adalah 7,05625%, sample2 3,11875 %, dan sample 3
sebesar 3,125%. rata-rata kadar protein sampel adalah 4,4333%.
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum analisa protein menggunakan metode Kjedahl, praktikan telah: