Professional Documents
Culture Documents
Modul Pelatihan Panas Bumi Untuk Organisasi Masyarakat Sipil
Modul Pelatihan Panas Bumi Untuk Organisasi Masyarakat Sipil
M O DUL P EL A T I H A N
Penanggung Jawab
Indra Sari Wardhani PANAS BUMI
UNTUK ORGANISASI MASYARAKAT SIPIL
Achmed Shahram Edianto
Penulis Naskah
Muhamad Suhud
Fabby Tumiwa
Henriette Imelda
Narasumber
Arimbi Heroeputri
Penerbit
WWF Indonesia
Cetakan Pertama
xxxxx 2015
Sumber Foto
Christopher Cheng Ng
Mauri Rautkari HAK CIPTA :
Sepanjang tidak ditujukan untuk
Peter Prokosch
tujuan komersial, penggandaan
Moving Images dan penyebaran modul ini dapat WWF-INDONESIA
NL Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit
WWF Indonesia
WWF Canon
ISBN NO :
978-979-1461-53-5
2015
III. MENGENAL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) 19
1. Dasar dasar sistem panas bumi t t
DAFTAR ISI t
2. Pemanfaatan energi panas bumi
20
20
3. Pengenalan teknologi panas bumi 21
4. Pengenalan ekonomi panas bumi 21
Kerangka Panduan Pelatihan Panas Bumi 06
5. Pengenalan PLTP 22
Matriks Silabus Pelatihan 07
Contoh Agenda 08
Catatan Khusus : Panduan untuk Pelatihans 09 IV. DAMPAK PROYEK PLTPB 23
Daftar Istilah Penting 10 1. Pengenalan siklus proyek dan bisnis PLTP 24
2. Dampak proyek PLTP dari aspek lingkungan atau wilayah hutan 24
I. ORIENTASI 11 3. Dampak proyek PLTP dari aspek sosial 25
1. Perkenalan Alur Pelatihan 12
2. Kontrak Belajar 13
3. Perkenalan Tentang Program Ring of Fire WWF Indonesia 14 V. BAGAIMANA MENYUARAKAN SUARA KITA (ADVOKASI) 27
1. Dasar dasar Advokasi 28
2. Bekerjasama dengan Pemerintah dan Sektor Swasta dalam proyek PLTP 29
II. MENGENAL ENERGI PANAS BUMI 15
1. Pengenalan Sistem energi 16 VI. PENUTUP 31
2. Pengenalan Pembangkitan Listrik 16
1. Arti Evaluasi dan Evaluasi Pendidikan 31
3. Potensi panas bumi di dunia dan Indonesias 17
2. Tindak Lanjut 31
4. Dasar hukum dan kebijakan panas bumi di Indonesiat 18
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI
WWF Indonesia melalui program Ring of Fire memiliki komitmen
yang tinggi dalam mendorong pengembangan panas bumi yang
berkelanjutan di Indonesia hingga tiga kali lipat pada 2020. Berawal
di Indonesia dan Filipina, pada 2012 WWF meluncurkan buku
pertama berjudul Igniting the Ring of Fire: A Vision for Developing
Indonesia's Geothermal Power, memetakan berbagai peluang dan
tantangan dalam pengembangan panas bumi khususnya di
Indonesia. Pada tahun 2013, WWF Indonesia kembali meluncurkan
buku kedua berjudul Panduan Kelestarian Ekosistem untuk
Pemanfaatan Panas Bumi sebagai salah satu masukan bagi
pemerintah dan perusahaan untuk mensinergikan pengembangan
energi yang lebih ramah lingkungan dengan tetap menjaga
kelestarian hutan yang bernilai konservasi tinggi serta kearifan lokal masyarakat mengingat potensi
panas bumi banyak terdapat dikawasan hutan.
Dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2014, tercantum pentingnya peran dan partisipasi masyarakat
sipil dalam pengembangan panas bumi. Untuk meningkatkan peran partisipatif tersebut, maka
SEKAPUR SIRIH kapasitas masyarakat sipil baik secara teknis maupun institusional perlu ditingkatkan. Sejak
pertengahan 2014, dengan dukungan dari SIDA dan WWF Swedia, WWF Indonesia menginisiasi
kegiatan Pengembangan Kapasitas Organisasi Masyarakat Sipil untuk Mendukung
Indonesia memiliki potensi energi Pengembangan Panas Bumi yang Berkelanjutan di Indonesia. Kegiatan ini dilakukan di 3 pilot lokasi
terbarukan yang sangat melimpah namun yang memiliki potensi panas bumi cukup besar yaitu Lampung, Aceh dan Jambi. Tujuan utama
pemanfaatannya hingga saat ini masih kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas organisasi masyarakat sipil
belum optimal, salah satunya adalah energi sehingga dapat melakukan dialog, advokasi kebijakan dan membangun kemitraan yang strategis
panas bumi. Kondisi geologis akibat dengan pengembang Panas Bumi maupun Pemerintah Daerah terkait pengembangan panas bumi.
pertemuan lempengPasik, lempeng India-
Australia dan lempeng Eurasia menjadikan WWF Indonesia bekerja sama dengan Institute for Essential Service Reform (IESR), salah satu LSM
Indonesia sebagai negara dengan potensi yang bergerak dalam pengembangan energi di Indonesia, menyusun Modul Pelatihan Panas Bumi
panas bumi terbesar di dunia. yang ditujukan untuk organisasi masyarakat sipil. Modul pelatihan ini disusun dalam konteks yang
mudah dipahami dan mampu memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai aspek teknis
Panas bumi merupakan program prioritas pengembangan panas bumi dan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat, serta aspek
pe m e r inta h da la m r a ngk a m e nduk ung institusional yang meliputi kebijakan pengembangan panas bumi dan strategi advokasi kebijakan.
ketahanan dan kemandirian energi serta
mendukung upaya pengurangan emisi Gas Saya berharap modul pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan organisasi
Rumah Kaca (GRK). Pemerintah indonesia masyarakat sipil dalam mendukung pengembangan panas bumi yang berkelanjutan di Indonesia.
telah menetapkan target penggunaan energi Modul ini juga dapat menjadi referensi dan materi edukasi bagi semua pihak baik pemerintah,
baru dan terbarukan sebesar 23% pada 2025 swasta, akademisi dan masyarakat secara luas.
di dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN)
melalui Peraturan Presiden No.79 Tahun Salam Lestari,
2014. Untuk mencapai target tersebut,
diperlukan partisipasi seluruh elemen baik Dr. Efransjah, CEO WWF-Indonesia
pemerintah, swasta, maupun masyarakat
luas.
TUJUAN KHUSUS :
KERANGKA Peserta pelatihan memahami konsep dasar Energi Panas Bumi dan V
BAGAIMANA MENYUARAKAN SUARA
KITA (ADVOKASI)
Dasar dasar Advokasi
Bekerjasama dengan Pemerintah dan Sektor Swasta
TUJUAN UMUM :
Dasar dasar sistem panas bumi Peserta memahami potensi dan Ceramah CATATAN KHUSUS :
120 menit
Pemanfaatan energi panas bumi kegunaan panas bumi Tanya Jawab PANDUAN UNTUK PELATIHAN
Wilayah Kerja Panas Bumi yang selanjutnya disebut Wilayah Kerja adalah wilayah
dengan batas-batas koordinat tertentu digunakan untuk pengusahaan Panas Bumi
untuk Pemanfaatan Tidak Langsung.
Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan pada Wilayah Kerja tertentu yang meliputi
pengeboran sumur pengembangan dan sumur reinjeksi, pembangunan fasilitas
lapangan dan penunjangnya, serta operasi produksi Panas Bumi.
Pemanfaatan Langsung adalah kegiatan pengusahaan pemanfaatan Panas Bumi POKOK BAHASAN 1
secara langsung tanpa melakukan proses pengubahan dari energi panas dan/atau
uida menjadi jenis energi lain untuk keperluan nonlistrik.
Tujuan
Peserta memahami proses dan tujuan pelatihan sehingga dapat berpartisipasi aktif dalam
proses pelatihan
Metode
Curah Pendapat
Bahan
Kertas Metaplan
Spidol Warna Warni
Poster Pembangkit Fosil vs Energi Terbarukan (fokus Panas Bumi)
02. KONTRAK BELAJAR
Skema proses pelatihan
Tujuan
Waktu Peserta berkomitmen untuk mengikuti keseluruhan proses belajar
30 menit
Metode
Proses Curah Pendapat
Pengisian daftar pertanyaan
Peserta dan Fasilitator menuliskan nama masing-masing pada kertas metaplan
Permainan perkenalan dengan bola. Peserta dan fasilitator membentuk lingkaran. Bola Bahan
dilempar pada salah satu peserta. Peserta yang menerima bola menunjukkan pada Daftar pertanyaan tentang Harapan saya pada pelatihan ini dan peran serta
metaplan dan menyebutkan namanya sendiri (boleh ditambah dengan informasi apapun Kertas metaplan
yang ingin ia sampaikan mengenai dirinya). Kemudian ia melemparkan bola kepada
peserta yang lain dan seterusnya. Waktu
45 menit
Fasilitator menunjukkan poster Pembangkit Fosil vs Energi Terbarukan. Kemudian fasilitator
memancing minat peserta dengan mengajukan pertanyaan terkait gambar tersebut.
Fasilitator menjelaskan skema proses pelatihan secara umum kepada peserta Proses
Fasilitator melontarkan pertanyaan pancingan, sehingga jawaban dari peserta mengarah
ke pengungkapan harapan peserta tentang materi pelatihan tersebut.
Peserta menuliskan harapannya di kertas metaplan
Kertas metaplan ditempelkan pada papan yang tersedia untuk didiskusikan bersama
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1
00
12 13
02
03. PERKENALAN TENTANG PROGRAM RING OF FIRE WWF
Tujuan
Peserta memahami tentang program Ring of Fire WWF, termasuk juga mengenai
organisasi WWF
Metode
Presentasi narasumber
Tanya Jawab
Bahan
Leaet program Ring of Fire
Brosur tentang WWF Indonesia
Waktu
45 menit
Proses
Fasilitator memperkenalkan narasumber dari WWF Indonesia yang akan memaparkan
program Ring of Fire
Narasumber mempresentasikan selama 20 menit ttg WWF Indonesia dan program
Ring of Fire nya.
Fasilitator mempersilakan peserta untuk tanya jawab dengan narasumber
MENGENAL ENERGI
PANAS BUMI
( 300 MENIT)
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1
14
01. PENGENALAN SISTEM ENERGI
Tujuan
Peserta memahami apa yang dimaksud dengan sistem energi
Waktu
60 menit
Bahan
Peta sebaran potensi panas bumi
Waktu
02. PENGENALAN SISTEM PEMBANGKITAN LISTRIK 60 menit
Tujuan
Peserta memahami jenis jenis pembangkitan listrik
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2
16 17
04. DASAR HUKUM DAN KEBIJAKAN PANAS BUMI DI INDONESIA
03
Tujuan
Peserta memahami kebijakan panas bumi dan lembaga apa saja yang terkait dengannya
Metode
Presentasi Narasumber
Diskusi Kelompok
Bahan
Undang Undang No.21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi
Waktu
120 menit
Proses
Fasilitator mengundang narasumber untuk memaparkan kebijakan terkait dengan
pengembangan panas bumi di Indonesia.
Narasumber memaparkan situasi dan kondisi serta kerangka regulasi dalam pengembangan
panas bumi di Indonesia selama 30 menit.
Fasilitator mempersilakan peserta untuk melakukan tanya jawab dengan narasumber
selama 30 menit.
Fasilitator membagikan lembar bacaan dari pasal 65 UU No.21/2014 terkait dengan Peran
Serta Masyarakat
Fasilitator membagi peserta dalam dua kelompok, dan masing masing kelompok
mendiskusikan pasal 65 tersebut
Fasilitator mengundang wakil dari masing masing kelompok untuk memaparkan peluang
peran serta masyarakat yang dapat dilakukan
18
01. DASAR-DASAR SISTEM PANAS BUMI 03. PENGENALAN TEKNOLOGI PANAS BUMI
Tujuan Tujuan
Peserta memahami dasar-dasar sistem panas bumi Peserta mengetahui teknologi apa yang dipakai dalam pemanfaatan energi panas bumi
Metode
Metode
Audio Visual
Diskusi
Presentasi Narasumber
Bahan Bahan
Infograk Sistem Energi Alat Peraga
Poster tentang teknologi panas bumi
Waktu Waktu
45 menit 45 menit
Proses Proses
Fasilitator memperkenalkan narasumber lalu memutar lm video durasi 10 menit tentang Fasilitator menempelkan poster tentang teknologi panas bumi yang dipakai oleh
topik yang akan dibicarakan pengembang di dinding ruangan.
Narasumber menjelaskan kembali selama 15 menit tentang dasar dasar system panas bumi Fasilitator juga memasang alat peraga (kompor + ceret) untuk menerangkan prinsip dasar
Peserta melakukan tanya jawab dengan narasumber teknologi panas bumi
Peserta dipersilakan bertanya dengan narasumber yang mendampingi dalam sesi tersebut
Bahan
Bahan
Video durasi 10 menit
Lembar bacaan tentang biaya pembangkitan panas bumi
Waktu
45 menit Waktu
45 menit
Proses
Fasilitator memperkenalkan narasumber lalu memutar lm video durasi 10 menit tentang Proses
topik yang akan dibicarakan Fasilitator mengundang narasumber untuk memaparkan materi tentang ekonomi panas
Narasumber menjelaskan kembali selama 15 menit tentang dasar dasar system panas bumi bumi selama 20 menit
Peserta melakukan tanya jawab dengan narasumber Peserta melakukan tanya jawab dengan narasumber dari lembar bacaan yang sudah
dibagikan sebelumnya
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3
20 21
04
05. PENGENALAN PLTP
Tujuan
Peserta memahami cara beroperasinya PLTP dan model bisnis yang dipakai
Metode
Audio Visual
Diskusi
Bahan
Video durasi 10 menit
Waktu
60 menit
Proses
Fasilitator memutar video durasi 10 menit tentang cara beroperasinya PLTP
Fasilitator mengundang narasumber dari perusahaan panas bumi untuk menjelaskan
model bisnis PLTP selama 20 menit
Peserta melakukan diskusi dengan narasumber
22
01. PENGENALAN SIKLUS PROYEK DAN BISNIS PLTP
Tujuan
Peserta memahami prinsip-prinsip dan cara kerja usaha PLTP
Metode
Ceramah nara sumber
Klarikasi peserta
Bahan
Presentasi nara sumber
Waktu
30 menit
Proses
Fasilitator mengundang narasumber untuk menjelaskan siklus proyek dan bisnis PLTP,
maksimum 20 menit.
Sesudah presentasi, fasilitator dapat mengundan peserta untuk klarikasi penjelasan dari
narasumber. Dalam titik ini, sebaiknya proses tanya-jawab antara nara sumber diminimalkan 03. DAMPAK PROYEK PLTP DARI ASPEK SOSIAL
sampai keseluruhan materi dalam Pokok Bahasan`IV ini diberikan.
Tujuan
Peserta memahami dampak PLTP, terhadap masyarakat
Peserta dapat menggali dampak positif dan negatif dari kegiatan PLTP
02. DAMPAK PROYEK PLTP DARI ASPEK LINGKUNGAN DAN WILAYAH HUTAN
Tujuan Metode
Peserta memahami dampak PLTP, terhadap lingkungan dan wilayah hutan Cerita-diri'
Peserta dapat menggali dampak positif dan negatif dari kegiatan PLTP
Metode Bahan
Audio visual Meta plan Spidol
Diskusi Ruangan yang nyaman
Bahan Waktu
Film berdurasi 10 menit yang menggambarkan aspek lingkungan dan hutan dengan PLTP 45 menit
Waktu Proses
45 menit Fasilitator meminta beberapa peserta untuk menceritakan kemungkinan dampak baik positif
maupun negatif yang akan terjadi jika proyek PLTP terjadi
Berdasarkan cerita tersebut, fasilitator memilah/mengklasikasi dampak tersebut.
Kemudian bersama para peserta bersama melihat kemungkinan kemungkinan yang dapat
Proses
ditempuh untuk mengatasi potensi dampak negatif, dan memaksimalkan potensi dampak
Setelah menonton lm tersebut, fasilitator dapat menggali pengetahuan peserta melalui
positif.
Tanya jawab dengan bimbingan nara sumber
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4
24 25
05
POKOK BAHASAN 5
BAGAIMANA MENYUARAKAN
SUARA KITA (ADVOKASI)
( 180 MENIT)
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 |
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20
26
02. BEKERJA SAMA DENGAN PEMERINTAH DAN SEKTOR SWASTA
DALAM PROYEK PLTPB
Tujuan
Peserta memahami ke lembaga mana jika ada permasalahan yang akan dikemukakan
01. DASAR-DASAR ADVOKASI Peserta memiliki keakhlian negosiasi dengan para pihak
Tujuan
Metode
Peserta memahami cara-cara menyuarakan pandangan dan pikirannya atas suatu isu
Ceramah
Peserta dapat mengidentikasikan siapa kawan, siapa lawan
Bermain peran
Metode
Ceramah Bahan
Tanya jawab Lembar kerja kasus Meta plan
Informasi
Bahan
Waktu
Makalah nara sumber
120 menit
Waktu
Proses
60 menit
Fasilitator mengajak peserta untuk melihat kembali hasil dari pokok bahasan 4 tentang
mengidentikasi dampak positif dan negative dari kegiatan PLTP
Fasilitator mengajak peserta untuk bermain peran berdasarkan bahan di atas untuk
Proses bernegosiasi kepentingannya
Fasilator mengundang narasumer untuk berbagi mengenai prinsip, tujuan, dan teknik advokasi Pada akhir proses, fasilitator merangkum temuan-temuan dalam aktivitas bermain-peran,
Klarikasi dan Tanya jawab bersama para peserta.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5
28 29
06
POKOK BAHASAN 6
PENUTUP
01. EVALUASI DAN REFLEKSI
Tujuan
Mendapat input dari peserta tentang materi, proses, bahan-bahan ajar, fasilitator dan
nara sumber sehingga penyelenggara dapat memperbaiki di masa mendatang
Pesertadan penyelenggara dapat mengukur diri tentang materi yang disampaikan
Peserta menyadari guna latihan ini pada pengembangan dirinya
Metode
Mengisi Lembar Evaluasi Mengisi Lembar Reeksi
Berbagi-cerita
Bahan
Lembar Evaluasi Lembar Reeksi
Karton Spidol
Waktu
45 menit
Proses
Fasilitator menerangkan tujuan sesi ini, kemudian menerangkan cara dan kegunaan mengisi
Lembar Evaluasi dan Lembar Reeksi, maksimum 10 menit.
Peserta mengisi Lembar Evaluasi dan Lembar Reeksi, maksimum 15 menit.
Sesudah peserta mengisi, fasilitator meminta untuk melihat diri selama dua hari proses
lokakarya ini untuk menemukenali apa yang telah berubah dari peserta setelah mendapatkan
materi.
Fasilitator kemudian meminta beberapa peserta untuk berbagi-ceritanya
Fasilitor merangkum kisi-kisi temuan dari proses ini.
Tujuan
Ada tindak lanjut yang terukur yang dibangun oleh peserta
Metode
Ceramah
Bahan
Lembar Tindak Lanjut
Waktu
45 menit
Proses
Fasilitator menerangkan apa yang dimaksud dengan tindak lanjut dengan prinsip Terukur-
Waktu yang tepat- Realistis. Setelah peserta memahami prinsip-prinsip tersebut, fasilitator
meminta peserta untuk mengisi Lembar Tindak Lanjut.
RECYCLED
B AHAN P O K O K B AHAS AN 1
Penanggung Jawab
Indra Sari Wardhani
Penanggung
Achmed
Indra
Jawab
SariShahram
WardhaniEdianto
ORIENTASI
Achmed Shahram Edianto
Penulis Naskah
Muhamad
Penulis Suhud
Naskah
Fabby Tumiwa
Muhamad Suhud
Henriette
Fabby Imelda
Tumiwa
Henriette Imelda
Narasumber
Arimbi Heroeputri
Narasumber
Arimbi Heroeputri
Tim Disain dan Ilustrasi
PT. Maginate
Tim Kreasindo
. Disain dan Ilustrasi
PT Maginate Kreasindo
Penerbit
Penerbit
WWF Indonesia
WWF Indonesia
Cetakan Pertama
Cetakan Pertama
xxxxx 2015
xxxxx 2015
Sumber Foto
Christopher
Sumber FotoCheng Ng
Mauri Rautkari HAK CIPTA :
Christopher Cheng Ng
Sepanjang tidakCIPTA
HAK ditujukan
: untuk
Peter Rautkari
Mauri Prokosch
tujuan komersial, penggandaan
Moving
Peter Images
Prokosch Sepanjang tidak ditujukan untuk
dan penyebaran modul ini dapat
tujuan komersial, penggandaan
NL Agency
Moving Images dilakukan tanpa ijin dari penerbit
dan penyebaran modul ini dapat
WWF
NL Indonesia
Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit
ISBN NO :
WWF Indonesia
WWF Canon 978-979-1461-53-5
ISBN NO :
WWF Canon 978-979-1461-53-5
B A H A N 0
1
01
120 menit ORIENTASI
MENGENAL ENERGI
PANAS BUMI 02
300 menit
03
240 menit
MENGENAL PLTP
05
180 menit
STRATEGI ADVOKASI
DAMPAK
PROYEK PLTP 04
120 menit
06 90 menit
PENUTUP
03
B A H A N 0 2
3
VS 4
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 - BAHAN 2 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 - BAHAN 2
04 05
B A H A N 0 4
B A H A N 0 3
DAFTAR PERTANYAAN HARAPAN DAN KONTRIBUSI SAYA LEAFLET TENTANG PROGRAM RING OF FIRE
KONTRIBUSI SAYA
Kontribusi saya untuk pelatihan ini adalah
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 - BAHAN 3 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 - BAHAN 4
06 07
B A H A N 0 5
Kantor Sekretariat Nasional WWF-Indonesia berada di melalui kegiatan proyek praktis di lapangan,
Jakarta. Perannya memimpin dan berkoordinasi dengan penelitian ilmiah, memberi masukan untuk
24 kantor WWF-Indonesia yang tersebar di seluruh negeri. k e b ij ak a n l in gk u n ga n, mem pr o mos i ka n
Kantor Sekretariat mengembangkan kebijakan dan pendidikan lingkungan, memperkuat komunitas,
TENTANG prioritas, membantu pertukaran pembelajaran antar dan meningkatkan kesadaran publik terhadap isu
kantor, melakukan koordinasi untuk kampanye nasional, lingkungan.
WWF INDONESIA m e m b e r ik a n b a n t u a n t e k n i s da n p e n g e m b a n g a n
kapasitas, serta memberikan dukungan agar kegiatan
ditingkat nasional berjalan dengan lancar. Kantor
Sekretariat Nasional juga menjaga agar upaya WWF-
WWF-Indonesia merupakan bagian independen
dari jaringan dari WWF dan aliasinya, organisasi
pelestarian global yang bekerja di 100 negara di
WWF-Indonesia merupakan yayasan independen Indonesia selaras dengan Global WWF Network. dunia. Untuk informasi lebih lanjut tentang visi
yang terdaftar sesuai hukum Indonesia. Dikelola global, sejarah dan keterlibatan kami selama ini
WWF-Indonesia memiliki sejumlah kantor lapangan (Field untuk mencapai mimpi pelestarian kami yaitu
oleh Dewan Penyantun yang terdiri dari Dewan Ofce). Dua dari Kantor lapangan ini, melakukan mewujudkan dunia dimana manusia dapat hidup
Penasi hat , Dew an Peng aw as dan Dew an koordinasi untuk kegiatan dan program di lokasi selaras dengan alam
Pelaksana. Dewan ini berfungsi sebagai lembaga konservasi. Kantor Lapangan Jayapura merupakan kantor
penentu arahan strategis dan kredibilitas WWF- terbesar yang ada dipimpin oleh Benja Mambai. Kantor ini
mengkoordinasi seluruh kegiatan WWF-Indonesia di
I n do ne sia . Pa ra a ng go ta d ew a n b er ba gi
Papua dan Irian Jaya bagian Barat. Kantor Lapangan
tanggung jawab secara kelembagaan melalui
1972
Mulai bekerja di Indonesia
Mataram, melakukan koordinasi bagi kerja WWF-
pada tahun 1962 dengan
komite operasional. Dua komite yang sedang Indonesia di wilayah Nusa Tenggara.
penelitian Badak Jawa di
dalam tahap pengembangan adalah Komite Ujung Kulon,
Kantor lapangan tersebut melakukan upaya pelestarian di
Pendanaan dan Investasi serta Komite Program. tingkat lokal. Kami bekerja sama dengan pemerintah lokal,
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 - BAHAN 5 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 - BAHAN 5
08 09
Apa misi WWF-Indonesia? Dengan siapa saja WWF bekerja sama?
global WWF. The Board of Trustees mendukung CEO dan
Misi utama WWF Indonesia adalah melestarikan, Senior Management Team diantaranya dalam tata kelola
TANYA JAWAB TENTANG WWF-Indonesia bekerjasama dengan berbagai pihak dari
merestorasi, dan mengelola ekosistem dan dan pengembangan insitusi dan menetapkan serta pemerintah (baik di tingkat daerah maupun nasional),
WWF INDONESIA keanekaragaman hayati Indonesia secara berkeadilan mengimplementasikan rencana strategis organisasi. k orporas i, k om unit as mas yarak at m adani, LSM ,
demi keberlanjutan dan kesejahteraan seluruh rakyat akademisi, serta masyarakat yang tinggal di sekitar
Indonesia, melalui upaya: kawasan konservasi. WWF meyakini bahwa pelibatan
Kenapa panda dijadikan logo WWF?
Apa itu WWF? masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
Menerapkan dan mempromosikan praktik-praktik Inspirasi awal untuk menjadikan panda sebagai logo WWF mereka serta memberikan pilihan untuk mengurangi
WWF adalah singkatan dari World Wildlife Fund for konservasi terbaik yang berbasis sains, inovasi dan datang dari lahirnya seekor panda bernama Chi-Chi ke ketergantungan terhadap sumber daya alam sangatlah
Nature. Nama tersebut mereeksikan komitmen WWF kearifan tradisional Kebun Binatang London tidak lama sebelum WWF penting bagi suksesnya upaya konservasi. WWF juga
untuk bekerja --tidak hanya terkait isu kehidupan alam liar- didirikan.Logo WWF pertama kali didesain oleh ahli percaya bahwa dialog sangat penting dalam sebuah
Memfasilitasi pemberdayaan kelompok-kelompok
-tapi juga pada isu-isu lingkungan lainnya yang lingkungan dan seniman, Gerald Watterson, sedangkan kerjasama yang kuat dan efektif.
yang rentan, membangun koalisi dan bermitra
strategis.WWF adalah salah satu lembaga konservasi nalisasi logo dilakukan oleh Sir Peter Scott seorang ahli
dengan masyarakat madani, dan bekerjasama
terbesar dan sangat berpengalaman di dunia, yang i lm u b uru ng (o rn it ho log ist ),yan g j ug a pe lukis,
dengan pemerintah dan sektor swasta Bagaimana saya bisa mendukung WWF Indonesia?
didirikan secara resmi tahun 1961. Sekertariat pusat WWF, berkebangsaan Inggris.
yaitu WWF International, bertempat di Gland, Swiss. Mempromosikan etika pelestarian yang kuat, Dukungan untuk WWF-Indonesia dapat diberikan dalam
Kami menginginkan satwa yang karismatik, terancam berbagai cara, diantaranya yaitu:
kesadaran serta aksi konservasi di kalangan
Sebagai organisasi global, WWF memiliki jaringan kerja punah, dan dicintai oleh banyak orang di dunia.Dengan
masyarakat Indonesia
yang terdiri dari lebih dari 80 kantor di lebih dari 100 negara menggunakan panda sebagai logo, kami juga dapat Supporter
di seluruh dunia. Secara global, WWF didukung oleh lebih Melakukan advokasi dan mempengaruhi kebijakan, berhematkarena logo ini hanya memerlukan tinta hitam. Support er WW F-I ndones ia adalah k omunitas
dari 5 juta supporter. hukum, dan institusi terkait untuk mendorong tata Begitu kata Sir Peter Scott,salah satu pendiri WWF pendukung yang dibentuk oleh WWF-Indonesia untuk
kelola lingkungan yang lebih baik Internasional tentang penggunaan panda sebagai logo melibatkan publik luas dalam mendukung visi dan misi
WWF. WWF-Indonesia melalui dukungan nansial. Program
Apa itu WWF Indonesia?
Darimana sumber dana WWF-Indonesia? ini merupakan bagian dari upaya penyadartahuan
Panda raksasa (giant panda) dimaksudkan sebagai
WWF-Indonesia adalah organisasi konservasi nasional publik terhadap isu lingkungan sekaligus upaya
WWF-Indonesia tidak menerima dana dari APBN atau simbol dari semua spesies terancam punah dan
yang mandiri dan merupakan bagian dari jaringan global penggalangan dana demi kesinambungan kerja
APBD, tetapi memperoleh dukungan dana lebih dari 40 mewakilkan komitmen WWF untuk melindungi kehidupan
WWF. Mulai bekerja di Indonesia pada tahun 1962 dengan konservasi. Cara bergabung menjadi Supporter WWF-
lembaga donor, aid agencies, serta dukungan lebih dari alam liar, termasuk satwa liar dan habitatnya serta
penelitian Badak Jawa di Ujung Kulon, WWF-Indonesia Indonesia, antara lain mendaftar secara online, melalui
total 64.000 supporter kami di seluruh Indonesia (data seluruhekosistem penting di planet Bumi. Logo ini
saat ini bergiat di 28 wilayah kerja lapangan, tepatnya di 17 metode face-to-face, di acara-acara kami atau melalui
tahun 2013). digunakan oleh WWF diseluruh dunia.
propinsi, mulai dari Aceh hingga Papua. Didukung oleh metode telefundraising. Dapatkan informasi lebih lanjut
sekitar 500 staff, WWF bekerja bersama pemerintah, Sumber dana & laporan keuangan WWF-Indonesia diaudit tentang cara menjadi suporter di
masyarakat, swasta, LSM, masyarakat madani, dan publik oleh auditor terpercaya, dan dipublikasikan secara terbuka http://www.supporterwwf.org/donate/ atau hubungi staff
Apakah saya bisa menggunakan logo WWF
luas.Sejak 2006 hingga 2013, WWF Indonesia didukung setiap tahunnya. Lihat tautan berikut untuk mengunduh kami di +62 5761076 pada hari dan jam kerja
untuk keperluan pribadi?
oleh sekitar 64 ribu supporter di dalam negeri. laporan tahunan (Annual Report) atau laporan keuangan
kami. Gambar panda & tulisan "WWF" pada logo WWF telah
Sukarelawan (Volunteer)
terdaftar sebagai merek dagang (trademark) dan
Bagaimana status organisasi WWF Indonesia? sepenuhnya merupakan hak cipta WWF. Logo itu sendiri Pada wa ktu-wa ktu tert ent u WW F I ndonesia
Siapa pengurus Yayasan WWF-Indonesia? tidak bisa digunakan atau dibuat ulang dalam berbagai membutuhkan dukunganmu sebagai sukarelawan atau
Pada tahun 1998,WWF Indonesia resmi menjadi lembaga
bentuk tanpa izin, kecuali jika logo WWF sudah termasuk volunteer. Kesempatan untuk menjadi sukarelawan
nasional berbadan hukum Yayasan. Dengan demikian The Board of Trustees atau Pengurus Yayasan WWF-
ke dalam suatu gambar, banner, e-card, atau presentasi atau volunteer WWF-Indonesia akan diumumkan di lini
WWF Indonesia memiliki entitas legal, independen, Indonesia terdiri dari Badan Pembina, Badan Pengurus, masa akun-akun media sosial WWF-Indonesia. Pantau
berbadan hukum sesuai ketentuan di Indonesia. Dengan dan Badan Pengawas. Mereka merupakanlembaga dalam bentuk ash.Logo WWF tetap tidak bisa digunakan
t e ru s ak un Twi t t e r WW F -I n do n es ia di
status yayasan, WWF-Indonesia memiliki struktur penentu arahan strategis dan nansial, kebijakan dan untuk mempromosikan produk atau situs selain situs resmi
http://www.twitter.com/WWF_ID dan akun Facebook
organisasi sendiri, kemandirian dan eksibilitas dalam perencanaan, monitoring keberhasilan dan WWF. Dapatkan informasi tentang penggunaan logo dan
W W F - I n d o n e s i a d i h t t p : / / w w w. f a c e b o o k . c o m /
menggalang dana dan mengembangkan program. kepentinganYayasan WWF-Indonesia didalam jaringan isi situs WWF di http://www.wwf.or.id/using_site_content/. wwndonesia
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 - BAHAN 5 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 - BAHAN 5
10 11
Dengan siapa saja WWF bekerja sama?
Supporter
Sukarelawan (Volunteer)
Pada waktu-waktu tertentu WWF Indonesia membutuhkan dukunganmu sebagai
sukarelawan atau volunteer. Kesempatan untuk menjadi sukarelawan atau volunteer
WWF-Indonesia akan diumumkan di lini masa akun-akun media sosial WWF-
I ndo nesia. P antau te rus ak un Twi tter WW F-I ndon esi a di
http://www.twitter.com/WWF_ID dan akun Facebook WWF-Indonesia di
http://www.facebook.com/wwndonesia
Penanggung Jawab
Indra Sari Wardhani
Penanggung Jawab
MENGENAL ENERGI
Achmed
Indra SariShahram
WardhaniEdianto
Achmed Shahram Edianto PANAS BUMI
Penulis Naskah
Muhamad
Penulis Suhud
Naskah
Fabby Tumiwa
Muhamad Suhud
Henriette
Fabby Imelda
Tumiwa
Henriette Imelda
Narasumber
Arimbi Heroeputri
Narasumber
Arimbi Heroeputri
Tim Disain dan Ilustrasi
PT. Maginate
Tim Kreasindo
. Disain dan Ilustrasi
PT Maginate Kreasindo
Penerbit
Penerbit
WWF Indonesia
WWF Indonesia
Cetakan Pertama
Cetakan Pertama
xxxxx 2015
xxxxx 2015
Sumber Foto
Christopher
Sumber FotoCheng Ng
Mauri Rautkari HAK CIPTA :
Christopher Cheng Ng
Sepanjang tidakCIPTA
HAK ditujukan
: untuk
Peter Rautkari
Mauri Prokosch
tujuan komersial, penggandaan
Moving
Peter Images
Prokosch Sepanjang tidak ditujukan untuk
dan penyebaran modul ini dapat
tujuan komersial, penggandaan
NL Agency
Moving Images dilakukan tanpa ijin dari penerbit
dan penyebaran modul ini dapat
WWF
NL Indonesia
Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit
ISBN NO :
WWF Indonesia
WWF Canon 978-979-1461-53-5
ISBN NO :
WWF Canon 978-979-1461-53-5
B A H A N 0 6
Energi Nuklir Energi yang tersimpan dalam nucleus Energi yang terkandung dalam uranium.
(inti) atom dan energi yang mengikat
berbagai nukleus tersebut.
Energi mekanis yang Energi yang tersimpan dalam sebuah Energi yang tersimpan di pegas atau
tersimpan obyek karena mendapatkan tekanan karet yang tertarik.
gaya tertentu.
Energi gravitasi Energi yang terjadi karena letak atau Air dalam waduk atau dam adalah
posisi sebuah obyek. contoh dari energi gravitasi. Saat pintu
dam dibuka, energi gravitasi membuat
air terjun/turun dan memutar turbin.
Energi kinetis adalah energi yang yang dimiliki sebuah obyek karena gerakannya. Berbagai jenis energi
kinetis terangkum dalam tabel berikut ini (2).
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja Energi memiliki dua bentuk utama: energi yang
Energi termal atau panas Energi yang ada dalam substansi yang berasal Panas bumi
dan kerja yang dihasilkan merupakan transformasi tersimpan atau energi potensial, dan energi yang
dari pergerakan atom atau molekul-molekul
dari satu bentuk energi ke bentuk energi lainnya. dipakai untuk bekerja atau energi kinetis. Sebagai
dalam substansi tersebut.
Energi merupakan sesuatu yang kita manfaatkan contoh, makanan yang kita santap mengandung
untuk memanipulasi dunia di sekitar kita, baik dengan energi kimiawi, yang akan tersimpan oleh tubuh kita
Pergerakan Perpindahan obyek atau substansi yang bergerak Angin, air
memanfaatkan kemampuan otot, menggunakan hingga saatnya kita pakai untuk bekerja atau
dari satu tempat ke tempat lainnya.
tenaga listrik, atau menggunakan peralatan atau bermain.
perangkat tertentu, misalnya kendaraan bermotor.
Energi Potensial adalah energi yang tersimpan dalam Energi Listrik Energi yang terjadi karena adanya pergerakan Cahaya dan listrik yang dipakai
Energi dapat berwujud panas (thermal), cahaya, berbagai bentuk, seperti yang terangkum dalam tabel elektron sehari-hari
mekanika (mechanical), listrik (electrical), kimiawi berikut ini:
(chemical), dan nuklir.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 6 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 6
02 03
OIL
Hukum Kekekalan Energi (Termodinamika 1) Matahari adalah sumber energi utama bagi bumi kita. Energi tidak terbarukan adalah energi yang berasal
minyak (sumber energi primer) dibakar
menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan Sumber energi primer berupa minyak, gas alam dan dari bahan bakar fossil (fossil fuel) yang berasal dari
Panas
atau dimusnahkan tapi dapat diubah dari bentuk satu batubara adalah energi matahari yang tersimpan tumbuhan dan hewan purba yang mengalami proses
Panas untuk memanaskan air pembusukan dalam jangka waktu yang sangat
ke bentuk lainnya. Hukum ini menjadi dasar konversi dalam material tersebut selama proses yang terjadi
Air berubah menjadi uap energi, sehingga energi dapat dimanfaatkan untuk selama berjuta-juta tahun. Proses fotosintesa panjang (jutaan tahun) sebelum akhirnya menjadi
Uap dipakai untuk menggerakan turbin menghasilkan kerja yang diharapkan. mengubah sinar matahari menjadi energi kimiawi yang bahan bakar fossil. Contoh energi fossil adalah batu
Turbin memutar generator listrik tersimpan dalam tanaman. bara, minyak bumi dan gas alam. Penggunaan batu
Konversi energi adalah proses transformasi energi bara untuk pemanas, metalurgi, dan memasak telah
Generator menghasilkan energi listrik
dari satu bentuk menjadi bentuk yang lain, sehingga Dalam dunia modern, sumber daya energi dilakukan sejak 2000an tahun lalu. Penggunaan batu
Energi listrik dipakai untuk menghasilkan cahaya dapat dipakai untuk menghasilkan kerja yang diklasikasikan kedalam energi terbarukan dan energi bara yang menggantikan biomassa untuk proses
diinginkan. Tergantung pada hasil akhir energi yang tidak terbarukan. industri dan kemudian pembangkitan listrik yang
diinginkan, proses konversi energi yang mengubah merupakan merupakan tonggak peradaban modern
Energi terbarukan adalah energi yang berasal dari
energi primer menjadi energi sekunder untuk manusia, dimulai pada sekitar akhir abad 17 awal
alam dan dapat terus dipanen atau ditangkap
melakukan kerja, terjadi dalam beberapa langkah abad 18. Penemuan minyak bumi pada abad 19
energinya karena sumber daya ini dengan cepat
KONVERSI ENERGI ADALAH atau tahapan. Proses konversi ini dapat dilakukan
dengan atau tanpa bantuan peralatan atau
tergantikan oleh proses alami (natural processes).
menjadikan dominasi bahan bakar fossil sebagai
sumber energi manusia modern selama lebih dari 3
PROSES TRANSFORMASI ENERGI perangkat tertentu.
Contohnya adalah energi cahaya matahari, energi
angin, biomassa, panas bumi dan air. Sebagian energi
abad terakhir. Berbeda dengan sumber daya energi
DARI SATU BENTUK MENJADI Esiensi konversi energi energi tergantung pada ini, kecuali air dan panas bumi merupakan energi yang
terbarukan, bahan bakar fossil akan habis setelah
dimanfaatkan atau dikonversi energinya.
jumlah tahapan yang dilalui dari energi primer untuk berasal dari cahaya matahari. Pemanfaatan energi
BENTUK YANG LAIN menghasilkan energi nal. Semakin sedikit tahapan terbarukan baik langsung maupun konversi lebih baik
Ketersediaanya tergantung pada jumlah cadangan
transformasi yang dilalui, semakin sedikit energi sumber daya yang tersedia di dalam bumi.
karena dampak lingkungan yang ditimbulkan relatif
yang hilang sehingga esiensi semakin tinggi.
kecil jika dibandingkan dengan pemanfaatan energi
Demikian juga dalam penggunaan energi di dunia
yang tidak terbarukan.
modern, tingkat esiensinya ditentukan oleh
esiensi konversi dari perangkat yang dipakai untuk
mengubah bentuk energi satu menjadi energi yang
lain.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 6 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 6
04 05
B A H A N 6
Konversi energi
Distribusi dan
SISTEM
dan/atau pengumpulan
pemanfaatan energi
Ekstraksi
sumber energi
Gambar 3. Proses Sistem Energi
ENERGI Energi adalah hal yang membuat segala sesuatu di sekitar kita terjadi - kita
menggunakan energi untuk semua hal yang kita lakukan. Energi ada di semua
benda: manusia, tanaman, binatang, mesin, dan elemen-elemen alam
(matahari, angin, air dsb)
UNTUK SISTEM YANG TERPUSAT (SENTRALISASI) JARAK DARI PEMBANGKIT KE PUSAT BEBAN 30% 23%
25%
31%
DAPAT MENCAPAI RATUSAN KILO METER. ADAPUN UNTUK SISTEM YANG TERDESENTRALISASI,
JARAK DARI PEMBANGKIT UTAMA KE PUSAT-PUSAT BEBAN LEBIH PENDEK KURANG DARI 10KM. 22% 2025 25% 24%
2050 20%
Blume, Stephen (2007). Electric Power System Basic for the Non-Electrical Professional, IEEE, USA. Carnegie Mellon
REFERENSI University (2005): Energy System pada Environmental Decision Making, Science, and Technology, dapat dilihat di BAURAN ENERGI PRIMER Sumber : Kebijakan Energi Nasional, Perpres No.79 th 2014
http://environ.andrew.cmu.edu/m3/s3/index.shtml. Ristinen, Robert A. dan Kraushaar, Jack J. (1999). Energy and The Environment, John Wiley &
Sons, USA. Smil, Vaclav (2006). Energy: the Beginner's Guide, Oneworld Publishing, England. ENERGI BARU DAN TERBARUKAN MINYAK BUMI GAS BUMI BATU BARA
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 6 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 6
06 07
B A H A N 0 7
PENGENALAN Vertical
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 7 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 7
08 09
B A H A N
7
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 7 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 7
10 11
2. PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)
Uap yang terjadi dari hasil pemanasan boiler/ketel uap pada Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) digunakan untuk memutar
turbin yang kemudian oleh generator diubah menjadi energi listrik. Energi primer yang digunakan oleh PLTU adalah bahan
bakar yang dapat berwujud padat, cair maupun gas. Batubara adalah wujud padat bahan bakar dan minyak merupakan
wujud cairnya.
27
14 26
12
11 9 8
10 7
23 13
20
19 15
25
22
16 24
6 2
21
18
3
17 5 4
1. Circulating water pump, 8 Deaerator, untuk mendapatkan tambahan 14. Super heater 21. Forced Draught fan, menghasilkan
berfungsi untuk memompa air air akibar kebocoran dan juga mengolah 15. Steam turbine udara untuk pembakaran
2. Desalination evaporator air agar memenuhi mutu air ketel (Boiler) 16. Barge (kapal), alat angkut 22. Air heater, berfungsi sebagai pemanas udara
3. Destilate pump berkandungan NaCl , Cl, 02 dan pH. bahan bakar minyak (BBM) 23. Smoke stack, berfungsi membuang sisa gas panas
4. Make up water tank 9. Boiler feed pump 17. Pumping house 24. Generator, menghasilkan energi listrik
5. Denim water tank 10. High pressure heater 18. Fuel Oil Tank 25. Main transformer, untuk transfer energi listrik
6. Condenser 11. Economizer 19. Fuel Oil Heater antar dua sirkuit dengan induksi elektromagnetik.
7. Low pressure heater 12. Steam Drum 20. Burner 26. Switch yard
13. Boiler 27. Transmission line, penyalur energi listrik
ke konsumen
Gas yang dihasilkan dalam ruang bakar pada pusat listrik tenaga gas (PLTG) akan menggerakkan turbin dan
kemudian generator, yang akan mengubahnya menjadi energi listrik.
13
5 12
4 8
6
3
7
1 2 10 11
1. Barge/Kapal, alat pengangkut 6. Compressor, menaikkan tekanan udara 9. Stack/Cerobong asap, membuang sisa
bahan bakar minyak (BBM) untuk dibakar bersama bahan bakar gas panas dari turbine
2. Pumping house 7. Combustion system, Membakar bahan 10. Generator, menghasilkan energi listrik
3. Fuel Pump bakar dan udara serta menghasilkan gas 11. Main transformer
4. Electric/diesel motor dengan suhu dan tekanan dan energi tinggi. 12. Switch yard
5. Air lter, penyaring udara agar partikel 8. Gas turbine, mengubah energi gas menjadi 13. Transmission line, penyalur energi listrik
debu tidak masuk ke dalam compressor energi gerak yang memutar generator.. ke konsumen.
B. Energi Terbarukan
1. PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
Air adalah sumber daya alam yang merupakan energi primer potensial untuk Pusat Listrik
Tenaga Air (PLTA), dengan jumlah cukup besar di Indonesia. Potensi tenaga air tersebut
tersebar di seluruh Indonesia.
11
6
10
2 4
3 5
8 9
7
1
PETA SEBARAN POTENSI PANAS BUMI UNDANG UNDANG NO.21 TAHUN 2014
TENTANG PANAS BUMI
Dunia
Daerah potensi panas bumi
KERANGKA
1. Cakupan wilayah panas bumi (laut, daratan, hutan) 18
a. Ketentuan Mengenai Penggunaan Lahan 18
b. Yang harus dimiliki oleh para pemegang izin 19
c. Pemangku Kepentingan 20
i. Peran Serta Masyarakat 20
ii. Hak-hak Masyarakat 20
iii. Pengawasan dan pembinaan 20
2. Pengusahaan Panas Bumi dan Perizinan 22
Indonesia
Jumlah daerah panas bumi : 265 Daerah potensi panas bumi 3. Regulasi lain yang bersinggungan dengan kegiatan-kegiatan panas bumi 27
Total potensi : 28,5 GW Daerah panas bumi non-vulkanik
CAKUPAN WILAYAH
01 Jika akan menggunakan bidang-bidang tanah negara,
hak atas tanah, tanah ulayat, dan/atau Kawasan
Hutan di dalam Wilayah Kerja, pemegang izin
pemanfaatan langsung atau pemegang izin panas
bumi harus menyelesaikan terlebih dahulu mengenai
penggunaan lahan dengan pemakai tanah di atas
tanah negara atau pemegang hak atau izin di bidang
Pemegang izin pemanfaatan langsung atau pemegang
izin panas bumi, sebelum melakukan pengusahaan panas
bumi di atas tanah negara, hak atas tanah, tanah ulayat,
dan/atau kawasan hutan harus:
a. Memperlihatkan:
1. Izin pemanfaatan langsung atau salinan yang
sah; atau
Undang-Undang 21 tahun 2014 juga telah
menetapkan bahwa setiap orang dilarang
menghalangi atau merintangi pengusahaan
Panas Bumi yang telah memegang:
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 9 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 9
18 19
ii. Hak-hak Masyarakat
Hak-hak masyarakat sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang adalah sebagai berikut:
C. Pemangku Kepentingan
Pasal-pasal yang terkait : Kewenangan a. Masyarakat berhak untuk memperoleh informasi yang
Penyelenggaraan Panas Bumi : Bab II Pasal berkaitan dengan pengusahaan panas bumi melalui
5, pasal 20, pasal 21; pasal 59-64 (Pembinaan pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan
dan Pengawasan), Bab VIII : Peran Serta kewenangannya;
Masyarakat, pasal 65 b. Masyarakat berhak untuk memperoleh manfaat atas
kegiatan pengusahaan panas bumi melalui kewajiban
Peran Serta masyarakat perusahaan untuk memenuhi tanggung jawab sosial
perusahaan dan/atau pengembangan masyarakat
Peran serta masyarakat sebagaimana yang
sekitar;
tercantum di dalam Undang-Undang adalah
sebagai berikut: c. Masyarakat juga berhak untuk mendapatkan ganti rugi
yang la yak ak ibat k es alahan dalam k egiat an
a . M a s y a r a k a t b e r p e r a n s e r t a d a l am
pengusahaan panas bumi sesuai dengan ketentuan
menjaga, melindungi, dan memelihara
peraturan perundang-undangan; dan
kelestarian wilayah kegiatan pengusahaan
Panas Bumi d. Masyarakat berhak untuk mengajukan gugatan kepada
pengadilan terhadap kerugian akibat kegiatan
b . M enyam paik an laporan t erjadinya
pengusahaan panas bumi yang menyalahi ketentuan.
bahaya, pencemaran, dan/atau perusakan
lingkungan di wilayah kegiatan
binaan
pengusahaan panas bumi iii. Pengawasan dan pem Untuk Pengawasan Tidak Langsung
ngsung Selain dengan kegiatan di atas adalah Menteri harus Pengelolaan lindungan lingkungan dan reklamasi
Untuk Pemanfaatan La
as pelaksanaan pengusahaan m el ak uk an p em b inaan dan pe ng a was a n atas Pem anf aatan barang, jas a, tek nologi, sert a
Pengawasan, pembinaan at p elaksanaan pengusahaan pa nas bumi untuk kemampuan rekayasa dan rancang bangun dalam
atan langsung yang dilakukan
panas bumi untuk pemanfa pemanfaatan tidak langsung yang dilakukan oleh negeri
aatan langsung di dalam UU
oleh pemegang izin pemanf pemegang izin panas bumi.
il l h Ment eri, gubernur atau
21 akan d akukan o e Pengembangan tenaga kerja Indonesia
ti/ li t i ngan kewenangan masing-
bupa wa ko a sesua de Cakupan hal-hal yang termasuk di dalam pembinaan dan
i . i l a k u k a n k e g ia t a n - k e g i a t a n Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
mas ng J ka yang me pengawasan di bawah pemanfaatan tidak langsung:
, i , dan pengawasan adalah setempat
pengawasan pemb naan
ota, maka mereka wajib untuk
Gubernur dan bupati/wali k Eksploras
nya kepada Menteri. Penguasaan, pengembangan, dan penerapan
mempertanggung jawabkan teknologi panas bumi
Studi kelayakan
awasan dan pembinaan yang
Hal-hal terkait dengan peng Penerapan kaidah keteknikan yang baik dan benar
ah hal-hal yang berhubungan Eksploitasi dan pemanfaatan
dimaksud di atas adal
tan dan kesehatan kerja serta
dengan keselamana Keuangan Kegiatan lain di bidang pengusahaan panas bumi
ngan.
lindungan lingku sepanjang menyangkut kepentingan umum
Pengolaan data panas bumi
GUBERNUR
IZIN
Wilayah laut Paling Jauh 12 (dua belas) mil diukur dari
garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah
perairan pulau
PEMANFAATAN
LANGSUNG Wilayah kabupaten/kota termasuk kawasaan Hutan
produksi dan kawasan hutan lindung
WALIKOTA/
BUPATI Wilayah laut paling jauh 1/3 (satu per tiga) dari wilayah laut
kewenangan provinsi
02
Izin Pemanfaatan langsung akan diberikan oleh wajib melakukan pengusahaan panas
21/2014 adalah sebagai berikut: gubernur untuk kegiatan usaha panas bumi yang berada bumi untuk pemanfaatan langsung pada
1. Pengusahaan Panas Bumi untuk Pemanfaatan Langsung, pada: lokasi yang ditetapkan dalam izin, serta
wajib untuk melakukan pengusahaan
seperti untuk wisata, agrobisnis, industri, dan kegiatan lain
a. Lintas wilayah kabupaten/kota dalam satu provinsi Panas Bumi sesuai dengan
yang menggunakan Panas Bumi yang pemanfaatannya
termasuk Kawasan Hutan produksi dan Kawasan peruntukannya.
tidak melibatkan proses pengubahan dari energi panas
dan/atau uida menjadi jenis energi lain untuk keperluan non Hutan Lindung
PENGUSAHAAN listrik.
b. Wilayah laut paling jauh 12 (dua belas) mil diukur dari
garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah
2. P e n g u s a h a a n P a n a s B u m i u n t u k
Pemanfaatan Tidak Langsung, seperti
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 9 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 9
22 23
masa pengajuan perpanjangan
Eksplorasi Eksploitasi (3-5 tahun sebelum)
(termasuk studi kelayakan (maksimum 5 Tahun)
Maksimum 5 Tahun)
0 5 32 35 37 Tahun
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 9 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 9
24 25
f. Berakhirnya masa berlaku izin panas bumi
3. Dicabut, karena pemegang izin panas bumi: Pasal 26 ayat 2: badan usaha pemegang izin panas
bumi wajib mengembalikan secara bertahap sebagian
a. melakukan pelanggaran terhadap salah satu ketentuan
atau seluruh wilayah kerja kepada pemerintah
yang tercantum dalam izin panas bumi;
b. tidak memenuhi k t t t Pasal 27 ayat 1: izin panas bumi dilarang dialihkan
undangan e en uan pera uran perundang- kepada badan usaha lain
l t : li ili
Pasa 27 i aya 3 i Penga han kepem t kan, saham:
Dalam pelaksanaan p
s e b a g a m ai nia d m a k s u d pi a d a at y a ( 2 lib a c a
terlebih dahulu mem encabutan izin panas bumi, menteri
pemegang z n panas bum dapa menga hkan
waktu 6 (enam) bulanberikan kesempatan dalam jangka kepemilikan saham di bursa
kepada
untuk memenuhi ketentuan pemegang
yang izin panas bumi
ditetapkan. malekukan eksplorasi) wajibindonesia
mendapat setelah selesai
persetujuan
Menteri
memenuhi dan menyelesaikan segala kewajibannya 1. Regulasi terkait dengan kehutanan, apabila kegiatan pengusahaan panas bumi
s es uai deng an ket ent uan perat uran perundang- a. Memiliki izin lingkungan sesuai dengan ketentuan dilakukan di kawasan hutan
undangan. Ment eri k emudian ak an menet apk an p era t uran pe rund ang-u ndan gan di bi dang
persetujuan pengakhiran izin panas bumi, setelah perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup 2. Regulasi terkait dengan kelautan, apabila kegiatan pengusahaan panas bumi
p e m e g a n g i zi n p a n a s b u m i t e la h m e l a k s a n a k a n yang termasuk dalam studi kelayakan dilakukan di kawasan perairan laut
pemulihan fungsi lingkungan di wilayah kerjanya serta
b. Menyampaikan hasil studi kelayakan kepada 3. Regulasi terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
kewajiban lainnya sebagaimana dimaksud.
menteri untuk mendapatkan persetujuan
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 9 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 9
26 27
B A H A N 1 0
1. Bahwa Indonesia mempunyai potensi panas bumi 4. Ditandatanganinya Undang-Undang tersebut oleh
yang besar, yang lokasinya tersebar sepanjang jalur Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 17
gunung api aktif (ring of re) mulai dari Sumatera, September 2014.
Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Utara, dan
Maluku;
Adapun beberapa konsep dan pokok-pokok pengaturan
2. Panas bumi merupakan sumber energi terbarukan yang terkandung dalam Undang-Undang ini, diantaranya
yang apabila dikembangkan sebagai energi listrik, meliputi:
selain sebagai sumber energi yang ramah lingkungan,
juga dimanfaatkan secara berkelanjutan; 1. Bahwa pengusahaan panas bumi tidak dikategorikan
dalam pengertian kegiatan pertambangan;
3. Masih belum optimalnya pengembangan panas bumi
di Indonesia pasca lahirnya Undang-Undang Nomor 27 2. Landasan losos kegiatan usaha panas bumi sebagai
Tahun 2003; Hal ini ditunjukkan dengan belum adanya bagian pemanfaatan dari sumber daya alam bertumpu
pengembang panas bumi/pemegang IUP pasca pada Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang
Undang-Undang ini yang telah berproduksi; Dasar Negara Repubilk Indonesia Tahun 1945. Panas
Bumi sebagai sumber daya alam yang terkandung di
4. Potensi panas bumi banyak ditemukan di wilayah
dalam Wilayah hukum Indonesia merupakan kekayaan
hutan lindung dan hutan konservasi;
nasional yang dikuasai oleh Negara dan digunakan
5. Dalam UU Nomor 27 Tahun 2003 disebutkan bahwa untuk kemakmuran Rakyat. Oleh karena itu dalam
panas bumi merupakan kegiatan Undang-Undangan ini dinyatakan bahwa Panas Bumi
penambangan/pertambangan sehingga potensi panas merupakan kekayaan nasional yang dikuasai Negara
bumi di wilayah hutan konservasi tidak dapat yang penyelenggaraannya dilakukan oleh Pemerintah
dimanfaatkan secara optimal; dan dan Pemerintah Daerah.
PERAN SERTA 1. Penyampaian RUU tentang Panas Bumi oleh Presiden pengusahaan panas bumi untuk pemanfaatan
disahkannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas kepada Ketua DPR RI melalui surat Presiden RI Nomor langsung maupun pemanfaatan tidak langsung;
Bumi sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2003 R-38/Pres/08/2013 tanggal 13 Agustus 2013;
tentang Panas Bumi merupakan terobosan besar yang dilakukan 6. Pembinaan dan pengawasan terhadap Izin Usaha
MASYARAKAT
(Pasal 65 UU No.21 Tahun 2014)
Pemerintah bagi dunia usaha panas bumi. Undang-Undang ini
disusun dalam rangka untuk lebih memberikan landasan hukum
yang kuat, lebih komprehensif, transparan dan tidak diskriminatif
2. Pembahasan RUU tentang Panas Bumi antara Panitia
Kerja Pembahasan RUU tentang Panas Bumi DPR RI
dengan Pemerintah yang dilaksanakanmulai bulan Mei
s.d. Juli 2014;
Pertambangan Panas Bumi akibat dari perubahan
yang semula dilakukan oleh Pemerintah Daerah
beralih menjadi kewenangan Pemerintah;
dalam pengusahaan panas bumi.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 10 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 10
28 29
7. Pengaturan bonus produksi pengusahaan panas bumi 1. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Bonus
(product io n bonus ) yang didas ark an kepada Produksi Pengusahaan Panas Bumi;
persentase tertentu dari pendapatan kotor sejak unit
2. R a n c a n g a n P e r a t u r a n P e m e r i n t a h t e n t a n g
pertama berproduksi;
Pengusahaan Panas Bumi untuk Pemanfaatan Tidak
8. Pengaturan ketentuan peralihan yang lebih jelas untuk Langsung; dan
pengelolaan wilayah kerja panas bumi yang telah ada
3. R a n c a n g a n P e r a t u r a n P e m e r i n t a h t e n t a n g
sebelum diterbitkannya Undang-Undang ini.
Pengusahaan Panas Bumi untuk Pemanfaatan
Langsung.
Sebagai tindak lanjutnya, Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2014 ini mengamanatkan pembentukan beberapa
Peraturan Pemerintah, yang secara garis besar dapat
diklasikasikan menjadi 3 (tiga) Peraturan Pemerintah,
yaitu:
d. m e n g a j u k a n g u g a t a n k e p a d a p e n g a d i l a n
(2) Dalam pelaksanaan penyelenggaraan Panas terhadap kerugian akibat kegiatan pengusahaan
Bumi masyarakat berhak untuk: Panas Bumi yang menyalahi ketentuan.
B AHAN P O K O K B AHAS AN 3
RECYCLED
Supporting responsible use offorest resources
MENGENAL PEMBANGKIT LISTRIK
www.fsc.org Cert no.BV COC 008904
(c) 1996 Forest Stewardship Council
TENAGA PANAS BUMI (PLTP)
All rights reserved. | WWF-Indonesia. | 2015
B AHAN P O K O K B AHAS AN 3
Penerbit
Penerbit
WWF Indonesia
WWF Indonesia
Cetakan Pertama
Cetakan Pertama
xxxxx 2015
xxxxx 2015
Sumber Foto
Christopher
Sumber FotoCheng Ng
Mauri Rautkari HAK CIPTA :
Christopher Cheng Ng
Sepanjang tidak ditujukan untuk
Peter Rautkari
Mauri Prokosch HAK CIPTA :
tujuan komersial, penggandaan
Moving
Peter Images
Prokosch Sepanjang tidak modul
dan penyebaran ditujukan untuk
ini dapat
tujuan komersial, penggandaan
NL Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit
Moving Images dan penyebaran modul ini dapat
WWF
NL Indonesia
Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit
ISBN NO :
WWF Indonesia
WWF Canon 978-979-1461-53-5
ISBN NO :
WWF Canon 978-979-1461-53-5
B A H A N 1 1 lihat lampiran CD
B A H A N 1 2 lihat lampiran CD
3 2
2
1
1
HEAT SOURCE
(COOLING MAGMA) HEAT SOURCE
STEAM RISING
B A H A N
SEPARATOR
WELL
WELL
BRINE
STEAM
1 4
PRODUCTION
PRODUCTION
TURBINES
2
1
WASTE WATER
WATER
COOLED
W A T E R
CONDENSER
GEOTHERMAL ZONE
WELL
CONDENSER
INJECTION
CONDENSATES
TEKNOLOGI PANAS BUMI
AIR
WELL
TOWER
AIR
COOLING
DRY STEAM TECHNOLOGY
INJECTION
AIR & WATER VAPORS
CONDENSER
ORGANIC VAPOR
COOLING
TOWER
high pressure
AIR AIR (hp) separator
HEAT EXCHANGER
steam
WATER
COOLED WATER
hp turbine
PUMP
and generator
asher
3 BINARY TECHNOLOGY
low pressure
(lp) separator
steam cooling
tower
lp turbine
and
generator
condensates
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 14 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 14
06 07
B A H A N 1 5
B A H A N 1 4 +
DIAGRAM SKEMA PEMANFAATAN LEMBAR BACAAN TENTANG BIAYA PEMBANGKITAN PANAS BUMI
LANSUNG PANAS BUMI
KEEKONOMIAN ABSTRAK
Energi panas bumi merupakan energi terbarukan yang ramah
Mengingat sumber energi panas bumi yang ada di Indonesia, yang sebagian
hanya bisa digunakan untuk pembangkit skala kecil, maka perlu adanya
kebijakan baru khusus untuk pengembangan PLTP skala kecil. Faktor yang
mempengaruhi keekonomian PLTP skala kecil ini diantaranya adalah kualitas
sumber daya dan kondisi infrastruktur di lokasi tersebut.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 14 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15
08 09
2. Potensi Energi Panas Bumi 3. Keekonomian PLTP Skala Kecil
Data dari Badan Geologi, Kementerian ESDM Potensi panas bumi yang dimiliki wilayah Indonesia bagian
menunjukkan bahwa terdapat total 276 lokasi potensi Timur, seperti: Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
panas bumi di Indonesia. Di Sumatera terdapat 86 Timur, Maluku, dan Maluku Utara, cukup melimpah.
lokasi, di Jawa 71 lokasi, di Kalimantan 8 lokasi, di Namun demikian, wilayah-wilayah tersebut masih
Sulawesi 55 lokasi, di Bali dan Nusa Tenggara 27 lokasi, menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD)
Untuk mencapai target pengembangan PLTP tersebut, di Maluku 26 lokasi, dan di Papua 3 lokasi. Total potensi dengan bahan bakar minyak (BBM). Kendala dalam
pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM panas bumi mencapai 29,038 MW. pengoperasian PLTD ini adalah biaya pembangkitannya
02/2011 yang menugasan PT PLN (Persero) untuk yang sangat besar, karena harga BBM yang mahal. Harga
Dari total 276 lokasi tersebut, sebagian besar (149
1. Pendahuluan melaksanakan Purchasing Power Agreement (PPA) BBM untuk PLTD yang berada di daerah yang sangat
lokasi) baru dalam tahap survei awal dan 22 lokasi
dengan Independent Power Producer (IPP) untuk terpencil akan cenderung semakin mahal. Dengan
dalam tahap eksplorasi awal. Sebagian besar lokasi
pengembangan PLTP dalam program percepatan tahap II semakin meningkatnya harga BBM setiap tahun ini akan
E ner gi pa nas b umi mer u pak an ener gi panas bumi tersebut berada di daerah terpencil dan
seperti yang diatur dalam Peraturan Presiden 04/2010 dan menyebabkan biaya operasional PLTD juga menjadi
ter bar ukan yang r amah li ngkungan dan mempunyai skala kecil. Sedangkan 90 lokasi dalam
Peraturan Menteri ESDM 15/2010 Harga listrik (ceiling semakin mahal. Oleh karena itu, pemanfaatan PLTP skala
mempunyai prospek untuk dikembangkan tahap eksplorasi detail dan lokasi yang siap untuk
price) dari PLTP ditetapkan sebesar 9,7 cent $/kWh. kecil untuk menggantikan PLTD mempunyai prospek untuk
sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi dieksploitasi hanya 8 lokasi. Dari data tersebut terlihat
Meskipun telah diterapkan tarif tersebut, pengembangan d ik em b angk an k aren a dap at m en urunk an b iay a
(PLTP). Saat ini pemanfaatan panas bumi untuk bahwa masih dibutuhkan usaha untuk meningkatkan
PLTP belum dapat dilakukan secara maksimal. Hal ini pembangkitan listrik yang pada akhirnya akan mengurangi
PLTP baru mencapai 4,1% dari total potensi status eksplorasi hingga siap untuk dieksploitasi.
karena tarif tersebut hanya ekonomis untuk PLTP skala beban subsidi pemerintah.
yang ada. Kapasitas terpasang PLTP tercatat
besar (> 30 MW) sedangkan untuk skala kecil (< 5 MW) Sistem panas bumi di Indonesia pada umumnya
sebesar 1.197 MW yang tersebar di 9 lokasi yang PLTP skala kecil cocok untuk diterapkan di wilayah
harga tersebut masih belum ekonomis. merupakan sistem hidrothermal yang mempunyai
sebagian besar (93%) berada di Jawa, dan Indonesia bagian Timur, antara lain karena:
sisanya tersebar di Sulawesi Utara, Sumatera Mengingat sumber energi panas bumi yang ada di temperatur tinggi (> 225 oC). Hanya beberapa sistem
Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Indonesia sebagian hanya bisa digunakan untuk yang mempunyai temperatur sedang (125-225 oC). potensi panas bumi di wilayah Indonesia bagian Timur
pembangkit skala kecil, maka perlu adanya kebijakan Fluida panas bumi bertemperatur tinggi telah lama cukup besar
Melalui program percepatan 10.000 MW tahap II, baru, khusus untuk pengembangan PLTP skala kecil. d i m a n f a a t k a n u n t u k P LT P, n a m u n d e n g a n
pemerintah mentargetkan pemanfaatan PLTP Faktor yang mempengaruhi keekonomian PLTP skala perkembangan teknologi yang ada saat ini telah pembangkit listrik yang ada saat ini berasal dari PLTD
dapat lebih besar lagi. Dalam program ini 70% kecil ini diantaranya adalah kualitas sumber daya dan memungkinkan uida yang bertemperatur sedang yang mempunyai biaya pembangkitan sangat tinggi
dari pengembangan pembangkit diharapkan kondisi infrastruktur di lokasi tersebut. Permasalahan dimanfaatkan untuk PLTP skala kecil dengan kapasitas
berasal dari tenaga hidro, panas bumi dan utama untuk pengembangan PLTP skala kecil terletak p en yed iaan l is t r ik be lum m era t a k e s elu ruh
terpasang hingga 5MW.
energi baru terbarukan lainnya. Sebanyak 43 pada biaya pengembangan lapangan uap dan tingkat masyarakat
proyek pembangunan PLTP dengan kapasitas pengembalian investasi. Kebijakan feed in tariff Menurut hasil studi awal dari Kementerian Negara
merupakan alternatif kebijakan untuk mengeliminasi beban listrik tidak terpusat di suatu daerah tetapi
3.967 MW siap kembangkan dalam program Ristek tahun 2009 yang dilakukan di 4 provinsi di
permasalahan tersebut dan saat ini sedang dipersiapkan. tersebar secara tidak merata
tersebut sampai tahun 2014, sesuai dengan Indonesia bagian Timur, yaitu: Nusa Tenggara Barat,
Kebijakan ini nantinya diharapkan dapat memberi Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Maluku Utara,
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya penyediaan listrik dari BBM maupun batubara
kepastian pengembalian investasi kepada investor. Dalam
Mineral (Permen ESDM) No.15/2010. Target terdapat lebih dari 200 unit PLTP skala kecil yang terkendala faktor transportasi, cuaca, ketersediaan
makalah ini akan diuraikan paramer dan hasil perhitungan
pengembangan PLTP ini menyumbang lebih berpotensi untuk dikembangkan. Total kapasitas PLTP sumber dan harga.
biaya pembangkitan PLTP skala kecil yang diharapkan
dari 40% dari total target kapasitas terpasang d a p a t m e nj a d i p e r t i m b a n g a n d a l am p e n y u s u n a n tersebut lebih dari 214 MW dengan unit kapasitas PLTP
proyek percepatan tahap II yakni sebesar kebijakan feed in tariff tersebut. yang kecil (< 5 MW) karena memang kebutuhan energi
9.522MW. di daerah tersebut juga kecil.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15
10 11
Kementerian ESDM
Penerapan teknologi PLTP skala kecil Diagram proses PLTP back pressure ditunjukkan pada Gambar 2.
3. PLTP 5 MW Condensing dapat dilakukan baik dengan teknologi PLTP dengan turbin back pressure merupakan sistem pembangkit
Certication and delivery
konvensional seperti penggunaan PLTP yang relatif sederhana dan dapat dikembangkan oleh industri
back pressure dan condensing ataupun manufaktur dalam negeri. PLTP ini sangat potensial untuk
dengan PLTP binary cycle. Roadmap dikembangkan di Indonesia dalam rangka mempercepat proses
pengembangan PLTP secara nasional industrialisasi di sektor ketenagalistrikan.
(Kementerian ESDM) dan PLTP skala kecil
2012: 2014: 2020: Build 150MW 2025: Build 600MW
PLTP ini mempunyai esiensi yang lebih rendah dari pada PLTP
(BPPT) ditunjukkan pada Gambar 1.
Front End Engineering Pilot Plant - Cost Down: 10% - Cost Down:20% condensing. Teknologi ini sesuai untuk PLTP skala kecil dan dapat
Berikut ini akan dibahas secara ringkas digunakan untuk pengembangan tahap awal lapangan panas bumi.
masing-masing teknologi tersebut. Pembangunan PLTP ini relatif cepat dan murah.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15
12 13
Atmospheric
Exhaust Turbine
Steam Steam
Steam
Generator Cooling Tower
Steam Water
Turbine Generator
Water Separator
Condenser
Water
Water
Turbine
Diagram proses PLTP binary cycle ditunjukkan Diagram proses PLTP condensing ditunjukkan pada
pada Gambar 3. Pilot proyek pemanfaatan Gambar 4. PLTP condensing yang memiliki sistem
Steam
panas bumi dengan PLTP binary cycle sudah pembangkit yang lebih rumit karena perlu adanya proses
dikembangkan BPPT bekerjasama dengan kondensasi dan cooling system setelah uap keluar dari
Enersystem (Perancis). Pada tahun 1995 turbin. BPPT saat ini sedang mengembangkan PLTP skala
Steam Generator Cooling Tower
dilakukan commisioning dan bisa berjalan kecil kapasitas 3 MW dengan teknologi condensing
Water dengan baik. Teknologi ini menggunakan suhu turbine, yang seluruh prosesnya sejak dari rancang
uap reservoir yang berkisar antara 107-182 oC bangun sampai dengan manufaktur komponen utamanya
[1]. dilakukan di dalam negeri.
Heat
Exchanger Condenser Fluida kerja memakai cairan yang memiliki titik BPPT telah menyelesaikan pekerjaan rancang bangun
Separator
didih yang rendah seperti iso-butana atau PLTP tersebut dan sedang menyelesaikan pembangunan
isopentana. Keuntungan PLTP binary-cycle pilot proyek di lapangan panas bumi Kamojang. Berbagai
adalah dapat dimanfaatkan pada sumber komponen utama dibangun dan dibuat oleh industri
Feed Pump CoolingWater Pump
panas bumi yang bersuhu rendah, selain itu nasional, seperti PT Nusantara Turbin & Propulsi untuk
teknologi ini tidak mengeluarkan emisi. pabrikasi turbin, PT Pindad untuk pabrikasi generator
Production Well Re-injectionWell
Diprakirakan teknologi ini akan banyak listrik, dan PT Boma Bisma Indra untuk pabrikasi
dikembangkan dimasa depan. komponen balance of plant [1]
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15
14 15
KUALITAS SUMBER DAYA
MENENGAH 30
TINGGI RENDAH
MIN MAX MIN MAX MIN MAX 25
MAJU 4.200 6.325 4.725 8.250 5.250 10.175
20
cent $/kWh
LOKASI SEDANG 4.400 7.475 4.950 9.750 5.500 12.025
15
TERPENCIL 5.200 9.200 5.800 12.000 6.500 14.800
10
Tabel 1. Biaya Investasi PLTP ($/kW).
5
Infrastruktur Maju Infrastruktur Sedang Infrastruktur Tertinggal
Biaya operasi dan perawatan ditunjukkan pada Tabel 2 0
$/kWh/tahun MIN MAX yang sudah termasuk biaya perawatan lapangan uap serta Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah
Biaya O&M 2,00 3,50 biaya operasi dan perawatan pembangkit. Dalam
menghitung biaya pembangkitan PLTP skala kecil ini, kualitas sumber daya
Tabel 2. Biaya Operasi dan Perawatan PLTP ($/kW). digunakan asumsi discount rate 10%, umur ekonomis 25
tahun dan faktor ketersediaan 95%. Sedang lamanya
waktu eksplorasi, eksploitasi sampai pembangunan Gambar 5. Biaya pembangkitan PLTP skala kecil.
3.2. Keekonomian
pembangkit diasumsikan memerlukan waktu selama 2
Secara garis besar struktur biaya pembangkitan PLTP
tahun.
meliputi dua komponen yaitu: biaya investasi serta biaya
operasional dan perawatan. Biaya investasi dapat dibagi Dengan menghitung net preset value (NPV) dari biaya
menjadi biaya investasi eskplorasi, biaya pengembangan investasi selama umur ekonomis (NPV INV cost) ditambah
BIAYA
NPV(INVcost)
PEMBANGKITAN = + O&M cost
Ada dua parameter penting yang mempengaruhi besarnya
Avail 8,760
biaya investasi, yaitu kualitas sumber daya dan kondisi
infrastruktur di lokasi tersebut. Sumber daya panas bumi D i a s u m s i k a n b a h wa b i a y a p e m b a n g k i t a n h a n y a
dapat mempunyai kualitas tinggi, menengah dan rendah. tergantung dari komponen biaya investasi serta komponen
Sedangkan infrastruktur di lokasi pengembangan panas biaya operasi dan perawatan, Dengan menggunakan data
bumi dapat sudah maju, sedang maupun masih terpencil. dan rumus di atas, biaya pembangkitan PLTP skala kecil
Besarnya biaya investasi ditunjukkan pada Tabel 1 dan ini ditunjukkan pada Gambar 5. Biaya pembangkit PLTP Discount Rate (%)
merupakan total biaya modal langsung serta tidak skala kecil berkisar antara 9,05 cent $/kWh sampai dengan
langsung. 2 8 , 3 6 c e n t $ / kW h. B i l a d i r at a- r a t a m ak a b i a y a
pembangkitannya adalah sebesar 15,50 cent $/kWh. Dari Gambar 6. Sensitivitas discount rate terhadap biaya pembangkitan.
Biaya investasi ini sudah termasuk biaya eksplorasi, biaya
pengembangan uap dan biaya pembangkit. Semua gambar terlihat bahwa semakin rendah kualitas sumber
k om ponen bia ya inv es t as i dal am pem bahas an daya maka makin mahal biaya pembangkitannya. Begitu
Biaya pembangkitan juga sangat sensitif terhadap nilai discount rate yang mengindikasikan nilai bunga
sebelumnya sudah masuk dalam data ini. Biaya investasi juga untuk kondisi infrastruktur di lokasi PLTP, makin
pinjaman bank yang berlaku pada saat itu. Makin tinggi discount rate maka makin besar biaya
di sini tidak menunjukkan satu nilai yang unik tetapi tertinggal infrastruktur di lokasi tersebut maka makin tinggi
pembangkitannya. Sensitivitas discount rate terhadap biaya pembangkitan ditunjukkan pada Gambar 6.
merupakan nilai minimum dan maksimum yang mungkin biaya pembangkitannya.
dan menunjukkan rentang biaya investasi.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15
16 17
SALAH SATU KENDALA YANG BANYAK DIHADAPI DALAM
PENGEMBANGAN ENERGI PANAS BUMI SAAT INI ADALAH
LETAKNYA YANG TERISOLIR JAUH DARI BEBAN
[1] PTKKE, 2011, Pengembangan PLTP Skala Kecil dan Direct Use, Dipresentasikan pada Kick Off Meeting
DAFTAR PUSTAKA Pengembangan PLTP Skala Kecil, Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi, BPPT, Jakarta. [2] Dickson, M.H.
and Fanelli, M., 2004, What is Geothermal Energy? Istituto di Geoscienze e Georisorse, CNR, Pisa. [3] Al-Dabbas, M.A.A., 2009, The Economical,
Environmental and Technological Evaluation of Using Geothermal Energy, European Journal of Scientic Research, Vol. 38, No.4, p. 626-642,
EuroJournals Publishing, Inc. [4] Shibaki, M., 2003, Geothermal Energy for Electric Power: A REPP Issue Brief, Renewable Energy Policy Project,
Washington, DC. 39
RECYCLED
B AHAN P O K O K B AHAS AN 4
Penanggung Jawab
Indra Sari Wardhani
Penanggung Jawab
DAMPAK PROYEK PLTP
Achmed
Indra SariShahram
WardhaniEdianto
Achmed Shahram Edianto
Penulis Naskah
Muhamad
Penulis Suhud
Naskah
Fabby Tumiwa
Muhamad Suhud
Henriette
Fabby Imelda
Tumiwa
Henriette Imelda
Narasumber
Arimbi Heroeputri
Narasumber
Arimbi Heroeputri
Tim Disain dan Ilustrasi
PT. Maginate
Tim Kreasindo
. Disain dan Ilustrasi
PT Maginate Kreasindo
Penerbit
Penerbit
WWF Indonesia
WWF Indonesia
Cetakan Pertama
Cetakan Pertama
xxxxx 2015
xxxxx 2015
Sumber Foto
Christopher
Sumber FotoCheng Ng
Mauri Rautkari HAK CIPTA :
Christopher Cheng Ng
Sepanjang tidakCIPTA
HAK ditujukan
: untuk
Peter Rautkari
Mauri Prokosch
tujuan komersial, penggandaan
Moving
Peter Images
Prokosch Sepanjang tidak ditujukan untuk
dan penyebaran modul ini dapat
tujuan komersial, penggandaan
NL Agency
Moving Images dilakukan tanpa ijin dari penerbit
dan penyebaran modul ini dapat
WWF
NL Indonesia
Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit
ISBN NO :
WWF Indonesia
WWF Canon 978-979-1461-53-5
ISBN NO :
WWF Canon 978-979-1461-53-5
B A H A N 1
7
HOT WATER
COOL
PEMBANGKIT LISTRIK
HOT TENAGA PANAS BUMI
COOL
Pemanfaatan panas bumi untuk menghasilkan tenaga panas bumi (geothermal reservoir). Panas yang diambil
HEAT listrik merupakan pemanfaatan panas bumi yang dari dalam bumi dipakai untuk memanaskan ketel uap
COOL memerlukan biaya dan investasi yang lebih besar (boiler) yang kemudian akan menggerakkan turbin uap
dibandingkan dengan pemanfaatan langsung untuk yang tersambung pada generator. Untuk panas bumi yang
menghasilkan listrik yang bersih. Pembangkitan listrik dari memiliki tekanan tinggi, dapat langsung dipakai untuk
HEAT HEAT panas bumi memanfaatkan sistem hydrothermal yaitu memutar turbin generator setalah uap yang keluar dari
COOL
HEAT
memanfaatkan uap panas atau air panas dari dalam tanah tanah dibersihkan terlebih dulu.
dengan mengubahnya menjadi tenaga listrik.
Ada tiga jenis teknologi pembangkit tenaga listrik panas
Untuk mendapatkan uap panas atau air panas, dilakukan bumi: pembangkit listrik uap kering (dry steams power
pengeboran untuk membuat sumur di lokasi atau kawasan plant), pembangkit uap air panas (ash steams power
Diolah dari: blog.heatspring.com yang memiliki sumberdaya panas bumi yang cukup. plant) dan pembangkit siklus biner (binary cycle power
Sumur ini dipakai untuk menampung dan mengeluarkan plant).
1 | Kemampuan sebuah bahan atau material untuk meloloskan partikel dengan menembusnya. Dalam konteks panas bumi, permeabilitas uap atau air panas dari dalam bumi keluar, dan untuk
yang dimaksudkan adalah kemampuan bebatuan untuk dilewati oleh uap air atau uap panas. memasukkan air dingin kembali kedalam penampung
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 17 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 17
04 05
DRY STEAM POWER PLANT
TURBINE GENERATOR
turbin, yang kemudian menggerakkan generator sejumlah tahap, termasuk eksplorasi potensi melalui TANK TURBINE GENERATOR
pembangkit listrik. sejumlah uji yang dapat memakan waktu cukup lama.
Selain itu diperlukan pengeboran sumur dengan tingkat
Pembangkit listrik air panas (ash steams power kedalaman 1,5-2 km untuk mendapatkan penampungan
plant). Cara kerjanya mirip dengan teknologi uap panas bumi (geothermal reservoir) yang cukup ekonomis
kering, tetapi pembangkit ini memanfaatkan air panas untuk dikembangkan. Biaya pengeboran satu sumur
dari dalam bumi yang disalurkan keluar melalui panas bumi berkisar antara $ 1-4 juta (12,5 50 milyar
sumur. Temperatur air panas yang dipakai dapat rupiah). Secara total nilai investasi pembangkit listrik
mencapai 150-300C. Air panas tersebut dimasukkan panas bumi lebih tinggi 2,5 4 kali dibandingkan dengan
dalam tangki yang memiliki tekanan lebih rendah nilai investasi pembangkit listrik konvensional (misalnya Production Injector Rock Layers
daripada air panas yang datang. Saat mencapai Well Well
PLTU Batubara).
tangki tersebut, air panas akan menguap menjadi uap
panas yang kemudian menggerakkan rotor dan Pemanfaatan teknologi pompa panas bumi, walaupun
memutar turbin dan generator pembangkit listrik. efektif dan esien membutuhkan biaya investasi awal yang
tidak murah. Di AS, memasang satu sistem pompa panas
Pembangkit listrik siklus biner (binary-cycle power bumi untuk bangunan rumah memerlukan investasi
plant). Cara kerjanya lebih rumit dibandingkan dua sebesar $7500 (100 juta rupiah). Teknologi ini harus BINARY-CYCLE POWER PLANT
pembangkit sebelumnya. Pembangkit ini bersaing dengan teknologi lain misalnya AC atau heater,
menggunakan air panas dengan temperatur panas dan insulasi ruangan yang nilai investasi awalnya jauh
sedang sekitar 200C. Air panas ini dialirkan melalui lebih murah. Walaupun demikian dalam jangka panjang, TURBINE GENERATOR
perangkat penukar panas (heat exchanger) untuk teknologi heat-pump menguntungkan karena memerlukan
memanaskan uida (cairan) yang memiliki titik didih biaya operasi yang rendah dan dapat mengurangi biaya
lebih rendah daripada air panas bumi. Fluida ini untuk membayar listrik atau gas alam.
kemudian menguap secara cepat yang selanjutnya
menggerakkan turbin dan generator listrik. Setelah Potensi dampak lingkungan. Berbagai potensi dampak HEAT
menggerakkan turbin, uida yang sudah dingin lingkungan dari pemanfaatan panas bumi dapat berasal EXCHANGER
kemudian kembali lagi ke penuka panas. Siklus ini dari produksi emisi GRK, bahan kimia beracun, dampak
terus berulang didalam pembangkit. penggunaan air, dan penggunaan serta pemanfaatan
lahan.
Production Injector
Rock Layers
Well Well
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 17 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 17
06 07
MENGELOLA RESIKO
Potensi peningkatan aktivitas seismik/gempa bumi. Lokasi Panas bumi memiliki potensi yang besar untuk
panas bumi juga berada di kawasan hot spot yang dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk memenuhi
Pembangkit Listrik Panas Bumi menggunakan air rentan dengan gempa bumi. Kajian NREL (2012) kebutuhan energi kita yang semakin berkembang. Sebagai
untuk pendinginan dan re-injeksi. Tergantung pada menyatakan bahwa pengembangan geothermal reservoir, sumber energi yang berasal dari dalam bumi dan sebagai
jenis teknologi yang dipakai, PLTP menggunakan tergantung pada kondisi geologi lokal dapat meningkatkan sebuah teknologi, panas bumi memiliki sejumlah resiko dan
sekitar 6500 15.000 liter air untuk setiap MWh. frekuensi dan magnitude gempa di lokasi tersebut. dampak pada setiap tahap pemanfaatannya. Walaupun
Rancangan PLTP modern dapat menggunakan Kemungkinan ancaman ini harus mampu diantisipasi demikian, resiko-resiko ini dapat diidentikasi, dipelajari
menggunakan uida panas bumi atau air tanah untuk
secara dini (misalnya: pilihan metode atau teknik dan diantisipasi pada tahap sedini mungkin untuk
pendinginan. Penggunaan uida panas bumi akan
pengeboran) untuk menghindari konsekuensi dampak menghindari terjadinya bencana.
mengurangi secara signikan konsumsi air tanah.
Emisi Gas Rumah Kaca. Fluida yang diambil dari yang lebih besar. Salah satu kasus dimana pengeboran
Sebagian besar PLTP juga menyuntikan kembali Selain kecakapan dan kehati-hatian para pengembang
dalam bumi mengandung campuran berbagai gas panas bumi menghasilkan gempa terjadi pada proyek
cairan yang terpakai untuk menghindari pencemaran panas bumi, kebijakan dan kerangka regulasi pemerintah
diantaranya karbondioksida (CO2), metana (CH4), geothermal di Basel, Swiss. Pengeboran sedalam 4.8 km
dan penurunan tanah. Walaupun demikian, tidak harus mampu mengurangi faktor-faktor resiko tersebut.
hidrogen sulda (H2S), dan amonia (NH3). Gas-gas ini menembus kerak bumi mengakibatkan terjadinya gempa
seluruh cairan yang terpakai disuntikan kembali P enetapan wi layah kerj a pa nas bumi harus
jika ikut lepas ke udara dapat berkontribusi terhadap bumi sebesar 3.4 skala richter.
kedalam tanah karena ada sebagian yang hilang mempertimbangkan faktor kerentanan ekosistem,
hujan asam dan bau yang PLTP jenis open-loop
dalam bentuk uap air. Dengan demikian dibutuhkan air Terdapat kekuatiran bahwa aktivitas pengeboran kerentanan geologi lokal terciptanya gempa yang diinduksi
menghasilkan sekitar 0.045 0.08 kg CO2eq per kWh
t am b a h a n d a r i l u a r s e h i n g g a d a p a t m e n j a g a geothermal di AS, misalnya proyek geothermal AltaRock di dari kegiatan pengeboran panas bumi, serta potensi-
(IPCC, 2011; Bloomeld and Moore, 1999). Untuk jenis
penyimpanan (reservoir) geothermal tetap konstan. California dapat menyebabkan gempa bumi. Selain itu potensi bahaya lainnya dari lingkungan dan tanah sekitar.
close-loop, gas-gas rumah kaca ini tidak terbuang ke
Volume air yang dibutuhkan tergantung pada jenis dan k aj ian dari U niv ers it y of C alifo rni a Sant a Cr uz Otoritas pemerintah dan badan regulator harus mengawasi
udara, melainkan dipompa kembali kedalam tanah
daya atau kapasitas pembangkit. Dalam hal ini perlu menyimpulkan bahwa fasiltas geothermal Salton Sea di dan melakukan pengawasan terhadap pemilihan teknik
sehingga emisi gas rumah kaca yang dihasilkan
diwaspadai terjadinya kompetisi pemanfaatan air California bagian selatan menyebabkan gempa bumi di dan model pengeboran serta pilihan teknologi pembangkit
sangat minim. Sebagai perbandingan pembangkit
permukaan atau dampak penurunan volume air tanah lokasi tersebut akibat pengeluaran air keluar dan injeksi air p anas bum i untuk men ghinda ri damp ak -dam pak
listrik tenaga gas menghasilkan emisi 0.2-0.8 kg
akibat pemakaian yang berlebihan. masuk ke dalam tanah (Stephens, 2013). lingkungan, ekonomi dan sosial.
CO2eq per kWh, PLTU Batubara menghasilkan 0.7
1.5 kg CO2eq per kWh. Pemanfaatan teknologi Dampak pemanfaatan lahan. Luas lahan yang Tindakan preventif yang didorong oleh kebijakan dan
t er ba ru, t e rm as uk s is t em c l os e- lo op d ap at dibutuhkan oleh PLTP ditentukan oleh sejumlah faktor: regulasi yang kukuh serta penerapan dan kepatuhan yang
meminimalkan bahkan mengurangi paparan emisi gas kapasitas pembangkit, sifat dan ukuran geothermal baik, serta kehati-hatian dalam operasi perusahaan,
rumah kaca ke atmosfer. Bahkan pembuangan emisi reservoir, tipe sistem konservasi energi, tipe sistem memungkinkan pengelolaan resiko yang lebih baik
GRK dari teknologi siklus biner tidak terjadi alias 0 pendinginan, pengaturan sumur dan s istem sehingga sumberdaya panas bumi dapat dimanfaatkan
(Holm, et al, 2012) pemipaan, bangunan untuk pembangkit listrik dan energinya untuk mendukung pembangunan manusia.
fasilitas pendukung serta gardu transmisi. Sebagai
Cairan (uida) yang diambil dari dalam perut bumi juga
gambaran, PLTP terbesar di dunia yaitu Geyser,
mengandung sejumlah kecil material beracun seperti
arsenik, boron, merkuri, garam-garam kimia. Bahan- dengan kapasitas pembangkit 1517 MW menempati
bahan kimia ini keluar dari larutan (uida) saat air kawasan seluas 76 km persegi. Sebagian besar lokasi
m endingin dan dapat m enim bu lk an bahaya
REFERENSI
lingkungan berupa pencemaran air tanah atau PLTP panas bumi berada di kawasan yang sensitif Gupta, Harsh and Roy, Sukanta (2007). Geothermal Energy: An Alternative Resource for 21st Century, Elsevier,The
pencemaran tanah jika terlepas keluar. Tindakan untuk secara ekologis oleh karena itu pemegang ijin PLTP Netherland. Holm, Alison, Jennejohn, Dan, Blodgett, Leslie (2012): Geothermal Energy and Greenhouse Gas Emission,
Geothermal Energy Association USA. Diunduh dari: http://geo-energy.org/reports/GeothermalGreenhouseEmissionsNov2012GEA_web.pdf USGS
memasukkan kembali sisa uida panas bumi kedalam harus merancang pemanfaatan lahan dengan
(2003). Geothermal Energy Clean Power from Earth's Heat, USGS, USA. Diunduh dari http://pubs.usgs.gov/circ/2004/c1249/c1249.pdf Wachtel, Alan
tanah merupakan salah satu bentuk pencegahan seksama sehingga tidak menggunakan lahan yang
(2010): Geothermal Energy, Chelsea Club House, New York, USA. Stephens, Tim (2013): Geothermal Power Facility Induces Earthquake, Study Finds.
dampak lingkungan dari material beracun. luas di kawasan hutan pada waktu konstruksi dan UC Santa Cruz News Center. Diakses dari http://news.ucsc.edu/2013/07/geothermal-earthquakes.html
eksplorasi.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 17 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 17
08 09
B A H A N 1 8 B A H A N 1 9
VIDEO TENTANG ASPEK LINGKUNGAN DAN HUTAN DAN BAHAN BACAAN TENTANG ASPEK LINGKUNGAN,
HUBUNGANNYA DENGAN PLTP HUTAN DAN SOSIAL DARI PLTP
Matriks Kriteria dan Indikator kelestarian ekosistem hutan wilayah kerja panas Bumi
KEMANTAPAN FUNGSI
KELESTARIAN FUNGSI EKOLOGI
KEGIATAN OPERASIONAL KAWASAN HUTAN
PANAS BUMI
POTENSI BIOLOGIS KAWASAN KEADAAN FISIK KAWASAN
FUNGSI KAWASAN TETAP K
TERJAMIN B TERJAMIN F
Sumber : WWF, 2013, Panduan Kelestarian Ekosistem untuk Pemanfaatan Panas Bumi
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 18 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
10 11
KATA PENGANTAR
Sarulla Operations Ltd., (SOL) adalah perusahaan konsorsium antara PT MEDCO GEOPOWER
SARULLA, ORSARULLA INC., SARULLA POWER ASSET LTD., dan KYUDEN SARULLA Pte
Ltd. berencana untuk melakukan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla kapasitas 330 MW di Kecamatan Pahae
Jae dan Kecamatan Pahae Julu Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Pembangunan proyek ini akan memberikan dampak positif, namun di lain pihak adanya rencana
ini tidak menutup kemungkinan akan munculnya dampak negatif terhadap komponen sik-kimia,
komponen biologi, komponen sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat.
Dokumen AMDAL kegiatan pengembangan lapangan Sarulla ini telah mendapat persetujuan dari
Gubernur Sumatera Utara pada bulan November tahun 2005. Mengingat (a) adanya tambahan
kegiatan seperti, pemboran dan pengoperasian sumur produksi; (b) adanya perubahan sistem
pendingin uap dan brine dari sebelumnya menggunakan air menjadi menggunakan udara,
perubahan ini bersifat lebih ramah lingkungan; (c) pembangunan dan pengoperasian transmisi
listrik internal dari Silangkitang (SIL) ke Namora I Langit (NIL); (d) adanya perubahan pemrakarsa
dari PT PLN (Persero) menjadi Sarulla Operations Ltd. (SOL) maka untuk mengakomodasi
perubahan-perubahan tersebut, Dokumen AMDAL tahun 2005 perlu disempurnakan dalam
rangka melanjutkan rencana kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan
PLTP Sarulla.
Sebagai tindak lanjut dari Kesepakatan KA AMDAL yang dibuat oleh Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor: 973/BPDL-SU/BTL/2008
tertanggal 8 Agustus 2008 maka disusunlah Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL), serta Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan Hidup (RPL). Dokumen ini disusun mengacu kepada Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 08 Tahun 2006 tentang Pedomen Penyusunan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup. Dalam melaksanakan kegiatannya, Sarulla Operations Ltd., memiliki
komitmen terhadap pengelolaan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja (K3L). Proyek ini
diharapkan dapat memberi manfaat bagi pemangku kepentingan (stakeholders), terutama:
masyarakat setempat, pemerintah daerah, para pekerja dan para pemegang saham.
Kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penyusunan dokumen AMDAL, RKL
dan RPL ini, kami ucapkan terima kasih.
Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan PLTP Sarulla Kapasitas 330 MW
Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara
14 15
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 13
Daftar Isi 14
BAB I PENDAHULUAN 16
1.1 LATAR BELAKANG 16
1.2 URAIAN RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN 17
1.2.1 Lokasi Rencana Kegiatan dan/atau Kegiatan SOL 17
SOL adalah perusahaan operator yang dibentuk oleh tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
konsorsium antara PT MEDCO GEOPOWER SARULLA, Tapanuli Utara menyebutkan bahwa Kecamatan Pahae
ORSARULLA INC., SARULLA POWER ASSET LTD., dan Jae dan Pahae Julu merupakan kawasan pengembangan
KYUDEN SARULLA Pte Ltd., berencana untuk melakukan lapangan panas bumi.
Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan PLTP Sarulla
di Kecamatan Pahae Jae dan Kecamatan Pahae Julu
Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. 1.2.2. TAHAPAN RENCANA KEGIATAN
PT PLN pada tahun 2005 telah menyusun Analisis Kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) PLTP Pembangunan PLTP Sarulla Kapasitas 330 MW meliputi
Sarulla dan telah mendapat persetujuan dari Gubernur kegiatan :
Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 21 November 2005.
Berdasarkan Pasal 24 Peraturan Pemerintah Negara Pengembangan Lapangan Panas Bumi Sarulla, yaitu:
Republik Indonesi (PP) No. 27 Tahun 1999 masa berlaku Silangkitang (SIL) dan lapangan Namora I Langit (NIL);
dokumen AMDAL adalah tiga (3) tahun. Mengingat (a)
adanya tambahan kegiatan seperti, pemboran dan Pembangunan dan Pengoperasian PLTP kapasitas
pengoperasian sumur produksi; (b) adanya perubahan 330 MW, masingmasing satu unit di Silangkitang dan
sistem pendingin uap dan brine dari sebelumnya dua unit di Namora I Langit dengan kapasitas satu unit
m enggunak an air m enj adi m enggu nak an udara, 110 MW;
1.1 LATAR BELAKANG perubahan ini bersifat lebih ramah lingkungan; (c)
Pembangunan jaringan transmisi 150 kV berupa
01
pembangunan dan pengoperasian transmisi listrik internal Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dari lapangan
Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan Pembangkit Listrik
dari SIL ke NIL; (d) adanya perubahan pemrakarsa dari PT Silangkitang (SIL-1) ke lapangan Namora I Langit (NIL-
Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla yang berlokasi di Kecamatan Pahae Julu
PLN (Persero) menjadi Sarulla Operations Ltd. (SOL)
dan Kecamatan Pahae Jae Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera 1) sepanjang lebih kurang 15 km;
maka untuk mengakomodasi perubahan-perubahan
Utara, telah dimulai sejak tahun 1993 oleh Unocal North Sumatera Geothermal
t erse but, Dok um en AM DAL ta hu n 20 05 pe rl u Bagian utama pengeboran sumur produksi dan sumur
(UNSG) yang secara resmi memperoleh kuasa sebagai kontraktor dari
disempurnakan dalam rangka melanjutkan rencana injeksi yang baru akan dikerjakan pada tapak yang
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
16 17
Tabel 1-1. Jadwal Rencana Pengembangan Lapangan Panas Bumi Sarulla
WAKTU WAKTU
KEGIATAN 0 +10 +20 +30 +40 +50
Pra Konstruksi
Konstruksi
SIL
NIL 1
NIL 2
Operasi
SIL
NIL 1
NIL 2
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
18 19
1.2.2.2. Tahap Konstruksi
21
Tabel 1.2 Jumlah Sumur yang akan Dibor di Silangkitang dan Namora I Langit
SIL
3 (termasuk 1
Produksi 2 5 110 2 7,5
kegagalan)
NIL
4. Penyiapan Lahan untuk Lokasi Pembangkit dan
19 (termasuk 2
Produksi 2 19 220 12,9 Perumahan Karyawan
kegagalan) Pers iapan tapak proyek, yang t erdiri dari
Lokasi proyek akan disiapkan dengan memindahkan pembangunan jalan menuju lokasi PLTP, sarana
untuk total cairan yang p e m i s a h a n u a p k o n s t r u k s i P LT P d a n s a r a n a
Reinjeksi 0 6 6 semua tanah pucuk, menimbun dan meratakan tanah ke
perlu diinjeksikan
tingkat ketinggian yang telah ditentukan. Di lokasi NIL, pendukung lainnya;
Sumber: West JEC Tabel 3.1.1-1 Catatan : Jumlah sumur disesuaikan dengan hasil uji sumur
keberadaan pohon-pohon di dalam lokasi pembangkit
telah diidentikasi, kegiatan pembukaan lahan seperti Perbaikan jalan penghubung yang telah ada atau yang
penebangan pohon dan perataan lahan akan dilakukan baru menuju lokasi pembangkit dan tapak-tapak
1.2.2.2.2 Pembangunan PLTP sumur; dan
sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku, seperti
12. Pemboran dan Uji Produksi 1. Penerimaan Tenaga Kerja tidak melakukan pembakaran. P e m b a n g u n a n k o n s t r u k s i g e d u n g P LT P d a n
Pemboran sumur dilakukan baik untuk sumur Tenaga kerja yang diperlukan pada saat kegiatan puncak pembangunan sarana pendukung.
Secara rinci masing-masing kegiatan untuk lokasi
produksi maupun sumur reinjeksi. Sebanyak 32 dapat mencapai sekitar total 750 orang.
pembangkit dan perumahan karyawan dengan perincian
sumur akan dibor masing-masing di lokasi SIL dan
sebagai berikut: Bangunan pada proyek ini akan didesain dan dibangun
NIL. Pekerjaan pemboran sumur akan dilakukan 2. Mobilisasi Peralatan dan Bahan berdasarkan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
dengan alat bor (rig) konvensional yang mampu Lokasi Pembangkit Silangkitang
Peralatan besar akan didatangkan dari Medan. Mobilisasi untuk Bangunan Gedung SNI 03-1726-2002 atau standar
membor hingga kedalaman 3500 meter, alat bor Ruang Tata Letak : sekitar 260m x 260m
direncanakan melalui prasarana jalan yang telah tersedia internasional lain yang setara
akan dilengkapi dengan peralatan pencegahan Ketinggian : 504 m dpl
yaitu melalui jalan lintas Sumatera (Medan Tarutung).
semburan liar dan ala pendeteksi H2S.
Material yang dapat diperoleh dari daerah setempat Lokasi Pembangkit Namora I Langit
Dalam proses pemboran akan menggunakan lumpur 6. Konstruksi Mekanik dan Listrik
sedapat mungkin akan digunakan. Material dibawa Ruang Tata Letak : sekitar 260m x 385m
bor berupa water base mud (WBM) yang berfungsi Ketinggian : 830 m dpl
m elalui j alan darat dengan m enggunak an truk Kegiatan konstruksi mekanik meliputi pekerjaan-
menjaga agar dinding sumur tidak runtuh sewaktu
berkapasitas memadai. pekerjaan: pemasangan peralatan PLTP, seperti:
dibor. Pada kedalaman tertentu akan dipasang Perumahan Karyawan generator turbin uap dan alat-alat bantu, unit-unit OEC,
selubung sumur guna menjaga keruntuhan dinding Luas : sekitar 2 hektar kondensor dengan pendingin udara, overhead crane, dan
sumur dan mengatasi kebocoran dari atau ke 3. Penyiapan Lahan
lain-lain.
formasi. Setelah pemboran selesai akan dipasang 5. Konstruksi PLTP
Lahan yang disiapkan antara lain untuk pondasi bangunan
kepala sumur yang dilengkapi dengan peralatan Pekerjaan konstruksi listrik meliputi: pekerjaan perakitan
di komplek PLTP yang terdiri dari bangunan PLTP,
untuk mengatur laju aliran uida dari dalam sumur. Pada tahap konstruksi akan dilakukan kegiatan sipil dan dan pemasangan generator, alat kontrol dan relay-relay,
bangunan turbin, kondensor dengan pendingin udara,
Bahan-bahan kimia yang digunakan memiliki b a n gu na n k o ns t r uk s i. Pem b an g u n a n p ek e rj a a n transformer, switchgear, dan fasilitas penerangan.
pemipaan, switchyard dan gedung kantor.
Material Safety Data Sheet (MSDS). konstruksi sipil dilaksanakan di lokasi jalan menuju PLTP
Pada pelaksanaan di lapangan, kegiatan penyiapan lahan dan sarana pendukung lainnya. Batu dan pasir yang Pekerjaan lainnya adalah pengecatan dan pemasangan
Tujuan dilakukan kegiatan pemboran adalah untuk ini dilakukan bersamaan dengan penyiapan lahan untuk diperlukan akan diperoleh dari quarry yang sudah memiliki insulator pipa. Insulator pipa digunakan dengan tujuan
membuat sumur produksi dan reinjeksi. kegiatan pengembangan lapangan panas bumi di ijin dari pemerintah yang berwenang. Kegiatan dalam menstabilkan suhu dan tekanan steam dan brine dari
Silangkitang dan Namora I Langit. konstruksi sipil terdiri dari : sumur menuju pembangkit listrik.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
22 23
1.2.2.3 Tahap Operasi
bertegangan 150 kV, dua (2) sirkuit dengan kapasitas
1.2.2.3.1 Pengembangan Lapangan Panas Bumi Sarulla cukup per sirkuit untuk mengangkut listrik penuh dari unit-
unit pembangkit Sarulla.
Menurut pengoperasian suatu sistem produksi uap yang
mampu memasok uap ke PLTP yang membangkitkan Kegiatan utama yang akan dilaksanakan pada tahap ini
tenaga listrik, sistem produksi uap terdiri dari sumber adalah penerimaan tenaga kerja dan pemeliharaan
produksi, kepala sumur, kran atau katup pengaman, fasilitas transmisi.
sistem pipa sumur, pemisah uap, berupa separator dan
brine accumulator serta peralatan kontrol. 1.2.2.4 Tahap Pasca Operasi
Fluida panas bumi yang berasal dari resevoir akan Tahap pasca operasi dilakukan pada akhir kegiatan proyek
dialirkan ke separator untuk memisahkan steam dan brine AMDAL. Tahap pasca operasi akan diambil alih oleh pihak
pada tekanan optimum. Steam dan brine digunakan untuk kontraktor proyek.
membangkitkan tenaga listrik dengan kapasitas sekitar
330 MW. Secara skmatis memperlihatkan hubungan
1.2.2.4.1 Penutupan Sumur Produksi dan Sumur Reinjeksi
antara komponen uap dan brine. Dalam keadaan darurat,
kolam penampungan brine akan dipergunakan sebagai Penonaktifan sumur akan dilakukan sesuai prosedur
penampungan sementara sebelum dipompakan ke sumur penutupan sumur. Penanaman kembali rumput dan
reinjeksi. tanaman lokal akan dilakukan pada lokasi tapak sumur.
Adapun proses penutupan sumur adalah sebagai berikut :
1.2.2.2.3 Pembangunan Jaringan Transmisi Perkiraan tenaga kerja yang akan diperlukan pada tahap
dari SIL ke NIL ini adalah 200 orang.
Pengisian kembali sumur bor. Sumur akan ditutup
dengan semen berketebalan minimal 30 m. Lapisan
1. Penerimaan Tenaga Kerja
1.2.2.3.2 Pembangunan PLTP semen akan berada di atas casing shoe. Lapisan
Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah untuk kegiatan dalam bentuk spot-spot yaitu tempat untuk berdirinya semen lainnya akan diletakkan di atasnya. Lumpur
mobilisasi peralatan dan bahan, penyiapan lahan dan menaramenara penyangga kabel. Peralatan yang Uap yang dipasok dari lapangan panas bumi SIL dan NIL dengan berat jenis sama atau lebih yang juga
pemasangan transmisi. Tenaga kerja yang diperlukan digunakan untuk pekerjaan ini meliputi mesin pemotong dieksploitasi dari suatu sistem panas bumi yang digunakan sebagai Lumpur pengeboran akan
untuk kegiatan ini adalah sekitar 60 orang. kayu, parang, alat pemadat, dan beberapa peralatan mengandung cairan panas bumi (brine) sekitar 70%. digunakan untuk mengisi lapisan diantara kedua
Sebelum dialirkan ke turbin, uap dimurnikan dengan alat lapisan semen; dan
2. Mobilisasi Peralatan dan Bahan pemisah (separator) sehingga memiliki kualitas kering
4. Pemasangan Menara Transmisi
sekitar 99,95% dan kandunga n gas yang tak Sumur produksi dan sumur reinjeksi akan ditutup
Mobilisasi direncanakan melalui prasarana jalan yang Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan meliputi terkondensasi sekitar 2,1% berat di SIL dan sekitar 3,7% dengan prosedur penutupan permanen.
telah tersedia. Material yang diperlukan untuk kegiatan pemasangan menara menarabtempat dudukan kabel berat di NIL.
proyek sedapat mungkin akan didapat dari daerah Satuan Udara Tegangan Tinggi (SUTT). Menara-menara 1.2.2.4.2 Penonaktifan Jaringan Pipa dan
setempat. Untuk material-material yang tidak terdapat di ini dibangun dengan jarak tertentu. Jaringan transmisi ini Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini
Fasilitas Pendukung
daerah setempat akan di datangkan luar. Material akan dimulai dari stasiun SIL-1 menuju lapangan NIL-3 dengan adalah penerimaan tenaga kerja, dan operasional turbin
dibawa melalui jalan darat menggunakan truk-truk tegangan 150 kV. Panjang jaringan transmisi ini sekitar 15 uap dan kondenser.
Setelah tahap operasi berakhir, jaringan pipa, pompa, dan
berkapasitas memadai melalui jalan menuju tempat km. alat pemisah akan tidak diaktifkan. Penonaktifan akan
penyimpanan (gudang atau laydown area) di sekitar lokasi melalui tahapan berikut :
Titik interkoneksi antara PLN dengan pembangkit- 1.2.2.3.3 Pembangunan Jaringan Transmisi
proyek.
pembangkit Sarulla adalah pada menara akhir (dead end) dari SIL ke NIL
Pipa, pompa, dan peralatan pendukung lainnya akan
di lapangan pembangkit NIL yang akan dipasang segera dibongkar kemudian diangkat dengan truk dan
3. Penyiapan Lahan Energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit SIL dan NIL
berdekatan dengan perbatasan pembangkit NIL. dibawa kepada pembeli besi bekas atau dibuang ke
akan dikirimkan ke jaringan kabel transmisi Sumatra milik
Kegiatan penyiapan lahan terdiri dari 2 jenis kegiatan PLN melalui substasiun yang akan dibangun oleh PLN di area pembuangan yang telah ditentukan; dan
utama yaitu penebangan/pembersihan vegetasi, dan
dekat pembangkit NIL. Kabel transmisi antara substasiun
pengupasan tanah. Kegiatan penyiapan lahan ini tidak Tapak sumur akan ditanami dengan rumput dan
PLN dan lapangan pembangkit Namora I Langit akan
sepanjang rencana jaringan kabel transmisi (15 km) tetapi tanaman lokal.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
24 25
1.2.2.4.3 Penonaktifan PLTP
Seluruh pembangkit
lagi setelah tenaga
masa operasi listrik tidak akan dipergunakan
berakhir. 1.2.3 ALTERNATIF YANG DIKAJI DALAM AMDAL
Seluruh peralatan yang masih dapat dipergunakan
akan dibongkar dan dipergunakan kembali dalam Pengembangan Lapangan panas Bumi Sarulla dan
proyek lainnya di dalam atau di luar Indonesia, dan PLTP di Kabupaten Tapanuli Utara sudah menentukan
yang sudah tidak dapat dipergunakan akan dijual; lokasi pengembangan lapangan dan teknologi PLTP
dengan kata lain tidak memiliki alternatif yang akan dikaji
Sisa bangunan dan peralatan akan dihancurkan. dalam studi AMDAL. Lokasi kegiatan baik lapangan SIL
Reruntuhannya akan dijual kepada pembeli puing maupun NIL masingmasing akan dikembangkan untuk
bangunan atau dibuang ke tempat pembuangan yang dimanfaatkan potensi panas buminya sebagai PLTP.
telah ditentukan; Listrik yang dihasilkan akan ditransmisikan ke jaringan
PLN.
Lokasi pembangkit tenaga listrik akan direhabilitasi
melalui penanaman kembali dengan rumput dan
tanaman lokal lainnya;
1.3 PEMRAKARSA KEGIATAN
Tanah akan dijual apabila sudah tidak diperlukan lagi;
dan
Perusahaan :
Pemberhentian tenaga kerja SOL sesuai dengan SARULLA OPERATIONS LTD., (SOL)
hukum dan peraturan tenaga kerja yang berlaku. Alamat : Graha Niaga Lt. 8
Jl. Jend. Sudirman Kav. 58
Jakarta 12190 - Indonesia
1.2.2.4.4 Pembongkaran Jaringan Transmisi
Telpon : 021-2505459
dari SIL ke NIL
Faksimili : 021-5225877
Pada tahap ini beberapa kegiatan yang akan dilakukan Penanggung Jawab : Aries Pardjimanto
a dalah pembongkaran jaringa n transmisi dan
Posisi : Direktur
pembersihan lokasi dari sisa sisa bahan yang dibongkar.
Sumber: WestJEC, 2007
P era latan yang m as ih dapat d igun aka n ak an
dimanfaatkan di tempat lain atau oleh hak lain.
Revegetasi akan dilakukan bila pada saat tahap pasca
Gambar 1-1 Tipikal Jalur Transmisi yang Menghubungkan Substasiun Silangkitang operasi diperlukan.
(SIL) dengan Namora I Langit
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
26 27
Kebisingan. Kegiatan mobilisasi peralatan dan bahan; 2.3 TAHAP OPERASI
pemboran sumur dan uji produksi dan konstruksi PLTP
akan menimbulkan dampak penting terhadap kebisingan. 2.3.1 KOMPONEN FISIKA KIMIA
Tingkat kebisingan yang akan timbulkan oleh kegiatan
Tahap operasional PLTP dapat menimbulkan dampak
tersebut akan meningkat dari rona sebelum kegiatan
terhadap kualitas udara terutama H2S dan kebisingan.
dimulai. Sedangkan kebisingan yang timbul diperkirakan
Dampak ini akan berlangsung terus menerus selama
tidak akan mengganggu kenyamatan masyarakat sekitar
operasional PLTP berlangsung terus, dengan tingkat emisi
proyek.
tergantung dari komposisi gas yang dikeluarkan dari
Transportasi. Dampak terhadap komponen lingkungan operasinal PLTP. Resiko dampak yang mungkin terjadi
gangguan lalu lintas pada tahap konstruksi disebabkan terhadap masyarakat dan makluk hidup disekitar proyek
kegiatan mobilisasi alat dan bahan dari dan ke lokasi dinilai cukup tinggi.
pembengunan proyek. Kegiatan transportasi
2.3.2 KOMPONEN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA
02
tenaga kerja yang akan bekerja pada tahap operasi.
DAMPAK PENTING TERHADAP Penerimaan tenaga kerja untuk kegiatan konstruksi
diperkirakan akan menambah sekitar 960 orang tenaga
kerja konstruksi, yang diprakirakan akan berlangsung
Proses seleksi tenaga kerja yang akan bekerja pada tahap
operasi lebih membutuhkan keahlian khusus, sehingga
LINGKUNGAN HIDUP selama satu dua tahun. Penambahan tenaga kerja ini pada
akhirnya akan menambah peluang berusaha bagi
masyarakat sekitarnya khususnya hal-hal yang terkait
jika warga yang merasa mampu dan memenuhi syarat
untuk bekerja ternyata kemudian tidak dapat bekerja
karena satu lain hal. Kedua, keresahan juga dapat terjadi
dengan pemenuhan kebutuhan pekerja konstruksi seperti jika penduduk merasa jumlah tenaga kerja pendatang
2.1 TAHAP PRAKONSTRUKSI lebih banyak dibanding tenaga kerja lokal.
pemondokan, warung dan rumah makan, toko kelontong,
Pada tahap prakonstruksi, kegiatan yang menimbulkan dampak penting adalah serta jasa transportasi. Penambahan peluang bekerja dan
pembebasan lahan terhadap kepemilikan dan pengusahaan lahan serta keresahan usaha pada akhirnya akan membawa dampak pada
masyarakat. Keresahan masyarakat yang ditimbulkan akibat kegiatan bertambahkan pendapatan masyarakat baik melalui 2.4 TAHAP PASCA OPERASI
pembebasan lahan disebabkan oleh beberapa hal; ganti rugi tidak sesuai dengan pendapatan langsung sebagai karyawan SOL atau
2.4.1 KOMPONEN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA
keinginan masyarakat atau pendekatan yang digunakan tidak sesuai dengan gaya kontraktor, sebagai pengusaha yang tumbuh sebagai
pendukung kegiatan konstruksi maupun sebagai sebagai Komponen lingkungan yang terkena dampak penting pada
dan adat istiadat setempat.
karyawan usaha sekunder. tahap pasca operasi adalah kesempatan kerja dan
2.2 TAHAP KONSTRUKSI berusaha, pendapatan masyarakat, dan keresahan
masyarakat. Pekerja operasi akan dilepaskan dari
2.2.1 KOMPONEN FISIKA KIMIA pekerjaannya pada tahap pasca operasi. Proses
pelepasan tenaga kerja ini pada akhirnya akan membawa
Kualitas Udara. Dampak terhadap komponen lingkungan kualitas udara pada dampak pada pengurangan peluang berusaha sehingga
tahap konstruksi disebabkan kegiatan uji produksi. Kegiatan uji produksi akan berdampak lanjutan terhadap penurunan pendapatan
memberikan dampak terhadap kualitas udara melalui emisi gas H2S. masyarakat.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
28 29
TAHAP
TAHAP KONSTRUKSI
PRAKONSTRUKSI
TAHAP
KEGIATAN
Lapangan
PLTP Transmisi
Panas Bumi
DAMPAK Kepemilikan dan Kesempatan Kesempatan TSP dan Frekuensi lalu Komposisi jenis Laju limpasan Laju aliran Keresahan
Erosi tanah Kebisingan Gas H2S pH, TSS, TDS,
Penguasaan lahan kerja usaha kebisingan lintas darat dan jenis-jenis air permukaan air sungai masyarakat
PRIMER temperatur, H2S,
dilindungi (debit air) dan logam (As, Ba,
B, Cd, Cr6+, Co, Cu,
Fe, Pb, Mg, Mn, Hg,
Ni, K, Se, Na dan Zn)
Gambar II-1 Bagan Alir Dampak Penting Kegiatan Proyek Sarulla Tahap Prakonstruksi dan Konstruksi
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
30 31
TAHAP PASCA OPERASI
TAHAP
KEGIATAN
DAMPAK
TSS dalam air Pendapatan masyarakat
SEKUNDER
DAMPAK
Kelimpahan
Keresahan masyarakat
TERSIER plankton dan bentos
Gambar II-2 Bagan Alir Dampak Penting Kegiatan Proyek Sarulla Tahap Pasca Operasi
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
32 33
TAHAP OPERASI
TAHAP
KEGIATAN
DAMPAK
Kesempatan Kesempatan pH, dan H2S Tingkat medan
PRIMER kerja usaha
Temperatur air Kebisingan Gas H2S
dalam air listrik dan magnet
DAMPAK
Keresahan masyarakat
TERSIER
Gambar II-3 Bagan Alir Dampak Penting Kegiatan Proyek Sarulla Tahap Operasi
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
34 35
03
Kegiatan
,
UPAYA PENGELOLAAN DAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
an Panas Bumi dan Pembangunan PLTP Sarulla Kapasitas 330
Proyek Pengembangan Lapangsi Sumatera Utara diperkirakan akan menimbulkan dampak
MW Kabupaten Tapanuli Utara, Provinbiologi, aspek lingkungan sosial budaya dan aspek lingkungan
terhadap aspek lingkungan: sika kimia, Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana
kesehatan masyarakat. Untuk itu disusununtuk digunakan sebagai acuan pengelolaan dan pemantauan
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
lingkungan hidup.
terjadi, terhadap aspek lingkungan sik-kimia, biologi, sosekbud
Dampak penting yang diprakirakan akan melakukan pengelolaan melalui pendekatan: pencegahan,
dan kesmas akan diantisipasi dengandan pengembangan (untuk dampak positif).
penanggulangan (untuk dampak negatif)
n dampak lingkungan, untuk mengetahui lebih lanjut tingkat
Tahap berikutnya dilakukan pemantaualolaan yang dilakukan.
keberhasilan dari program rencana penge
gkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Secara detail Rencana Pengelolaan Linterjadi akibat kegiatan proyek, dapat dilihat dalam dokumen RKL
terhadap dampak lingkungan yang akan L dapat dilihat pada Tabel III-1.
dan RPL. Sedangkan Matriks RKL dan RP
Kepemilikan dan Kegiatan pembebasan Kepemilikan lahan Menyiapkan rencana kegiatan dan Luas dan tata letak Mendata total kebutuhan lahan Areal di wilayah kegiatan Selama tahap
Penguasaan Lahan lahan berkoordinasi dengan instansi terkait, areal lahan yang untuk proyek Pengembangan Lapangan prakonstruksi
terhadap areal yang akan dibebaskan. dibebaskan oleh SOL Panas Bumi dan
Mengumpulkan data kepemilikan Pembangunan PLTP
Melakukan sosialisasi publik pada setiap tanah, luas tanah, status hukum Sarulla yang terletak di
kegiatan pembebasan lahan tanah yang akan dibebaskan Kecamatan Pahae Jae
dari pemilik tanah dan Badan dan Pahae Julu, Kabupaten
Melakukan pendekatan secara persuasif Pertanahan Nasional Tapanuli Utara
kepada pengguna/pemilik hak atas lahan
untuk mencari informasi tentang status Membuat peta kepemilikan
kepemilikan hak dan luas lahan. tanah bekerja sama dengan
Badan Pertanahan Nasional
Menelusuri, memastikan dan mencatat
kepemilikan hak atas lahan.
Keresahan Masyarakat Kegiatan pembebasan Keresahan masyarakat. Membuat rencana kerja (work plan) yang Keresahan Mendata dan mencatat setiap Desa-desa di sekitar Selama tahap pra
lahan berisi mekanisme pembebasan lahan, masyarakat keluhan yang timbul akibat wilayah kegiatan konstruksi
sistem kompensasi lahan dan rencana proses pembebasan lahan Pengembangan Lapangan
pemantauan. Panas Bumi dan PLTP
Sarulla yang terdapat di
Mensosialisasikan dan menyebarluaskan Kecamatan Pahae Jae
informasi secara akurat mengenai dan Pahae Julu,
kegiatan pembebasan lahan Kabupaten Tapanuli Utara
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
38 39
Rencana Pengelolaan Lingkungan Rencana Pemantauan Lingkungan
Komponen dan
Sumber Dampak
Aktivitas Lingkungan
Parameter Dampak Parameter Dampak Jangka Waktu dan
Rencana Pengelolaan Metode Pemantauan Lokasi Pemantauan
Penting Penting Frekuensi
B. Tahap Konstruksi
H2S Pemboran Sumur dan Konsentrasi H2S di Mengamankan lokasi sumur dan Meningkatnya Mengukur konsentrasi H2S Tapak-tapak sumur dan Pemantauan dilakukan
Uji Produksi udara ambien membatasi zona aman untuk penduduk konsentrasi H2S di di udara ambien menggunakan desa-desa di sekitar satu minggu sekali selama
sekitar. udara ambien alat pemantau Standard tapak-tapak sumur kegiatan pengeboran dan
Nasional Indonesia uji produksi berlangsung
Pekerja yang bekerja di sekitar lokasi
sumur harus dilengkapi dengan
perlengkapan keselamatan pekerja.
Keresahan Masyarakat Pemboran Sumur dan Kebisingan Pemeliharaan kendaraan konstruksi. Keresahan Mendata dan mencatat setiap Desa-desa di sekitar Selama tahap pra
Uji Produksi masyarakat keluhan yang timbul akibat wilayah kegiatan konstruksi
Memperlambat laju kendaraan angkut proses pembebasan lahan Pengembangan Lapangan
Mobilisasi peralatan dengan kecepatan maksimum 40 km/jam. Panas Bumi dan PLTP
dan bahan Sarulla yang terdapat di
Pemasangan silencer guna mereduksi Kecamatan Pahae Jae
Konstruksi PLTP kebisingan. dan Pahae Julu,
Kabupaten Tapanuli Utara
Pemakaian ear muff bagi pekerja disekitar
lokasi uji produksi.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
40 41
Rencana Pengelolaan Lingkungan Rencana Pemantauan Lingkungan
Komponen dan
Sumber Dampak
Aktivitas Lingkungan
Parameter Dampak Parameter Dampak Jangka Waktu dan
Rencana Pengelolaan Metode Pemantauan Lokasi Pemantauan
Penting Penting Frekuensi
Kesempatan Kerja Penerimaan tenaga kerja Kesempatan kerja Menyediakan kesempatan kerja kepada Kesempatan Kerja Mencatat jumlah, persentase, Desa-desa di sekitar Satu kali per tahun selama
konstruksi masyarakat setempat yang memenuhi daerah asal tenaga kerja yang wilayah kegiatan tahap konstruksi
persyaratan dan kualikasi dari bekerja di SOL dan kontraktor Pengembangan Lapangan
perusahaan melalui penelaahan data tenaga Panas Bumi dan PLTP
kerja yang tersedia di SOL dan Sarulla yang terdapat di
Mendorong kontraktor-kontraktor untuk kontraktor Kecamatan Pahae Jae dan
memperkerjakan sebanyak mungkin Pahae Julu, Kabupaten
tenaga kerja lokal. Tapanuli Utara.
Kesempatan Usaha Kegiatan-kegiatan Kesempatan usaha Menyediakan kesempatan kepada Kesempatan Usaha Melakukan pengumpulan data Kabupaten Tapanuli Utara Satu kali per tahun
konstruksi pengusaha lokal untuk berpartisipasi mengenai pembelian barang dan selama tahap konstruksi
dalam penyediaan barang dan jasa. jasa oleh SOL dan kontraktor
serta kontrak-kontrak yang
diberikan kepada pengusaha
lokal oleh SOL
Pendapatan Masyarakat Kegiatan-kegiatan Pendapatan masyarakat Menyediakan kesempatan kerja kepada Pendapatan Mengumpulkan data pendapatan Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali per tahun
konstruksi masyarakat setempat yang memenuhi Masyarakat masyarakat dari badan-badan kegiatan Pengembangan selama tahap konstruksi
persyaratan dan kualikasi dari pemerintah setempat Lapangan Panas Bumi dan
perusahaan PLTP Sarulla yang terdapat
di Kecamatan Pahae Jae
Menyediakan kesempatan kepada dan Pahae Julu, Kabupaten
pengusaha lokal untuk berpartisipasi Tapanuli Utara.
dalam penyediaan barang dan jasa.
Keresahan Masyarakat Penerimaan tenaga Keresahan masyarakat Membuat rencana kerja (work plan) Keresahan Mencatat adanya keluhan tentang Desa sekitar proyek (Desa Satu kali per tahun
kerja penerimaan tenaga kerja lokal, kegiatan Masyarakat tenaga kerja lokal, pemboran Sibaganding, Desa Lumban selama tahap konstruksi
pemboran dan pemasangan jaringan sumur dan uji produksi dan Jaean, Desa Simataniari,
Pemboran sumur transmisi pemasangan jaringan transmisi Desa Silangkitang, Desa
Sigurunggurung, Desa
Pemasangan Jaringan Mensosialisasikan secara akurat Pardomuan Nainggolan,
Transmisi mengenai kegiatan penerimaan tenaga Desa Pardamean
kerja beserta persyaratannya secara Nainggolan)
terbuka dan adil
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
42 43
Rencana Pengelolaan Lingkungan Rencana Pemantauan Lingkungan
Komponen dan
Sumber Dampak
Aktivitas Lingkungan
Parameter Dampak Parameter Dampak Jangka Waktu dan
Rencana Pengelolaan Metode Pemantauan Lokasi Pemantauan
Penting Penting Frekuensi
Transportasi Mobilisasi peralatan dan Gangguan lalu lintas darat Memasang dan memelihara ramburambu Gangguan lalu lintas Melakukan pengumpulan data Jalan-jalan yang dilalui Satu kali per tahun
bahan lalu lintas darat jumlah kecelakaan lalu lintas kendaraan proyek di selama tahap konstruksi
yang dialalmi pekerja-pekerja Kabupaten Tapanuli Utara
Menutup bak truk guna menghindari SOL dan kontraktor serta
ceceran material di sepanjang jalan rekaman kecelakaan di
sepanjang jalan yang
Bekerja sama dengan kontraktor dilalui kendaraan proyek
profesional dalam penyediaan jasa
pengangkutan peralatan dan bahan
Mengoperasikan kendaraan-kendaraan
berat selama non-peak-hour
C. Tahap Operasi
H2S Pengoperasian PLTP Konsentrasi H2S di Jika konsentrasi H2S pada lokasi-lokasi Konsentrasi H2S di Mengukur konsentrasi H2S Sumur-sumur produksi Pada sumur-sumur
udara ambien pemantauan yang telah ditentukan udara ambien di udara ambien menggunakan produksi: sekali
melebihi baku mutu kebauan 0,02 ppm alat pemantau H2S sesuai Lokasi PLTP setiap tiga bulan
berdasarkan hasil pemantauan, emisi H2S dengan SNI
dari PLTP akan dikontrol menggunakan Desa-desa di sekitar Pada lokasi PLTP:
teknologi seperti LO-CAT sulfur recovery tapak-tapak sumur sekali setiap tiga
unit sampai konsentrasi H2S memenuhi bulan
baku mutu kebauan tersebut.
Pada desa-desa:
Mengamankan lokasi PLTP dan sekali setiap tiga
membatasi zona aman untuk penduduk bulan
sekitar.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
44 45
Rencana Pengelolaan Lingkungan Rencana Pemantauan Lingkungan
Komponen dan
Sumber Dampak
Aktivitas Lingkungan
Parameter Dampak Parameter Dampak Jangka Waktu dan
Rencana Pengelolaan Metode Pemantauan Lokasi Pemantauan
Penting Penting Frekuensi
Kebisingan Pengoperasian PLTP Kebisingan Pemakaian penutup telingan (ear-muff) Tingkat kebisingan Mengukur tingkat kebisingan di Sumur-sumur produksi Pada sumur-sumur
bagi pekerja di sekitar PLTP udara ambien menggunakan produksi: sekali
metode yang sesuai dengan SNI Lokasi PLTP selama tiga bulan
Pemasangan peredam guna mengurangi denga masa
kebisingan Desa-desa di sekitar pengukuran 24 jam
tapak-tapak sumur selama tahap operasi
Menanam pohon-pohon yang memiliki
kanopi/tajuk yang lebar untuk Pada lokasi PLTP:
mengurangi kebisingan seperti bambu sekali selama tiga
bulan denga masa
pengukuran 24 jam
selama tahap operasi
Pada desa-desa:
sekali selama tiga
bulan denga masa
pengukuran 24 jam
selama tahap operasi
Kesempatan Kerja Penerimaan tenaga kerja Kesempatan kerja Menyediakan kesempatan kerja kepada Kesempatan Kerja Mencatat jumlah, prosentase, Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali per tahun
masyarakat setempat yang memenuhi daerah asal tenaga kerja yang kegiatan Pengembangan selama tahap operasi
persyaratan dan kualikasi dari bekerja di SOL dan kontraktor Lapangan Panas Bumi dan
perusahaan melalui penelaahan data tenaga PLTP Sarulla yang terdapat
kerja yang tersedia di SOL dan di Kecamatan Pahae Jae
Mendorong kontraktor-kontraktor untuk kontraktor dan Pahae Julu,
memperkerjakan sebanyak mungkin Kabupaten Tapanuli Utara
tenaga kerja lokal.
Kantor SOL di lokasi proyek
Kesempatan Usaha Kegiatan-kegiatan Kesempatan usaha Menyediakan kesempatan kepada Kesempatan Usaha Melakukan pengumpulan data Kabupaten Tapanuli Utara Satu kali per tahun
operasi pengusaha lokal untuk berpartisipasi mengenai pembelian barang selama tahap operasi
dalam penyediaan barang dan jasa. dan jasa oleh SOL dan Kantor SOL di lokasi proyek
kontraktor serta kontrak-kontrak
Menyediakan panduan untuk pengusaha yang diberikan kepada
pengusaha lokal agar memenuhi standar pengusaha lokal oleh SOL
perusahaan
Melakukan pengumpulan data
mengenai pertumbuhan usaha-
usaha lokal sebelum, selama
dan setelah tahap operasi
Pendapatan masyarakat Kegiatan-kegiatan Pendapatan Menyediakan kesempatan kerja kepada Pendapatan Mengumpulkan data pendapatan Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali per tahun
operasi masyarakat masyarakat setempat yang memenuhi Masyarakat masyarakat dari badan-badan kegiatan Pengembangan selama tahap operasi
persyaratan dan kualikasi dari pemerintah setempat Lapangan Panas Bumi dan
perusahaan PLTP Sarulla yang terdapat di
Kecamatan Pahae Jae dan
Menyediakan kesempatan kepada pekerja Pahae Julu, Kabupaten
lokal untuk berkembang. Tapanuli Utara
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
46 47
Rencana Pengelolaan Lingkungan Rencana Pemantauan Lingkungan
Komponen dan
Sumber Dampak
Aktivitas Lingkungan
Parameter Dampak Parameter Dampak Jangka Waktu dan
Rencana Pengelolaan Metode Pemantauan Lokasi Pemantauan
Penting Penting Frekuensi
Keresahan Masyarakat Penerimaan tenaga kerja Keresahan masyarakat Membuat rencana kerja (work plan) Keresahan Masyarakat Mencatat adanya keluhan tentang Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali per tahun selama
penerimaan tenaga kerja lokal secara adil dan tenaga kerja lokal dan kegiatan Pengembangan tahap operasi
Pengoperasian jaringan terbuka pengoperasian jaringan transmisi Lapangan Panas Bumi dan
transmisi PLTP Sarulla yang terdapat
Sosialisasi kepada masyarakat tentang di Kecamatan Pahae Jae
pengoperasian pemasangan transmisi dan Pahae Julu, Kabupaten
Tapanuli Utara
Kualitas Air Permukaan Sumur-sumur bor, sump Logam-logam berat, Limbah Padat Domestik: Limbah padat: jenis Mengukur jumlah limbah padat Lokasi TPA limbah padat Limbah Padat: Setiap
pit, sumur-sumur produksi bahan berbahaya dan Membuang limbah padat di TPA (tempat dan jumlah limbah yang dihasilkan dengan domestik saat limbah padat
(selama uji produksi) yang beracun pembuangan akhir) padat yang menghitung jumlah truk yang dibuang ke TPA
berpotensi menghasilkan dikumpulkan, membawa limbah padat masuk Instalasi Pengelolaan Air
limbah bahan berbahaya Limbah Cair: diangkut, dibuang di dan membuang limbah ke TPA Limbah Domestik Instalasi Pengelolaan
beracun (B3) maupun non- TPA dan didaurulang. Air Limbah Domestik:
B3 Mengolah limbah cair domestik dari seluruh Mengumpulkan, menyiapkan dan Lokasi sumur (sump pit dan Satu kali per bulan
aktivitas di wilayah proyek di Instalasi Limbah cair menganalisis contoh air dari pembuangan limbah lumpur)
Pengolahan Limbah Cair Domestik domestik: BOD, COD, saluran keluar semua IPAL Di lokasi sumur: 2 kali
TSS dan pH. domestik sesuai dengan Sumursumur penduduk masing-masing saat
Kondensat dan brine yang dihasilkan selama protokol SOL yang didasarkan di SIL dan NIL pemboran dan setelah
uji produksi dan operasional PLTP akan Jenis dan jumlah kepada SNI , serta mengukur pH, pemboran.
dinjeksikan ke dalam sumur reinjeksi. limbah B3 konduktivitas, dan suhu pada Sungai Batang Toru
saat pengambilan contoh
Membangun sump pit yang dilapisi lapisan Tumpahan: jenis dan air dilakukan (in situ).
kedap air. Air yang dikumpulkan di sump pit jumlah
digunakan di proses pengeboran sebagai tumpahan/ceceran Memantau pelaksanaan
komponen lumpur bor, setelah itu prosedur operasi standar (SOP)
dikembalikan ke dalam sumur. pencegahan tumpahan oli
dilakukan secara benar
Limbah B3:
Serpihan-serpihan di dalam lumpur bor Memantau pelaksanaan SOP
ditampung di dalam sump pit. penanganan dan pembuangan
limbah B3 dilakukan secara benar
Lumpur bor akhir ditampung di dalam sump
pit Melakukan uji TCLP terhadap
lumpur bor, limbah lumpur dan
Memastikan bahwa peralatan dan bahan yang serbuk bor
dibeli oleh SOL tidak mengandung PCB,
asbestos, ODS (ozone depleting substances) dan
bahan lainnya yang dilarang untuk
digunakan sesuai peraturan yang berlaku
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
48 49
Rencana Pengelolaan Lingkungan Rencana Pemantauan Lingkungan
Komponen dan
Sumber Dampak
Aktivitas Lingkungan
Parameter Dampak Parameter Dampak Jangka Waktu dan
Rencana Pengelolaan Metode Pemantauan Lokasi Pemantauan
Penting Penting Frekuensi
Penyediaan Fasilitas Meningkatnya Layanan dan fasilitas Bekerjasama dengan pihat terkait dalam Penyediaan layanan Melakukan evaluasi terhadap Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali dalam
dan Jasa Pendidikan kebutuhan akan layanan pendidikan bagi bidang pendidikan formal dan pelatihan dan fasilitas efektivitas program dan kegiatan Pengembangan setahun selama
dan fasilitas pendidikan penduduk lokal untuk meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan bagi implementasi proyek yang Lapangan Panas Bumi dan kegiatan pelaksanaan
masyarakat lokal penduduk lokal. menggunakan dana yang PLTP Sarulla yang terdapat program
disediakan oleh SOL di Kecamatan Pahae Jae pengembangan
dan Pahae Julu, Kabupaten masyarakat
Tapanuli Utara berlangsung
Penyediaan Jasa Meningkatnya Sarana dan prasarana Bekerjasama dengan pihak terkait dalam Penyediaan layanan Melakukan evaluasi terhadap Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali dalam
Kesehatan Masyarakat permintaan lokal kesehatan masyarakat bidang kesehatan dan fasilitas efektivitas program dan kegiatan Pengembangan setahun selama
layanan dan fasilitas kesehatan implementasi proyek Lapangan Panas Bumi dan kegiatan pelaksanaan
kesehatan masyarakat. menggunakan dana yang PLTP Sarulla yang terdapat program
disediakan oleh SOL di Kecamatan Pahae Jae pengembangan
dan Pahae Julu, Kabupaten masyarakat
Tapanuli Utara berlangsung
Puskesmas-puskesmas di
sekitar proyek
Inisiatif Peningkatan Rendahnya Produktivitas pertanian Bekerjasama dengan pihat terkait dalam Produktivitas Melakukan evaluasi terhadap Desa sekitar Desa-desa di 1 (satu) kali dalam
Usaha Pertanian dan pengetahuan di areal SOL di bidang pertanian setempat pertanian di area SOL efektivitas program dan sekitar wilayah kegiatan setahun selama
Teknik Budidaya mengenai komoditas Kecamatan Pahae Jae di Kecamatan Pahae implementasi proyek Pengembangan Lapangan kegiatan pelaksanaan
Pertanian pertanian yang dan Pahae Julu, Jae dan Pahae Julu, menggunakan dana yang Panas Bumi dan PLTP program
bernilai ekonomi Kabupaten Tapanuli Kabupaten Tapanuli disediakan oleh SOL Sarulla yang terdapat di pengembangan
tinggi dikalangan Utara Utara Kecamatan Pahae Jae masyarakat
pemuda tani dan Pahae Julu, berlangsung
Kabupaten Tapanuli Utara
Rendahnya
ketertarikan generasi
muda untuk menekuni
bidang pertanian
Terbatasnya input
produksi pertanian
Terbatasnya input
sarana produksi
pertanian berkualitas
tinggi
Tingkat penggunaan
alat-alat pertanian
yang rendah
dikalangan petani
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
50 51
Rencana Pengelolaan Lingkungan Rencana Pemantauan Lingkungan
Komponen dan
Sumber Dampak
Aktivitas Lingkungan
Parameter Dampak Parameter Dampak Jangka Waktu dan
Rencana Pengelolaan Metode Pemantauan Lokasi Pemantauan
Penting Penting Frekuensi
Kesempatan Kerja Pelepasan tenaga kerja Keresahan Masyarakat Sosialisasi kepada pekerja mengenai Kesempatan Kerja Mencatat jumlah, prosentase, Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali dalam tahap
rencana pelepasan daerah asal tenaga kerja yang kegiatan Pengembangan pasca operasi
bekerja di SOL dan kontraktor Lapangan Panas Bumi dan
melalui penelaahan data tenaga PLTP Sarulla yang terdapat di
kerja yang tersedia di SOL dan Kecamatan Pahae Jae dan
kontraktor Pahae Julu, Kabupaten
Tapanuli Utara
Kesempatan Usaha Berakhirnya tahap Kesempatan usaha Sosialisasi kepada masyarakat mengenai Kesempatan Usaha Melakukan pengumpulan data Kabupaten Tapanuli Utara Satu kali dalam tahap
operasi proyek berakhirnya kegiatan proyek mengenai pembelian barang dan pasca operasi
jasa oleh SOL dan kontraktor Kantor SOL di lokasi proyek
serta kontrak-kontrak yang
diberikan kepada pengusaha lokal
oleh SOL
Pendapatan Masyarakat Berakhirnya kegiatan Pendapatan masyarakat Sosialisasi kepada pekerja mengenai rencana Pendapatan Masyarakat Mengumpulkan data pendapatan Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali per tahun selama
proyek pelepasan masyarakat dari badan-badan kegiatan Pengembangan tahap operasi
pemerintah setempat Lapangan Panas Bumi dan
Memberikan kompensasi yang layak kepada PLTP Sarulla yang terdapat di
pekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku Kecamatan Pahae Jae dan
Pahae Julu, Kabupaten
Sosialisasi kepada masyarakat mengenai Tapanuli Utara
berakhirnya kegiatan proyek.
Kantor SOL di lokasi proyek
Keresahan Masyarakat Pelepasan tenaga kerja Keresahan masyarakat Membuat rencana pelepasan tenaga kerja Keresahan Masyarakat Mencatat adanya keluhan tentang Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali per tahun selama
tenaga kerja lokal, dan penyaluran kegiatan Pengembangan tahap operasi
Sosialisasi rencana pelepasan kepada tenaga arus listrik bertegangan tinggi. Lapangan Panas Bumi dan
kerja PLTP Sarulla yang terdapat
di Kecamatan Pahae Jae
dan Pahae Julu, Kabupaten
Tapanuli Utara
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
52 53
B A H A N 2 0
01
Energi panas bumi yang berlimpah menjadi sumber listrik dan responsibility) mereka karena yang menikmati adalah para
menghasilkan omzet bersih Rp 112.500.
limbahnya bisa dipakai menggerakkan ekonomi rakyat melalui petani, kata Willie Smits, Ketua Yayasan Masarang, yang
pengolahan nira menjadi gula semut. mengelola pabrik gula aren di Lahendong. Saya lebih memilih menjual air nira langsung ke pabrik
karena tidak perlu memasak seharian sehingga bisa
Gunung Soputan dan Lokon yang terlihat menjulang dari Kota Tomohon, Sebanyak 6.285 petani, menurut Smits, ikut menikmati melakukan pekerjaan lain. Saya juga tidak perlu membeli
Sulawesi Utara, sepertinya tak pernah tidur. Gunung Lokon yang berkah limbah geotermal tersebut. Energi panas bumi ini kayu, kata Armi.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20
54 55
02 PANAS BUMI UNTUK
MINYAK ATSIRI
KOMPAS.com Indonesia, khususnya Garut, Jawa
Barat, memiliki potensi yang sangat besar dalam industri
Krisis bahan bakar itu menginspirasi sekumpulan anak
muda asal Garut yang tersebar di berbagai perguruan
minyak atsiri di dunia, terutama minyak akar wangi atau tinggi yang tergabung dalam Paguyuban Mahasiswa Asal
vetiver root oil. Selama ini puluhan penyuling akar wangi di Garut (Asgar Muda). Mereka menelurkan gagasan
Garut terjepit di antara dua persoalan: krisis bahan bakar p em anf aata n panas bum i s eba gai b ahan bak ar
dan tengkulak yang mencekik. penyulingan. Sebuah gagasan yangmeskipun bukan hal
baruharus diapresiasi karena lahir dari generasi muda di
K e b ij a k a n p em e r i n t a h a k h i r t a h u n 2 0 0 5 t e n t a n g
t erasi berhak menj adi sebuah bergantung kepada bahan bakar fosil.
mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM) dengan
A n g g o a k o pm pabrik mini itu maksimal
menaikkan harga BBM lebih dari 100 persen telah Mereka menilai kondisi Garut sangat ironis. Panas bumi
pemegang sahaya tetap dipegang investor.
menempatkan para penyuling di ambang kehancuran. dari sumur-sumur di kawah Kamojang dan Darajat di Garut
49 persen. Sisan , petani berhak mendapat Biaya membeli minyak tanah sebagai bahan bakar utama menghasilkan listrik ratusan megawatt yang bisa dinikmati
Dengan sistem ini pabrik mini. Cara menjadi
penyulingan naik lebih dari dua kali lipat. Sementara harga masyarakat luas. Namun, di tengah potensi energi panas
bagian keuntungan ukup dengan menyediakan
minyak akar wangi kerap tak menentu akibat ulah para bumi yang melimpah ruah itu masih ada penduduk Garut
pemegang saham c Selisih harga itu digunakan tengkulak. yang kelangsungan ekonomi keluarganya terganggu
nira di bawah harga. , katanya. akibat kesulitan bahan bakar.
untuk membeli saham Kondisi semakin sulit tatkala banyak penyuling yang
it l i ahwa pabrik gula aren
ditangkap polisi gara-gara membeli minyak tanah dalam Ketua Dewan Pembina Asgar Muda Goris Mustaqim
Sm s mengk a m bmanfaatkan panas bumi jumlah besar. Aturan pembatasan pembelian menjadi berpikiran, mengapa tidak sumur-sumur panas bumi
Masarang yang me ng pertama di dunia. Ini
tembok penghalang menyakitkan bagi penyuling yang Pert am ina Geot hermal Energy ( PGE) yang idle
tersebut merupakan ya optimalan potensi panas membutuhkan 250 liter minyak tanah untuk sekali dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menyuling akar
merupakan upaya peng eri ini. menyuling selama lebih kurang 24 jam. Terlebih untuk bisa wangi. Selain ramah lingkungan, energi terbarukan dan
bumi yang berlimpah di neg
panas bumi 40 persen dari keluar dari jerat elsi mereka kerap menyetor uang jutaan minim polusi ini juga dinilai lebih ekonomis dibandingkan
Indonesia memiliki potensi pai 29.038 MW. Lokasinya rupiah kepada polisi. dengan bahan bakar lain.
cadangan dunia atau menca ari Sumatera, Jawa, Bali, Dampaknya, kini, dari 30 penyuling akar wangi, 20 di Serangkaian uji coba telah dilakukan di Laboratorium
tersebar di 276 titik, mulai d NusaSulawesi, Maluku, sampai
antaranya kolaps. Lahan akar wangi seluas 2.400 hektar Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) guna
Tenggara, Kalimantan, Papua. n yang terbesar di dunia. yang tersebar di lima kecamatan pun menyusut menjadi menemukan kalkulasi tekanan, temperatur, dan lama
Potensi ini merupaka Namun, nfaatkan 1.332 MW (4,7
sekitar 1.000 hektar. penyulingan yang pas menggunakan panas bumi. Hasil uji
potensi itu baru
i t dimai , persen dar
enempatkan Indonesia di coba diperoleh bahwa dengan tekanan optimum 2-3 bar
po ens ) yang m bawah Filipina erika Serikat (2.700 MW). Mereka yang masih bertahan menyiasati persoalan bahan
dan lama penyulingan 20 jam bisa dihasilkan rendemen
(2.000 MW) dan Am bakar ini dengan memakai solar atau oli bekas sebagai
akar wangi hingga 2 persen, lebih besar daripada selama
alkan, Indonesia tak hanya bahan bakar. Upaya esiensi bahan bakar dengan
Jika
i potensi
j panas
i bumi ini dioptimgi listrik, sebagaimana ini sebesar 0,3 persen.
menaikkan temperatur dan mempersingkat lama
b sa men ad superpower ener apa waktu lalu. Panas bumi pembakaran membuat minyak akar wangi gosong karena Dengan demikian, kesimpulannya, penggunaan panas
disampaikan Al Gore di Jakarta beber lebih untuk menggerakkan disuling dengan tekanan 5-6 bar dalam waktu lebih bumi pada penyulingan akar wangi dapat meningkatkan
juga bisa memberikan banyak nilai singkat. rendemen dan kualitas minyak akar wangi.
ekonomi rakyat.
03
jasa yang dihasilkan
Mekanisme oleh lahan
jasa lingkungan atas upaya-upaya
dimulai dari adanya ramah
aliran (willingness
(will to pay), yang diwujudkan dengan perikatan yaitu mekanisme pembayaran dan/atau kompensasi
lingkungan yang dilakukan masyarakat (provider) di hulu dan/atau perjanjian (kontrak), yang mencantumkan jumlah yang diberikan kepada pengelola lahan yang
yang kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat di hilir p em b a ya r a n , t e n g at wa k t u k on t r ak , s is t em d a n menghasilkan jasa lingkungan, yang dituangkan dalam
(user), atas dasar pemanfaatan jasa lingkungan tertentu mekanismenya. kontrak hukum meliputi aspek teknis dan operasional.
tersebut masyarakat di hilir melakukan transaksi/
Dalam konteks model implementasi PES di Krueng Tipologi mekanisme pembayaran jasa lingkungan
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20
60 61
Jasa Lingkungan
PENYEDIA PEMANFAAT
JASA LINGKUNGAN JASA LINGKUNGAN
Kompensasi
Pembayaran langsung ( Direct Payment )
Jasa Lingkungan
2. PEMBAYARAN TIDAK LANGSUNG yang dikelola merupakan dana yang berlandaskan
(INDIRECT PAYMENT) kepercayaan (trust fund) untuk kepentingan pengelolaan
DAS lestari, maka sistem dan mekanisme pengelolaan
Pembayaran tidak langsung, merupakan pembayaran harus dilakukan secara transparan dan dimungkinkan
jasa lingkungan oleh pemanfaat kepada penyedia jasa u ntuk dil akukan aud it o leh p i hak-p ih ak yang
PENYEDIA PEMANFAAT lingkungan melalui lembaga perantara (intermediary). berkepentingan dan telah diatur dalam sistem dan
Mekanisme pembayaran jasa lingkungan tidak langsung, mekanisme pengelolaan.
JASA LINGKUNGAN JASA LINGKUNGAN didasarkan pada hasil proses negosiasi dan kesepakatan
yang dituangkan ke dalam perikatan dan/atau perjanjian
(kontrak) antara lembaga perantara dengan pemanfaat 3. PEMBAYARAN DENGAN SKEMA
dan antara lembaga perantara dengan penyedia jasa TERTENTU
lingkungan.
Pembayaran jasa lingkungan dengan skema tertentu
Tipologi mekanisme pembayaran jasa lingkungan tidak merupakan pembayaran yang melibatkan para pemangku
langsung ini, lebih kompleks dibandingkan dengan kepentingan yang terkait, seperti; private sector, lembaga
LEMBAGA mekanisme pembayaran secara langsung. Disamping itu swadaya masyarakat, pemerintah, lembaga keuangan,
lembaga perantara yang disepakati oleh para pemangku
INTERMEDIARY kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan dan
investor international, dan lain sebagainya.
pemanfaatan sumber daya alam DAS, harus memenuhi Sistem dan mekanisme yang diberlakukan didasarkan
Kompensasi Transaksi persyaratan yang berkaitan dengan akuntabilitas, pada ketentuan aturan dan perundang-undangan yang
Pembelian independensi dan profesional serta mengedepankan disepakati oleh para pemangku kepentingan yang terlibat
prinsip-prinsip good corporate governance dalam
dan pembagian peran dari masing-masing pemangku
melakukan pengelolaan jasa lingkungan. Mengingat dana
Pembayaran tidak lansung ( Indirect Payment ) kepentingan tersebut diatur secara jelas dan tegas.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20
62 63
Masyarakat Nasional
dan Internasional FKDC
PEMERINTAH
Kelompok Penyedia
Jasa Lingkungan
Reforestation
Forest Management
Forest Protection
Financial Flow
Carbon Credit
Benet
Verication
Technical Assistance and Monitoring
Audit
64
CONTOH PROGRAM
04 PT Supreme Energy Rajabasa (SERB) melaksanakan
program khitanan massal bagi 192 anak di 3
kecamatan Rajabasa, Kalianda, Penengahan pada
bulan Desember 2014.
PENGEMBANGAN PANAS Kampung Baru (Nagari Alam Pauh Duo) dan Jorong
Pinangawa (Nagari Pauh Duo Nan Batigo).
Chevron berkomitmen untuk memperbaiki kondisi sosial
dan ekonomi dimana kami beroperasi. Upaya kami
b e r f o k u s p a d a p e n i n g k a t a n k u a l i t a s h i d u p y a ng
2.3 MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20
66 67
Pada akhir 2012, kami dan mitra kami, Yayasan teknis. Pada tahun 2013, sebuah koperasi didirikan untuk
Swisscontact Indonesia mengembangkan program membantu petani Sakai dalam mengelola hasil perikanan,
Coconut Sector Enhancement for Sustainable Livelihood peternakan itik dan pertanian mereka serta pemasaran
yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan para produk dan distribusi.
petani dan pengolah kelapa serta gula aren di tujuh
menunjang hidup berkelanjutan dengan tujuan utama
2.4 INFRASTRUKTUR
peningkatan pendapatan petani kelapa lokal dari prosesor
kelapa serta gula aren di tujuh Kelurahan di Penajam
Kami telah mendukung masyarakat Riau sejak tahun
Paser Utara Kabupaten, Kalimantan Timur melalui
1950an dengan membuka area yang sebelumnya
penerapan praktik pertanian dan pengolahan yang baik.
terisolasi di Riau Timur melalui pembangunan jalan
Pada akhir Desember 2013, program ini telah memberikan
s e p a n j a n g 1 8 0 k i l o m e t e r, y a n g m e n g h u b u n g k a n
manfaat kepada lebih dari 284 dan 956 penerima manfaat
Pekanbaru dan Dumai. Kami juga menghubungkan jalan
langsung dan tidak langsung. Sementara 39 usaha kecil
tersebut dengan jalan yang menuju Provinsi Sumatera
telah berhasil meningkatkan pendapatan mereka melalui
Utara malalui wilayah Bangko.
pengurangan biaya produksi, diversikasi produk, dan
kualitas produk yang lebih baik. Kontribusi penting kami lainnya adalah membangun
Jembatan Siak, jembatan pertama di atas Sungai Siak
Lebih dari 620 peternak di Darajat, Jawa Barat,
yang menghubungkan daerah selatan Pekanbaru dengan
mendapatkan manfaat dari program peternakan domba
daerah utara pada tahun 1977, serta menghubungkan
terpadu, yang mencakup pelatihan teknis pada program
bagian barat Sumatera (Provinsi Sumatera Barat) dengan
penggemukan, pengelolaan limbah ternak, biopestisida
bagian timur (wilayah Dumai di Provinsi Riau).
dan biogas serta pembiayaan mikro.
P us at UK M di Daraj at berf ungs i s ebagai pus at Pada tahun 2012, kami ikut berkontribusi dalam perayaan
pembelajaran dan konsultasi bisnis untuk usaha kecil dan Pekan Olahraga Nasional ke 18 (PON XVII) yang pertama
menengah serta menampilkan lebih dari 115 produk yang kali digelar di Riau. Dukungan kami diantaranya melalui
dibuat oleh 32 kelompok di daerah tersebut. Melalui pembangunan Balai Tanjak Laksana Chevron yang
program pengembangan ini pendapatan masyarakat merupakan gedung serbaguna yang berada di Komplek
meningkat hingga sebesar 40 persen. Olahraga Rumbai. Bangunan 47.000 meter persegi ini
mampu mengakomodasi 1.500-2.000 penonton dan akan
Kami mempromosikan upaya konservasi dalam operasi memberikan manfaat jangka panjang untuk berbagai
panas bumi di Salak untuk mencegah eksploitasi hutan macam kegiatan. Kami turut membantu mempromosikan
lebih lanjut. Kami mendukung usaha kecil dan menengah PON dengan membuat dan mengatur pusat media utama
dengan menawarkan program pelatihan untuk petani di Perpustakaan Pusat Riau untuk para jurnalis yang
dalam menunjang hasil panen. meliput kegiatan empat tahunan ini. Kedua fasilitas ini juga
digunakan untuk kegiatan The Islamic Solidarity Games
Kami turut memperkenalkan praktik pertanian terpadu pada pertengahan tahun 2013. Estimasi nilai bantuan kami
kepada suku Sakai di Riau dengan menyediakan untuk PON 18 mencapai USD6,4 juta.
pertanian, perikanan dan pelatihan ternak serta bantuan
B AHAN P O K O K B AHAS AN 5 + 6
RECYCLED BAGAIMANA MENYUARAKAN SUARA
Supporting responsible use offorest resources
www.fsc.org Cert no.BV COC 008904 KITA (ADVOKASI) & PENUTUP
(c) 1996 Forest Stewardship Council
Penanggung Jawab
BAGAIMANA MENYUARAKAN
Indra Sari Wardhani
Achmed Shahram Edianto
SUARA KITA (ADVOKASI)
Penulis Naskah
Muhamad Suhud
Fabby Tumiwa
Henriette Imelda
Narasumber
Arimbi Heroeputri
Penerbit
WWF Indonesia
Cetakan Pertama
xxxxx 2015
Sumber Foto
Christopher Cheng Ng
Mauri Rautkari HAK CIPTA :
Sepanjang tidak ditujukan untuk
Peter Prokosch
tujuan komersial, penggandaan
Moving Images dan penyebaran modul ini dapat
NL Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit
Tujuan dari kegiatan advokasi adalah untuk melakukan Berbicara tentang masyarakat tentu saja akan melibatkan
perubahan masyarakat kea rah yang lebih baik dan adil. banyak orang dengan banyak kepentingan dan rentang
Dalam tahap yang lebih konkrit advokasi selalu merujuk kapasitas yang berbeda. Karena itu penting dibentuk Tim
kepada perubahan sistem hukum, yaitu Materi, Struktur, Inti berdasarkan kesepakatan. Tim Inti adalah sekelompok
dan Budaya. Materi adalah isi kebijakan yang ingin diubah, orang atau organisasi yang dari awal memiliki sikap,
Struktur adalah kelembagaan (Negara) yang dianggap tujuan, dan arahan yang sama dalam beradvokasi. Di
mampu mendukung perubahan kebijakan tersebut, dan dalam tim ini setiap informasi dan perencanaan strategis
Budaya adalah cara pandang masyarakat, penyelenggara advokasi diolah bersama secara terbuka. Tim inti lah yang
dan aparat penegak hukum dalam menjalankan materi menjadi pengatur setiap kegiatan advokasi, menyusun
hukum tersebut. strategi, membangun argumen dan sikap-sikap yang
dipilih, termasuk membuat Siaran Pers, dan Kronolis
Menentukan tujuan advokasi sejak awal adalah penting
Kasus. Adalah Tim inti wajib melakukan pemantauan dan
bagi keberhasilan advokasi. Apakah yang diinginkan
evaluasi dalam tiap tahap advokasi, dan melaporkan
sekedar perubahan materi (isi atau teks) dari suatu
kepada masyarakat yang memberikannya mandat.
kebijakan/peraturan, atau sampai adanya perubahan
Kepercayaan kunci utama yang perlu dijaga.
budaya hukum. Mengingat masing-masing bagian dari
sistem hukum tersebut memerlukan pendekatan dan
kedalaman yang berbeda dari langkah-langkah advokasi. 5. MENGGALANG SEKUTU
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5 - BAHAN 21 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5 - BAHAN 21
04 05
Unjuk rasa
mogok,
boikot
legal drafting
counter draft
PERUBAHAN
KEBIJAKAN
Isi / Naskah
judicial
PUBLIK :
review
Tatanan
Budaya
jurisorudensi
class action
pernyataan
siaran pers
kampanye
Pembelaan
kolaborasi
negosiasi,
Lakukan
mediasi,
lobbi,
Ajukan Konsep
Tanding
Pendapat Umum
Lancarkan
Pengaruhi
Tekanan
Pembuat &
Pengaruhi
Pelaksana
Kebijakan
BAGAN ARUS KEGIATAN ADVOKASI TERPADU
Pelatihan
Teknis
LAKUKAN PEMANTAUAN /
Galang Sekutu
diskusi, seminar, dll
Sebanyak
(alliance)
Mungkin
Gerakan
Bangun
EVALUASI
Basis
Kemas Issu
Semenarik
Mungkin
Meskipun sangat mungkin hasil dari kegiatan yang mereka nyatakan itu
TEKNIK DASAR
Tetapkan Sikap &
STRATEGIS
PILIH ISSU
Nalar
Strategis
reform).
Data / Info
ADVOKASI
Analisis
Masyarakat
advokasi yang dilakukan oleh banyak Sekarang, pertanyaannya adalah apakah yang dimaksud dengan
Kebijakan
kalangan (NGO, Organisasi Massa, kebijakan publik itu ?. Salah satu kerangka analisis yang dapat
Kajian
akses).
dsb), seperti aksi protes, selebaran- digunakan untuk memahami suatu kebijakan publik adalah dengan
selebaran, unjuk rasa, protes, dsb. melihat kebijakan tersebut sebagai suatu 'sistem hukum' (system of
Mempunyai kesamaan sasaran, yakni law) yang terdiri dari:
suatu kebijakan tertentu dari
LINGKAR
BENTUK
Isi hukum (content of law); yakni uraian atau penjabaran tertulis dari
(Alies)
kepentingan publik (public policy). suatu kebijakan yang tertuang dalam bentuk perundang-undangan,
peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan pemerintah.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5 - BAHAN 21 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5 - BAHAN 21
06 07
Tata laksana hukum (structure of law); yakni semua KERANGKA DASAR KERJA massa terorganisir yang, akhirnya akan membentuk advokasi yang baik adalah yang memang terfokus hanya
perangkat kelembagaan dan pelaksana dari isi hukum suatu pola perilaku tertentu dalam mensikapi suatu pada satu masalah atau issu strategis kebijakan publik
yang berlaku (lembaga hukum dan para aparat Kebijakan publik (sistem hukum) sebagai sasaran masalah bersama. Karena itu, proses-proses ini tertentu. Dengan demikian, langkah awal terpenting dalam
pelaksananya). advokasi, ketiga aspeknya terbentuk melalui suatu proses- terwujud dalam berbagai bentuk tekanan politik kegiatan advokasi adalah memilih dan menetapkan issu
proses yang khas. Isi hukum dibentuk melalui proses- (politica pressure), mulai dari penggalangan kebijakan publik apa yang benar benar strategis
Budaya Hukum (culture of law) ; yakni persepsi, pendapat dan dukungan (kampanye, debat umum, dijadikan sebagai sasaran advokasi. Untuk menetapkan
proses legislasi dan jurisdiksi, sementara tata laksana
pemahaman, sikap penerimaan, praktek-praktek
hukum dibentuk melalui proses-proses politik dan r a n g k a i a n d i s k u s i d a n s e m i n a r, p e l a t i h a n ) , strategis atau tidaknya sebuah issu kebijakan publik,
pelaksanaan, penafsiran terhadap dua aspek sistem
manajemen birokrasi, dan budaya hukum terbentuk pengorganisasian (pembentukan basis basis massa paling tidak dapat dilakukan atas dasar beberapa indikator
hukum diatas isi dan tata laksana hukum. Dalam dan konstituen, pendidikan politik kader) sampai ke sebagai berikut :
melalui proses-proses sosialisasi dan mobilisasi. Masing-
pengertian ini juga tercakup bentuk-bentuk tanggapan tingkat pengerahan kekuatan (unjuk rasa, mogok,
masing proses ini memiliki tata caranya sendiri, karena itu,
(reaksi, response) masyarakat luas terhadap
kegiatan advokasi juga harus didekati secara berbeda, boikt, dan blokade). 1. Taraf penting dan mendesaknya (urgensi) tuntutan
pelaksanaan isi dan tatalaksana hukum yang berlaku.
dalam hal ini harus mempertimbangkan dan menempuh masyarakat luas yang mendesakkan perlunya
proses-proses yang sesuai dengan asal-usul ketiga aspek Skema itu juga memperlihatkan bahwa suatu sistem segera perubahan kebijakan publik tersebut.
Sebagai suatu kesatuan sistem (systemic). Tiga aspek
sistem hukum ini dibentuk. kegiatan advokasi, walaupun sasarannya adalah
hukum tersebut saling tumbuh dan berkait satu sama lain. 2. Kaitan dan relevansi perubahan perubahan tersebut
Karena itu, idealnya, suatu kegiatan atau program perubahan kebijakan publik sebagai bagian dari sistem
terhadap kepentingan atau kebutuhan nyata
Proses-proses legislasi dan jurisdiksi ; proses ini hukum, namun tidak berarti hanya dapat dilakukan melalui
advokasi harus juga mencakup sasaran perubahan masyarakat luas, terutama lapisan atau kalangan
meliputi seluruh proses penyusunan rancangan jalur-jalur 'legal' (proses-proses legitasi dan jurikdiksi)
ketiganya. Karena, dalam kenyataannya perubahan yang mayoritas yang memang sering tidak diuntungkan
undang-undang atau peraturan (legal drafting) sesuai saja, tetapi juga melalui jalur-jalur 'paralegal' (proses politik
terjadi pada salah satu aspek saja tidak dengan serta oleh kebijakan negara.
dengan konstitusi dan sistem ketatanegaraan yang dan birokrasi serta proses-proses sosialisasi dan
merta membawa perubahan pada aspek lainnya. Dengan
berlaku,mulai dari pengajuan gagasan, atau tuntutan mobilisasi).
demikian sasaran perubahan terhadap suatu kebijakan 3. Besaran dan luasnya dampak positif yang dapat
tersebut, pembentukan kelompok kerja dalam dihasilkan jika perubahan kebijakan itu terjadi.
publik mestilah mencakup ketiga aspek hukum atau Barangkali memang perlu diperingatkan kembali disini
kabinet dan parlemen, seminar akademik untuk
kebijakan tersebut sekaligus. Dengan kata lain, suatu bahwa salah satu tujuan kegiatan advokasi, khususnya
penyusunan naskah awal (academic draft), penyajian 4. Kesesuaian dengan agenda kerja utama jaringan
kegiatan atau program advokasi yang baik adalah yang dalam rangka pembentukan opini (pendapat umum) dan
naskah awal kepada pemerintah, pengajuan kembali organisasi advokasi yang memang menjadikan issu
secara sengaja dan sistematis memang dirancang untuk penggalangan dukungan massa, bukanlah semata-mata
ke-parlemen sampai pada akhirnya disetujui atau k ebijakan publik tersebut sebagai sasaran
mendesakkan terjadinya perubahan baik dalam isi, tata membuat orang 'sekeda tahu' tetapi juga 'mau terlibat dan
disepakati dalam pemungutan suara diparlemen. utamanya.
laksana maupun budaya hukum yang berlaku. Kaidah ini bertindak'. Hal yang terakhir ini jelas lebih menyangkut
tidak menakan bahwa perubahan bisa terjadi secara Proses-proses politik dan birokrasi; proses ini soal afeksi (perasaan, keprihatinan, sikap, dan perilaku)
bertahap atau berjenjang, dimulai terlebih dahulu dari meliputi semua tahap formasi konsolidasi organisasi ketimbang soal kognisi (pengetahuan, dan wawasan)
salah satu aspek hukum tersebut yang memang dianggap pemerintah sebagai perangkat kelembagaan dan seorang. Jelasnya advokasi bukan cuma urusan
sebagai titik tolak paling menentukan (crucial starting pelaksana kebijakan publik. Bagian terpenting dan mempengaruhi'isi kepala', tetapi juga 'isi hati' orang
point), kemudian berlanjut (atau diharapkan membawa paling menentukan dalam keseluruhan proses ini banyak.
pengaruh dan dampak perubahan) ke aspek-aspek adalah seleksi, rekruitment dan induksi para aparat
lainnya. Tetapi ini hanyalah masalah penentuan strategi pelaksana pada semua tingkatan birokrasi yang Advokasi juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
dan prioritas dari kegiatan advokasi, tanpa harus terbentuk. Karena itu, seluruh tahapan tersebut mendesakkan terjadinya perubahan sosil (sosial
mengorbankan prinsip dasarnya sebagai suatu upaya sangat diwarnai oleh kepentingan-kepentingan movement) secara bertahap maju melalui serangkaian
kearah perubahan kebijakan secara menyeluruh. d iantara berbagai kelompok yang terlibat perubahan kebijakan publik. Asumsi yang mendasarinya
didalamnya, mulai dari lobby, mediasi, negosiasi dan adalah bahwa suatu perubahan sosial yang lebih besar
(dalam pengertiannya yang buruk) bahkan sampai dan luas bisa terjadi (atau paling tidak, bisa dimulai)
pada praktek-praktek intrik, sindikasi, konspirasi dan dengan merubah satu persatu kebijakan-kebijakan publik
ADVOKASI YANG BAIK ADALAH YANG manipulasi. yang memang strategis atau sangat menentukan dalam
MEMANG TERFOKUS HANYA PADA SATU kehidupan masyarakat luas. Maka, suatu kegiatan
Proses-proses sosialisasi dan mobilisasi; proses ini
MASALAH ATAU ISSU STRATEGIS meliputi semua bentuk kegiatan pembentukan
KEBAKAN PUBLIK kesadaran dan pendapat umum (opini) serta tekanan
1 | Disarikan dari tulisan Roem Topatimasang dengan judul Advokasi Kebijakan Publik; Ke Arah Suatu Kerangka Kerja Terpadu, dalam buku
Merubah Kebijakan Publik, Roem Topatimasang, dkk (peny), Pact Indonesia & Insist, 2000.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5 - BAHAN 21 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5 - BAHAN 21
08 09
B A H A N 2 2
5. ISU-ISU
STRATEGI MENGELOLA KONFLIK Selain isu-isu yang sudah jelas, isu-isu apa yang
merupakan akar penyebab dalam konteks ini?
Dari analisa ke strategi, yaitu mempelajari suatu situasi
beralih unt uk m em pengaruhinya. Analis is dapat Apa implikasi khusus dari isu-isu itu, dan bagaimana isu-
mengungkapkan berbagai kemungkinan tindakan yang isu itu mempengaruhi tiap pihak dan perannya dalam
dapat dilakukan. Tiap orang atau tiap kelompok akan konik?
memiliki peluang tertentu, bergantung pada posisinya
dalam situasi itu dan kemampuan khusus mereka.
1 | Bahan disarikan dari Simon sher dkk, Mengelola Konik Ketrampilan dan Strategi untuk Bertindak, The British Council, Jakarta, 2001
Mengelola konik adalah bagian dari advokasi, karena dalam setiap interaksi potensi
berbeda pendapat akan mungkin muncul. Jika konik dibiarkan atau bahkan dianggap
tidak ada, maka berpotensi untuk merusak keberhasilan suatu advokasi.
11
06
6. KEPENTINGAN Strategi anda mungkin akan lebih sukses jika anda tetap
Bagaimana setiap pihak berhubungan dengan sasaran mengingat sasaran anda dan juga hubungannya dengan
anda? pihak lainnya. Jika anda membangun hubungan yang baik
d e n g a n p i h a k l a i n , m a k a m u ng k i n m e r ek a ak a n
Apakah dengan tercapainya sasaran anda maka pihak lain memahami tindakan anda dengan lebih baik dan
akan terhalang dalam mencapai sasarannya? mengurangi rasa khawatirnya. Anda mungkin menemukan
bahwa walaupun kepentingan dan sasaran anda berbeda,
Anda mungkin perlu memperhatikan lapisan-lapisan
mungkin saja tetap bisa saling mendukung.
dalam masing-masing pihak mengenai pemahaman pihak
lain dalam situasi ini.
9. SEKUTU
Bagaimana mas ing-m asing pihak m enent ukan
Apak ah an da m em ilik i c uk up banyak k es amaan
kepentingannya? Jika suatu pihak bertindak menurut
kepentingan dengan pihak lainnya untuk membentuk
kepentingannya sendiri, apakah kebutuhannya akan
suatu aliansi. Dapatkan anda membentuk koalisi yang
terpenuhi? Siapakah yang mempunyai kepentingan priba
lebih besar
dalam konik yang sedang berlangsung? Apakah ada
kepentingan bersama yang dapat diajukan?
10. RESIKO
PENUTUP
Sekaranglah waktunya untuk melaksanakan keputusan
kekhawatiran pihak lainnya dalam strategi anda?
yang anda ambil melalui metode penyusunan strategi ini.
( 90 Menit)
Lembar ini adalah lembar penilaian umum Anda terhadap keseluruhan materi yang telah Anda ikuti. Pada bagian
sebelah kanan tercantum beberapa buah pernyataan yang harus Anda nilai secara jujur. Kerena itu Anda tidak perlu
mencantumkan identitas apapun pada lembar penilaian ini, sebab penilaian itu terutama bukan untuk menilai Anda,
tetapi mencari umpan balik bagi kepentingan latihan ini di masa mendatang. Untuk itu, Anda cukup melingkari salah
satu angka pada skala kontinum 0-5 disebelah kiri setiap pernyataan. Angka 0-5 itu menunjukkan taraf pencapaian,
kesesuaian dan pemahaman terhadapnya.
Jika anda merasa perlu untuk mengikuti latihan semacam ini lagi, maka topik atau masalah
apa saja yang anda rasa masih perlu ditambahkan ?
Mengapa ?
Dalam latihan ini dipergunakan berbagai jenis metoda atau cara penyajian materi latihan, sebagaimana tercantum
pada bagian sebelah kanan. Diantara berbagai jenis metoda tersebut, tentu ada yang anda anggap paling efektif
dan esien atau paling menarik dan sesuai dengan daya tangkap anda. Berilah penilaian pada skala 0-5 pada
beberapa jenis metoda tersebut :
0 1 2 3 4 5 Ceramah/Kuliah
0 1 2 3 4 5 Diskusi Kelompok
0 1 2 3 4 5 Studi Kasus
Mengapa demikian ?
Sepanjang latihan ini, anda telah ditemani oleh suatu Team Pemandu (fasilitator) Latihan. Berilah penilaian
dengan angka 0-5 pada skala kontinum di bagian kiri didepan nama setiap anggota team tersebut.
0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5
Komentar anda yang lain tentang Team Fasilitator ? (boleh ditujukan secara khusus pada salah seorang) :